You are on page 1of 10

Penurunan Kemampuan Pengertian Bahasa pada Lansia dengan Demensia

Eka Risti, Sandy Kurniajati

PENURUNAN KEMAMPUAN PENGERTIAN BAHASA PADA LANSIA


DENGAN DEMENSIA

DECREASING IN ABILITY OF UNDERSTANDING LANGUAGE TO ELDERLY


WITH DEMENTIA

Eka Risti, Sandy Kurniajati


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. May.Jend. Panjaitan No 3B Kediri (0354) 683470
(stikesbaptisjurnal@ymail.com)

ABSTRAK

Peningkatan umur harapan hidup saat ini akan meningkatkan populasi lansia.
Peningkatan jumlah lansia akan diikuti peningkatan prevalensi lansia menderita
demensia. Tujuan penelitian menganalisis hubungan demensia dengan kemampuan
pengertian bahasa pada lansia. Desain penelitian analitik korelasional, populasi seluruh
pasien lansia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri. Sampling dengan
purposive sampling, jumlah responden 92 orang. Variabel independen demensia dan
variabel dependen kemampuan pengertian bahasa. Instrumen dengan wawancara
terstruktur dan observasi. Analisis dengan uji Spearman Rho tingkat kemaknaan α ≤ 0,05.
Hasil penelitian 44% lansia dengan demensia sedang dan 64% lansia dengan gangguan
kemampuan pengertian bahasa sedang. Hasil analisis p=0,000 jadi ada hubungan
demensia dengan kemampuan pengertian bahasa pada lansia. Disimpulkan bahwa lansia
yang menderita demensia akan mengalami penurunan kemampuan pengertian bahasa.

Kata Kunci : Lansia, Demensia, Kemampuan pengertian bahasa

ABSTRACT

Increasing life expectancy will increase the current elderly population. Increasing
number of elderly will be followed by increasing prevalence of elderly suffering from
dementia. The objective of research was to analyze the correlation between dementia and
ability of understanding language to elderly. The design was analytic correlation. The
population was elderly patients in Outpatient Installation Kediri Baptist Hospital. The
subjects were 92 people using purposive sampling. The independent variable was
dementia; the dependent variable was ability of understanding language. The data were
collected using structured interviews and observations, then analyzed using Spearman
Rho with significant level α <0.05. The results showed moderate dementia (44%) and
moderate ability of understanding language (64%) and p=0.00. So, there was correlation
between dementia and ability of understanding language to elderly in Outpatient
Installation Kediri Baptist Hospital. In conclusion, elderly with dementia will experience
deceasing in ability of understanding language.

Keywords: elderly, dementia, ability of understanding language

12
Jurnal STIKES
Vol. 7 No. 1, Juli 2014

Pendahuluan sekitar 19 juta jiwa, sekitar 15% dari lansia


diantaranya mengalami demensia (Hartati,
2010). Berdasarkan hasil pra penelitian oleh
Semua orang akan mengalami proses peneliti pada tanggal 16 Januari 2013 di
menjadi tua dan masa tua merupakan masa Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis
hidup manusia yang terakhir. Di masa ini Kediri dengan melakukan wawancara
seseorang mengalami kemunduran fisik, terstruktur menggunakan tes MMSE
mental, dan sosial secara bertahap (Azizah, didpatkan pada 15 lansia di temukan 9
2011). Menurut WHO seseorang dikatakan lansia (60%) mengalami demensia,
memasuki usia lanjut yaitu, pada usia antara kemudian peneliti memberikan tes keping
60-74 tahun, di usia ini seseorang akan pada 9 lansia yang sudah diberikan tes
mengalami penurunan baik pada faktor fisik MMSE didapatkan hasil 5 lansia (56%)
maupun psikisnya. Lansia yang berusia di mengalami pada gangguan kemampuan
atas 60 tahun beresiko menderita demensia pengertian bahasa.
(Nugroho, 2008). Demensia adalah keadaan Lansia yang sering mengalami
dimana seseorang mengalami penurunan demensia kadang-kadang menjadi cemas
kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan dan khawatir karena takut disebut “pikun”
penurunan dalam kemampuan tersebut oleh orang-orang disekitarnya. Menurut
menimbulkan gangguan terhadap fungsi WHO dan Asosiasi Psikogeriatrik Amerika,
kehidupan sehari-hari (Azizah, 2011). yang masuk dalam kriteria demensia ialah
Lansia yang mengalami demensia atau kehilangan pada kemampuan intelektual,
kehilangan daya ingat dan kebingungan, termasuk daya ingat yang cukup parah
akan mengalami kesulitan untuk mengerti sehingga mengganggu fungsi sosial dan
apa yang dikatakan orang lain atau untuk pekerjaannya. Lansia yang demensia tidak
mengatakan apa yang lansia pikirkan dan dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari
inginkan, sehingga diperlukan berbagai cara lagi, tidak bergaul, tidak mandiri dan
untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah bergantung pada orang lain (Hartati, 2010).
proses penyampaian gagasan, harapan, dan Demensia adalah kelainan mental yang
pesan yang disampaikan melalui lambang cukup serius karena seluruh kepribadian
tertentu, mengandung arti dilakukan oleh seseorang tersebut mengalami gangguan
penyampai pesan kepada penerima pesan kepribadian. Penderita demensia walaupun
(Mundakir, 2006). Lansia yang mengalami yang hanya mengenai alam pikirnya, namun
demensia sering terjadi gangguan pada secara jelas akan menyebabkan kemunduran
komunikasi yaitu gangguan kemampuan fungsi intelektual yang progresif dan
pengertian bahasa. Gangguan kemampuan ireversibel (Nugroho, 2008). Beberapa teori
pengertian bahasa adalah ketidakmampuan menyebutkan kemungkinan demensia
seseorang untuk melakukan komunikasi disebabkan karena faktor genetik, radikal
linguistik kepada orang lain (Sidiarto, 2009), bebas, toksin amiloid, pengaruh logam
dimana komunikasi linguistik seperti sistem aluminium, akibat infeksi virus, dan
komunikasi secara verbal (kata-kata) dan pengaruh lingkungan lain (Nugroho, 2008).
nonverbal (tulisan) (Sidiarto, 2009). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Angka prevalensi demensia akan terjadinya demensia yaitu lansia yang
bertambah dua kali lipat pada setiap berusia di atas 65 tahun, keturunan, riwayat
pertambahan lima tahun, setelah usia 65 keluarga mempunyai peran 40%, trauma
tahun 5% dari seluruh populasi usia 65 kepala, kurang pendidikan, hipertensi
tahun di negara barat menderita demensia, sistolik, lingkungan (keracunan aluminium),
16% terdapat pada kelompok usia 85 tahun, depresi, gangguan imunitas, stroke, diabetes
dan 32% terdapat pada kelompok usia 90 melitus, penyakit parkinson stadium lanjut,
tahun (Nugroho, 2008). Saat ini, penduduk infeksi otak. Penyakit stroke merupakan
lansia di Indonesia terus meningkat faktor resiko terbesar untuk terjadinya
jumlahnya bahkan pada tahun 2005-2010 demensia. Stroke kemungkinan secara
yang diperkirakan akan menyamai jumlah langsung menyebabkan demensia atau
balita yaitu dari jumlah seluruh penduduk stroke merupakan faktor predisposisi proses

13
Penurunan Kemampuan Pengertian Bahasa pada Lansia dengan Demensia
Eka Risti, Sandy Kurniajati

degeneratif terjadinya demensia (Wibowo, menggunakan metode klarifikasi, fokus,


2007). Demensia dapat timbul masalah bagi juga dengan menggunakan sentuhan.
lansia, seperti perubahan proses pikir Bekerja sama dengan tim terapis untuk
(waham curiga), perilaku kekerasan, resiko lansia yang sudah mengalami demensia
menciderai diri, orang lain, dan lingkungan, dengan kemampuan pengertian bahasa.
kemampuan pengertian bahasa, defisit Tujuan penelitian menganalisis hubungan
perawatan diri: Activity daily living, demensia dengan kemampuan pengertian
Personal Hygiene, fisiologi, kehilangan bahasa pada lansia.
motivasi dan minat, isolasi sosial, menarik
diri, perubahan sensori persepsi, halusinasi,
perubahan proses pikir (demensia), di kutip Metode Penelitian
dari (Nugroho, 2008).
Sebagai seorang Perawat hal ini Desain penelitian yang digunakan
dapat dilakukan untuk memperlambat adalah Analitik Korelasional. Populasi
penurunan fungsi-fungsi mental pada lansia dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
dengan cara mengaktifkan lansia melakukan lansia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit
interaksi sosial dan proses belajar secara Baptis Kediri. Sampel yang diambil dengan
terus menerus, dengan, membina hubungan menggunakan purposive sampling dengan
saling percaya dengan lansia, karena sikap jumlah 92 lansia. Variabel independen
perawat dan sikap keluarga mempengaruhi penelitian ini adalah derajat demensia dan
kondisi lansia yang mengalami demensia, variabel dependennya adalah kemampuan
menciptakan rasa mampu dan penting pada pengertian bahasa. Intrument pengambilan
lansia, memberi perhatian yang cukup, data menggunakan wawancara terstruktur
termasuk kebutuhan dasar, menggunakan dan observasi. Data dianalisis mengunakan
faktor yang meningkatkan komunikasi, uji statistk Spearman Rho dengan α=0.05.
seperti: berbicara tenang, jelas, kontak mata,
mengulangi pembicaraan secara singkat,

Hasil Penelitian

Tabel 1. Derajat Dimensia pada Lansia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis
Kediri tanggal 2 Pebruari – 3 Maret 2013 (n=92)
No Demensia ∑ %
1 Normal 21 22,8
2 Ringan 30 32,6
3 Sedang 41 44.6
Total 92 100

Kejadian demensia pada lansia di demensia dengan tingkat demensia


Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis sedang (44,6%) dan Ringan (32,6%).
Kediri yaitu 72% lansia mengalami

Tabel 2. Tingkat Kemampuan Pengertian Bahasa pada Lansia di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Baptis Kediri tanggal 2 Pebruari – 3 Maret 2013 (n=92)
No Pengertian Bahasa ∑ %
1 Normal 10 11
2 Ganguan Ringan 14 15
3 Gangguan Sedang 59 54
4 Gangguan Berat 9 10
Total 92 100

14
Jurnal STIKES
Vol. 7 No. 1, Juli 2014

Lansia di Instalasi Rawat jalan 89% dengan tingkat gangguan paling


Baptis Kediri yang mengalami gangguan dominan tingkat sedang (64%).
kemampuan pengertian bahasa sebesar

Tabel 3. Hubungan Demensia Dengan Kemampuan Pengertian Bahasa pada Lansia di


Ruang Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri tanggal 3 Pebruari –
3 Maret 2013 (n=92)
Gangguan Kemampuan Pengertian Bahasa
Gangguan Normal Ringan Sedang Berat Sangat Total
No
Demensia Berat
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 Normal 8 38 6 29 5 24 2 9 0 0 21 100
2 Ringan 2 7 2 7 24 80 2 7 0 0 30 100
3 Sedang 0 0 6 15 30 73 5 12 0 0 41 100
Total 10 11 14 15 59 64 9 10 0 0 92 100
Hasil Uji Spearman Rho p = 0,000 Correlation Coefficient = 0,367

Lansia yang tidak mengalami Demensia sedang adalah dimana


demensia paling banyak tidak mengalami seseorang sudah tidak dapat hidup mandiri
gangguan kemampuan pengertian bahasa dan diperlukan berbagai tingkat suportivitas
(38%). Pada lansia dengan demensia ringan (Nugroho, 2008). Berdasarkan jenis
dan sedang mengalami ganggua pengertian kelamin, perempuan lebih beresiko
bahasa sedang (80%) dan (76%). Hal ini menderita demensia dibandingkan laki-laki
menunjukkan semakin tinggi tingkat (Wibowo, 2007). Dari hasil penelitian di
gangguan demensia, maka semakin berat dapatkan lebih dari 50% yaitu 55
gangguan kemampuan pengertian bahasa responden berjenis kelamin perempuan
yang dihadapi oleh lansia. Hasil uji statistik (60%) dan sebanyak 25 reponden
Spearman Rho di dapatkan hasil P=0,000. perempuan (45,5%) menderita demensia
Angka koefisien korelasi (Correlation sedang, hal ini disebabkan karena
Coefficient) adalah 0,367. Jadi ada perempuan lebih rentan mengalami
hubungan antara demensia dengan berbagai masalah yang menyebabkan
kemampuan pengertian bahasa pada lansia depresi atau karena penyakit yang diderita
di Instalasi Rawat Jalan RS. Baptis Kediri. serta umur dan juga telah masuk dalam
masa menapouse. Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Hartati, 2010) bahwa
Pembahasan demensia banyak menyerang perempuan
dikarenakan hormon pada perempuan lebih
cepat masuk masa menaupouse daripada
Kejadian Demensia pada Lansia laki-laki memasuki masa andrepousenya.
Lansia cenderung dapat mengalami
demensia karena demensia dimulai pada
Lansia di Intalasi Rawat Jalan umur 50 atau 60 tahunan yaitu dengan
RumahSakit Baptis Kediri pada usia 70-80 perburukan bervariasi diantara jenis
tahun 72,8% telah mengalami demensia, demensia dan kategori diagnostik demensia
dengan derajat demensia yang dominan yang dialami oleh masing-masing individu.
demensia sedang. Prevalensi demensia juga akan semakin
meningkat dengan bertambahnya umur

1513
Penurunan Kemampuan Pengertian Bahasa pada Lansia dengan Demensia
Eka Risti, Sandy Kurniajati

(Ririn, 2008). Demensia paling sering demensia 9,9 kali dibanding lansia dengan
ditemui pada seseorang yang berusia 60-70 pendidikan tinggi (Aisyah, 2009).
tahun (Ririn, 2008). Pada penelitian Saat usia muda, demensia bisa
sebelumnya pada (Hartati, 2010) yang terjadi secara mendadak jika cedera hebat,
mengatakan bahwa orang yang berumur 65 penyakit atau zat beracun (misalnya karbon
tahun keatas akan mempunyai resiko 11% monoksida) menyebabkan hancurnya sel-
dan umur 85 tahun keatas memiliki sel otak. Tetapi demensia biasanya timbul
semakin besar yaitu 25% sampai 47%. Dari secara perlahan dan menyerang usia diatas
hasil penelitian di dapatkan dari lansia yang 60 tahun. Demensia bukan merupakan
mengalami demensia sedang 41 responden, bagian dari proses penuaan yang normal.
sebanyak 26 responden (60,5%) lansia Sejalan dengan bertambahnya umur, maka
menderita demensia sedang yang di alami perubahan dalam otak bisa menyebabkan
oleh lansia berumur 70-80 tahun, hal ini hilangnya beberapa ingatan (terutama
disebabkan karena dengan bertambahnya ingatan jangka pendek) dan penurunan
umur maka faktor menderita demensia juga beberapa kemampuan belajar. Perubahan
akan semakain meningkat. Proses penuaan normal ini tidak mempengaruhi fungsi.
secara normal membawa perubahan mental Lupa pada usia lanjut bukan merupakan
maupun fisik. Penurunan intelektual mulai pertanda dari demensia maupun penyakit
terlihat pada dewasa muda Kesulitan Alzheimer stadium awal. Demensia
mengingat berbentuk lambatnya dan merupakan penurunan kemampuan mental
buruknya daya ingat, seperti lupa nama yang lebih serius, yang makin lama makin
atau hal lain yang relative tidak penting. parah. Untuk Penuaan normal, seseorang
Demensia adalah penurunan bisa lupa akan hal-hal yang detil; tetapi
kemampuan kognitif mental yang biasanya penderita demensia dapat lupa keseluruhan
berkembang secara perlahan, dimana peristiwa yang baru terjadi pada dirinya.
terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian Hasil penelitian ini didapatkan 13
dan kemampuan untuk memusatkan lansia memliliki tingkat pendidikan terakhir
perhatian dan bisa terjadi kemunduran yaitu SMP menderita demensia sedang, hal
kepribadian. Daya ingatan, pemikiran, ini menguatkan pendapat bahwa demensia
tingkah laku dan emosi akan terganggu bila pada lansia terkait dengan pendidikan.
mengalami demensia, penyakit ini dialami Tingkat Pendidikan yang rendah akan
oleh semua orang dari berbagai latar mempengaruhi proses daya pikir, kognitif
belakang pendidikan ataupun kebudayaan sehingga akan menjadi mudah lupa atau
(Chris, 2009). Pendidikan adalah suatu alat mengalami penurunan daya ingat.
dari masyakat untuk memperbaharui Lansia yang mengalami stroke dapat
dirinya didalam melangsungkan kehidupan, mengalami demensia ringan. Stroke adalah
makin tinggi pendidikan yang dicapai penyakit serebrovaskular akibat gangguan
seseorang makin memudahkan pula neurologic mendadak yang terjadi karena
kemajuan dari diri orang tercapai namun pembatasan atau terhentinya aliran darah
sebaliknya orang dengan pendidikan melalui system suplai arteri otak. Stroke
rendah akan sulit untuk maju. Seseorang diklasifikasikan menjadi dua kategori
yang memiliki tingkat pendidikan yang utama, yaitu stroke iskemik dan stroke
tinggi diharapkan mempunyai sikap, hemoragik. Stroke iskemik disebabkan oleh
pengetahuan dan keterampilan yang lebih sumbatan pada pembuluh darah, dibagi
daripada mereka yang pendidikannya dua, akibat trombotik dan embolik,
rendah (Kusharyadi, 2010). Lansia dengan sedangkan stroke hemoragik disebabkan
pendidikan rendah berpeluang menderita perdarahan, baik perdarahan intraserebral
maupun subarachnoid. Gejala dan tanda

16
Jurnal STIKES
Vol. 7 No. 1, Juli 2014

stroke bervariasi tergantung otak bagian atau berkomunikasi tertentu secara tepat
mana yang terkena, jika otak yang terkena dan runtut sehingga pesan yang
adalah pada bagian system limbic, yaitu disampaikan dapat dimengerti oleh orang
hipocampus maka lansia akan menjadi lain (Hendra, 2009). Gangguan
mudah lupa. Jika yang terkena adalah area kemampuan pengertian bahasa dapat
broca maka akan terjadi gangguan disebabkan karena cedera otak salah
kemampuan pengertian bahasa, dimana satunya yaitu stroke. Penyebab cedera otak
pasien tidak mampu mengungkapkan kata pada umumnya disebabkan oleh kelainan
atau bahasa. Kejadian demensia ringan pada pembuluh darah. Kelainan tersebut
yang di alami pada lansia yang mengalami juga dinamakan perdarahan otak atau
stroke di Intalasi Rawat Jalan Rumah Sakit stroke. Stroke atau gangguan lainnya yang
Baptis tergantung dari tanda dan gejala menyebabkan terganggunya system aliran
stroke yang dialami oleh lansia, seperti jika darah diotak yang lambat laun sel-sel
stroke yang dialami lansia mengenai pada diotak dibagian tersebut juga akan
system limbic maka lansia tersebut akan mengalami kematian. Di dalam otak
menjadi mudah lupa dan jika pada area terdapat berbagai bagian dengan fungsi
broca juga terkena maka lansia juga akan yang berbeda-beda. Kebanyakan orang
mengalami gangguan dalam kemampuan bagian untuk kemampuan menggunakan
pengertian bahasa. bahasa terdapat pada sisi kiri otak, jika
terjadi cedera maka pada bagian bahasa di
otak akan terjadi gangguan kemampuan
Kemampuan Pengertian Bahasa pada pengertian bahasa (Najamudin, 2010).
Lansia. Hasil penelitian pada pasien lansia di
Instalasi Rawat Jalan RS. Baptis Kediri
yang mengalami kemampuan pengertian
Lansia di Intalasi rawat jalan Rumah bahasa sedang adalah mereka mengalami
Sakit Baptis Kediri 89% mengalami gangguan dalam hal keterlambatan dalam
gangguan pengertian bahasa dengan bicara atau bahasa dan mengalami
gangguan yang dominan adalah gangguan gangguan penggunaan dan pengenalan
sedang (64%) dengan karakteristik berjenis simbol-simbol, hal ini menunujukan lansia
kelamin laki-laki dan perempuan, berumur yang mengalami gangguan kemampuan
51 sampai >80 tahun, berpendidikan pengertian bahasa di Instalasi Rawat Jalan
terakhir SD, SMP, SMA dan Perguruan RS. Baptis Kediri adalah lansia yang
Tinggi. mengalami penyakit stroke, terjadi karena
Kemampuan pengertian bahasa adanya kelainan pembuluh darah diotak.
sedang yaitu dimana seseorang mengalami Gangguan kemampuan pengertian bahasa
keterlambatan dalam bicara atau bahasa tidak hanya terjadi pada jenis kelamin
dan mengalami gangguan penggunaan dan perempuan atau laki-laki saja tetapi
pengenalan simbol-simbol (Sidiarto, 2009). tergantung dari bagaimana kemampuan
Kemampuan pengertian bahasa adalah fungsi otak seseorang untuk melakukan
sejauh mana seorang individu menguasai proses dan memahami bahasa, baik bahasa
simbol dan arti bahasa. Bahasa pada lisan maupun bahasa tulisan. Lansia pada
hakikatnya adalah ucapan pikiran dan usia 51-80 tahun rentan mengalami
perasan manusia secara teratur, yang gangguan kemampuan pengertian bahasa
mempergunakan bunyi sebagai alatnya karena pada usia ini dimana organisme
(Depdiknas, 2012). Kemampuan telah mencapai kemasakan dalam ukuran
pengertian berbahasa adalah kemampuan dan fungsi dan juga telah menunjukkan
seseorang dalam mengutarakan maksud kemundurun sejalan dengan waktu,

1715
Penurunan Kemampuan Pengertian Bahasa pada Lansia dengan Demensia
Eka Risti, Sandy Kurniajati

sehingga dengan bertambahnya usia maka berbahasa dan menggunakan alternatif atau
permasalahan kesehatan yang terjadi akan tambahan metode komunikasi. Anggota
semakin kompleks. Gangguan kemampuan keluarga juga harus berpartisipasi dalam
pengertian bahasa terjadi pada lansia yang proses terapi dan berfungsi sebagai mitra
berpendidikan akhir SD, SMP, SMA dan komunikasi bagi penderita dengan
Perguruan Tinggi, hal ini dikarenakan gangguan kemampuan pengertian bahasa.
semakin rendah tingkat pendidikan
seseorang maka kemampuan otak untuk
terus memproses bahasa lisan maupun Demensia berpengaruh terhadap
tulisan berkurang sehingga pada saat Kemampuan Pengertian Bahasa Lansia.
seseorang memasuki usia lanjut akan
semakin mengalami penurunan hal ini
didukung dengan hasil penelitian sebanyak Tingkat demensia pada lansia di
30 lansia (32,6%) dengan pendidikan Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis
terakhir SMP, sebanyak 26 lansia (28,3%) Kediri berhubungan dengan tingkat
dengan pendidikan SD. Semakin tinggi gangguan pengertian bahasa di dapatkan
tingkat pendidikan lansia maka orang hasil P=0,00 maka p < α (0,05) dengan
tersebut akan memiliki banyak tujuan- angka koefisien korelasi (Correlation
tujuan hidup yang akan dicapainya, coefficient) adalah 0,367. Hasil penelitian
sehingga tidak memperhatikan kesehatan didapat paling banyak lansia yaitu 8 lansia
fisiknya. Lansia akan mudah terserang (38%) dengan demensia baik, lansia
penyakit, penyakit yang sering dialami memiliki kemampuan pengertian bahasa
salah satunya adalah stroke yang dapat yang normal atau baik.
mengakibatkan gangguan kemampuan Kemampuan pengertian bahasa
pengertian bahasa. adalah kemampuan seseorang dalam
Gangguan kemampuan pengertian mengutarakan maksud atau berkomunikasi
bahasa yang dialami oleh lansia seringkali tertentu secara tepat dan runtut sehingga
menimbulkan salah pengertian sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti
apa yang lansia sampaikan tidak dimengerti oleh orang lain (Hendra, 2009) dengan nilai
oleh penerima atau pendengar, jika kita token tes yaitu 36-29 benar (Sidiarto,
ingin berkomunikasi dengan lansia yang 2009). Sebanyak 2 lansia (9%) dengan
mengalami kemampuan pengertian bahasa demensia baik, lansia mengalami gangguan
kita dapat menggunakan cara meluangkan kemampuan pengertian bahasa berat,
waktu khusus untuk percakapan kita, kemampuan pengartian bahasa berat adalah
duduk tenang dan buat kontak mata, jika keadaan seseorang yang mengalami
merasa tidak yakin dengan percakapan kemunduran dalm berbahasa ataupun
tersebut dapat mengulanginya mulai berbicara dan tidak mengerti apa yang
dengan sesuatu yang sederhana, bicaralah dilihat maupun didengar dan tidak
dengan tenang dan menggunakan kalimat- mengenal simbol-simbol yang ada atau
kalimat pendek dan berikan penekanan diberikan, nilai token tes yang didapat yaitu
pada kata-kata yang penting. 16-9 benar (Sidiarto, 2009).
Upaya meningkatkan kemampuan Sebagian besar lansia yaitu 24 lansia
pengertian bahasa pada lansia dengan cara dengan demensia ringan, lansia mengalami
mencari informasi kepada dokter, perawat gangguan kemampuan pengertian bahasa
atau bekerjasama dengan tim terapi sedang, Kemampuan bahasa sedang yaitu
khususnya dalam hal terapi wicara yang dengan nilai token tes benar 24-17
berfokus pada belajar kembali dan (Sidiarto, 2009). Demensia ringan adalah
mempraktekkan kembali kemampuan keadaan seseorang dimana walaupun

18
Jurnal STIKES
Vol. 7 No. 1, Juli 2014

memiliki gangguan berat daya kerja dan morfologis dan biokimia. Perubahan dalam
aktivitas sosial, kapasitas untuk hidup system neurologis dapat termasuk
mandiri tetap baik dan pemenuhan kehilangan dan penyusutan neuron, dengan
kebutuahan perawatan diri atau personal potensial kehilangan yang diketahui pada
hygiene cukup dengan penilaian umum usia 80 tahun. Perubahan komunikasi
baik (Nugroho, 2008). Bahasa pada mungkin bervariasi dan berat, kemampuan
hakikatnya adalah ucapan pikiran dan intelektual, dan gaya belajar merupakan
perasan manusia secara teratur, yang data yang penting untuk menyiapkan suatu
mempergunakan bunyi sebagai alatnya rencana keperawatan yang realistis untuk
(Depdiknas, 2012), kemampuan pengertian lansia. Sejumlah hambatan komunikasi
bahasa sedang adalah keadaan dimana terjadi sebagai akibat dari stroke atau cidera
seseorang yang mengalami keterlambatan otak lainnya. Perubahan sensasi dan
berbicara atau berbahasa dan mengalami persepsi dapat mengganggu penerimaan
kemunduran dalam penggunaan atau pengungkapan informasi dan perasaan.
pengenalan simbol-simbol yang sederhana Penurunan ini progresif, permanen, atau
dengan nilai token tes 24-17 benar. temporer, bergantung pada sifat dan tingkat
Sebagian besar lansia yaitu 30 lansia kerusakan cerebral (Budianto, 2005).
mengalami gangguan demensia sedang, Demensia adalah gangguan fungsi
lansia mengalami gangguan kemampuan intelektual tanpa gangguan fungsi vegetatif
pengertian bahasa sedang, demensia sedang atau keadaan terjaga. Memori, pengetahuan
adalah keadaan dimana seseorang tidak umum, pikiran abstrak, penilaian, dan
dapat hidup mandiri namum memerlukan interpretasi atas komunikasi tertulis dan
bimbingan atau berbagai tingkat suportivita lisan dapat terganggu.(Watson, 2009).
(Nugroho, 2008). Kemampuan pengertian Kemunduran intelektual yang sering
bahasa adalah sejauhmana seorang individu dialami oleh pasien demensia seperti
menguasai simbol dan arti bahasa. Bahasa gangguan memori (daya ingat), gangguan
pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan orientasi orang, tempat dan waktu,
perasan manusia secara teratur, yang gangguan kemampuan pengertian bahasa,
mempergunakan bunyi sebagai alatnya gangguan kemampuan dalam perhitungan,
(Depdiknas, 2012), kemampuan pengertian (Boedhi, 2009). Kemampuan Pengertian
bahasa sedang adalah keadaan dimana Bahasa merupakan instrument dasar bagi
seseorang yang mengalami keterlambatan komunikasi pada manusia dan merupakan
berbicara atau berbahasa dan mengalami dasar dan tulang punggung bagi
kemunduran penggunaan atau pengenalan kemampuan kognitif. Bila terdapat defisit
simbol-simbol yang sederhana dengan nilai pada sistem berbahasa, penilaian faktor
token 24-17 benar. kognitif seperti memori verbal. Interpretasi
Lansia akan mengalami penurunan pepatah dan berhitung lisan menjadi sulit
koordinasi dan kemampuan dalam dan mungkin tidak dapat dilakukan.
melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk Kemampuan berkomunikasi dengan
memori akan berubah dalam proses menggunakan bahasa sangat penting. Bila
penuaan. Pada umumnya, memori untuk terdapat gangguan hal ini akan
kejadian masa lalu lebih banyak diretensi mengakibatkan hambatan yang berarti bagi
dan lebih banyak diingat dari pada lansia (Martono, 2004).
informasi yang masih baru. Penuaan Penelitian yang telah dilakukan ini
menyebabkan penurunan persepsi sensorik didapatkan bahwa demensia berhubungan
dan respon motorik pada susunan saraf dengan kemampuan pengertian bahasa
pusat, hal ini terjadi karena susunan saraf pada lansia. Hal ini karena terjadinya
pusat pada lansia mengalami perubahan penurunan kemampuan mental yang

15
19
Penurunan Kemampuan Pengertian Bahasa pada Lansia dengan Demensia
Eka Risti, Sandy Kurniajati

berkembang secara perlahan, yang akan Saran


mengakibatkan gangguan kemampuan
pengertian bahasa. Kemampuan pengertian
bahasa yang dialami oleh lansia dapat Diharapkan perawat dapat
terjadi karena penyakit otak atau stroke, meningkatkan asuhan keperawatan pada
yang bersifat kronis atau progresif. Lansia lansia yaitu dengan cara melibatkan
yang mengalami stroke akan mengalami keluarga untuk terus memantau atau
berbagai macam gangguan fungsi kortikal, menjaga kesehatan lansia, dan membantu
seperti memori, kemampuan berpikir, dalam memenuhi perawatan kebutuhan
kemampuan orientasi, pemahaman, hidup lansia. Lansia diharapkan juga untuk
kemampuan berhitung, kemampuan belajar terus aktif bersosialisasi dan melakukan
dan kemampuan pengertian bahasa. kegiatan-kegiatan yang ada dilingkungan
Kemampuan pengertian bahasa merupakan sekitarnya untuk mengasah kemampuan
suatu indikator seluruh perkembangan intelektualnya, karena hal ini akan dapat
seseorang, jika seseorang tidak mampu membantu lansia untuk menekan
mengerti bahasa dengan baik maka dapat kemunduran kognitifnya. Keluarga juga
menimbulkan kesulitan berkomunikasi dan diharapkan untuk bekerjasama dengan
mengungkapkan perasaan dan keinginanya. dokter dan tim terapi dalam menangani
Lansia yang mengalami stroke juga akan gangguan kemampuan pengertian bahasa
mempengaruhi kemampuan intelektualnya yang dialami oleh lansia, serta
yang berarti seseorang tersebut akan pendampingan terus dalam pemenuhan
menjadi mudah lupa terutama untuk hal-hal kehidupan sehari-hari lansia, sehingga
yang baru dan nama orang, mengalami lansia dapat dipertahankan pada derajad
disorientasi waktu dan tempat, sangat kesehatan yang optimal.
bergantung pada orang lain ketidak
mandirian dan inaktif yang total, dan
bahkan tidak mengenali lagi anggota Daftar Pustaka
keluarganya. Sehingga mereka sangat
membutuhkan dukungan setiap anggota
keluarga untuk membantu dalam aktivitas Aisah, (2009). Ensiklopedia Keperawatan.
hidupnya sehari-hari. Jakarta: Salemba Medika.
Azizah, Ma'rifatul, Lilik, (2011),
Keperawatan Lanjut Usia,
Simpulan Yogyakarta: Graha Ilmu
Boedhi, Darmojo, (2009). Geriatri Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta:
Lansia di Instalasi Rawat Jalan FKUI.
Rumah Sakit baptis Kediri dengan usia 70- Budianto, Anang, (2005). Guidance to
80 tahun sebagian besar telah mengalami Anatomy III (revisi). Surakarta:
demensia sedang dan ringan dan Keluarga Besar Asisten Anatomi
mengalami gangguan pengertian bahasa, FKUNS.
semakin tinggi tingkat demensianya Chris, (2009). Ensiklopedia Keperawatan.
semakin meningkat pula gangguan Jakarta: Salemba Medika.
pengertian bahasa, sehingga peran Depdiknas, (2012). Afasia Bahasa.
pendapingan keluarga dalam proses interksi http//c:/users/user/dowloads/afasia/
sosial sehari hari sangat diperlukan, agar bahasa-Wilkipedia. Tanggal 12
lansia tetap memperoleh kualitas hidup Desember 2012. Jam 20.00 WIB.
yang optimal.

20
Jurnal STIKES
Vol. 7 No. 1, Juli 2014

Hartati, Sri, (2010). Jurnal Clock Drawing


Asesmen untuk lansia dengan
Demensia.http://costrie.ganes@gma
il.com/. Tanggal 5 Desember 2012.
Jam 21.14 WIB.
Hendra, (2009). Tes Afasia Unuk Diagnosis
Informasi Rehabilitasi. Jakarta:
FKUI
Kusharyadi, (2010). Asuhan Keperawatan
pada Klien lanjut usia. Jakarta:
Salemba Medika
Kusumawati, (2007). Mengenal Demensia
Pada Lanjut Usia. http://berita
iptek.com. Tanggal 11 Maret 2013
Jam 17.00
Martono, Hudi, (2004). Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut edisi-3. Jakarta: FKUI
Mudakir, (2006). Komunikasi
Keperawatan. Yogjakarta: Graha
Ilmu
Najamudin, Muhammad, (2010). Tanya
Jawab Kesehatan lansia.
Yogyakarta: Tunas Plubising.
Nugroho, Wahjudi, (2008). Keperawatan
Gerontik dan Geriatri. Jakarta: EGC
Ririn, (2008). Demensia (kepikunan).
http://mitrakeluarga.com/kemayora
n/ kesehatan008.html. Tanggal 11
Desember 2012 Jam 17.00
Sidiarto, Lily, Djokosetio, (2009). Afasia
Gangguan Komunikasi Pasca
Stroke Otak. Jakarta: FKUI.
Wibowo, (2007). Demensia.
http://medicastore.com. Tanggal 11
maret 2013. Jam 17.15
Watson, Roger, (2003). Perawatan Pada
Lansia. Jakarta: EGC

15
21

You might also like