You are on page 1of 12

Tinjauan pustaka

PERAN SISTEM FlBRINOL1S1S


PADA BERBAGAI PROSES FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS

Anak Agung Gde Budhiarta

Divisi Endokrinologi dan Metabolisme


Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RS Sanglah Denpasar

SUMMARY

ROLE OF FIBRINOLYTIC SYSTEM IN MANY


PHYSIOLOGICAL AND PATHOLOGICAL PROCESS

Plasminogen can be converted to plasmin either by t-PA or u-PA. A dual role for these pathways is
now well established where t-PA is involved in fibrin homeostasis and u-PA is primarily involved in cell
migration and tissue remodelling. Using this mechanism thrombolytic terapy of myocardial infarction and
some other thromboembolic diseases have been introduced. Thrombolytic therapy could be improved by
earlier and accelerated treatment, the used of plasminogen activator with increased thrombolytic potency
such as reteplase, tenetecplase and staphylokinase and the use of more specific and potent anticoagulant and
antiplatelet agents. Increased activity of matrix metalloproteinases (MMPs) has been implicated in
numerous disease processes, including tumor growth and metastases, arthritis, and periodontal disease. It is
now becoming increasingly clear that extracelluler matrix degradation by M M Ps is also involved in the
pathogenesis of cardiovascular disease, including atherosclerosis, restenosis, dilated cardiomyapathi,and
myocardial infarction. Administration of synthetic MMP inhibitor in experimental animal models of; these
cardiovascular disease significantly inhibits the progression of respectivelyatherosclerotic lesion formation,
neointima formation, left ventricular remodeling, pump dysfunction, and infarc healing.

Keywords: Plasminogen, t-PA, u-PA, PAI-1, matrix metalloproteinase

PENDAHULUAN matrix metalloproteinase (MMP), yang dapat


memecah matrik ekstraseluler.2Inhibitor terhadap
Sistem fibrinolisis terdiri dari proenzim inaktif, sistem plasminogen/ M M P terjadi pada tingkat
Plasminogen yang dapat berubah menjadi enzim PA oleh plasminogen activator inhibitor type-1
aktif, plasmin oleh dua jenis akrifator (PAI-1) dan plasminogen activator inhibitor type-
plasminogen (PA); tissue-type PA (t-PA) dan 2 (PAI-2). PAI-2 merupakan inhibtor utama dari
urokinase-type PA (u-PA). Di dalam ruang u-PA di dalam ruang ekstravaskuler. di tingkat
ekstravaskuler u-PA merupakan aktifator plasmin oleh &2-antiplasmin di tingkat MMP
P'asminogen yang dominan sedangkan t-PA lebih oleh tissue inhibitors of MMP (TIMP).12 Oleh
berperan di dalam sirkulasi.1 Selanjutnyaplasmin karena spesifitasnya terhadap fibrin, t-PA
dapat ntemecah fibrin dan mengaktifasi terutama berperan terhadap homeostasis fibrin

Peran Sistem Flbrinolisis Pada Berbagai Proses Fisiologis Dan Patologis 231
Anak Agung Gde Budhiarta
dengan menimbulkan lisis dari klot. Sedangkan u- kringle domains homolog (ikatan di sulfida
PA berikatan dengan reseptor urokinase (u-PAR) struktur tripel loop) dan domain protease.
dan berperan terhadap proteolisis periseluler Kringle domain mengandung lysine-binding site
melalui degradasi komponen matrik. Proses ini yang memcgang peran penting didaiam ikatan
memegang peran penting dalam keadaan tertentu spesifik dengan fibrin, permukaan sel dan aZ-
seperti migrasi sel dan remodeling jaringan di antiplasmin. Plasminogen dirubah menjadi
dalain berbagai proses fisiologis maupun plasmin dengan memecah ikatan peptida tunggal
patologis termasuk angiogenesis, aterosklerosis Arg561-Val562 oleh aktifator plasminogen.2
dan restenosis.34 Akibat peran ganda dart sistem
tibrinolisis ini sebagai konsekuwensinya
terminologi sistem tibrinolisis menjadi tidak
sesuai lagi dan sebaiknya diganti dengan sistem
plasminogen. Pemaparan secara biokimia,
patofisiologi dan penerapan terapiutik dari sistem
plasminogen didasari oleh produk dari berbagai
tehnik biologi molekuler yang sangat kuat
termasuk tehnik DNA rekombinan untuk ekspresi
berbagai protein dan maniputasi gen target secara
in vivo untuk menerangkan peranan patofisiologi
dari produk translasi.2
Gambar 1. Skema dari interaksi antara sistem fibrinolisis
KOMPONEN SISTEM PLASMINOGEN (plasminogen/plasmin) dengan sistem matrix
metalloproteinase. Sistem fibrinolisis terdiri dari pro
Semua enzim dari sistem plasminogen plasminogen yang dirubah menjadi enzim aktif plasmin 1 t-
adalah protease serin, dengan bagian yang aktif PA. Plasmin memecah fibrin dan dapat merubah latent
terdiri dari catalytic triad tersusun dari asam matrix metalloproteinases (pro MMPs) menjadi MMPs aktit
amino serin, asam aspartik dan histidin Bagian selanjutnya memecah matrik ekstrascluler (ECM). Aktifasi
yang aktif ini terletak pada carbo-nyl-terminal MMP diregulasi oleh mekanisme umpan balik posttifdit
region dan molckul, sedangkan NH,-terminal MMP aktif dapat mengaktifkan pro-MMPs lainnya PU
region mengandung satu atau lebih domain dihambat oleh a2-AP dan MMP dihambat oleh inhibitor
struktural atau fungsional. Inhibitor dari sistem jaringan (TIMP). Hambatan juga dapat terjadi pada t»ngk«t
plasminogen adalah superfamily dan serpm plasminogen activator oleh plasminogen activator inhibitor
(serine protease inhibitor). Pada carbonyl- (PAI-1 dan PAI-2)6
terminal region memiliki tempat spestftk yang
reaktif untuk mengikat peptida (Arg-X atau Lys- Tissue-type plasminogen activator (t-PA)
X). yang akan dipecah oleh enzim targetnya dan Merupakan glikoprotein yang dihasilkan
menghasilkan ikatan antara enzim inaktif dengan oleh sel endotel dan kadar dalam plasma sekitar %
inhibitomya.2-5 pmol/L Mengandung 530 asam amino dan terdiri
dari beberapa domain dengan kesamaan dengan
Plasminogen protein lainnya: sebuah finger domain, sebuah
Merupakan glikoprotein mengandung growth factor domain, dua krigles domain dan
791 asam amino yang ditentukan secara cDNA protease domain, terdiri dari catalytic domain
sequencing. Tersusun dari tujuh struktur domain, Ikatan t-PA dengan fffefitj kemungkinan besar
terdiri dari preactivation peptide. 5 urutan me\a\m finger dan kringle domain I kedua.2-5

232 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2007


yang stabil dengan rasio 1:1. Komplek ini akan
Urokinase-typeplasminogen activator (u-PA) cepat dibersihkan dari sirkulasi oleh sel hepar.8
Merupakan glikoprotein yang terdiri dari Dikenal 3 bentuk dari PAI-1: bentuk aktif,
epidermal growth factor domain, satu /cringle laten dan subatrat. Apabila PAI-1 diaintesa oleh
domain fan protease domain mengandung set endotel dan dilepaskan kedalam sirkulasi
catalytic triad. Radar didalam plasma sekitar 150 darah akan berbentuk aktif dan dapat
pmol/L. Epidermal growth factor domain menghambat aktifator plasminogen. Pada
berperan pada ikatan antara u-PA dengan percobaan in vitro dalam kondisi fisiologis PAI-1
reseptornya yang berada pada permukaan aktif secara spontan akan menjadi bentuk laten
berbagai sel. Bentuk rantai tunggal u-PA hanya dengan waktu paruh 2 jam. Dalam keadaan
sedikit mengekpresikan aktifitas plasminogen normal didalam plasma PAI-1 akan terikat
aktifator dan & PA rantai tunggal akan diaktifasi dengan vitronectin sehingga bentuk aktifhya
dengan pemotongan proteolitik pada ikatan stabil dan waktu paruhnya menjadi 4 jam.5
peptida Lys155-Ile159 untuk membentuk rantai Sumber utama dari PAI-1 plasma belum
ganda yang merupakan target untuk dihambat diketahui dengan jelas, dari bukti penelitian yang
oleh plasminogen activator inhibitor type-1 telah dikerjakan PAI-1 disintesa oleh berbagai sel
seperti sel endotel, sel otot polos pembuluh darah,
α2-Antiplasmin (α
α2-AP) trombosit, liepatosrt, fibroblast dan adiposit7
Pada mulanya diisolasi sebagai Sintesis dan sekresi dari PAI-1 dirangsang oleh
glikoprotein mengandung 452 asam amino tetapi berbagai macam agen seperti deksametasone,
ternyata menunjukkan bahwa 0C2-AP endotoksin, lipopolisakarida, growth factor,
mengandung 464 asam amino. Diantara golongan thrombin, interleukin-l,mmor necrosis factor a,
serpin, (X2-AP memiliki strukturunik karena insulin, very low-density lipoprotein (VLDL),fow
memiliki carbonyl-terminal sebagai density lipoprotein (LDL) dan lipoprotein a. PAI-
perpanjangan dari 51 asam amino residu,yang 1 tidak hanya sebagai regulator dari sistim
mengandung binding site yang bereaksi dengan fibrinolisis tetapi PAI-1 juga berhubungan dengan
lysine binding site dari plasminogen maupun inflamasi,infasi tumor dan obesitas.5
plasmin.
SISTEM PLASMINOGEN DAN
Plasminogen activator inhibitor (PAI) HOMEOSTASIS FIBRIN
PAI-1 adalah inhibitor protease yang
merupakan regulator terpentrng dari sistim Fisiologi fibrinolisis
fibrinolisis yang Fibrinolisis yang fisiologis tampaknya
memberikan perlindungan terhadap trombosis.7 diatur oleh interaksi molekuler yang spesifik
Didalam plasma ditemukan berbagai macam diantara komponen dari sistem plasminogen.
plasminogen activator inhibitor termasuk PAI-1, Tanpa adanya fibrin, t-PA memiliki afinitas yang
PAI-2 (plancental plasminogen activator sangat lemah terhadap plasminogen, tetapi
inhibitor), PAI-3, (protein C inhibitor) dan afinitasnya akan menjadi sangat tinggi apabila
protease nexin. Diantaranya PAI-l adalah terdapat fibrin. Meningkatnya afinitas t-PA
inhibitor yang paling penting dari aktifator tampaknya disebabkan terjadinya pemaparan
Plasminogen.5 PAI-1 adalah glikoprotein yang (surface assembly) dari aktifator plasminogen dan
terdiri dari 379 asam amino dengan berat plasminogen pada pemukaan fibrin. Pada reaksi
molekul 48.000. PAI-1 akan cepat berikatan ini t-PA akan berikatan melalui finger domain dan
dengan t-PA dan u-PA membentuk komplek kringle 2 dari fibrin dan dengan plasminogen

Peran Sistem Flbrinolisis Pada Berbagai Proses Fisiologis Dan Patologis 233
Anak Agung Gde Budhiarta
berikatan melalui lysine-binding site pada kringle lipoprotein receptor-related protein (LR-P) dan
1 Sehingga pengaturan flbriflolisis adalah pada sel endotel melalui mannose-dependent
tingkat aktifasi plasminogen yang terletak pada receptor. Sedangkan kecepatan PAI bereaksi
permukaan fibrin. Plasmin sangat cepat dengan t-PA merupakan urutan kedua dan ko
mengalami inaktifasi oleh α2-AP, sehingga waktu sedangkan PAI akan cepat dibersihkan dari
paruh dari plasmin bebas di dalam darah adalah sirkulasi u hepar.
0,1 detik. Plasmin melalui lysine binding site Sintesa dan sekresi dari t-PA dan PAI-1
mengalami inaktifasi oleh α2-AP 50 kali lebih oleh sel endotel merupakan sesuatu yang
lambat. Hambatan secara reversibel bagian aktif sangat diatur. Histamin
dari plasmin oleh substrat juga sangat dan trombin berikatan dengan reseptor spesifik
menurunkan kecepatan aktifasi oleh α2- A P. Dari dan mengaktifasi fosfolipase C yang bekerja
penemuan ini dapat disimpulkan bahwa molekul padaphosphatidyl-inositol bisphosphate untuk
plasmin yang dihasi lkan pada permukaan fibrin menghasilkan diasilgliserol, yang mengaktifasi
dan terikat dengan fibrin melalui lysine binding protein kinase C yang terikat pada membran yang
site dan berperan terhadap degradasi fibrin, akan mengatur sintesa t-PA. Sintesis dan sekresi dari
terlindungi dari inaktifasi oleh α2-AP. Sebaliknya PAI-1 dapat dipengaruhi oleh berbagai macam
plasmin yang terlepas dari permukaan fibrin akan rangsangan. Kebanyakan sel mengikat
cepat mengalami inaktifasi.? plasminogen melalui lysine binding site dengan
kapasitas yang tinggi (> 107 tempat per sel) tetapi
dengan afinitas yang relatifrendah. Ganglioside
seperti halnya dengan protein membran dengan
carboxyl-tertninal lysine residu seperti a-enolase,
juga mengikat plasminogen. Sel endotel mengikat
t-PA dan plasminogen melalui annexin II sehingga
memegang peran penting untuk mempertahankan
fluiditas darah. Lp(a) berkompetisi dengan
plasminogen untuk berikatan dan memegang
peran penting dalam pengaturan fibrinolisis pada
permukaan sel endotel.
Gambar 2. Visualisasi skematik interaksi molekuler yang Thrombin activablefibrinolysis inhibitor
mengatur fisiologi fibrinolisis Plasminogen dirubah (TAFI) mungkin memiliki efek anti fibrinolisis
menjadi enzim proteolitik plasmin oleh t-PA, tetapi dengan cara menghilangkan carbonyl-terminal
konversi ini terjadi efisien hanya pada permukaan fibrin. lysine residu dari permukaan fibrin.2 TAFI di
Plasmin bebas di dalam darah akan cepat di inaktifasi oleh dalam sirkulasi sebagai procarboxypeptidase B
α2-AP, tetapi plasmin yang terbentuk pada permukaan zymogen yang kemudian berubah menjadi bentuk
fibrin akan terlindungi dari inaktifasi. Lysine binding site aktif carboxypeptidase U atau TAFIa selama
di dalam plasminogen (kaki dari binatang) sangat penting proses koagulasi setelah pemecahan trombin.
untuk interaksi antara plasminogen dan fibrin dan antara Terbentuknya TAFIa tergantung kwantitas dari
plasmin dan α2-AP9 trombin yang dihasilkan selama proses koagulasi
dan diperkuat oleh trombomodulin. Terbentuknya
Kontrol terhadap aktifasi plasminogen TAFIa selama proses pembekuan menyebabkan
Pembersihan yang cepat t-PA dari darah terhambatnya lisis dari bekuan darah yang
oleh hepar melalui 2 sistem yang berbeda. disebabkan oleh eliminasi cepat dari carboxyl-
Hepatosit mengikat t-PA melalui low density terminal lysine residue, sehingga mengurangi

234 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2007


ikatan plasminogen pada fibrin yang mengalami Communities (ARIC) membuktikan bahwa
degradasi partial. penurunan fungsi ls fibrinolisis memegang peran
di dalam progresi dini dari lesi aterosklerotik.15
PATOFISIOLOGI FIBRINOLISIS Analisa selanjutnyadari penelitian iai
menunjukkan bahwa t-PA dan PAI-1
Penurunan fibrinolisis dan trombosis berhubungan posittf dengan insiden penyakit
Berkurangnya respon fibrinolisis dapat jantung koroner di dalam analisa disesuaikan
disebabkan oleh gangguan pelepasan t-PA dari dengan umur,ras danjenis kelamin tetapi
dinding pembuluh darah atau karena penyesuaian dengan faktor risiko lainnya temyata
meningkatnya netralisasi. Hubungan antara didak ada hubungannya. Demikian juga dengan
menurunnya sintesis atau lepasnya t-PA dan plasminogen dan D-dimer berhubungan secara
meningkatnya trombosis belum pemah dijumpai independen dengan insiden penjakit jantung
padamanusia. Pada tikus transgenik dimana koroner.16
fungsi t-PA tidak ada, kecepatan untuk
melakukan lisis pada emboli paru secara Peningkatan Fibrinolisis dan perdarahan
eksperimental sangat menurun, tetapi tikus tetap Meningkatnya kadar t-PA atau defisiensi
sehat dalam kondisi basal.2 α2-AP atau PAI-1 dapat meningkatkan risiko
Kadar PA 1-1 di dalam plasma meningkat pada perdarahan. Defisiensi α2-AP homozigut akan
beberapa penyakit termasuk tromboembolr vena, menimbulkan diatesa hemorhagis yang berat
obesitas, sepsis dan penyakit arteri koronaria. sedangkan defisiensi heterozigut akan
Peningkatan kadar PAI-l juga dijumpai menimbulkan diatesa hemorhagis yang ringan
berhubungan dengan sindroma resistensi insulin atau tidak sama sekali.
dimana terjadi hubungan yang bermakna antara a) Kelainan kongenital. Fibrinolisis yang
kadar PAI-1 plasma, indek masa tubuh (IMT), berlebihan karena peningkatan kadar t-PA,
kadar trigliserida. kadar insulin dan tekanan darah defisiensi PA I -1 dan α2- A P dapat
sistolik. Menurunkan resistensi insulin dengan menimbulkan diatesa haemorhagis. tetapi
diit. latihan jasmani, atau obat antidiabetik oral kasusnya jarang.
sepertl metformin menimbulkan pengaruh yang b) Kelainan didapat. Pada beberapa kasus
menguntungkan pada resistensi insulin dengan tcrbentuknya aktivator plasminogen yang
penurunan kadar PAI-1.11 Bagaimana pada berlebihan terjadi setelah pembentukan fibrin
obesitas terutama obesitas sentral meningkatkan yang berlebihan. Fenomena ini sering
kadar PAI-1 plasma belum diketahui dengan jelas. dijumpai pada disseminated intravascular
Pada obesitas sentral atau viseral terjadi ekspresi coagulation (DIC). dimana percobaan dengan
dan sekresi berlebih dari berbagai sitokin seperti D1C septik, respon awal adalah prokoagulan,
tumor necrosis factor-α (TNF-α), transforming dan segera diikuti oleh profibrinolisis dan
grwoth factor- (TGF-b) dan angiotensin II (Ang selanjutnya akan lebih meningkatkan kadar
II).12,13 Pada penelitian in vitro dengan kultur antifibrinolisis di dalam plasma. Meskipun
jaringan lemak sitokin ini meningkatkan ekpresi terjadi peningkatan PAI-1 di dalam sirkulasi,
dan sekresi PAI-1. Pada obesitas, sel lemak akan t-PA memegang peran kunci untuk
mengeluarkan berbagai sitokin sebagai protein menimbulkan aktifitas fibrinolisis secara
signal yang dapat merangsang sintesa PAI-1 baik lokal.11 Pada penderita sirosis hepatis dan
secara autokrin maupun parakrin. sepeftt tumor beberapa penyakit hepar lainnya kadar dari
necrosis factor-α (TNF-α).12-14 α2-AP mengalami penurunan. Keadaan ini
Penelitian pada Atherosclerosis Risk in menyebabkan meningkatnya aktifitas

Peran Sistem Flbrinolisis Pada Berbagai Proses Fisiologis Dan Patologis 235
Anak Agung Gde Budhiarta
fibrinolisis pada penderita dengan sirosis penyakit tromboemboli adalah rekanalisasi secara
hepatis. (X2-AP juga kadarnya menurun pada dini dan menetap akan mencegah kematian sel,
penderita dengan pengbbatan trombolitik, mengurangi luasnya infark, mempertahankan
sebagai akibat dari aktifasi sistemik dari fungi organ dan menurunkanan angka kematian.
sistim fibrinolisis.11 Dengan berhasilnya diungkap mekanisme
biokimia yang mengatur fisiologi dari fibrinolSsi
FENOTIPE TIKUS TRANSGENIK DENGAN konsep trombolisis selektif fibrin dengan t-PA
DEFISIENSI KOMPONEN SISTIM diharapkan dapat dikembangkan obat trombolisis
FIBRINOL1TIK ya lebih spesifik dan efektif.2
Streptokinase adalah protein bakteri
Dengan metode rekombinan homolog apabila ditambahkan pada plasma akan
pada stem sel embrional memungkinkan kita dapat membentuk ikatan dengan plasminogen. Ikatan
menciptakan tikus transgenik dengan defisiensi ini akan mengaktifasi molekul plasminogen
dari gen tertentu yang spesifik. Tikus dengan lainnya menjadi plasmin. Ikatan streptokinase-
defisiensi u-PA akan mengalami sedikit endapan plasminogen ini resisten terhadap inhibitor
fibrin di hepar dan intestinal dan akan mengalami proteinase di dalam sirkulasi dan mengaktifasi
endapan fibrin yang berlebihan pada ulserasi kulit plasminogen di dalam sirkulasi dan berikatan
yang kronis, sedangkan pada tikus defisiensi t-PA dengan fibrin dan menimbulkan keadaan systemic
tidak akan mengalami endapan fibrin secara lytic state yang ditandai dengan penurunan
spontan. Sebaliknya tikus dengan defisiensi degradasi fibrinogen dan α2-AP di dalam
plasminogen atau defisensi kombinasi t-PA dan u- sirkulasi. Streptokinase menyebabkan hipotensi
PA akan mengalami endapan fibrin secara transien pada beberapa kasus dan reaksi alergi.
ekstensif intra maupun ekstra vaskuler pada Pemberian streptokinase menyebabkan kenaikan
berbagai organ. Yang menarik tikus dengan yang cepat titer antibodi anti-streptokinase setelah
defisiensi t-PA dan u-PAR tidak menunjukkan 4-7 hari, sehingga cukup untuk menetralkan dosis
endapan fibrin yang berlebihan, sehingga standar dari streptokinase sehingga pada
diperkirakan bahwa proteolisis plasmin yang pemberian ulangan tidak akan bermanfaat2
cukup dapat terjadi meski tidak terjadi ikatan u- t-PA yang dihasilkan dengan tehnologi
PA dengan u-PAR2,17 DNA rekombinan (rt-PA atau alteplase),
Setelah trauma atau mengalami merupakan enzim yang lemah, tetapi dengan
peradangan tikus defisiensi t-PA atau u-PA akan adanya fibrin kekuatan aktifasi plasminogennya
lebih rentan mengalami trombosis vena. Endapan menjadi 100 x lipat. Aktifasi sistim fibrinolitik
fibrin dan matriks yang nyata dijumpai pada tikus tampaknya dipicu dan ditimbulkan dengan adanya
defisiensi plasminogen setelah mengalami fibrin. Berbagai penelitian membuktikan bahwa
perlukaan kulit. Pada tikus ini juga akan rt-PA fibrin selektif ternyata lebih poten
mengalami peningkatan trombosis arterial tetapi menimbulkan rekanalisasi arteri koronaria
hanya setelah mengalami perlukaan.17 dibandingkan dengan pemakaian streptokinase
non fibrin selektif, tetapi pada penelitian yang
TERAPI TROMBOLISIS lebih luas temyata perbedaan ini tidak
memberikan keuntungan yang berarti terhadap
Infark miokard akuta (IMA) disebabkan penurunan mortalitas.18 Disamping mempunyai
oleh trombosis,yang dicetuskan oleh ruptur dari sifat fibrin selektif rt-PA tidak akan menimbulkan
plak ateromatosa pada dinding arteri koronaria. reaksi alergi.19 Penggunaan rt-PA pada IMA
Hipotesa yang mendasari terapi trombolitik pada dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan

236 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2007


streptokinase tetapi menimbulkan risiko yang Penyempurnaan terapi trombolisis
lebih tinggi terjadinya perdarahan intra kranial Terapi trombolisis dapat disempurnakan
terutama pada penderita usia tua19,20 Global dengan berbagai cara seperti (1) pengobatan
Utilization of Streptokinase and Tissue dilakukan lebih dim' untuk memperpendek
Plasminogen Activator for Occluded Coronary periode iskemi (2) pemakaian aktivator
Arteries ials (GUSTO)21 membuktikan bahwa t- plasminogen dengan potensi fibrinolisis yang
PA dengan heparin intravena menghasilkan 81% lebih kuat dengan suntikan bolus dan (3)
rekanalisasi dibandingkan dengan 54% (p<0,001) pemakaian obat anti koagulan dan anti trombosit
pada streptokinase dengan heparin subkutan, yang lebih kuat dan spesifik untuk mempercepat
kelompok dengan streptokinase dan heparin intra rekanalisasi dan mencegah reoklusi.2 Saat ini telah
vena 60% (p< 0,001). dapat dikonstruksi varian dari rt-PA dengan sifat
menurunnya clearance, ikatan dengan fibrin lebih
kuat, dan resisten terhadap inhibitor protease di
dalam plasma. Dua varian telah dapat
dikembangkan yaitu reteplase dan tenecteplase
untuk keperluan klinis. Reteplase adalah deletion
mutant terdiri dari kringle 2 dan domain protease
dari rt-PA disuntikkan dengan bolus ganda pada
penderita dengan IMA .dan mempunyai potensi
sama dengan alteplase seperti yang ditunjukkan
pada percobaan GUSTO III. Tenecteplase
jugamutan dari rt-PAdimana Thr103 diganti dengan
Asn, Asn117 oleh Gin, dan urutan Lys296-His-Arg-
Arg diganti dengan Ala-Ala-Ala-Ala dengan
clearance 8 kali lipat lebih lambat dan 200 kali
lebih resisten terhadap PAI-1 bila dibandingkan
Gambar 3. Peran sistem plasminogen didalam fibrin dengan alteplase.2
surveillance. A. Deposit fibrin didalam sistem Plasminogen Stafilokinase merupakan fibrinolis fibrin
(Pig) dan tikus knockout sebelum dan scsudah diberikan
yang selektif dan sangat kuat. Stafilokinase
tantangan experimental. Deposit fibrin sebelum mendapat
tantangan diobservasi pada tikus defisiensi u-PA dan pada
merupakan rantai tunggal polipeptida dari 136
tikus defisiensi plg atau kombinasi defisiensi t-PA + u-PA, asam amino tanpa jembatan disulfida, yang
tetapi tidak pada tikas dengan defisiensi kombinasi t-PA dihasilkan oleh strain tertentu dari Staphylococcus
dan u-PAR, roenunjukkan bahwa kedua PA bekerja sama aureus. Seperti halnya streptokinase, stafilokinase
untuk mencegah endapan fibrin dan terjadi proteolisis bukan merupakan enzim tetapi membentuk 1:1
plasmin periseluler yang cukup meski tidak ada ikatan ikatan stoichiometric dengan plasminogen yang
antara u-PA dengan reseptornya W-PAR). B. Tantangan
mengaktifasi molekul plasminogen lainnya.
inflamasi atau traumatik termasuk suntikan endotoksin,
perlukaan kulit. glomerulonefritis, Perlukaan arteri. Stafilokinase ditambahkan pada plasma yang
Merangsang endapan fibrin ekstravaskuler juga trombosis mengandung klot fibrin akan bereaksi lemah
intravaskuler pada vena, kapiler dan arteri. Defisiensi dengan plasminogen, tetapi akan bereaksi dengan
kombinasi t-PA dan u-PA tetapi tidak t-PA dan u-PAR afinitas yang kuat dengan plasmin pada
menyebabkan endapan fibrin meluas, menurunkan permukaan klot, dimana ikatan plasmin-
fertilitas, disfungsi multiorgram dengan dispneu, letargi
stafilokinase mengaktifasi plasminogen menjadi
dan kaeksia, sehingga menyebabkan kematian daini17
plasmin. Keduanya baik plasmin-stafilokinase dan
plasmin-fibrin akan dilindungi dari hambatan oleh

Peran Sistem Flbrinolisis Pada Berbagai Proses Fisiologis Dan Patologis 237
Anak Agung Gde Budhiarta
α-AP, sedangkan yang tidak terikat dengan fibrin fisiologis yang paling kuat adalah plasmin.
seperti yang teriepas dari klot atau terbentuk MMP yang telah mengalami aktifasi
didalam plasma akan cepat dihambat oleh α-AP. dihambat oleh inhibitor spesifik TIMP. TIMP
Dengan demikian proses aktifasi plasminogen diekspresikan oleh berbagai jenis sel dan dapat
melalui terbcntuknya trombus, mencegah dijumpai pada hampir semua jaringan dan cairan
terbentuknya plasmin yang berlebihan, tubuh. Saat ini dikenal 4 jenis TIMP yang
menurunkan α-AP dan degradasi fibrin didalam memiliki kesamaan struktur, TIMP-1,-2,-3 dan -
plasma.2 4. TIMP berikatan secara nonkovalen dengan
MMP aktif di dalam 1:1 molar rasio. Kemampuan
SISTEM PLASMINOGEN DAN menghambat MMP ditunjukkan dengan
REMODELING JARINGAN kemampuannya berikatan dengan zinc-binding
site di dalam catalytic domain dari MMP aktif.22
Proteinase memegang peran penting pada
migrasi sel dan remodeling jaringan, melalui Pembentukan neointima
berbagai proses biologis. Mereka memecah Intervensi vaskuler untuk pengobatan
komponen matrik ekstraseluler sebagai syarat aterotrombosis mengakibatkan restenosis pada
agar sel endotelial, sel otot polos,sel inflamasi 30-50% penderita dalam waktu 3-36 bulan. Hal
atau sel kanker dapat bermigrasi ketempat yang ini sebagai akibat dari remodeling dinding
jauh dan mengaktifasi sitokin atau melepaskan pembuluh darah dan akumulasi dari sel dan
growth factor. Penelitian dengan target gen dan matrik ekstraseluler di dalam lapisan intima.
transfer gen pada tikus membuktikan adanya Proteinase mungkin berperan pada proliferasi dan
berbagai peran dari sistim plasminogen dan MMP migrasi dari sel otot polos dan atau sel endotelial
di dalam pembentukan neointima arteri, pada dan remodeling matrik yang ekstensif selama
aterosklerosis, pembentukan aneurisma dan respon penyembuhan luka. Dua sistim proteinase
iskemi miokardial, angiogenesis, pertumbuhan terlibat yaitu sistim fibrinolisis dan sistim
dan metastase tumor, dan pada infeksi.2 metaloproteinase yang dapat memecah protein
MMP adalah famili dari zinc-containing matrik ekstraseluler. Berbeda dengan keadaan
endoproteinase yang memiliki struktur domain normal, aktifitas u-PA dan t-PA pada dinding
yang sama tetapi berbeda di dalam spesifitas pembuluh darah sangat meningkat setelah
substrat, sumber seluler dan aktifasinya. Sampai terjadinya perlukaan bersamaan pula pada saat
saat ini lebih dari 20 MMP telah dapat diklon dan terjadinya proliferasi dan migrasi sel otot polos.
diidentifikasi pada mamalia. Semua MMP Peningkatan proteolisis plasmin diirnbangi
memiliki kesamaan fungsi seperti (1) mereka dengan peningkatan ekspresi PAI-1 pada sel otot
memecah komponen matrik ekstra seluler (ECM) polos dan endotel yang mengalami perlukaan dan
(2) disekresikan dalam bentuk laten dan peningkatan pelepasan PAI-1 dari trombosit.
memerlukan aktifasi secara proteolisis (3) Pembentukan neointima dan akumulasi sel
bagian aktifnya mengandung Zn2+ (4) untuk neointima setelah perlukaan menurun secara
stabilitasnya memerlukan kalsium (5) berfungsi bermakna I pada tikus dengan defisiensi u-PA,
pada pH netral dan (6) dihambat oleh specific plasminogen atau I kombinasi t-PA:u-PA.
tissue inhibitor of metalloproteinase (TIMP). Keadaan ini disebabkan karena gangguan migrasi
Berbagai macam sitokin, hormon, dan growth tetapi bukan oleh karena gangguan proliferasi sel
factor dapat meningkatkan transkripsi dari MMP. otot polos dan neointima. Pada arten dengan
MMP laten mengalami aktifasi defisiensi u-PAR akan terjadi pembentukan
melalui berbagai mekanisme, tetapi secara neointima seperti pada arteri dari wild type, dan

238 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2007


keadan ini dimungkinkan karena terjadi proteolisis terhadap terjadi dan berkembangnya
piasmin periseluler yang cukup meski tidak terjadi aterosklerosis, terutama karena mempermudah
ikatan antara u-PA dengan u-PAR.2 Gangguan trombosis atau timbunan matrik. Kadar PAI-1
migrasi sel otot polos dari tepi daerah non lesi ke plasma meningkat pada penderita dengan penyakit
pusat terjadinya lesi merupakan penyebab jantung iskemi, angina pektoris, dan infark
menurunnya pembentukan neointima pada tikus miokard berulang. Analisa genetik menunjukkan
akibat gangguan proteolisis plas-mki karena adanya hubungan antara polimorfisme pada
defisiensi u-PA Pada ateri dengan defisiensi u- promoter PAI-1 dan kecenderungan terjadinya
PARakanmengalami pembentukan neointima aterotrombosis yang kemungkinan disebabkan
dalam tingkatan yang sama dan keadaan ini oleh interaksi yang berbeda dari peroxysome
menunjukkan terjadinya proteolisis piasmin proliferator receptor family, Kemungkinan peran
periseluler meskipun tidak terjadi ikatan antara u- dari peningkatan proteolisis piasmin pada
PA dengan reseptor selulernya.17 terjadinya aterosklerosis karena dijumpai adanya
peningkatan ekspresi dari t-PA dan u-PA pada
ATEROSKLEROSIS plak aterosklerosis. Proteolisis piasmin mungkin
berperan pada neovaskularisasi dari plak, ruptur
Bukti epidemiologi, genetik dan molekuler dari plak atau ulserasi dan terbentuknya
menunjukkan bahwa gangguan fibrinolisis karena aneurisma.
peningkatan PAI-1, penurunan ekspresi t-PA, atau
hambatan aktifasi plasminogen ikut berperan

Gambar 4. Receptor-independent u-PA merangsang aktifasi plasminogen didalam pembentukan neointima. Sel otot polos (MMC)
dikelilingi oleh matrik ekstra seluler (ECM) yang harus dipecah secara proteolisis untuk memudahkan migrasi sel. Pada wild type (WT)
SMC, u-PA akan berikatan dengan u-PAR, sebagai mediator aktifasi Pig dan degradasi matrik ekstra seluler oleh plasmin sehingga
memudahkan sel melakukan migrasi. Pada defisiensi u-PAR (u-PAR-/-) SMC, u-PA akan terlokalisasi pada pernukaan sel
kemungkinan melalui interaksi dengan molekul matrik lainnya (X),memungkinkan terjadinya proteolisis periseluler oleh plasmin
sehingga memungkinkan migrasi sel. u-PA juga akan mengalami peningkatan karena terganggunya kliren yang dimediasi oleh u-
PAR. Senaliknya bila kekurangan u-PA (u-PA-/-) akan mengalami penurunan proteolisis periseluler oleh plasmin dan
menyebabkan SMC tidak dapat mengadakan migrasi sehingga menurunkan pembentukan neointima17

Peran Sistem Flbrinolisis Pada Berbagai Proses Fisiologis Dan Patologis 239
Anak Agung Gde Budhiarta
ventrikel.2
Meskipun terjadi peningkatan ekspresi t- Peranan dari MMP selama proses
PA, u-PA dan berbagai MMP pada plak, tetapi penyembuh dan remodeling dari ventrikel kiri
peran sistim plasminogen dan alau MMP pada pasca IMA banyak diteiiti dengan mempergunakan
aterosklerosis bclum dapat disimpulkan. Tidak inhibitor MMP pada tikus-Inhibitor MMP dapat
terdapat perbedaan mengenai ukuran dan tempat menghambat terjadinya dilatasi ventrikel kiri
predileksi dari plak pada tikus dengan defisiensi pada tikus yang mengalami infarf miokard akuta.
alipoprotein E (apoE) atau kombinasi defisiensi Berkurangnya dilatasi ventrikel kiri setelah
apoE dan t-PA atau defisiensi apoE dan u-PA, pengobatan dengan inhibitor MMP pada IMA
membuktikan bahwa plasmin tidak diperlukan tergantung dari perlindungan terhadap matrik
oleh makrofag untuk infiltasi ke subendotelial. ekstraseluler didaerah yang mengalami infark22
Meskipun demikian kerusakan media dengan
akibat terjadinya aneunsma dan ruptur dari ANGIOGENESIS
dinding pembuluh darah lebih sering terjadi pada
tikus kekurangan apoE atau apoE dan t-PA Untuk migrasi sel endotel diperlukan
dibandingkan dengan kurang apoE dan u-PA. proteolisis dari matrik ekstraseluler. Migrasi sel
Tidak dijumpai makrofag pada media dari arteri endotel meraerlukan peningkatan produksi u-PA,
yang tidak terlibat dan hanya mampu u-PAR dan yang lebih sedikit t-PA. Meskipun
menginfiItrasi kedalam dan merusak media dari PAI-1 juga akan meningkat tetapi ekspresinya
arteri yang mengalami aterosklerotik setelah dalam lokasi dan waktu berbeda akan
memecah serat elastin. Peningkatan u-PA menyebabkan meningkatnya aktifttas fibrinolisis.
ditimbulkan oleh makrofag yang menginfiltrasi Yang mengherankan tikus dengan defisiensi u-PA
plak yang selanjutnya mengekspresikan MMP-3, dan /atau t-PA, PAI-1, u-PAR, plasminogen atau
MMP-9, MMP-12 dan MMP-13 berlokasi sama a2-AP akan berkembang normal tanpa kelainan
dengan u-PA pada makrofag didalam plak dan vaskuter yang berarti.
membuktikan bahwa plasmin merupakan aktifator Migrasi sel endotel sepanjang denuded
dari proMMP in vivo? vessel tidak memerlukan plasmin yang dihasilkan
dan u-PA, sedangkan invasi sel endotel melalui
ISKEMI MIOKARD barter anatonrik dari matrik ekstraseluler
memerlukan proteolisis plasmin.2
Pada tikus dengan infark miokard kronik telah
diteiiti mengenai peran sistim plasminogen pada PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN
penyembuhan otot jantung. Pada tikus wild type TUMOR
atau dengan defisiensi t-PA, penyembuhan
miokard yang mengalami iskemi terjadi dalam Proteolisis plasmin periseluler memegang peran
waktu 2 minggu melalui pembentukan jarigan penting pada invasi dan metastase dari tumor
parut, dimana miokard yang mengalami iskemia dengan mempermudah migrasi dari sel maligna
diinfiltrasi oleh leukosit, sel endotel, dan menembus barier anatomis melalui degradasi dari
fibroblast dengan akibat terthnbunnya jaringan komponen matrik ekstraseluler. Sehingga peran u-
kolagen. Pada sebagian tikus akan mengalami PA menjadi penting karena memiliki pengaruh
ruptur miokard yang disebabkan karena sangat positif terhadap pertumbuhan tumor. PAI-1 karena
meningkatnya proteolisis plasmin yang dihasilkan memiliki kemampuan untuk menghambat
oleh u-PA. Tikus dengan defisiensi u-PA atau proteolisis yang diperantarai oleh u-PA
plasminogen akan terhindar dari ruptur dinding diharapkan PAI-1 dapat menghambat

240 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2007


pertumbuhan tumor. Tetapi peran PAI-1 pada DAFTAR RUJUKAN
pertumbuhan dan metastase dari tumor masih
dipertentangkan karena pada penelitian 1. Maurer F, Tierney M and Medcalf. An AU-
epidemiologis menunjukkan bahwa PAI-1 rich sequence in the 3'-UTR ofplasminogen
merupakan marker dari jeleknya prognose activator inhibitor type 2 (PAI-2) mRNA
survival pasien dengan berbagai jenis keganasan. promotes PAI-2 mRNA decay and provides a
Penelitian terakhir membuktikan bahwa binding site for neclear HuR. Nucleic Acid
angiogenesis tumor sangat menurun atau tidak Research 1999; 27:1664-73.
terjadi sama sekali pada host dengan defisiensi
2. Collen D. Ham-Wasserman Lecture. Role of
PAI-1, dengan trasfer gen melalui adenovirus the plasminogen system in fibrin-homeostasis
akan memulihkan sifat invasifdari sel tumor.2 and tissue remodelling. Hematology
2001;1:1-9.
KESIMPULAN
3. Carmeliet P and Collen D. Molecular genetics
Sistim fibrinolisis menghasilkan plasmin of the fibrinolytic and coagulation system in
yang selanjutnya memecah fibrin dan dapat haemostasis, thrombogenesis, restenosis and
mengaktifasi matrix metalloproteinase yang dapat atherosclerosis. Curr Opin Lipidol
memecah matrik ekstraseluler. Akibat peran 1997;8:118-25
ganda dari sistim fibrinolisis ini sebagai 4. Lijnen HR, Collen D. Mechanism of
konsekuwensinya terminologi si stem fibrinolisis physiological fibrinolysis. International
menjadi tidak sesuai lagi dan sebaiknya diganti Practice and Research 1995;8:277-90.
dengan sistem plasminogen. Dengan
perkembanganyang sangat pesat dibidang tehnik 5. Sui GC. Structure-function studies of
biologi molekuler termasuk tehnik DNA plasminogen activator inhibitor-1. Stockholm.
Sweden: Department of Laboratory Medicine,
rekombinan untuk ekspresi berbagai protein dan
Division of Clinical Chemistry and Blood
manipulasi gen target secara in vivo, mekanisme
Coagulation, Karolinska Hospital, Karolinska
fibrinolisis dapat dijelaskan lebih mendalam.
Disamping itu dengan tehnik DNA rekombinan Insitute;1998.p.S-17176.
mulai dapat dihasilkan rt-PA dengan berbagai 6. Collen D. Fibrinolysis and extracellular
varian dengan potensi fibrinolisis yang lebih toat, proteolysis. Research projects of the Center
waktu paruh yang lebih panjang dan resisten for Molecular and Vascular Biology K.U.
terhadap inhibitor protease. Penemuan ini akan Leuven. 2000. Available from:
roenyempurnakan terapi trombolisis pada kasus- http://www.kuleuven.ac.be/mcm/ proj 1 1
kasus infark miokard akuta dan penyakit .php. Diakses tanggal 29 November 2002.
tromboemboli lainnya. Plasmin yang terbentuk
7. Cecari M, Rossi GP. Plasminogen activator
karena dapat mengaktifasi matrix inhibitor type-11 in ischemic
metalloproteinase yang memecah matrik cardiomyopathy. Arteriscler Thromb Vase
ekstraseluler seperti kolagen juga berperan dalam Biol. 1999; 19:1378-86.
berbagai proses fisiologis maupun patologis
seperti pembentukan neointima, proses 8. Kohler HP and Grant PJ.
aterosklerosis, angiogenesis, remodeling jaringan, Plasminogenractivator inhibitor type 1 and
pertumbuhan dan penyebaran tumor. coronary artery desease. New Engl J Med
2000;342:1729-801.

Peran Sistem Flbrinolisis Pada Berbagai Proses Fisiologis Dan Patologis 241
Anak Agung Gde Budhiarta
9. Collen D. Fibrin-selective thrombolytic 17. Carmeliet P and Collen D. Molecular analysis
therapy for acute myocardial infarction. of blood vessel formation and disease. Am J
Circulation 1996;93:857-65. Physiol Heart Circ Physiol 1997;273:H2091-
10. Juhan-Vague I.. Renucci JF, Grimaux M, H2104.
Morange PE, Gouvernet J, Gourmelin Y and 18. Klement P, Liao P and Bajzar L. A novel
Alesi MC. Throtnbin-activfttable fibrinolysis Approach to arterial thrombolysis. Blood
inhibitor antigen levels and cardiovascular 1999;94:2735-43.
risk factors. Arterioscler Thromb Vase Biol 19. Blann AD, Landray MJ, Lip GYH. ABC of
2000;20:2156-61. antithrombotic therapy,,An overview of
11. Juhan-Vague I, Alesi MC, Declerck PJ. antithrombotic therapy. BMJ 2002;325:762-5.
Pathophysiology of fibrinolysis. In: Lijnen 20. Armstrong PW, Granger C,Van de Werf F.
HR, Collen D, editors. Fibrinolysis Bailliere's
Bolus fibrinolysis. Risk, benefit and
Clinical Haematology. International Practice opportunities. Circulation 2001:103:1171-3.
and Research 1995:8:329-43.
21. GUSTO angiographic investigator. The
12. Brown NJ. Agirbasli MA, Williams GH,
effects of tissue plasminogen activator,
Litchfield WR and Vaughan DE. Effect of
streptokinase, or both on coronary-artery
activation and inhibition of the renin- patency, ventriculat function and survival
angiotensin system on plasma PAI-I after acute myocardial infarction. New Engl J
Hypertension 1998:32:965-71. Med 1993;329:1615-22.
13. Mutch NJ, Wilson HM and Booth NA.
22. Creemers EEJM, Cleutjens JPM, Smith JFM,
Plasminogen activator inhibitor-1 and Daemen MJAP. Matrix metalloproteinase
haemostasis in obesity. Proc Nutr Soc
inhibition after myocardial infection. A new
2001;60:341-47. approach to Prevent heart failure? Circ Res
14. Skurk T, Lee YM, Hauer H. Angiotensin II 2001;89:201-10.
and its metabolites stimulate PAI-1 protein
release from human adipocyte in primary
culture. Hypertension 2001 ;37:1336-46.
15. Salomaa V, Stinson D, Kark JD, Folsom AR,
Davis CE and Wu KK. Association of
fibrinolytic parameters with early
atherosclerosis. The ARIC Study. Circulation
1995;91:284-90.
16. Folsom AR, Aleksic N, Park E, Salomaa V,
Juneja H, Wu KK. Prospective study of
fibrinolytic factors and incident coronary
heart disease. The Atherosclerosis Risk in
Communities (ARIC) Study. Arterioscler
Thromb Vase Biol I 2001;21:611-7.

242 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2007

You might also like