Professional Documents
Culture Documents
Jurnal DPT Unud PDF
Jurnal DPT Unud PDF
ABSTRACTS
The Use of Streptomyces sp. to Control Wilt Desease on Chili Plant (Capsicum annuum L.)
Caused by Fusarium oxysporum f.sp. capsici
A research has been conducted to find out Streptomyces bacteria at Bukit Jimbaran, to inhibition
potency of Streptomyces sp. to pathogenic fungi Fusarium oxysporum f.sp. capsici, and to find out
antifungal activity of Streptomyces filtrate to F.oxysporum f.sp. capsici in chili (Capsicum annuum
L.) plants. Streptomyces sp. isolation was done by platting method with selective media YMA (ISP4).
Identification of Streptomyces sp. used Bergey’s book entitled Manual Determinative Bacteriology.
Test inhibition against F.oxysporum f.sp. capsici and in vivo test used by dying the roots of the chili
(C.annuum L.) plant with F.oxysporum f.sp. capsici and after 30 seconds the roots were dying with
Streptomyces sp. culture, furthermore sterile soil on polybag watered by F.oxysporum f.sp. capsici
spore and Streptomyces sp. culture at the same time. The result found five isolates Streptomyces sp.
with different morphological. The antagonis test showed Streptomyces sp. 4 had ability (82%) against
Fusarium, Streptomyces sp.1 (72%), Streptomyces sp.2 (64%), Streptomyces sp.3 (76%), and
Streptomyces sp. 5 (32%). All Streptomyces suppressed the growth of Fusarium on chili plants in
glass house (p<0,05). Streptomyces sp.4 suppressed Fusarium wilt disease in chili from 80% in control
to 8%.
151
AGROTROP, VOL. 2, NO. 2 (2012)
yaitu penggunaan fungisida sintetis, dimana dapat (ISP4). Identifikasi Streptomyces sp.
mengganggu proses biokimiawi yang dilakukan menggunakan buku identifikasi dari Holt et al
mikroorganisme tanah (Yulipriyanto, 2010). (1994) meliputi pewarnaan Gram, pewarnaan
Mengurangi masalah terkait perlu ditemukan dan tahan asam, dan uji biokimia.
dikembangkan cara yang lebih aman untuk Uji daya hambat menggunakan metode
mencegah penyakit tanaman. mengapit jamur patogen dari Montoc (2011)
Pengendalian hayati yang relatif ramah dengan cara koloni jamur F. oxysporum f.sp.
terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan capsici ukuran 5 mm usia 3 hari diletakkan di
menggunakan bakteri antagonis (Agrios, 2005) tengah cawan Petri berisi media Potato Dextrose
dengan mekanisme antibiosis (Kopperl et al., Agar (PDA) dan diletakkan 4 koloni
2002). Genus Streptomyces mampu menghambat Streptomyces sp. yang sama ukuran 5 mm usia 5
pertumbuhan jamur patogen dengan cara hari di ke empat sisi jamur patogen. Biakan
memproduksi zat anti jamur (antibiotika) dan enzim diinkubasi pada temperatur 25ºC.
hidrolitik ekstraseluller seperti kitinase dan selulase Uji in vivo menggunakan bibit cabai merah
yang mampu mendegradasi dinding sel F. (C. annuum L.) usia 4 minggu. Inokulan F.
oxysporum (Prepagdee et al., 2008). oxysporum f.sp. capsici ditumbuhkan pada
Berdasarkan uraian di atas unt uk media Potato Dextrose Broth (PDB) diinkubasi
mengendalikan layu Fusarium peneliti tertarik pada suhu ruang selama 7 hari dan dipanen.
mengisolasi bakteri antagonis khususnya Kepadatan populasi spora yang diperlukan adalah
Streptomyces sp. dari tanah di Kawasan Bukit 1 x 106 sel/ml dihitung dengan menggunakan
Jimbaran yang dapat digunakan sebagai agen hemasitometer. Persiapan inokulan Streptomyces
biokontrol penyakit layu pada tanaman cabai sp. ditumbuhkan pada media Yeast Malt Broth
merah (C. annuum L.) yang disebabkan oleh F. (YMB/ ISP5) diinkubasi pada temperatur 25ºC
oxysporum f.sp. capsici. selama 7 hari pada shaker digoyang berbalasan
dengan kecepatan 70 rpm (Kawuri, 2012).
BAHAN DAN METODE Perlakuan uji in vivo menggunakan metode
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium pencelupan akar tanaman cabai merah (C.
Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika annuum L.) dengan F. oxysporum f.sp. capsici
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana dan kultur Streptomyces sp. masing-masing 30
dan Rumah Kaca Kelompok Tani Pangan Sari detik, selanjutnya penyiraman spora
Dusun Cengkilung, Desa Peguyangan Kangin, F.oxysporum f.sp. capsici dan kult ur
Denpasar Utara. Kultur jamur patogen F. Streptomyces sp. masing-masing 5 ml pada media
oxysporum f.sp. capsici adalah koleksi tanah steril 500 gram di polybag secara
Laboratorium Biopestisida Fakultas Pertanian bersamaan, sedangkan kontrol tidak menggunakan
Universitas Udayana. Penelitian dilakukan pada Streptomyces sp.
bulan Oktober 2012 – April 2013. Pengambilan Pengamatan dilakukan selama 4 minggu,
sampel tanah diambil pada tanah rizosfer pohon dihitung persentase tanaman mati (Vauzia dkk,
jarak (Jatropa sp.), jati (Tectona grandis), dan 2012), tinggi tanaman dan jumlah daun. Metode
flamboyan (Delonix regia) serta tanah non rizosfer penelitian menggunakan RAK (Rancangan Acak
pada kawasan Bukit Jimbaran. Kelompok) yaitu 5 perlakuan dengan 5 unit
Isolasi bakteri Streptomyces sp. percobaan diulang 5 kali sehingga didapatkan
menggunakan platting method (Pelczar et al., jumlah 125 pot percobaan, data dianalisis
1993) dengan media selektif Yeast Malt Agar menggunakan ANOVA, jika terdapat perbedaan
(YMA)/International Streptomyces Project nyata maka dilakukan uji Duncan taraf 5%.
152
Aninda et.al: Penggunaan Streptomyces sp. sebagai Biokontrol Penyakit Layu pada Tanaman Cabai Merah
153
AGROTROP, VOL. 2, NO. 2 (2012)
mikroskopis Streptomyces sp.4 memiliki hifa dan membentuk miselium udara. Menurut Cross
aerial bercabang dan tidak bersepta, sporofor (1982) koloni Streptomyces berdiameter 1 – 10
bergelombang dan panjang, serta terlihat µm, mula - mula permukaan koloni licin lalu
konidia bergerombol (Gambar 4.B). membentuk miselium udara. Menghasilkan
berbagai macam pigmen yang menimbulkan warna
(3) (1) pada miselium vegetatif dan miselium udara.
Secara mikroskopik bakteri Streptomyces sp.
terlihat seperti jamur karena memiliki hifa dan
konidia, ukuran hifa yang kecil, sebagian besar hifa
(2) bercabang, menghasilkan konidia yang membentuk
A B rantai dan bergerombol yang terletak pada ujung
Gambar 4. Foto Streptomyces sp.4. A. Koloni hifa aerial serta beberapa konidia masih terdapat
Streptomyces sp.4 pada media YMA. B. di dalam sporofor. Madigan dan Martinko (2006)
Struktur mikroskopis Streptomyces sp. pada menyatakan Strepomyces sp. memiliki hifa yang
pewarnaan tahan asam perbesaran 1000x. (1)
ramping, senositik, berdiameter 0,5-2,0 µm, bila
hifa aerial, (2) sporofor, dan (3) konidia.
dewasa miselium udara membentuk rantai yang
e. Streptomyces sp.5 didapatkan pada tanah terdiri dari tiga sampai banyak konidia, bakteri
heterotrof, oksidatif, aerob, dan suhu optimum
non rizosfer di samping Gedung Perpustakaan,
antara 25-35ºC. Struktur Streptomyces sp.
Universitas Udayana, dengan ciri-ciri koloni
menghasilkan konidia yang membentuk rantai dan
berwarna putih, melekat erat pada media,
bergerombol yang terletak pada ujung hifa aerial.
berbentuk bulat, permukaan bergelombang
Perbedaan keempat Streptomyces sp. secara
dan tidak rata, tepi koloni bergelombang
makroskopis terlihat dari bentuk permukaan isolat,
(Gamba 5.A), tidak tahan asam, Gram +,
warna koloni, dan struktur hifa, hal ini dikarenakan
katalase +, dan aerob. Pengamatan secara
Streptomyces sp. ditemukan di lokasi berbeda
mikroskopis Streptomyces sp.5 memiliki hifa
yaitu tanah rizosfer dan non rizosfer yang
aerial tidak bersepta, sporofor pendek dan
memungkinkan memiliki jenis yang berbeda. Rao
agak bergelombang, konidia berbentuk bulat
(1994) menyatakan populasi bakteri, jamur, virus,
dan bergerombol (Gambar 5.B).
dan Actinomycetes lebih banyak terdapat dalam
(3) tanah yang termasuk rizosfer daripada tanah non
rizosfer. Pertumbuhan populasinya diaktivasi oleh
bahan nutrisi yang dilepaskan oleh jaringan tanaman
seperti asam amino, vitamin dan zat hara lainnya.
(1)
Uji daya hambat secara in vitro didapatkan
A B (2) diameter F. oxsporum f.sp. capsici pada kontrol
yang telah diinkubasi selama 4 hari yaitu 5 cm,
Gambar 5. KoloniStreptomyces sp.5. A. Koloni
Streptomyces sp.5 Pada media YMA.B. sedangkan Streptomyces sp. yang memiliki daya
Struktur mikroskopis Streptomyces sp.5 pada hambat terbesar yaitu Streptomyces sp. 4 (82%)
pewarnaan tahan asam perbesaran 1000x. (1) dan yang memiliki daya hambat terkecil yaitu
hifa aerial, (2) sporofor, dan (3) konidia. Streptomyces sp. 5 (32%). Hasil uji antagonis
Streptomyces sp.1, Streptomyces sp.2, dan
Sebagian besar koloni Streptomyces sp. yang Streptomyces sp. 3 secara berurutan 72%, 64%,
ditemukan memiliki karateristik makroskopik yaitu dan 76% (Tabel 1).
koloni tidak terlalu besar, melekat erat pada media,
154
Aninda et.al: Penggunaan Streptomyces sp. sebagai Biokontrol Penyakit Layu pada Tanaman Cabai Merah
Tabel 1. Persentase daya hambat Streptomyces sp. terhadap F. oxysporum f.sp. capsici
Diameter Koloni Persentase Daya Hambat
No Perlakuan F. oxysporum f.sp. Streptomyces sp. terhadap F.
capsici (cm) oxysporum f.sp. capsici (%)
1 Kontrol 5 -
2 Streptomyces sp. 1 1.4 72
3 Streptomyces sp. 2 1.8 64
4 Streptomyces sp. 3 1.2 76
5 Streptomyces sp. 4 0.9 82
6 Streptomyces sp. 5 3.4 32
155
AGROTROP, VOL. 2, NO. 2 (2012)
Papuangan (2009) melaporkan bahwa pengujian Kawuri (2012) melaporkan uji filtrat biakan
antagonis isolat Streptomyces sp. secara in vitro S. thermocarboxydus dapat menekan
mampu menghambat beberapa patogen tular tanah pertumbuhan F. oxysporum pada lidah buaya dari
seperti R. solani dengan persentase daya hambat 86,1 % menjadi 27,5% di rumah kaca. Penelitian
47,8 8,9 % dan pada F.oxysporum sebesar 48,8 El-Abyad et al. (1993) menyatakan aplikasi kultur
- 57,8%. S. pulcher lebih efektif dengan cara pelapisan
Uji efektivitas empat kultur Streptomyces sp. benih dibanding dengan aplikasi penyiraman media
dalam mencegah penyakit layu Fusarium tanam dalam mengendalikan penyakit layu
didapatkan hasil persentase kematian tanaman Fusarium dan layu Verticillium pada kondisi rumah
yaitu Streptomyces sp.4 (8%), Streptomyces kaca. Selain itu Sabaratnam dan James (2002)
sp.1, Streptomyces sp.2, dan Streptomyces sp.3 menyatakan pelapisan bibit tomat dengan bubuk
secara berurutan sebesar 24%, 16%, dan 12% Streptomyces efektif menekan rebah kecambah
dibanding kont rol p<0,05 (Tabel 2). yang disebabkan Rhizoctonia solani setelah 14
Perkembangan patogen layu Fusarium disajikan minggu penyimpanan sebesar 100% dibandingkan
pada Gambar 8 menggunakan alginate setelah 12 minggu
penyimpanan sebesar 90%.
Tabel 2. Persentase kematian tanaman cabai merah Perkembangan patogen layu Fusarium yang
oleh Fusarium yang diberi perlakuan menginfeksi tanaman cabai merah pada minggu
Streptomyces sp. pertama tanaman cabai merah masih terlihat hijau
tapi sudah menunjukkan gejala kelayuan dimana
No Perlakuan Persentase tanaman pangkal batang mulai berwarna kuning dan daun
yang mati (%)1) mulai merunduk. Minggu ke-2 pangkal batang
1 Kontrol 80,00b warna kuning berubah kecokelatan, beberapa
2 S1 24,00a daun mulai berwarna kuning, dan tanaman semakin
3 S2 16,00a layu. Minggu ke-3 warna cokelat merambat di
4 S3 12,00a seluruh bagian tanaman. Minggu ke-4 tanaman
5 S4 8,00a cabai layu dan mati (Gambar 8). Fakamizo et al.
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak (1996) menyatakan Fusarium oxysporum yang
berbeda pada uji Duncan taraf 5 % Nilai diperoleh menyerang tanaman menyebabkan busuk rimpang
dari rata-rata 5 kali ulangan. ditandai layu dan menguningnya daun serta
berujung kematian tanaman sebelum panen.
E Menurut Gaumann (1957) dalam Yudiarti (2007)
jamur F. oxysporum memproduksi enzim pektase
A pada jaringan xilem yang menyebabkan jaringan
A B C D E xilem diblokir dengan polisakarida dan pektat.
Gambar 7. Tanaman cabai dengan gejala penyakit layu setelah 4 minggu pe
B Selain itu F. oxysporum memproduksi asam
Gambar 7. Tanaman cabai dengan gejala penyakit fusarat yang merusak metabolisme tanaman inang
layu setelah 4 minggu perlakuan. sehingga menyebabkan hilangnya air dan garam-
A.Kontrol. B.Perlakuan S1 garam yang ada di dalam tanaman yang
(Streptomyces sp.1).C. Perlakuan S2
(Streptomyces sp.2). D.Perlakuan S3 berpengaruh terhadap permeabilitas membran sel
(Streptomyces sp.3). E.Perlakuan S4 sehingga berdampak negatif pada proses
(Streptomyces sp.4). metabolisme tanaman yang menyebabkan layu
pada tanaman.
D
156
Aninda et.al: Penggunaan Streptomyces sp. sebagai Biokontrol Penyakit Layu pada Tanaman Cabai Merah
157
AGROTROP, VOL. 2, NO. 2 (2012)
158
Aninda et.al: Penggunaan Streptomyces sp. sebagai Biokontrol Penyakit Layu pada Tanaman Cabai Merah
159