You are on page 1of 8

Jurnal HPT Volume 1 Nomor 1 April 2013

90

PENGENDALIAN PENYAKIT BUSUK LUNAK UMBI KENTANG


(Erwinia carotovora) DENGAN MEMANFAATKAN AGENS HAYATI
Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens

Cokorda Javandira, Luqman Qurata Aini dan Abdul Latief Abadi

Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145

ABSTRACT

Potato (Solanum tuberosum L.) is one of the commodities of potential as a source


of carbohydrates and important on Indonesia's economy. One of the constraints of
potato production is soft rot disease caused by Erwinia carotovora (syn.
Pectobacterium carotovorum) which is needed to be controlled. One alternative
control measures is the used of bacteria Bacillus subtilis and Pseudomonas
fluorescens for biological control. The purpose of this research is to know the
potential of B. subtilis and P. fluorescens in single and in combination to inhibit
potato soft rot diseases caused by E. carotovora. The results showed that
biological control agents B. subtilis and P. fluorescens in single or in combination
both of them (T3 to T17) have potential in inhibiting the growth of pathogenic E.
carotovora by showing the clear zone. Biological agents provides nearly the same
effect if compared with the bactericide Agrept (T2). Based on the results of the
statistical analysis, the treatment 11th and treatment 14th showed a clear zone
wider than the Agrept treatment (T2). The treatment 11th contain combination of
biological agents B. subtilis (109 cfu/ml) and P. fluorescens (105
th
cfu/ml), while the treatment 14 contain combination of biological agents B.
subtilis (107 cfu/ml) and P. fluorescens (105 cfu/ml).

Keywords: Erwinia carotovora, Bacillus subtilis and Pseudomonas fluorescens

ABSTRAK

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas potensial


sebagai sumber karbohidrat dan mempunyai arti penting pada perekonomian
Indonesia. Salah satu kendala produksi kentang adalah serangan penyakit busuk
lunak yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora. baik ketika masih di
lapangan maupun di gudang penyimpanan. Serangan patogen tersebut dapat
menyebabkan perubahan fisik, fisiologi dan kimia pada umbi kentang sehingga
berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas produksi umbi kentang. Salah satu
upaya pengendalian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan yaitu dengan
memanfaatkan agens hayati bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi agens hayati B. subtilis dan P.
fluorescens secara tunggal dan gabungan keduanya untuk mengendalikan patogen
E. carotovora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji antagonisme agens hayati
B. subtilis dan P. fluorescens yang diaplikasikan secara tunggal maupun gabungan
keduanya (P3 sampai dengan P17) menunjukkan potensi menghambat
pertumbuhan patogen E. carotovora. Berdasarkan hasil analisis statistik P11 dan
P14 menunjukkan zona bening yang lebih luas dibandingkan perlakuan
Javandira et al, Pengendalian Penyakit Busuk Lunak
91

bakterisida Agrept (P2). Perlakuan ke-11 merupakan gabungan B. subtilis (109


cfu/ml) dan P. fluorescens (105 cfu/ml), sedangkan perlakuan ke-14 merupakan
gabungan B. subtilis (107 cfu/ml) dan P. fluorescens (105 cfu/ml).

Kata kunci : Erwinia carotovora, Bacillus subtilis, Pseudomonas fluorescens

PENDAHULUAN metabolit seperti siderofor, antibiotik


atau enzim ekstraseluler. Tujuan dari
Kentang (Solanum tuberosum L.) penelitian ini untuk mengetahui potensi
merupakan salah satu komoditas agens hayati B. subtilis dan P.
potensial sebagai sumber karbohidrat fluorescens secara tunggal dan
dan mempunyai arti penting pada gabungan keduanya untuk
perekonomian Indonesia. Salah satu mengendalikan patogen E. carotovora.
kendala produksi kentang adalah
serangan penyakit busuk lunak yang METODE PENELITIAN
disebabkan oleh bakteri Erwinia
carotovora (syn. Pectobacterium Penelitian dilaksanakan di
carotovorum). baik ketika masih di Laboratorium Bakteriologi Fakultas
lapangan maupun di gudang Pertanian Universitas Brawijaya mulai
penyimpanan (Addy, 2007). Serangan bulan Mei 2011 – Februari 2012.
patogen tersebut dapat menyebabkan Bahan yang digunakan pada penelitian
perubahan fisik, fisiologi dan kimia terdiri atas tanaman tembakau, medium
pada umbi kentang sehingga untuk uji fisiologi dan biokimia bakteri
berpengaruh terhadap kuantitas dan penyebab busuk lunak pada umbi
kualitas produksi umbi kentang. E. kentang, kentang varietas Granola,
carotovora merupakan salah satu sodium hipoklorit, khlorofoam,
spesies bakteri yang umumnya bakterisida Agrept 20 WP dan isolat
menyebabkan gejala busuk lunak pada agens hayati B. subtilis dan P.
beberapa tanaman hortikultura (Schaad fluorescens koleksi FP Universitas
et al., 2001). Bakteri ini merupakan Brawijaya. Alat yang digunakan pada
patogen terbawa tanah yang sulit penelitian terdiri atas cawan petri,
dikendalikan secara kimiawi dan timbangan analitik, spektrofotometer,
penyebarannya sangat cepat. Kondisi di sprayer dan mikropipet.
atas memberikan gagasan untuk
melakukan pengendalian yang ramah Karakterisasi Bakteri Penyebab
lingkungan dan berkelanjutan dengan Penyakit Busuk Lunak pada Umbi
memanfaatkan agens hayati. Kentang
Bakteri rizosfer seperti B. subtilis Umbi kentang yang menunjukkan
dan P. fluorescens diketahui memiliki terserang gejala busuk lunak yang
potensi sebagai agensia pengendali diperoleh dari gudang kentang di Kota
hayati beberapa patogen tumbuhan. Batu Provinsi Jawa Timur diisolasi dan
(Habazar dan Yaherwandi, 2006). diidentifikasi sampai tingkat spesies
Kemampuan B. subtilis dan P. menurut Schaad et al. (2001) meliputi,
fluorescens sebagai agensia uji hipersensitif, uji reaksi gram dengan
pengendalian hayati berkaitan dengan KOH 3% dan pengecatan gram,
kemampuannya bersaing untuk hidrolisa gelatin, uji oksidatif-
mendapatkan zat makanan atau karena fermentatif, dan uji katalase, uji busuk
menghasilkan senyawa-senyawa lunak, hidrolisa arginin, reduksi nitrat,
Jurnal HPT Volume 1 Nomor 1 April 2013
92

uji produksi asam dari berbagai sumber Diameter Zona Bening


karbon, kemampuan pertumbuhan pada I= --------------------------------
5% NB NaCl dan pertumbuhan pada Diameter Koloni Agens Hayati
suhu 37°C dan sensitivitas terhadap
streptomicyn. Analisa Statistik
Data yang diperoleh dari
Uji Antagonisme Agens Hayati B. pengamatan zona bening dianalisa
subtilis dan P. fluorescens terhadap lebih lanjut dengan analisis ragam dan
Patogen E. carotovora uji jarak berganda Duncan pada taraf
Pengujian sifat antagonis bakteri nyata 5%, kemudian penyajian data
agens hayati B. subtilis dan P. dilakukan secara analisis deskriptif
fluorescens terhadap bakteri patogen E. (Microsoft Excel).
carotovora dilakukan secara metode
spray (pengkabutan) (Kawaguchi et al., HASIL DAN PEMBAHASAN
2008). Bakteri agens hayati B. subtilis
dan P. fluorescens yang telah Karakterisasi Bakteri Penyebab
diinkubasikan selama 48 jam diambi Penyakit Busuk Lunak pada Umbi
dengan jarum ose dibuat suspensi Kentang
dalam 12 ml aquades steril dan diukur Hasil karakterisasi pengujian
OD 660 nm = 1 dengan fisiologi dan biokimia dapat dilihat
spektrofotometer (Spectronic 21, pada tabel 2. Berdasarkan hasil
Milton Roy Company) lalu sesuaikan karakterisasi isolat bakteri tersebut
sampai konsentrasi yang ditentukan termasuk dalam genus Erwinia,
pada tabel 1. Selanjutnya kertas saring kemudian termasuk ke dalam spesies
steril dengan diameter 5 mm Erwinia carotovora.
dimasukkan ke dalam suspensi selama
± 1 menit dan ditiriskan selama 2 jam. Uji Antagonisme Agens Hayati B.
Kemudian kertas saring yang sudah subtilis dan P. fluorescens terhadap
kering di tanam ditengah-tengah media Patogen E. carotovora
NA pada petridish yang berdiameter 9 Berdasarkan hasil uji
cm dan diinkubasikan selama 2 hari. antagonisme media Nutrient Agar (NA)
Setelah diinkubasi selama 2 hari, dalam cawan petri (Gambar 1) semua
bakteri antagonis dimatikan dengan perlakuan memberikan pengaruh dalam
pemberian uap khloroform dengan menghambat perkembangan patogen E.
menambahkan khloroform pada tutup carotovora. Pada perlakuan kontrol
biakan cawan petri dalam keadaan (P1) merupakan media NA yang
terbalik selama 1 jam. Setelah itu ditambahkan patogen E. carotovora,
biakan dikabutkan (spray) dengan terlihat tidak terdapat zona bening.
suspensi bakteri patogen E. carotovora Penggunaan bakterisida Agrept 20 WP
pada konsentrasi 109 cfu/ml. Semua yang berbahan aktif Streptomycin
perlakuan tersebut diinkubasi selama 2 sulfat 20% memberikan pengaruh
hari. Indeks daerah hambatan (zona menghambat pertumbuhan pathogen E.
bening) yang dihasilkan oleh isolat carotovora (P2). Agens hayati B.
bakteri agens hayati dihitung dengan subtilis dan P. fluorescens maupun
rumus menurut Sugiyono, et al (2008) : gabungan dari kedua agens tersebut (P3
Javandira et al, Pengendalian Penyakit Busuk Lunak
93

sampai P17) menunjukkan potensi bening. Agens hayati memberikan


menghambat pertumbuhan patogen E. pengaruh yang hampir sama jika
carotovora dengan menghasilkan zona dibanding dengan bakterisida Agrept.

Tabel 1. Rancangan perlakuan Uji Antagonisme Agens Hayati B. subtilis dan P.


fluorescens terhadap Patogen E. carotovora

Bakteri Bakteri Agens


Bakteri Patogen
Perlakuan Kontrol Agens Hayati Hayati
E. carotovora
B. subtilis P. fluorescens
Aquades
0 0 109 cfu/ml
P1 Steril
Bakterisida
Agrept 0 0 109 cfu/ml
P2 20WP
P3 0 109 cfu/ml 0 109 cfu/ml
P4 0 107 cfu/ml 0 109 cfu/ml
P5 0 105 cfu/ml 0 109 cfu/ml
P6 0 0 109 cfu/ml 109 cfu/ml
P7 0 0 107 cfu/ml 109 cfu/ml
P8 0 0 105 cfu/ml 109 cfu/ml
P9 0 109 cfu/ml 109 cfu/ml 109 cfu/ml
P10 0 109 cfu/ml 107 cfu/ml 109 cfu/ml
P11 0 109 cfu/ml 105 cfu/ml 109 cfu/ml
P12 0 107 cfu/ml 109 cfu/ml 109 cfu/ml
P13 0 107 cfu/ml 107 cfu/ml 109 cfu/ml
P14 0 107 cfu/ml 105 cfu/ml 109 cfu/ml
P15 0 105 cfu/ml 109 cfu/ml 109 cfu/ml
P16 0 105 cfu/ml 107 cfu/ml 109 cfu/ml
P17 0 105 cfu/ml 105cfu/ml 109 cfu/ml
Jurnal HPT Volume 1 Nomor 1 April 2013
94

Tabel 2. Hasil karakterisasi fisiologi dan biokimia isolat bakteri E. carotovora

Isolat Bakteri Literatur


No Uji Fisiologi dan Biokimia Ec 2 Schaad et al.
(2001)
1 Uji Busuk Lunak + +
2 Uji Patogenesitas + +
3 Uji Hipersensitif + +
4 Pertumbuhan Medium CPG + +
5 Uji Reaksi Gram
a. KOH 3% - -
b. Pengecatan Gram - -
6 Uji Katalase + +
Pertumbuhan pada NB NaCl
7 5% + +
8 Uji Hidrolisa Gelatin + +
9 Uji Oksidatif-Fermentatif Fermentatif Fermentatif
10 Uji Mortalitas + +
11 Uji Pertumbuhan 370C + +
12 Sensitivitas terhadap Mankozeb - -
Pertumbuhan di Medium
13 Kings’B + +
Pigmen Fluorescens di Medium
14 Kings’B - -
Sensitivitas terhadap
15 Streptomycin + +
Produksi Asam dari berbagai
16 sumber karbon :
a. Gliserol + +
b. Maltosa + +
c. Laktosa - +
d. Arabinosa + +
e. Sukrosa + +
f. Galaktosa - -
g. Sorbitol + -
h. Manitol + +
17 Uji Reduksi Nitrat + +
Javandira et al, Pengendalian Penyakit Busuk Lunak
95

Gambar 1. Uji antagonisme agens hayati B. subtilis dan


P. fluorescens terhadap patogen E. carotovora.

rdasarkan
Berdasarkan hasil analisis subtilis (109 cfu/ml)) dan bakteri agens
statistik bahwa pada perlakuan ke-11
ke hayati P. fluorescens (105 cfu/ml),
dan perlakuan ke-14 14 menunjukkan sedangkan perlakuan ke-14 14 (Gambar
zona bening yang lebih luas dibanding 2B)) merupakan bakteri agens hayati B.
dengan perlakuan bakterisida Agrept subtilis (107 cfu/ml) dan bakteri agens
(P2). Perlakuan ke-11
11 (Gambar 2A) hayati P. fluorescens (105 cfu/ml).
merupakan bakteri agens hayati B.

A B

Gambar 2. Zona Bening yang dihasilkan bakteri agens hayati B. subtilis 109
cfu/ml dan P. fluorescens 105 cfu/ml),, A. Zona bening yang
dihasilkan perlakuan ke-11;
ke 11; B. Zona bening yang dihasilkan
perlakuan ke
ke-14. Tanda panah menunjukkan diameter
iameter zona bening.

Agens hayati B. subtilis dan P. hayati B. subtilis dan P. fluorescens


fluorescens pada aktivitasnya mampu mengendalikan bakteri patogen
ditemukan berbagai macam mekanisme E. carotovora dengan menghasilkan
pengendalian seperti senyawa kimia senyawa antibiotik sehingga dapat
antibiotik dan enzim bakteriolitik merusak fungsi perlindungan dari
(Sood et al.,, 2007). Bakteri agens membran sel bakteri E. carotovora.
carotovora
Jurnal HPT Volume 1 Nomor 1 April 2013
96

Senyawa antibiotik merupakan hasil UCAPAN TERIMAKASIH


dari metabolisme sekunder bakteri.
Menurut Supriadi (2006) bakteri agens Ucapan terima kasih diucapkan
hayati B. subtilis ini menghasilkan kepada PT. Indofood Sukses Makmur,
beberapa senyawa antibiotik seperti Tbk. atas program Indofood Riset
basitrasin, basilin, basilomisin B, Nugraha (IRN) yang telah membantu
difisidin, oksidifisidin, lesitinase, dan penulis dalam melaksankan penelitian
subtilisin. Menurut Sihombing (2009) ini.
bakteri agens hayati P. fluorescens
memproduksi senyawa antibiotik DAFTAR PUSTAKA
pyuloteorin, oomycin, Penazine 1-
carboxylic acid/ 2,4-diphloroglucinol. Addy, H. S. 2007. Pengaruh Sumber
Menurut Olivera et al. (2006) dengan Mineral Terhadap Penekanan
kerusakan pada membran sel sehingga Erwinia carotovora oleh
mengakibatkan penyusutan pada sel, Psudomonas pendar-fluor
sehingga sel bakteri E. carotovora akan Secara In Vitro. Jurnal HPT
kehilangan air dan mengalami Tropika. Volume 7. No. 2.
plasmolisis. Hambatan tersebut dapat Habazar, T. dan Yaherwandi. 2006.
dilakukan dengan pengaruh senyawa Pengendalian Hayati Hama dan
antibiotik tersebut dalam untuk Penyakit Tumbuhan. Andalas
merusak dinding sel bakteri patogen. University Press. Padang. hal
Sehingga aktifitas metabolisme bakteri 100-137.
patogen menjadi terganggu. Dengan Kawaguchi, A., K. Inoue dan Y.
demikian aktifitas metabolisme bakteri Ichinose. 2008. Biological
patogen terganggu dan menyebabkan Control of Crown Gall of
sel bakteri patogen akan mati. Grapevine, Rose, Tomato by
Pengaruh senyawa antibiotik memiliki Nonpathogenic Agrobacterium
peran dalam proses sintesa protein sel. vitis Strain VAR03-1. Journal
Sintesa protein sel dapat terhambat bila Phytopathology. Vol. 98, No.
terkena senyawa antibiotik sehingga sel 11.
akan rusak dan tidak dapat melakukan Olivera, F. C., R. C. Geruza, S. M.
sintesa protein. Amanda, A.S. Andre, dan B.
Adriano. 2006. Bacteriocin-
KESIMPULAN Like Substance Inhibits Potato
Soft Rot caused by Erwinia
Berdasarkan hasil isolasi dan carotovora. Canadian Journal
identifikasi sampai tingkat spesies of Microbiology. Vol. 56. Hal
bahwa bakteri yang bergejala busuk 533-539.
lunak pada umbi kentang tersebut Schaad, N., J. Jones dan W. Chun.
adalah Erwinia carotovora. Pada uji 2001. Laboratory Guide for the
antagonisme di cawan petri bahwa Identification of Plant
agens hayati Bacillus subtilis dan Pathogenic Bacteria, 3rd
Pseudomonas fluorescens yang Edition. APS Press. Amerika.
diinokulasi secara tunggal dan Hal 1-71.
kombinasi keduanya memiliki potensi Sihombing, D. 2009. Biopestisida
dalam mengendalikan penyakit busuk Pengendali Hama dan Penyakit
lunak umbi kentang (Erwinia Tanaman Hias. Warta
carotovora).
Javandira et al, Pengendalian Penyakit Busuk Lunak
97

Penelitian dan Pengembangan Sugiyono, A., J. L Rosita dan A. S.


Pertanian. Vol. 31. No. 3. Reysia. 2008. Karakterisasi
Sood, A., Shivesh S., K. Viviek dan L. Protease Bakteri Termofil Mata
T. Ram. 2007. Antagonism of Air Laut Panas Poso Sulawesi
Dominant Bacteria in Tea Tengah. Jurnal Penelitian
Rhizosphere of Indian Perikanan. Vol. II. No. 2.
Himalayan Regions. Journal Supriadi. 206. Analisis Resiko Agens
Appl. Science Environment Hayati Untuk Pengendalian
Management. Vol. 11. Edisi 4. Patogen Pada Tanaman. Jurnal
Hal 63-66. Litbang Pertanian. Volume 25.
Nomor 3. Hal 23 – 29.

You might also like