Professional Documents
Culture Documents
Evaluasi Penerapan Cara Produksi Yang Baik (Good Manufacturing Practices) Dan Penyusunan Ssop Industri Lidah Buaya Di Pt. Libe Bumi Abadi
Evaluasi Penerapan Cara Produksi Yang Baik (Good Manufacturing Practices) Dan Penyusunan Ssop Industri Lidah Buaya Di Pt. Libe Bumi Abadi
Lisyanti, SE
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
SURAT PERNYATAAN
ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
Lisyanti
F052050075
LISYANTI. Evaluation of Applying Good Manufacturing Practices and
Generating SSOP for Aloe Vera Industry in PT. Libe Bumi Abadi. Under
direction of NURHENI SRI PALUPI as the chairman of the committee and
DARWIN KADARISMAN as the member.
ABSTRACT
The shortage of knowledge concerning management, marketing, and
production process and especially the lack of quality awareness, cause Small
and Medium Enterprises to be generally slow in growth. Once SMEs concern
more on the quality, consequently bargaining position in the market will be
stronger with higher selling price. One of the methods of improving quality was
by implementing Good Manufacturing Practices (GMP), which is a guide to
manufacture food by paying attention to various aspects of sanitation, whereas
Standard Sanitation Operating Procedure (SSOP) was essential to facilitate the
achieving the aims of GMP.
The objectives of this study were: (a) carried out the assessment
towards the application of GMP by PT. Libe Bumi Abadi; (2) compiled drafts of
SSOPs and checklists as the GMP application procedure; and (3) compared
inspection form of food processing means based on BPOM-Depkes, 1999 and
draft revision of the GMP inspection form (BPOM, 2005). In carrying out the
aims, the steps taken were: (1) the primary and secondary data collection, (2)
the assessment of food means using the inspection form of BPOM, 1999 and
the draft revision of GMP inspection form (BPOM, 2005); (3) the compilation
draft of SSOP revision and checklists for PT. LBA; (4) Focus Group Discussion
(FGD) to discuss and to finalize the draft of SSOP and CLs that were compiled.
The results of the assessment and observation of the GMP application
in PT. LBA using the inspection of processing means form (BPOM, 1999) was
in the category 3, resulting K (poor); whilst the outcome of the assessment
using draft revision of GMP inspection form (BPOM, 2005) was categorised in
rating III, scoring C (average). Eventhough the aims of the assessment in both
forms were basically the same, the observation showed different results. The
difference was mainly happened because of different approaches in main
aspects, the assessment method and the different calculation method.
Draft of SSOPs and the list had been compiled based on four groups:
(1) building facilities, covered: maintenance of the building and factory facilities;
(2) machine and equipments: the sanitation escort for the production machine
and the equipment; (3) personal hygiene, covered the sanitation and the
hygienic habit of manpower; and (4) pest control and the management of the
waste, covered the pest control in the process and the handling of the waste
The suggestion given were: (1) Improvement of GMP aspects: the
design of processing space, factory facilities, production equipment, and
supervision action; (2) Usage of the draft revision GMP inspection form (BPOM,
2005) for the GMP assessment, especially for SMEs, because of the clear
assessment point and easily be understood; (3) Revision and the adjustment of
draft SSOP and CLs that were compiled could be carried out and be continued
in line with the company's expansion in the scale of production, manpower, and
technology; (4) Application of internal quality control system in PT. LBA; (5)
Carrying out the development of the organisation, that is separating the division
of labour to internal affair and external affair to maximise the GMP application.
Key words: Quality, GMP, SSOP
LISYANTI. Evaluasi Penerapan Cara Produksi Yang Baik (Good
Manufacturing Practices) dan Penyusunan SSOP Industri Lidah Buaya di
PT. Libe Bumi Abadi. Di bawah bimbingan NURHENI SRI PALUPI sebagai
ketua dan DARWIN KADARISMAN sebagai anggota.
RINGKASAN
Industri kecil dan menengah biasanya sulit berkembang karena
kurangnya pengetahuan mengenai manajemen, pemasaran, proses
pengolahan dan terutama kesadaran tentang pentingnya kualitas produk yang
merupakan hal yang agak ’terabaikan’ karena memerlukan usaha lebih dalam
hal penerapannya. Bila industri kecil telah memperhatikan mutu bahan baku,
proses produksi dan produk jadi, maka dengan sendirinya posisi penawaran di
pasar akan lebih kuat dengan harga jual yang lebih tinggi. Salah satu cara
meningkatkan mutu adalah dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing
Practices), yang merupakan suatu pedoman cara memproduksi makanan
dengan memperhatikan berbagai aspek sanitasi. Untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan GMP, diperlukan SSOP (Standard Sanitation Operating
Procedure), yaitu tata cara yang digunakan industri untuk membantu mencapai
tujuan yang diharapkan program GMP.
Bertolak dari fakta tersebut dilakukan kajian dengan tujuan: (1)
melakukan penilaian terhadap penerapan CPMB/ GMP oleh PT. Libe Bumi
Abadi; (2) menyusun SSOP sebagai prosedur penerapan GMP; (3)
membandingkan formulir pemeriksaan sarana pengolahan pangan berdasarkan
BPOM-Depkes, 1999. dan draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM,
2005). Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
adalah: (1) pengumpulan data primer dan sekunder, (2) penilaian sarana
pangan dengan menggunakan formulir pemeriksaan sarana pangan (BPOM,
1999) dan draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005); (3)
penyusunan draft revisi SSOP dan daftar isian untuk PT. Libe Bumi Abadi; (4)
Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas dan menguji draft SSOP dan
daftar isian yang telah disusun. Hasil FGD menjadi acuan untuk perbaikan
SSOP.
Hasil penilaian dan pengamatan penerapan GMP di PT. Libe Bumi
Abadi dengan menggunakan formulir pemeriksaan sarana pengolahan (BPOM,
1999) dikategorikan dalam mutu 3 dengan nilai K (kurang); sedangkan hasil
penilaian dengan menggunakan draft revisi formulir pemeriksaan CPMB
(BPOM, 2005) dikategorikan dalam rating III, dengan hasil C (cukup).
Meskipun tujuan penilaian dan cara pengamatan dengan kedua formulir
tersebut pada intinya adalah sama, tetapi pengamatan menunjukkan hasil yang
berbeda. Perbedaan hasil penilaian ini terutama terjadi karena cara penilaian
dan cara perhitungan yang berbeda. Kelompok utama pada formulir
pemeriksaan sarana pengolahan (BPOM, 1999) adalah: (a) fasilitas pabrik
seperti konstruksi dan kebersihan ruang pengolahan, sanitasi dan rancangan
peralatan; (b) suplai air untuk proses produksi; (c) pengendalian hama; dan (d)
sanitasi karyawan. Kelompok utama pada draft revisi formulir pemeriksaan
CPMB (BPOM, 2005) adalah: (q) sanitasi karyawan; (b) pengendalian hama;
(c) konstruksi dan desain bangunan; (d) gudang beku; (e) sanitasi lokasi dan
lingkungan; (f) pasokan air; (g) operasional sanitasi; (h) penggunaan bahan
kimia; (i) peralatan produksi; (j) pengendalian proses produksi; dan (k) tindakan
pengawasan.
Draft revisi SSOP dan daftar isian telah disusun berdasarkan empat
kelompok yaitu: (1) Prosedur sanitasi Gedung dan fasilitas pabrik, meliputi:
semua proses perawatan gedung dan fasilitas pabrik; (2) Prosedur sanitasi
mesin dan peralatan, merupakan panduan sanitasi terhadap mesin produksi
dan alat-alat bantu di PT Libe Bumi Abadi; (3) Prosedur sanitasi tenaga kerja
adalah meliputi panduan untuk sanitasi dan kebiasaan higienis tenaga kerja;
dan (4) Prosedur pengendalian hama dan manajemen limbah/ buangan:
panduan pengendalian hama dalam proses produksi dan penanganan limbah.
Dari kajian ini, disarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Perbaikan
aspek-aspek GMP, antara lain: desain ruang pengolahan, fasilitas pabrik,
peralatan produksi, dan tindakan pengawasan; (2) Untuk penilaian sarana
pengolahan, terutama bagi IKM, disarankan untuk menggunakan draft revisi
formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005) daripada formulir pemeriksaan
sarana pengolahan (BPOM, 1999), karena poin penilaian yang lebih jelas, rinci
dan mudah dimengerti; (3) Revisi dan penyesuaian draft SSOP dan daftar isian
yang telah disusun dapat dilakukan setelah uji coba dan dilanjutkan secara
berkesinambungan sejalan dengan berkembangnya perusahaan dalam skala
produksi, tenaga kerja, maupun teknologi; (4) Disarankan kepada PT. Libe
Bumi Abadi untuk dapat menerapkan sistem pengendalian mutu internal; (5)
Untuk mengoptimalkan penerapan GMP dan SSOP, perusahaan disarankan
melakukan pengembangan organisasi, yaitu memisahkan pembagian tugas
untuk untuk urusan internal dan urusan eksternal.
Lisyanti, SE
Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk melakukan tugas penyelesaian pada
Magister Profesi
Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tugas Akhir : Evaluasi Penerapan Cara Produksi Yang Baik (Good
Manufacturing Practices) dan Penyusunan SSOP
Industri Lidah Buaya di PT. Libe Bumi Abadi
NRP : F052050075
Komisi Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui,
Dr.Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS
Penulis
RIWAYAT HIDUP
i
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Kandungan gizi rata-rata jel lidah buaya di Kalimantan Barat .................. 9
Tabel 6: Tujuh belas aspek pemeriksaan sarana produksi menurut draft revisi
formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005).......................................21
Tabel 10: Hasil penilaian dengan draft revisi formulir pemeriksaan CPMB
(BPOM, 2005) ...................................................................................40
Tabel 15: Daftar Draft SSOP dan daftar isian yang disusun untuk PT. Libe Bumi
Abadi ................................................................................................58
Tabel 16: Anggota FGD untuk SSOP PT. Libe Bumi Abadi..................................59
Tabel 17: Hasil FGD terhadap SSOP dan daftar isian yang telah disusun............60
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 7: Minuman lidah buaya dalam bentuk yang sudah dihancurkan ............28
Gambar 10: Mesin penghancur/ blender (tampak depan dan bagian dalam)........29
Gambar 19: Skema pengolahan teh hijau dengan lidah buaya ............................34
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
DAFTAR ISTILAH
Aloe Vera. (Arab, aloeh) Biasa disebut lidah buaya, tumbuhan yang
menyerupai kaktus, daunnya meruncing berbentuk taji, bagian
dalamnya bening, bersifat getas dengan tepi bergerigi.
Bahan Baku (Raw Materials). Semua bahan baku olah lidah buaya dan bahan
pencampuran lain (bila ada) yang digunakan dalam memproduksi
produk.
Bahan Kemasan (Packing Materials). Semua jenis bahan yang digunakan
dalam pengemasan produk untuk mendapatkan produk akhir..
Catatan. Records. Dokumentasi dari pengawasan aktifitas pengamatan dan
verifikasi.
CPMB. Cara Pembuatan Makanan yang Baik, disebut juga sebagai GMP
(Good Manufacturing Practices). Merupakan pedoman bagi industri
pangan bagaimana cara memproduksi makanan dan minuman yang
baik. GMP juga merupakan prasyarat utama sebelum suatu industri
pangan dapat memperoleh sertifikat HACCP (Hazard Analysis and
Critical Control Points).
Diagram Alir. Suatu penyampaian representatif dari urutan tahap atau operasi
yang digunakan dalam produksi atau pembuatan bahan pangan
tertentu.
Dokumentasi. Segala prosedur tertulis, instruksi dan pencatatan yang terjadi
dalam pembuatan dan pengawasan mutu produk.
Hama. Pest. Menunjuk kepada hewan atau serangga yang tidak diharapkan
ada karena potensi bahaya dan atau pencemaran yang dapat
ditimbulkannya.
Ketidaksesuaian. Nonconformity. Tidak memenuhi persyaratan tertentu.
Komplain. Komunikasi secara tertulis, lisan maupun elektronik yang
menyatakan kerusakan atau kekurangan yang berhubungan dengan
identitas, jumlah, ketahanan, keandalan, keamanan, keefektifan, atau
performa dari suatu produk setelah didistribusikan.
Komponen. Setiap bahan mentah, bagian, potongan, anggota, perangkat
lunak, perangkat keras, yang ditujukan sebagai bagian dari produk jadi
atau rakitan.
Mikro Organisme. Berarti ragi, kapang, bakteri, dan virus, termasuk tapi tidak
terbatas pada spesies yang mempengaruhi kesehatan secara umum.
Mutu. Karakteristik total yang mengandung kemampuan dari suatu produk
untuk memenuhi syarat keamanan dan performa produk.
Mutu, Audit. Pemeriksaan yang sistematis dan mandiri dari sistem mutu
produsen yang diadakan pada rentang waktu dan frekuensi tertentu,
untuk menetapkan apakah aktivitas sistem mutu dan hasil daripada
aktifitas tersebut memenuhi prosedur sistem mutu dan bahwa sistem ini
diterapkan secara efektif, dan prosedur tersebut sesuai dalam
memenuhi tujuan sistem mutu.
Mutu, Pengendalian. Prosedur yang terencana dan sistematis dalam
melakukan tindakan yang diperlukan agar prosedur yang benar diikuti
v
dan kriteria yang ada dipenuhi, untuk menjaga produk yang dihasilkan
tetap dalam batas/ standar mutu yang telah ditetapkan.
Pabrik. Bangunan, fasilitas, atau bagiannya yang digunakan sehubungan
dengan proses produksi, pengemasan, pelabelan, atau penanganan
bahan pangan.
Pasteurisasi. Sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh
organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, cendawan, dan
ragi. Tidak seperti sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk
membunuh seluruh mikroorganisme di makanan, tetapi untuk
mengurangi jumlah organisme, sehingga tidak lagi bisa menyebabkan
penyakit.
Pembuatan. Seperangkat kegiatan lengkap dalam produksi produk, terdiri atas
proses pengolahan dan pengawasan mutu, dari mulai pemilihan bahan
baku, tahap produksi, pengemasan dan pelepasan produk akhir untuk
didistribusikan.
Pengawasan. Monitoring. Tindakan untuk melakukan pengamatan atau
pengukuran yang berurutan dan terencana untuk mengendalikan
parameter-parameter untuk menentukan apakah CCP masih terkendali
(in-control).
Pengemasan. Bagian dari produksi yang diterapkan terhadap produk jadi untuk
mendapatkan produk akhir.
Penyimpangan. Kegagalan memenuhi suatu standar.
Potensi Bahaya. Suatu benda atau kondisi biologis, kimia atau fisik dalam
makanan yang dapat membahayakan kesehatan.
Produk. Komponen, setiap bahan yang disiapkan untuk digunakan, atau
dianggap memiliki kegunaan atau kemampuan dalam aktivitas
perbaikan atau pengubahan mutu.
Produk Akhir. Suatu produk yang telah melalui seluruh tahapan pembuatan
atau produksi lidah buaya sampai pada tahap pengemasan.
Produksi. Segala tindakan mulai dati pengolahan hingga pengemasan dalam
rangka memperoleh produk akhir.
Produsen. Setiap orang yang mendesain, memproduksi, membuat, merakit,
atau memproses barang jadi.
Prosedur Operasional Standar. SOP (Standard Operating Procedure).
Metoda tercatat mengenai pengendalian suatu praktek/ proses sesuai
dengan spesifikasi yang telah diterapkan untuk mendapatkan keluaran
(output) yang diharapkan.
Sanitasi. Pengawasan segi higienis terhadap proses, pelaksana produksi,
peralatan dan penanganan bahan, lingkungan kerja, gedung dan
fasilitas produksi; perlakuan terhadap produk pangan melalui proses
yang efektif untuk menghancurkan sel vegetatif dari mikro organisme,
tanpa mempengaruhi kemanan produk pangan tersebut.
SSOP. Standard Sanitation Operating Procedure. Prosedur atau tata cara yang
digunakan industri untuk membantu mencapai tujuan yang diharapkan
GMP. Berdasarkan asal usulnya SSOP dibagi menjadi dua yaitu berasal
dari US FDA dan US Department of Agriculture FIS (Food Safety and
Inspection Service).
vi
Tahapan. Suatu titik, operasi atau tahapan dalam rantai makanan termasuk
bahan baku dari produksi primer ke konsumsi akhir.
Tindakan Koreksi/ Perbaikan. Setiap tindakan yang harus diambil ketika hasil
pengawasan menunjukkan adanya hasil yang di luar standar atau batas
kontrol.
Tindakan Pencegahan. Pengukuran atau aktivitas yang digunakan untuk
mencegah atau menghilangkan atau mengurangi penyebab
penyimpangan atau kerusakan atau hasil yang tidak diinginkan yang
berpengaruh pada keamanan pangan.
Upaya Pengendalian. Semua tindakan dan aktivitas yang dapat digunakan
untuk mencegah atau menghilangkan potensi bahaya pada keamanan
pangan atau menguranginya hingga ke tingkat yang dapat diterima.
vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gizi yang tinggi, harga terjangkau, rasa yang lebih baik, dan aman. Bila
semua persyaratan di atas, masih ada satu kewajiban yang harus dipenuhi,
membahayakan kesehatan;
juga karena hal ini berpengaruh pada perdagangan internasional. Hal ini
negara maju karena persyaratan yang cukup berat yang diberlakukan secara
ketat.
aman antara lain: mutu bahan baku, metoda proses, kontaminasi pasca proses
dan penentuan titik kendali kritis. Unsur-unsur bahaya ini mencakup racun
biologis, hasil reaksi kimia serta kontaminasi terhadap fisik pangan, dan dapat
pangan mulai dari pertanian sampai menjadi bahan siap santap. Sistem ini
Badan Pengawas Obat dan Makanan di USA (United States - Food and
jawab produsen, pengangkut, dan banyak bagian lainnya yang turut andil
2
HACCP. Program prasyarat dikenal secara umum oleh para profesional di
pangan.
berkembang karena desain HACCP lebih ditujukan bagi industri besar (WHO,
1999).
produksi yang baik merupakan salah satu indikator bahwa sanitasi dalam
3
merupakan nilai tambah bagi perusahaan pangan untuk dapat menembus
pasar ekspor, sesuai dengan peraturan perdagangan negara tujuan. Selain itu
GMP yang sudah diterapkan dan disusun secara sistematis dalam bentuk
maupun bahan baku industri, memiliki potensi yang besar untuk diekspor
karena beragam manfaat yang dimiliki. Selain itu, lidah buaya juga memiliki
potensi untuk diproduksi secara massal dilihat dari ketersediaan bahan baku
yang kontinu. Untuk dapat meningkatkan nilai jual dan kepastian jaminan mutu,
maka industri pengolahan lidah buaya terutama sebagai produk pangan, harus
B. Tujuan
produksi yang baik dan memberikan masukan bagi peningkatan mutu produk
C. Manfaat
Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi PT.
Libe Bumi Abadi dalam menerapkan GMP dalam proses produksi dengan
4
bahan baku lidah buaya. Selain itu, dapat digunakan sebagai prasyarat untuk
penyusunan HACCP.
penilaian juga diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi industri yang
5
II. LANDASAN TEORI
Aloe atau lidah buaya berasal dari Afrika, Aloe berarti “senyawa pahit
yang bersinar”. Nama aloe berasal dari bahasa Arab alloeh yang berarti pahit,
karena cairan yang terdapat dalam daunnya terasa pahit. Tumbuhan ini
bening, bersifat getas dengan tepi bergerigi. Tanaman ini mengandung 96% air,
Lidah buaya telah lama dijuluki sebagai medical plant (tanaman obat)
atau master healing plant (tanaman penyembuh utama). Lidah buaya yang
nama Latinnya Aloe vera L. tergolong ke dalam suku Liliaceae. Lidah buaya
panas, seperti Indonesia. Ada lebih dari 500 jenis lidah buaya yang tersebar di
Lidah buaya mempunyai kandungan zat gizi yang cukup lengkap yang
diperlukan tubuh, yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E, choline, inositol dan
asam folat. Kandungan mineralnya antara lain: kalsium (Ca), magnesium (Mg),
potasium (K), sodium (Na), besi (Fe), zinc (Zn), dan kromium (Cr). Beberapa
Antioksidan ini berguna untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan
sangat berguna bagi manusia. Aloe mengandung sedikitnya tiga jenis asam
Salah satu indikator penting zat gizi dalam bahan makanan adalah
kandungan asam amino, yaitu gugus protein yang memegang peranan penting
untuk menjaga metabolisma dalam tubuh. Beberapa asam amino dalam lidah
buaya termasuk jenis esensial bagi manusia. Dari beberapa jenis lidah buaya
yang dibudidayakan, jenis Aloe barbadensis adalah yang dianggap paling kaya
gizi, sehingga jenis ini dijuluki lidah buaya sejati (Yohanes, 2005).
Karena bentuknya yang unik, kemudian juga ditanam di pot dan pekarangan
Cara menanamnya pun mudah, hanya dengan memisahkan tunas dari batang
daun induknya.
adalah: (a) daun, yang dapat digunakan langsung, baik secara tradisional
7
maupun dalam bentuk ekstrak; (b) eksudat (getah daun yang keluar bila
jel (bagian berlendir yang diperoleh dengan menyayat bagian dalam daun
oksidasi, sehingga dibutuhkan proses pengolahan lebih lanjut agar diperoleh jel
8
sebagai usaha agribisnis. Beberapa daerah terutama di Pulau Jawa dan
8.000 kg/ha dengan berat pelepah mencapai 1,5 kg dan panjang 70 cm.
seluas 20.000 ha, setara dengan produksi kira-kira 200.000 ton daun segar
Analisis zat gizi telah dilakukan pada jel lidah buaya hasil budidaya di
Kalimantan barat yaitu terhadap tanaman berusia 7-8 bulan yang ditumbuhkan
di Siantan dan Rasau Jaya. Rata-rata berat pelepah berkisar antara 0.548 -
0.728 kg. Hasil analisis zat gizi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1
(http://pemkot.pontianak.go.id/aloe/pertama.hmtl, 2006).
Kandungan
No. Zat Gizi Satuan
(per 100 gr bahan)
1 Air % 99.510
2 Lemak % 0.067
3 Karbohidrat % 0.043
4 Protein % 0.038
5 Vitamin A IU 4.594
6 Vitamin C mg 3.400
7 Total Padatan Terlarut % 0.490
lidah buaya juga dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman,
berupa sejenis jeli, minuman segar sejenis jus, nata de aloe, dawet, dodol,
selai, dan lain-lain. Makanan dan minuman hasil olahan lidah buaya sangat
kandungan zat gizi dan nongizi yang memiliki khasiat untuk mendongkrak
kesehatan.
9
Karena belum banyak industri yang mengolah lidah buaya sebagai
bahan pangan, maka pengembangan dan pemasaran lidah buaya oleh industri
kecil dan menengah bahkan bisa menembus pasar ekspor. untuk memenuhi
keamanan pangan yang dibangun atas dasar ilmiah dan memiliki jaminan mutu
pangan (FDA 2005). Untuk tujuan tersebut, cara produksi yang baik atau lebih
diterapkan dalam rangka peningkatan mutu, harga jual, dan daya saing di
pasar.
produk dengan mutu yang lebih baik meskipun harus mengeluarkan biaya yang
lebih tinggi. Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) atau lebih dikenal
1997 yang dirumuskan bersama para koalisi dari asosiasi industri perdagangan
10
Nomor 23/Men.Kes/SK/I/1978 (Thaheer, 2005).
FDA (1986) meliputi: (1) personel; (2) bangunan dan tanah; (3) operasional
sanitasi; (4) fasilitas dan pengendalian sanitasi; (5) peralatan; (6) proses
Bangunan dan tanah. Tanah atau lokasi bangunan berada harus tetap
pengendalian hama (pest control) juga termasuk dalam operasional ini. Selain
harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi antara lain: (a) persediaan air yang
cukup untuk membersihkan alat, kondisi dan suhu air tertentu dan untuk
kebersihan personel; (b) saluran pipa untuk persediaan air dan untuk
mengalirkan limbah; (c) pembuangan limbah; (d) fasilitas toilet; (e) fasilitas
pencucian tangan; (f) sampah dan kotoran harus dibuang dalam kondisi tidak
11
menyebarkan bau, kuman, ataupun memungkinkan bagi gangguan dari hewan.
dari bahan yang mudah dibersihkan dan dirawat, memiliki ketahanan terhadap
bahan yang digunakan dalam proses, dan bukan berasal dari bahan yang
kontaminasi fisik, kimia dan mikrobiologi dan juga penurunan mutu atau
kerusakan produk.
berfokus dan berakibat pada banyak aspek, baik aspek operasi pelaksanaan
12
operasi produksi maupun personel. Sedangkan SSOP merupakan prosedur
atau tata cara yang digunakan industri untuk membantu mencapai tujuan yang
menjadi 2 yaitu berasal dari: (1) US-FDA dan (2) US Department of Agriculture
FIS (Food Safety And Inspection Service) (Winarno & Surono 2004).
SSOP yang berasal dari US FDA meliputi beberapa hal berikut: (1)
sanitasi: sumber air, saluran air, pembuangan sampah, fasilitas toilet dan cuci
tangan; (6) Tempat pembuangan: tertutup rapat agar tidak menghasilkan bau
SSOP yang berasal dari FIS (Food Safety And Inspection Service)
diperlukan lima persyaratan utama yaitu: (1) Industri pangan telah memiliki
rencana tertulis untuk menjelaskan tata kerja harian selama pelaksanaan tugas
dan frekuensinya; (2) Rencana tertulis tersebut telah disetujui oleh pihak yang
berwenang dan bertanggung jawab; (3) Industri pangan telah memiliki prosedur
pra-operasional sanitasi; (4) SSOP yang ada menyatakan dengan jelas pihak
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang telah ditentukan; (5)
13
Industri menjaga arsip, laporan dan catatan yang terkait dengan pelaksanaan
tugas, temasuk koreksi, bila ada. Catatan tersebut harus dipastikan ada dan
NO PERSYARATAN
1. Persyaratan dasar
1.1. Ruang lingkup
1.2. Definisi
2. Personel
2.1. Status kesehatan dan pengendalian penyakit
2.2. Kebersihan
2.3. Pendidikan dan pelatihan
2.4. Penyeliaan
3. Bangunan dan fasilitas
3.1 Pabrik dan tanah
3.1.1. Tanah dan lokasi
3.1.2. Rancangan dan konstruksi pabrik
3.2. Operasi kebersihan
3.2.1. Perawatan umum
3.2.2. Bahan untuk pembersihan, desinfektan dan penyimpanannya
3.2.3. Pengendalian hama
3.2.4. Kebersihan permukaan yang bersentuhan dengan makanan
Penyimpanan dan penanganan kebersihan perangkat canting
3.2.5.
dan peralatan
3.3. Pengendalian fasilitas kebersihan
3.3.1. Pasokan air
3.3.2. Pemipaan
3.3.3. Pembuangan air kotor
3.3.4. Fasilitas toilet
3.3.5. Fasilitas cuci tangan
3.3.6. Pembuangan sisa dan limbah
4. Peralatan
4.1. Rancangan perangkat dan peralatan
4.2. Pemeliharaan perangkat dan peralatan
5. Pengendalian produksi dan proses
5.1. Proses dan pengendaliannya
5.1.1. Bahan baku dan tambahan lain
5.1.2. Operasi manufaktur
5.2. Penggudangan dan distribusi
6. Dokumentasi dan rekaman
14
Dalam GMP (Good Manufacturing Practices), selain memperhatikan
bahan baku dan proses, perlu diperhatikan juga pengendalian sarana produksi
15
III. METODA KAJIAN
Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi
Abadi dengan lokasi Jl. Langgar Raya No. 7 RT. 12, Rw. 05 Kelurahan Pondok
B. Tahapan Kerja
1. Pengumpulan Data
dalam produksi.
perusahaan.
Pengumpulan data
(primer dan sekunder)
Pedoman pemeriksaan
Mempelajari petunjuk teknis sarana pengolahan
pemeriksaan sarana pengolahan (Depkes dan BPOM)
(Depkes dan BPOM)
Hasil penilaian
penerapan CPMB pada
sarana pengolahan
Selesai
17
Tabel 3: Tujuh belas aspek pemeriksaan menurut formulir pemeriksaan sarana
pengolahan (BPOM, 1999)
Dalam formulir pemeriksaan, terdapat tiga kolom yang terdiri dari kolom
18
diajukan, dapat dinilai apakah bagian yang diperiksa tersebut dapat
Tabel 4:
jawaban ‘ya’.
jawaban ‘ya’.
19
(kurang) tergantung pada pengamatan pengawas.
Contoh: pada Tabel 4, hasil penilaian rata-rata dari lima butir yang
20
tercantum dalam Petunjuk Teknis Pemeriksaan Sarana Pengolahan
Tabel 6: Tujuh belas aspek pemeriksaan sarana produksi menurut draft revisi formulir
pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005)
selama penilaian.
21
Pilihan OK (kondisi yang positif) selalu ada pada setiap aspek
penyimpangan terdiri dari 4 kategori yaitu minor, major, serius dan kritis.
Keterangan/
Serius
Mayor
Minor
Kritis
OK
No Aspek yang dinilai tanggal
perbaikan
Pakaian kerja tidak dipakai
7 dengan benar dan tidak
bersih
maka diberi tanda lingkaran pada “X” yang tersedia pada kolom
penilaian.
22
berdasarkan penyimpangan (deficiency/ defect) yang ada
Tabel 8.
SSOP untuk PT. Libe Bumi Abadi disusun berdasarkan empat aspek
yaitu: (1) gedung dan fasilitas pabrik; (2) mesin dan peralatan; (3) tenaga
23
Mulai
Pengumpulan data
(primer dan sekunder)
Hasil penilaian
Identifikasi masalah penerapan CPMB pada
sarana pengolahan
dapat diterapkan
ya
Selesai
24
alat-alat bantu di PT Libe Bumi Abadi. Prosedur sanitasi tenaga kerja
Sebagai sarana/ alat untuk verifikasi SSOP, akan disusun checklist/ atau
membahas dan menguji draft SSOP dan daftar isian yang telah disusun.
sebuah topik dengan bebas dan spontan. Hasil FGD akan menjadi acuan
dilakukan uji coba penerapan SSOP terhadap proses produksi di PT. Libe
Bumi Abadi. Dari hasil uji coba, dapat dilihat keefektifan dan faktor-faktor
penyesuaian dalam SSOP dan atau daftar isian pendukung SSOP agar
25
IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Libe Bumi Abadi yang didirikan pada tanggal 28 Oktober 2005
pengolahan, pemasaran produk industri siap saji dan produk bahan baku
industri lidah buaya untuk pasar domestik dan ekspor. Pendiri perusahaan ini
adalah Ir. Suharman Wijaya Saputra, Khaerudin Jaya A., H. Asep Saepullah
perusahaan dan struktur organisasi yang masih sederhana, dengan satu orang
pemilik merangkap kepala operasional dan manajemen yaitu Ir. Suharman WS;
Kepala Pabrik
(pemilik perusahaan)
Staff / Operator
orang pekerja tetap dan 15 pekerja tidak tetap. Hari kerja adalah hari Senin –
Sabtu dengan jam kerja 08.00 – 17.00. Jika jam kerja melebihi ketentuan
diatas, maka kelebihan jam kerja akan diperhitungkan sebagai lembur dengan
ketentuan setiap 4 jam kerja setara dengan upah sebesar 1 hari kerja. Pekerja
B. Jenis Produk
dilakukan dengan cara visual/ manual. Proses dan jumlah produksi pada saat
ini masih tergantung pada pesanan, atau tidak dilakukan secara terus menerus.
Setiap hasil produksi dikirimkan kepada BBIA (Balai Besar Industri Agro) Bogor
tubuh. Produk ini diberi tambahan perasa (flavor) dan tersedia dalam
buaya dalam bentuk nata (kubus); dan (2) minuman jus dengan
minuman dengan lidah buaya dalam bentuk yang lebih halus disebut
27
minuman sari lidah buaya.
buah mahkota dewa dan ekstrak lidah buaya. Teh ini merupakan
Gambar 8.
28
dengan menyewa alat di Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan di
Gambar 6).
aman untuk produk makanan, karena stainless steel memiliki daya korosif yang
sangat rendah, mudah dibersihkan dan tidak mudah terkelupas sehingga dapat
mencegah cemaran fisik pada produk akhir. Pengupasan lidah buaya dilakukan
Gambar 10: Mesin penghancur/ blender (tampak depan dan bagian dalam)
29
Gambar 11: Penuangan produk hasil penghancuran
30
• Mesin penyaringan kasar sistem sentrifugal, merupakan mesin
dengan sari lidah buaya. Mesin ini bekerja dengan sistem sentrifugal
(Gambar 13).
(Gambar 14).
31
• Unit ultra violet. Air untuk proses dan pencucian bahan baku
32
• Mesin pembungkus kemasan/ packaging seal, berfungsi untuk
33
D. Bahan dan Proses Pengolahan
Pengadaan bahan baku lidah buaya berasal dari kebun inti (kebun
milik pabrik) dan kebun plasma (kebun kerjasama dengan petani). Pasokan
bahan baku juga didapat dari Kalimantan (Pontianak). Mutu bahan baku daun
lidah buaya ditentukan oleh tiga unsur : (1) umur daun cukup tua (lebih dari 8
bulan); (2) berat daun 0.7 – 1.0 kg per daun; dan (c) warna daun : hijau tua
Teh hijau giling Buah mahkota dewa giling Bubuk gel Aloe Vera
80% 10% 10%
Dicampur dengan
proses penyinaran
tersebut adalah: teh hijau, buah mahkota dewa dan ekstrak lidah buaya.
Teh hijau dan buah mahkota dewa tersebut digiling menjadi partikel
dicampur dengan bubuk aloe vera yang dibuat dengan cara pengeringan
34
tertentu dan dengan proses penyinaran UV selama sekitar 10 menit,
Gambar 20. Mula-mula daun lidah buaya sebagai bahan mentah disortir
menurut ukuran dan mutunya. Lalu lidah buaya hasil sortir dicuci sampai
bersih. Air yang digunakan dalam proses ini seluruhnya menggunakan air
sumur yang telah melewati alat filter dan penyinaran dengan UV.
S ortasi
N a B en zoat
P e ngh anc uran dala m b le nde r
0.05 %
P en yarin gan
G el m u rn i A loe V e ra G ula 10 %
P a steurisas i
70 - 8 0 °C , 3-5 m e nit
A lo e V e ra Ju ice
35
Lidah buaya yang telah dibersihkan kemudian dikupas untuk diambil
dagingnya; lalu daging atau jel lidah buaya ini dicuci dan direndam
dalam proses ini ditambahkan pengawet. Ampas dari lidah buaya yang
penyaringan ini adalah jus lidah buaya yang masih harus disaring untuk
jus ini dikemas dalam botol-botol yang telah dibilas dengan air hangat;
jus murni lidah buaya kemudian diberi label dan dikemas dalam karton.
lidah buaya dapat dilihat pada Gambar 21. Bahan mentah yaitu daun
lidah buaya disortir menurut ukuran dan mutunya. Setelah disortir, lidah
buaya dicuci sampai bersih dengan menggunakan air yang telah melewati
penyinaran UV. Daun lidah buaya yang bersih lalu dikupas untuk diambil
atau jel lidah buaya tersebut. Setelah proses perendaman, daging lidah
36
Daun Lidah buaya (Aloe Vera)
Sortasi
Na Benzoat
Nata de Aloe Larutan gula
0.06%
Pasteurisasi
70 - 80 °C, 3-5 menit
ini lalu dikemas manual dalam kemasan gelas plastik dan disegel dengan
37
Sisa-sisa potongan daging lidah buaya yang tidak berbentuk kubus
berkarakteristik sama dengan jus ini disebut sebagai minuman sari lidah
buaya rasa leci. Minuman ini masih mengandung daging lidah buaya,
tetapi dalam bentuk yang lebih halus dan lebih mudah diminum.
38
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
aspek ruang pengolahan dan aspek hama dalam sarana pengolahan; dan
mutu terhadap sarana pengolahan, maka nilai yang didapat oleh PT. Libe
Tabel 10: Hasil penilaian dengan draft revisi formulir pemeriksaan CPMB
(BPOM, 2005)
Jumlah penyimpangan
No Aspek penilaian
Minor Mayor Serius Kritis
1 Persepsi pimpinan dan manajemen - - - -
2 Sanitasi dan higiene karyawan - - - -
Konstruksi dan desain bangunan –
3 - - - -
umum
Konstruksi dan desain ruang
4 3 4 3 -
pengolahan
5 Kondisi gudang biasa (kering) - 1 - -
Kondisi gudang beku, dingin (apabila
6 1 - - 1
digunakan)
7 Kondisi gudang kemasan dan produk - - - -
Sanitasi lingkungan: lokasi,
8 pembuangan limbah, investasi burung, - 1 1 -
serangga, atau binatang lain
9 Fasilitas pabrik 3 2 - -
10 Pasokan air - - - -
11 Operasional sanitasi pabrik - - - -
Pencegahan binatang pengganggu/
12 - - - -
serangga dalam pabrik
13 Penggunaan bahan kimia - - - -
14 Peralatan produksi 1 - - -
Penanganan bahan baku dan bahan
15 - - - -
tambahan
16 Pengendalian proses produksi - - - -
17 Tindakan pengawasan - 1 2 -
Total Penyimpangan 8 9 6 1
40
Hasil penilaian menunjukkan total 8 penyimpangan minor, 9
Pada industri kecil ini, bangunan yang digunakan adalah bangunan yang
tidak dilapisi dengan bahan yang mudah dicuci dan mudah diperbaiki; (b)
plavon tidak dimodifikasi agar mudah dibersihkan dan tahan air; (c) tidak
atau antara dinding dan dinding; (d) ventilasi masih belum mencukupi
tenaga dan biaya; dan (f) tidak adanya fasilitas khusus untuk pencucian
tetapi belum dilakukan atau diterapkan. Hal ini dikarenakan industri ini
41
penutup lampu di ruang pengolahan, penyimpanan material dan
Tetapi bila produk tidak berada dalam keadaan terlindung atau tertutup
42
Manajemen juga memiliki tindakan pencegahan karyawan yang sakit atau
untuk bekerja. Seragam kerja, topi, dan sarung tangan untuk karyawan
antara lantai dengan dinding dan dinding dengan dinding masih bersudut
dan layak pakai. Drainase dalam kondisi bersih dan tertutup, dan air
Lantai terbuat dari bahan yang tidak mudah lepas, yaitu keramik,
terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak, tidak retak dan cat tidak
43
mengelupas atau rontok, dengan ketinggian sekitar 3 m dari lantai.
keadaan tertutup, dan bersih/ bebas dari kotoran dan hama. Sirkulasi
udara tidak terlalu baik karena hanya tersedia satu jendela kecil yang
distributor/ pelanggan.
berada di lokasi bebas banjir, jauh dari semak belukar, jauh dari debu/
Disediakan pula tempat sampah, sabun antiseptik dan tissue dalam toilet.
tersedianya alat-alat kebersihan seperti sapu, serokan dan mop/ alat pel.
44
Fasilitas yang lain adalah kotak P3K yang berisi obat-obatan dan
Pasokan Air. Dalam produksi ini tidak menggunakan air dari PAM
proses produksi, mulai dari pencucian bahan baku, pembilasan alat bantu
45
hama yaitu pemasangan alat anti kecoa, penyemprotan hama, dan
selalu dijaga.
Bahan baku yang digunakan memiliki standar dan spesifikasi yang telah
dan bahan kemasan disimpan dalam kondisi tertutup rapat dan diberi
keracunan.
menggunakan alat-alat dan mesin yang terbuat dari stainless steel atau
dan tidak mudah terkelupas. Semua alat dipastikan bersih sebelum dapat
46
menempel pada alat.
penilaian yang sama, perbedaan cara dan hasil penilaian bisa dilihat pada
Tabel 11.
Tabel 11: Perbedaan aspek penilaian pada formulir pemeriksaan sarana pengolahan
(BPOM, 1999) dan draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005)
47
Butir-butir penilaian dalam formulir pemeriksaan sarana pengolahan
untuk dapat menilai sarana pengolahan sesuai maksud dari butir-butir tersebut.
aspek penanganan limbah; dan c) aspek hama lingkungan menjadi satu aspek
pengemasan dan pelabelan, menjadi 2 aspek yang berbeda dalam draft revisi
baku dan bahan tambahan; dan b) aspek pengendalian proses produksi. Hasil
utama atau hal yang dianggap kritikal dalam proses sarana pengolahan
pangan. Perbandingan kelompok utama pada kedua formulir dapat dilihat pada
Tabel 12.
48
Tabel 12: Kelompok utama menurut formulir pemeriksaan sarana pengolahan
(BPOM, 1999) dan draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005)
49
Kelompok utama pada formulir pemeriksaan sarana pengolahan
(BPOM, 1999) menitikberatkan pada: (a) fasilitas pabrik seperti konstruksi dan
kebersihan ruang pengolahan, sanitasi dan rancangan peralatan; (b) suplai air
untuk proses produksi; (c) pengendalian hama; dan (d) sanitasi karyawan.
2005), selain aspek fasilitas pabrik, suplai air, pengendalian hama dan sanitasi
dengan menggunakan kedua formulir tersebut pada intinya adalah sama, tetapi
ini terutama terjadi karena cara penilaian dan cara perhitungan yang berbeda.
Perbedaan cara penilaian kedua formulir tersebut dapat dilihat pada Tabel 13.
draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005) mengacu pada 17 aspek
penilaian seperti tercantum pada Tabel 3 dan Tabel 6. Tetapi butir penilaian
lebih sedikit yaitu hanya 74 buah dibandingkan dengan butir penilaian pada
draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005) yang mencapai 162
buah. Hal ini mempengaruhi bobot penilaian, karena dengan jumlah butir yang
lebih sedikit, maka bobot penilaian untuk setiap butir akan lebih besar
50
Tabel 13: Perbedaan cara penilaian antara formulir pemeriksaan sarana pengolahan
(BPOM, 1999) dengan draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005)
setiap butir, tergantung pada sejauh mana hasil penilaian setiap butir memberi
51
yang lebih tinggi diberikan pada pengendalian mutu air proses daripada
mendapatkan nilai B (baik); jika hasilnya tidak sesuai dengan pernyataan, maka
1999), draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005) terdiri atas
kritis) sudah terlebih dahulu ditentukan dalam setiap butir pemeriksaan dengan
diberikannya tanda ”X” pada kolom yang telah tersedia. Apabila kondisi
lapangan sesuai dengan pernyataan negatif, maka diberi tanda pada kolom
persyaratan yang diharapkan dan diberi tanda pada kolom OK atau kondisi
positif. Bila ada butir yang tidak diberlakukan, maka diberi tanda “tb” (tidak
diberlakukan) pada kolom keterangan dan butir tersebut tidak termasuk dalam
pada draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005) juga tergolong
52
terlalu longgar, jika dilihat dari tabel hasil penilaian, jika didapati kurang dari 10
Hasil akhir penilaian mutu berbeda pada kedua formulir. Hasil penilaian
kriteria nilai mutu yaitu: 1 (baik), 2 (sedang), 3 (kurang). Mutu 1 dengan hasil
baik hanya bisa didapat bila tidak terdapat penyimpangan pada kelompok
utama. Hasil penilaian dengan draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM,
2005) dibagi atas 4 kriteria nilai mutu yaitu: A (baik sekali), B (baik), C (cukup),
revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005) relatif lebih baik daripada
mendapatkan nilai baik. Kata ’maksimum’ seharusnya diikuti oleh hanya satu
(BPOM, 1999), jika gagal mendapatkan nilai mutu tertinggi (baik), maka
perusahaan pangan akan mendapatkan nilai mutu yang lebih rendah yaitu
pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005), jika gagal mendapatkan nilai mutu tertinggi
(rating 1-baik sekali), maka selain nilai mutu cukup dan kurang, perusahaan
Kedua formulir ini membagi aspek penilaian dalan kelompok utama dan
pengolahan (BPOM, 1999), nilai mutu yang diperoleh sangat terpengaruh bila
didapati hal-hal yang harus diperbaiki pada kelompok utama. Dalam draft revisi
53
formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005), penyimpangan pada kelompok
utama digolongkan dalam penyimpangan kritis dan serius, dan total jumlah
berpengaruh pada hasil pengamatan dan tidak ada standar baku untuk
pemberian nilai B, S, atau K. Selain itu, kriteria yang ditetapkan untuk hasil
pengamatan dinilai terlalu ketat karena bila didapati 2 atau lebih penyimpangan
pada kelompok utama, hasil penilaian adalah kurang (K); nilai baik (B) hanya
bisa diperoleh bila tidak didapati penyimpangan pada kelompok utama. Bila
formulir penilaian ini diterapkan pada industri kecil atau menengah, maka akan
sulit sekali untuk mendapatkan hasil penilaian baik. Setelah meninjau ulang
formulir pemeriksaan, beberapa kriteria hanya bisa dipenuhi oleh industri besar,
2005), persepsi penilai tidak terlalu berpengaruh kepada hasil pengamatan atau
lebih obyektif, karena cara perhitungan yang lebih baku yaitu kriteria
ditentukan dalam formulir penilaian, sehingga lebih mudah bagi penilai untuk
terbagi dalam 4 kriteria lebih memberikan toleransi bagi industri kecil dan
54
dan draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005) dapat dilihat pada
Tabel 14.
55
Pada formulir pemeriksaan sarana pengolahan (BPOM, 1999), terdapat
butir yang memperoleh nilai sedang pada aspek kondisi umum sarana
pengolahan, yaitu bahwa bangunan tidak dirancang untuk tidak dimasuki oleh
kelompok utama. Pada draft revisi formulir pemeriksaan CPMB (BPOM, 2005),
mayor.
pengolahan (BPOM, 1999), sedangkan bila dinilai dengan draft revisi formulir
kurangnya ventilasi pada gudang dan tidak adanya program pemantauan untuk
56
isinya hampir sama dengan aspek hama lingkungan; memerlukan 1 perbaikan
peliharaan pada sekitar area produksi dan tidak adanya katup pada pipa
formulir pemeriksaan sarana pengolahan (BPOM, 1999) yaitu tidak adanya unit
dalam sanitasi. Perlakuan sanitasi ini dilakukan oleh masing-masing unit kerja
PT. Libe Bumi Abadi sebelumnya belum memiliki SSOP dan daftar isian
Untuk membantu PT. LBA dalam penerapan GMO, maka draft SSOP dan draft
57
sebagai kelompok utama dari 17 aspek yang tercantum pada draft revisi
formulir pemeriksaan oleh BPOM. Rincian draft SSOP dan daftar isian yang
telah disusun dapat dilihat pada Lampiran 8–21. Empat kelompok tersebut
adalah: (1) gedung dan fasilitas pabrik; (2) mesin dan peralatan; (3) tenaga
kerja; dan (4) pengendalian hama dan manajemen limbah/ buangan. Daftar
SSOP dan daftar isian yang telah disusun untuk PT. Libe Bumi Abadi dapat
Tabel 15: Daftar Draft SSOP dan daftar isian yang disusun untuk PT. Libe Bumi Abadi
Kelompok
No No. Dokumen Deskripsi
utama
SSOP Perawatan gedung dan fasilitas
1 LBA/SSOP/01
pabrik
Gedung dan CL Pembersihan halaman bagian luar
fasilitas 2 LBA/CL/01-001
pabrik
pabrik
3 LBA/CL/01-002 CL Pembersihan gudang
4 LBA/CL/01-003 CL Pembersihan kamar mandi/ toilet
5 LBA/SSOP/02 SSOP Mesin dan fasilitas produksi
Mesin dan 6 LBA/CL/02-001 CL Sanitasi dan pemeliharaan mesin
peralatan 7 LBA/CL/02-002 CL Permintaan perbaikan mesin
8 LBA/CL/02-003 CL Jadwal pemeliharaan mesin
9 LBA/SSOP/03 SSOP Tenaga kerja
CL Pemeriksaan rutin higienis tenaga
Tenaga kerja 10 LBA/CL/03-001
kerja
11 LBA/CL/03-002 CL Daftar hadir
tidak tetap (kontrak, harian, pihak ketiga yang dipekerjakan dalam lingkungan
58
melakukan sosialisasi kepada karyawan dan setiap orang yang terlibat untuk
isian yang telah disusun, dilakukan Focus Group Discussion yang merupakan
mengenai sebuah topik dengan bebas dan spontan. FGD dalam hal ini terdiri
atas beberapa orang yang ahli atau yang berpengalaman dalam penerapan
Tabel 16: Anggota FGD untuk SSOP PT. Libe Bumi Abadi
Intitusi/
Nama Jabatan/ Posisi
Organisasi
Kepala Seksi Jaringan Pemasaran
Anggota 1 DKP
Direktorat Pemasaran Dalam Negeri
Staff Direktorat Pemberdayaan
Anggota 2 DKP
Masyarakat Pesisir
Anggota 3 Pemilik pabrik PT. LBA
Anggota 4 Chewy and Deposited Area Manager PT. PVMI
ISO Document Controller and Cost
Anggota 5 PT. PVMI
Saving Engineer
Anggota 6 ISO/ HACCP Area Manager PT. PVMI
Anggota 7 Quality Control Area Manager PT. PVMI
dan daftar isian yang telah disusun agar dapat lebih lebih mudah dimengerti
oleh para pihak yang berkepentingan sehingga SSOP dan daftar isian lebih
mudah diterapkan. Penyusunan kalimat juga diatur agar tidak ada persepsi
Pada dasarnya tidak banyak dilakukan perubahan pada draft SSOP dan
59
checklist yang disusun, karena 4 aspek utama yang menjadi landasan
Tabel 17: Hasil FGD terhadap SSOP dan daftar isian yang telah disusun
perawatan gedung agar lebih aplikatif dan sesuai dengan industri kecil,
mengenai hirarki dan tanggung jawab tidak dijabarkan lebih lanjut karena
60
disusun sebagai panduan penerapan GMP.
kendala teknis antara lain: (1) produksi yang belum kontinu atau masih
tergantung order; (2) adanya beberapa perbaikan dan modifikasi mesin untuk
dapat memproduksi dengan volume yang lebih besar; dan (3) pemimpin
proses produksi.
Direktur/
Kepala Pabrik
dapat lebih fokus dan terarah dalam pengendalian proses produksi dan
manajemen administrasi.
61
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PT. Libe Bumi Abadi meskipun merupakan industri kecil yang baru
proses produksi, maka telah disusun draft SSOP dan daftar isian
secara teratur.
B. Saran
poin penilaian yang lebih jelas, rinci dan mudah dimengerti. Selain
secara jelas.
3. Revisi dan penyesuaian draft SSOP dan daftar isian yang telah
didapat bila hal ini dilakukan, antara lain: (a) menghemat biaya
urusan eksternal.
63
DAFTAR PUSTAKA
Astawan. 2006. Mari Kita Santap Lidah Buaya. Jakarta: Kompas 9 Januari
2006.
[EU] Europe United. 1993. Europe United Directive 93/43/EEC on the Hygiene
of Foodstuffs. June 14,1993.
Ika. 2005. Minuman Lidah Buaya: Minuman Ratu dan Raja. Republika: 25 April
2005.
64
Thaheer, H. 2005. Sistem Manajemen HACCP (Hazard Analysis and Critical
Control Points). PT. Bumi Aksara.
[US-FDA] United States – Food and Drug Administration. 1986. Part 110-
Federal Government Rules And Regulations For Good Manufacturing
Practices. US Department of Health and Human Services, College
Park, MD 20740.
[US-FDA] United States – Food and Drug Administration. 2005a. 21 CFR Part
110 - Current Good Manufacturing Practice In Manufacturing,
Packing, or Holding Human Food. US Department of Health and
Human Services, College Park, MD 20740..
[US-FDA] United States – Food and Drug Administration. 2005b. Food Code
2005. US Department of Health and Human Services, College Park,
MD 20740.
Winarno, F.G. dan Surono. 2004. GMP Cara Pengolahan Pangan Yang Baik.
Bogor: M-brio Press, cetakan 2.
65
Lampiran 1: Peta Lokasi PT. Libe Bumi Abadi
Lampiran 2: Denah Ruang Produksi Jus Lidah Buaya
Lampiran 3: Denah Ruang Produksi Teh Celup
Lampiran 4 : Hasil pemeriksaan sarana pengolahan makanan dan
minuman (BPOM, 1999)
1. Pemahaman perlunya
B pengawasan makanan 1. Apakah pimpinan perusahaan serta para
dan minuman manajernya memahami perlunya pengawasan
makanan dan minuman?
B
2. Kerjasama dengan
pengawas makanan 2. Apakah mereka mau bekerjasama dalam
melancarkan kegiatan pemeriksaan ini?
HASIL PENILAIAN B
B. LINGKUNGAN SARANA
PENGOLAHAN DAN KETERANGAN PEMERIKSAAN
PENGENDALIANNYA
B 1. Tanaman liar
1. Apakah lingkungan sarana pengolahan terawat
baik, bebas dari tumbuhan dan tanaman liar?
B 2. Kebersihan
2. Apakah halaman di sekitar sarana pengolahan
B 3. Tempat sampah bersih, bebas dari sampah?
3. Tersediakah tempat sampah yang cukup?
B 4. Drainase air permukaan
4. Apakah drainasi berupa selokan air cukup
tersedia di sekitar sarana pengolahan?
B 5. Tanki septik
5. Tersediakah tanki septik untuk toilet?
HASIL PENILAIAN B
B 1. Binatang pengerat
1. Apakah lingkungan sarana pengolahan bebas
dari binatang pengerat dan sejenisnya?
B 2. Serangga 2. Apakah lingkungan sarana pengolahan bebas
dari serangga seperti lalat, kecoa dan
sejenisnya?
S 3. Hewan ternak/ peliharaan
3. Apakah lingkungan sarana pengolahan bebas
dari hewan ternak atau hewan peliharaan? -
HASIL PENILAIAN B
Lampiran 4 : Hasil pemeriksaan sarana pengolahan makanan dan
minuman (BPOM, 1999) (lanjutan)
B 1. Kondisi bangunan
1. Apakah kondisi bangunan secara keseluruhan
baik?
B 2. Anti binatang pengerat
2. apakah bangunan dibuat dengan rancangan
S 3. Anti serangga tidak dimasuki binatang pengerat?
3. Apakah bangunan dibuat dengan rancangan -
B
4. Kesesuaian dengan tidak dimasuki serangga?
kegunaan
4. Apakah bangunan cukup luas untuk melakukan
B 5. Perawatan bangunan kegiatan pengolahan?
5. Apakah bangunan dirawat dengan baik?
HASIL PENILAIAN B
F. KELENGKAPAN SARANA
KETERANGAN PEMERIKSAAN
PENGOLAHAN
2. Toilet:
Tersediakah sarana toilet dalam jumlah
cukup di ruang pengolahan?
S 2. Toilet Apakah toilet terletak cukup jauh untuk
tidak mencemari ruang pengolahan? -
3. Penyinaran:
Apakah ruang pengolahan cukup terang
K 3. Penyinaran bagi karyawan untuk melakukan tugasnya
dengan baik dan teliti?
Apakah semua lampu terlindungi dengan
penutup yang aman (safety fixture)? -
4. Ventilasi:
S 4. Ventilasi
Tersediakah cukup ventilasi untuk menjaga
agar udara di dalam ruang pengolahan -
tetap segar?
Apakah ventilasi tersebut terjaga dalam
keadaan bersih, tidak berdebu atau tidak
B 5. Kotak PPPK dipenuhi sarang labah-labah?
5. Kotak PPPK:
Tersediakah kotak PPPK dalam jumlah
cukup di ruang pengolahan?
HASIL PENILAIAN S Apakah kotak PPPK tersebut berisi obat-
obatan secara lengkap?
Lampiran 4 : Hasil pemeriksaan sarana pengolahan makanan dan
minuman (BPOM, 1999) (lanjutan)
1. Limbah padat:
B
1. Penanganan limbah
padat Tersediakah unit penanganan limbah padat
seperti tempat sampah, truk sampah,
tempat pembakaran sampah tertutup
(incinerator) di area pabrik?
Apakah unit-unit ini berjalan sebagaimana
B 2. Penanganan limbah cair mestinya?
2. Limbah cair:
Tersediakah unit penanganan limbah cair
seperti unit filtrasi atau kolam aerasi di area
pabrik?
HASIL PENILAIAN B
Apakah unit-unit ini berjalan sebagaimana
mestinya?
H. SANITASI SARANA
KETERANGAN PEMERIKSAAN
PENGOLAHAN
B
1. Sarana pembersihan
pabrik 1. Sarana pembersihan pabrik:
Tersediakah unit khusus untuk mencuci dan
membersihkan sarana pengolahan?
B 2. Frekuensi Apakah unit ini berjalan sebagaimana
mestinya?
2. Apakah kegiatan pembersihan dilakukan cukup
sering untuk dapat menjaga agar ruang
B 3. Efektifitas pengolahan tetap bersih?
3. Apakah kegiatan pencucian cukup efektif dalam
menjaga agar ruang pengolahan tetap bersih?
1. Sanitasi:
B 1. Sanitasi
Apakah peralatan yang digunakan dalam
keadaan baik dan bersih?
B 2. Rancangan Apakah peralatan yang digunakan
dirancang secara higienik dan mudah
dibersihkan?
1. Sumber air:
Apakah suplai air berasal dari sumber yang
B 1. Sumber air aman?
Apakah suplai air dari sumber tersebut
jumlahnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan pencucian, pengolahan dan
penanganan limbah?
Apakah ada tindakan pengamanan
B 2. Perlakuan terhadap air terhadap sumber air?
2. Perlakuan terhadap air:
Apakah air diberi perlakuan terlebih dahulu
sebelum digunakan seperti penjernihan dan
klorinasi?
B 3. Pengujian air Apakah perlakuan terhadap air tersebut
telah memenuhi syarat untuk menghasilkan
air yang bersih?
3. Pengujian air:
Apakah ada unit yang bertugas menguji
mutu air yang digunakan di pabrik?
HASIL PENILAIAN B Apakah unit tersebut bekerja sebagaimana
mestinya?
Lampiran 4 : Hasil pemeriksaan sarana pengolahan makanan dan
minuman (BPOM, 1999) (lanjutan)
M. GUDANG BERSUHU
KETERANGAN PEMERIKSAAN
KAMAR
1. Penyusunan gudang:
B 1. Penyusunan gudang
Apakah gudang disusun teratur sehingga
barang, baik bahan baku maupun produk
menjadi mudah ditangani?
B 2. Kebersihan gudang
Apakah bahan-bahan berbahaya disimpan
tersendiri di dalam gudang khusus?
B 3. Hama binatang pengerat 2. Apakah gudang dalam keadaan bersih, bebas
dari debu, sarang labah-labah dan kotoran
lainnya?
B 4. Hama serangga 3. Apakah gudang bebas dari binatang pengerat
seperti tikus atau kotorannya?
4. Apakah gudang bebas dari serangga sepertu
HASIL PENILAIAN B
lalat, kecoa, dan sejenisnya?
O. GUDANG BAHAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN
KEMASAN
1. Bahan mentah
B 1. Bahan mentah Apakah bahan mentah ditangani secara
hati-hati sehingga terhindar dari
kontaminasi oleh mikroba, bahan
berbahaya, dan cemaran lainnya?
Apakah ada upaya untuk selalu memakai
bahan mentah yang baik mutunya?
S 2. Bahan tambahan pangan
2. Bahan tambahan pangan
Apakah ada penanganan khusus terhadap -
bahan tambahan pangan agar tidak terjadi
kesalahan dalam penggunaannya?
S 3. Proses pengolahan Apakah ada upaya untuk selalu mengecek
bahwa bahan tambahan pangan yang
digunakan termasuk yang diijinkan?
3. Proses pengolahan
Apakah proses pengolahan selalu dicek
B 4. Produk akhir agar selalu dilakukan dengan benar?
Apakah dilakukan HACCP (Hazard Analysis
and Critical Control Points) terhadap
pengolahan yang dilakukan? -
4. Produk akhir
B 5. Pengiriman
Apakah produk akhir ditangani dengan
benar sehingga terhindar dari kontaminasi
silang, baik dari mikroba, bahan berbahaya,
dan cemaran lainnya?
Apakah produk akhir selalu diuji mutunya?
HASIL PENILAIAN B
5. Apakah produk akhir didistribusikan melalui
sarana pengiriman yang memadai?
Lampiran 4 : Hasil pemeriksaan sarana pengolahan makanan dan
minuman (BPOM, 1999) (lanjutan)
Q. PENGEMASAN DAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN
PELABELAN
A. DATA UMUM
9 Pemasaran hasil ke
a Luar negeri Jenis produk Negara %
- - -
- - -
- - -
b Dalam negeri Jenis Produk %
Jus Lidah Buaya 95.00
Minuman Lidah Buaya 4.75
Teh hijau dengan Lidah Buaya 0.20
Bubuk Aloe Vera 0.05
10 Merk produk a Jus lidah buaya merek Libe
b Minuman lidah buaya merek Libe
c Minuman sari lidah buaya merek Libe
d Teh Hijau dengan lidah buaya merek Libe
e Bubuk aloe vera
11 Jumlah karyawan Laki-laki Perempuan
pengolahan administrasi pengolahan administrasi
a Tenaga tetap 3 - 2 -
b Tenaga pengolahan 8 - 7 -
c Tenaga borongan - - - -
12 Penanggung jawab
a Unit pengolahan/ pabrik ( Ada / Tidak )* Nama : Ir. Suharman Wijaya Saputra
b Produksi ( Ada / Tidak )* Nama : Ir. Suharman Wijaya Saputra
c Mutu ( Ada / Tidak )* Nama : Ir. Suharman Wijaya Saputra
d Sanitasi dan higiene ( Ada / Tidak )* Nama : Ir. Suharman Wijaya Saputra
13 Asal bahan baku a Hasil pemanenan dari perusahaan sendiri/ anak
perusahaan
Nama perusahaan :
-
Jenis/spesies bahan baku :
Aloe barbadensis
Alamat:
Banjarnegara, Purwokerto, Ciawi, Leuwiliang,
Cijeruk, Bantar Kambing
Ket: Perkebunan inti plasma.
b Hasil pembelian dari perusahaan lain
Nama perusahaan :
-
Jenis/spesies bahan baku :
-
Alamat:
-
Lampiran 5 : Hasil pemeriksaan CPMB sarana produksi pangan (BPOM,
2005) (lanjutan)
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
I. KETENTUAN UMUM
A. PIMPINAN / MANAJEMEN
Manajemen tidak mempunyai wawasan
1
tentang manajemen keamanan pangan.
X
Tidak berkeinginan bekerjasama dengan
pengawas pangan, a.l. tidak menerima
2 pengawas dengan sepenuh hati dan tidak X
mau menunjukkan data yang diperlukan
oleh pengawas.
B. SANITASI DAN HIGIENE KARYAWAN
Pembinaan karyawan
Manajemen unit pengolahan tidak memiliki
Tersedia kotak P3K
tindakan-tindakan yang efektif untuk
dengan isi lengkap;
mencegah karyawan yang diketahui
3
mengidap penyakit yang dapat
X pekerja yang sedang
sakit tidak
mengkontaminasi produk (luka, TBC,
diperbolehkan bekerja
hepatitis, tipus, dsb).
Pelatihan pekerja dalam hal sanitasi dan
4
higiene tidak cukup.
X
Tidak ada supervisor kesehatan dan
5
kebersihan karyawan.
X
Perilaku karyawan
Perilaku karyawan tidak mampu
mengurangi dan mencegah kontaminasi
baik dari mikroba dan benda asing lainnya
6 (seperti pakaian kurang lengkap dan kotor, X
meludah di ruang pengolahan, merokok,
kuku dengan cat kuku, kotor/ panjang dan
lain-lain).
Sanitasi karyawan
Disediakan seragam,
Pakaian kerja tidak dipakai dengan benar
7
dan tidak bersih.
X topi, sarung tangan dan
masker.
Tidak ada pengawasan dalam sanitasi,
pencucian tangan dan kaki sebelum masuk
8
ruang pengolahan dan setelah keluar dari
X
toilet.
Sumber infeksi
Karyawan tidak bebas dari penyakit atau
9 luka yang terbuka atau penyakit menular X
lainnya.
II. BANGUNAN DAN FASILITAS
A. KONSTRUKSI DAN DESAIN BANGUNAN - UMUM
Rancang bangun, bahan-bahan atau
10 konstruksinya menghambat program X
sanitasi.
Rancang bangun tidak sesuai dengan
11
pangan yang diproduksi.
X
Lampiran 5 : Hasil pemeriksaan CPMB sarana produksi pangan (BPOM,
2005) (lanjutan)
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
Ketinggian 3m sampai
31 Ketinggian kurang dari 2.40 m. X plafon
Penerangan
Intensitas cahaya penerangan tidak cukup
32
atau menyilaukan.
X
• Ruang pengolahan:
20 fc (220 flux).
• Tempat
pemeriksaaan 50 fc
Lampu di ruang pengolahan, penyimpanan (540 flux)
33 material dan pengemasan tidak aman • Tempat lain 10 fc
(tanpa pelindung). (110 flux)
Peralatan proses dalam
keadaan tertutup dalam
pelaksanaan proses
pengolahan
Ventilasi
Terjadi akumulasi kondensasi di atas ruang
34 pengolahan, pengemasan dan X
penyimpanan bahan.
Terdapat kapang (mold), asap dan bau
35
yang mengganggu di ruang pengolahan
X
C. GUDANG BIASA (KERING)
Tidak menggunakan tempat penyimpanan
seperti pallet, lemari, kabinet rak dan lain-
36
lain yang dibutuhkan untuk mencegah
X
kontaminasi.
Metode penyimpanan bahan berpeluang
37
terjadinya kontaminasi.
X
Fasilitas penyimpanan tidak bersih, tidak
38
saniter dan tidak dirawat dengan baik.
X
Penempatan barang tidak teratur dan tidak
dipisahkan (penyimpanan bahan
39
pengemas dan bahan-bahan lain, kimia,
X
dan bahan berbahaya lain).
Pencegahan serangga, tikus dan binatang lain
Tidak ada pengendalian untuk mencegah
40 serangga, tikus dan binatang pengganggu X
lainnya di gudang.
Pencegahan serangga, burung, tikus dan
41
binatang lain tidak efektif.
X
Ventilasi
Kurang ventilasi, hanya
42 Ventilasi tidak berfungsi dengan baik. menggunakan kipas/
baling2.
D. GUDANG BEKU, DINGIN (APABILA DIGUNAKAN)
Kontrol sanitasi
Metode penyimpanan bahan-bahan
43
berpeluang terjadinya kontaminasi.
X
Fasilitas penyimpanan tidak bersih, saniter
44
dan tidak dirawat dengan baik.
X
Lampiran 5 : Hasil pemeriksaan CPMB sarana produksi pangan (BPOM,
2005) (lanjutan)
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
III. PERALATAN
PERALATAN PRODUKSI
Sanitasi
Permukaan peralatan, wadah dan alat-alat
lain yang kontak dengan produk tidak Alat-alat produksi
115 dibuat dari bahan yang sesuai, seperti X terbuat dari stainless
halus, tahan karat, tahan air dan tahan steel.
terhadap bahan kimia.
Bahan yang terbuat dari kayu tidak dilapisi
116 dengan bahan yang tidak berbahaya dan X
atau kedap air.
Desain
Rancang bangun, konstruksi dan
penempatan peralatan serta wadah tidak
117
menjamin sanitasi dan tidak dapat
X
dibersihkan secara efektif.
Peralatan dan wadah yang masih
118
digunakan tidak dirawat dengan baik.
X
Perlengkapan monitoring suhu,
119 kelembaban, pH, dll tidak berfungsi dengan X tb
baik.
Peralatan tidak dipakai lagi
Tidak ada program pemantauan untuk
120 membuang wadah dan peralatan yang
sudah rusak/ tidak digunakan.
Kecukupan
Peralatan kebersihan tidak sesuai
121 kapasitas produksi atau tidak cukup X
tersedia.
Penyucihamaan peralatan
Botol kemasan
Tidak dilakukan penyucihamaan secara
122
efektif.
X dipasteurisasi sebelum
digunakan
IV. PRODUKSI DAN PENGENDALIAN PROSES
A. PENANGANAN BAHAN BAKU DAN BAHAN TAMBAHAN LAIN
Bahan baku
Penerimaan bahan baku tidak dilakukan
dengan baik, dan tidak terlindung dari
123
kontaminan atau pengaruh lingkungan
X
yang tidak sehat.
Spesifikasi bahan baku dan bahan
124
tambahan tidak ada
X
Tidak dilakukan pengujian mutu sebelum
125
diolah.
X
Bahan baku tidak sesuai dengan standar
126 sehingga membahayakan kesehatan X
manusia.
Pencatatan dan pemberian label tidak
127
dilakukan dengan benar.
X
Lampiran 5 : Hasil pemeriksaan CPMB sarana produksi pangan (BPOM,
2005) (lanjutan)
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
Serius
Mayor
Minor
Kritis
Keterangan/
OK
No. Aspek yang dinilai
tanggal perbaikan
1. Penyimpanan (Deficiency)
a) Penyimpangan Minor 8 penyimpangan
b) Penyimpangan Mayor 9 penyimpangan
c) Penyimpangan Serius 6 penyimpangan
d) Penyimpangan Kritis 1 penyimpangan
I. A (baik sekali)
II. B (baik)
2. Tingkat (rating) unit pengolahan
III. C (cukup)
IV. D (kurang)
E. TEMUAN PENYIMPANGAN
1. Penyimpangan administratif:
Tidak ada peringatan pencucian tangan sebelum bekerja atau setelah ke
toilet.
Tidak ada program pemantauan untuk membuang wadah dan peralatan
yang sudah rusak/ tidak digunakan.
Prosedur pelacakan dan penarikan tidak dilakukan dengan baik, teratur dan
kontinu.
2. Penyimpangan fisik:
Pertemuan antara lantai dan dinding tidak mudah dibersihkan (tidak ada
lengkungan).
Dinding tidak kedap air sampai pada ketinggian minimal 1.70 m.
Dinding terbuat dari bahan yang tidak mudah diperbaiki atau dicuci.
Konstruksi dinding tidak sesuai dengan persyaratan higiene (tidak halus,
tidak kuat, retak, cat mudah mengelupas).
Pertemuan antara dinding dan dinding tidak mudah dibersihkan (tidak ada
lengkungan).
Langit-langit/ plavon tidak bebas dari kemungkinan catnya mengelupas/
rontok atau ada kondensasi.
Langit-langit/ plavon tidak kedap air dan tidak mudah dibersihkan.
Lampu di ruang pengolahan, penyimpanan material dan pengemasan tidak
aman (tanpa pelindung).
Ventilasi tidak berfungsi dengan baik.
Ruang penyimpanan tidak dilengkapi dengan kontrol suhu,
Ruang penyimpanan produk tidak dioperasikan pada suhu yang
dipersyaratkan.
Ada tempat pemeliharaan hewan yang memungkinkan menjadi sumber
kontaminasi.
Saluran/ pembuangan dalam pabrik tidak dilengkapi dengan alat yang
mempunyai katup untuk mencegah masuknya air ke dalam pabrik.
Tidak ada tempat cuci tangan maupun bak cuci kaki.
Tempat cuci tangan dan bak cuci kaki tidak mudah dijangkau atau tidak
ditempatkan secara layak.
Fasilitas pencucian (sabun, pengering, dan lain-lain) tidak disediakan.
Peralatan pencucian tangan tidak cukup/ tidak lengkap.
Lampiran 6 : Daftar induk dokumen untuk SSOP PT. Libe Bumi Abadi
No. Dokumen:
DAFTAR INDUK DOKUMEN
LBA/DID/SSOP
Tanggal Berlaku:
STANDARD SANITATION 1 Desember 2007
OPERATING PROCEDURE
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Revisi
No No. Dokumen Deskripsi
0 1 2 3 4 5
SSOP Perawatan gedung dan
1 LBA/SSOP/01 X
fasilitas pabrik
2 LBA/SSOP/02 SSOP Mesin dan fasilitas produksi X
3 LBA/SSOP/03 SSOP Tenaga kerja X
SSOP Pengendalian hama dan
4 LBA/SSOP/04 X
manajemen limbah
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Lampiran 7 : Daftar induk dokumen untuk checklist PT. Libe Bumi Abadi
No. Dokumen:
DAFTAR INDUK DOKUMEN
LBA/DID/CL
Tanggal Berlaku:
CHECKLIST 1 Desember 2007
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Revisi
No No. Dokumen Deskripsi
0 1 2 3 4 5
CL Pembersihan halaman bagian
1 LBA/CL/01-001 X
luar pabrik
2 LBA/CL/01-002 CL Pembersihan gudang X
CL Pembersihan kamar mandi/
3 LBA/CL/01-003 X
toilet
CL Sanitasi dan pemeliharaan
4 LBA/CL/02-001 X
mesin
5 LBA/CL/02-002 CL Permintaan perbaikan mesin X
6 LBA/CL/02-003 CL Jadwal pemeliharaan mesin X
CL Pemeriksaan rutin higienis
7 LBA/CL/03-001 X
tenaga kerja
8 LBA/CL/03-002 CL Daftar hadir X
9 LBA/CL/04-001 CL Laporan pengendalian hama X
10 LBA/CL/04-002 CL Jadwal pembuangan sampah X
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Lampiran 8 : SSOP Perawatan gedung dan fasilitas pabrik
1.0. TUJUAN
Prosedur ini disusun untuk memberikan panduan untuk perawatan gedung
dan fasilitas pabrik di PT. Libe Bumi Abadi .
4.0. PROSEDUR
Prosedur ini disusun meliputi semua proses perawatan gedung dan
fasilitas pabik. Proses mencakup perawatan halaman dan bagian luar
pabrik, gedung, pelaksanaan kebersihan, fasilitas kebersihan.
04.2. Gedung
04.4.1 Fasilitas sumur dan air harus terawat dengan baik. Air
secara berkala harus dilakukan pemeriksaan mikrobiologi
dan fisik.
Lampiran 8 : SSOP Perawatan gedung dan fasilitas pabrik (lanjutan)
04.4.2 Pipa atau selang penyalur solvent, air dan kompresan air
harus terawat dengan baik.
04.4.3 Fasilitas ruang cucian dan toilet berventilasi bagi
karyawan harus disediakan cukup dengan lokasi terpisah
dari area produksi.
04.4.4 Fasilitas cuci tangan dan toilet harus terawat dengan baik
dan dibersihkan secara teratur. Sabun harus tersedia
setiap saat dan handuk (kertas/ tissue) pengering harus
sering diganti atau tersedia.
04.4.5 Pintu toilet harus selalu tertutup.
04.4.6 Saluran air pembuangan dalam gedung harus bersih dan
terawat dengan baik.
04.4.7 Tempat sampah di area produksi dan gudang harus
tertutup, sehingga tidak mengundang hama dan mikroba.
Tempat sampah harus terpelihara dengan baik dan
sampah diangkut secara teratur.
5.0. DOKUMENTASI
Prosedur ini didokumentasikan dalam bentuk berkas, disket, piranti keras
atau piranti lunak lainnya, dapat dinyatakan dalam bahasa Indonesia atau
bahasa lainnya yang kesemuanya mempunyai status dan legalitas yang
sama.
6.0. LAMPIRAN
06.1 LBA/CL/01-001 CL Pembersihan Halaman Bagian Luar Pabrik
06.2 LBA/CL/01-002 CL Pembersihan Gudang
06.3 LBA/CL/01-003 CL Pembersihan Kamar Mandi/ Toilet
Lampiran 9 : SSOP Mesin dan fasilitas produksi
1.0. TUJUAN
Prosedur ini disusun untuk memberikan panduan sanitasi mesin produksi
di PT. Libe Bumi Abadi.
4.0. PROSEDUR
04.1. Rancangan dan Konstruksi
04.2. Pembersihan
04.3. Sanitasi
5.0. DOKUMENTASI
Prosedur ini didokumentasikan dalam bentuk berkas, disket, piranti keras
atau piranti lunak lainnya, dapat dinyatakan dalam bahasa Indonesia atau
bahasa lainnya yang kesemuanya mempunyai status dan legalitas yang
sama.
6.0. LAMPIRAN
06.1 LBA/CL/02-001 CL Sanitasi dan Pemeliharaan Mesin
06.2 LBA/CL/02-002 CL Permintaan Perbaikan Mesin
06.3 LBA/CL/02-003 CL Jadwal Pemeliharaan Mesin
Lampiran 10 : SSOP Tenaga kerja
1.0. TUJUAN
Prosedur ini disusun untuk memberikan panduan sanitasi dan kebiasaan
tenaga kerja di PT. Libe Bumi Abadi.
4.0. PROSEDUR
Prosedur ini disusun meliputi semua proses sanitasi dan kebiasaan
karyawan di PT Libe Bumi Abadi.
04.1. Karyawan secara individu harus menerapkan kebiasaan hidup
bersih dan sehat.
04.2. Setiap karyawan yang terlibat langsung di dalam aktivitas produksi
harus memperoleh latihan secara tepat dalam proses manufaktur
sesuai prinsip-prinsip GMP. Perhatian khusus harus diberikan pada
karyawan yang bekerja dengan bahan-bahan berbahaya.
04.3. Karyawan harus dalam kondisi sehat untuk dapat melaksanakan
tugas dengan baik. Pemeriksaan kesehatan untuk semua karyawan
yang terlibat dalam proses produksi harus dilakukan secara teratur.
04.4. Setiap karyawan yang sedang menjalani pemeriksaan kesehatan
atau di bawah pengawasan dokter yang menunjukkan tanda-tanda
adanya penyakit menular atau hal lain yang tidak normal yang bisa
menjadi sumber pencemaran mikroba terhadap produk, bahan
kemasan dan peralatan tidak diperkenankan untuk menangani
bahan baku, bahan kimia, bahan kemasan, bahan-bahan yang
sedang diproses dan produk akhir.
Lampiran 10 : SSOP Tenaga kerja (lanjutan)
5.0. DOKUMENTASI
Prosedur ini didokumentasikan dalam bentuk berkas, disket, piranti keras
atau piranti lunak lainnya, dapat dinyatakan dalam bahasa Indonesia atau
bahasa lainnya yang kesemuanya mempunyai status dan legalitas yang
sama.
6.0. LAMPIRAN
6.1. LBA/CL/03-001 CL Pemeriksaan Rutin Higienis Tenaga Kerja
6.2. LBA/CL/03-002 CL Daftar Hadir
Lampiran 11 : SSOP Pengendalian hama dan manajemen limbah
1.0. TUJUAN
Prosedur ini disusun untuk memberikan panduan pelaksanaan
pengendalian hama (pest kontrol) dan penanganan sampah di PT. Libe
Bumi Abadi.
4.0. PROSEDUR
04.1. Pengendalian hama.
5.0. DOKUMENTASI
Prosedur ini didokumentasikan dalam bentuk berkas, disket, piranti keras
atau piranti lunak lainnya, dapat dinyatakan dalam bahasa Indonesia atau
bahasa lainnya yang kesemuanya mempunyai status dan legalitas yang
sama.
6.0. LAMPIRAN
6.1. LBA/CL/04-001 CL Laporan Pengendalian Hama
6.2. LBA/CL/04-002 CL Jadwal Pembuangan Sampah
Lampiran 12 : Checklist Pembersihan halaman bagian luar pabrik
No. Dokumen:
Daftar Isian
LBA/CL/01-001
Tanggal Berlaku:
PEMBERSIHAN HALAMAN 1 Desember 2007
BAGIAN LUAR PABRIK
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Tanggal :
Jam Verifikasi
No Nama Petugas Paraf dari
Area 1 Area 2 Area 3 Supervisor
No. Dokumen:
Daftar Isian
LBA/CL/01-002
Tanggal Berlaku:
PEMBERSIHAN GUDANG 1 Desember 2007
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Tanggal :
No. Dokumen:
Daftar Isian
LBA/CL/01-003
Tanggal Berlaku:
PEMBERSIHAN KAMAR 1 Desember 2007
MANDI/ TOILET
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Tanggal :
No. Dokumen:
Daftar Isian
LBA/CL/02-001
Tanggal Berlaku:
SANITASI DAN 1 Desember 2007
PEMELIHARAAN MESIN
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Nama
Petugas
Paraf
Pengawas
No. Dokumen:
Daftar Isian
LBA/CL/02-002
Tanggal Berlaku:
PERMINTAAN PERBAIKAN 1 Desember 2007
MESIN
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Jam :
Mesin :
Keluhan/ Bagian :
Yang Rusak
Diagnostik Teknik :
Keterangan :
No. Dokumen:
Daftar Isian
LBA/CL/02-003
Tanggal Berlaku:
JADWAL PEMELIHARAAN 1 Desember 2007
MESIN
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Periode :
Nama Mesin :
Jadwal
Tanggal Unit Mesin Perbaikan Perbaikan Keterangan
Servis Overhaul
minor Mayor
No. Dokumen:
Daftar Isian
LBA/CL/03-001
Tanggal Berlaku:
PEMERIKSAAN RUTIN 1 Desember 2007
HIGIENIS TENAGA KERJA
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Tanggal pemeriksaan
Persyaratan Kebersihan Karyawan
A. Status Kesehatan, Sakit Dan Luka
Personel yang menderita atau menunjukkan gejala penyakit
berikut (sakit kuning, diare, muntah, demam, sakit tenggorokan
1
disertai demam, infeksi kulit) harus segera melapor kepada
manajemen.
Karyawan berpenyakit menular atau memiliki luka terbuka/
2
infeksi tidak boleh bekerja di area produksi.
B. Kebersihan Pribadi
Karyawan mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik dan
1
mengeringkan tangan saat memasuki area produksi
Karyawan dengan tangan kotor tidak boleh menyentuh produk
2
terbuka.
3 Karyawan tidak memiliki kuku panjang, kotor dan bercat kuku
Karyawan menggunakan seragam kerja dengan benar dan
4
dalam keadaan bersih pada saat memasuki area produksi.
Karyawan produksi menggunakan topi sedemikian sehingga
5
menutupi rambut dan telinga.
Karyawan yang menangani produk terbuka harus
6
menggunakan masker.
C. Tingkah Laku Personal
Karyawan tidak makan, minum atau merokok di area produksi,
1 dan tidak batuk/ bersin sehingga dapat mengkontaminasi
produk terbuka.
Karyawan tidak mengenakan perhiasan apapun selama
2 bekerja di area produksi (jam tangan, cincin, gelang, anting,
kalung, gantungan kunci, dll)
Benda pribadi dan pakaian yang dipakai selain seragam kerja
3
tidak berada/ disimpan dalam area produksi.
Karyawan tidak membuang sampah sembarangan, kecuali di
4
tempat yang telah disediakan.
D. Pengunjung
Pengunjung yang memasuki area produksi mengikuti
1 ketentuan dan menggunakan seragam (topi, baju dll.) yang
telah ditetapkan.
Catatan:
a. Sampling dilakukan terhadap karyawan yang mewakili tiap departemen.
b. Score diisi dari 1 sampai 5, dengan keterangan:
(1 buruk; 2 kurang; 3 sedang; 4 cukup; 5 baik)
c. 90% dari total score, berarti berhasil. Jika kurang dari 90%, kebiasaan higiene karyawan
perlu diperbaiki.
Lampiran 19 : Checklist Daftar hadir
No. Dokumen:
Daftar Isian
LBA/CL/03-002
Tanggal Berlaku:
DAFTAR HADIR 1 Desember 2007
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Hari/ Tanggal :
Jam :
Acara/ Pertemuan :
Pembicara/ pelatih :
No.
No. Nama Bagian Paraf
Karyawan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Lampiran 20 : Checklist Laporan pengendalian hama
No. Dokumen:
Daftar Isian
LBA/CL/04-001
Tanggal Berlaku:
LAPORAN PENGENDALIAN 1 Desember 2007
HAMA
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Bulan : Petugas :
No. Dokumen:
Daftar Isian
LBA/CL/04-002
Tanggal Berlaku:
JADWAL PEMBUANGAN 1 Desember 2007
SAMPAH
PT. Libe Bumi Abadi Halaman: 1 dari 1
Dibuat oleh: Diperiksa dan disetujui oleh:
Gudang Gudang
Ruang Ruang
Area/ Kegiatan Kantor Bahan Bahan Toilet
Pengolahan Pengemasan
Baku Jadi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Tanggal
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Nama Petugas
Paraf
Pengawas
1
Lampiran 22 : Brosur PT. Libe Bumi Abad (lanjutan)
Lampiran 23 : Spesifikasi produk lidah buaya PT. Libe Bumi Abadi
Lampiran 23 : Spesifikasi produk lidah buaya PT. Libe Bumi Abadi (lanjutan)