You are on page 1of 25

Tabel Alat dan Bahan Intalasi Listrik

1.Gedung A

No Uraian Jumlah Satuan Keterangan

1 PHB 1 Buah
2. Kabel NYM 3x2,5 mm2 357 Meter SPLN/LMK
MCB
1 Buah 3x10 A, Schneider
- MCB Utama
1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 1 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 2 1 Buah 4 A, Schneider
3 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 3 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 4
- MCB Sirkit 5 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 6
4 Saklar Tunggal 21 Buah 6A, Broco Putih
5 Kotak kontak 13 Buah 200 Volt, Broco Putih
6 Fitting 27 Buah Putih
7 Lampu Pijar 12 Buah 15 Watt, Philips/setaraf
8 Lampu LED 15 Buah 25 watt, Philips/setaraf
9 Klem 2 Pack Nomor 12
10 Tedos 20 Buah Putih
11 Las doop 1 Pack 4 mm

No Uraian Jumlah Satuan


Keterangan
1 PHB 1 Buah
2. Kabel NYM 3x2,5 mm 2
854 Meter SPLN/LMK
MCB
1 Buah 3x20 A, Schneider
- MCB Utama
1 Buah 6 A, Schneider
- MCB Sirkit 1 1 Buah 6 A, Schneider
- MCB Sirkit 2 1 Buah 4 A, Schneider
3 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 3 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 4
- MCB Sirkit 5 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 6
4 Switch Box 1 Buah 6 group
5 Saklar Tunggal 8 Buah 6A, Broco Putih
6 Kotak kontak 8 Buah 200 Volt, Broco Putih
7 Fitting 29 Buah Putih
8 Lampu TL 24 Buah 2x36 Watt, Philips/setaraf
9 Lampu LED 29 Buah 25 watt, Philips/setaraf
10 Klem 2 Pack Nomor 12
11 Tedos 20 Buah Putih
12 Las doop 1 Pack 4 mm
Philips Smart
13 Armatur lampu LED 29 Buah
Downlight/setaraf
14 Armatur lampu TL 24 Buah 2x36 Watt TKI
2. Gedung B

3.Gedung C

No Uraian Jumlah Satuan Keterangan

1 PHB 3 Buah
2. Kabel NYY 3x2,5 mm2 357 Meter SPLN/LMK
MCB
1 Buah 3x6 A, Schneider
- MCB Utama
3 1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 1
1 Buah 4 A, Schneider
- MCB Sirkit 2
4 Saklar Tunggal 21 Buah 6A, Broco Putih
5 Kotak kontak 13 Buah 200 Volt, Broco Putih
6 Fitting 27 Buah Putih
7 Lampu TL 18 Buah 36 Watt, Philips/setaraf
8 Lampu LED 15 Buah 25 watt, Philips/setaraf
9 Klem 2 Pack Nomor 12
10 Tedos 20 Buah Putih
11 Las doop 1 Pack 4 mm
12 Armatur Lampu TL 18 Buah 1x36 Watt TKO

PERHITUNGAN TEKNIS

1. Menentukan kapasistas MCB


a. Gedung A
P
1. MCB Utama =
V

3155
=
220

=14,34 A
Jadi MCB yang digunakan pada sirkit akhir utama adalah MCB 16 A

P
2. MCB Sirkit 1 =
V

770VA
=
220

= 3,5 A

Jadi MCB yang digunakan pada sirkit akhir 1 adalah MCB 4 A

P
3. MCB Sirkit 2 =
V

570VA
=
220

=2,59 A

Jadi MCB yang digunakan pada sirkit akhir 2 adalah MCB 4 A

P
4. MCB Sirkit 3 =
V

495 VA
=
220

=2,25 A

Jadi MCB yang digunakan pada sirkit akhir 3 adalah MCB 4 A

P
5. MCB Sirkit 4 =
V
495 VA
=
220

=2,25 A

Jadi MCB yang digunakan pada sirkit akhir 4 adalah MCB 4 A

P
6. MCB Sirkit 5 =
V

425 VA
=
220

=1,93 A

Jadi MCB yang digunakan pada sirkit akhir 5 adalah MCB 4 A

P
7. MCB Sirkit 6 =
V

400 VA
=
220

=1,8 A

Jadi MCB yang digunakan pada sirkit akhir 6 adalah MCB 4 A

Untuk penentuan MCB pada gedung B dan C juga menggunakan metode yang sama.
Khusus untuk penentuan MCB pada instalasi 3 fasa, faktor pembagi = 380 V.

2. Perhitungan susut/rugi tegangan

a. Gedung A
Susut tegangan sirkit 1 :

2 LxP 2 x 93 x 770 143220


∆ v1 = =
q xV x σ 2,5 x 220 x 56 30800 = 4,65 volt
=
2 LxPx 100 2 x 93 x 770 x 100 14322000
∆ u1 = q x v2 x σ
= 2,5 x (220)2 x 56 = 67760000 = 2,1 %

Susut tegangan sirkit 2 :

2 LxP 2 x 96 x 570 109440


∆ v2 = q x V x σ = 2,5 x 220 x 56 = 30800 = 3,55 volt

2 LxPx 100 2 x 96 x 570 x 100 10944000


∆ u2 = q x v2 x σ
= 2,5 x (220)2 x 56 = 67760000 = 1,61 %

Susut tegangan sirkit 3 :

2 LxP 2 x 65 x 495 64350


∆ v3 = =
q xV x σ 2,5 x 220 x 56 30800 = 2,08 volt
=

2 LxPx 100 2 x 65 x 495 x 100 6435000


∆ u3 = q x v2 x σ
= 2,5 x(220)2 x 56 = 67760000 = 0,94 %

Susut tegangan sirkit 4 :

2 LxP 2 x 55 x 495 54450


∆ v4 = =
q xV x σ 2,5 x 220 x 56 30800 = 1,76 volt
=

2 LxPx 100 2 x 55 x 495 x 100 5445000


∆ u4 = q x v2 x σ
= 2,5 x (220)2 x 56 = 67760000 = 0,80 %

Susut tegangan sirkit 5:

2 LxP 2 x 23 x 425 19550


∆ v5 = =
q xV x σ 2,5 x 220 x 56 30800 = 0,63 volt
=

2 LxPx 100 2 x 23 x 425 x 100 5445000


∆ u5 = q x v2 x σ
= 2,5 x(220)2 x 56 = 67760000 = 0,28 %

Susut tegangan sirkit 6:

2 LxP 2 x 21 x 400 16800


∆ v6 = =
q xV x σ 2,5 x 220 x 56 30800 = 0,54 volt
=
2 LxPx 100 2 x 21 x 400 x 100 1680000
∆ u6 = q x v2 x σ
= 2,5 x (220)2 x 56 = 67760000 = 0,24 %

Jadi jumlah susut tegangan total pada gedung A adalah ∆ u1 + ∆ u2 +∆ u3+∆ u4+
∆ u 5+∆ u 6 = 13,19 volt. Untuk perhitungan susut tegangan pada gedung B dan C
juga menggunakan metode yang sama.

3. PERHITUNGAN KUAT PENERANGAN

E x Lx A
Rumus Kuat Penerangan , N =
∅ x LLF x Cu x n

N = Jumlah titik lampu

E =Kuat Peneranga (lux)

L =Panjang ruangan (m)

A =Lebar ruangan (m)

n =Jumlah Lampu dalam 1 titik

LLF =Ligh Loss Factor (0,7)

Cu =Cofficient of Utilization (0,5)

Standarisasi kuat penerangan sesuai dengan PUIL

1.Perkantoran = 200-500 lux

2.Apartemen/Rumah =100-250 lux

3. Hotel = 200-400 lux


4. Rumah sakit/Sekolah = 200-800 lux

5.Basement/Toilet/Koridor/Hall/Gudang/Lobby =100-200 lux

6. Restoran/Store/Toko = 200-500 lux

a. Gedung B

Ex Lx A
∅=
Nx LLF x Cu x n

Umumnya ,1 watt = 75 Lumen

1.Koridor ( n=4)

E x Px L 200 x 3 x 19,5 11700


∅= =
N x LLF x Cu x n 4 x 0,7 x 0,5 x 1 = 1,4 = 8357,14 Lumen

8357,14
Jadi , P = = 111,42 Watt
75

2. Toilet ( n=1)

E x Px L 150 x 1,25 x 1,25 11700


∅=
N x LLF x Cu x n = 1 x 0,7 x 0,5 x 1 = 1,4 = 234,375Lumen

234,375
Jadi , P = = 3,125 Watt
75

Untuk perhitungan kuat penerangan ruangan lain pada gedung A, B dan C juga
menggunakan metode yang sama.

4. KHA PENGHANTAR

Rumus KHA Penghantar = 125% x In


P
Sedangkan Untuk mencari In adalah , In =
V x cos

Dimana :

In = Arus Nominal (A)

V = Tegangan (Volt)

cos = Faktor daya (0,8)

Untuk mencari KHA Penghantar dapat dilakukan dengan megambil


patokan pada kabel terpanjang pada proyek ini. Pada proyek ini kabel
terpanjang berada pada sirkit 1 gedung B, panjangnya yaitu 175,5 meter dan
berat bebannya sebesar 864 VA. Maka hasil KHA dari sirkit akhir 1 adalah:

P
In =
V x cos

864
=
220 x 0,8

= 4,90 A

KHA = 125% x 4,90 A

= 6,12 A

5. PERBAIKAN FAKTOR DAYA

Rumusnya adalah , P = V x I x cos

P = Daya (Watt)

V =Tegangan ( Volt)
I = Arus ( A)

cos = Faktor Daya ( 0,8)

a. Gedung A
Misal faktor daya 0,6 maka :
P
I=
V x cos Phi

3155VA
= 220VOlt x 0,6

= 23,90 A

Misal faktor daya 0,8 maka :


P
I=
V x cos Phi

3155VA
= 220VOlt x 0,8

= 17,92 A

Cos ∅ 1 = 0,6 , maka ∅ 1 = 53,13°

Cos ∅ 2= 0,8 , maka ∅ 2 = 31,79°

Daya nyata (P1) = 260 W

260
Daya Semu ( S1) =
0,6

= 433 VA

Daya reaktif ( Q1) = S1 x Sin ∅ 1 = 433 x Sin 53,13° = 346,4 VAR

Daya nyata (P2) = 260 W

260
Daya Semu ( S2) =
0,8
= 325 VA

Daya reaktif ( Q2) = S2 x Sin ∅ 2 = 305 x Sin 31,79° = 171,2 VAR

Daya reaktif yang dihilangkan (Qc) = Q2 - Q1 = 171,2 - 346,4 = -175,2 VAR

Kapasitas kapasitor untuk mendapatkan factor daya 0.8 adalah :

Q2
C:
V xw

−175,2
:
−220 x 314

:
2,53 μF

URAIAN TEKNIS
6. Ketentuan sistem proteksi dengan mengacu kepada 3.17

tabel 1. Jenis sistem pembumian berdasarkan PUIL 2000

1. TN-S
Pada sistem ini, jalur netral dan jalur earthing dipisahkan
(walaupun sebenarnya digabung pada power supply). Setiap device atau
panel distribusi dalam sistem earthingnya dihubungkan dengan jalur
earthing utama. Huruf tambahan S pada kode TN-S ini
berarti separated (earthing dan netral terpisah di jaringan). Sistem ini
biasa digunakan di transmisi listrik bawah tanah, dan distribusi listrik di
pabrik (yang saya terapkan di pabrik sih TN-S ini ya).
Gambar 1. Sistem TN-S

2. TN-C
Pada sistem ini, C berarti combined. Sesuai kata tersebut, di sini berarti
earthing dan netral digabungkan di jaringan. Jadi earthing device-device
dihubungkan ke jalur netral jalur distribusi utama. Sistem ini agak jarang
digunakan. Biasanya earthing dan netral ini digabungkan sebagai shield
kabel, jadi kabel yang digunaka adalah coaxial dengan jalur phase di inner
conductornya. Berdasarkan poin 3.17 pada PUIL Sistem TN-C inilah yang
digunakan untuk proyek kali ini.

Gambar 2. Sistem TN-C

3. TN-C-S
C-S berarti combined-separated. Sistem ini adalah campuran TN-C dan
TN-S. Sebagian dari sistem menganut TN-S, sebagian lagi TN-C. Bagian
upstream (dekat power supply) selalu TN-S dan downstreamnya TN-C.
Gambar 3. Sistem TN-C-S

4. TT
Di sini, huruf kedua bukanlah N, melainkan T (terra juga). Di sini artinya
earthing device masing-masing langsung ditancapkan ke tanah. Jadi tidak ada
jalur earthing di jalur distribusi sehingga earthing device tidak digabungkan
ke earthing power supply, melainkan langsung ditancap masing-masing.
Sistem ini biasa diterapkan untuk distribusi listrik rumah/gedung. Di setiap
rumah pasti ada tancapan earthing masing-masing, lalu di gardu
distribusi/trafo juga ada tancapan earthingnya. Lalu dibagian tiang listrik,
kabel earthing itu tidak ada, hanya ada phase dan netral.
 

Gambar 4. Sistem TN-C-S


5. IT
Sistem yang terakhir, adalah IT. Huruf I di sini berarti isolated. Ini berarti
power supply terisolasi dari earthing, alias tak ada earthingnya. Sebenarya
bisa saja ada tancapan earthing, tetapi dengan impedansi yang besar. Di
downstreamnya, device-device memiliki earthing. Earthing untuk device-
device tentunya harus memiliki tancapan sendiri karena tidak bisa
menumpang di power supply (secara power supply-nya tidak punya earthing).
Sistem ini biasa diterapkan di bagian distribusi daya atau generator.
Gambar 5. Sistem IT

7. Ketentuan teknis perlengkaan listrik yang dipasang dan cara


pemasangannya

1. PHB

Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi


listrik dari  PLN dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol
penyaluran energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang ke
PHB cabang atau  langsung melalui sirkit akhir ke beban yang berupa
beberapa  titik lampu dan melalui kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan
listrik yang berada di dalam bangunan.

Sesuai dengan kegunaan dari panel listrik, maka dalam perancangannya


harus sesuai dengan syarat dan ketentuan serta standar panel listrik yang
ada. Untuk  penempatan panel listrik hendaknya disesuaikan dengan situasi
bangunan dan terletak ditempat yang mudah dijangkau dalam memudahkan
pelayanan. Panel harus mendapatkan ruang yang cukup luas sehingga
pemeliharaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan
mudah dan aman.
Gambar 6. Simbol Panel Hubung Bagi (PHB)

Peralatan pengaman arus listrik untuk penghubung dan pemutus terdiri


dari :

1. Circuit Breaker (CB) : MCB (Miniatur Circuit Breaker), MCCB


(Mold Case Circuit Breaker), NFB (No Fuse Circuit Breaker),
ACB (Air Circuit Breaker), OCB (Oil Circuit Breaker), VCB
(Vacuum Circuit Breaker), SF6CB (Sulfur Circuit Breaker)
2. Sekering dan pemisah : Switch dan Disconnecting Switch (DS)

2. MCB (Mini circuit breaker)

Miniatur Circuit Breaker atau yang biasa lebih sering disebut MCB
adalah alat pengaman arus lebih. MCB ini memproteksi arus lebih yang
disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan
pendek. Dengan demikian prinsip kerjanya yaitu untuk pemutusan
hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relay arus lebih yang
membuat bekerja electromagnet seketika.

Bila bimetal ataupun elektromagnet bekerja, maka ini akan memutus


hubungan kontak yang terletak pada pemadam busur dan membuka saklar.
MCB untuk rumah seperti pada pengaman lebur diutamakan untuk
proteksi hubungan pendek, sehingga pemakaiannya lebih diutamakan
untuk mengamankan instalasi atau konduktor. Sedang MCB pada APP
diutamakan sebagai pembawa arus dengan karakteristik CL ( Current
Limiter ) disamping itu juga sebagai gawai pengaman arus hubung pendek
yang bekerja seketika.
Gambar 7. Miniature Circuit Breaker (MCB) beserta symbol

3. Penghantar
Penghantar (Conductor) ialah bahan yang dapat dipakai untuk
mengalirkan arus listrik. Dalam teknik listrik bahan yang digunakan dari
jenis logam dengan bentuk dan nama khusus, sehingga dalam pemakaiannya
mudah dibedakan. Adapun jenis kabel yang digunakan pada praktek ini
yaitu sebagai berikut :
1. Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih
atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki
lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari
kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat
dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh
ditanam.

Gambar 8 Kabel NYM

2. Kabel NYY

Kabel NYY adalah Kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC,


dengan inti kabel tunggal atau lebih dari satu, dengan selubung luar
PVC. Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap didalam tanah ataupun
berbagai kondisi seperti di outdoor yang dimana harus tetap diberikan
perlindungan khusus misalnya duct, pipa PVC atau pipa besi, terutam
pada aliran listrik tegangan tinggi. Kabel protodur tanpa sarung logam
instalasi bisa ditempatkan didalam dan diluar ruangan, dalam kondisi
lembab ataupun kering. Kabel jenis NYY memiliki lapisan isolasi PVC
(biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Bahan isolator
untuk jenis kabel NYY ini mempunyai kontruksi yang lebih kuat dan
kaku dibandingkan dengan jenis kabel NYM tentu saja harganya lebih
mahal dari NYM. Selain itu bahan isolator pada kabel jenis NYY ini
biasanya sudah dilengkapi dengan anti gigitan tikus.

Gambar 9 Kabel NYY

4. Saklar
1. Saklar tunggal
Saklar tunggal berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu.
Pada saklar ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran
fasa dengan lampu atau alat yang lain.
Gambar 10. Saklar Tunggal beserta Simbol

5. Lampu

Lampu memiliki defnisi alat penerangan dan pelita menurut kamus


bahasa indonesia. Ada banyak macam dari lampu dan yang dipergunakan
dalam proyek kali ini yaitu Lampu TL, Lampu Pijar dan lampu LED.
Lampu Pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filament yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filament panas tersebut
menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filament tidak
akan langsung rusak akibat teroksidasi.
Lampu TL ( Tubular Lamp ) atau Lampu Tabung yaitu jenis lampu
pelepasan gas berbentuk tabung, berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasi
ultraviolet yang ditimbulkan oleh ion gas raksa oleh lapisan fosfor dalam
tabung akan dipancarkan berupa cahaya tampak ( gejala fluorensensi ).
Elektroda yang dipasang pada ujung – ujung tabung berupa kawat lilitan
pijar dan akan menyala bila dialiri listrik.

Lampu LED adalah produk diode pancaran cahaya (LED) yang disusun


menjadi sebuah lampu. Lampu LED memiliki usia pakai dan efisiensi
listrik beberapa kali lipat lebih balik daripada lampu pijar dan tetap jauh
lebih efisien daripada lampu neon, beberapa chip bahkan dapat
menghasilkan lebih dari 300 lumen per watt. Pasar lampu LED diperkirakan
akan meningkat hingga 12 kali lipat dalam satu dekade ke depan, dari US$2
milyar diawal tahun 2014 menjadi US$25 milyar pada tahun 2023. Lampu
LED hanya butuh energi sebesar 10% dari energi yang dibutuhkan lampu
pijar.

Tidak seperti lampu pijar dan lampu neon, lampu LED akan
menghasilkan terang sepenuhnya tanpa perlu waktu pemanasan (warm-up);
usia pakai lampu neon juga berkurang jika sering menyalakan dan
mematikan lampu. Biaya awal lampu LED umumnya lebih mahal.
Degradasi pewarna LED dan material pembungkus mengurangi keluaran
cahaya seiring waktu.

Gambar 11. Jenis-jenis lampu

6. Kotak kontak

Yang dimaksud kotak kontak adalah suatu komponen yang berfungsi


sebagai tempat / terminal untuk mendapatkan arus / tegangan listrik
yang diperlukan untuk kebutuhan peralatan listrik atau alat – alat
rumah tangga seperti pesawat tv, radio, kulkas, kipas angin, setrika,
dan lain – lain.

Gambar 12. Kotak Kontak 1 phasa beserta simbol


7. Fitting
Dudukan lapu (Fitting) termasuk bahan jadi dan merupakan alat yang
berfungsi sebagai dudukan atau tempat terpasangnya bola lampu. Fitting
terdiri atas fitting duduk, fitting gantung dan fitting kedap air.

Gambar 13. Dudukan Lampu (Fitting)

8. Tedos

Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan


pipa harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk
melindungi sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang
membahayakan.

Selain itu, pada hantaran lurus memanjang perlu dipasang kotak sambung
lurus (kotak tarik) setiap panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan
penarikan hantaran. Pada kotak tarik ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak
boleh dipotong kemudian disambung lagi.

Gambar 14. jenis-jens kotak sambung


9. Motor Listrik
Motor Listrik adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik, motor listrik ini penggunaannya paling di butuhkan dalam dunia industri
dan paling banyak menimbulkan goncangan tegangan ( flicker ). Agar dapat
meminimalisir goncangan tegangan maka kita harus mengetahui diantaranya
teknik pengasutan motor listrik. Berikut merupakan metode pengasukan motor
induksi pada proyek kali ini:

a. Direct On Line starter


Direct On Line starter merupakan starting langsung. Penggunaan metoda
ini sering dilakukan untuk motor-motor a.c yang mempunyai kapasitas daya
yang kecil. Pengertian penyambungan langsung disini, motor yang akan
dijalankan langsung di swich On ke sumber tegangan jala-jala sesuai dengan
besar tegangan nominal motor. Artinya tidak perlu mengatur atau menurunkan
tegangan pada saat starting (lihat gambar).

Gambar 15 Diagram Direct On Line starter.

Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak
diketahui biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor
pada saat diam memiliki momen inersia (motor dalam keadaan diam), sehingga
untuk mengalahkan momen inersia ini dibutuhkan arus yang besar.

Starter ini terdiri dari Breaker sebagai proteksi hubung singkat, Magnetik
Contactor, Over Currrent Relay dan komponen control seperti push button, MCB
dan pilot lamp. Kontrol Start dan Stop dilakukan dengan push button yang
mengontrol tegangan pada coil contactor. Sementara itu output OCR terangkai
secara serrie sehingga jika OCR trip, maka output OCR akan melepas tegangan ke
coil contactor.

Komponen penyusun starter ini harus mempunyai ampacity yang cukup


besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian juga ukuran range
overloadnya.

b. Star Delta starter


Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3
buah contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer
untuk pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start,
starter terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar
0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan
lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati speed normal starter akan
berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik
jika saat start motor tidak terbebani dengan berat.

Gambar 16 Diagram star delta


Pada star delta starter, arus yang mengalir adalah

Dimana IDOL= Arus start langsung

8. Cara pengujian

Instrumen yang digunakan untuk pengujian instalasi listrik ialah sebagai


berikut:

1. Ohmeter resistans rendah
2. Pengukur resistans isolasi
3. Pengukur impedans lingkar gangguan bumi
4. Penguji GPAS
5. Pengukur resistans elektroda bumi
6. Penguji tegangan terpasang

Berikut merupkan urutan pengujian yang aman

Sebelum instalasi dihubungkan dengan suplai: 

1. Kontinuitas penghantar proteksi
2. Kontinuitas penghantar pengikat
3. Resistans isolasi
4. Isolasi yang dilaksanakan setempat
5. Proteksi dengan pemisahan
6. Proteksi dengan penghalang
7. Dan penyelungkupan
8.  Polaritas
9.  Resistans elektrode bumi

Sesudah instalasi dihubungkan dengan suplai:


1. Meyakini polaritas yang benar
2. Impedans lingkar gangguan bumi 
3. Bekerjanya semua sakelar, pemutus sirkit dan pemisah

9. Jadwal waktu pelaksanaan


Disarankan jadwal pemeriksaan dan pengujian berkala berbagai instalasi sbb:
1. Rumah tinggal : 5 tahun
2. Bangunan komersial : 5 tahun
3. Bangunan industri :3 tahun
4. Sekolah : 5 tahun
5. Rumah sakit : 5 tahun
6. Komplek hiburan :1 tahun
7. Agro bisnis :3 tahun
8. Penerangan darurat :3 tahun
9. Sistem alarm kebakaran :1 tahun
10. Instalasi sementara :3 bulan

You might also like