Professional Documents
Culture Documents
Timi DAFTAR TABEL DAN PERHITUNGAN
Timi DAFTAR TABEL DAN PERHITUNGAN
1.Gedung A
1 PHB 1 Buah
2. Kabel NYM 3x2,5 mm2 357 Meter SPLN/LMK
MCB
1 Buah 3x10 A, Schneider
- MCB Utama
1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 1 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 2 1 Buah 4 A, Schneider
3 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 3 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 4
- MCB Sirkit 5 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 6
4 Saklar Tunggal 21 Buah 6A, Broco Putih
5 Kotak kontak 13 Buah 200 Volt, Broco Putih
6 Fitting 27 Buah Putih
7 Lampu Pijar 12 Buah 15 Watt, Philips/setaraf
8 Lampu LED 15 Buah 25 watt, Philips/setaraf
9 Klem 2 Pack Nomor 12
10 Tedos 20 Buah Putih
11 Las doop 1 Pack 4 mm
3.Gedung C
1 PHB 3 Buah
2. Kabel NYY 3x2,5 mm2 357 Meter SPLN/LMK
MCB
1 Buah 3x6 A, Schneider
- MCB Utama
3 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 1
1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 2
4 Saklar Tunggal 21 Buah 6A, Broco Putih
5 Kotak kontak 13 Buah 200 Volt, Broco Putih
6 Fitting 27 Buah Putih
7 Lampu TL 18 Buah 36 Watt, Philips/setaraf
8 Lampu LED 15 Buah 25 watt, Philips/setaraf
9 Klem 2 Pack Nomor 12
10 Tedos 20 Buah Putih
11 Las doop 1 Pack 4 mm
12 Armatur Lampu TL 18 Buah 1x36 Watt TKO
PERHITUNGAN TEKNIS
3155
=
220
=14,34 A
Jadi MCB yang digunakan pada sirkit akhir utama adalah MCB 16 A
P
2. MCB Sirkit 1 =
V
770VA
=
220
= 3,5 A
P
3. MCB Sirkit 2 =
V
570VA
=
220
=2,59 A
P
4. MCB Sirkit 3 =
V
495 VA
=
220
=2,25 A
P
5. MCB Sirkit 4 =
V
495 VA
=
220
=2,25 A
P
6. MCB Sirkit 5 =
V
425 VA
=
220
=1,93 A
P
7. MCB Sirkit 6 =
V
400 VA
=
220
=1,8 A
Untuk penentuan MCB pada gedung B dan C juga menggunakan metode yang sama.
Khusus untuk penentuan MCB pada instalasi 3 fasa, faktor pembagi = 380 V.
a. Gedung A
Susut tegangan sirkit 1 :
Jadi jumlah susut tegangan total pada gedung A adalah ∆ u1 + ∆ u2 +∆ u3+∆ u4+
∆ u 5+∆ u 6 = 13,19 volt. Untuk perhitungan susut tegangan pada gedung B dan C
juga menggunakan metode yang sama.
E x Lx A
Rumus Kuat Penerangan , N =
∅ x LLF x Cu x n
a. Gedung B
Ex Lx A
∅=
Nx LLF x Cu x n
1.Koridor ( n=4)
8357,14
Jadi , P = = 111,42 Watt
75
2. Toilet ( n=1)
234,375
Jadi , P = = 3,125 Watt
75
Untuk perhitungan kuat penerangan ruangan lain pada gedung A, B dan C juga
menggunakan metode yang sama.
4. KHA PENGHANTAR
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
P
In =
V x cos
864
=
220 x 0,8
= 4,90 A
= 6,12 A
P = Daya (Watt)
V =Tegangan ( Volt)
I = Arus ( A)
a. Gedung A
Misal faktor daya 0,6 maka :
P
I=
V x cos Phi
3155VA
= 220VOlt x 0,6
= 23,90 A
3155VA
= 220VOlt x 0,8
= 17,92 A
260
Daya Semu ( S1) =
0,6
= 433 VA
260
Daya Semu ( S2) =
0,8
= 325 VA
Q2
C:
V xw
−175,2
:
−220 x 314
:
2,53 μF
URAIAN TEKNIS
6. Ketentuan sistem proteksi dengan mengacu kepada 3.17
1. TN-S
Pada sistem ini, jalur netral dan jalur earthing dipisahkan
(walaupun sebenarnya digabung pada power supply). Setiap device atau
panel distribusi dalam sistem earthingnya dihubungkan dengan jalur
earthing utama. Huruf tambahan S pada kode TN-S ini
berarti separated (earthing dan netral terpisah di jaringan). Sistem ini
biasa digunakan di transmisi listrik bawah tanah, dan distribusi listrik di
pabrik (yang saya terapkan di pabrik sih TN-S ini ya).
Gambar 1. Sistem TN-S
2. TN-C
Pada sistem ini, C berarti combined. Sesuai kata tersebut, di sini berarti
earthing dan netral digabungkan di jaringan. Jadi earthing device-device
dihubungkan ke jalur netral jalur distribusi utama. Sistem ini agak jarang
digunakan. Biasanya earthing dan netral ini digabungkan sebagai shield
kabel, jadi kabel yang digunaka adalah coaxial dengan jalur phase di inner
conductornya. Berdasarkan poin 3.17 pada PUIL Sistem TN-C inilah yang
digunakan untuk proyek kali ini.
3. TN-C-S
C-S berarti combined-separated. Sistem ini adalah campuran TN-C dan
TN-S. Sebagian dari sistem menganut TN-S, sebagian lagi TN-C. Bagian
upstream (dekat power supply) selalu TN-S dan downstreamnya TN-C.
Gambar 3. Sistem TN-C-S
4. TT
Di sini, huruf kedua bukanlah N, melainkan T (terra juga). Di sini artinya
earthing device masing-masing langsung ditancapkan ke tanah. Jadi tidak ada
jalur earthing di jalur distribusi sehingga earthing device tidak digabungkan
ke earthing power supply, melainkan langsung ditancap masing-masing.
Sistem ini biasa diterapkan untuk distribusi listrik rumah/gedung. Di setiap
rumah pasti ada tancapan earthing masing-masing, lalu di gardu
distribusi/trafo juga ada tancapan earthingnya. Lalu dibagian tiang listrik,
kabel earthing itu tidak ada, hanya ada phase dan netral.
1. PHB
Miniatur Circuit Breaker atau yang biasa lebih sering disebut MCB
adalah alat pengaman arus lebih. MCB ini memproteksi arus lebih yang
disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan
pendek. Dengan demikian prinsip kerjanya yaitu untuk pemutusan
hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relay arus lebih yang
membuat bekerja electromagnet seketika.
3. Penghantar
Penghantar (Conductor) ialah bahan yang dapat dipakai untuk
mengalirkan arus listrik. Dalam teknik listrik bahan yang digunakan dari
jenis logam dengan bentuk dan nama khusus, sehingga dalam pemakaiannya
mudah dibedakan. Adapun jenis kabel yang digunakan pada praktek ini
yaitu sebagai berikut :
1. Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih
atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki
lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari
kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat
dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh
ditanam.
2. Kabel NYY
4. Saklar
1. Saklar tunggal
Saklar tunggal berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu.
Pada saklar ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran
fasa dengan lampu atau alat yang lain.
Gambar 10. Saklar Tunggal beserta Simbol
5. Lampu
Tidak seperti lampu pijar dan lampu neon, lampu LED akan
menghasilkan terang sepenuhnya tanpa perlu waktu pemanasan (warm-up);
usia pakai lampu neon juga berkurang jika sering menyalakan dan
mematikan lampu. Biaya awal lampu LED umumnya lebih mahal.
Degradasi pewarna LED dan material pembungkus mengurangi keluaran
cahaya seiring waktu.
6. Kotak kontak
8. Tedos
Selain itu, pada hantaran lurus memanjang perlu dipasang kotak sambung
lurus (kotak tarik) setiap panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan
penarikan hantaran. Pada kotak tarik ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak
boleh dipotong kemudian disambung lagi.
Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak
diketahui biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor
pada saat diam memiliki momen inersia (motor dalam keadaan diam), sehingga
untuk mengalahkan momen inersia ini dibutuhkan arus yang besar.
Starter ini terdiri dari Breaker sebagai proteksi hubung singkat, Magnetik
Contactor, Over Currrent Relay dan komponen control seperti push button, MCB
dan pilot lamp. Kontrol Start dan Stop dilakukan dengan push button yang
mengontrol tegangan pada coil contactor. Sementara itu output OCR terangkai
secara serrie sehingga jika OCR trip, maka output OCR akan melepas tegangan ke
coil contactor.
8. Cara pengujian
1. Ohmeter resistans rendah
2. Pengukur resistans isolasi
3. Pengukur impedans lingkar gangguan bumi
4. Penguji GPAS
5. Pengukur resistans elektroda bumi
6. Penguji tegangan terpasang
1. Kontinuitas penghantar proteksi
2. Kontinuitas penghantar pengikat
3. Resistans isolasi
4. Isolasi yang dilaksanakan setempat
5. Proteksi dengan pemisahan
6. Proteksi dengan penghalang
7. Dan penyelungkupan
8. Polaritas
9. Resistans elektrode bumi