You are on page 1of 15

P8-2A Fogler 4th Edition

g) Example 8-7. How would your answers change if the heat of reaction were three times that
given in the problem statement?

Jawab:

A  B

Informasi tambahan:

cal
 ∆ H ° Rx (298 K ) =−60.000
mol
cal
 C PA =C PB=50
mol . K
 K e =100.000 at 298 K

1. Laju Reaksi
CB
(
−r A =k C A −
Ke )
2. Equilibrium −r A =0 ; sehingga:
C Be
C Ae=
Ke
3. Stoichiometry (v = v0) sehingga:
C A0 Xe
C A 0 ( 1−X e ) =
Ke
K e (T )
X e=
1+ K e (T )
4. Equilibrium Constant
cal
∆ C P =C PB−C PA =50−50=0
mol . K
∆ H ° Rx 1 1
K e (T )=K e ( T 1) exp
[ R ( −
T1 T )]
cal
∆ H ° Rx =−60.000
mol
−60.000 1 1
K e (T )=100.000 exp
[ ( −
1,987 298 T )]
[
K e =100.000 exp −101,34 ( T −298
T )]
5. Equilibrium Conversion from Thermodynamics
−101,34 ( T −298 )

X e=
100.000exp [ T ]
−101,34 ( T −298 )
1+100.000 exp [ T ]
6. Neraca Energi
C PA (T −T 0)
X EB=
−∆ H ° Rx
50(T −298)
X EB=
60000

cal cal
Grafik 1. Perbandingan Xe dan XEB pada Kasus ∆ H ° Rx =−20.000 dan ∆ H ° Rx =−60.000
mol mol
Kesimpulan:

 Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin besar ∆𝐻RX , nilai Xe dan Xeb akan semakin kecil.
Hal ini berkaitan dengan Xe dan Xeb yang merupakan fungsi suhu dan nilainya berbanding
lurus dengan ∆𝐻RX.
 Peningkatan ∆𝐻RX juga menyebabkan peningkatan sensitivitas reaksi tersebut (ditandai
dengan Xe) terhadap suhu. Hal ini dapat terlihat pada grafik, dimana terjadi penurunan
sangat signifikan pada peningkatan suhu dari 298 K ke 350 K. Hal ini sesuai dengan asas
Le Chatelier, dimana pada reaksi yang berlangsung eksotermis, setiap peningkatan suhu
akan menggeser kesetimbangan ke arah reaktan, sehingga konversi dari reaksi tersebut
menurun.

h) Example 8-8. Describe how your answers would change if the molar flow of the methanol were
increased by a factor of 4.

Jawab:

A+B→C

Keterangan:

A = Propylene Oxide (CPA = 35 Btu/lb mol°F)

B = Water (CPB = 18 Btu/lb mol°F)

C = Propylene Glycol (CPC = 46 Btu/lb mol°F)

M = Methanol (CPM = 19,5 Btu/lb mol°F)

1. Neraca mol

F A 0−F A +r A V =0
F A0 X
V=
−r A

2. Laju reaksi

−r A =k C A

3. Stoichiometry

C A=C A 0 (1−X )

4. Combining the equation

F A0 X v0 X
V= =
k C A 0 (1− X ) k (1−X )

−E
τk τ Ae RT
X MB= =
1+τk −E
1+τ Ae RT

5. Energy Balance

X EB=
∑ θi C Pi (T −T 0 )
−[ ∆ H ° Rx ( T R ) + ∆ C P (T −T R ) ]

6. Calculations
 Heat of Reaction at T
o Btu
H A ( 68 ℉ )=−66.600
lb mol
Btu
H oB ( 68 ℉ )=−123.000
lb mol
Btu
H oC ( 68℉ )=−226.000
lb mol
∆ H oRX ( 68 ℉ )=−226.000−(−123.000 )−(−66.600)
Btu
∆ H oRX ( 68 ℉ )=−36.400 propylene oxide
lb mol
∆ C P =C PC −C PB −C PA
Btu
∆ C P =46−18−35=−7
lb mol ℉
∆ H oRX ( T )=−36.400−(7)(T −528)
 Stoichiometry
v 0=v A 0+ v M 0+ v B 0

ft 3
v 0=46,62+186,48+233,1=466,2
h
V =300 gal=40,1 ft 3
lb mol
40,1
V h lbmol
τ= = =0,092
v0 ft 3
ft 3
466,2
h
Methanol:
F M 0 287,48
θ M= = =6,686
FA 0 43
Air:
F B 0 802,8
θ B= = =18,65
FA 0 43
 Mole Balance

( 16,96 ×1012 h−1 ) ( 0,086 h ) exp −32,400


( 1,987 T )
X MB=
−32,400
1+ ( 16,96 ×10 h ) ( 0,086 h ) exp (
1,987 T )
12 −1

−16.306
1,46× 10 exp ( )
12
T
X =
MB
−16.306
1+1,46 ×10 exp ( )
12
T
 Energy Balance
∑ θ i C Pi=C PA +θ B C PB +θ M C PM
∑ θ C Pi=35+ ( 18,65 )( 18 ) +(6,686)(19,5)
Btu
∑ θ C Pi=501,07 lb mol ℉
T 0=T ∞ +∆ T mix=58 ℉ +17 ℉ =75℉ =535 ° R
T R =68 ℉=528 ° R
X EB=
∑ θi C Pi(T −T i 0)
∆ H Rx ( T R ) + ∆ C P (T −T R )
Btu
X EB =
( 501,07
lbmol ℉ )
(T−535) ℉

Btu
−[ −36.400−7(T −528) ]
lbmol
501,07(T −535)
X EB=
36.400+7( T−528)

7. Hasil Grafik
Berikut merupakan grafik yang menunjukan perbandingan antara XMB dan XEB sebelum
molar flow methanol diubah dan setelah diubah:
Kesimpulan:
 Keberadaan methanol pada reaksi tersebut menyebabkan turunnya yield, akibat methanol
tidak ikut bereaksi menghasilkan Propylene Glycol, namun turut mempengaruhi
kesetimbangan dalam reaksi tersebut. Maka mengakibatkan nilai XMB turun secara
keseluruhan.
 Berdasarkan energy balance, dimana konversi berbanding lurus dengan nilai 𝜃, dimana 𝜃
merupakan fungsi molar flow, analisis ini tidak mempertimbangkan pengaruh keberadaan
suatu senyawa dalam reaksi (apakah keberadaan senyawa tersebut mengurangi yield atau
menambah yield), sehingga sebenarnya, analisis dengan energy balance kurang cocok
untuk kasus ini. Oleh karena itu secara keseluruhan, nilai XEB naik.

i) Example 8-9. Other data show ∆HRx = -58.700 BTU/lbmol and CPA = 29 BTU/lbmol°F. How
would these values change your results? Make a plot of conversion as a function of heat
exchanger area. [0<A<200ft2].
Jawab:
Gambar 1. Hasil pada Software Polymath dengan Mengganti Nilai ∆HRx dan CPA

a) Memvariasikan nilai A

Luas Area (A) Konversi (X)


1,690E+13 0,9694
1,696E+13 0,9695
1,70E+13 0,9696

b) Memplot pada Grafik


Konversi sebgai fungsi dari luas area
0.97

0.97 0.97
0.97
Konversi (X)

0.97

0.97

0.97

0.97

0.97
1.688E+13 1.690E+13 1.692E+13 1.694E+13 1.696E+13 1.698E+13 1.700E+13 1.702E+13
Luas Area (A)

Kesimpulan:
 Semakin besar luas area pada HE, akan semakin besar konversi yang dihasilkan.
 Semakin besar luas daerah pada HE, akan semakin besar kalor yang dapat dipindahkan ke
aliran didalam HE, sehingga menyebabkan suhu semakin tinggi dan pada akhirnya
mempercepat laju reaksi.

j) Exaple 8-10. How would your results change if there is (1) a pressure drop with α = 0,08 dm-3,
(2) Reaction (1) is reversible with Kc = 10 at 450 K. (3) How would the selectivity change if Ua
is increased? Decreased?

Jawab:

Berikut ini data yang dihasilkan dengan kondisi kasus persis seperti pada soal example 8-10.
1) With a pressure drop with α = 0,08 dm-3
Dengan menggunakan software polymath, kita dapat memasukkan data sebagai berikut
yang mana telah diketahui pada Example 8-10. Namun, pada kasus ini, diminta dengan
adanya pressure drop dan α = 0,08 dm-3 . Setelah data dimasukkan, pada pilihan
Differentil Equation, data di-run sehingga muncul hasil perhitungannya dalam bentuk
table dan grafik seperti pada di bawah ini.
2) Reaction (1) is reversible with Kc = 10 at 450 K
Dengan menggunakan software polymath, kita dapat memasukkan data sebagai berikut
yang mana telah diketahui pada Example 8-10. Namun, pada kasus ini, diminta dengan
adanya pressure drop dan α = 0,08 dm-3 serta dengan reaksi 1 reversibel dan Kc = 10
pada suhu 450 K. Setelah data dimasukkan, pada pilihan Differentil Equation, data di-run
sehingga muncul hasil perhitungannya dalam bentuk table dan grafik seperti pada di
bawah ini.
3) How would the selectivity change if Ua is increased? Decreased?
Dengan menggunakan software polymath, kita dapat memasukkan data sebagai berikut
yang mana telah diketahui pada Example 8-10. Namun, pada kasus ini, diminta dengan
adanya perubahan nilai pada U ajika dinaikkan nilainya atau bahkan diturunkan. Setelah
data dimasukkan, pada pilihan Differentil Equation, data di-run sehingga muncul hasil
perhitungannya dalam bentuk table dan grafik seperti pada perhitungan sebelumnya.
Namun, untuk mempersingkat waktu, kami langsung memvariasikan nilai Ua dinaikkan
dan diturunkan kemudian melihat nilai selektivitasnya dan membuat grafik.

Ua r1a r2a Selectivity


3000 -3,18E-16 -7,38E-34 2,32E-18
3500 -2,60E-15 1,47E-31 -5,65E-17
4000 -1,87E-14 -2,40E-30 1,28E-16
4500 -1,19E-13 -9,47E-29 7,95E-16
5000 -6,82E-13 -2,97E-27 4,36E-15

You might also like