You are on page 1of 10
CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) Moch. Bahrudin* Abstrak Carpal tunnel sndrowe (CTS) alla sokab ste ganggnon pada tangan karona tradi panyenpiton pada terovengon kar balk abibatedewa fsa pada terewongan teribut manpun akibat elainan pad tulang-tulang keel angen sebingge teria penckanan terbadep serine mines dpergelargon lange ‘National Holth Intenew Study (NILES) momperkirakan bare pronalend CTS yang dileporkan sein dintara popelaidewaa datas stesar 135% (26 jute. Rejadian CTS pada popniastdiparibraban pada write dan 2% pata lakioks dengan prevaenst levtinggi pada wonite tue nia > SS tabas, diac antara 40 ~ 60 tabi. Priya CTS cldga ol Karena tana, nfs gaegnan endokyin, daw larleia, seta sebagian tidak dietatms penseobnya Ponggunaon tangan yang bersiban daw repettif didyga berbabungan dense sindroma in CTS hice mengenal exe pertngalay wsnite bib sving dai pada prie, biotanya pada tangan yang dowsinan daw prevaens! veingbat pols Rebamila Paka tabap anal ary garggnan seni bara paresis, bran, onrata (amines) atau rasa seperti srk akan Kasih tingling) pada fark dan wang sn radial jar, wolenpun kadang-kadang diravatars mengenai slur. jar Bila ponakit erlajnd nase ayrt dapat bertambah berst dengan fckuonst sarang yong sematcin srg babhaw dapat menetap. Kadarg-kadang nyer dopa ferene serps Beleaga tas dan tebe, cedenghan paratesia munya terbatasd doer distal prglengon ‘angen, Koluban dirasaaan liratania olan bar. Dapat aks dijunpad peobongkaakan dan Kektnan pada jartjart sargar dan Pegokengan tanga trutamea di pai Sori. Leb laut ogi ponder menglub jarring mena Anvong tampa mavabyya raat memaagut benda-benda sit Pula pemerikaan fie didapatean Phaleat uct dan Tivls ign yang poslif dan pose Powerikscan EMG dapat mewankhen adanya Giri, pabifei, gelombang postf dam berkurangana jaowll motor nnit pads ofototet Henar Penangonn foltor rsiko akan monperhaiki guilt, peigguncan aba asti inflemasi amiuk artis sangan, mengurngt ‘penggunscsn tangan yong berelans, mengitnabatean purgslangan tangan, Pemasargan Vide para pos metro) pads perzlangan dangar ‘akan menperbaki giala. Pemirin obot anti ilamasé rt storid dam ineksi steroid dengan ldocain dow long acting sersid pada ‘heonergans Larpal whan mengurangh belvban. Bike terpt Ronservetf gagal lawn tahun opecast sai palin terakbir: S Sigh Ponggjar pada Pokattas Ketokteron Uninaitas Mudonmadyal Melons 78 Syndromi Abstract Carpal tamnel drome (CTS) is one of the interference with the arm due to the narrowing of the carpal tunnel, either due to cedesa of the fascia of the tunnel roof and cansedsabrarmalities in the soll bones of the hand realing in suppression of the aren National Health Interview Study (NIH) estinaes thatthe prevalence of elfreprted CTS among th ada popmlation is at 155% (26 milion), Incidence of CIS in the population 3% in women and 2% in men with the bigest prevaleace in oer ramen aed over > 5S wars, usualy betoven 40-60 pears. The cause of CTS is suspected brcanse by tranoa, infection, endocrine divordes, and otbers (some suknown case). The ase of cexceuive and repetitioe band allegedly asecated with this syndrome, CTS can be abet middle age, womes mare prealsce than in men, especialy in the dominant band and prywanty. Ar ae intial stage neually ace remsory nerves, paresthesias form, mumibnee or electric shock Bike fcing (tingling) in the radial ste of the finger card helt finger, although omatimes be jel in all fingers. When the divease progresses tbe pain can be worse with am increasing freguengy ‘of each one ofen evn able to settle Sometimes the pain vay b2 fet anit cop band and neck, while dhe generally imied parecbera in the distal wrist area. Perse grievances, especially at wight. Can aloo be found swelling and sifves in the fingers and hans especially in the moring, Ferthermore the patients complain of her igert bas lass sled ch as picking wp small objects On plysical examination The Phalovt ttt and Tinelt sgn show positive rect and the EMG examination elite the presen of fibrilation, pola pesitie wave and a redneed number of motor units in thenar maces ‘Treatment of the anderbig condition often improves te syoptoms, nro of ancinflammassry drags for wrist arnt, and redetion of the frigering repetitive wrist movement, nce of writ sph that bolds the wrist in the neutral position may inprove symptoms Nonstersidal antxnflammatory drugs and Loval injections with Udocine and long-acting coriouteaide ito the carpal tunnel ca gite striking relief, When cancooation tretivent foils srgical prasedare willbe the lect ebice PENDAHULUAN Carpal tunnel sdrome (CTS) atau. sindroma terowongan karpal (STK) adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan Aarpal baik akibat ederea fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penckanan techadap serous medianes dipergelangan tangan. Carpal Tunnel Syndrome diartikan sebagai kelemahan pada tangan yang diseetai nyeti pada daerah distcibusi merous mdianas (Viera ,2003, Sidharta, 2006) Carpal tunsel syndrome (CTS) merapakan neuropati tekanan saraf medianus dalam terowongan katpal di pergelangan tangan dengan kkejadian yang paling seing, bersifat kronik, dan ditandai dengan nyesi tangan pada malam hac, parestesia jari-jari yang mendapat innervasi dati saraf medianus, kelemahan dan atrofi otot thenar (Ka0,2003, Susanto, 2004, Aroot2008). Dulu, sindroma ini juga disebut dengan nama aoroparsibasia, median thenar neuritis atau partial thenar trophy (De Jong, 1992) ‘Terowongan karpal terdapat di bagian depan dati pergelangan tangan di mang tulang dan ligamentum membentuk suata terowongan sempit yang dilaui och bebetapa tendon dan necvus ‘medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisisisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulurn (ransverse carpal ligament dae pabwar carpal ligament) yang kust dan meleagkung di atas tulang-tulang kaepalia tersebut (Krames, 1994, Viern ,2003, Barnardo,2004, Davis 2005). Setiap perubaban yang mempersempit terowongen ini kan menyebabkan. tekanan pada struktur yang paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus (ihat gambar 1.1) (Salter , 1993, Davis,2005). A ‘Transverse Carpal Ligament Median Nerve Carpal Tuone! Median Nerve at Carpal Tunnel Distribution of Median Nerve ‘Thenar Muscles (Median Neve) Hypornenar Muscles (Ulnar Nerve) Aso Median Nerve Figure 6-2 Median nene, (a) Carpal tunnel syndrome. (o) Sensory alstrtution, Gambar 1.1 Nervus Medianus (a)Anatomi terowongan karpal (b) Distribusi sensorike (Davis,2005) American Sucety for Sargery of the Hand mendefinisikan CTS tegadi karena peningkatan tekanaa pada nervus medianus yang menyebabkan nervus medianus terjepit di pergelangan tangen, Gejalanya mati asa, kescmutan, dan nyesi di tangan, lengan, dan jari (Viera,2003). Kebanyakan kasus CTS adalah ringan dan bilang sendiri, misalkan pada wanita hamil setelah melahirkan, CTS dapat menimbulkan Kecacatan pada pekerja karena selain menyebabkan rasa nyeri, dapat pula membatasi fungsi-fungsi pergelangan tangan dan tangan sehingga berpengarub terhadap pekerjaan seheri- baci (Tana, 2003), Pada kasus erat jika tidak diobati maka otor-otot ibu jari dapat mengalami atrofi dan gangpuan seasorik pada jeri bisa menetap (Tana, 2003} . Beberapa penelitian tentang CTS banyak dilakukan menyusul adanya faktor-faktor penyebab terjadinya CTS di lingkungan kerja misalkan pekerjaan yang sering ~meaggunakan pergelangan tangan yang dianggap sebagai salah satu faktor resiko terjadinya CTS (Kao, 2003). National Healtb Interview Study (NUS) memperkirakan bahwa prevalensi CTS yang dilaporkan sendisi diantara populasi dewasa adalah sebesar 1.55% (2,6 juta). CTS lebib sering mengenai ‘wanita datipada pria dengan usia berkisar 25 ~ 64 tahun, prevalensi tertingp pada wanita usia > 55 tabun, biasanya antara 40 ~ 60 talua (Atzosi, 1999, Davis, 2005). Prevalensi_ CTS dalam populasi vumum telah diperkieakan 5% untuk wanita dan 0,6% untuk lakisaki CTS. adalah jenis neuropati jebakan yang paling scting ditemi. Sindroma tersebut unilateral pada 412% kasus (29% kanan,13% iti) dan 58% bilateral (Gorsché,2001, Aroori,2008). Di Indonesia prevalensi CTS karena faktor pekerjaan masih bekum dikeralui dengsa pasti (Fana,2003), Prevalensi dasi populasi umam sekitar 3,8 % (Atroshi,1999). Penelitian yang dilakukan oleh Silverstein (1987) pada 625 pekerja di 7 kawesan industri mengevaluasi faktor-faktor pekerjaan yang bisa mempengaruhi terjadinya CTS, ternyata ada cnam faktor pekerjean yang menyebabkan betkembangnya CTS yaitu gerakan pergelangan/jari tangan yang bervlang, kontraksi yang kuat pada tendon, gerakean pergelangan tangan, yang menckuk ke bawah (jfed) atau menekuk ke atas (exiens), perakan tangan saat bekerja (gerakan menjepit), tckanan mekanik pada saraf medianus Sedangkan perelitian yang dilakukan oleh Armstrong (2008) di kawasan industri kerja ada fempat sebagai faktor konteol dari perkembangan Carpal Tunnel Syndrome CTS yaita jenis kelamin, usia, index masa tubah (INIT) dan penyakit penyerta, CTS merupaken basil dati Kombinasi kondisi kesehatan dans aktivitas fsik yang berulang yang dapat meningkatkan tekanan, pada nervus medianus saat melewati terowongen aepal. Etiologi dan Patologi CTS juga mempunyai etiologi, antara lain 1. Herediter: neuropati hetediter yang cenderung, menjadi prestare pal. ‘Trauma: dislokasi, fraktur ataa_hematom pad lengan bawah, pergelaogan tangan dan tangan. 3. Infeksi: tenosinovitis, tuberkulosis, dan sackoidasis, 4. Metaboli: amiloidosis, gout. 5. Endokri: akromegali, terapi estrogen atau. androgen, diabetes mellitus, hipotiroidisme, kchamilan. 6 Neoplasmas kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase, myeloma. 7. Penyakit kolagen vascular arttis reumatoid, polimialgia ceumatika, skleroderma, lupus ctitematosus sistemik, 8. Degeneratif osteoartritis, 9. Tatrogenik: pungsi arteri radialis, pemasangen shunt vaskular untuk dialisis, hematoma, komplikasi dan terapi anti koagulan 10. Penggunaan tangan atau pergelangan tangan yang berlebihan dan cepetitif diduga bethubungan dengan sindroma ini. (Gileoy, 2000, Barnardo,2004, Rambc, 2004, Davis,2005). Sedangkan menucut Arroori,2008 etiologi CTS adalab sbb, A. Local causes Inflammatory: e.g. tenosynovitis, histoplasma fungal infection, hypertrophic synovium Trauma; ¢.g. Colles’ fracture, dislocation of one of the carpal bones Tumours: e.g. Hnemangioma, cyst, ganglion, ipoma, neuroma etc. Anatomical anomalies: ¢.g. thickened transverse carpal ligament, bony aboormalities, abnormal ‘muscle bellies, persistent median artery ete. B. Regional causes Osteoarthritis Rheumatoid arthritis Amyloidosis| Gout C. Systemic eauses Diabetes Obesity Hypothyroidism Pregnancy Menopause Scleroderma Dermatomyositis Renal failure ‘Acromezaly ‘Multiple myeloma Sarcoidosis Leukemia Alcoholism Haemophilia Cem eee reer enne Systemic lupus erythematosus Long-term haemodialysis, ‘Ada beberapahipotesa mengenai patogenesis dati CTS. Sebagian besar penulis berpendapat babwa faktor mekanik dan vaskulae ‘memegang peranan peating dalam terjadinya CTS. ‘Umumnya CTS terjadi secara kronis dimana terjadi penebalan fleksor retinakulum yang menyebabkan tekanan tethadap nervus medians. Tekanan yang beralang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian cekanan intrafasikuler. Akibamnya aliran daeah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi int akan mengganggu nutrisi intrafasikuler Jalu diikui oleh anoksia yang akan merusak endote. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineura Hipotesa ini menerangkan bagaimana keluhan nyer dan sembab yang timbul terutama pada malam atau pagi hari akan berkrang setelah tangan yang terlibat digerak-gerkkan atau diurut, emungkin akibat terjadinya perbaikan sementara pada alitan darab. Apnbila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineneal yang merusak seeabutsaraf. Lama- kelamaan safar menjadi atrofi daa digantikan oleh jaringan kat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu sceara menyeluruh (Moeliono, 1993, Davis,2005).. Selain akibat adanya penckanan yang, melebihi tekanan perfusi kapiler akan meaycbabkan, sgangguan mikvosiskulas! dan simbul iskewik stent Keadaan iskemik ini diperberat lagi oleh peninggian tekanan intrafasikuler yang menyebablean berlanjutnya gangyuan alican darah. Selanjutaya terjadi vasodilatasi yang menycbablsan edema schingga sawar darab-saraf terganggu yang berkibat torjadikerusakan pada saraf tersebut (Moeliono, 1993, Barnardo,2004) yang telah dilakukan Kouyoumdjian (2000) menyatakan CTS terjadi karcaa kompresi sara median di bawab ligamencam [karpal cransversal herhubungan cengan nsiknya berat badin dan IMT. IMT yang seadah mecupakan kondisi kesehatan yang baik untuk protcksi fungsi jnervns medians (Werner,2004) Pekerja dengan IMT minimal e”25 lebih mungkin untuk cerkena CTS dibandingkan. dengan pekesjaan yang mempunyai berat badan ramping ( Atroshi,1999) . American Obesity Association menemukaa bahwa 70% dari penderita CTS rmemiliki kelebihan berat_badan (Astroshi,1 999. Setiap peningkatan nilai IMT 8% resiko CTS meningkat (Nordstrom,1997). Gejala Klinis Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gangguan mororik hanya teriadi pada keadaan yang berat. Gejala a biasanya berupa parcsiesia, Kurang mecnsa (rab) cau rasa seperti corkena aliran listeik (Hnglin) pada jasi dan setengah sisi radial jarisesuai dengan distribusi sensorik nervus medianus (ihat gambar 1.2) GBarnardo,2004,Davis,2005), walaupun kadang- kkadang dirasakaan mengenai selusuh jas-jari alece, 1993). Keluhan parestesia biasanya lebih: menonjol di malarn hari, Gejala Iainnya adalah nyeré di rangan yang juga dirasakan Iebih berat paca malam hari Sschingga sering membangunkan penderita dari tidornya, Rasa nyeri ini umummnya agak berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan, tangunnya arau dengan meleralkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri jugs akan berkurang: bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tangannya (Rambc, 2004, Barnardo,2004, Davis,2005, Azoori,2008) Apabila tidak segera ditazaai dengan baik maka jari-jari menjadi kurang terampil misalaye saat memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada ‘tangan juga sering dinyarakan dengan keluhan adanya rr ae kesolitan yong penderita sewakra menggeaggam, Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otor-otot thenar (gppones polls dan. abductor polls brev).dan, orot-orot Ininya yang diinervasi oleh nervus medianus (Moeliono, 1993, Davis,2009) Gejala klinis CLS menurut Grafton(2009) adalah sebagai berikut: ‘Mati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di jari-jari dan telapak tangan. Nyeri dit telapak, pergelangen tangan, atau Jengan bawah, khususnya selama penggunan. Penurunan cengkeraman kekuatan. Kelomaban dalam ibw jari Sensasi jari bengkak, (ada atau tidak verlihat bengkak) Kesulitan membedakan antara panas dan dingin Gambar 1.2. Atropi oot Thenar pada pasien CTS (Aroosi, 2008) Diagnosis Diagnosa CTS ditegakkan selain berdasarkan gejala-Klinis seperti di atas dan perkuat dengan pereriksaan yaite 1. Pemeriksaan fisils Pemeriksaan harus dilakukan pemesiksaan ‘menyeluruh pada penderita dengan perhatian Ehusus pada fangsi, mororik, sensorik dan fotonom tangan, Beberapa pemeriksaas. dan tes provokasi yang dapat_membantu meneyakkan diggnosa CTS adalah = halon test : Penderita diminta melakukan fcksi tangan secara maksimal. Bila dalam vwakwu 60) det timbul gejala seperti CTS, res ini menvokong diagnosa. Beberapa penulis TOE nui erpenclapat_bahwa tes ini sangat sensiif untak menegekkan diagnosa CTS, "Tes Phalle Sumber + wwwmdeartor-com) b. Tooniguet fest: Pada pemesiksnaa ini dlatcukan pemasangan tomiquet dengen menggunakan tensimoter di atas sku denn teksanan sedikit di atas tekanan sistoli. Bils dalam 1 meni timbul gejala seperti CTS, tes ini mrenyokong, agnosa. Lined’ sign: Tes ini menduleung disgnosa bila timbul parestesia atau nyeri_pada daerah isteibusi_nervus mediamns ka dilaknkan perkusi pada tcrowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi s ‘Vinael (Sumber + swwacsredseape.com) 6, Hilok} sige + Penderita diminea mengibas- ibaskan tangan atau menggerak-geraclean jari- jarinya, Bila keluban herkurang atau menghilang akan menyokong diagnasa CTS. Hiarus dlingae babwa ‘anda ini juga dapat dljumpai pada penyakit Raynaud, & —Tenar wasting: Pada inspeksi dan palpasi dapar ditemulan adaaya atrofl otot-otot thenae Menilai kekuatan dan ketrampilan seria keleuatan orot secara manual apanpun dengan ala dinamomence Whit extension test + Penderita diminta imelakukan ekstens! tangan secara maksimal, sebaiknya dilsiukan sercatak pada kedus tangan schingga dapat dibandingkan, Bila calam 60 detik timbul gejala-gejala. seperti CTS, maka tes ini menyokong diagnosa crs. hk Pressure fest : Neevus medianus ditckan di terowongan karpal dengan menggunalan ibw jac Bila dalam walt kurang das 120 detikt timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong.diagnosa i Lathy’ sign (hotties sign) + Pendexita dimintn melingkarkan bu jasi dan jack telunjuknya pada bowl atm yelas. Bila kulic tangan penderica tidak dapat menyentuh dindingnya dengan fapat, tex dinyatalan positif dan mendukung diagnosa i. Pemeriksaan scnsihilitas : Bila pendeita tidak capat_membedakan dua tink (évepeint verinination) pads jarak lebily devi 6 mm di daerah nervus medianns, tes dianggap positif Gan menyokong diagnosa k. Pemetikszan fungsi otonom : Pada pendedta ipeshatikan apaksh ada perbedaan keringat, kkulic yang ering atsu icin yang terbatas pada daerch innervasi nervus medianus, Bila ada akan meadukung diagaosa CTS enbverg, 194), Dari_pemeriksaan provokasi diatas Phaleo reat dan ‘Tincl cost adalah sangat_patogaomonis untu’ CYS Barnardo,2004, Davis,2005, Arooti, 2008)) 2. Pemeriksaan ncurofisiolog (clektrodingnosti) Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya Fibrilasi, polifasik, gelombang posit dan berkurangnya jumlah motor unit pada rotator dhenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otor lumbrikal. EMG bisa normal pada 31% kasus CTS. Keceparan Hantar Sara (SHS). Pada 1 28% kasus, KHS bisa sormal. Pada yang lainnya KAS distal (Gistal latency) tmemanjang, memunjubsan adanya gangguan pada konduksi safar i ‘akan meaurua daa masa lasen pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dasi masa laten mototik. (Moeliono, 1993) 3. Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan sinaeX techadap pergelangen tangan dapat membantu melihat apakah ada penyebsb Iain seperti frakeur atau artritis, Foto polos leher berguna untuk menyingkitkan adanye penyakit lain pada vertebra. USG, CTscan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi. (Rambe, 2004) 4 Pemeriksaan Laboratorium Bila etiologi CTS belum jelas, misalaye pada penderits usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemetiksaan seperti kadar gula darah , kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap. (Rambe, 2004) Diagnosis Banding Diagnosis dari CTS antara lain : 1. Cervical radiculpaily, Binsenya keluhenoye berkurang bila Icher diistirahatkan dan bertambah hila Ieher bergerak. Distribusi gangguan sensotik sesuai detmatomnya. 2. orate outlet sadrome. Dijumpai atrofi oto ofot tangan Iainnya selain otot-otot thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnatis dati tangan dan lengan bawah. 3. Pronator tens gndrome, Keluhannya lebih menonjol pada rasa. ayeri di telapak tangan daripada CIS karena cabang nervus rmedianus ke kulitrelapak tangen tidak melalui terowongan karpal. 4. de Quervain’s syndrome, Teoosinovitis dati tendon muskulus abduktor pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan yang repetitif. Gejalanya adalah rasa ayer dan nyedi tekan pada pergelangan tangan di dekat ibu jari. KHS normal. Finkelstein’s test : palpasi otot abduktor ibu jeri pada saat abduksi: pasif ibu jari, positif bila nyeri bectambah. (Barnarda,2004, Rambe, 2000) Terapl Terapi yang dilakukan selain ditujukan Jangsung tethadap CTS, terapi juga harus diberikan, ‘Syndrome tethadap keadaan atau penyakit lain yang mendasasi tetjadinya CTS. Oich karena itu sebaiknya terapi CTS dibagi atas 2 kelompok, yaito : 1, Tetapi.langoung tethadap CTS a. Terapi konservatif 1. Istirahatkan pergelangan tangan. 2. Obat anti inflamasi non steroid. 3. Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat Gipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu 4. Injeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan kkarpal dengan. menggunakan jarum 20.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arab proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon musculus palmaris longus. Bila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah 2 minggu aeau lebih. Tindakan operasi dapat dipestimbangkan bila hasi terapi bbelum memuaskan setelah diberi 3 kali suntan 5. Vitamin BG (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah sate penyebab CTS adslah defisiensi piridoksin sehingga mereka menganjurkan _pembesian pitidoksin 100-300 mg/hasi selama 3. bulan. ‘Tetapi beberapa peaulis Isinnya berpendapat bahwa pemberian pitidoksin tidak bermanfast behkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besat 6. Fisioterapi, Ditajukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan. (Moeliono, 1993, Greenberg, 1994, Rambe, 2004, Aroosi,2008), 1b. — Terapi operatif Operasi hanya dilakukan pada asus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otototot thenst Pada CTS bilateral biasanya operasi pertama dilakukaa pada tangan yaog paling nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operas bilateral, Penulis lain Rene menyatakan bahwa tindakan operasi mutlak dilakukan bila terapi konservatif gagal atau bila ada atrofi otot-otot thenat, sedangkan indikest relatif tindakan operasi adalah hilangnya sensibilitas yang petsisten. (Barnardo,2004, Rambe, 2004) Biasanya tindakan operasi CTS dilakukan secara terbuka dengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknik operast secara endoskopik. Operasi_ endoskopik ‘memungkinkan mobilisasi penderita secata dini dengan jatingan parut yang minimal, tetapi havens terbatasnya Japangza operisi tindakan ini lebih seting menimbulkan komplikasi operasi seperti cedera pada saraf. Beberapa penycbab CTS seperti adanya massa atzu anomali maupun tenosinovitis pada terowongan karpal lebih baik dioperasi secara tetbuka. (Greenberg, 1994) ‘Terapi tethadap keadsan atau penyakit yang mendasari CTS ‘Keadaan atau penyakit yang mendasari tetjadinya CTS hatus ditaoggulangi, sebab bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan CTS kembali. Pada keadaan di mana CIS terjadi akibat gerakan tangan yang cepetitif harus dilakukan penyesuaian ataupun pencegaban. Beberapa upaya yang dapat dilekukan untuk mencegah terjadinya CTS atau mencegah kekambubannya antara lain + a Mengurangi posisi. kaku pada pergelangen tangan, gerakan peri getatan peralatan tangan pada saat bekeria. b. Destin peralatan kerja supaya tangan dalam posisi natural saat kerja. © Modifikasi tata ruang. kerja untuk memudahkan variasi geraean, 4. Mengubah metode kerja untuk sesckali istirahat pendek serta mengupayakan rotasi kerja. © — Meningkatkan pengetahuan pekerja teatang gejala-gejala dini CTS sehingga pekerja dapat mengenali gejala-gejala CTS lebit ini Di samping itu peru pula ipechatikan beberapa penyakit yang seting ‘mendasati terjadinya CTS seperti : trauma akut maupun kronik pada pergelangan tangan dan daerah sekitarnya, gagal ginjal, pendecita yang sering dihemodialisa, apnedema akibat hipotiroidi, akeomegali akibat mmor hipofise, ‘kchamilan atau penggunaan pil kontrasepsi, penyakit kolagen vaskular, artritis, tenosinovitis, infeksi pergelangan eangan, obesitas dan penyakit lain yang dapat menyebabkan retensi cairn atau menyebabkan bertambahnya isi terowongan katpal (Mocliono, 1993, Barnardo,2004) Prognosis Pada kasus CTS tingan, dengan terapi konservatif umumnya progaosa baik. Bila keadaan tidak membaik dengan terapi konservarif maka tindajan operasi haras dilakukan. Secara umum, prognose operasi juga baik; tetapi Karena operasi hhanya dilakukan pada pendetita yang sudah lama mendetita CTS penyembuhan post opratifaya bertahap. (Barnardo,2004, Rambe, 2004) Bila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga diperolch perbaikan make dipertimbangkan, Kembali kemungkinan berileut ini: 1. Kesalahan menegalkan diagnosa, mungkin jebakan/tekanan terhadap nervus medianus terletak di tempat yang Jebih proksiml 2. Telah terjadi kerusakan total pada nervus smedianus. 3. Yerjadi CTS yang baru sebagai akibat komplikasi operasi. seperti akibat edema, petlengketan, infeksi, hematoma atau jacingan parut hipertrofik, Sckalipun prognosa CTS dengan tecapi konservatif maupun operacif cukup baik, terapi resiko untuk kambub kembali masih tetap ada. Bila terjadi kekambuhan, prosedur terapi baik onservatif atau operatif dapat diulangi kembali (Rambe, 2004) PES DAFTAR PUSTAKA Armstoong BS, Dale MA\Franzblau A.Bvanoff BA, 2008, Rin Fator for Carpal Tene! Syurome and Medien Netrapatly in a Working Population.]OBM;50 (12): 1355-1364 Atooti Somaiah, Spence Roy AJ, 2008, Carpal Suvvel syndrome, Ukter Med J, 77 (1) 6-17 Astroshi I, Gummeneson C, Johnsson R, Ornstein E, Rosem 1, 1999, Prevalwe of Carpal Tanne! Syndrome ina general popnlation, JAMA, 282(2):153-158. Barnardo’ jonathan2004, Carpal Tunnel Syurome in Hands On Practical advise on management of rhenmatic diuase, June No 31-3 Davis Lary E, Molly K. KingJessica L. Schulte, 2005, Carpal tunnel sndrome in Fundamental of Newrolgic Disease , Demos Medical Publishing New York; 61-63 De Jong, R.N. 1992. The Newrolpic Examination 5th sd. revised by AR. Haerer. Philadelphia, JB. Lippincor Grafton CH, 2009, Garpal Tune Syndrome, CME, Resourcess17 (31-2 Gilroy, , 2000. Basic Neurolegy 3rd ed New Yorke. Me Gav Hill GorschéR, 2001, Carpal Tunsel Syndrome, ‘The Canadian Jontal of CME:101-117, Greenberg MS. 1994, Handbook of Newrosurgery. 3" ed. Lakeland (Florida). Greenberg Graphics. p4l4-419 Kao SY,2003, Carpal Tisanel Sprdrame as Occupational Disease, | Am Broard Fam Pract ;84 :85- 103 im Kouyoumdjian JA, Morita MDPA, Rocha PRF.2000, Body Mass Index and Carpal Tunnel Syndrome Arq Neuropsiquiatr, 68):252-256. Krames Communication. 1994. Carpal Tunnel Syndrome. Sa Beano (CA). Keames Comm. Mocliono F 1993. Bvinly, Dizgrotis dan Terape Sindroma Terowongan Karpal (STK) alan (Carpal Tunnel Sgudroms/CTS). Neutona. Nordstrom DJ, Vierkant RA, Destifano F, Layde PM,L997, Risk actor for Carpal Tuned Sprdvonse in a genera population, Oscyp Environ Med :80(2):734-740, Rambe, Aldi S. 2004. Sixdroma Terovonan Karp Bagian Neurologt FK USU. busps// dibrarzusuacid Salter RB 1993. Textbook of Disordre and Injures of the Musculoskeletal System, 2° ed. Baltimore: Williams&Wilkins Coyp.274-275. Sidhatts, Priguna. 2004, Newralai Dasar Kini, Dian, Rakyat. Jakarta Susanto, TS. 2004. Kis-Kii Newrolg! vied 2004. Jakarta: Penerbit FIK UL Tana, Lasyanawati, 2004. Carpal Tanne! Syndrome ‘paaia Pekerja Garnen di Jakarta, Puslitoang Pemberantasan Penyakit vol.32, 0.2 (2004. P:73-82, Viera, 2003,Management of carpal tunnel syndrome, ‘American Academy of Family Physicians 368 2):268-272, Werner RA, Jacobson JA, Jamadae DA,2004, Infleace af Body Mass Inde in Medion Nerve Function Capar Carnal Prasure and Crossctional area of The Median Nere, Muscul Nerve:30:451 485.

You might also like