You are on page 1of 34

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

‫‪10 KESALAHAN DIMASA COVID 19‬‬

‫‪MUQODDIMAH‬‬

‫إن الحمد هلل نحمده‪ ،‬ونستعينو‪ ،‬ونستغفره‪ ،‬ونستهديو‪ ،‬ونعوذ باهلل‬


‫من شرور أنفسنا‪ ،‬ومن سيئات أعمالنا‪ ،‬ومن يهده اهلل فال مضل لو‪ ،‬ومن‬
‫يضلل فال ىادي لو‪ ،‬وأشهد أن ال إلو إال اهلل وحده ال شريك لو‪ ،‬وأشهد‬
‫أن محمدا عبده ورسولو‪.‬‬
‫آمنُواْ اتَّ ُقواْ اهللَ َح َّق تُ َقاتِ ِو َوالَ تَ ُموتُ َّن إِالَّ َوأَنتُم‬ ‫َ َ‬ ‫ين‬ ‫{يا أَيُّها الَّ ِ‬
‫ذ‬ ‫َ َ‬
‫ُّم ْسلِ ُمو َن}‪.‬‬
‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها‬‫سوِ‬ ‫َّ ِ‬
‫َّاس اتَّ ُقواْ َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُكم ِّمن نَّ ْف ٍ َ‬ ‫{يَا أَيُّ َها الن ُ‬
‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِيراً َونِ َساء َواتَّ ُقواْ اهللَ الَّ ِذي تَ َساءلُو َن بِ ِو‬ ‫َزْو َج َها َوبَ َّ‬
‫ام إِ َّن اهللَ َكا َن َع َل ْي ُك ْم َرقِيبًا}‪.‬‬
‫َواألَ ْر َح َ‬
‫صلِ ْح لَ ُك ْم‬ ‫ُْ‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫د‬
‫ً‬ ‫ي‬ ‫ِ‬
‫د‬ ‫س‬ ‫ال‬
‫ْ َ‬ ‫ً‬‫و‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫وا‬‫ُ‬‫ل‬‫و‬‫ُ‬‫ق‬‫و‬‫َ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫ال‬ ‫وا‬ ‫ق‬
‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ات‬ ‫وا‬ ‫ن‬
‫ُ‬ ‫آم‬ ‫ين‬ ‫ِ‬
‫{يَا أَيُّ َها الَّ َ َ‬
‫ذ‬
‫أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَغْ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َوَمن يُ ِط ْع اللَّ َو َوَر ُسولَوُ فَ َق ْد فَ َاز فَ ْوًزا‬
‫يما}‪.‬‬ ‫َع ِ‬
‫ظ‬
‫ً‬
‫أما بعد‪:‬‬
‫فإن أصدق الحديث كتاب اهلل تعالى‪ ،‬وأحسن الهدي ىدي محمد‬
‫صلى اهلل عليو وسلم‪ .‬وشر األمور محدثاتها‪ ،‬وكل محدثة بدعة‪ ،‬وكل‬
‫بدعة ضاللة‪ ،‬وكل ضاللة في النار‪.‬‬

‫‪1‬‬
Saat ini hampir diseluruh dunia terjangkit -
dengan taqdir Allah semata- wabah covid 19
dan bahkan sudah dinyatakan sebagai pandemi.
Ada beberapa prinsip besar dalam islam
yang harus kita ketahui lalu kita amalkan dan
terapkan dimasa covid 19 agar sikap, tindakan
dan aqidah kita benar sesuai bimbingan islam
yang mulia ini, juga kita bisa ikut andil dengan
memberi ilmu ini kepada siapa saja dari
masyarakat yang mau menerimanya.

PRINSIP PERTAMA

Semua bimbingan terkait ibadah dan hal-hal


keagamaan dimasa covid 19 harus kembali
kepada fatwa ulama besar masakini,
berkoordinasi dengan pemerintah dalam hal ini
KEPALA NEGARA dan KEMENAG.
Tidak dibenarkan semua pihak ikut bicara,
memutuskan, menilai, atau menghukumi
karena bukan yang berkompeten dan bukan
ahlinya.
Allah taala berfirman :
.)34:‫الذ ْك ِر إِ ْن ُك ْنتُ ْم َال تَ ْعلَ ُمو َن (النخل‬
ِّ ‫اسأَلُوا أ َْىل‬
َ ْ َ‫ف‬

2
“Bertanyalah kepada ahlud dzikri
(ulama’/pemerintah) apabila kalian tidak
mengetahuinya” (QS.An-Nahl:43).
Rosulullah ‫ صلى اهلل عليو وسلم‬bersabda :

َ‫اعة‬ َّ ‫إِذَا ُو ِّس َد األَ ْم ُر إِلَى غَْي ِر أ َْىلِ ِو فَانْ تَ ِظ ِر‬


َ ‫الس‬
“Apabila suatu perkara/urusan diserahkan
kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah
kebinasaan” (HR.Bukhori:59).

PRINSIP KEDUA

Kebijakan-kebijakan, arahan-arahan dan


edaran-edaran terkait covid 19 adalah
WEWENANG PEMERINTAH semata, setelah
mendengarkan masukan dari ulama, para
medis dan orang-orang yang kompeten dalam
bidangnya.
Dalam islam ulama dan umaro serta para
ahli dalam bidangnya adalah AHLUL HALLI WAL
'AQDI yang punya wewenang dalam
memutuskan kebijakan saat terjadi NAWAZIL
(kasus besar kontemporer).

3
Pandemi covid 19 termasuk nawazil dengan
kesepakatan ulama masakini bahkan dunia
international.
Maka kasus ini bukan ranah -mohon maaf-
ormas atau parpol atau takmir masjid atau
komunitas tertentu, pihak2 ini hanya bisa
memberikan masukan kepada ahlul halli wal
'aqdi diatas.
Allah taala berfirman :
‫ول‬ َّ ‫ف أَذَاعُوا بِ ِو َولَ ْو َردُّوهُ إِلَى‬
ِ ‫الر ُس‬ ِ ‫ْخو‬َ ‫ل‬ ‫ا‬ ِ
‫و‬ َ
‫أ‬ ِ
‫ن‬ ‫م‬ َ
‫األ‬
ْ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫وإِذَا جاءىم أَمر‬
ْ ْ َ ٌْ ْ َُ َ َ
ْ َ‫ين يَ ْستَ ْنبِطُونَوُ ِم ْن ُه ْم َولَ ْوَال ف‬
‫ض ُل اللَّ ِو‬ َ
ِ َّ‫وإِلَى أُولِي ْاألَم ِر ِم ْن هم لَعلِموُ ال‬
‫ذ‬ َ َ ُْ ْ َ
.)34:‫الش ْيطَا َن إَِّال قَلِ ًيال (النساء‬ َّ ‫َعلَْي ُك ْم َوَر ْح َمتُوُ َالتَّبَ ْعتُ ُم‬

“Dan apabila datang kepada mereka suatu


berita tentang keamanan ataupun ketakutan,
mereka langsung menyiarkannya. Dan kalau
mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil
Amri di antara mereka, tentulah orang-orang
yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan
Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan
rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja
(di antaramu)” (QS.An-Nisa’:83).

4
PRINSIP KETIGA

Kewajiban setiap muslim secara khusus dan


setiap warga NKRI secara umum adalah taat
dan patuh kepada bimbingan ulama dan
kebijakan umaro terkait covid 19 krn tuk
keselamatan nyawa bersama dan
kemaslahatan bersama.
Sangat tidak pantas dan sangat melanggar
moral dan prinsip agama segala tindakan
penggembosan,penenta gan dan penyelisihan
thd bimbingan ulama dan kebijakan umaro
dalam bab covid 19.
Allah taala berfirman:
‫ول َوأُولِي ْاألَ ْم ِر ِم ْن ُك ْم فَِإ ْن‬ َ ‫الر ُس‬
َّ ‫َطيعُوا‬ ِ ‫َطيعوا اللَّو وأ‬
َ َ ُ
ِ ‫ياأَيُّها الَّ ِذين آمنُوا أ‬
َ َ َ َ
‫ول إِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ْؤِمنُو َن بِاللَّ ِو َوالْيَ ْوِم‬ َّ ‫تَنَ َاز ْعتُ ْم فِي َش ْي ٍء فَ ُردُّوهُ إِلَى اللَّ ِو َو‬
ِ ‫الر ُس‬
.)95:‫َح َس ُن تَأْ ِو ًيال (النساء‬ ‫أ‬‫و‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫خ‬
َ ‫ك‬
َ ِ‫ْاْل ِخ ِر َذل‬
ْ َ ٌْ
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di
antara kalian, Kemudian jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
5
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya” (QS.An-nisa:59).
ULIL AMRI dalam ayat ini adalah umaro, ada
yang berpendapat ulama, ada pula yang
mangatakan ulama dan umaro.
Semuanya benar, tidak ada yang salah
karena kedua pihak yaitu ulama dan umaro
dalam islam adalah ULIL AMRI dalam ranahnya
masing-masing.
Ketaatan kepada ulil amri dalam masalah
lalulintas saja wajib apalagi dalam masalah
covid 19 yang sdh nyata membahayakan dunia
bahkan sdh banyak yang jadi korban.

PRINSIP KEEMPAT

Dalam islam, segala mafsadah,


kemadhorotan apapun bentuk dan ragamnya,
dan hal-hal yang memadhorotkan orang lain
apapun bentuknya adalah HARAM, sebuah
tindakan dosa yang tercela apalagi sampai
pada tingkat membahayakan nyawa orang lain.
Rosulullah ‫ صلى اهلل عليو وسلم‬bersabda:
ِ ‫ضرر وَال‬
‫ض َر َار‬ َ َ َ َ ‫َال‬
6
“Tidak ada kemadhorotan dan tindakan
memadhorotkan orang lain dalam islam”
(HR.Ahmad:2865).
Segala bentuk tindakan, gerakan, amalan,
stetmen dan lainnya yang bisa membahayakan
nyawa masyarakat dimasa covid 19 ini adalah
haram hukumnya.
Kalau dalam hal ibadah maka tidak boleh
dilakukan dengan cara yang membahayakan
dan diganti dengan cara yang aman.

PRINSIP KELIMA

Kewajiban amar makruf nahi mungkar


dimasa pandemi covid 19 ini harus tetap
dijalankan karena secara riil ditengah
masyarakat masih banyak yang melanggar
bimbingan ulama dan arahan serta kebijakan
pemerintah.
Namun dengah cara yang bijak,bahasa lebih
umum dan disertai dengan solusi-solusi agar
kesalahan bisa diredam, masyarakat lebih
faham dan mudah diarahkan kepada hal positif
sesuai bimbingan ulama dan arahan
pemerintah.

7
Harapanya semua patuh dan taat sehingga
wabah covid 19 segera berakhir dan diangkat
oleh Allah taala dari bumi pertiwi secara
khusus dan dunia secara umum, amiin.
Rosulullah ‫ صلى اهلل عليو وسلم‬bersabda:

‫ فَِإ ْن لَ ْم‬،‫ فَِإ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِلِ َسانِ ِو‬،‫َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك ًرا فَ لْيُ غَيِّ ْرهُ بِيَ ِد ِه‬
.)35:‫ان (رواه مسلم‬ ِ ‫اْليم‬ ِْ ‫ف‬
ُ ‫ع‬ ‫ض‬
ْ َ
‫أ‬ ‫ك‬َ ِ‫ وذَل‬،‫يست ِطع فَبِ َق ْلبِ ِو‬
َ َ َ ْ َْ َ
“Barang siapa di antara kalian yang melihat
kemungkaran, maka hendaklah ia merubah
(mengingkari) dengan tangannya, jika tidak
mampu hendaklah ia merubah (mengingkari)
dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah
ia merubah dengan hatinya, dan itulah
keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim:49).
Salah satu upaya amar makruf nahi mungkar
dimasa ini adalah dengan menulis ttg
KESALAHAN-KESALAHAN DIMASA COVID 19
supaya bisa ditinggalkan, dijauhi dan
dihindarkan dari diri dan kelurga lalu
masyarakat dan bangsa.
Semoga Allah taala senantiasa
menganugrahkan kepada kita semua
ketabahan, kesabaran dimasa covid 19 dan
semoga Allah taala memberikan taufiq kepada
8
kita semua agar selalu intropeksi diri dan
banyak taubat serta banyak ibadah terutama
saat momen romadhon.
Dan semoga Allah taala segera mengangkat
wabah covid 19 ini dari muka bumi, Amiin yaa
robbal 'aalamiin.

Sidayu,
Ahad 3 Romadhon 1441 H /26 April 2020 M.

Ditulis oleh :
Abu Abdillah Afifudin As Sidawy ‫حفظو اهلل تعالى‬

9
10 KESALAHAN DI MASA COVID 19
‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬
Sengaja kita menulis tentang kesalahan-
kesalahan yang terjadi di masa pandemi covid
19 supaya bisa diambil ibrohnya lalu
ditinggalkan karena Allah dan menggantinya
dengan kebaikan dan perbaikan serta hal-hal
yang benar lagi bermaslahat.

KESALAHAN PERTAMA

Menganggap remeh dan mengentengkan


pandemi covid 19 dengan beragam stetmen
dan tindakan yang bisa membahayakan dirinya
atau orang lain, akan disebutkan diantaranya
dalam poin-poin berikutnya.

KESALAHAN KE DUA

Terlalu berlebihan dalam menyikapi


pandemi covid 19 sampai shock, depresi,
ketakutan yang sangat, ada yang sampai stroke,
kena jantung, darah tinggi dan tidak bisa
aktifitas sama sekali.

10
KESALAHAN KE TIGA

Menyakini bahwa covid 19 yang mematikan


korban, ini adalah aqidah yang rusak karena
meyakini ada yang mematikan dan
menghidupkan selain Allah, juga secara riil
korban covid 19 beragam kondisi, ada yang
mati, ada yang masih berjibaku dalam sakit,
ada yang sembuh, semua itu dengan taqdir
Allah.
Yang benar adalah bahwa covid 19 salah
satu virus yang bisa menyebabkan kematian
dengan taqdir Allah. Jangan meremehkan,
namun jangan pula memiliki aqidah yang rusak.

KESALAHAN KE EMPAT

Tidak menghiraukan bahkan terkesan


menentang imbauan-imbauan pemerintah
terkait covid 19, seperti : imbauan sholat 5
waktu dirumah, jum'atan diganti dhuhur 4
rokaat di rumah, sholat taraweh di rumah,
sholat ied di rumah tanpa khotbah,
menghindari kerumunan baik dalam moment
olah raga, keagamaan, pengajian, pernikahan,
takziyah, pemakaman jenazah dll yang sudah
11
diedarkan pemerintah pusat maupun daerah
terutama tuk wilayah-wilayah zona merah.
Padahal imbauan-imbauan tersebut :
a. Sesuai dengan fatawa kibar ulama.
b. Datang dari pemerintah yang mana
muslimin diperintah tuk patuh dan taat.
c. Untuk kemaslahatan bersama dan
perbaikan bersama.
d. Upaya pencegahan dan ikhtiyar mubah
bahkan syar'i dalam memutus mata rantai
covid 19.
Oknum atau pihak yang tidak menghiraukan
bahkan terkesan menentang himbauan
pemerintah sengaja atau tidak telah
melakukan tindakan-tindakan yang tercela :
a. Mengancam keselamatan diri bahkan
nyawanya.
b. Membahayakan orang lain dengan
tindakannya.
c. Tidak adanya kepatuhan dan ketaatan
kepada penguasa muslim, ini merupakan
kerusakan aqidah menyerupai faham
khowarij dan link-linknya.
d. Menyelisihi bimbingan ulama kibar dalam
NAWAZIL, ini adalah tanda penyimpangan.

12
KESALAHAN KE LIMA

Optimisme tinggi dan berfikir positif yang


berujung kepada :
a. Sikap meremehkan dan menyepelekan
pandemi covid 19.
b. Tidak ada usaha PHBS dan CTPS pada diri
dan keluarganya.
c. Tidak mengindahkan imbauan-imbauan
pemerintah bahkan cenderung menyelisihi
dan menentang.
d. Bahkan melakukan dengan sengaja(nekat)
atau kelalaian akut hal-hal yang
membahayakan diri dan lingkungannya,
seperti : membuat kerumunan dan
semisalnya.
e. Bahkan menganggap tidak ada pandemi
covid 19 dan meyakininya sebagai sebuah
makar atau strategi perang atau politik atau
strategi ekonomi dll dari pihak-pihak
tertentu.

Adapun optimisme dan berfikir positif yang


disertai dengan :
a. Rasa tawakkal yang tinggi kepada Allah
semata.

13
b. Berdo'a dan ta'awwudz kepada Allah dari
pandemi dan ragam penyakit.
c. Ikhtiyar maksimal secara syar'i dan mubah
sesuai arahan medis dan pemerintah.
d. Meningkatkan kewaspadaan terhadap covid
19.
e. Memberi sumbangsih yang dia mampu
untuk masyarakatnya baik itu edukasi-
edukasi atau bantuan sosial.
f. Lebih menyemangati diri tuk melakukan
yang syar'i atau hal-hal positif dan
mensuport lingkungannya untuk berbuat
yang sama, maka sikap seperti ini yang
seharusnya ditunjukkan oleh setiap muslim
dan semua lapisan anak bangsa dalam
menghadapi covid 19.

KESALAHAN KE ENAM

Menyibukkan diri dengan berita tentang


covid 19 yang berefek :
a. Mencari info dari sumber-sumber yang tidak
jelas atau tidak bertanggung jawab.
b. Semakin membuat dirinya shock, depresi
dan ketakutan yan berlebih.

14
c. Pudarnya semangat tawakkal kepada Allah
dan tidak ada selera berikhtiyar syar'i atau
mubah sesuai arahan medis dan pemerintah.
d. Tidak ada semangat hidup, pasrah untuk
mati, hilang selera makan dll.

Namun bila sibuk terkait covid 19 yang


membawa kemaslahatan diri dan lingkungan,
seperti :
a. Mengambil info-info dari sumber resmi
pemerintah atau sumber-sumber yang
dapat dipertanggung jawabkan.
b. Yang dengan itu maklumat dan gambaran
tentang covid 19 semakin jelas baginya.
c. Lalu dia bergerak dengan segenap
kemampuannya untuk :
1. Waspada akan bahaya covid 19.
2. Semakin patuh dan taat dengan imbauan
pemerintah.
3. Memberi arahan2-arahan kepada
keluarga dan masyarakatnya terkait covid
19 sesuai arahan ulama, medis dan
pemerintah.
4. Peka terhadap kondisi masyarakatnya
sehingga dia memberi sumbangsih
dengan edukasi-edukasi dan dana sosial.

15
5. Dan hal-hal lain yang positif.

Maka kesibukan tersebut termasuk dalam


ta'awun alal birri wat taqwa dan bernilai
dakwah dan ibadah.

KESALAHAN KE TUJUH

Berdebat sengit terkait covid 19, membuat


polemik dan perseteruan yang berakibat saling
memusuhi, bertikai, saling caci, saling
menyalahkan, rusak tali persaudaraan dan hal-
hal negatif lainnya.
Padahal di masa pandemi seperti ini semua
pihak seyogyanya bersepakat :
a. Pandemi covid 19 sangat berbahaya dan
bisa membawa kepada kematian dengan
taqdir Allah.
b. Semua pihak harus PHBS dan CTPS, dimulai
dari diri sendiri lalu keluarga inti dan
kemudian masyarakat.
c. Semua pihak semestinya mematuhi arahan-
arahan ulama, pemerintah dan medis terkait
covid 19, untuk kemaslahatan bersama.
d. Bersinergi dengan kemampuan masing-
masing untuk peduli sesama di masa
16
pandemi ini, yang kaya mengambil
kesempatan untuk berinfaq dan
bershodaqoh, tim medis berjibaku
menangani korban-korban covid 19, para
muballigh memberi edukasi dan bimbingan
syar'i dan masyarakat mematuhi arahan,
semua itu adalah tugas dan amalan mulia di
masa-masa seperti ini.
Waffaqol jamii' limaa yuhibbu wa yardhoo.

KESALAHAN KE DELAPAN

Terlena dengan kondisi sebagian


masyarakat atau pihak yang masih sering
keluar rumah, masih berkerumun dan lainnya
yang berujung kepada tindakan menyepelekan
bahaya covid 19 :
a. Keluar rumah tanpa masker.
b. Tidak perhatian dengan PHBS dan CTPS.
c. Sering berkerumun di cafe atau warung-
warung.
d. Berkerumun di pojok-pojok kampung atau
ujung-ujung gang.
e. Berkerumun bahkan berdesakan di pasar-
pasar tradisional atau modern.

17
f. Nekat melakukan acara-acara yang
mendatangkan kerumunan orang baik itu
pernikahan atau semisal.
g. Nekat keluar masuk wilayah-wilayah zona
merah walau mungkin niatannya baik.

Padahal kalau kita cermati orang-orang yang


ada di luaran sana kondisi mereka beragam :
a. Ada yang sedang mengerjakan tugas mulia
terkait covid 19, seperti :
1. Para tenaga medis yang terus berjibaku
menangani korban covid 19, mereka
dengan tulus berjuang mengorbankan
waktu, tenaga, pikiran, meninggalkan
keluarga dalam waktu yang cukup lama,
bahkan mengorbankan nyawa.
Mereka ini adalah para pahlawan tanpa
tanda jasa di masa pandemi covid 19.
Semoga Allah memberi ketabahan,
kesabaran dan pahala besar kepada
mereka yang ikhlas dalam berjuang di
masa covid 19.
2. TNI / POLRI yang juga tidak kalah sibuknya
mengatur masyarakat dan mengayomi
mereka, baik di jalan raya, di rumah sakit
rujukan covid 19, mengawal para medis

18
yang menangani korban dan tugas mulia
lainnya.
3. Petugas yang membawa jenazah covid 19
dan yang memakamkannya.
Mereka juga bertaruh nyawa untuk
mengurusi tugas mulia ini, karena bukan
jenazah biasa dan tidak semua mau
melakukannya.
Dan pihak-pihak lain yang tidak
disebutkan disini yang punya tugas mulia
dimasa covid 19.
b. Orang-orang pemerintahan yang kadang
harus keluar rumah untuk menangani ragam
problem masyarakat terkait covid 19,
musyawarah, koordinasi dan lainnya dengan
tetap memperhatikan protokoler covid 19.
Mereka semua adalah orang-orang yang
berkompeten dalam bidangnya, harus
disuport dan didoakan dengan kebaikan.
c. Orang-orang yang terpaksa harus keluar
rumah untuk hajat mendesak pribadi dan
atau keluarganya dengan tetap
memperhatikan protokoler covid 19.
d. Atau oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab yang tidak mengindahkan imbauan
pemerintah dan protokoler covid 19.

19
Mereka ini pihak yang harus diarahkan dan
banyak diberi pengertian tentang bahaya
covid 19 bukan dijadikan sebagai hujjah
untuk ditiru dan dicontoh.

KALAU KITA TIDAK BISA MEMBERI ANDIL


DAN SUMBANGSIH TUK MUSIBAH COVID 19
SEPERTI PARA PAHLAWAN DI ATAS, MAKA
PALING TIDAK JANGAN MENJADI OKNUM
ATAU PIHAK YANG MEMBAHAYAKAN DIRI DAN
ORANG LAIN.

KESALAHAN KE SEMBILAN

Melemparkan masalah-masalah ilmiah


untuk dijadikan syubhat yang berujung kepada
meremehkan bahaya covid 19 dan melakukan
tindakan-tindakan yang membahayakan diri
dan orang lain, seperti :
a. Tidak jujur dalam menyampaikan riwayat
perjalanan saat menjalani pemeriksaan.
b. Masih nekat keluar masuk wilayah-wilayah
zona merah.
c. Melanggar imbauan pemerintah yang
memberlakukan PSBB dibeberapa daerah.

20
d. Ketika statusnya ODP atau PDP yang
seharusnya isolasi justru nekat keluar rumah,
atau tidak mau dirawat ditempat karantina
bahkan kabur atau pulang kampung.
e. Bahkan ketika statusnya sudah positif covid
19 yang harus diisolasi ketat dia justru kabur
pulang kampung, atau masih keluar rumah
interaksi dengan banyak pihak.

Padahal tindakan nekat yang dia lakukan


sangat berdampak negatif bagi banyak pihak
dan masyarakatnya, seperti :
a. Membuat orang-orang, masyarakat bahkan
tenaga medis yang sangat diperlukan
tenaganya untuk menangani covid 19
menjadi ODP atau PDP bahkan positif COVID
19.
b. Membuat sebuah wilayah yang tadinya zona
aman menjadi zona kuning bahkan zona
merah, berakibat aktifitas masyarakat dalam
hal ibadah, ekonomi dll terganggu bahkan
terhenti.
c. Memperpanjang dan memperluas
penyebaran covid 19 di tengah masyarakat
atau sebuah bangsa yang membuat banyak

21
pihak semakin panik dan kondisi semakin
runyam.

Di antara masalah ilmiyyah yang dijadikan


syubhat adalah :
A. TIDAK ADA PENYAKIT MENULAR, JANGAN
TAKUT DENGAN CORONA, KALAU
WAKTUNYA SAKIT ATAU MATI PASTI MATI
JUGA TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN
CORONA.
Jawabannya :
1. Di dalam prinsip islam memang tidak ada
penyakit yang menular dengan sendirinya
semua dengan taqdir Allah semata.
Dalam hadits :
‫الَ َع ْد َوى‬
"Tidak ada penyakit menular"
(HR.Bukhori:5707).
2. Sesuatu yang wajib diyakini dalam islam
adalah bahwa semua yang Allah taqdirkan
ada sebabnya dan secara syar'i kita
diperintah untuk menjalankan sebab.
Dalam hadits :

22
ِ ‫فِر ِمن الْمج ُذ‬
‫وم فِ َر َار َك ِم َن ْاألَ َس ِد‬ ْ َ َ َّ
"Larilah kamu dari orang yang kena lepra
seperti engkau lari dari singa"
(HR.Ahmad:9722).
3. Pemahaman yang benar adalah taqdir kita
imani, prinsip bahwa tidak ada penyakit
menular dengan sendirinya kita yakini dan
bimbingan syar'i untuk menjauh dari
penyakit bahkan wabah dan orang-orang
yang menjadi korban wajib kita
laksanakan.
4. Upaya-upaya yang dilakukan ulama dan
pemerintah serta para medis dalam
menangani civid 19 bukan menentang
taqdir namun justru bentuk iman kepada
taqdir dan sekaligus mengamalkan
bimbingan islam dalam menjalankan
sebab syar'i atau mubah.
Bahasa sahabat Umar ‫ رضي اهلل عنو‬:
"Kita lari dari taqdir Allah menuju taqdir
Allah yang lain".

B. KENAPA AKTIFITAS KEBAIKAN SEPERTI :


DAKWAH, PENGAJIAN ATAU IBADAH
23
SEPERTI : JAMA'AH 5 WAKTU DAN
JUM'ATAN DILARANG KARENA CORONA ?
BUKANKAH PANDEMI SEPERTI INI
DIHILANGAKAN DENGAN BANYAK IBADAH
KEPADA ALLAH ?!
Jawabannya :
1. Setiap musibah besar atau fenomena
mengerikan yang terjadi berbeda-beda
dalam menanganinya sesuai dengan
sebab dan kondisinya :
a. Kalau yang terjadi adalah semisal
tsunami, gempa, gunung meletus,
banjir bandang dan semisal maka
diantara solusinya adalah
memakmurkan tempat-tempat ibadah
dengan kegiatan-kegiatan dan amal
sholih sesuai syariat.
b. Kalau yang terjadi adalah pandemi
pada binatang semisal : flu burung,
mars pada onta dan tidak bermutasi
pada manusia maka di antara
solusinya adalah penanganan khusus
terkait hewan tersebut dan sebagai
manusia harus waspada dan ikhtiyar,
Kegiatan ibadah dan ekonomi normal
saja.
24
c. Tapi kalau yang terjadi adalah
pandemi pada binatang yang
bermutasi kepada manusia atau
pandemi pada manusia itu sendiri
seperti kasus covid 19 yang
dampaknya sudah mendunia maka
diantara solusinya adalah dengan
MEMUTUS MATA RANTAI COVID 19.
Upaya-upaya dunia dan imbauan-
imbauan dunia terkhusus ulama dan
pemerintah serta para medis adalah
langkah syar'i dan mubah dalam
menangani covid 19, diantaranya adalah
melarang adanya kerumunan baik
ditempat ibadah, tempat wisata atau
yang lain termasuk larangan jama'ah dan
jum'atan bagi umat islam.
2. Kasus pandemi seperti ini bukan kali
pertama dalam sejarah dunia dan secara
khusus sejarah islam, sudah terjadi
sebelumnya ragam pandemi yang
merenggut nyawa jutaan manusia.
Kalau membaca litelatur-literatur yang
ada kita temukan kenyataan yang sama
atau lebih dahsyat di antaranya adalah

25
penutupan tempat-tempat ibadah dalam
kurun waktu yang lama, diberlakukannya
PSBB bahkan lockdown.
3. Dalam fiqh islam dan ini merupakan
fatwa Ulama-ulama besar sekarang
bahwa dalam kondisi pandemi covid 19
saat ini :
a. Ada udzur tidak berjama'ah sholat 5
waktu di masjid.
b. Ada udzur tidak jum'atan dan diganti
dhuhur 4 rokaat di rumah.
c. Ada udzur tidak taraweh di masjid.
d. Ada udzur tidak ada sholat ied di
lapangan dan dikerjakan di rumah
pada waktunya dengan tata cara yang
sama namun tanpa khotbah.
e. Bahkan ketika kondisinya sangat
membahayakan bukan saja ada udzur
namun sampai pada tingkatan
DILARANG jama'ah dan jum'atan.
Jangankan di masjid-masjid muslimin
secara umum larangan ini
diberlakukan di masjid-masjid tanah
suci makkah dan madinah, adanya
ketentuan ketat untuk masjid
haromain bahkan tidak ada thowaf di
26
depan ka'bah, ada aturan ketat dalam
thowaf.
4. Umat islam masih mungkin ibadah,
taubat dan mendekatkan diri kepada
Allah di rumah-rumah mereka tanpa
membahayakan diri dan masyarakatnya.
Umat islam masih bisa dakwah dari
rumahnya melalui tulisan-tulisan dan
media-media yang ada tanpa
membahayakan diri dan masyarakatnya.
JANGAN MERASA PALING SHOLIH DAN
BERTAQWA DENGAN TINDAKAN YANG
JUSTRU MEMBAHAYAKAN DIRI DAN
MASYARAKAT.
IBADAH DAN TAQWA SERTA DAKWAH
BUKAN DENGAN PERASAAN DAN AKAL
SEMATA.
NAMUN HARUS DENGAN BIMBINGAN
ISLAM DAN ARAHAN ULAMA DAN
PEMERINTAH.

27
KESALAHAN KE SEPULUH

Mengangkat masalah yang diikhtilafkan


ulama dan fuqoha sejak zaman dahulu untuk :
a. Menggembosi atau menyelisihi atau
menentang kebijakan-kebijakan pemerintah
dan ulama masa kini dalam menangani
covid 19.
b. Bahkan menghujat pemerintah dan
membodohkan ulama. Merasa dirinya yang
paling 'alim dan faqih.
c. Lalu melanggar aturan dan edaran
pemerintah dalam pencegahan covid 19.
d. Tetap bandel dan ngeyel dengan apa yang
dia pegangi walau sudah banyak jatuh
korban dengan taqdir Allah dari pihaknya
atau kelompoknya atau orang lain.

Dampaknya sangat nyata jelas negatif, covid


19 menyebar ke banyak daerah bahkan
pelosok yang dahulunya zona aman di antara
sebabnya adalah adanya tipe-tipe oknum
seperti ini.

Masalah yang dimaksud adalah hadits yang


berkaitan dengan wabah THO'UN, apakah itu

28
khusus wabah tho'un sebagaimana pendapat
banyak fuqoha? ataukah umum baik tho'un
maupun wabah semisal secara umum
sebagaimana pendapat sebagian ulama dan ini
yang diamalkan ulama zaman ini dalam
menangani covid 19 ?
Penjelasannya :
1. Kalau sekedar mengkaji masalah ilmiah dan
mencari pendapat yang rojih dengan dalil
tanpa memunculkan polemik apalagi fitnah
dan kegaduhan tidaklah masalah.
Masalahnya adalah bila pendapatnya tidak
sama dengan praktik ulama dan umaro saat
ini lalu dia melakukan tindakan-tindakan
tercela seperti diatas.
2. Terlepas mana yang rojih dari 2 pendapat di
atas, ada hal penting yang perlu
diperhatikan yaitu :
TIDAK SEMUA PENDAPAT YANG KITA
ROJIHKAN DALAM MASALAH KHILAF BISA
KITA AMALKAN DI TENGAH MASYARAKAT.
Adakalanya kita mengamalkan pendapat
yang kita anggap lemah di tengah
masyarakat dalam rangka melembutkan hati
29
mereka atau menjaga persatuan di antara
mereka atau untuk meredam fitnah, bahkan
hal ini sangat dianjurkan ulama dan
termasuk hikmah dalam dakwah.
SELAMA TIDAK MENINGGALKAN YANG
WAJIB ATAU MENERJANG YANG HARAM,
Seperti : sholat pakai sandal.
Haditsnya sangat banyak menunjukkan
bolehnya bahkan sunnahnya, namun bila
kita lakukan akan menimbulkan fitnah maka
tidak kita lakukan dalam rangka meredam
fitnah.
Sementara masalah covid 19 ini terkait
dengan nyawa banyak manusia dan sudah
nyata bahayanya serta sudah banyak
memakan korban.
Tentu orang yang beriman dan berakal
sehat serta bijak akan melaksanakan arahan
pemerintah dan bimbingan ulama dalam
menangani covid 19 walau dia tidak
merojihkan pendapat mereka.
3. Pandemi covid 19 sekarang sudah masuk
dalam kerangka NAWAAZIL (masalah besar
kontemporer).

30
Bimbingan islam dalam bab ini adalah
kembali kepada ulama besar masa kini dan
penguasa, seperti nash al-Quran surat an-
nisa ayat : 83.
Apa yang menjadi fatwa dan bimbingan
ulama kibar masa kini tentang covid 19
itulah yang dipegang dan diamalkan dengan
nash dalil di atas.
Apa yang menjadi keputusan dan kebijakan
pemerintah dalam menangani covid 19
itulah yang menjadi pegangan dan pedoman
dalam menangani covid 19 selama bukan
perkara yang melanggar syar'i.
4. Dengan ulasan di atas menjadi jelas bahwa
sikap hikmah yang benar dalam bimbingan
islam adalah MENJADI WARGA YANG PATUH
DAN TAAT KEPADA ULAMA DAN
PEMERINTAH DALAM MASALAH COVID 19.
BARANGSIAPA YANG MENJALANINYA
DENGAN IKHLAS DAN JUJUR MAKA DIA
MENDAPATKAN PAHALA, MENJAGA
KEAMANAN DIRI, KELUARGA DAN
MASYARAKAT, DAN TIDAK MENJADI SEBAB
KEMADHOROTAN BAGI MASYARAKAT DAN
BANGSANYA.
31
PENUTUP

1. Sesungguhnya masih banyak kesalahan yang


muncul dan terjadi di masa covid 19 baik
dari pribadi maupun komunitas, Kita
cukupkan dengan 10 poin, Semoga bisa
menjadi acuan untuk bisa menilai yang
selainnya.
Intinya semua kesalahan kembali kepada
dua hal :
a. Menyepelekan dan meremehkan
pandemi covid 19.
b. Ketakutan dan kekhawatiran yang
berlebihan terhadap covid 19.
Semoga Allah ta'ala memberi taufiq dan
hidayah kepada kita semua ke jalan dan
sikap yang benar.
2. Masyarakat dalam menanggapi pandemi
covid 19 ada 3 tipe :
a. Masyarakat yang menyepelekan bahaya
covid 19.
b. Masyarakat yang terlalu berlebihan
dalam menanggapi covid 19.
Masing-masing dari dua jenis di atas
secara riil melakukan tindakan-tindakan

32
yang bisa membahayakan diri dan orang
lain.
c. Masyarakat yang bijak dalam melihat
pandemi covid 19, selalu waspada,
mematuhi imbauan ulama dan
pemerintah, berikhtiyar secara syar'i dan
medis yang mubah.
Semoga Allah memberi taufiq kepada kita
untuk bisa bersikap bijak.
3. Sebagai seorang muslim wajib memberi
apresiasi terhadap upaya dan usaha
pemerintah dalam menangani covid 19.
Bentuknya adalah dengan mematuhi dan
mentaati imbauan-imbauan mereka dengan
penuh ikhlas, jujur dan mengharap pahala
dari Allah ta'ala.
4. Para medis yang berjibaku menangani
pasien covid 19 adalah pahlawan bangsa
masa pandemi ini, kita harus suport mereka,
do'akan kebaikan untuk mereka.
5. Sebagai seorang muslim, ujian covid 19 ini
harus disikapi dengan :
a. Sabar dan tabah atas musibah.

33
b. Banyak taubat dan istighfar dari semua
dosa.
c. Perbanyak amal kebajikan dan tinggalkan
kemaksiatan terutama saat momen
ramadhan.
d. Memberi sumbangsih dan andil positif
semampunya.
e. Ikhtiyar secara syar'i dengan ta'awwudz
dan doa, dan secara medis dengan PHBS
dan CTPS.
Semoga Allah ta'ala segera mengangkat
wabah ini dan kita semua bisa aktifitas ibadah
lainnya secara normal.
Aamiin yaa mujiibas saailiin.

Sidayu,
Sabtu 2 Ramadhan 1441 H / 25 April 2020 M.

Ditulis oleh :
Al-Ustadz Muhammad Afifuddin ‫حفظو اهلل تعالى‬

34

You might also like