KIAT MEMBUAT GIGITIRUAN LENGKAP PADA RAHANG DATAR
(STUDI PUSTAKA)
Titi S Socbekti & Max B Leepel *
Uinumnya kesliae yang coring item dalam pernbuatan gigi wan lengkap pada rahang data adalah
‘meadapattan ggiituen Jang sabi Usk mendapatkan igiirasnlngkap yang stabil diperukan pengetahuan
{hat dan toll rongga mulut Peneapan pengcahvan tersbut akon teat pada keecrmutan hail etka,
‘meneatukan posit gigi gig seta beni permkan pois yang ssual dengan atts oto orofacial. .ImS
Pendahuluan
Pembuatan gigitiruan lengkap pada prosesus alveolaris yang masih tinggi, umumnya tidak
rmengalami banyak kesulitan, Gigi tiruannya akan cekat karena jaringan pendukungnya masih
‘cukup luas. Kesulitan akan timbul bila rahangnya telah mengalami resorpsi dan menjadi datar
sehingga kecekatan gigitiruan sukar didapat. Datarnya rahang dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, di antaranya Kelainan sistemik, penyakit kronis lainnya yang dapat mempengaruhi
keadaan umum pasien, Selain itu dataraya rahang dapat diakibatkan oleh penggunaan gigitiruan
yang tidak memenuhi persyaratan, Bila keadaan yang terakhir ini ditemukan, beberapa hal
perlu diperhatikan sebelum gigitirvan dibuat.
Kegiatan dimulai-dari persiapan sebelum langkah-langkah pembuatan gigitiruan sampai
dengan pemeriksaan pasca pemasangan. Pada tahap persiapan, mukosa jaringan pendukung,
gigitiruan harus sehat. Pasien yang pemah memakai gigitiruan, perlu dipersiapkan agar muko-
Sanya sehat. Pemahaman anaiomi dan fisiologi otot-olot wajah dan sekitamya akan sangat
‘membantu dalam langkah-langkah membvat gigitivan lengkap, khususnya pada perencanaan
desain gigitiruan lengkap. Relasirahang perlu ditentukan dengan cermat agar didapat stabilisas
yang optimum. Gigi geligi disusun mengikuti pedoman penyusunan gigi agar didapat oklusi
an artikulasi yang seimbang, seria diletakkan di daerah netral. Pemanfaatan otol-otot oro-
facial sangat berperan agar didapat gigi iruan yang stabil khususnya pada rahang daar.
Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, diharapkan pasien dengan ridge yang datar
dapat menggunakan gigitiruanya dengan nyaman. Mulai dari tahap persiapan, dilanjutkan
«dengan prinsip dasar pembuatan gigitiruan lengkap. Membentuk permukaan cetakan, penentuan
relasi rahang dan pembentukan permukzan polis di bahas secara singkat.
‘Tahap persiapan
Dilinat bentuk dan ukuran sia alveolar, mukosa yang menutupi sisa alveolar serta posisi
antar rabang. Pemeriksean dilakukan secara visual, peabaan dan ronigenologis untle melhat
keadaan tulang alveolamya ', Selain itu motivasipasien dalam tahap pembuatan gigitiuan
perlu dipersipkan agar nantinya dapat beradaptasi dengan gigitiuan barunya,
EI, Dep Poe Bac B Lae eg Sp Poe, Bog Prec, Kasten igh Usvesis nos
aSisa alveolar, sisa alveolar yang besar akan mampu menahan gigitiruan terhadap gaya
‘ungkit. Alveolar’ ridge yang terlalu besar yang mengakibatkan rvang protesa sempit akan
menimbulkan masalah. Hal ini dapat diatasi dengan tindakan bedah. Masalah lain akan timbul
bila sisa alveolamya mengalami penyusutan sehingga rahang menjadi datar. Ketahanan tetha-
dap gaya puar dan gaya ungkit ke lateral berkurang karena kecilnya jaringan pendukung.
Pemeriksaan secara visual dan digital hanya memberikan gambaran permukzannya saja.
‘Gambaran keadaan jaringan pendukung akan lebih jelas bila dilakukan pemeriksaan rontgenol-
fogis. Mukosa jaringan pendukung, jaringan lunak yang menutupi tulang pendukung perlu
diperiksa dengan cermat. Demikian pula mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, palatum lunak
dan keras, seria tonsil. Mukosa yang elastis mempunyai pengaruh sebagai bantalan terhadap
tekanan Kunyah. Bila mukosanya tipis, hasil cetakan yang kurang cermat akan menimbulkan
rasa sakit. Mukosa yang “flabby” bila prosedur pencetakannya dilakukan dengan tekanan,
gigitiruan yang dinasilkan tidak akan stabil. Kekenyalan mukosa yang menutupi sisa alveolar
‘akan mempengaruhi pemilihan bahan cetak dan teknik pencetakannya. Bila mukosa pendukung
gigitirvan mengalami kelainan, terirtasi, kasar dan meradang, perlu disembuhkan dahulu
sebelum cetakan dibuat, Gigitiruan sebaiknya dilepas sclama 48-72 jam atau dengan diberi
bbahan “tissue conditioner” yang diletakkan pada permukaan cetakan gigitiruan |
‘Posisi antar rahang, pada relasi rahang Klas I, posisi sisa alveolar atas depan sedikit keluar
dibandingkan sisa alveolar bawah, dan keadaan sisa alveolar atas bagian belakang sedikit lebih
sempit dibandingkan sisa alveolar bawah, Hubungan antar rahang akan jelas terlihat bila telah
di pasang di artikulator. Bila relasi rahang gigi asli Klas II dan Klas Ii, sebaiknya gigitiruan
disusun sesuai dengan keadaan semula agar didapat hubungan yang harmonis antara gigitiruan
dan otot disekitarya. Bila susunannya diubah menjadi relasi Kias I, gigitruannya akan gagal
Ini disebabkan karena posisi gigi tidak berada di daerah netral schingga mengganggu aktivitas
otot disekitamya,
Prinsip Dasar Pembuatan Gigitiruan Lengkap
Prinsip dasarnya adalah setiap bagian permukaan gigitiman di bentuk sesuai / berkontak
dengan jaringan mulut sekitarnya atau berkontak dengan permukaan oklusal dari gigitiruan
Jawannya, Dalam menentukan desain gigitivuan lengkap, permukaan cetakan disesuaikan
dengan jaringan pendukung gigitiruan. Permukaan gigi- tirvan yang lain akan beradaptasi
dengan otot pipi, bibir dan lidah dalam keadaan berfungsi, sehingga aktivitas otot tersebut
condong untuk menstabilkan gigitiruannya.**
Dari perayataan di atas, diketahui 3 permukaan yang berperan pada gigitiruan lengkap.
Permukaan cetakan, permukaan oklusal dan permuksan polis.Beresin yang menggunakan
onsep pemanfaatan daerah netral, menyebut permukaan hasil cetakan sebagai ~basis*dan
ermukaan polis sebagai “body”. Sebelum galengan gigit dibuat, ke- stabilan basis gigitiruan
dievaluasi terlebih dahulu. Kemudian “body nya dievaluasiterdiri dari gigi geligi dan bentuk
permukaan polis. Diperlukan pemahaman anatomi dan fisiologi rongga mulut serta otot-otot
\Wajah agar dapat menerapkan prinsip dasar tersebut.
‘Untuk menghasilkan permukaan cetakan yang akurat, peslu dipahami prinsip dasar mem-
buat cetakan, yang bertujuan memelihara sisa alveolar dengan memberikan dukungan yang.
ccukup, retensi dan stabilisasi yang optimum serta estetika yang sesuai.*
1. Pemeliharaan sisa alveolar, lebih diutamakan memelihara yang ada daripada mengganti
‘yang hilang. Dalam membuat cetakan rahang, hukum ini dikuti, Daerah pendukung diusaha-
28kan seluas mungkin, sehingga beban yang diterima Kecil, Ini dapat menjamin pemeliharaan sisa
alveolar ridge. Daerah pendukung gigitiruan dibagi dalam 3 bagian: Dukungan primer, yaitu
daerah yang menerima beban oklusal secara tegak lurus. Biasanya daerah ini tidak mudah
mengalami resorpsi. Di rahang atas terdapat di ridge posterior dan palatum yang datar, sedang
di rahang bawah pada shelf bukal, ridge posterior dan retro molar pad. Daerah ridge anterior
atas dan bawah, serta seluruh lereng ridge yang disebut dukungan sekunder mudah mengalami
resorpsi, Dukungan lainnya disebut dukungan tambahan, yaitu seluruh vestibulum yang jarin
gannya mudah bergerak. Ini sangat diperlukan untuk seal peter.
Pentingaya menutupi shelf bukal. Shelf bukal merupakan daerah dukungan primer yang
tidak mudah mengalami resorpsi. Bila ridgenya datar, otot buksinator sering melekat dekat
dengan puncak ridge, Otot ini dapat ditutupi oleh gigitirvan karena olot ini relatif lemah dan
tidak aktif. Fungsi otot ini dalam arah horizontal. Daerah shelf bukal ini merupakan satu-
satunya dukungan pada ridge yang datar
Pentingnya menutupi “retro molar pad~. Sicher menggambarkan bahwa retromolar pad
adalah jaringan ikat mukosa yang terdapat di sebelah distal molar tiga, terdiri dari jaringan ikat
kkendor dan kumpulan glandula mukous. Di sebelah posterior, pad ini bergabung dengan tendon
temporal, di sebelah lateral dengan buksinator, dan di sebelah medial dengan. raphe- prerygo
mandibula dan konstiktor superior. Basis gigitiruan bawah berakhir di sebelah distal dari
“reteo molar pad". Daerah ini merupakan dukungan primer karena jarang mengalami resorbsi,
Ini disebabkan otot temporalis yang beser dan aktif insersinya di prosesus coronoideus dan tepi
anterior dari ramus dengan tendoanya berakhir pada tulang alveolar di sebelah distal pad. Bila
ridgenya datar dan seal periferi sulit diperoleh, dapat dilakukan pengerokan model sedalam
13mm dan lebarnya 1.5mm. Di lateral dari “retro molar pad” adalah daerah yang dipengarvhi
oleh otot maseter. Oto! ini besar dan kuat, dan aktifitasnya mengangkat dan menulup mandibu-
Ja, Daerah distobukal gigitiuan harus betul-betul dibentuk seal periferinya. Bila otot maseter
aktif, bentuk sayap distobukalaya kookaf, sedang bila tidak terlaku aktif bentuk sayapnya
ccembung (masseler groove).*
2, Reteasi. Retensi sangat ditentukan oleh hubungan antara basis gigi- _tiruan dengan
mukosa pendukung di bawahnya. Kontak yang rata dan baik antara basis gigitiruan dan mukosa
sangat diperlukan untuk retensi yang optimal. Adanya saliva antara mukosa dan basis gigi
tiruan menyebabkan terjadinya daya adesi,kohesi,tegangan permuka- an, pengap periferi scrta
tekanan atmosfer, Pengap perifer penting dalam memelihara udara dari gangguan pengaruh
tekanan atmosfer. "Border molding” merupakan satu-satunya jalan dalam memperoleh seal
periferi. Undereut yang menguntungkan dapat menambah relensi. Biasanya terdapat di dacrah
retromylohyoid.
Pengendalian otot-otot oro-facial terhadap bentuk permukaan polis dan posisi gigi ak
‘mempengaruhi retenstgigitiruan lengkap. Aktivitas otot yang normal cenderung menaan gigi-
tirvan pada tempataya dari pada melepaskannya. Gigi geligi dan permukaan polis gigitiruan
sebaiknya diletakkan di daerah netral,yaitu suatu daerah di mulut yang berada dalam Keadzan
kkeseimbangan dari aktivitas otot-otot bibir.pipi dan lidah, Posisi gigi geligi serta bentuk
permukaan polis yang benar akan ditahan oleh aktivitas otototot bibir, pipi dan lidah.
43, Stabilisasi. Peran stabilisai terjadi selama gigitiuan digunakan untuk berfungsi. Agar
gigitiruan stabil perlu adanya retensi yang baik, posisi gigigeligi serta oklusi dan artikulasi
yang seimbang, bentuk permukaan polis yang sesuai dengan aktvitas otot-otot oro facial,
Dengendatian dan Koordinasi yang baik dar otot-oot, sera poss bidang oklusa yang ben.
2»Retensidikatkan dengan stabilisesi. Khusus pada rahang date, retensi tidak dapat dipisah-
an dari sabilissi. Retensi yang baik dari gigitiruan lengkap terutama ditentukan oleh hasil
cetakan. Dimulai dari cetakan anatomis yang cermat, sampai pada hasil cetakan fisiologs
Pada kasus-kasus dengan mukosa yang “abby” diperlukan penanganan khusus. Prinsipaya
rmukosa “flabby” tidak boleh ditekan*# Suatu cetakan fsiologis akan baik bila pada akhir
border molding sendok cetak perseorangan sudah cekat di dalam mulut.
Oklusi, Bagaimana cermatnya suatu cetakan dibua, bila tedapat gangguan oklusi skan
menyebabkan longgamya gigitiruan dan irtasi mukosa, Yang sering terjadi adalah gangguan
Kontak di motar dua yang dapat menyebabkan bergeraknya gigitirvan bawah ke atas dan ke
depan, Ini menyebabian rasa longgar dan sakit pada lereng lingual ridge anterior bawah.
Secara idea! gigitiruan sebaiknya dibuat oklusi dan artkulasiseimbang **
PPosisi bidang oklusal. Uumnya posisi bidang oklusal dihubungkan dengan esttik, fone
an oklusi. Posisi ini sangat penting terhadap stabilsasi gigitruan, bila bidang inl sejajar
dengan sisa ridge. Bila bidang oklusalnya mizing ke anterior alau posterior, ada kecenderungan
fisitivan bergerak ke arah yang berlawanan
4. Memberikan penampilan yang wajar / estetika baik. Penampilan yang alami dapat diper-
oleh mulai dari saat mence- tak. Ketebalan tepi gigitiruan yang dapat mengembalikan dukungan
bagi oto-otot bib dan pipi bervariasitergantung dari hilangoyasisa alveolar. Ketebalan yang
optimal dapat diperoleh waktu melakukan border molding *
‘Membentuk Permukzan Cetakan
‘Untuk mendapatkan permukaan hal cetakan yang sesua, rshangnya perlu dcetak dengan
menggurakan sendok cetak perseorangan. Pembentukan periferi / Dorder molding wajb dila-
kukan Khususnya pada rahang yang datar. Bahan yang éigunakan untuk membentuk perifer, di
antaranya green stick compound, cold curing acc resin, impression wan, elastomeric mate-
rial yang berbentuk heavy- bodied, polyether impresion material
Yang perlu mendapatkan perhatian khusus pada pembentukan periferi di rahang bawah,
yaitu derah tepidisto-bukal/maseter groove yang terbentuk Karena aktivitas otot maseter dan
butsinator. Di sebelah ingual mulai dari frenulum lingual sampai dengan daerah retromylo-
hyoid. Aktvitas otot lideh, mylohyoid di vestibulum lingual, konstriktor superior di lateral
posterior, di sebelah medial posterior ott palatoglossus. Sayap lingual mancibula yang berben-
{uk kurve “s” adalah hasil dari aktivtasotot lida inrinik can ekstrinsik, yang biasanya akan
‘menempatkan tepi reromylohyoid lebih Ke lateral ke fossa retromylohyoid. Batas posterior
gigitiuan bawah ditentukan oleh otot paltoglossus dan konstiktor Superior. Daerah ini yang
Gisebut trai retromylohyoid. Bentuk lateral kerongkongan oleh Neil dibagi dalam 3 kelas,
tergantung dari tonus oiot, aktvitas dan perlekatan dengan jaringan di sekitarnya. Klas I
menggambarkan tepi gigitiran yang panjang dan tebalaya minimal. Tepinya berakhir 2-3mm
Gi bawah ridge mylohyoid atau kadang-kadang paca ridge mylohyoid. Klas 1 menunjulkkan
siruktur anatomi daerah ini dapat menerima sayap gigitruan yang panjang dan lebar. Ketebalan
sayap bervarasi tergantung pada aktivitas otot. Klas Tl menunjukkan panjang sayap disto-
lingual kra-kira setengahnya Klas I atau dua kalinye Klas Il *
Di rahang atas, hamular notch Kiri dan kanan, gars vibrasi erly dtentukan dengan cer
tnat. Ketebalan sayap bukal kiri dan Kanan ditentukan dengan cara mulut dibuka lebar,dipe
garuhi oleh aktivtas oto buksinator dan mascter, seria rahang digerakkan ke Kiri dan ke
Teanan agar gerakan prosesus coronoideus tidak terganggu. Daerah renulum perlu dilakukan
30pembentukan periferi dengan baik sehingga tidak mengganggu gerakan bibir dan pipi, Pemben:
tukan perifer dinyatakan baik bila sendok cetaknya cekat.
Cetakan fisiologis. dilakukan dengan cara “selective pressure” serta_gerakan
fungsional. Digunakan bahan cetak yang mudah mengalir atau light bodied untuk cetakan akhir.
‘Waktu kerja bahan ini 2-3 menit, sédang waktu pengerasnya 4 menit *
‘Menentukan Relasi Rahang,
Rahang datar biasanya ditemukan pada pasien lanjut usia, umumnya pemah memakai gigi-
finan, Dalam menentukan relasi rahang pasien lansia diperlukan waktu serta instruksi yang.
jelas dan sederhana, Dengan bertambahnya usia akan terjadi beberapa perubahan. Sisa alveolar
ridge akan mengalami penyusutan.Otot-otot wajah Kehilangan elastisitasnya. Terdapat kerutan
i sekitar mulut Karena hilangnya dukungan bibir. Dengan adaya perubahan ini, maka dalam
menentukan cimensi vertikal perlu adanya penambahan dalam menentukan ruang antar ridge.
Pada pasien muda sia, jarak inter-oklusal sekitar 3 mm, sedang pada pasien lansia jarak terse~
but dibuat menjadi sekdiar 5 mm, Gigitiruan yang lama Sangat berperan dalam memperkirakan
tingginya dimensi vertkal. Perubahan tingginya dimensi vertikal yang akan dibuat dengan yang
ada, tidak boleh melebini Smm. Liddelow menggunakan dua lempeng setebal Smm yang dile-
takkan di daerah premolar, yang kira-kira sebesar “free way space”. Dengan adanya lempeng.
tersebut di antara galengan gigi, diihat tinggi gigitnya, apakan sudah sesuai dengan dimeasi
vertikal fisiologis pasien tersebut. Bila sudah tepat, kedua galengan gigit dapat difiksasi*
Posisi bidang oklusal ditentukan dengan memperhatikan bibir atas dan bawah, Umumnya
itentukan setinggi bibir.Sedang tingginya bidang oldusal bagian posterior setinggi 1/2 - 2/3,
retromolarpad. Penentuan relasi horizontal yang cermat dapat menghasilkan gigitiruan yang
sukses, Relasi sentrik dapat ditentukan setelah demensi vertikal ditentukan. Sebagian galengan
gigit bawah diganti dengan malam lunak. Pasien dalam keadaan relaks, dianjurkan menetan
ddan mengsigit. Beban yang berat tidak dianjurkan diberikan di daerah molar kedua, karena
dapat menyedabkan terungkitnya bagian anterior bawah. Pada waktu menentukan relasi sen-
trik, malam lunak atau Zine oxide eugenol pasta diletakkan di daeran premolar bawah yang
berhadapan dengan cekungan yang telah dipersiapkan di_galengan gigit atas ***”.
Posisi gigi geligi. Penempatan gigi anterior atas sangat penting karena_menentukan letak
lengkung gigi, baik atas maupun bawah. Untuk menempatkannya, papila insisiva dapat diguna-
‘kan sebagai pedoman, Lelak permukaan labial Insisiva pertama atas berjarak 8-10mm dari
tengah- tengah papila insisiva. Penempatan insisiva Dawah dapat diperiksa dengan melihat
anterior speaking space.Garis Pound digunakan untuk penempatan gig posterior bawah arah
mesio-distal,buko-lingual, dan tingginya bidang oKlusal, Selain itu gigi posterior diletakkan di
daerah yang bebas dari aktvitas otot-otot oro-facial. Penempat an gigi posterior atas berpedo-
man pada sisa ginggival crevice palatal
Gigi posterior yang digunakan sangat berperan dalam oklusi dan artikulasi gigitiruan leng-
‘kap. Susunan gigi posterior berpengaruh terhadap retensi, stabilisasi dan kondisi jaringan
pendukung gigitiruan lengkap. Dianjurkan menggunakan gigi posterior yang bersudut 0 derajat
lintuk pasien lansia, Ini lebih dapat diterima pada relasi rahang Klas TI atau Klas III atau pada
sigitan silang. Pasien akan merasakan bebas, Karena tidak terpaku pada satu posisitertentu. Ini
‘akan mengurangi tekanan horizontal yang dapat lebih merusakkan jaringan pendukung dari
pada tekanan vertkal ™*.
Fish menganjurkan pemakaian gigi yang datar untuk rahang alas, yang bertujuan untuk
rmengurangi kemungkinan terungkitnya gigitirvan, karena hambatan gerak ke lateral berkurang.
3‘Membentuk Permukaan Polis
ermukaan polis sangat berperan dalam kestabilan gigitiran, khususnya pada rahang datar
Dengan menggunakan prosedur daerah netral, permukaan polis dan posisi gigi ditentukan oleh
aktivitas otot oro-facial, otot buksinator,orbikularis oris dan otot lidah. Ada beberapa
‘cara dalam mendapatkan bentuk permukzan polis.
‘Ada yang menggunakan galengan gigit dari coumpound,sebagai langkah pertama dalam
menetapkan deerah netral. Ahli lain menggunakan galengan gigit dari malam dan pilar yang
diletakkan di daerah molar bawah. Ada yang mulai membentuk permuksan polis setelah gigh
eligi disusun, Bermacam-macam bahen dapat digunakan untuk membentuk permukaan polis.
Dintaranya; malam lunak, compound, alginat, zinc oxide eugenol pasta, tissue conditioner™*
‘Landesman memperkenalkan meioda lain dalam membentuk permukaan polis. Gigitiruan
lengkap rahang bawah, khususnya pada rahang datar diperiksa kecekatan, oklusi sertaartikula-
si, Bahan tissue conditioner yang terdiri dari bubuk (ethyl metacrylate) dan cairan (butyl phtha-
Iyl butyl glycolate) dengan ethanol 30%, dicampur dan diietakkan pada tepi gigitiruan lengkap,
dipermukaan luar seria permukaan cetakan. Dengan adanya bahan ini yang mudzh mengalir
dan dapat membentuk seal perferi, permukaan Tuar serta permukaan ceiakan gigitian secara
fungsional, akan memberikan kenyamanan bagi pasien. Pada saat gigitiruan dipasang, pasien
dengan mudah dapat beradgptasi. Setelah 7 sampai 14 hari,bahan tersebut diganti dengan akri-
lik resin, Dengan demikian pasien tidak akan mengalamikesulitan dalam menggunakan gi
tirvannya,
Ringkasan
Pembuatan gigitiruan lengkap pada rahang datar memerlukan penanganan yang lebih cer~
mat. Tabap persiapan merupakan tahap awal yang perlu diperhatkan agar dicapai hasil yang
‘optimal. Pemahaman anatomi dan fisiolofiotot-otot oro-facial sangat diperlukan. mukosajarin-
gan pendukung harus dalam keadaan sehat sebelum cetakan dibuat. Border molding dilakukan
dengan cermat agar didapatkan model kerja yang sesuai. Relasi rahang arah vertikal sedikit
ikurangi untuk memberikan jarak interoklusal yang lebih besar. Penetapan relasi sentrik
dilakukan dengan tekanan yang ringan. Gigi geligi disusun sesuai dengan pedoman penyusunan
gigi dan ditempatkan di daerah netral. Pemanfaatan aktvitas otot-otot oro-facial dalam pem-
buatan gigitirvan lengkap pada rahang datar akan memberiian kestabilan yang optimal,
Daftar Pustaka
1. Anderson 3N, and Storer R. Immediate and Replacemeot Dentures, Ed. 3. Oxford London Bainhurp Boston
‘Melbourne: Bisckwell Scientific Publisation. 1981
2. Fish BW. Principles of Full Deaures rostcss, Ed. 4. London: Supls ress. 1948,
5: Borasin VE, and Sehissor Fl. The neutel 2090 incomplete dentures Prosthet Dent. 1976; 356-1367
4 Levin BL. lpression for Compete Dentures, Caichigo: Quintessence co. 1984
5, Winkle §, The Detal Clnies of North Areca, Philadelphia Londoa Toronto: WB Saunders eo, 1977
6 Lidelow KP. The Prosthetic Treat! athe Elderly. Brush Dental J 1964; 117: 307-318
7, Watt DM, and Mac Gregor AR. Designing Complete Dentures, Ed. 2. Bristol: IOP Publishing Limited. 1986.
5. Landesmin HM. A technique forthe dliver of complete dents, )Prosthel Dent. 1980; 43: 348-351
9, Ti S.Sorbeti Pemanfastan oct dalam upata meacapai gigi Sasa lengkap yang sukses. KPPIKG X. 159,