You are on page 1of 10

PENGARUH KONFLIK KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN

ORGANISASIONAL DAN KINERJA KARYAWAN


(Studi pada Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Malang)
Amelia Rahma Iresa
Hamidah Nayati Utami
Arik Prasetya
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: amelia_ireza@ymail.com

ABSTRACT
This study aims to identify and clarify the picture of work conflict, work stress, organizational commitment,
and employee performance, identify and analyze the influence of work conflict and work stress significantly
on organizational commitment, identify and analyze the influence of work conflict and work stress significantly
on the performance of employees , know and analyze the influence of organizational commitment significantly
on the performance of employees. This type of research is explanatory research with quantitative approach.
The sample in this study as many as 64 people who are employees of PT. Telecommunications Indonesia, Tbk
Witel Malang. Based on the results of the path analysis, the work conflict has a significant negative effect on
organizational commitment. Job stress has significant negative effect on organizational commitment. Work
conflict has a significant negative effect on performance of employees. Job stress has significant negative
effect on performance. Organizational commitment has positive significant effect on the performance of
employees. The coefficient of determination obtained by 0.7522 which means that the structural relationship
of the three variables studied was at 75.22%. While the remaining 24.78% is explained by other variables that
are not investigated in this study.

Keyword: work conflict, job stress, organizational commitment, and performance of employees.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan gambaran konflik kerja, stres kerja, komitmen
organisasional, dan kinerja karyawan, mengetahui dan menganalisis pengaruh konflik kerja dan stres kerja
secara signifikan terhadap komitmen organisasional, mengetahui dan menganalisis pengaruh konflik kerja dan
stres kerja secara signifikan terhadap kinerja karyawan, mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen
organisasional secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitaif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 64
orang yang merupakan karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Malang. Berdasarkan hasil
analisis path, diketahui bahwa variabel konflik kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap komitmen
organisasional. Stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Konflik
kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Stres kerja berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja. Nilai koefisien determinasi diperoleh sebesar 0,7522 yang berarti hubungan struktural dari ketiga
variabel yang diteliti adalah sebesar 75,22%. Sedangkan sisanya sebesar 24,78% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

Kata kunci: konflik kerja, stres kerja, komitmen organisasional, dan kinerja karyawan.

PENDAHULUAN perusahaan. ”Sumber Daya Manusia di perusahaan


Sumber Daya Manusia merupakan aset penting perlu dikelola secara profesional agar terwujud
dalam suatu perusahaan, karena Sumber Daya keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan
Manusia menentukan keberhasilan suatu tuntutan dan kemampuan perusahaan.
a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama Komitmen organisasional juga diperlukan sebagai
perusahaan agar dapat berkembang secara produktif indikator kinerja karyawan untuk membentuk
dan wajar” (Mangkunegara, 2009: 1). Pandangan tingkat kompetensi, profesionalisme, dan komitmen
terhadap Sumber Daya Manusia dapat dilihat secara yang tinggi guna pencapaian kinerja yang optimal.
individu maupun secara kelompok, hal tersebut Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan
dikarenakan perilaku manusia mempunyai sifat dan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
karakteristik yang berbeda-beda. menjelaskan gambaran konflik kerja, stres kerja,
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan komitmen organisasional, dan kinerja karyawan,
karateristik pada individu dalam suatu interaksi. untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Perbedaan-perbedaan tersebut menyangkut konflik kerja dan stres kerja terhadap komitmen
pengetahuan, skill, adat istiadat, keyakinan, dan lain organisasional, untuk mengetahui dan menganalisis
sebagainya. “Konflik kerja adalah ketidaksesuaian pengaruh konflik kerja dan stres kerja terhadap
antara dua atau lebih anggota atau kelompok dalam kinerja karyawan, untuk mengetahui dan
suatu perusahaan atau organisasi yang harus menganalisis pengaruh komitmen organisasional
membagi sumber daya terbatas atau kegiatan- terhadap kinerja karyawan.
kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau KAJIAN PUSTAKA
persepsi” (Rivai dan Sagala, 2009: 999). Konflik Kerja
Konflik sering muncul dalam dunia kerja dapat Menurut Stoner dan Freeman dalam (Wahyudi
memicu kondisi-kondisi terjadinya stres. Konflik dan Akdon, 2005: 16) berpendapat bahwa, “Konflik
dalam pekerjaan seseorang dapat menimbulkan organisasi adalah ketidaksepakatan soal alokasi
stres terhadap pihak yang terlibat. “Stres kerja sumberdaya, perbedaan pendapat dan persepsi
adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan mengenai tujuan, kepentingan maupun status serta
adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang nilai individu merupakan penyebab munculnya
mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi konflik”. Menurut Feldman dan Arnold dalam
seorang karyawan” (Rivai dan Sagala, 2009: 1008). (Wahyudi dan Akdon, 2005: 36) juga berpendapat
Meningkatnya karyawan yang mengalami stres bahwa, “Konflik disebabkan kurangnya koordinasi
dalam suatu perusahaan akan mengakibatkan kerja antar kelompok dan lemahnya sistem kontrol
penurunan kinerja karyawan. organisasi”.
Komitmen organisasional dipandang mampu Manajer harus dapat mengatasi konflik dengan
meningkatkan kinerja karyawan pada suatu baik untuk kemajuan perusahaan. Hendricks dalam
perusahaan. Komitmen organisasional menjadi hal (Wahyudi dan Akdon, 2005: 60) menyatakan bahwa
yang penting bagi perusahaan agar dapat berjalan ke terdapat lima manajemen konflik yang dapat
arah tujuan yang telah ditetapkan. Menururt Robins diterapkan dalam menyelesaikan konflik yaitu
dalam (Nofendri, 2013: 1) berpendapat bahwa, dengan cara mempersatukan (integrating), dengan
“Komitmen adalah suatu bentuk identifikasi, cara kerelaan untuk membantu (obliging), dengan
loyalitas dan keterlibatan yang diekspresikan oleh cara mendominasi (dominating), dengan cara
pegawai terhadap organisasi atau unit kerja”. menghindar (avoiding), dengan cara kompromi
Keberhasilan kinerja seseorang ditentukan oleh (compromising).
tingkat kompetensi, profesionalisme, dan juga
komitmennya terhadap pekerjaan yang Stres Kerja
ditekuninya. Karyawan dengan komitmen yang Menurut pendapat Siagian (2010: 300), “Stres
tinggi akan lebih betah dalam bekerja, setia, ikut merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh
berpartisipasi sehingga akan menunjukkan hasil terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik
kinerja yang optimal. seseorang”. Siagian (2010: 301) juga berpendapat
Perusahaan perlu mengetahui berbagai bahwa, “Sumber stres dapat digolongkan pada yang
kelemahan dan kelebihan karyawan sebagai berasal dari pekerjaan dan dari luar pekerjaan
landasan untuk menjaga komitmen organisasional seseorang”. Pendekatan stres kerja dilakukan untuk
dan memperbaiki kinerja dalam menghadapi mengatasi kendala yang dihadapi karyawan saat
perubahan-perubahan pada lingkungan kerja. bekerja. Bagi individu penting dilakukannya
Perusahaan harus memiliki indikator kinerja dimana penanggulangan stres kerja karena stres dapat
karyawan dan manajer bekerjasama merencanakan mempengaruhi kehidupan, kesehatan dan
kinerja yang harus dikerjakan di tahun mendatang, produktivitas. Bagi perusahaan pengaruh terhadap
mengenali dan mencari cara mengatasi masalah. kinerja dan efektivitas dari perusahaan. Menurut
a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pengurangan stres dapat dilakukan pada tingkat a. Kemampuan Teknis, yaitu kemampuan
individu, perusahaan, maupun keduanya”. menggunakan pengetahuan, metode, teknik,
dan peralatan yang dipergunakan untuk
Komitmen Organisasional melaksanakan tugas serta pengalaman dan
Komitmen organisasional merupakan tingkat pelatihan yang diperolehnya.
keterkaitan karyawan pada sasaran perusahaan. b. Kemampuan Konseptual, yaitu kemampuan
Menurut Mathis dan Jackson dalam (Sopiah, 2008: untuk memahami kompleksitas perusahaan
155) mendefinisikan bahwa, “Komitmen dan penyesuaian bidang gerak unit masing-
organisasional adalah derajat yang mana karyawan masing ke dalam bidang operasional
percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan perusahaan secara menyeluruh, yang pada
akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan intinya individual tersebut memahami tugas,
organisasi”. fungsi serta tanggung jawab sebagai
Menurut Jackson dalam (Sopiah, 2008: 155) karyawan.
menyatakan bahwa unsur-unsur komitmen c. Kemampuan Hubungan Interpersonal, yaitu
organisasional terdiri dari kepercayaan, kemauan, antara lain kemampuan untuk bekerja sama
keinginan. Allen dan Meyer dalam (Luthans, 2006: dengan orang lain, memotivasi karyawan,
249) menyatakan bahwa ada tiga bentuk komitmen melakukan negoisasi, dan lain-lain.
organisasional, yaitu:
a. Affective commitment, yaitu keterkaitan Hubungan Konflik Kerja Terhadap Komitmen
emosional karyawan, identifikasi dan Organisasional
keterlibatan karyawan dalam suatu organisasi, Konflik merupakan gejala psikologis yang
individu bertahan dalam suatu organisasi dialami seseorang yang menimbulkan rasa tidak
karena adanya ikatan emosional dan keinginan nyaman saat bekerja dan dapat menurunkan
sendiri. komitmen karyawan pada perusahaan. Konflik
b. Continuance commitment, yaitu komitmen disebabkan oleh tekanan organisasional di tempat
yang berdasarkan kerugian yang berhubungan kerja atau ketidaksesuaian antara harapan dan
dengan keluarnya karyawan dari organisasi. pencapaian hasil. Tekanan organisasional muncul
Karyawan tetap bertahan pada organisasi saat karyawan merasa terbebani dan tidak mampu
karena ia membutuhkan keuntungan atau gaji mengerjakan tugas yang diberikan. Menururt
yang tidak ditemukan dalam pekerjaan lain. pendapat Jackson dan Shuler menyatakan bahwa,
c. Normative Commitment, yaitu komitmen yang “Konflik mempunyai dampak yang negatif terhadap
disebabkan karena ada perasaan wajib untuk perilaku karyawan, seperti timbulnya ketegangan
tetap berada dalam organisasi karena tindakan kerja, peningkatan perputaran kerja, penurunan
tersebut merupakan hal benar yang harus kepuasan kerja, penurunan komitmen organisasi
dilakukan. Karyawan tetap tinggal dalam dan penurunan kinerja keseluruhan” (Rulestari dan
orgnasisasi karena mersa wajib loyal pada Eryanto, 2013: 21).
organisasi dan sesuai dengan nilai-nilai yang
dimiliki. Hubungan Konflik Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan
Kinerja Karyawan Menurut Aldag dalam (Wahyu dan Akdon, 2005:
Menurut pendapat Mangkunegara (2009: 67) 87) mengemukakan bahwa hubungan performasi
bahwa, “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas kerja adalah “Hubungan antara konflik dengan
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai kinerja perusahaan menunjukkan bahwa, apabila
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tingkat konflik optimal yaitu tingkat konflik sangat
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. fungsional maka kinerja akan maksimal. Bila
Penilaian kinerja dilakukan untuk membantu konflik terlalu rendah, performasi perusahaan
karyawan dalam mencapai kinerja yang diharapkan mengalami stagnasi atau rendah dan perusahaan
agar efektif dan efisien. menjadi lambat dalam menyesuaikan diri dengan
Standar kinerja merupakan aspek-aspek yang berbagai perkembangan lingkungan. Jika tingkat
dapat dilakukan dalam mengukur atau menilai konflik terlalu tinggi, akan timbul kendala, tidak
kinerja karyawan. Rivai dan Sagala (2009: 563) kooperatif, dan menghalangi pencapaian tujuan
berpendapat bahwa aspek-aspek penilaian kinerja perusahaan tersebut”.
dapat dikelompokkan menjadi:
a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hubungan Stres Kerja Terhadap Komitmen MODEL HIPOTESIS
Organisasional
Stres kerja dapat mempengaruhi tingkat H3
komitmen organisasional yang dimiliki seseorang.
Fontana dalam (Rulestari dan Eryanto, 2013: 22) H1
Konflik
berpendapat bahwa, “Dampak stres adalah Kerja (X1)
organizational problem meliputi tingkat kepuasan
Komitmen H5 Kinerja
kerja menurun, komitmen dan loyalitas terhadap
Organisasional Karyawan
organisasi menurun dan produktivitas kerja
menurun, sehingga mengakibatkan tingkat absensi (Y1) (Y2)
dan turnover meningkat”. Peningkatan stres kerja Stres Kerja
menyebabkan penurunan komitmen organisasional, (X2)
H2
dan sebaliknya. Semakin tinggi komitmen
organisasional, karyawan akan merasa nyaman H4
dalam bekerja sehingga dapat menekan tingkat stres Gambar 1. Model Hipotesis
kerja.
Berdasarkan model hipotesis diatas dapat
Hubungan Stres Kerja Terhadap Kinerja dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Karyawan H1 : Ada pengaruh signifikan konflik kerja (X1)
Stres dalam hubungannya dengan pekerjaan bisa terhadap komitmen organisasional (Y1) pada
tinggi bisa rendah dan dapat berpengaruh pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel
berbagai macam faktor. Stres kerja dalam tingkat Malang.
sedang dapat meningkatkan kinerja karyawan, H2 : Ada pengaruh signifikan stres kerja (X2)
tetapi stres kerja tingkat tinggi dan rendah dapat terhadap komitmen organisasional (Y1) pada
menurunkan kinerja karyawan tersebut. Berbagai PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel
tekanan stres bersifat relatif bagi seseorang akan Malang.
tergantung pada kemampuan orang tersebut dalam H3 : Ada pengaruh signifikan konflik kerja (X1)
menghadapi stres kerja. terhadap kinerja karyawan (Y2) pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel
Hubungan Komitmen Organisasional Terhadap Malang.
Kinerja Karyawan H4 : Ada pengaruh signifikan stres kerja (X2)
Perusahaan dituntut dapat mempertahanankan terhadap kinerja karyawan (Y2) pada PT.
karyawannya untuk melaksanakan tugas yang telah Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel
diberikan dan membuat karyawan tetap betah untuk Malang.
bekerja tanpa menurunkan kinerja karyawan H5 : Ada pengaruh signifikan komitmen
tersebut. Semakin tinggi komitmen semakin loyal organisasional (Y1) terhadap kinerja
karyawan terhadap perusahaan, sehingga akan karyawan (Y2) pada PT. Telekomunikasi
meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja yang Indonesia,Tbk Witel Malang.
terus-menerus meningkat akan memberikan efek
pada kemajuan perusahaan sehingga, komitmen METODE PENELITIAN
sangat diperlukan sebagai indikator kerja karyawan Jenis dan Lokasi Penelitian
agar dapat bekerja secara optimal guna Penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan
meningkatkan produktifitas dan efektivitas (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif.
perusahaan. Metode ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel-variabel yang akan diteliti, kemudian
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk Witel Malang yang berlokasi di Jl.
Ahmad Yani No. 11 Malang.

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Witel Malang sebanyak 172 orang. Berdasarkan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Item Variabel Konflik
perhitungan dari rumus Slovin dengan Teknik Kerja (X1)
pengambilan Sampel yaitu Proportional Random Item/Indikator/Variabel Rata-rata
Item X1.1 1.88
Sampling, maka jumlah sampel yang digunakan
Item X1.2 1.67
sebesar 64 karyawan. Item X1.3 2.11
Item X1.4 2.14
Metode Pengumpulan Data Item X1.5 1.95
Item X1.6 2.00
Metode pengumpulan data yang digunakan Indikator Koordinasi Kerja 1.87
peneliti adalah dengan menggunakan kuesioner. Indikator Sistem Kontrol Organisasi 2.03
Dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang Variabel Konflik Kerja 1.96
berupa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada Sumber: data primer diolah, 2015.
karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Witel Malang. Pedoman dokumentasi juga b) Stres Kerja (X2)
digunakan untuk memperoleh informasi yang Presentase distribusi frekuensi untuk item
berhubungan dengan penelitian. variabel stres kerja disajikan pada tabel berikut
ini:
Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif Tabel 2. Distribusi Frekuensi Item Variabel Stres
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif Kerja (X2)
untuk mendiskripsikan data yang ada. Analisis ini Item/Indikator/Variabel Rata-rata
digunakan untuk mengkaji gambaran karateristik Item X2.1 2.02
Item X2.2 2.52
data serta menyusun distribusi frekuensi dengan
Item X2.3 2.25
menggunakan data kuesioner yang telah diberikan Item X2.4 2.36
kepada responden. Dengan demikian, akan Item X2.5 1.75
diperoleh frekuensi, presentase, dan rata-rata skor Item X2.6 1.73
jawaban atau tanggapan responden dari masing- Indikator Stres yang berasal dari 2.26
masing item. Pekerjaan
2. Analisis Jalur (Path Analysis) Indikator Stres yang berasal dari Luar 1.94
Pekerjaan
Menurut Paul Webley dalam (Sarwono, 2007: 1) Variabel Stres Kerja 2.10
berpendapat bahwa, “Analisis merupakan Sumber: data primer diolah, 2015.
pengembangan langsung bentuk regresi berganda
dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat c) Komitmen Organisasional Karyawan (Y1)
kepentingan dan signifikasi hubungan sebab akibat Presentase distribusi frekuensi untuk item
hipotetikal dalam seperangkat variabel”. Analisis variabel komitmen organisasional disajikan pada
jalur ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tabel berikut ini:
langsung maupun tidak langsung dari beberapa
variabel penyebab (eksogen) terhadap variabel Tabel 3. Distribusi Frekuensi Item Variabel
akibat (endogen). Komitmen Organisasional (Y1)
Item/Indikator/Variabel Rata-rata
HASIL PENELITIAN Item Y1.1 4.41
1. Analisis Statistik Deskriptif Item Y1.2 4.13
Berikut presentase distribusi untuk masing– Item Y1.3 4.38
Item Y1.4 3.97
masing item penelitian seperti terlihat pada tabel
Item Y1.5 3.86
dibawah ini. Item Y1.6 3.94
a) Konflik Kerja (X1) Item Y1.7 3.81
Presentase distribusi frekuensi untuk item Item Y1.8 3.72
variabel konflik kerja disajikan pada tabel berikut Item Y1.9 4.38
ini: Indikator Komitmen Afektif 4.30
Indikator Komitmen Kelanjutan 3.92
Indikator Komitmen Normatif 3.97
Variabel Komitmen Organisasional 4.06
Sumber: data primer diolah, 2015.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
d) Kinerja karyawan (Y2) Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Malang
Presentase distribusi frekuensi untuk item yang disajikan pada tabel berikut ini:
variabel kinerja karyawan disajikan pada tabel
berikut ini: Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Jalur Konflik Kerja (X1)
dan Stres Kerja (X2) Terhadap Kinerja Karyawan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Item Variabel Kinerja (Y2)
Standardize
Karyawan (Y2) Variabel d t
Item/Indikator/Variabel Rata-rata Probabilitas Keterangan
bebas koefisien hitung
Item Y2.1 4.36 beta
Item Y2.2 4.33 X1 -0.294 -2.470 0.016 Signifikan
Item Y2.3 4.20
X2 -0.240 -2.104 0.040 Signifikan
Item Y2.4 4.36
Item Y2.5 4.20 Y1 0.348 3.133 0.003 Signifikan
Item Y2.6 4.41 Variabel
terikat Y2
Item Y2.7 4.39
Item Y2.8 4.28 R : 0,757
R square
Item Y2.9 4.31
(R2) : 0,572
Indikator Kemampuan Teknis 4.30 Adjusted R
Indikator Kemampuan Konseptual 4.33 square : 0,551
Indikator Kemampuan Hubungan 4.32 Sumber: data primer diolah, 2015
Interpersonal
Variabel Kinerja Karyawan 4.32 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Sumber: data primer diolah, 2015. 1. Analisis Statistik Deskriptif Konflik Kerja,
Stres Kerja, Komitmen Organisasional, dan
2. Pengujian koefisien jalur konflik dan stres Kinerja Karyawan di PT. Telekomunikasi
kerja terhadap komitmen organisasional Indonesia, Tbk Witel Malang
Pendugaan koefisien jalur pertama a) Konflik Kerja (X1)
digunakan untuk menganalisis pengaruh konflik Berdasarkan penelitian yang telah
kerja dan stres kerja terhadap komitmen dilakukan, dari 6 item pernyataan kuesioner
organisasional pada PT. Telekomunikasi pada variabel konflik kerja, diperoleh rata-rata
Indonesia, Tbk Witel Malang yang disajikan variabel sebesar 1,96. Rata-rata indikator
pada tabel berikut ini: koordinasi kerja sebesar 1,87. Rata-rata
indikator sistem kontrol organisasi sebesar
Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Jalur Konflik Kerja (X1) 2,03. Pada penelitian tersebut juga terdapat
Dan Stres Kerja (X2) Terhadap Komitmen
Organisasional (Y1)
rata-rata distribusi jawaban responden tertinggi
Standardize terletak pada item X1.4 sebesar 2,14 (merasa ada
t
Variabel bebas
d
hitun
Probabilita
Keterangan kelemahan manajemen dalam melaksanakan
koefisien s
beta
g sistem penilaian kerja) sedangkan rata-rata
distribusi jawaban terendah terletak pada item
X1 -0.428 -3.389 0.001 Signifikan
X1.2 sebesar 1,67 (merasa ragu dalam
X2 -0.286 -2.269 0.027 Signifikan
Variabel
menjalankan tugas).
terikat Y1 Hasil item tertinggi menunjukkan bahwa
R : 0,649 konflik kerja yang berjalan pada kondisi aktual
R square (R2) : 0,421 telah sesuai dengan teori menurut Stoner dan
Adjusted R Freeman dalam (Wahyudi dan Akdon, 2005:
square : 0,402
16) bahwa, “Konflik merupakan
Sumber: data primer diolah, 2015
ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya,
perbedaan pendapat dan persepsi mengenai
3. Pengujian koefisien jalur konflik kerja, stres tujuan, kepentingan maupun status serta nilai
kerja dan komitmen organisasional individu merupakan penyebab munculnya
terhadap kinerja karyawan konflik”. Sedangkan pada hasil item terendah
Pendugaan koefisien jalur kedua digunakan
menunjukkan bahwa konflik kerja yang
untuk menganalisis pengaruh konflik kerja,
berjalan tidak sesuai dengan teori tersebut.
stres kerja dan komitmen organisasional
terhadap kinerja karyawan pada PT.
a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
b) Stres Kerja (X2) d) Kinerja Karyawan (Y2)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
dari 6 item pernyataan kuesioner pada variabel dari 9 item pernyataan kuesioner pada variabel
stres kerja, diperoleh rata-rata variabel sebesar kinerja karyawan, diperoleh rata-rata variabel
2,10. Rata-rata indikator stres yang berasal dari sebesar 4,32. Rata-rata indikator kemampuan
pekerjaan sebesar 2,26. Rata-rata indikator teknis sebesar 4,30. Rata-rata indikator
stres yang berasal dari luar pekerjaan dari kemampuan konseptual sebesar 4,33. Rata-rata
sebesar 1,94. Pada penelitian tersebut juga indikator kemampuan hubungan interpersonal
terdapat rata-rata distribusi jawaban responden sebesar 4,32. Pada penelitian tersebut juga
tertinggi terletak pada item X2.2 sebesar 2,52 terdapat rata-rata distribusi jawaban responden
(merasa adanya desakan waktu dalam tertinggi terletak pada item Y2.6 sebesar 4,41
menyelesaikan tugas) sedangkan rata-rata (memahami tanggung jawab sebagai
distribusi jawaban terendah terletak pada item karyawan) sedangkan rata-rata distribusi
X2.6 sebesar 1,73 (mempunyai penyakit y ang jawaban terendah terletak pada item Y2.3 sebesar
kadang menggangu pekerjaan saat kambuh). 4,20 (mampu menggunakan pelatihan yang
Hasil item tertinggi menunjukkan bahwa diperoleh untuk melaksanakan tugas) dan Y2.5
stres kerja yang berjalan pada kondisi aktual sebesar 4,20 (memahami bidang gerak unit
telah sesuai dengan teori menurut Siagian masing-masing ke dalam bidang operasional
(2010: 300) bahwa, “Stres merupakan kondisi perusahaan).
ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, Hasil item tertinggi menunjukkan bahwa
jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang”. kinerja karyawan yang berjalan pada kondisi
Sedangkan pada hasil item terendah aktual telah sesuai dengan teori yang
menunjukkan bahwa stres kerja yang berjalan dikemukakan oleh Mangkunegara (2009: 67)
tidak sesuai dengan teori tersebut. bahwa, “Kinerja merupakan hasil kerja secara
c) Komitmen Organisasional (Y1) kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh dalam
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, melaksanakan tugasnya sesuai dengan
dari 9 item pernyataan kuesioner pada variabel tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
komitmen organisasional, diperoleh rata-rata Sedangkan pada hasil item terendah
variabel sebesar 4,06. Rata-rata indikator menunjukkan bahwa kinerja karyawan yang
komitmen afektif sebesar 4,30. Rata-rata berjalan tidak sesuai dengan teori tersebut.
indikator komitmen kelanjutan sebesar 3,92.
Rata-rata indikator komitmen normatif sebesar 2. Pembahasan Pengaruh Antar Variabel
3,97. Pada penelitian tersebut juga terdapat Konflik Kerja, Stres Kerja Komitmen
rata-rata distribusi jawaban responden tertinggi Organisasional, dan Kinerja Karyawan di
terletak pada item Y1.1 sebesar 4,41 (merasa PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel
senang bekerja di perusahaan) sedangkan rata- Malang
rata distribusi jawaban terendah terletak pada a) Pengaruh Konflik Kerja Terhadap Komitmen
item Y1.8 sebesar 3,72 (tidak akan Organisasional
meninggalkan perusahaan tempat saya bekerja Berdasarkan hasil analisis jalur, variabel
walaupun dalam keadaan baik ataupun buruk). konflik kerja memiliki koefisien beta sebesar -
Hasil item tertinggi menunjukkan bahwa 0,428, nilai thitung sebesar -3,389 dengan nilai
komitmen organisasional yang berjalan pada probabilitas signifikan sebesar 0,001 sehingga
kondisi aktual telah sesuai dengan teori yang variabel konflik kerja memiliki pengaruh
dikemukakan oleh Mathis dan Jackson dalam signifikan terhadap variabel komitmen
(Sopiah, 2008: 155) bahwa, “Komitmen organisasional. Hal ini dapat dibuktikan dari
organisasional merupakan derajat yang mana nilai signifikasi lebih kecil dari alpha yang
karyawan percaya dan menerima tujuan dipakai yaitu 0,05 (0,001<0,05).
organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak Konflik kerja memiliki pengaruh signifikan
akan meninggalkan organisasi”. Sedangkan negatif terhadap komitmen organisasional,
pada hasil item terendah menunjukkan bahwa artinya semakin tinggi konflik kerja maka akan
komitmen organisasional yang berjalan tidak semakin rendah komitmen organisasional. Hal
sesuai dengan teori tersebut. ini berarti konflik kerja yang terjadi pada
karyawan akan menyebabkan penurunan
komitmen organisasional karyawan yang
a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
bersangkutan dan didukung dengan penelitian bersifat disfungsional karena itu perlu campur
yang dilakukan oleh Febryanti (2012) yang tangan manajemen sehingga konflik kerja yang
menunjukkan bahwa variabel konflik kerja mengarah pada tindakan negatif dapat diarahkan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap menjadi optimal sesuai dengan harapan
komitmen organisasional. perusahaan.
Konflik kerja yang terjadi di PT. c) Pengaruh Stres Kerja Terhadap Komitmen
Telekomunikasi Indonesia, Tbk disebabkan Organisasional
oleh rendahnya koordinasi kerja dan lemahnya Berdasarkan hasil analisis jalur, variabel stres
sistem kontrol organisasi, sehingga diperlukan kerja memiliki koefisien beta sebesar -0,286,
pengelolaan konflik kerja dan cara mengatasi nilai thitung sebesar -2,269 dengan nilai
konflik kerja yang baik. Hendricks dalam probabilitas signifikan sebesar 0,027 sehingga
(Wahyudi dan Akdon, 2005: 60) menyatakan variabel konflik kerja memiliki pengaruh
bahwa, “Terdapat lima manajemen konflik yang signifikan terhadap variabel komitmen
dapat diterapkan dalam menyelesaikan konflik organisasional. Hal ini dapat dibuktikan dari
yaitu dengan cara mempersatukan (integrating), nilai signifikasi lebih kecil dari alpha yang
dengan cara kerelaan untuk membantu dipakai yaitu 0,05 (0,027<0,05).
(obliging), dengan cara mendominasi Stres kerja memiliki pengaruh signifikan
(dominating), dengan cara menghindar negatif terhadap komitmen organisasional,
(avoiding), dengan cara kompromi artinya semakin tinggi stres kerja maka akan
(compromising)”. semakin rendah komitmen organisasional. Hal
b) Pengaruh Konflik Kerja Terhadap Kinerja ini berarti stres kerja yang terjadi pada karyawan
Karyawan akan menyebabkan penurunan komitmen
Berdasarkan hasil analisis jalur, variabel organisasional karyawan yang bersangkutan
konflik kerja memiliki koefisien beta sebesar - yang didukung oleh pendapat Fontana dalam
0,294, nilai thitung sebesar -2,470 dengan nilai (Rulestari dan Eryanto, 2013: 22) menyatakan
probabilitas signifikan sebesar 0,016 sehingga bahwa, “Dampak stres adalah organizational
variabel konflik kerja memiliki pengaruh problem meliputi tingkat kepuasan kerja
signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. menurun, komitmen dan loyalitas terhadap
Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikasi organisasi menurun dan produktivitas kerja
lebih kecil dari alpha yang dipakai yaitu 0,05 menurun, sehingga mengakibatkan tingkat
(0,016<0,05). absensi dan turnover meningkat”.
Konflik kerja memiliki pengaruh signifikan Stres kerja yang terjadi di PT.
negatif terhadap kinerja karyawan, artinya Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Malang
semakin tinggi konflik kerja maka akan semakin disebabkan oleh rendahnya faktor-faktor stres
rendah kinerja karyawan. Hal ini berarti konflik yang berasal dari pekerjaan dan dari luar
yang terjadi pada karyawan akan menyebabkan pekerjaan, sehingga diperlukan cara untuk
penurunan kinerja karyawan yang bersangkutan mengatasi stres kerja dengan pendekatan stres
dan didukung dengan penelitian yang dilakukan kerja yang baik. Rivai dan Sagala (2009: 1008)
oleh Nur (2013) yang menunjukkan bahwa menyatakan bahwa, “Terdapat dua pendekatan
variabel konflik kerja berpengaruh negatif dan yang dapat diterapkan untuk mengatasi stres
signifikan terhadap kinerja karyawan. kerja”. Pendekatan individu terdiri dari
Konflik kerja yang terjadi di PT. meningkatkan keimanan, melakukan meditasi
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Malang dan pernapasan, melakukan kegiatan olah raga,
disebabkan oleh rendahnya faktor-faktor melakukan relaksasi, dukungan sosial dari
koordinasi kerja dan lemahnya sistem kontrol teman-teman dan keluarga, meghindari
organisasi. Konflik kerja yang menjadi kebiasaan rutin yang membosankan.
kekuatan adalah konflik yang bersifat Pendekatan perusahaan terdiri dari melakukan
fungsional artinya masalah-masalah yang perbaikan iklim organisasi melakukan
terjadi dan selanjutnya dicari solusi, maka perbaikan terhadap lingkungan fisik,
menjadikan konflik kerja berdampak pada menyediakan sarana olah raga, melakukan
perbaikan kinerja karyawan. Akan tetapi analisis dan kejelasan tugas, meningkatkan
sebaliknya apabila konflik kerja yang terjadi partisipasi dalam proses pengambilan
berupa sikap dan tindakan menghambat proses keputusan, melakukan restrukturisasi tugas,
pencapaian tujuan perusahaan maka konflik
a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
menerapkan konsep manajemen berdasarkan oganisasional yang dimiliki karyawan akan
sasaran. menyebabkan peningkatan kinerja karyawan
d) Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja yang bersangkutan dan didukung oleh pendapat
Karyawan Bathaw dan Grant dalam (Sopiah, 2008: 156)
Berdasarkan hasil analisis jalur, variabel stres menyatakan bahwa, “Komitmen organisasional
kerja memiliki koefisien beta sebesar -0,240, sebagai keinginan karyawan untuk
nilai thitung sebesar -2,104 dengan nilai mempertahankan keanggotaannya dalam
probabilitas signifikan sebesar 0,040 sehingga organisasi dan bersedia melakukan usaha yang
variabel stres kerja memiliki pengaruh tinggi dalam organisasi”.
signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Komitmen organisasional pada karyawan PT.
Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikasi Telekomunikasi Indonesia, Witel Malang harus
lebih kecil dari alpha yang dipakai yaitu 0,05 lebih diperhatikan lagi. Hal ini dikarenakan jika
(0,040<0,05). karyawan memiliki komitmen organisasional
Stres kerja memiliki pengaruh signifikan tinggi, maka akan meningkatkan kinerja
negatif terhadap kinerja karyawan, artinya karyawan.
semakin tinggi stres kerja maka akan semakin Tingginya komitmen organisasional PT.
rendah kinerja karyawan. Hal ini berarti stres Telekomunikasi Indonesia, Witel Malang dapat
kerja yang terjadi pada karyawan akan dilihat dari indikator komitmen afektif,
menyebabkan penurunan kinerja karyawan komitmen kelanjutan, dan komitmen normatif
yang bersangkutan dan didukung dengan yang dimiliki karyawan. Komitmen
penelitian yang dilakukan oleh Ahiruddin organisasional merupakan pedoman antara
(2011) yang menunjukkan bahwa variabel stres sikap dan perilaku individu. Karyawan yang
kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja memiliki unsur loyalitas terhadap perusahaan
karyawan. akan melakukan usaha yang tinggi dalam
Stres kerja yang terjadi di PT. bekerja sehingga akan menghasilkan kinerja
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Malang yang baik. Mathis dan Jackson dalam (Sopiah,
dapat dilihat melalui distribusi frekuensi 2008: 155) menyatakan bahwa, “Unsur-unsur
disebabkan oleh rendahnya faktor-faktor stres komitmen organisasional terdiri dari
yang berasal dari pekerjaan dan dari luar kepercayaan, kemauan, keinginan”. Unsur-
pekerjaan. Stres yang dialami oleh karyawan unsur komitmen organisasional dalam diri
yang tidak ditangani dengan baik dapat karyawan akan menyebabkan keterlibatan
menurunkan kinerja karyawan yang dapat dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap
berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. tujuan perusahaan, dengan demikian akan
Stres kerja yang dialami karyawan berdampak menciptakan kinerja yang terus-menerus
buruk terhadap kinerja karena stres kerja dapat meningkat sehingga memberikan efek pada
menyebabkan karyawan tidak dapat bekerja kemajuan perusahaan.
secara maksimal, sehingga dapat menghambat
pencapaian tujuan perusahaan tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN
e) Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kesimpulan
Kinerja Karyawan Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat
Berdasarkan hasil analisis jalur, variabel diambil kesimpulan sebagai berikut:
komitmen organisasional memiliki koefisien 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
beta sebesar -0,348, nilai thitung sebesar -3,133 variabel konflik kerja masuk dalam kategori
dengan nilai probabilitas signifikan sebesar rendah yang berarti konflik kerja dalam
0,003 sehingga variabel komitmen perusahaan jarang terjadi, rata-rata variabel
organisasional memiliki pengaruh signifikan stres kerja masuk dalam kategori rendah yang
terhadap variabel kinerja karyawan. Hal ini berarti karyawan jarang mengalami stres kerja,
dapat dibuktikan dari nilai signifikasi lebih kecil rata-rata variabel komitmen orgaisasional
dari alpha yang dipakai yaitu 0,05 (0,003<0,05). masuk dalam kategori tinggi yang berarti
Komitmen Organisasional memiliki komitmen organisasional yang dimiliki
pengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan sudah baik, rata-rata variabel kinerja
karyawan, artinya semakin tinggi komitmen karyawan masuk dalam kategori sangat tinggi
oganisasional maka akan semakin tinggi pula yang berarti kinerja yang dimiliki karyawan
kinerja karyawan. Hal ini berarti komitmen sudah sangat baik.
a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel DAFTAR PUSTAKA
konflik kerja (X1) berpengaruh negatif dan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen
signifikan terhadap komitmen organisasional sumber daya manusia perusahaan. Bandung:
(Y1) ini dibuktikan dengan nilai probabilitas < Remaja Rosdakarya.
0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan. Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009.
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Manajemen sumber daya Manusia untuk
stres kerja (X2) berpengaruh negatif dan perusahaan: Dari Teori ke Praktek. Jakarta:
signifikan terhadap komitmen organisasional Rajawali Pers.
(Y1) ini dibuktikan dengan nilai probabilitas <
0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan. Sarwono, J. 2007. Analisis jalur untuk riset bisnis
4. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel dengan SPSS. Yogyakarta: Andi offset.
konflik kerja (X1) berpengaruh negatif dan Siagian, Sondang P. 2010. Manajemen sumber daya
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2) ini manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
dibuktikan dengan nilai probabilitas < 0,05
yang berarti ada pengaruh yang signifikan. Sopiah. 2008. Perilaku organisasional.
5. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Yogyakarta: Andi
stres kerja (X2) berpengaruh negatif dan Wahyudi & H. Akdon. 2005. Manajemen konflik
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2) ini dalam organisasi. Bandung: Alfabeta.
dibuktikan dengan nilai probabilitas < 0,05 Jurnal
yang berarti ada pengaruh yang signifikan.
6. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Ahiruddin, 2011. Pengaruh Konflik dan Stres Kerja
komitmen organisasional (Y1) berpengaruh terhadap Kinerja CV Bina Cipta Nusa Perkasa
positif dan signifikan terhadap kinerja Bandar Lampung. Jurnal organisasi dan
karyawan (Y2) ini dibuktikan dengan nilai manajemen, 1(1) : 82 88
probabilitas < 0,05 yang berarti ada pengaruh Febrianty. 2012. Pengaruh Role Conflict, Role
yang signifikan. Ambiguity, dan Work-family Conflict terhadap
Komitmen Organisasional. Jurnal ekonomi dan
Saran informasi akuntansi (JENIUS), 2(3) : 315 339
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat
Nur, Saina. 2013. Konflik, Stres Kerja dan
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
Kepuasan Kerja Pengaruhnya terhadap Kinerja
1. Diharapkan pihak perusahaan dapat mengatasi
Pegawai pada Universitas Khairun Ternate.
konflik kerja dengan manajemen konflik
Jurnal EMBA, 1(3) : 739 749
dengan baik, karena variabel konflik kerja
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rulestri, Sri dan Eryanto, Henry. Pengaruh Konflik
kinerja karyawan melalui komitmen Peran dan Stres Kerja terhadap Komitmen
organisasional, sehingga dapat meningkatkan Organisasi di Rumah Sakit TK IV Salak, Bogor.
kinerja karyawan. Jurnal Econo Sains, 11(2) : 17 27
2. Diharapkan pihak perusahaan dapat mengatasi Internet
stres kerja dengan pendekatan stres kerja yang
baik, karena variabel stres kerja mempunyai Nofendri, 2013. “Pengaruh konflik peran,
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karateristik individu terhadap komitmen
karyawan melalui komitmen organisasional, organisasi dengan kepuasan kerja sebagai
sehingga dapat meningkatkan kinerja variabel intervening”. Diakses pada tanggal 28
karyawan. November 2014 dari
3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal
sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk =JPSC2&page=article&op=view&path[]=1299
mengembangkan penelitian ini dengan &path[]=1169
mempertimbangkan variabel-variabel lain
seperti konflik keluarga, ketidakjelasan peran,
ketidakjelasan konflik, stres keluarga yang
merupakan variabel lain diluar variabel yang
sudah masuk dalam penelitian ini.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like