You are on page 1of 27
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DosenPengampu : Dewi Sinta Megawati, M.Sc. Begum Fauziyah, 8. DisusunOleh : Nama : Muhammad wildan baikhaiq NIM + 18930013 Kelas :B Asisten : Ahmad abdiman Kelompok 02 LABORATORIUM KIMIA FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM. MALANG. 2020 Dipindai dengan CamScanner BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat di aboratorium kimia, Gagasan dasarnya sederhana untuk dipahami, caranya beragam, mulai dari cara sederhana sampai yang agak rumit dari segi kerja dan peralatan, dan metode ini dipakai untuk setiap jenis senyawa. Metode ini pemanfaatannya secara luas untuk pemisahan analitik dan preparative (Khopkar, 2009). Teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi_ dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas) disebut kromatografi. Salah satu jenis metodekromatografi yang paling sering dipakai adalah metode kromatografi lapis tipis (kl). Kromatografi lapis tipis (kit) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan teknik kromatografi. KLT biasanya digunakan pada analisis kualitatif’ untuk untuk menentukan jumlah Komponen campuran, atau penentuan suatu zat. Schingga kit merupakan teknik analisis yang cukup mudah dan praktis. Pengerjaan kit sendiri cukup sederhana dan cepat, serta tidak membutuhkan biaya yang mahal dalam alat dan bahannya, dan ‘menggunakan sampel dengan kuantitas yang sangat kecil (Rudi, 2010). Praktikum kromatografi lapis tipis penting untuk dilakukan terutama oleh mahasiswa farmasi. Hal ini dikarenakan mahasiswa farmasi sebagai bibit tenaga Kesehatan dan ilmuwan yaitu dalam pengembangan obat. Pengembangan obat salah satunya penelitian komponen tumbuhan. Komponen tumbuhan tersebut kemudian diisolasi dan diidentifikasi Komponen bahan aktifnya yang Dipindai dengan CamScanner mengandung nilai terapeutik atau bahan berkhasiat. Salah satu metode pengidentifikasian tersebut menggunakan metode kromatografi lapis tipis. 1.2 Tujuan Tujuan praktikum kromatografi lapis tipis, yaitu: 1, Praktikan dapat menentukan kadar aspirin dalam obat analgesik dengan metode KLT. 2. Praktikan dapat memahami prinsip kerja Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dipindai dengan CamScanner BABI TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Kromatografi Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatankomponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, Komponen-komponennya akan dipisahkanantara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuransedangkan fase gerak akan melarutkan zat Komponen campuran, Komponen yang mudah tertahanpada fase diam akan tertinggal. Sedangkan Komponen yang mudah larut dalam fase gerak akanbergerak lebih cepat. (Roth, 1988). Kromatografi dalam bidang kimia merupakan sebuah teknik analisis yang digunakan untuk memisabkan sebuah campuran ataupun persenyawaan kimia (Adnan, 1997). Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi_ yang menyangkut komponen suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang mana adalah keperluan selagi gerak yang lain. Di dalam gas chromatography adalah gas mengangsur suatu cairan atau tahap keperluan padat. Di dalam cairan chromatography adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan yang lain , suatu padat, atau suatu ‘gel’ agar. Mekanisme separasi komponen mungkin adalah adsorpsi, daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan, atau mekanisme lain (David. 2001). Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran yang berdasarkan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu, Uraian mengenai kromatografi pertama kali dijelaskan oleh Michael Tswett, seorang ahli biotani Rusia yang bekerja di Universitas Warsawa. Pada saat itu, Michael Tswett melakukan pemisahan klorofil dari pigmen-pigmen Iain dari ekstrak tanaman menggunakan kromatografi kolom yang berisi dengan kalsium karbonat. Pada kromatografi, Dipindai dengan CamScanner komponen- Komponen yang akan dipisahkan berada diantara dua fase yaitu fase diam ( stationary ) dan fase bergerak ( mobile ). Fase diam adalah fase yang akan menahan Komponen campuran sedangkan fase gerak adalah fase yang akan melarutkan zat Komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal atau tidak bergerak sedangkan komponen yang mudah larut, dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (Sudarmadi, 2007). 2.1.2 Kromatografi Lapis Tipis. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui _kuantitasnya, Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya, Kromatografi lapis tipis dapat di gunakan untuk pemisahan senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik seperti lipida-lipida dan hidrokarbon yang sukar dijelaskan dengan kromatografi kertas (Kurmiawan dan Santosa, 2004), Pada hakekatnya KLT merupakan metode kromatografi cair yang meliatkan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase geraknya berupa campuran pelarut pengembang dan fasa diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair (kromatografi cair -cair), Fase diam pada KLT sering disebut penyerap walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di dalam sistem kromatografi cair-cair. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap pada KLT, contohnya silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae) dan selulosa, Silika gel merupakan penyerap paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar, 2007). Prinsip dari KLT di mana suatu analit bergerak melintasi lapisan fase diam di bawah pengaruh fase gerak, yang bergerak melalui fase diam, Semakin polar suatu senyawa fase gerak, semakin besar partisi ke dalam fase diam gel silika, semakin sedikit waktu yang dibutubkan fase gerak untuk Dipindai dengan CamScanner bergerak menyusuri plat sehingga semakin pendek jarak tempuh senyawa tersebut menaiki plat dalam waktu tertentu (Syahmani, 2017). Kromatografi_ lapis tips. (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLTmerupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbedadebgan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, padakromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaanbidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat plastik. Meskipundemikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom. (Rohman, 2007). Penentuan jumlah komponen senyawa dapat didetcksi__ dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen-komponen pada KLTdengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai _panduan untuk memisahkan Komponen kimia tersebutdengan menggunakan kolom kromatografi dan sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel daneluen yang digunakan berdasarkan basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalaukepolaraan eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT (Lenny, 2006). Api juga dapat secara langsung mencari radikal hidroksil untuk membentuk turunan 2,3- dan 2,5-dihidroksibenzoat, yang dengan sendirinya berfungsi sebagai penanda stres oksidatif, memadamkan fluks oxyradical, dan dapat mengakumulasi gugus e-amino dari residu lisin dalam protein, yang mencegah oksidasi mereka. Efek antioksidan pada protein ini mungkin penting dalam membatasi oksidasi lipoprotein dan oksidasi fibrinogen; dalam kasus terakhir, oksidasi meningkatkan pembentukan fibrin, dan asetilasi lisin meningkatkan fibrinolisis. Kemungkinan melalui kombinasi ini pada efek yang Dipindai dengan CamScanner aspirin mengurangi respon inflamasi pada pasien dengan penyakit arteri coroner (Awiry, 2000). Dipindai dengan CamScanner 22MSDs NO] NAMA BAHAN | SIFATFISIKA — KIMI MANFAAT, BAHAYA PENANGGULANGAN, 1. [Aspirin (Asam J Berwara Puth = Sehagai ' Menyebabkan |» Mata: bilass dengan ‘Asetibalisilat) fs Berhau khas senyawa tandar | iitasi pada mata | aie £15 menit ]> Muda laru dalam aie dan kalit Kuli: bias dengan ‘+ Menyebabkan | sie mengale +15, ints pada enit saluran ‘© Pemapasam: sepera ‘pernapasan baea korban ke angen terbuka ‘untuk mendapatkan oksigen 2 [wbatanol > Berbentuk cain + Schagai fase [+ Menyebobian |» Mata: bilss dengan J> Tidak berwarna serak inti pada mata | aie $15 menit j= Berbau Khas ddan kalit Kult: bilas dengan * Phnetral ‘© Monyehabkan |” sie mengale +15, intasi pada enit saluran + Pemapasam: segera pernapasan ‘awa koran ke ruangen terbuka ‘untuk mendapatkan oksigen 3. Bianolicknis [6 Berbentok cairn + Sehigaipelarut [+ Menyebaian |» Mata: bilss dengan Js Tide berwarna iritasi pada mata |" aie 415 menit = Ph=7 (nctral) ddan kulit ‘© Kolit: bias dengan © Titik leh =-117°C ‘+ Menyebabkan |” aie mengalie +15, irtasi pada nit Dipindai dengan CamScanner “alaran “> Pemapasam: segera ppernapasan ‘awa korban ke suangan terbuka ‘untuk mendaparkan oksigen NaOHOOIM |» Tidak berbau > Digunakan = Menyebabkan |» Mata :bilass dengan © Berwarna putih dalam tahapan irtasipada mata | ir +15 menit ‘© Mudab larut dalam | titra dan kit ‘© Kuli: blas dengan sie + Menyebabkan sir mengalie £15 irtast pada meni saluran ‘* Pernapasam : segera permapasan ‘awa Korban ke ‘ruangan terbuka untuk mendapatkan coksigen TndikaiorPP |» Berbentuk ean |» Sebagal > Menyehabkan |» Mata: bilass dengan © Tidak berbau indikator intasipada mata | air +15 menit © Phneteal (penanda) dan kulit ‘© Kuli: blas dengan ‘= Larut dalam air ‘yerhadap ‘© Menyebabkan sir mengalir #15 singin, air panas, sampel irtasi pada meni ‘dan dietil eter saluran ‘© Pernapasam : segera ppernapasan ‘awa Korban ke ruangan terbuka untuk mendapatkan oksigen Dipindai dengan CamScanner METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Analisi Farmasi I dengan topic percobaan Kromatografi Lpis Tipis (KLT) dilaksanakan pada hari Rabu, 15 April 2020 pukul 12.20-selesai dan BAB IIT diilaksanakan secara daring atau online. 3.1 Alat ‘Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. 2 9. 10. u. 3.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan kali ini, yaitu : Beaker glass 100ml Pengaduk Oven ‘Chamber Pipia kapiler Plat KLT F254 Pendeteksi sinar UV Hairdrayer Buret Pipet volume Kertas saring 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah Dipindai dengan CamScanner 1. Obat di pasaran merek “X™ yang menagndung aspirim I tablet 2. N-butanol secukupnya 3. Etanol secukupnya 4, NaOH 0,01M secukupnya 5. Indicator PP secukupnya 3.4 Cara Kerja SAMPEL |. Disiapkan plat KLT F254 kemudian tandai dengan pensil 1 em dari tepi bawah. Dibagi menjadi 2 lajur untuk aspirin standar dan sampel obat. |. Dilarutkan 50 mg aspirin standar dengan 0,5 mL aquadest (gunakan pipet volum), kemudian ditotolkan larutan tersebut dengan pipa kapiler padaa plat KLT sampai habis. | Ditimbang 1 tablet obat X dan hancurkan dengan mortar. Larutkan obat dalam 5 mL aquadest, kemudian disaring dengan kertas saring. Pipet 0,5 mL larutan tersebut dan ditotolkan pada plat KLT sampai habis. | Dimasukkan plat KLT dalam chamber sampai hamper mencapai batas akhir. |. Dikeringkan dengan hairdryer suhu rendah (tanpa pemanasan). iletakkan di bawah lampu UV dengan panjang _gelombang 366 nm dan diamati spot. | Dihitung nilai Rr Dipindai dengan CamScanner Dikerok spot aspirin standar dan sampel. Dilarutkan masing-masing dalam 10 mL etanol teknis. Dipisahkan filtrat dan residu. Dipindahkan filtrat ke dalam erlenmeyer dan tambahkan 50 mL. aquadest, 2 tetes indikator PP dan dititrasi dengan NaOH 0,01 N0,0IM. Ditentukan kadar aspirin HASIL, Dipindai dengan CamScanner BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengamatan 4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan No | Perlakwan Fas 1. | Disiapkan KLT F254 dan kemudian ditandai Telah disiapkan KLT F254, dengan pensil 1 em dari tepi bawah, Bagi ditandai dengan pensil 1 em menjadi 2 lajur untuk aspirin standar dan dari tepi bawah dan telah sampel obat. dibagi menjadi 2Iajur 2,_ | Dilarutkan 50 mg aspirin standar dengan 0,5 ml | Sudah dilarutkan 50 mg etanol (gunakan pipet volume), kemudian aspirin standar dengan 0,5 ditototkan larutan tersebut dengan pipa kapiler | ml etanot dan sudah pada plat KLT sampai habis. ditototkan larutan tersebut pada plat KLT sampai habis 3._ | Ditimbang 1 tablet obat X dan dihancurkan | Telah ditimbang tablet X dengan stamper. Dilarutkan obat dalam 5 ml | dan sudah dilarutkan dengan etanol, kemudian disaring dengan kertas saring. | 5 ml etanol dan sudah Dipipet 0,5 ml larutan tersebut dan dtotolkan | ditototkan larutan tersebut pada plat KLT sampai habis, pada plat KLT sampai habis Z| Dimasukkan plat KLT dalam chamber sampai | Telah dimasukkan plat hamper mencapai batas akhir. pee 5, | Dikeringkan dengan hairdryer sul rendah | Telah dikeringkan dengan (tanpa pemanasan) hairdryer %._| Diletakkan dibawah lampu UV dengan panjang | Telah diletakkan di bawah gelombang 254 nm dan 366 nm dan amati spot | lampu UV 7. | Dihitung nilai Rf Nilai Rf = 0,81 Dipindai dengan CamScanner © Nilai Rf aspirin standar _ §50em = eam = 0,8125 8._| Dikerok spot aspirin standar dan sampel. Telah dikerok aspirin stadar Dilarutkan masing ~ masing dalam 10 ml dan sampel etanol teknis. Dipisahkan filtrat dan residu 9. | Diindahkan filirat ke dalam erlenmeyer dan | Telah dipindahkan filirat tambahkan 50 mL aquadest, 2 tetes indikator | dan di tiitrasi dengan NaOH. PP dan titrasi dengan NaQH 0,01 M. (sebelum | V NaOH = 9,1 ml titrasi, lakukan standarisasi NaOH terlebih dahulu dengan asam oksalat), 10. | Ditentukan kadar aspirin Telah di tentukan kadar aspirin Kadar Aspirin = 2,67% 4.1.2. Pethitungan ¢ Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat V rata ~ rata NaOH =8,70 mi V (NaOH) xM (NaOH) = V (As. Oksalat) x M (As. Oksalat) 8,70 x M (NaOH) (0 ml x 0,01 M 10 mlx 001M M (NaOH) a M(NaOH) =0,01M __Jarak yang di tempuh sompel_ Jarak yang di tempuh fase gerak Dipindai dengan CamScanner Toe Arak yang al temp sampel © Nilai Rf aspirin sampel re 7 7 jarak yang di tempuh fase gerak 652 em "Bem = 0,815 Massa aspirin = vol NaOH hasil titrasi x kesetaraan = 8,70 ml x 0,0018016 g = 0,01567392 g massa aspirn =" perat obat Kadar aspirin x 100% 001567392 9 0.588™mg x 100% = 2,67% Atau menngunakan rumus : Y NaOH xM NaOH x Mr Aspirin. oQ05 Honea en ‘massa Toler (mo) x0.01M x 180 588 mg x100% = 2,67% 4.2. Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan pemisahan aspirin terhadap sampel X yang mengandung aspirin. Teknik pemisahan yang digunakan yaitu metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Adapun Prinsip dari pemisahan kromatografi lapis tipis adalah adanya perbedaan sifat fisik dan kimia dari senyawa yaitu Kecenderungan dari molekul untuk melarut dalam cairan (Kelarutan), kecendrungan molekul untuk menguap dan kecendrungan ‘molekul untuk melekat pada permukaan (adsorpsi, penjerapan) (Sienko, 1984) Dipindai dengan CamScanner Pemisahan dengan metode KLT (Kormatografi Lapis Tipis) terhadap sampel merk X yang mengandung aspirin menggunakan fase diam yaitu sebuah lempeng tipis yang mengandung silika gel F254 dan fase gerak N butanol yang memiliki polaritas menengah (semi polar) (Wikanta, 2012). Prinsip dari silika gel yaitu, karena bersifat sangat polar maka silika gel akan menyerap eluen dengan cara menaik. Kromatografi lapis tipis ialah metode pemisahan fisikokimia yang didasarkan pada perbedaan distribusi molekul-molekul komponen diantara dua fasa (fase gerak/eluen dan fase diamvadsorben) yang berbeda tingkat kepolarannya. Kromatografi lapis tipis merupakan bentuk kromatografi planar yang digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofob seperti lipida-lipida dan hidrokarbon (Sastrohamidjojo, 1991). Langkah pertama yang dilakukan adalah Disiapkan plat KLT F254 kemudian tandai dengan pensil 1 cm dari tepi bawah. Dibagi menjadi 2 lajur untuk aspirin standar dan sampel obat merk X yang mengadung aspirin, Selanjutnya di larutkan 50 mg aspirin standar dengan 0,5 ml aquadest menggunakan pipet volum dan totolkan larutan tersebut dengan pipa kapiler pada KLT hingga habis. Kemudian, di timbang 1 tablet obat X yang mengandung aspirin dan dihancurkan dengan mortar. Di larutkan obat tersebut dalam 5 ml aquadest. Kemudian di saring dengan kertas saring dan di pipet 0,5 ml larutan tersebut, lalu ditotolkan pada plat KLT hingga habis. Selanjutnya Dimasukkan plat KLT dalam chamber sampai chamber mencapai batas akhir dan dikeringkan dengan hairdryer suhu rendah (tanpa pemanasan). Diletakkan di bawah lampu UV dengan panjang gelombang 366 nm dan diamati spotnya, Kemudian dihitung nilai Rfnya, Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom Dipindai dengan CamScanner yang ada pada noda tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emist cahaya yang dipancarkan olch Komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian Kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak berfluororesensi pada sinar UV 366 nm. Berikut beberapa Sistem pemisahan dengan KLT dari bahan alam (Gibbons, 2006). Selanjutnya dihitung nilai RF. Spot — spot pada plat KLT dibandingkan dengan menggunakan nilai satuan tertentu yaitu Retention factor (R). Nilai RE adalah perbandingan jarak dari titik awal spot schingga sejauh spot itu berada dibandingkan dengan jarak pelarut hingga mencapai titik tertinggi yang dihitung dari titik awal yang sama (titik spot awal sebelum pengemba ngan). Spot yang bergerak mencapai bagian atas plat kromatografi mempunyai nilai R f yang lebih besar dibanding spot — spot yang bergerak hanya mencapai bagian tengah plat kromatografi. Karena spot biasanya cukup besar, maka pengukuran spot tersebut dilakukan mulai dari titik awal hingga titik tengah spot. Rumus Rf adalah (Metboki, 2018). __jarak yang di tempuh sampet Jarak yang dl tempuh fase gerak Nilai Rf adalah Konstanta untuk setiap komponen saja dalam kondisi percobaan yang identik. Tergantung sejumlah faktor (Bele dan anhuba,2011). Hasil dari perhitungan Rf ini didapatkan Rf sampel sebesar 0,815 cm dan aspirin standar sebesar 0,8125 em. Kemudian di kerok spot aspirin standar dan sampel dan dilarutkan masingmasing dalam 10 ml etanol teknis. Dipisahkan filtrat dan residu lalu filtrat dipindahkan dalam erlenmeyer dan tambahan 50 ml aquadest,2 tetes indikator PP dan di titrasi dengan NaOH 0,01 M dan ditentukan kadar aspirin. Hasil dari perhitungan kadar aspirin ini sebesar 2,67 9% dengan konsentrasi yang sama juga sebesar 2,67 9%. Dipindai dengan CamScanner BABV PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kadar aspirin pada sampel menggunakan metode KLT adalah sebnayak 2,67% dengan nilai Rf pada larutan sampel 0,815 dan pada larutan standar 0,8125. 2. Analisis dengan menggunakan KLT merupakan pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi yang ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen). Komponen kimia bergerak naik mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia tidak sama sehingga Komponen kimia dapat bergerak dengan jarak yang berbeda berdasarkan tingkat Kkepolarannya, Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan komponen-komponen kimia di dalam ekstrak. 5.2 Saran Saran untuk praktikum ini yakni agar praktikum dilakukan secara offline karena jika dilakukan secara online, praktikan tidak mempunyai pengalaman sama sekali tentang metodi yang diujikan. Dipindai dengan CamScanner DAFTAR PUSTAKA Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. ‘Yogyakarta: ANDI UGM. Awtry Erie H., and Joseph Loscalzo. 2000. Aspirin. Circulation. Vol. 101. No. 10. Bele dan anhuba,2011. An Overview On Thin Layer Chromatography. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. Vol.2.No.2 C. 2001. Gas Cromatography. London: Kogan Page. Gibbons, S$. 2006. An Intoduction to Planar Chromatography. Totowa New Jersey: Humana Press. Iskandar, Yusuf. 2007. Karakteristik Zat Metabolit Sekunder Dalam Ekstrak Bunga Krisan (Chrysanthemum Cinerariaefolium) Sebagai Bahan Pembuatan Biopestisida. Semarang: FMIPA. Khopkar, S,M. 2009. Konsep Dasar Kimia Analit Indonesia, Kurniawan Y., dan Santosa, 2004. Pengaruh JumLah Umpan dan Laju Alir Eluen Pada Pemisahan Sukrosa dari Tetes, ‘Tebu Secara Kromatografi. Jurnal IImu Dasar. Vol 5 (1) Lenny, S. 2006. Analisi Kromatografi dan Mikroskop. Bandung: ITB. Metboki, Bernadina. 2018. Identifkasi Senyawa Aktif Kulit Batang .. Jakarta: Universitas Ampupu (Eucalyptus alba Reinw. Ex. Blume) dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Fusarium moniliforme. Savana Cendana, Vol. 3. No. 1. Rohman, Abdul. 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. Graha Tmu Jakarta Roth, Herman, J., Blaschike, G. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogya Rudi, L. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Kendari: Dipindai dengan CamScanner Universitas Haluelo Sienko, Plane And Marcus. 1984. Experimental Chemistry 6 th Edition. Mc Graw Hill Book Co. Singapore. Sudarmadji, S., dkk. 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty. Syahmani, dkk. 2017. Penggunaan Kitin Sebagai Alternatif Fase Diam Kromatografi Lapis Tipis Dalam Praktikum Kimia Organik. Jurnal Vidya Karya. Vol 32. Nol Wikanta, T.,dkk. 2012. Kajian Awal Bioaktivitas Ekstrak Etanol Dan Fraksinya Dari Spons Callyspongia Sp. Terhadap Sel Lestari Tumor Hela. Jpb Perikanan. Vol. 7 No. 1 Dipindai dengan CamScanner PERHITUNGAN REAGEN 10 ml Asam Oksalat 0,01 M massa__1.000 ~ Mr “Volum mt massa 1,000 126 "10m o.o1= 12,6 = massa x 1,000 12,6 Massa = = 1.000 0.0126 g Bahan |— Disiapkan alat dan bahan |— Ditimbang Asam Oksalat 0,0126 g |— Dimasukkan kedalam beaker glass |X Ditambahkan sedikit aquadest, dillarutkan asam oksalat ad homogen |— Dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml |— Ditambahkan aquadest sampai tanda batas |— Di homogenkan Hasil 500 ml NaOH 0,01 M Bilan massa__1.000 Disiapkan atat dan bahan Mea Vou |— Ditimbang NaOH 0,2 g | Dimasukkan kedalam neaker glass Oo nn: }— Ditambahkan sedikit aquadest, 40 * 500 mi dilarutkan NaOH ad homogen | Dimasukkan kedalam labu ukur 500 ml | Ditambahkan aquadest sampai tanda 200 batas Massa=———= 0,2 | assa = 5g" O28 Dihomogenkan 200 = massa x 1,000 Hasil Dipindai dengan CamScanner PENGGUNAAN KITIN SEBAGAI ALTERNATIF FASE DIAM KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DALAM PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Syahmant Len, ila Irian, dan Noor Eifa Program Shadi Pendidan Kimia FKIP Universitas Lambung Manghurat UL Brigjen M. Hasan Basry Banjarmasin, Indonesia ‘email :syahmani@unlan.oe id Abuiract Uization of chitin ax a satiomary phase of TLC to separate the compound ‘components from plants had been caried out. The objective of this study wat to Investigate (1) the effectiveness of chitin a statomary phase in TLC to separate the compound component of plants, aud (2) composition of empounds in plant extracts that cam be seprated by. chiim. Research meth ts experiment tn laboratory. Sampling technique of plant evtract (mahogany seed, turmeric rhizome, and pandas leaf) using. random sampling techngwe, while shrimp shrimp in ts hrimp waste from Ind Manis. Banjarmasin factors. Data were “anal descriptively qualtaive, The resute showed that chitin rendemen successfully isolated from shvimp sin was 36<48% Chitin is effervely se ax an altematve to stationary phae in TLC to separate the compound components from plant sample ‘extracts mahogany seeds, pandanus leaves. and turmeric rhizomes Keywords: chitin, sutionary phase of TLC, aul separation of plant compound ‘components Absa. Telahdiluhan penelitin tentang pemanfaatan kz sebagai fase diam [KLT untuk memivohtan lompanen seine dari tambuban. Penlitan in bertjuan untuk ‘mengetaat (1) efehtivias itn sebagai fsa dia padi KLT untuk ‘memisahkan Komponen sent dari tumduban dan (2) Lomposs senso dalam ‘lata tumbuhan yang map aipisahlan leh Kin, Metale penetnan adalah laperimen di laboratoriun, Teknik pengambitan scape ekatn ranbuhan (bi ‘mahon, ipang int, lan dawn panda) menggunstan tlaik rant sampling, sedanghan Kult uang. merapakan limba Ault wun dark pubrik Ind Manis Banjarmasin. Data dianaisis secara deskrptif Kuali. Masi peneiian ‘menanjuban babe rena kt eng Berhasl diode ars lit wlan sebesar 364% Kitin cub efekif digunatan sebagai alters fos diam paula RET untuk ‘memiaahban Komponen sens dar elstak same! tumbuhan (bi Mahon dau Pandan dan rimpang Kurt) ‘Kata Kunci: kin, fase dam KLT, dan pemischan Komponen senyawa tunbuban PENDAHULUAN pethulishan, sera verfkasinya di Pendckatan—Iaboratoriam dalam lboratorium (Ricci etal, 1994). Oleh Karena pembelijaran Kimia orgaik dapat dilakukan itu diperlukan adanya relevansi materi dengan menghubungkan teoritcori dan perklishan dan praktibum agar mabasiwa rinsipprnsip yang ibevhan dalam menemuhan prinsp yung sama sclama db Dipindai dengan CamScanner 100 6 ent spt Connon Aspirin Eric H. Awtry, MD; Joseph Loscalzo, MD, PAD Gets te af ito a ee ed aagesie dung he ine of Hips, and thir amiprtic ele have Ben sopize Tor me a 200 ean Ace sae ac. ep, a itace the [ie 19 as Bve eeo teatary of fana tary condos howe. thatch apt ‘ee aot ecognied util alan 70 yeu Laer” Reseat advances in ear ksi the cea of places | the pulhohysnogy of carovnclar dene hive spared deh nests no the mechan of aton cp and he lil uly of his pet in te wenn of commen easter donde. ‘Mechanism of Action spin exes its lect primary by iseig wit he boxes of epee prsanis i- dromboxane A, (TXA),proseycin ander postage These post ‘da epee by the enya exalyed onan ‘of ancidel ach, wich bel dered rom memeane lfnp (Figure). Arachidni acid met by ‘he eneyme prostaglandin PG) Haya, wish hgh lis cyloxygene (COX) and pene acti ess inte rodecion of PGG, nd PGH, repent. POH, hee ned by specie spas, thn pala pot ands EF grentcyla and TNA allo which ‘edie specifi cellars Gly, aso refed to 36 COX, exis in 2 s- for hat have spicy of heir ain sl sequences? A igi amino so sustain the alse ‘ofthe enzyme confer sli oii fe COX SsofosThe fst str (COX) i eomsiatiey ex resin the endplasmic ecu of mos els inclading Pinelands the soe of meade pot Panis respon or orl celll anton ncading Entre acon prtecton, mann of rl oa {i vepuaio of pal acvaive and ggregtion! The cud oor (COX) i ao only preset i mat ‘mammalian cls ut aber, opal nee by lm ‘alry simula roth cies a ee he pr: hn of pntghodis tha conte to the inllamry response ‘Aspirin imparts pinay aitbumbotic es hough ‘he inion of PCHsyndaseCOX by the ineversble sceyton of pei serie met (urine $30 of COX nd serine $16 of COX-2)" ans = 170d more potent Ininhbing CON: hin COX-2" Ta the presen iin, (COX-1 i completely masta, whereas COX? cons arama it PCH at fo ISR agony faecal OS-RHETE} The end wes at eer lected ore esq of covening ain mi 0 GH a necessary ste ibe feoditinn of pet. The reolant dvtenedpriton of pound and TXA, They scons fe he theapet fets 3¢well a the Douciea of epi. rm «roca send, Mia inp he anim effect of prin ht es i, sella Pll oda of TRA, response 10 {art of stimu ating cll. tomb and ADP) res nthe amplicon of he pet agpeation re pase and in meron Conny. vac tel ell fection of poste el ab ‘ono plac aggregation ad does vain. Asi induc ition of TXA, an PG. as pings on ements: however, the aale dats suze that the tel photic fe of PGI. aibion ae ot Scale and thal he anor ees of TA: nus pedomaae” Tas uy. par, bea sat of be tity of vnc edb cele to reeaette new COX tnd hs recor soma int" whereas COX inition ‘mpl neerle owing othe ited RNA pool td pines in tae encase. (the mechan for pale aibioe by xii ne teen ppl For empl, apn faites he bton ff pela action by newpct hat appears to be meted by lc exile (NO) GMP dpendet proe ess" and inion f posta shes in ended ‘ell cohances NO postion natn it aon I evs, her mechani my custo te cinal den. Api may ep ndatee Be poses of wero. Sclenis hy prtcag LDL from oxidave malifiaon™ tn als improves enbtell Junction nates ‘ssl Svea mechan ae en ren i xin ssp an ota Salen has Ben som be 28 Instore eytokine depen acon of NOS ee xpress. perhaps ugh a mechani ivng wa ter fata ivation, an let tha woul! tend 10 dksree the mirnsive ses tht accompanies caine et Cn Sm Es ipl Mr, aCe ini Dan Uy Shao Mei a Crelaioe lie a pte cy Lao, 0, PD. tical ow, Wher Calero ase, 18 Ay 8, Dipindai dengan CamScanner Seed renee Poms 4 ‘ + Pharmacology/Pharmacokinetics -Aspnin aply aed ia he pe grein! (GD sino ingen Ts anita eet asad {ih polongan of te Nesting hime aad ihion of “TeApenct placket wetegain ” Thee fc acer renee acpi se eect perbr Sod ewing te eae of pact asin the feral civaaion'* Enric owing of spin gc {Eis sqtion "The pts al ie of ain ly 2 mics, reve ean leat pee et {COR efecto spin at fr th rato the eo Shep (=10 ay) Alters sgl on of sp pact (CO ty rxner ty 10% per day a ton of Placer Alun tay ah 10d fore tt Flac opin to be fnewed and hs re ora {COX sty th re wn ha a tet 3 fiaelas hve nana COX asi, hemos ay be Sema" “The done of apn teu 0 oan adequate plc inition hs teen and ete ingle de of 10 Igof sii eectvel ables poate of TEA, 1 ince" Sle des blow 100 me vel in 2 ne ‘penn effect on TRA, prt the elect of peed Awtry and Lowealzo —Aspein 1207 Ahily dons ig cammativ, although >21 hours may be reir achieve maximal COX inion ™™" Thera Pech ina varity easel diseases has Been Aemnstred wi des of 5001500 mt igher des tor apps he mar elective ut may nee the rk of Gt side etfs!" Lawedose spin ce cinta lease erro ny tn enh prefer ihn of Pls CON mer endl CON 0 This diferent {Mfc hi there advantages in that inact ead PGI, peucom my eaatce the anttvombotc ees of iprns hover the cnc importance of siting rma PG prion eminem Aspirin in Coronary Artery Disease ‘Acute Therapy Acute Myocardial Infarction ‘The mpurance of pile tnd hums he patos tology of acute cornarysyniomes i well ets ac gen nthe aie Westen of mycin ition (OH) yields cessing res, the Seon Tratonal Say of Ilart Survival (SI. 2* han ice aneguocaly fst he beet of api he sting. ti il 17187 pats presenting within 24 urs ofthe ote of inavenou arepoinine (15 MU}. 12mg opin daly for 30 dye, bth cre, At hee oS meh, pens receiving nia herp lane a gh sigan 23% the rink of mal reiarton ant maa se, This tenet cued respective of whther heparin wa give, ‘Those rlactons anal the ance of ~28 deaths tn! 1010 Sonata enti oes hy tng 1000 Pave with xpi for ¥ ran, Atl tee eas m0 Income in cme Meeting cepts Gncining mo a- Dipindai dengan CamScanner JP8 Pockanan Vol 7 No. Tahun Z012: 10 KAJIAN AWAL BIOAKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSINYADARI SPONS Callyspongia sp. TERHADAP ‘SELLESTARI TUMOR HeLa Preliminary Assesment on The Bloactivity of Sponge Callyspongia sp. Ethanol Extract and its Fractions Against HeLa Tumor Cell Line "ann Wane um Le aby in ar! + stn hrs hops etme oye re ac somenonrats SL a nt, arias gatos sasTRAK “lan ahha jan ava tentang pte oahu ekatak earl dar spore Calysponia sp. dan taksnya tehadap sel lest turar HeLa. Spots rraere: dalam sana, man chars dij ttcteanye ohedap Atom saiew ongpunatanmtede Epa Shine Lally That (BELT) Hos uj memberton nis LC,,sebeser 3.20 ym. Selajurya ebatak ‘Hutoentasnysterhadop sel sad tumor Ho dengen etc MT (S(45arvtinesl 2 25cten evarclim bora), cen arb Mal oy seese 30,71 yp hatak eta Ink aatanant cengen plana hetean (on ol) leet ear pl aon nna (sr pla) Tap ekatrk kal lg sookalatesrya terhadap sa lester turer HeLe. Hos uj Frevurihan Daw ks et seat mer ial sts ((,=6,08 pa) pala tnog| tethdep sel lst HeLa dbarangkengergan Res essan (25008 yah) dn Wak tna (054975 pom) ATAKUNGI: boakttas, kstak etanol, spans Calispongiasp,sllestar tumor Meba ABSTRACT Preiinary asseenon ne potency boat of sponge Calysponga sp. ethna edt and ts fnsioneapane! Mela har celine has seen cordted Sponge wae Macsfted ‘hana tan the eae! waz ted apa! ANemia salina Gore Sop tathlty Tee (OSL, Fasut gave to LC, vate of 330 vpn. The oan of te eect as Pen ected again Fala tumor eal te using MTT (3(45.dimlhyiazo2)2 Saphen etaaalum brome) ‘mote gave fhe IC vale of 3071 pgm The ethan! exact was Pachnalos wih evare {pon poly) shyt sed com pol), and btn! (urn pa) Eathextct of factone wa {hen tested agit Helo amor caine, Resut showed the th ey acetate facon hes the Ighes eftoucty agama! Mela tumor cl re (=508 ysl) ampared tthe hexane (06,23006 pnt) and ular! (e487 pp) acho KEYWORDS: biosctviy,ettanolexmet sponge Cayperga 3p, HeLa tumor cel ne PENDAMULUAN reals biota autdalam satu eosistembejalan hum yang sangatkempleks dan dram. Sah satvupaya bots lavturtkmempertaharkanbisupnya adalah dengen rmemprocuks!seryawa metabolt sekunder yang Borguna sebagal posal untuk maindng ai dant paling banyak eieksplorai (Murvo et a, 1898). Terdapat sekitar 7000 jenis spons yang telah 4.3) tau ron polar Jang diakukan snacap Koiga take! hekean, el aeett, a butanol zt yang potensialrmempurya stctoksistas tga! erdopet paca aka etl asetatkarena mem MIariGny= 808 ysl (Cy <0umI) rmonunjucean barwa senyawa aki yang tersapat pada spons Callyspongla sp. adalan senyawa rpenoia Sandeep otal, 2007: Zhi Sh fa, 2007, ‘Sandeep, 2008), polketda (eth & Schmit, 1094: Kebayashi et ot 1997), dan polnsetien (Brackman ‘taf, 2003; Youssef of31,.2008) yang meri rant arbon parjang dan mengandung banyak ikatan Fangkap (Vousse! ef a 2000), sera meme gogus Skt alcohol asa. akton, dan perokeida sik ‘Senyawe-senyawa ersebuttemasux dalam geengan sedi polar atau sem) pol sehingga paca saat fraksinasi masuk dalam pelaut etl azetat yang Bersat agek polar Senyaua terpencid biasanya ‘maul alam pelart hekéan yang ak polar tat hast ponguran bioskras ternadan fake heksan ‘enurjuanilbeakitossonpatrendan sehingge Femunghinan senjawaterpenot yang aa meri ugus aka yangberefatgak polar sehngga masux {alam pelarut ett seta, sedanghan yang maauk datam potsuthekean kermungkinan adalah senyawa {dak polar dan tcak mem! sRotorsites Yang ‘ikup bak sebaga!entiumes: Dipindai dengan CamScanner

You might also like