You are on page 1of 8

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No.

1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

FORMULASI DAN UJI ANTIBAKTERI GEL EKSTRAK ETANOL


DAUN KEDONDONG (Spondias dulcis) TERHADAP
BAKTERI Pseudomonas aeruginosa

Kevin Yosua Pakpahan1), Paulina V. Y. Yamlean1), Imam Jayanto1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Kedondong leaves (Spondias dulcis) contain flavonoid compounds, saponins and tannins that inhibit
bacterial activity. This study aims to formulate, evaluate, and test the antibacterial effectiveness of the
ethanol extracts gel of the Kedondong leaves (Spondias dulcis) at a concentration of 6%, 8%, 10%,
respectively. This study uses an experimental method by testing the physical evaluation requirements of gel
preparations. Physical evaluation of preparations includes organoleptic test, homogeneity test, pH test,
dispersion test, adhesion test and cycling test, all tests are carried out before and after the cycling test. The
results of the study on the gel dispersion test did not meet the physical evaluation requirements before the
cycling test and after the cycling test there was a synergetic and did not meet the requirements. Antibacterial
test of ethanol extracts gel of Kedondong leaves against Pseudomonas aeruginosa produced weak inhibitory
properties. It can be concluded that the gel concentration of 6%, 8%, 10% of ethanol extract of Kedondong
leaves cannot be formulated as a gel preparation because it is less physically stable and has weak
antibacterial activity.

Keywords: Antibacterial, HPMC Gel, Kedondong (Spondias dulcis), Pseudomonas aeruginosa

ABSTRAK

Daun Kedondong (Spondias dulcis) mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tannin yang mampu
menghambat aktivitas bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi, mengevaluasi, serta menguji
efektivitas antibakteri sediaan gel ekstrak etanol daun Kedondong (Spondias dulcis) pada kosentrasi 6%, 8%,
10%. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental dengan melakukan pengujian parameter persyaratan
evaluasi fisik sediaan gel. Evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya
sebar, uji daya lekat dan uji cycling test semua pengujian dilakukan sebelum dan sesudah cycling test. Hasil
penelitian pada uji daya sebar sediaan gel tidak memenuhi persyaratan eveluasi fisik sebelum uji cycling test
dan setelah cycling test terjadi sineresis dan tidak memenuhi syarat. Penelitian uji antibakteri sediaan gel
ekstrak etanol daun Kedondong pada bakteri Pseudomonas aeruginosa menghasilkan daya hambat yang
lemah. Dapat disimpulkan pada gel kosentrasi 6%, 8%, 10% ekstrak etanol daun Kedondong tidak dapat
diformulasi sebagai sediaan gel karena kurang stabil secara fisik dan memiliki aktivitas antibakteri yang
lemah.

Kata kunci : Antibakteri, Gel HPMC, Kedondong (Spondias dulcis), Pseudomonas aeruginosa

8
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN molekul organik yang besar dan saling di


Masyarakat Indonesia mengenal dan resapi cairan (Ansel, 2005).
memakai tanaman berkhasiat dalam
Hal ini yang menjadi dasar peneliti
penanggulangan masalah kesehatan sejak
tertarik membuat sediaan farmasi untuk
zaman dahulu. Tanaman Kedondong
memudahkan pemanfaatan daun Kedondong
merupakan tanaman buah yang terdapat
sebagai sediaan obat dan mengujinya terhadap
hampir di seluruh daerah tropis. Kandungan
bakteri, Sedian farmasi yang dibuat yaitu
senyawa dari daun, kulit batang dan kulit akar
sediaan gel. Daun Kedondong digunakan
Kedondong mengandung senyawa saponin,
sebagai zat aktif dalam pembuatan formulasi
tanin, dan flavonoid. Banyak manfaat pada
gel ekstrak etanol daun Kedondong (Spondias
buah, daun dan kulit batangnya misalnya
dulcis).
untuk pengobatan borok, kulit perih, dan luka
bakar, kandungan Saponin dan tanin dari daun
METODOLOGI PENELITIAN
Kedondong diduga mempuyai senyawa
Bentuk Penelitian
antibakteri (Inayati, 2007). Antibakteri
Penelitian yang dilakukan bersifat
merupakan bahan atau obat yang digunakan
eksperimental laboratorium yang akan
untuk membunuh infeksi bakteri pada
membuat formulasi dan uji antibakteri gel
manusia termasuk diantaranya antibiotik,
ekstrak etanol daun Kedondong terhadap luka
antiseptik, desinfektan dan preservative
bakteri Pseudomonas aeruginosa.
(Djide, 2008).
Bakteri termasuk dalam
Waktu dan Tempat Penelitian
mikrooganisme bersel satu dan berkembang
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
biak dengan membelah diri. Bakteri memiliki
April 2019 – Oktober 2019 di laboratorium
ukuran bervariasi dengan penampang sekitar
farmasi lanjutan Program Studi Farmasi,
0,7 – 1,5 dan panjangnya sekitar 1 – 6
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
(Brooks et al., 2005). Sel-sel individu bakteri
Alam, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
dapat berbentuk seperti elips, bola, batang,
atau spiral. Masing-masing ciri ini mencirikan
Alat dan Bahan
morfologi suatu spesies (Funke et al., 2004).
Alat
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri
Alat-alat yang digunakan dalam
yang termasuk dalam bakteri Gram negatif
penelitian yaitu timbangan analitik (ae Adam)
yang berbentuk batang dan bersifat aerob
, kertas saring, toples, ayakan, oven, blender
bergerak dengan menggunakan flagel dan
(phillips), gelas ukur (Pyrex), gelas beaker
merupakan bakteri oportunistik.
(Pyrex), tabung reaksi, pipet, sudip, cawan
Pseudomonas aeruginosa tersebar luas di
petri, kaca plat, bunsen burner, lumpang, alu,
alam dan biasanya ditemukan pada
mikropipet (Eco pipette CAPP), mistar
lingkungan yang lembab. Bakteri tersebut
berskala, mixer, incubator (Ecocell MMM
membentuk koloni yang bersifat saprofit pada
Group), laminary air flow (Clean Beanch),
manusia yang sehat, dapat menimbulkan
pecandang, jarum ose, pH universal, Autoclaf
penyakit pada manusia saat pertahanan tubuh
(ALP), pinset, dan jas lab.
menurun (Brooks et al., 2014). Gel
merupakan suatu sistem setengah padat yang
Bahan
terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik
Bahan-bahan yang digunakan dalam
dari partikel anorganik yang kecil atau
penelitian ini ialah daun Kedondong
9
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

(Spondias dulcis), etanol 96%, HPMC, Tabel 1. Formulasi gel HPMC


propilenglikol, aquades, gel Bioplacenton, KONSENTRASI
Nutrient agar, Bakteri pseudomonas BAHAN FUNGSI F1
F2% F3%
aeruginosa, larutan BaCl22H2O, dan larutan %
Ekstrak Daun Bahan
H2SO4 . 6 8 10
Kedondong Aktif
Propilenglikol Humektan 15 15 15
HPMC Geliing 5 5 5
Prosedur Penelitian
Agent
Pengambilan Sampel Aquadest Pelarut 100 100 100
Sampel yang digunakan dalam (ad)
penelitian ini ialah daun Kedondong dari desa
Laine, kecamatan Manganitu Selatan, Pembuatan Gel Ekstrak Etanol Daun
kabupaten Sangihe. Kedondong
Cara pembuatan gel ekstrak etanol
Identifikasi Tanaman daun kedondong yaitu HPMC dilarutkan ke
Identifaksi tanaman dilakukan di dalam 50 ml akuades kemudian dibiarkan
Laboratorium Biologi Dasar, Program Studi mengembang. Setelah mengembang
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu ditambahkan propilen glikol lalu di mixer
Pengetahuan Alam, Universitas Sam sampai tercampur merata. Campuran HPMC
Ratulangi, Manado. dan propilen glikol yang telah tercampur
kemudian ditambahkan dengan ekstrak daun
Ekstraksi Kedondong masing-masing 6 gram, 8 gram,
Pembuatan ekstrak etanol daun 10 gram, lalu ditambahkan akuades hingga
Kedondong menggunakan metode maserasi. volume 100 ml dan di mixer kembali sampai
Serbuk daun Kedondong ditimbang sebanyak tercampur secara merata. Selanjutnya,
400 g dimasukkan dalam toples, ditambahkan campuran tersebut dimasukkan ke dalam
pelarut etanol 96% sebanyak 1600 mL dan wadah.
didiamkan selama 3 hari sambil sesekali
diaduk. Setelah 3 hari disaring dengan Pengujian Mutu Sediaan Gel
menggunakan kertas saring dan menghasilkan Uji Organoleptik
filtrat 1 serta debris 1. Debris 1 yang ada Dilihat secara visual langsung
kemudian direndam lagi (remaserasi) dengan meliputi bentuk, warna, dan bau sediaan gel
pelarut yang sama selama 2 hari sambil pada masing-masing formula (Titaley et al.,
sesekali diaduk. Setelah 2 hari, sampel 2014). Gel biasanya jernih dengan konsistensi
disaring sehingga menghasilkan filtrat 2 dan setengah padat.
debris 2. Filtrat 1 dan filtrat 2 dicampurkan
menjadi satu lalu dievaporasi menggunakan Uji Homogenitas
rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak Sediaan gel diambil kemudian
kental. Dan kemudian dikerok dan di diletakkan pada plat kaca. Homogenitas
masukkan kedalam pot salep kemudian di sediaan gel ditandai dengan tidak adanya
timbang. bahan padat yang tersisa pada sediaan dan
memiliki struktur yang rata (Naibaho, 2013).
Formulasi
Berikut ini merupakan formulasi
sediaan gel ekstrak etanol daun kedondong
yang dapat dilihat pada Tabel 1.
10
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

Uji pH ekstrak etanol daun kedondong 6%, 8%, 10%


Sebanyak 0,5 g gel ektrak daun dan 2 sumuran lain untuk kontrol positif (gel
Kedondong diencerkan dengan 5 ml aquades. Bioplacenton) dan kontrol negatif (basis gel).
Kemudian pH stik dicelupkan selama 1 menit. Masing-masing diambil sebanyak 0,1 g dan
Perubahan warna yang terjadi pada pH stik dimasukan ke setiap sumuran kemudian
menunjukkan nilai pH dari gel. Pengukuran diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
pH menggunakan indikator pH atau pH stik
(Sukatta et al., 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian organoleptik dilakukan
Uji Daya Sebar dengan cara melakukan pengamatan terhadap
Sebanyak 0,5 g gel diletakkan di atas bentuk, warna dan aroma gel tersebut. Hasil
kaca bulat yang berdiameter 15 cm. Kaca Pengamatan uji organoleptik dapat dilihat
lainnya diletakkan diatasnya dan dibiarkan pada Tabel 2.
selama 1 menit. Diameter sebar salep diukur.
Setelahnya, ditambahkan 100 g beban Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik
tambahan dan didiamkan selama 1 menit lalu
Sebelum Cycling Test
diukur diameter yang konstan (Astuti et al., Formulasi
aroma warna bentuk
2010). Ekstrak
Semi
6% daun Coklat
padat
Uji Daya Lekat kedondong
Uji daya lekat dilakukan untuk Ekstrak
Semi
mengetahui pelekatan gel di permukaan kulit. 8% daun Coklat
padat
kedondong
Uji daya lekat gel dievaluasi dengan melihat
Ekstrak Semi
waktu melekat gel dengan alat uji daya lekat. 10% daun Coklat padat
(Allen et al., 2005). Sebanyak 0,5 g gel kedondong
diletakkan diantara 2 gelas objek pada alat uji
daya lekat. Kemudian ditekan beban 250 g
Tabel 3. Hasil Uji Organoleptik
selama 1 menit. Beban diangkat dan diberi
beban 80 gram pada alat dan dicatat waktu Sesudah Cycling Test
Formulasi
pelepasan gel (Miranti, 2009). aroma warna bentuk
Ekstrak
6% daun Coklat Berair
Cycling Test kedondong
Salah satu cara mempercepat evaluasi Ekstrak
kestabilan dengan cycling test. Uji Cycling 8% daun Coklat Berair
test ini dilakukan sebanyak 6 siklus. Sediaan kedondong
gel disimpan pada suhu dingin ± 4ºC selama Ekstrak
12 jam. Lalu dikeluarkan dan ditempatkan 10% daun Coklat Berair
kedondong
pada suhu ± 40ºC, ini dihitung 1 siklus (Dewi,
2010).
Uji organoleptik bertujuan untuk
Uji Efektivitas Antibakteri mengamati bentuk, aroma, warna dari sediaan
Uji efektivitas antibakteri gel ekstrak gel ekstrak daun Kedondong. Secara
etaol daun kedondong terhadap bakteri organoleptis sediaan pada ketiga konsentrasi
Pseudomonas aeruginosa dengan cara difusi. menunjukkan hasil dengan aroma khas
3 sumuran untuk setiap konsentrasi gel ekstrak etanol daun Kedondong yang berwana
11
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

coklat dan bentuk sediaan semi padat. Ketika diturunkan polimer berubah menjadi struktur
dilakukan cycling test, pada siklus 1 yang double helix dan membentuk struktur gel
dilakukaan terdapat perbedaan pada bentuk yang kokoh. Namun seiring waktu
sediaam dan warna. Pada bentuk sediaan, tebentuknya struktur yang kokoh pada suhu
ketika dilakukan cycling test bentuk sediaan dingin membuat gel semakin menyusut dan
dari ketiga lebih berair bahkan terdapat dua meremas air keluar gel, sehingga ketika
lapisan dimana air berada diatas sedangkan dilakukan uji cycling test terjadi sineresis
gel berada di bawah. Ini menunjukan bawah pada gel ekstrak daun Kedondong.
sediaan gel mengalami sineresis. Menurut Uji homogenitas dilakukan untuk
Januwardani dalam Ningsi (2016) sineresis melihat susunan pada gel yang homogen dan
adalah keluarnya air atau merembesnya cairan tidak terlihat adanya butiran kasar. Pada gel
dari dalam sediaaan dimana air tidak terikat dengan konsentrasi 6%, 8% dan 10%
kuat oleh komponen, bahan yang ada. menunjukkan hasil homogenitas yang baik,
Semakin tinggi sineresis maka semakin cepat yang berarti dalam pencampuran bahan-bahan
lunak tekstur sediaan tersebut. Pada fenomena yang digunakan tercampur dengan baik serta
ini jika sediaan gel didiamkan selama merata dan ini juga sesuai dengan karateristik
beberapa saat, maka gel tersebut seringkali dari sediaan gel yaitu tidak adanya terdapat
akan meneruk secara alamiah dan cairan partikel yang kasar (Kuncari, 2014).
pembawa dalam matriks akan keluar atau
akan dari lepas dari matriks. Pada sediaan gel Tabel 4. Hasil Evaluasi Fisik Gel
estrak daun Kedondong konsentrasi 6 %
terjadi sineresis sebesar 50,17%, pada Evaluasi Fisik
konsentrasi 8% terjadi sineresis sebesar Daya Daya
Formulasi
pH sebar lekat
52,51% dan pada konsentrasi 10% sebesar
(cm) (detik)
51,63%, artinya banyak sekali air yang keluar 6% 5 4,43 35,84
dari gel pada masing- masing konsentrasi. 8% 5 4,33 35,95
Faktor yang mempengaruhi sineresis antara 10% 5 4,46 39,97
lain pH, konsentrasi fase terdispersi dan daya
ikat air (Kuncari, 2014). Rusaknya daya ikat Uji pH dilakukan untuk mengetahui
atau daya serap air dari HPMC diakibatkan apakah sediaan gel ekstrak daun Kedondong
karena sebelum basis gel dicampur dengan memenuhi syarat pH yang ditentukan. Pada
ekstrak, basis gel distrerilisasi terlebih dahulu sediaan gel ekstrak daun Kedondong dengan
mengguakan autoklaf dengan suhu dalam konsentrasi 6%, 8%, dan 10% didapatkan
autoklaf ialah 121 oC sedangkan Hidroxy hasil pH yaitu pH 5. Menurut Mappa (2013)
Propyl Methyl Cellulose (HPMC) merupakan untuk pH gel yang baik ialah pH yang hampir
polimer hidrofilik yang larut dalam air dan sama dengan pH kulit yang berkisar antara
membentuk gel pada suhu antara 50-90 ºC. 4,5– 6,5. Apabila sediaan gel terlalu asam dari
Karena sifat hidrofilik polimer, polimer pH kulit dikhawatirkan akan mengiritasi kulit
tersebut mampu menyerap air dan kemudian tetapi apabila terlalu basa maka kulit
mengembang (Lieberman, 1996). Suhu yang dikhawatirkan akan kering (Tranggono,
melebihi 100 ºC dari autoklaf menjadi 2007). pH 5 menunjukan bahwa sediaan gel
penyebab kemampuan daya ikat air dari dengan ketiga konsentrasi tersebut sudah
HPMC berkurang. Pada saat dipanaskan pada baik.
suhu yang lebih tinggi terjadi perubahan Uji daya sebar dilakukan untuk
polimer menjadi acak dan ketika suhu melihat kemampuan menyebar sediaan gel
12
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

ekstrak daun Kedondong pada permukaan Pada uji aktivitas antibakteri


kulit pada saat pemakaian. Menurut Niazi diperlukan kontrol positif berupa gel
(2004) daya sebar gel yang baik antara 5-7 Bioplasenton, kontrol negatif berupa gelling
cm. Semakin besar daya sebar yang diberikan, agent gel HPMC. Kontrol positif
maka kemampuan zat aktif untuk menyebar dimaksudkan untuk membandingkan efek
dan kontak dengan kulit semakin luas. Pada daya hambat yang dihasilkan dengan gel
uji daya sebar yang dilakukan pada sediaan ekstrak daun Kedondong. Kontrol positif
gel ekstrak daun Kedondong dengan menggunakan Bioplasenton yang
konsentrasi 6%, 8% dan 10% didapat hasil mengandung ekstrak plasenta 10% dan
daya sebar yaitu antara 4,33-4,46 cm, hal ini neomisin sulfat 0,5% yang merupakan zat
menunjukan daya sebar dari sediaan gel dari antibakteri berperan dalam penyembuhan
ketiga konsentrasi yang diuji tidak baik. luka. Kontrol negatif dimaksudkan untuk
Menurut Damayanti (2016) faktor yang mengetahui zona hambat yang dihasilkan dari
mempengaruhi menurunnya daya sebar dari gelling agent. Sediaan gel dan kontrol
suatu sediaan gel yaitu konsentrasi dari diletakan dalam sumuran dengan
gelling agent. Semakin banyak gelling agent menyamakan volume yaitu sebesar 0,1 gram.
yang dipakai maka struktur gel akan semakin Hasil uji aktivitas antibakteri ditunjukkan
kuat dan tidak mudah menyebar. dengan adanya zona hambat berupa area
Uji daya lekat bertujuan untuk jernih di sekitar sumuran berisi gel yang tidak
mengukur kemampuan sediaan gel untuk ditemukan bakteri. Hasil uji aktivitas
melekat pada saat diaplikasikan pada kulit antibakteri diperoleh pada gel ekstrak etanol
yang sekaligus berfungsi untuk menunjukkan daun Kedondong pada konsentrasi 6% ialah
kemampuan gel dalam proses mengering. sebesar 1,1 mm. Pada konsentrasi 8% daya
Hasil daya lekat pada sediaan gel ekstrak hambatnya ialah sebesar 1,5 mm dan pada
daun Kedondong dengan konsentrasi 6% konsentrasi 10% daya hambatnya ialah
didapatkan hasil daya lekat dengan waktu sebesar 2,3 mm. Daya hambat yang
35,84 detik, pada konsentrasi 8% didapatkan dihasilkan termasuk dalam golongan lemah.
hasil daya lekat dengan waktu 35,95 detik dan
pada konsentrasi 10% didapatkan hasil daya Tabel 6. Kriteria Kekuatan Daya Antibakteri
lekat dengan waktu 39,97 detik, daya lekat Kategori Daya Antibakteri
yang lama ini dikarenakan konsentrasi dari
Lemah <5 mm
basis yang digunakan. Menurut penelitian
Sedang 5-10 mm
Tunjungsari (2012) gel yang mengandung
Kuat 11-20 mm
konsentrasi basis yang tinggi viskositasnya
juga lebih tinggi dan waktu daya lekat gel Sangat Kuat >20 mm
akan lebih lama, sehingga dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi basis gel yang tinggi Daya hambat yang lemah ini mungkin
mempengaruhi kemampuan daya lekat gel. dipengaruhi oleh konsentrasi gelling agent
yang besar sehingga mempengaruhi pelepasan
Tabel 5. Hasil Uji Efektivitas Antibakteri ekstrak untuk menghambat bakteri. Semakin
besar viskositas maka semakin besar pula
Diameter Zona Hambat (mm)
Formulasi
I II III Rata-rata tahanannya (Sinko, 2012) sehingga
K(-) 0 0 0 0
K(+) 8,5 9 8,5 8,6 menghalangi pelepasan zat aktif yang
6% 1 1,5 1 1,1 berakibat penghambatan terhadap
8% 1 2 1,5 1,5
10% 2 3 2 2,3 Pseudomonas aeruginosa menjadi tidak
13
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

efektif. Jenis bakteri uji juga berpengaruh, Brooks, G. F., Carroll, K.C., Butel, J.S.,
bakteri Gram positif lebih efektif dihambat Morse, S.A., Mietzner, T.A. 2014.
pertumbuhannya dibandingkan bakteri Gram Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
negatif. Hal ini disebabkan karena bakteri EGC.
Gram negatif mempunyai ketahanan yang
lebih baik terhadap senyawa antibakteri Brooks, G. L., Butel, J.S., S.A Morse. 2005.
(Purwani et al., 2009). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
Salemba Medika.
KESIMPULAN
Damayanti, A. T. R. 2016. Pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian maka
Konsentrasi Hpmc Dan Propilen
dapat disimpulkan bahwa :
Glikol Terhadap Sifat Dan Stabilitas
1. Formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun
Fisik Sediaan Gel Ekstrak Pegagan
Kedondong pada konsenntrasi 6%, 8% dan
(Centella asiatica (L.) Urban).
10% tidak memenuhi syarat pada uji daya
Skripsi. Fakultas Farmasi,
sebar sediaan dan ketika di uji cycling test
Universitas Sanata Dharma,
terjadi sineresis yang mengakibatkan
Yogyakarta.
stabilitasnya menjadi tidak baik.
2. Efek antibakteri terhadap bakteri Davis, W. W., Stout, T. R. 1971. Disc Plate
Pseudomonas aeruginosa paling tinggi Methods of Microbiological assay.
yaitu pada konsentrasi 10% yang memiliki Journal of microbiology. 22(4): 659-
rata-rata diameter daya hambat sebesar 2,3 665.
mm yang dikatagorikan dalam golongan
lemah. Dewi, R. K. 2010. Optimasi Formulasi
Mikroemulsi Sediaan Hormon
SARAN Testosteron Undekanoat. Skripsi.
Disarankan pada penelitian selanjutnya Fakultas Kedokteran, Universitas
untuk dilakukan pengujian efektivitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
antibakteri dengan menggunakan gelling Jakarta.
agent yang berbeda selain HPMC dengan
bakteri yang sama. Funke, B. R., Tortora, G. J., Case, C. L. 2004.
Microbiology: An introduction. San
DAFTAR PUSTAKA Francisco: Benjamin Cummings.

Ansel, H. C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Inayati, H. 2007. Potensi Antibakteri Ekstrak
Farmasi. Jakarta : UI Press. Daun Kedondong Bangkok (Spondias
dulcis). Skripsi. Fakultas Matematika
Astuti, I. Y., Hartanti, D., Aminiati, A. 2010. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Peningkatan Aktivitas Antijamur Pertanian Bogor, Bogor.
Candida albicans Salep Minyak Atsiri
Daun Sirih (Piper bettle L.) melalui Kuncari, 2014. Evaluasi, Uji Stabilitas Fisik
Pembentukan Kompleks Inklusi dan Sinersis Sediaan Gel yang
dengan β-siklodekstrin. Majalah Obat Mengandung Minoksidil, Apigenin
Tradisional. 15(3): 94-99. dan Perasan Herba Seledri (Apium
graveolens L.). Buletin Penelitian
Kesehatan. 42(4): 213-222.

14
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

Lieberman, B., Banker. 1989. Pharmaceutical Gram Positif dan Negatif Pada Ikan
Dosage Form: Disperse System Nila (Oreochromis niloticus) yang
Volume 2. New York: Marcel Dekker Diawetkan Dengan Ekstrak Jahe
Inc. (Zingiber officinale). Jurnal
Kesehatan. 2 (1), 67-68.
Mappa T, Edy HJ, Kojong N. Formulasi gel
ekstrak daun sasaladahan (Peperomia Sinko, P. J. 2012. Martin Farmasi Fisika dan
pellucida (L.) H.B.K) dan uji Ilmu Farmasetika. Jakarta: Penerbit
efektivitasnya terhadap luka bakar Buku Kedokteran EGC.
pada kelinci (Oryctolagus
cuniculus).Jurnal Ilmiah Farmasi. Sukatta, U., Rugthaworn, P. Pitpiangchan, P.,
2(2):49-55. Dilokkunanant, U. 2008. Development
of Mangosteen Anti-Acne Gel.
Miranti, L. 2009. Pengaruh Konsentrasi Kasetsart J. (Nat. Sci). 42(1): 163-
Minyak Atsiri Kencur (Kaemferia 168.
galangal) Dengan Basis Salep Larut
Air Terhadap Sifat Fisik Salep dan Titaley, S., Fatimawali, Lolo, W.A., 2014,
Daya Hambat Bakteri Staphylococcus Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan
aureus Secara In Vitro. Skripsi. Gel Ekstrak Etanol Daun Mangrove
Fakultas Farmasi, Univeritas Api-api (Avicennia marina).
Muhammadiyah Surakrta, Surakarta. Pharmacon. 3(2): 99–106.

Naibaho, O.H., Yamlean, P.V.Y., Wiyono, Tranggono, R, I. L., Fatimah. 2007. Buku
W., 2013, Pengaruh Basis Salep Pegangan Ilmu Pengetahuan
Terhadap Formulasi Sediaan Salep Kosmestik. Jakarta: Gramedia.
Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum
Tunjungsari D., 2012. Formulasi Sediaan Gel
sanctum L.) Pada Kulit Punggung
Ekstrak Etanolik Buah Mahkota
Kelinci yang Dibuat Infeksi
Dewa (Phaleria macrocarpa
Staphylococcus aureus, Jurnal Ilmiah
(Scheff) Boerl.) Dengan Basis
Farmasi. 2(2). 27–34.
Carbomer. Skripsi. Fakultas Farmasi
Niazi, S. K., 2004. Handbook of Universitas Muhammadiyah
pharmaceutical manufacturing Surakarta, Surakarta.
formulations semisolid products.
Florida: CRC Press LLC.

Ningsi S., Leboe D. W., Armaya S., 2016.


Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Gel
Ekstrak Daun Binahong (Andredera
cordifolia). Skripsi. Jurusan Farmasi,
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar,
Makasar.

Purwani, E., Hapsari, S. W. N., Rauf. R.


2009. Respon Hambatan Bakteri
15

You might also like