You are on page 1of 44
DEWAN PENGAWAS PERUM PERURI PERUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA peruri (The Indonesian Government Security Printing and Minting Corp.) sa PenéfiaranPersshann No: 05036300025, KEPUTUSAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA Nomor : SK-03/DP/X/2015 TENTANG CHARTER DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA Menimbang ; & Bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Pengawas kepada Direksi dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik, diperlukan Charter Dewan Pengawas; b. Bahwa sehubungan dengan butir a. tersebut diatas, perlu menetapkan Keputusan Dewan Pengawas tentang Charter Dewan Pengawas Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia. . Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik ‘Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297); Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 117; ‘Tambahan Lembaran Negara Nomor 4556); Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2006 tentang Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 68); 4, Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-I2/MBU/ 2012 tanggal 24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER- 01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER- 12/MBU/2012 tanggal 12 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara BUMN. Mengingat x 2 Memutuskan .../2 ‘Alamat : JI, Palatehan No. 4 Blok K-V, Kebayoran Baru, Jakarta 12160 Telepon : (021) 7395000, Fax 7221567 DEWAN PENGAWAS PERUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA Menetapkan PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : Lembar ke = oe MEMUTUSKAN | Keputusan Dewan Pengawas tentang Charict Dewan Pengawas Perusahaan Umum Percetakan ‘Uang Republik Indonesia. : Menetapkan Charter Dewan Pengawas Percetakan Uang Republik Indonesia sebagaimana terlampir. + Charter Dewan Pengawas tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuang perundang-undangan.. + Dewan Pengawas menyampaikan rencana Kerja dan S1BBA terkait pelaksanaan Charter Dewan Pengawas dalam rencans kerja dan angearan Peres pengawas, seta melaporkan pelaksanaannya kepada Pemegang Daman ecara berkala sebagai bagian dari laporan basil pengawasan Dewan Pengawas. + Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diteaplan dengan ketentuan tehweapabila dikemudian heri terdapat Kekeliruan, ekan diadakan pembetulan sepelunya. 1. Deputi Bidang Usaha ‘Pertambangan, Industri Strategis dan Media; 2. Anggota 3. Direksi ‘Dewan Pengawas Perusahaan ‘Umum Percetakan Uang Repblik Indonesia; erusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia; Ditetapkan + di Jakarta Pada tanggal : ol Qkjober 2015 LAMPIRAN SK NOMOR: SK-03/DP/X/2015 TENTANG CHARTER DEWAN PENGAWAS PT PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA. (PERURI) 2015 PEDOMAN TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DEWAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DAN EFEKTIVITAS HUBUNGAN KERJA ANTAR ORGAN GUNA MENERAPKAN ASAS-ASAS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE BABI BAB IL BAB III BABIV BAB V DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1, Latar Belakeng 2. Visi dan Misi 3. Maksud dan Tujuan PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN MASA JABATAN 1, Dasar Hukum 2. Pengangkatan dan Pemberhentian 3. Tujuan dan Kedudukan dalam Organisasi 4, Organisasi Dewan Pengawas 5. Masa Jabatan Tugas, Kewenangan, dan Kewajiban Dewan Pengawas 1. Tugas Dewan Pengawas 2. Kewenangan Dewan Pengawas 3. Kewajiban Dewan Pengawas 1, Kebijakan Program Pengenalan Dewan Pengawas 2. Kebijakan Program Peletihan Anggota Dewan Pengawas 3. Kebijakan Pembagian Tugas Anggota Dewan Pengawas 4, Kebijakan Pengambilan Keputusan Dewan Pengawas 5. Kebijakan Atas Tindak Lanjut Hasil Rapat Dewan Pengawas Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan ‘Anggaran Tahunan Dewan Pengawas eo VA AD 10 @ 10 u Ml u M1 12 12 13 14 16 7 BAB VI BAB VII BAB VIII BABIX BAB X Kebijakan Informasi yang harus Disediakan oleh Direksi kepada Dewan Pengawas 1. Kebijakan Pemberian Persetujuan/ Tanggapan/ Pendapat Dewan Pengawas terhadap RJPP yang disampaikan Direksi 2. Kebijakan Pemberian Persetujuan/ Tanggapan/ Pendapat Dewan Pengawas —_Terhadap Rancangan RKAP yang Disampaikan oleh Direksi Kebijakan Informasi Perubahan Lingkungan Bisnis Kebijakan Dalam Merespon Saran, Harapan, Permasalahan, dan Keluhan dari Stakeholder dan Menyampaikan Saran Penyelesaian kepada Direksi 1, Kebijakan Pengawasaan Pemberian Nasihat atas Rancangan Sistem Pengendalian Intern dan Pelaksanaannya 2. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Manajemen Risiko Perusahaan dan Pelaksanaannya 3, Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Sistem Teknologi Informasi Perusahaan dan Pelaksanaannya 4, Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Manusia 5. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Akuntansi dan Penyusunan Laporan 6. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa serta Pelaksanaannya 7. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Mutu dan Pelayanan serta Pelaksanaannya 18 21 21 23 24 25 25 26 26 26 27 27 BAB XI BAB XII BAB XIII BABIV BAB XV BAB XVI 8. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kepatuhan Perusahaan dalam menjalankan Peraturan Perundang-undangan —_Perjanjian dengan Pihak Ketiga Kebijakan atas Pemantauan Kepatuhan Direksi dalam Menjalankan ~Pengurusan Perusahaan terhadap RKAP dan/atau RJPP Kebijakan Pemberian Persetujuan/Rekomendasi Tethadap Tindakan Direksi yang Memerlukan Persetujuan/Rekomendasi Dewan Pengawas 1. Kebijakan atas Proses Penunjukan Calon auditor Eksternal dan/atau Penunjukan Kembali Auditor Ekstemal dan Penyampaian Usulan Calon Auditor Eksternal kepada RUPS 2. Kebijakan Pengawasan Efektivitas Pelaksanaan ‘Audit Ekstemal dan Audit intemal, serta Pelaksanaan Telaah atas Pengaduan yang Berkaitan dengan BUMN yang Diterima oleh Dewan Pengawas Kebijakan Pelaporan Kepda Pemegang Saham jika Terjadi Gejala Menurunnya Kinerja Perusahaan 1. Kebijakan Pengawasan dan pemberian nasihat atas Kebijakan Pengelolaan Anak Perusahaan dan Pelaksanaannta 2. Kebijakan atas Pengangkatan Direksi dan ‘Dewan Pengawas Anak Perusahaan 1. Kebijakan atas Seleksi dan Pengusulan Calon Direksi Kepada Pemegang Saham 2. Kebijakan atas Penilaian Kinerja dan Pelaporan kepada Pemegang Saham 3. Kebijakan dan Pengurusan Remunerasi Direksi 27 29 30 31 31 33 34 34 35 35 36 BAB XVII BAB XVII BAB XIX BAB XX BAB XXI BAB XXII Kebijakan atas Benturan Kepentingan yang Dapat ‘Mengganggu Pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas Kebijakan Pemantauan Penerapan Prinsip-prinsip Tata kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) 1. Kebijakan Pengukuran dan’ Penilaian Kinerja Dewan Pengawas 2, Kebijakan Pengendalian Gratifikasi 3. Kebijakan Whistle Blowing System (WBS) Sekretariat Dewaan Pengawas Komite Audit PENUTUP 37 38 39 39 39 40 41 43 BABI PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) adalah Badan Usaha Milik Negara yang berasal dari penggabungan 2 (dua) perusahaan, yaitu PN Pertjetakan Kebajoran yang mencetak uang kertas dan PN Arta Yasa yang mencetak uang logam. Perum Peruri didirikan pertama kali berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1971 tanggal 15 September 1971. Peraturan tersebut disempumakan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1982, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1985, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 dan terakhir disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia ‘Nomor 32 Tahun 2006 tanggal 22 September 2006. Tugas dan wewenang Peruri sesuai PP 32/2006 adalah sebagai pencetak 5 (lima) produk unggulan yaitu uang kertas dan uang logam RI, paspor RI, pita cukai, materai dan sertifikat tanah. Hai tersebut dimungkinkan dengan pengalaman yang mumpuni selama lebih dari 40 tahun juga ditunjang oleh kelengkapan sarana mesin cetak yang modem serta mempunyai jaringan ke lembaga-lembaga Pemerintah maupun non Pemerintah, baik di dalam dan luar nnegeri. Setiap produk Perum Peruri mempunyai cir i khusus dengan mengutamakan segi pengamanan, mengingat dokumen tersebut merupakan dokumen Negara yang sangat vital. Oleh karena itu Perum Peruri selalu memfokuskan pada unsure-unsur sekuriti dan security features dalam setiap produ. 2. Visi dan Misi Perum Peruri VISI: Perusahaan Berkelas Dunia di bidang “Integrated Security Printing & System” Visi tersebut bermakna Perum Peruri bertekad akan mensejajarkan diri dengan berbagai perusahaan percetakan besar lainnya di seluruh dunia, Perum Peruri akan menjadi perusahaan kelas dunia dalam bisnis percetakan yang bukan hanya menjual produk ectakan konvensional dengan media Kertas atau logam namun Perum Peruri akan menjual produk cetak sekuriti yang terpadu dengan media dan sistem yang lebih inovatif. Visi ini sedang dikaji ulang sejalan dengan strategi transformasi Perum Peruri yang saat ini sedang dievaluasi. MISI: ‘Menghasilkan produk berkualitas dan bernilai sekuriti tinggi kebanggaan bangsa Misi tersebut berarti bahwa dalam menghasilkan sebuah produk, Perum Peruri akan mengutamakan perencanaan yang matang, pemilihan bahan baku terbaik, pelaksanaan prosedur dan proses produksi yang benar, hasil produk yang ramah lingkungan, delivery time yang tepat waktu, layanan puna jual yang memuaskan, sales force yang handal, business 6 intelligent yang akurat, keuangan yang efisiens dan SDM yang mumpuni. Selain itu, produk Peruri harus menimbulkan rasa bangga tidak saja bagi Peruri yang membuatnya, tapi juga pelanggan yang menggunakannya. Misi ini sedang dikaji ulang sejalan dengan strategi transformasi Perum Peruri yang saat ini sedang dievalua: }. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Perum Peruri adalah melaksanakan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya dengan mengadaken usaha di bidang percetakan uang, barang dan atau jasa yang mempunyai nilai sekuriti tinggi demi keamanan dan kepentingan Negara” BABIL PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN MASA JABATAN 1, Dasar Hukum Pembentukan, pengorganisasian, mekanisme kerja, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan Dewan Pengawas sebagaimana dituangkan dalam Charter Dewan Pengawas ini mengacu pada dasar hukum berikut : a. Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (termasuk penjelasannya). b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2006 tentang Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia. . Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN. 4, Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-09/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN 2. Pengangkatan dan Pemberhentian Pengangkatan dan pemberhentian anggota Dewan Pengawas dilakukan oleh Menteri. 3. Tujuan dan Kedudukan dalam Organisasi Dewan Pengawas adalah organ Perusahaan yang bertugas melekukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perusahaan. Pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan untuk menilai Perusahaan dengan cara membandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang scharusnya dilakukan, baik dalam bidang keuangan dan/atau dalam bidang teknis operasional. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2006 tanggal 27 Agustus 2012 tentang Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia, Dewan Pengawas bertugas untuk melaksanakan pengawasan terhadap kepengurusan Perusahean yang dilakukan oleh Direksi dan memberi naschat kepada Direksi dalam melaksanakan kegiatan pengurusan Perusahaan dengan senantiasa mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta wajib melaksanakan prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran untuk kepentingan dan usaha Perusahaan untuk nantinya dipertanggungjawabkan kepada Menteri. Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan tugas tersebut adalah : 1) Terwujudnya pengawasan yang baik atas pengurusan Perusahaan; 2) Dihasilkannya saran/rekomendasi yang akurat untuk peningkatan kualitas pengurusan Perusahaan; 3) Memberi keyakinan bahwa pengurusan Perusahaan telah dilakukan berdasarkan ketentuan dan perundangan-undangan yang berlaku; 4) Terwujudnya akuntabilitas pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Pengawas. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-O1/MBU/2011 tanggal 1 ‘Agustus 2011 tentang Penerapan Prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, Dewan Pengawas diwajibkan menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan dan indikator pencapaian kinerja (Key performance indicators) Dewan Pengawas yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagai pedoman Kerja dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya. RKA dan KPI Dewan Pengawas tahun 2015 ini disusun berdasarkan pendekatan tugas dan kewajiban Dewan Pengawas. Berdasarkan hasil inventarisasi seluruh tugas dan kewajiban Dewan Pengawas, dilakukan perumusan kegiatan/aktivitas, Selanjutnya untuk setiap kegiatan/aktivitas dirumuskan kuantitas/tolok ukumya sebagai Indikator Pencapaian Kinerja (IPK), yaitu target yang disepakati untuk dicapai, dan penetapan masing-masing bobotnya. Bobot dan target dalam IPK Dewan Pengawas merupakan usulan dari Dewan Pengawas kepada Menteri BUMN (Pemilik Modal), dan apabila disetujui dan ditetapkan, maka selanjutnya IPK dituangkan menjadi Kontrak Kinerja tahun 2015 antara Dewan Pengawas dengan Menteri BUMN Selaku Wakil Pemerintah sebagai Pemilik Modal Perum Percetakan Uang Republik Indonesia. 4, Orgenisasi Dewan Pengawas 1) Struktur Keanggotaan Jumlah anggota Dewan Pengawas disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan dan paling. sedikit 2 (dua) orang, seorang diantaranya diangkat sebagai Ketua Dewan Pengawas. 2) Nominasi Keanggotaan a. Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Menteri. b. Apabila dianggap perlu, dalam rangka pengangkatan Dewan Pengawas, Menteri dapat ‘meminta masukan dari Menteri Teknis. ¢. Dewan Pengawas dapat terdiri dari unsur pejabat Departemen Keuangan, Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, Departemen/Instansi lain yang kegiatannya berhubungan dengan Perusahaan dan unsur independen yang berasal dari professional. 3) Persyaratan Keanggotaan 3.1, Persyaratan Hukum a. Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas adalah orang perseorangan yang : 1) Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pemah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi, Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Persero atau Perum dinvatakan pailit, atau orang yang tidak pernah dihukum Karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara. 2) Berkewarganegaraan Indonesia. , Anggota Dewan Pengawas dilarang memangku jabatan rangkap sebagai : 1) Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Usaha Milik Swasta; 2) Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan: dan/atau 3) Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9 c. Antar anggota Dewan Pengawas dan antara anggota Dewan Pengawas dengan anggota Direksi dilarang memiliki hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis ke samping, termasuk hhubungan yang timbul karena perkawinan. d. Anggota Dewan Pengawas dilarang menjadi pengurus partai politik, calon anggota legialatif, anggota legislatif, calon kepala daerah, calon wakil kepala daerah, kepala daerah, dan/atau wakil kepala daerah, 3.2. Persyaratan Khusus ‘Anggota Dewan Pengawas merupakan orang perseorangan yang memiliki integritas, dedikasi, memahami masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha perusahaan, dan dapat’ menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan fugasnya. 5. Masa Jabatan b. ce ‘Anggota Dewan Pengawas diangkat untuk masa jabstan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan anggota Direksi. Jabatan anggota Dewan Pengawas berakhir apabila : 1) Meninggal dunia. 2), Masa jabatannya berakhir. 3) Dibethentikan berdasarkan keputusan Menteri dan/atau 4) Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Pengawas berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-perundangan lainnya. Setiap anggota Dewan Pengawas bethak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Menteri dan tenbusan kepada anggota Dewan Pengawas lainnya dan Direksi. ‘Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir berdasarkan keputusan Menteri dengan menyebutkan alasannya. Pemberhentian anggota Dewan Pengawas dimaksud dilacukan berdasarkan alasan bahwa pada kenyataannya, anggota Dewan Pengawas bersangkutan : 1). Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. 2). Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan Anggaran Dasar. 3), Terlibat dalam tindakan yang merugikan perusahaan dan/atau negara. 4). Dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap. 5). Melakukan perangkapan jabatan. 6). Mengundurkan diri. 10 BAB III Tugas, Kewenangan, dan Kewajiban Dewan Pengawas 1. Tugas Dewan Pengawas Dewan Pengawas bertugas : Melaksanakan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi, yaitu pengawasan terhadap : 1) Reneana Kerja dan Anggaran Perusahaan. 2) Kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri 3) Ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Kewenangan Dewan Pengawas : a. Melihat buku, surat serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan perusahaan. b. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan cleh Perusahaan. ¢. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengurusan Perusahaan. d. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu. g. Melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam hal Direksi tidak ada. h. Memberhentikan sementara Direksi, dengan menyebutkan alasannya, me 3. Kewajiban Dewan Pengawas : a, Memberi pendapat dan saran kepada Menteri mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang diusulkan Direksi. b. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan, memberikan pendapat dan saran kepada Menteri untuk setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan Perusahaan. c. Melaporkan dengan segera kepada Menteri apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan. 1 BABIV 1. Kebijakan Program Pengenalan Dewan Pengawas a. Program pengenalan Dewan Pengawas dilaksanakan setiap terdapat pengangkatan anggota Dewan Pengawas baru. b. Pelaksanaan program pengenalan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak pengangkatan anggota Dewan Pengawas baru. ¢. Materi dalam program pengenalan antara lain, (namun tidak terbatas) 1) Gambaran umum tentang Perusahaan berkaitan dengen tujuan, sifat, lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, organisasi Perusahaan dan pengembangannya, strategi Perusahaan, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan berbagai masalah strategis lainnya; 2) Pelaksanaan Good Corporate Governance oleh Perusahaan; 3) Tanggung jawab hukum anggota Dewan Pengawas; 4) Penjelasan yang berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem pengendalian intern serta tugas dan peran Komite Audit dan Komite lainnya; 5) Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas dan Direksi; 6) Penjelasan mengenai hak-hak dan kewajiban Dewan Pengawas; 7) Materi Program Pengenalan tidak terbatas pada hal yang disebutkan di atas. b. Program pengenalan yang diberikan berupa presentasi, pertemuan formal maupun informal, Kunjungan ke fasilitas Perusahaan dan program lain sesuai dengan kebutuhan. c. Program pengenalan dilakukan oleh Sekretaris Perusahaan, dan dapat dibantu oleh Direksi dan/atau pejabat lainnya yang teikait. d. Dalam pelaksanaannya Sekretaris Dewan Pengawas mengadakan koordinasi dengan Sekretaris Perusahaan untuk menetapkan jadwal dan tempat serta menyiapkan notulen mengenai tingkat kehadiran/keaktifan anggota Dewan Pengawas dalam mengikuti program pengenalan Perusahaan. 2. Kebijakan Program Pelatihan Anggota Dewan Pengawas a. Program Pengembangan bagi Dewan Pengawas dilaksanakan setiap tahun, sebagai bagian dari Reneana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pengawas yang ditujukan untuk mengikuti perkembangan terkini dari aktivitas bisnis Perusahaan dan pengetahuan lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas Dewan Pengawas. 2 b. Program pengembangan dapat berupa keikutsertaan dalam seminar, workshop, dan lain- Jain kegiatan serupa yang menunjang pengembangan informasi bagi Dewan Pengawas baik di dalam maupun luar negeri. c. Materi program pengembangan antara lain terdiri dari, namun tidak terbatas pada: 1) Bisnis Perusahaan 2) Manajemen Risiko; 3) Manajemen Investasi 4) Sistem Pengendalian Intern; 5) Manajemen SDM; ©) Good Corporate Governance; 1) IT Governance; 8) Corporate Social Responsibility; 9) Manajemen Keuangan; 10) Peraturan perundang-undangan tentang BUMN dan Perseroan Terbatas. d. Anggota Dewan Pengawas wajib mengikuti program pengembangan yang sejalan dengan bidang tugasnya dan mengikuti program lainnya sesuai dengan kebutuhan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat atas kegiatan utama perusahaan. €. Mateti program pengembangan dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pengawas, namun pelaksaneannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada tahun berjalan, £, Program pengembangan diikuti oleh seluruh anggota Dewan Pengawas atau perwakilan anggota Dewan Pengawas sesuai dengan bidang tugasnya. g. Tanggung jawab pelaksanaan untuk mengadakan program pengembangan berada pada Sekretaris Perusahaan atau siapapun yang menjalankan fungsi sebagai Sekretaris Perusahaan. Dalam teknis pelaksanaannya, Sekretaris Dewan Pengawas berkoordinasi dengan Sekretaris Perusahaan untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Perusahaan. 3. Kebijakan Pembagian Tugas Anggota Dewan Pengawas a. Dalam rangka efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Pengawas, maka perlu dilakukan pembagian tugas diantara anggota Dewan Pengawas. b. Pembagian tugas tersebut dilakukan berdasarkan pembagian tugas Direksi, dalam hal jumlah anggota Dewan Pengawas berbeda dengan jumlah anggota Direksi, perlu dipastikan bahwa seluruh bidang tugas Direksi telah tercakup dalam pembagian tugas Anggota Dewan Pengawas. 13 c. Pembagian tugas Anggota Dewan Pengawas dituangkan dalam Rencana Kerja dan ‘Anggaran Tahunan (RKAT) Dewan Pengawas dan diperbarui apabila terdapat perubahan susunan keanggotaan Dewan Pengawas atau kebutuhan lainnya. 4. Pembagian tugas tersebut tidak membatasi hak dan kewajiban Anggota Dewan Pengawas untuk memberikan saran, masukan, dan nasihat terkait dengan bidang tugas anggota Dewan Pengawas lainnya. fe. Seluruh Keputusan Dewan Pengawas diambil dalam rapat Dewan Pengawas atau ‘mekanisme lainnya sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar. Anggota Dewan Pengawas independen ditunjuk menjadi Ketua Komite Audit. g. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Pengawas dapat meminta bantuan kepada Komite ‘Dewan Pengawas sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya. . Kebijakan Pengambilan Keputusan Dewan Pengawas a. Keputusan Dewan Pengawas dapat diambil dalam rapat Dewan Pengawas, atau di luar rapat Dewan Pengawas sepanjang seluruh anggota Dewan Pengawas setuju tentang tata cara dan materi yang diputuskan. b. Keputusan yang diambil di dalam rapat maupun di luar rapat Dewan Pengawas memiliki kekuatan yang sama. c. Pengambilan keputusan oleh Dewan Pengawas atas usulan Direksi dilaksanakan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah usulan diterima. Ketentuan mengenai standar waktu tersebut dapat diatur secara berbeda dalam Key Perfomance Indicators Dewan Pengawas. 4. Keputusan yang diambil oleh Dewan Pengawas, baik di dalam rapat maupun di Iuar rapat, harus dikomunikasikan kepada para pihak terkait selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah keputusan dibuat. fe. Mekanisme pengambilan keputusan Dewan Pengawas melalui rapat Dewan Pengawas, sebagai berikut: 1) Rapat Dewan Pengawas adalah sah dan dapat mengambil keputusan yang mengiket, apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ‘4 (satu per dua) dari jumlah anggota Dewan Pengawas; 2) Seorang anggota Dewan Pengawas dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Dewan Pengawas Iainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan tersebut; 3) Seorang anggota Dewan Pengawas hanya dapat mewakili seorang anggota Dewan Pengawas lainnya; 4) Semua keputusan rapat Dewan Pengawas harus berdasarkan itikad baik, dan pertimbangan rasional, setelah melalui pembahasan yang mendalam terhadap berbagai hal yang relevan, informasi yang cukup bebas dari benturan kepentingan, serta dibuat secara independen oleh masing-masing anggota Dewan Pengawas; 14 5) Dalam memperoleh informasi terkait yang paling tepat, Dewan Pengawas dapat meminta bantuan kepada Komite Dewan Pengawas dan atau Tenaga Ahli sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya; 6) Semua keputusan dalam rapat Dewan Pengawas diambil dengan musyawarah untuk mufakat, Apabila melalui musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak; 7) Dalam pengambilan keputusan rapat Dewan Pengawas, apabila jumlah suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka keputusan rapat adalah yang sama dengan pendapat pimpinan rapat, dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai pertanggungjawaban sebagaimana diatur dalam ketentuan perusahaan, kecuali mengenai diri orang, pengambilan keputusan rapat dilakukan dengan pemilihan secara tertutup; 8) Setiap anggota Dewan Pengawas berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara Dewan Pengawas yang diwakilin 9) Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat. Suara blangko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan dalam rapat; 10)Jika terdapat Anggota Dewan Pengawas yang mempunyai pendapat berbeda terhadap keputusan yang dibuat, maka pendapat tersebut harus dicantumkan dalam risalah rapat sebagai bentuk dari dissenting opinion; 11)Dalam mata acara lain-lain, rapat Dewan Pengawas tidak berhak mengambil keputusan Kecuali semua anggota Dewan Pengawas atau wakilnya yang sab, hadir dan menyetujui penambahan mata acara rapat; 12)Dalam hal usulan lebih dari dua altematif dan hasil pemungutan suara belum mendapatkan satu alternative dengan suara lebih dari % (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, make dilakukan pemilihan ulang terhadap dua usulan yang memperoleh suara terbanyak schingga salah satu usulan memperoleh suara lebih ‘dari % (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan; 13)Dalam hal anggota Dewan’ Pengawas tidak menghadiri rapat, anggota Dewan Pengawas tersebut wajib memberikan pendapat (setuju atau tidak setuju) terhadap keputusan rapat dimaksud dan apabila tidak memberikan pendapat dianggap menyetujui keputusan rapat; 14) Untuk menjaga independensi dan objektivitas, setiap anggota Dewan Pengawas yang ‘memiliki benturan kepentingan diharuskan untuk tidak ikut serta dalam pemberian suara untuk pengambilan keputusan termasuk hak suara anggota Dewan Pengawas yang diwakilinya dan harus dicatat dalam risalah rapat. Setiap rapat Dewan Pengawas harus dibuat Risalah Rapat. . Mekanisme pengambilan keputusan Dewan Pengawas diluar rapat Dewan Pengawas, sebagai berikut: 1) Pengambilan keputusan diluar rapat dapat dilaksanakan atas usulan salah satu anggota Dewan Pengawas, atau menindaklanjuti hasil pembahasan dalam rapat Dewan Pengawas atau rapat lainnya. 15 2) Keputusan Dewan Pengawas dapat berbentuk Keputusan, Peraturan, Surat, dan persetujuan Dewan Pengawas lainnya, 3) Seluruh Anggota Dewan Pengawas menandatangani Keputusan, Peraturan, Surat, dan Persetujuan Dewan Pengawas lainnya atau hanya ditandatangani oleh Komisaris Utama, sedangkan anggota Dewan Pengawas lainnya menandatangani lembar terpisah (lembar untuk dokumentasi yang tidak disampaikan kepada pihak eksternal). 5, Kebijakan Atas Tindak Lanjut Hasil Rapat Dewan Pengawas Dalam rangka efektivitas Perusahaan, maka Dewan Pengawas melakukan evaluasi atas hasil/risalah Rapat Dewan Pengawas yang sebelumnya. Evaluasi tersebut mencakup kepada hal-hal yang perlu ditindaklanjuti Direksi. 16 BABV Kebijakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pengawas a. Dewan Pengawas menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pengawas, yang disampaikan kepada Direksi untuk dijadikan satu bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perusahaan (RKAP) yang akan disampaikan dan mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. b. Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pengawas disampaikan kepada Direksi paling lambat 65 hari sebelum tahun anggaran. c. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pengawas sekurang-kurangnya terdiri dari: 1) Rencana Kerja Dewan Pengawas selama | (satu) tahun anggaran; 2) Anggaran Biaya Dewan Pengawas, termasuk organ pendukung Dewan Pengawas. d. Dalam proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunannya, Dewan Pengawas ‘menggunakan perangkat Dewan Pengawas secara optimal. e. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham sebagai bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan anggaran selama 1 (satu) tahun anggaran. 7 BAB VI Kebijakan Informasi yang Harus Disediakan oleh Direksi kepada Dewan Pengawas a. Informasi yang disediakan oleh Direksi terdiri dari atas informasi yang bersifat rutin-berkala ddan informasi yang bersifat insidentil. b. Informasi yang bersifat rutin-berkala: 1) Bentuk dan materi informasi rutin-berkala antara lain terdiri dari (mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN Nomor KEP- 211/M-PBUMN/1999 tentang Laporan Manajemen Perusahaan BUMN): a) Laporan manajemen bulanan: Perhitungan bulanan; Laporan mengenai keadaan dan jalannya perusahaan serta hasil yang telah dicapai selama bulan yang bersangkutan; Kegiatan usaha perusahaan dan perubahan selama bulan yang bersangkutan; Rincian masalah yang timbul selama bulan yang bersangkutan yang mempengaruhi kegiatan perusahaan; Perhitungan nilai tambah; Pelaksanaan Kemitraan dan Bina Lingkungan; Tindak lanjut atas keputusan RUPS tahun lalu. b) Laporan manajemen triwulanan: Perhitungan triwulanan; Laporan mengenai keadaan dan jalannya perusahaan serta hasil yang telah dicapai selama triwulan yang bersangkutan; Kegiatan usaha perusahaan dan perubahan selama triwulan yang bersangkutan; Rincian masalah yang timbul selama triwulan yang bersangkutan yang mempengaruhi kegiatan perusahaan; Pencapaian Key Performance Indicators; Tingkat kinerja perusahaan; Perhitungan nilai tambah; Pajak dan dividen; Pelaksanaan Kemitrean dan Bina Lingkungan; Tindak lanjut atas keputusan RUPS tahun lalu. ) Laporan manajemen perusahaan tahunan: 18 © Pethitungan tahunan; + Laporan mengenai keadaan dan jalannya perusahaan, serta hasil yang telah dicapai selama tahun buku; + Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan perusahaan; © Pencapaian Key Performance Indicators; © Tingkat kinerja perusahaan; tambah; © Organisasi dan manajemen; Pechitungan nil © Usul pembagian laba; © Pojak dan dividen; « Pertanggungjawaban pelaksansan Kemitraan dan Bina Lingkungan; © Statistik perusahaan 5 (lima) tahun; © Tindak lanjut keputusan RUPS tahun lalu. 4) Laporan tahunan dan annual report: © Perhitungan tahunan yang telah diperiksa oleh Auditor; * Pemyataan pendapat auditor; Laporan mengenai keadaan dan jalannya perusahaan serta hasil yang telah dicapai selama tahun buku; © Kegiatan utama perusahaan; © Organisasi dan manajemen; © Statistik perusahaan 10 (sepuluh) tahun, 2) Laporan bulanan dan triwulanan disampaikan kepada Dewan Pengawas paling lambat pada tanggal 20 bulan selanjutnya. 3) Laporan Manajemen Perusahaan Tahunan disampaikan paling lambat 6 (enam) minggu setelah berakhirnya tahun buku. 4) Laporan Tahunan atau Annual Report disampaikan kepada Dewan Pengawas paling Jambat 1 (satu) bulan setelah perhitungan tahunan disampaikan oleh auditor. ¢. Informasi yang bersifat insidentil: 1) Dewan Pengawas dapat meminta informasi yang bersifat insidentil dengan bentuk, materi, dan batasan waktu sesuai dengan kebutuhan, baik melalui surat, maupun dalam rapat; 19 2) Dalam hal tertentu, Dewan Pengawas dapat meminta informasi secara lisan, namun setelahnya pada saat penyerahaan informasi tersebut dilengkapi dengan dokumen tertulis yang ditandatangani kedua belah pihak; 3) Direksi wajib menyediakan informasi tersebut paling lambat 1 (satu) minggu setelah intakan, sepanjang informasi tersebut terkait dengan pengelolaan perseroan dan diperlukan oleh Dewan Pengawas dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan. d. Dalam hal Direksi terlambat dari parameter waktu yang ditetapkan diatas dalam memenuhi kewajiban penyediaan informasi kepada Dewan Pengawas, maka setelah upaya komunikasi lisan dilakukan oleh Sekretaris Dewan Pengawas, dapat diterbitkan surat permintaan ulang dari Dewan Pengawas kepada Direksi untuk meminta informasi yang dibutuhkan tersebut. 20 BAB VIL 1. Kebijakan Pemberian Persetujuan/Tanggapan/Pendapat Dewan Pengawas terhadap Rancangan RJPP yang disampaikan Direksi a. Dewan Pengawas dapat menerima rancangan RIP yang disampaikan Direksi selambat- lambatnya 4 (empat) bulan sebelum periode RJPP sebelumnya berakhir. Selain itu, Dewan Pengawas dapat meminta Direksi untuk menyampaikan rancangan perubahan RJPP sewaktu-waktu apabila dirasa terdapat kondisi yang menyebabkan perlunya perubahan RIJPP. b. RIPP yang disampaikan oleh Direksi, berisi sekurang-kurangnya: 1) Evaluasi atas pelaksanaan RIP periode sebelumnya; 2) Alasan perubahan RJPP (dalam hal yang diajukan adalah perubahan RIPP); 3) Analisa lingkungan eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi perusahaan; 4) Asumsi-asumsi yang digunnakan, baik eksternal maupun internal; 5) Visi, misi, sasaran strategis, tujuan, program, dan kegiatan, selama periode perencanaan dengan rincian/breakdown per tahun; 6) Rencana Kerja Perusahaan; 7) Anggaran Perusahaan; 8) Proyeksi Keuangan Pokok Perusahaan; 9) Proyeksi Keuangan Pokok Anak Perusahaan; 10) Daftar risiko strategis dan langkah mitigasinya. c. Dewan Pengawas dalam melakukan kajian atas Rancangan RJPP dapat dibantu oleh organ Dewan Pengawas secara optimal. 4. Dewan Pengawas melakukan pembahasan dengan Direksi atas pendapat dan saran serta masukan tertulis Dewan Pengawas dalam penyempurnaan rancangan RIPP. e. Dewan Pengawas menyusun dan menyampaikan tanggapan tertulis atas rancangan RPP kepada Pemegang Saham untuk proses persetujuan lebih lanjut. 2. Kebijakan Pemberian Persetujuan/Tanggapan/Pendapat Dewan Pengawas Terhadap Rancangan RKAP yang Disampaikan oleh Direksi a. Dewan Pengawas harus menerima rancangan RKAP yang disampaikan Direksi selambat- lambatnya 3 bulan sebelum periode RKAP sebelumnya berakhir. Selain itu, Direksi dapat ‘menyampaikan rancangan perubahan RKAP sewaktu-waktu apabila dirase terdapat kondisi yang menyebabkan perlunya perubahan RKAP. b. Dewan Pengawas sewaktu-waktu dapat meminta kepada Direksi untuk melakukan kajian tas perubahan RKAP apabila dirasa terdapat Kondisi yang menyebabkan perlunya perubahan RKAP. 21 c. RKAP yang disampaikan oleh Direksi, berisi sekurang-kurangnya: ) 2) 3) 4) 5) 6) ry Evaluasi atas pelaksanaan RKAP periode sebelumnya; Alasan perubahan RKAP (dalam hal yang diajukan adalah perubahan RKAP); Rencana Kerja Perusahaan; Anggaran Perusahaan; Proyeksi Keuangan Pokok Perusahaan; Proyeksi Keuangan Pokok Anak Perusahaan; Hal-hal lain yang memerlukan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). d. Dewan Pengawas dalam melakukan penelaahan Rancangan RKAP dibantu organ Dewan Pengawas secara optimal. e. Dewan Pengawas melakukan pembahasan dengan Direksi atas pendapat dan saran serta ‘masukan tertulis Dewan Pengawas dalam penyempumaan rancangan RPP. £. Dewan Pengawas menyusun dan menyampaikan tanggapan tertulis atas rancangan RKAP kepada Pemegang Saham untuk proses persetujuan lebih lanjut. 22 BAB VIII Kebijakan Informasi Perubahan Lingkungan Bisnis a. Perubahan lingkungan bisnis yang perlu mendapatkan perhatian dari Dewan Pengawas imeliputi namun tidak terbatas pada: 1) Perubahan regulasi yang berdampak signifikan pada kegiatan usaha; 2) Perubahan yang berasal dari faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian laba usaha secara signifikan; 3) Perubahan harapan dari stakeholder yang berdampak signifikan bagi ussha maupun kinerja keuangan; 4) Tetjadi force majeur yang berdampak signifikan bagi perusahaan. b. Dewan Pengawas harus meningkatkan pengetahuannya tentang perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang dihadapi Perusahaan dan atau meminta penjelasan dari Direksi tentang masalah yang dihadapi Perusahaan, c. Dewan Pengawas melakukan pembshasan dan telazhan atas setiap perubahan tersebut beserta dampaknya bagi kegiatan usaha dan kinerja perusahaan, dibantu oleh seluruh organ pendukung Dewan Pengawas. 4. Dewan Pengawas melakukan pembahasan dengan Direksi dan memberikan arahan atas perubahan lingkungen bisnis yang terjadi, serta menetapkan tindakan yang harus dilakukan, termasuk perubahan RJPP atau RKAP apabila diperlukan. e. Dewan Pengawas menyampaikan arahan tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Pengawas dan Direksi atas perubahan lingkungan bisnis yang memiliki pengaruh signifikan bagi usaha serta penurunan kinerja perusahaan. £ Dewan Pengawas melakukan pemantauan atas tindaklanjut Direksi terhadap arahan dan hasil pembahasan dengan Dewan Pengawas serta meminta Direksi untuk menyampaikan laporam pelaksanaannya kepada Dewan Pengawas. 23 BAB IX Kebijakan Dalam Merespon Saran, Harapan, Permasalahan, dan Keluhan dari ‘Stakeholders dan Menyampaikan Saran Penyelesaian Kepada Direksi a. Dewan Pengawas membahas secara intensif setiap saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholders untuk menghasilkan simpulan berupa saran penyelesaian yang harus dilaksanakan oleh Direksi. b. Dewan Pengawas menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas (Komite Dewan Pengawas) dalam proses pembahasan atas saran, permasalahan atau keluhan stakeholders. c. Dewan Pengawas menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Pengawas dan Direksi atas saran penyelesaiannya. d. Direksi menindaklanjuti arshan Dewan Pengawas tersebut dan menyampaikan pelaksanaannya dalam laporan berkala, maupun dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan permintaan Dewan Pengawas. 24 BABX 1. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Rancangan Sistem Pengendalian Intern dan Pelaksanaannya. a, Dewan Pengawas melakukan telaah ates informasi mengenai: 1) Kebijakan/rancangan dan pelaksanaan sistem pengendalian intern; at operasionaVaktivitas; 2) Hasil evaluasi atas efektivitas pengendalian intern pada 3) Internal control report. b. Dewan Pengawas dalam melakukan proses telaahnya menggunakan seluruh perangket di Dewan Pengawas, khususnya Komite Audit. c. Komite Audit melakukan pembahasan secara berkala dengan SPI dan melakukan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian intern dan melaporkannya kepada Dewan Pengawas. d. Dewan Pengawas menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Pengawas dan Direksi atas hasil telaah atas kebijakanirancangan sistem pengendalian inten dan pelaksanaannya serta arahan tentang peningkatan efektivitas sistem pengendalian intern. 2. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Manajemen Risiko Perusahaan dan Pelaksanaannya a. Dewan Pengawas melakukan telaah atas informasi mengenai: 1) Kebijakan Manajemen Risiko Perusahaan; 2) Hasil evaluasi atas efektivitas Pelaksanaan Manajemen Risiko Strategis; 3) Hasil evaluasi atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko Perusahaan pada tingkat ‘operasional; 4) Laporan pelaksanaan Manajemen Risiko. b. Dewan Pengawas dalam melakukan proses telaahnya menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas, khususnya Komite Audit/Komite Pemantau Risiko. c. Komite Audit/Komite Pemantau Risiko melakukan pembahasan secara berkala dengan Kelompok terkait manajemen risiko dan melakukan penilaian atas pelaksanaan manajemen risiko dan melaporkannya kepada Dewan Pengawas. 4. Dewan Pengawas menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Pengawas dan Direksi atas hasil telaah atas Kebijakan Manajemen Risiko Perusahaan dan pelaksanaannya serta arahan tentang peningkatan efektivitas Manajemen Risiko Perusahaan, 25, 3. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Sistem Teknologi Informasi Perusahaan dan Pelaksanaannya a, Dewan Pengawas melakukan telah atas informasi yang diberikan oleh Direksi, antara lain mengenai: 1) Kebijakan sistem teknologi informasi Perusahaan; 2) Pelaksanaan pengembangan sistem informasi.. b. Dewan Pengawas dalam melakukan proses teleahnya menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas dan dapat dibantu oleh tenaga ahli apabila diperlukan. c. Dewan Pengawas menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Pengawas dan Direksi atas hasil telaah atas Kebijakan Sistem Teknologi Informasi Perusahaan dan pelaksanaannya serta arahan tentang peningkatan efektivitas Sistem ‘Teknologi Informasi Perusahaan. 4, Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Manusia a, Dewan Pengawas secara berkala melakukan review dan telaah atas kebijakan pengelolaan SDM dan pelaksanaannya di perusahaan serta memberikan saran atau nasihat kepada Diteksi atas Kebijakan pengelolaan SDM dan pelaksanaannya, khususnya tentang manajemen karit dan sistem prosedur promosi dan mutasi serta rencana promosi dan ‘mutasi satu level jabatan dibawah Direksi. b. Khusus untuk pejabat satu tingkat dibawah Direksi dan Direksi Anak Perusahaan, Dewan Pengawas mereview hasil ‘alent pool yang disusun oleh Direksi, dan memberikan rekomendasi kepada Pemegang Saham sewaktu-waktu apabila diminta, c. Dewan Pengawas dalam melakukan proses telaahannya menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas. 4. Dewan Pengawas menyampaikan secara tertulis kepada Direksi hasil telaah atas Kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan SDM Perusahaan serta arahan tentang peningkatan efektivitasnya. e. Dewan Pengawas melakukan penilaian dan memberikan persetujuan atas usulan pengangkatan Sekretaris Perusahaan dan Kepala SPI yang diajukan oleh Direksi. £ Dewan Pengawas memberikan arahan tertulis atau dalam rapat Dewan Pengawas dan Direksi, berdasarkan atas hasil pengawasan dan penelaahan atas rencana suksesi dan pelaksanaannya. 5. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan a. Dewan Pengawas melakukan telaah atas kebijaken akuntansi dan penyusunan laporan Keuangan dengan menggunakan informasi yang diberikan oleh Direksi melalui pembahasan laporan keuangan triwulan dengan manajemen ataupun Auditor eksternal. 26 6. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa serta Pelaksanaannya Par 56 7. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Mutu dan Pelayanan Serta Pelaksanaannya BAB XI Kebijakan atas Pemantauan Kepatuhan Direksi dalam Menjalankan Pengurusan Perusahaan terhadap RKAP dan/ atau RJPP a, Dewan Pengawas melakukan evaluasi bulanan atas pencapaian Perusahaan yang mencakup kesesuaian pelaksanaan program kerja dengan anggaran yang ditetapkan dalam RKAP. b. Evaluasi atas kepatuhan Direksi dalam menjalankan pengurusan perusahaan tethadap RKAP dan/atau RIPP dilakukan melalui telaah atas laporan berkala dari Direksi. . Telaah atas laporan bulanan dilakukan sebagai berikut: 1). Telaah oleh Komite, yang dapat dilakukan melalui rapat internal Komite; 2). Telaah oleh Dewan Pengawas dan pembahasan Dewan Pengawas dengan Komite; 3). Penyampaian hasil telaahan Dewan Pengawas, data dan informasi yang harus dilengkapi oleh Direksi, serta saran Dewan Pengawas kepada Direksi melalui surat tertulis. 4). Pembahasan antara Dewan Pengawas dan Direksi, serta penyampaian saran dan nasihat Dewan Pengawas kepada Direksi. 4. Telaahan atas laporan triwulanan dan tahunan dilakukan dengan tahapan sebagaimana laporan bulanan, dengan waktu menyesuaikan kewajiban penyampaian laporan kepada Pemegang Saham. e. Ketua Dewan Pengawas menandatangani laporan manajemen triwulan I, triwulan I, dan trivulan II). £, Seluruh anggota Dewan Pengawas menandatangani laporan manajemen tahunan setelah dievaluasi/dibahas Dewan Pengawas dan Direksi. g. Dewan Pengawas minimal melakukan evaluasi tahunan atas pencapaian Perusahaan yang telah ditetapkan dalam RKAP dengan target yang ditetapkan dalam RIP. h, Dewan Pengawas menyampaikan hasil evaluasi atas pelaksanaan pengurusan perusahaan oleh Direksi dalam laporan triwulanan dan tahunan Dewan Pengawas yang disampaikan kepada Pemegang Saham. 29 7 BAB XII Kebijakan sean, ceitonns Terhadap Tindakan Direksi yang MemerlukanPersgjgjgga/Rekomendasi Dewan Pengawas a. Tindakan Direksi yang memerlukan persetujuan/rekomendasi Dewan Pengawas adalah sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Dasar, maupun ketentuan perundang-undangan terkait. b, Dewan Pengewgs melakukan telaah terhadap transaksi atau tindakan Direksi melalui proses pembahasan internal Dewan Pengawas dengan melibatkan organ Dewan Pengawas. c. Untuk mendapatkan tambahan informasi, Dewan Pengawas dapat menugaskan Komite untuk melakukan pembahasan dengan manajemen, pengecekan secara fisik, dan telaah lainnya. Selain itu, Dewan Pengawas dapat mengundang rapat Direksi untuk memberikan penjelasan tambahan atas usulan yang disampaikan. d. Dewan Pengawas memastikan tindakan-tindakan strategis yang membutuhkan persetujuan atau rekomendasi Dewan Pengawas telah didukung dengan analisis risiko yang memadai. e. Dewan Pengawas dapat menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas dalam proses telaahnya. £ Pemberian persetujuan atau rekomendasi paling lambat 14 (empat belas) hari sejak usulan atau dokumen secara lengkap diterima oleh Dewan Pengawas atau jangka waktu lainnya sebagaimana ditetapkan dalam KPI Dewan Pengawas. 30 BAB XIII 1. Kebijakan atas Proses Penunjukan Calon Auditor Eksternal dan/atau Penunjukan Kembali Auditor Eksternal dan Penyampaian Usulan Calon Auditor Eksternal kepada RUPS a, Dewan Pengawas melalui Komite Audit melakukan proses penunjukan calon Auditor Eksternal sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa. Apabila diperlukan, dapat ‘meminta bantuan Direksi dalam proses penunjukannya. b. Dewan Pengawas dapat melakukan penunjukan kembali Auditor Eksternal berdasarkan hasil evaluasi atas Kkinerja Auditor Eksternal, dengan memperhatikan batasan jumlah ‘maksimal Auditor Ekstemal dapat melakukan audit atas laporan keuangan Perusahaan. c. Dewan Pengawas menyampaikan alasan pencalonan tersebut kepada Pemegang Saham dan besamya honorarium/imbal jasa yang diusulkan untuk Auditor Eksternal tersebut. 4. Usulan kepada Pemegang Saham tersebut dapat disampaikan melalui surat tersendiri, atau merupakan bagian dari surat tanggapan Dewan Pengawas atas kinerja tahunan perusahaan. e. Dewan Pengawas mengevaluasi kinerja Auditor Eksternal melalui Komite Audit sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku. 2. Kebijakan Pengawasan Efektivitas Pelaksanaan Audit Eksternal dan Audit Internal, serta Pelaksanaan Telaah atas Pengaduan yang Berkaitan dengan BUMN yang Diterima oleh Dewan Pengawas a. Dewan Pengawas melakukan penilaian atas efektivitas pelaksanaan Audit Eksternal melalui: 1), Pemantauan kesesuaian penyelesaian progres audit dan rencana kerjanya; 2). Penelaahan atas kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar profesi Akuntan Publik; 3), Penelaahan atas hasil Audit Ekstemal dan kualitas rekomendasi Audit Eksternal. , Dewan Pengawas melakukan penilaian atas efektivitas pelaksanaan Audit Internal melalui: 1). Penelaahan atas efektivitas pemantauan tindak lanjut hasil Audit SPI dan Auditor Ekstemal; 2). Penelaahan atas kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar Audit Internal; 3). Kelengkapan atribut temuan dan kualitas rekomendasi hasil Audit Internal; 4). Penelaahan rencana kerja pengawasan dan pelaksanaannya; 5). Penelaahan atas manajemen fungsi SPI. c. Dalam melaksanakan penilaian atas efektivitas pelaksanaan audit intemal dan ekstemal, Dewan Pengawas dibantu oleh organ Dewan Pengawas, khususnya Komite Audit. 31 Day d. Dewan Pengawas menyampaikan arahan kepada Direl Audit Internal dan Audit Eksternal. i tentang peningkatan efektivitas e. Dewan Pengawas melakukan penelaahan atas pengaduan yang berkaitan dengan BUMN yang diterima oleh Dewan Pengawas serta penyampaian saran berdasarkan hasil telaah kepada Direksi. £ Dewan Pengawas dapat menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas dalam melakukan proses telaah di atas. 32 BAB XIV Kebijakan Pelaporan Kepada Pemegang Saham jika Terjadi Gejala Menurunnya Kinerja Perusahaan a. Dewan Pengawas melakukan telaah atas kinerja perusahaan melalui laporan berkala yang disampaikan oleh atau informasi dari organ Dewan Pengawas, atau dari sumber lainnya. ». Berdasarkan hasil telaah atas kinerja perusahaan, apabila terdapat penurunan kinerja, Dewan Pengawas menentukan apakah penurunan kinerja tersebut material dan perlu dilaporkan kepada Pemegang Saham. ¢. Untuk mendapatkan informasi lebih mendalam, Dewan Pengawas dapat menugaskan organ Dewan Pengawas untuk melakukan penelaahan, cek fisik, dan pembahasen teknis dengan manajemen. Selain itu, Dewan Pengawas dapat mengundang Direksi untuk menyampaikan informasi tambahan dan melakukan pembahasan. 4. Dewan Pengawas wajib menyusun telaah tentang gejala menurunnya kinerja Perusahaan dalam wakcu 7 (tujuh) hari setelah memperoleh informasi tersebut. e. Dewan Pengawas menyampaikan arahan kepada Direksi dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah selesai hasil telaahan tentang gejala menurunnya kinerja perusshaan. f. Dewan Pengawas menyampaikan laporan kepada RUPS tentang gejala menurunnya kinerja Perusahaan yang signifikan dan saran-saran perbaikan yang telah disampaikan kepada Direksi untuk mengatasi gejala penurunan kinerja Perusahaan. 33 BAB XV 1. Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat atas Kebijakan Pengelolaan Anak Perusahaan dan Pelaksanaannya a. Laporan atas kinerja Anak Perusahaan disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Pengawas sebagai bagian dari laporan kinerja berkala, b. Dewan Pengawas melakukan evaluasi terhadap arah pengelolaan dan kinerja Anak Perusahaan terkait dengan visi pengembangan usaha Perusahaan, c. Dewan Pengawas membahas hasil evaluasi dimaksud baik melalui proses pembahasan intemal Dewan Pengawas maupun dalam rapat gabungan Dewan Pengawas dan Direksi. 4. Dewan Pengawas menyampaikan saran dan nasihat kepada Direksi atas pengelolaan Anak Perusahaan apabila dirasa diperlukan. e. Dewan Pengawas dapat menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas dalam melakukan proses telaah di atas. Par by 2. Kebijakan atas Pengangkatan Direksi dan Dewan Pengawas Anak Perusahaan a. Dewan Pengawas melakukan reviu tethadap kebijakan, prosedur, proses penjaringan, penilaian, dan penetapan calon Direksi dan Dewan Pengawas Anak Perusahaan yang disampaikan oleh Direksi berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri BUMN. b. Dewan Pengawas dalam melakukan penilaian terhadap proses pengangkatan calon Direksi dan Dewan Pengawas Anak Perusahaan tersebut dapat mengundang Direksi. p ar 6S ¢. Dewan Pengawas dapat melakukan wawancara terhadap calon Direksi dan Dewan Pengawas Anak Perusahaan yang diajukan oleh Direksi. d. Dewan Pengawas menyampaikan rekomendasi/persetujuan tertulis terhadap usulan pengangkatan Direksi dan Dewan Pengawas Anak Perusahaan, paling lambat 15 (lima belas) hari kalender setelah diterimanya usulan dari Direksi. 34 BAB XVI 1. Kebijakan atas Seleksi dan Pengusulan Calon Direksi Kepada Pemegang Saham a, Secara berkala, Dewan Pengawas menerima hasil talent poo! dari Direksi untuk pegawai 1 (atu) tingkat di bawah Direksi dan Direksi Anak Perusahaan, antara lain berupa: . Curriculum Vitae; 2),Hasil uji kepatutan dan kelayakan dari lembaga profesional sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri BUMN mengenai Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi BUMN; b. Dewan Pengawas melakukan reviu atas kebijakan dan proses penilalian serta uji kepatutan dan kelayaken bakal calon anggota Direksi, serta reviu atas hasil penilaian yang disampaikan. c. Dewan Pengawas memberikan pendapat tertulis mengenai calon anggota Direksi sewaktu- waktu apabila diminta oleh Pemegang Saham, termasuk penyampaian hasil uji kepatutan dan kelayakan dari lembaga profesional. . Penunjukan lembaga profesional yang akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan dilakukan oleh Dewan Pengawas, atau oleh Direksi melalui Koordinasi dengan Dewan Pengawas. . Kebijakan atas Penilaian Kinerja dan Pelaporan kepada Pemegang Saham a, Dewan Pengawas melakukan evaluasi terhadap kinerja Direksi berdasarkan telaah kriteria, target, dan indikator kinerja utama yang tercakup dalam kontrak manajemen Direksi secara olegial dengan realisasi pencapaiannya. b. Dewan Pengawas melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja masing-masing Direksi secara individu berdasarkan telaah kriteria, target, dan indikator kinerja utama yang tereakup dalam kontrak manajemen Direksi dengan realisasi pencapaiannya apabila diperlukan, c. Dewan Pengawas membahas hasil evaluasi dimaksud dalam butir (a dan b) baik melalui proses pembahasan internal Dewan Pengawas maupun dalam rapat gabungan Dewan Pengawas dan Direksi. 4d. Dewan Pengawas menyampaikan hasil kinerja Direksi kepada RUPS dalam laporan tugas pengawasan Dewan Pengawas. e. Laporan tugas pengawasan Dewan Pengawas disampaikan kepada Pemegang Saham dalam laporan triwulan dan laporan tahunan, yang antara lain terdiri dari 1), Rencana kerja dan anggaran; 2), Realisasi pencapaian rencana kerja dan anggaran; 3). Realisasi pencapaian Key Performance Indicators Dewan Pengawas; 35 par 6G far 63 4), Reviu dan penilaian kinerja Direksi. f, Dewan Pengawas dapat menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas dalam melakukan proses telaah di atas. . Kebijakan atas Pengusulan Remunerasi Direksi a. Dewan Pengawas melakukan reviu atas kebijakan dan mekanisme penyusunan usulan remunerasi Direksi Perusahaan setiap tahunnya, serta menguji kesesuaiannya dalam pelaksanaannya. . Dewan Pengawas melakukan penelaahan atas usulan remunerasi Direksi dalam penyusunan RKAP Tahunan, dengan pertimbangan antara lain: 1). Ketentuan dalam Peraturan Menteri BUMN mengenai Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Pengawas, dan Dewan Pengawas BUMN; 2). Prognosa pencapaian kinerja dan KPI tahun sebelumnya; 3). Kemampuan keuangan perusahaan; 4). Kewajaran. c. Dewan Pengawas menyampaikan rekomendasi atas penetapan anggaran remunerasi Direksi sebagai bagian dari rekomendasi atas penetapan RKAP kepada Pemegang Saham. 4. Dewan Pengawas menyampaikan rekomendasi remunerasi Direksi kepada Pemegang Saham dalam RUPS Laporan Tahunan, dengan pertimbangan sebagaimana butir b, ditambah hasil audit atas laporan keuangan tahun sebelumnya. e. Dewan Pengawas dalam melakukan proses telashnya menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas. 36 BAB XVII Kebijakan atas Benturan Kepentingan yang Dapat Mengganggu Pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas a. Dewan Pengawas menetapkan transaksi-transaksi yang berpotensi mengandung beaturan Kepentingan yang dapat menganggu pelaksanaan tugas Dewan Pengawas sesuai dengan yang tercantum di dalam Pedoman Perilaku (Code of Conduct). b. Dewan Pengawas mengharuskan setiap anggota Dewan Pengawas membuat surat pernyataan yang berisi tidak memiliki benturan kepentingan pada awal pengangkatan yang diperbaharui Setiap awal tahun atau pada saat pengangkatan anggota Dewan Pengawas baru. c. Dewan Pengawas dapat menambah pemyataan tersebut sebagai lampiran atau bagian dari kontrak kinerja atau RKAP Dewan Pengawas setiap tahunnya. . Dewan Pengawas mengharuskan setiap anggota Dewan Pengawas membuat Surat Pakta Integritas bila dalam periode pelaksanaan tugasnya Dewan Pengawas mengalami potensi benturan kepentingan, atau membuat surat pemnyataan Dewan Pengawas mengenai hal tersebut dan disampaikan kepada Pemegang Saham/Pemilik Modal. e. Dewan Pengawas dalam melakukan proses telaahnya atas potensi benturan kepentingan tersebut, dapat menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas. Hasil penelaahan tersebut disampaikan dalam Rapat Dewan Pengawas. £. Dalam hal anggota Dewan Pengawas memiliki benturan kepentingan terhadap transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Pengawas, maka anggota Dewan Pengawas tersebut tidak dapat mengeluarkan suara dalam rapat Dewan Pengawas. g. Dewan Pengawas harus melakukan tindakan sesuai dengan kewenangannya dan melaporkan kepada Pemegang Saham/RUPS, dalam hal terjadi pelanggaran terhadap transaksi yang mengandung benturan kepentingan tersebut. h. Dewan Pengawas dapat menugaskan Sekretaris Dewan Pengawas dan Komite Dewan Pengawas untuk melakukan pemantauan atas setiap permasalahan mengenai potensi benturan kepentingan tersebut dan mengusulkan jadwal pembahasannya dalam rapat Dewan Pengawas. 37 BAB XVIIL Kebijakan Pemantauan Penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate GovernancelGCG) a. Dewan Pengawas melakukan pemantauan penerapan GCG dengan menggunakan informasi yang antara lain berasal dari: 1). Laporan Direksi; 2). Hasil pengawasan Auditor Eksternal dan Internal; 3). Hasil assessment GCG, baik oleh assessor independen maupun self-assessment, 4), Hasil telah organ Dewan Pengawas. b. Dewan Pengawas dalam melakukan proses telaahnya menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas. c. Dewan Pengawas menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Pengawas dan Direksi atas hasil telaah dan pemantauan terhadap pelaksanaan GCG serta saran-saran perbaikan GCG. d, Dewan Pengawas melaporkan hasil pemantauan tersebut kepada RUPS dalam laporan tugas pengawasan Dewan Pengawas. e. Dewan Pengawas harus melakukan tindakan sesuai dengan kewenangannya dan melaporkan kepada Pemegang Saham/RUPS, dalam hal terjadi pelanggaran GCG oleh Direksi. £ Dewan Pengawas dapat menugaskan Sekretaris Dewan Pengawas dan Komite Dewan Pengawas untuk melakukan pemantauan atas setiap permasalahan mengenai pelanggaran tethadap GCG dan mengusulkan jadwal pembahasannya dalam rapat Dewan Pengawas. 38 BAB XIX 1. Kebijakan Pengukuran dan Penilaian Kinerja Dewan Pengawas a. Dewan Pengawas menyusun kriteria atau indikator pencapaian kinerja beserta target- targetnya serta pengukuran dan penilaian terhadap kinerja Dewan Pengawas untuk setiap tahun, untuk disetujui oleh RUPS. b. Dewan Pengawas menandatangani Key Performance Indicators(KPI) yang ditetapkan oleh RUPS. ¢. Dewan Pengawas dapat menugaskan seluruh perangkat di Dewan Pengawas, untuk ‘membantu melakukan evaluasi dan pemantauan kinerjanya. d. Dewan Pengawas melakukan evaluasi atas pencapaiannya kinerja Dewan Pengawas setiap 3 (tiga) bulan yang dituangkan dalam Laporan Tugas Pengawasan Dewan Pengawas triwulanan dan laporan tahunan. 2. Kebijakan Pengendalian Gratifikasi a. Dewan Pengawas melakukan review dan telaahan atas Pedoman Pengendalian Gratifikasi. b. Dewan Pengawas mengawasi pelaksanaan Pedoman Pengendalian Gratifikasi dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari Direksi dan/atau hasil pengawasan Auditor Internal dan/atau informasi dari pihak lain. c. Dewan Pengawas dalam melakukan telaahan dan pengawasan atas pelaksanaannya, menggunakan seluruh perangkat di Dewan Pengawas. 4, Dewan Pengawas menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Pengawas dan Direksi atas hasil telashan dan saran atas Pedoman Pengendalian Gratifikasi dan pelaksanaannya. 3. Kebijakan Whistle Blowing System (WBS) a, Dewan Pengawas secara berkala melakukan review atas Pedoman WBS. b. Dewan Pengawas mengevaluasi penerapan pedoman WBS dengan mendasarkan informasi yang diperoleh dari Direksi dan/atau hasil pengawasan Auditor Internal dan/atau informasi dari pihak lain. c. Dewan Pengawas menerima laporan hasil investigasi _mengenai pengaduan dan/atau penyingkapan melalui WBS jika terlapornya adalah Direksi. 4, Dewan Pengawas memutuskan apakah akan menutup laporan pengaduan, atau meneruskan kepada pihak yang berwenang. ¢, Dewan Pengawas dalam melakukan review Pedoman WBS dan evaluasi penerapannya, ‘menggunakan seluruh perangkat Dewan Pengawas. £ Dewan Pengawas menyampaikan secara tertulis kepada Direksi atau dalam rapat Dewan Pengawas dan Direksi atas hasil review pedoman dan evaluasi pelaksanaannya, 39 BAB XX 1. Kegiatan Sekretariat Dewan Pengawas 1) Dewan Pengawas dapat membentuk Sekretariat Dewan Pengawas yang dipimpin oleh ‘Sekretariat Dewan Pengawas dibantu staf Sekretariat Dewan Pengawas. 2) Sekretaris Dewan Pengawas bertugas melakukan kegiatan untuk membantu Dewan Pengawas dalam melaksanekan tugasnya berupa : a, Mempersiapkan rapat. b, Membuat risalah rapat Dewan Pengawas sesuai ketentuan anggaran dasar Perusahaan. c. Mengadministrasikan dokumen Dewan Pengawas, baik surat masuk, surat keluar, risalah rapat maupun dokumen lainnya, 4. Menyusun Rancangan RKAP Dewan Pengawas. e. Menyusun Rancangan Laporan-laporan Dewan Pengawas. £, Melaksanakan tugas lain dari Dewan Pengawas. 3) Tugas lain Sekretaris Dewan Pengawas adalah: a. Memastikan bahwa Dewan Pengawas mematuhi peraturan perundang-undangan serta menerapkan prinsip-prinsip GCG. b. Memberikan informasi secara berkala yang dibutuhkan oleh Dewan pengawas secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta. c. Mengkoordinasikan anggota Komite Audit, jika diperlukan dalam rangka memperlancar tuges Dewan Pengawas. d. Sebagai penghubung Dewan Pengawas dengan pihak lain, 4) Dalam rangka tertib administrasi dan pelaksanaan tata kelola Perusahaan yang baik, Sekretariat Dewan Pengawas wajib memastikan dokumen penyelenggaraan kegiatan tersimpan dengan baik di Perusahaan. . Masa jabatan Sekretaris dan Staf Sekretariat Dewan Pengawas ditetapkan oleh Dewan Pengawas maksimum 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk paling lama 2 (dua) tahun dengan tidak mengurangi hak Dewan Pengawas untuk memberhentikannya sewaktu- waktu. a, b. ce 4. . Sekretaris Dewan Pengawas harus memenuhi persyaratan : Memahami sistem pengelolaan, pengawasan, dan pembinaan BUMN. Memiiiki integritas yang baik. Memahami fungsi kesekretariatan, Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan baik. 40 BAB XXI Komite Audit 1). Dewan Pengawas wajib membentuk Komite Audit yang terdiri dari Ketua dan Anggota. 2), Ketua dan Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Pengawas. 3). Ketua Komite Audit adalah anggota Komite Audit yang berasal dari anggota Dewan Pengawas yang dapat bertindak independen. 4), Anggota Komite Audit dapat berasal dari Anggota Dewan Pengawas atau dari Iuar Perusahaan. 5). Pengangkatan dan pemberhentian Anggota Komite Audit dilaporkan kepada Pemilik Modal. 6). Anggota Komite Audit yang merupakan anggota Dewan Pengawas, berhenti dengan sendirinya apabila masa jabatannya sebagai anggota Dewan Pengawas berakhir. 7). Dalam hal anggota Dewan Pengawas yang menjabat sebagai Ketua Komite Audit berhenti sebagai anggota Dewan Pengawas, maka Ketua Komite Audit wajib diganti oleh anggota Dewan Pengawas lainnya dalam waktu paling lambat 30 Stiga puluh) hari. Secara ringkas, tugas Komite Audit sesuai dengan PER-05/MBU/2006 pada prinsipnya antara lain adalah: 1. Mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian intern. 2. Mengevaluasi efektivitas auditor intern dan auditor ekstemn. 3, Mengevaluasi kegiatan dan hasil audit SPI dan auditor ekstern. 4, Memberikan rekomendasi perbaikan pengendalian inter. 5. Mengevaluasi prosedur review atas informasi perusahaan. 6. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris. 7. Melaksanakan tugas khusus dari Dewan Komisaris. ‘Tugas-tugas tersebut akan dilaksanakan antara lain dalam kegiatan: 1. Menganalisis Japoran hasil audit SPI, dan laporan hasil audit Kantor Akuntan Publik, sehingga diharapkan Komite Audit akan memperoleh informasi awal tentang: a. Pengendalian internal perusahaan b. Efektivitas auditor internal (Satuan Pengawasan Intern) dan auditor eksternal (Kantor Akuntan Publik) 2. Menelaah laporan periodik perusahaan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja manajemen termasuk keandalan prosedur review laporan dan obyektivitasnya. Dari hasil penelaahan tersebut disusun semacam laporan hasil evaluasi sebagai masukan bahan rapat bagi Dewan Komisaris dalam rapat dengan Direksi. a . Menelaah usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta Rencana Jangka Panjang (RIP) dan berdasarkan hasil penelaahan tersebut dibuat masukan untuk Dewan Komisaris. . Mengadakan rapat dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Satuan Pengawasan Intern (SPI) untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai pengendalian internal perusahaan dan efektivitas kegiatan dan hasil audit KAP dan SPI. . Melaksanakan rapat internal Komite Audit untuk menyamakan persepsi antar unsur Komite ‘Audit mengenai kesimpulan hasil evaluasi dan penelaahan di atas, termasuk merumuskan masukan bagi Dewan Komisaris. . Menyusun laporan periodik termasuk rekomendasi kepada Dewan Pengawas. /. Melaksanakan tugas khusus dari Dewan Komisaris yang meliputi namun tidak terbatas pada: a. Mengevaluasi dan meneliti usulan penghapusan aset tetap. b. Mengevaluasi kinerja dan output KAP yang telah melaksanakan tugasnya dalam rangka menentukan kelayakan dan kemungkinannya untuk ditunjuk kembali sebagai auditor tahun berikutnya. c. Mengevaluasi usulan penunjukan KAP yang akan ditugasi sebagai auditor perusahaan bilamana, berdasarkan Kinerja mau pun peraturan yang berlaku, KAP yang lalu sudah tidak dapat ditunjuk kembali sebagai auditor. . Tkut serta dalam rapat internal Dewan Komisaris atau rapat lain yang dipandang perlu guna memberikan berbagai masukan mengenai masalah substansial yang perlu dibahas dengan Direksi. ar BAB XXII PENUTUP Masa Berlaku dan Evaluasi 1. Charter Dewan Pengawas berlaku efektif sejak tanggal 01 Oktober 2015, 2. Charter Dewan Pengawas ini secara berkala akan dievaluasi untuk penyempurnaan. ‘Tanggal : ©| Oktober 2015 PT PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERURI) DEWAN PE}GAWAS Suwandi Ketua Dewan Pengawas A Iman Bastar? AriWahyuni — Wahyu Wartadipradja Dewan Pengawas DewafiPengawas Dewan Pengawas © Dewan Pengawas 43

You might also like