You are on page 1of 7

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN


GAGAL JANTUNG KONGESTIF DIRUANGAN CVBC (CARDIO VASKULER BRAIN
CENTRE) LANTAI III DI RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Imelda Suratinoyo
Julia V. Rottie
Gresty N. Massi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
E-mail : imeldasuratinoyo.@yahoo.com

Abstract : Congestive heart failure is often difficult to maintain oxygenation and so they then
shortness of breath and anxiety.Anxiety is a reaction to the disease as perceived as a threat,
discomfort. Coping mechanism is a method to adapt to the changes that. Occur. The purpose of the
study was to patients with congestive heart failure at CVBC III floor RSUP.PROF.DR.R.D.Kandou
Manado.The design of this study using cross-sectional. Sample of 33 people, with purposive
sampling method.Data were collected by interview using a questionnaire.The results of the study
found a 12,1% rate of mild anxiety, medium anxiety 48,5% severe anxiety 39,4% and adaptive
coping mechanism 63,6% maladaptive coping 36,4%. The results of hypothesis testing with
Fisher’s exact test shows that the value of p=0,003, p is less than α(0,05).Conclusion that there is a
relationship anxiety levels with coping mechanisms in patients with congestive heart faiure.advice
for hospitals anxiety levels had a significant relationship with coping mechanisms by because it is
for hospitals to be more emphasizing on counseling so that patients can control anxiety and
constructive coping mechanisms.
Key words: anxiety, coping mechanism

Abstrak: Gagal jantung kongestif sering kesulitan mempertahankan oksigenasi sehingga mereka
cenderung sesak nafas dan mengalami kecemasan. Kecemasan merupakan reaksi terhadap
penyakit karena dirasakan sebagai suatu ancaman, ketidaknyamanan. Mekanisme koping
merupakan cara yang dilakukan untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui adakah hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme
koping pada pasein gagal jantung kongestif di Ruangan CVBC Lantai III RSUP.PROF.DR.R.D
Kandou Manado. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional Sampel sebanyak
33 orang, dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan
kuesioner. Hasil penelitian,tingkat kecemasan ringan 12,1%, kecemasan sedang 48,5%, sedangkan
kecemasan berat 39,4% dan mekanisme koping adaptif 63,6%,mekanisme koping maladaptive
36,4%. Hasil uji hipotesis dengan uji Fisher’s exact menunjukan bahwa nilai p=0,003(p<0,05)lebih
kecil dari α(0,05).Kesimpulan, ada hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada
pasien gagal jantung kongestif, Saran Bagi rumah sakit Tingkat kecemasan mempunyai hubungan
yang signifikan dengan mekanisme koping, oleh karena itu bagi pihak rumah sakit untuk lebih
menekankan pada pemberian konseling sehingga pasien dapat mengendalikan kecemasannya dan
melakukan koping yang bersifat konstruktif
.
Kata kunci : Kecemasan, Mekanisme Koping

PENDAHULUAN nutrisi kejaringan tubuh (Smeltzer & Bare


Gagal jantung merupakan 2001).
ketidakmampuan jantung memompakan darah Data yang diperoleh World Health
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan Organization (WHO) tahun 2012
menunjukan bahwa pada tahun 2008 terdapat
1
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

17 juta atau sekitar 48% dari total kematian berkurangnya kepuasan seksual, timbulnya
disebabkan oleh gagal jantung kongestif. Pada krisis finansial, frustasi dalam mencapai
penelitian di Amerika risiko berkembangnya tujuan kebingungan dan ketidakpastian masa
gagal jantung adalah 20% untuk usia ≥40 kini dan masa depan (Smeltzer& Bare,
tahun dengan kejadian >650.000 kasus baru 2001).
yang diagnosis gagal jantung selama beberapa Seseorang dapat mengatasi stress dan
dekade terakhir . kejadian gagal jantung kecemasan dengan menggerakan sumber
meningkat dengan bertambahnya usia. Tingkat koping dilingkungan yang berupa modal
kematian untuk gagal jantung sekitar 50% ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah
dalam waktu lima tahun (Arini, 2015) ,dukungan social dan keyakinan budaya
Prevalensi gagal jantung di Indonesia (Stuart 2007). Mekanisme koping adalah
menurut Riskesdas (2013) Sebesar 0,3data salah satu cara yang dilakukan untuk
prevalensi penyakit ditentukan berdasarkan beradaptasi terhadap stress (Saam &
hasil wawancara pada responden umur ≥15 Wahyuni 2012)
tahun berupa gabungan kasus penyakit yang Penelitian yang pernah dilakukan
pernah di diagnosis dokter atau kasus yang sebelumnya oleh ( Idhaniyati, 2010) sampel
mempunyai gejala penyakit gagal jantung berjumlah 30 responden, memperoleh hasil 5
(Riskesdas, 2013). Di Sulawesi utara sendiri (16,7%) responden mengalami kecemasan
prevalensi gagal jantung mencapai (0,4%) ringan, 20 (66,7%) responden mengalami
untuk yang terdiagnosis dan (0,14%) untuk kecemasan sedang dan 5 (16,7%)
prevalensi gejala. Penyakit gagal jantung respoonden mengalami kecemasan berat.
meningkat seiring dengan bertambanya umur, Dari 25 pasien yang mengalami kecemasan
tertinggi pada umur 65-74 tahun (0,5%) untuk ringan dan sedang, mereka dapat melakukan
yang terdiagnosis, menurun sedikit pada umur mekanisme koping adaptif dan tidak ada
≥75 tahun (0,4%) tetapi untuk gejala tertinggi yang melakukan mekanisme koping
pada umur ≥75 tahun (1,1%) (Riskesdas, 2013) maladaptif .hal ini dikarenakan mereka dapat
Pasien gagal jantung mengalami mengendalikan perasaan cemas yang muncul
peredaran darah sistemik dan sirkulasi yang sehingga mampu mengembangkan
berjalan lambat. Pemindahan O2 dan CO2 mekanisme koping yang konstruktif. 5
dalam paru-paru berlangsung sukar, seluruh responden yang mengalami kecemasan berat,
organ dan jaringan tubuh tidak dapat di penuhi semua melakukan mekanisme koping yang
kebutuhannya akan oksigen dan zat-zat maladaptif.
makanan. Terjadi awitan kesulitan nafas Berdasarkan data awal melalui
mendadak dan perasaan tercekik (Rilantono, observasi data kunjungan pasien di Ruangan
2004). Kecemasan yang terjadi pada CVBC (cardio vaskuler brain centre) lantai
kebanyakan pasien gagal jantung dikarenakan III RSUP. PROF. DR. R. D. Kandou
mereka mengalami kesulitan mempertahankan Manado. Angka penderita gagal jantung tiga
oksigenasi yang adekuat sehingga mereka bulan terakhir agustus - oktober 2015 sekitar
cenderung sesak nafas dan gelisah (Smeltzer& kurang lebih 150 pasien.
Bare, 2001). Kecemasan yang dialami ketika Fenomena yang terjadi saat ini pasien
terjadi serangan adalah kecemasan berat gagal jantung kongestif terus meningkat di
sehingga memerlukan bantuan untuk Ruangan CVBC (Cardio Vaskuler Brain
oksigenasi dan konseling yang tepat. Centre) lantai III RSUP. PROF. DR. R. D.
(Idhaniyati, 2010) Kandou Manado. Pasien gagal jantung sering
Penelitian yang dilalukan Majid , A kesulitan mempertahakan oksigenasi
menunjukan bahwa responden yang sehingga cenderung sesak nafas kecemasan
mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak yang terjadi adalah kecemasan berat.Untuk
45,37% (Majid A, 2010). Kecemasan mengatasi kecemasan dengan menggerakan
merupakan reaksi terhadap penyakit karena sumber koping di lingkungan yang berupa
dirasakan sebagai suatu ancaman modal ekonomi, kemampuan penyelesaian
,ketidaknyaman akibat nyeri dan keletihan, masalah , dukungan sosial dan keyakinan

2
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

budaya. Hal ini sangat menarik perhatian bagi


peneliti untuk melakukan peneliti tentang
hubungan tingkat kecemasan dengan Tabel 1. Distribusi Responden menurut
mekanisme koping pada pasien gagal jantung umur
kongestif
METODE PENELITIAN Umur N %
Penelitian ini menggunakan penelitian
analitik denganr ancangan cross sectional yaitu 30-45 tahun 9 27,3
penelitan hanya diobservasi sekali saja dan 46-60 tahun 10 30,3
pengukuran dilakukan terhadap status karakter 61-75 tahun 14 42,4
atau variabel subjek pada saat pemeriksaan
Jumlah 33 100
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini untuk
mengetahui hubungan tingkat kecemasan Sumber: Data Primer 2016
dengan mekanisme koping pada pasien gagal
Berdasarkan Tabel 1. Umur 33 orang
jantung kongestif di Ruangan CVBC (Cardio
responden terbanyak menurut umur adalah
Vaskuler Brain Centre) lantai III RSUP.
61;75 tahun (42,4%) dan paling sedikit pada
PROF. DR. R. D. Kandou Manado.Penelitian
umur 30-45 tahun (27,3%).Hasil penelitian
ini dilakukan pada bulan 28 oktober- 28
ini sejalan dengan penelitian dilakukan oleh
februari 2016. Penelitian ini dilaksanankan di
Majid (2010) yang menunjukan bahwa gagal
Ruangan CVBC (Cardio Vaskuler Brain
jantung kongestif paling banyak terjadi > 60
Centre) lantai III RSUP. PROF. DR. R. D.
tahun. Menurut (Smeltzer & Bare 2010)
Kandou Manado.Instrumen penelitian ini
bahwa angka kematian akibat penyakit
berupa kuesioner tentang perilaku responden
kardiovaskuler meningkat seiring dengan
terdiri dari dua bagian yaitu tingkat kecemasan
meningkatnya usia. Artinya usia memegang
dan mekanisme koping.
peranan terjadinya penyakit jantung ,
Populasi merupakan wilayah
terkhusus gagal jantung kongestif. Hal ini
generalisasi yang terdiri atas objek / subjek
disebabkan karena terjadinya perubahan/
yang mempunyai kualitas dan karakteristik
penurunan fungsi jantung akibat penuaan.
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudianditarik kesimpulannya. Tabel 2. Distribusi Responden menurut Jenis
(Setiadi, 2013). Populasi dalam penelitian ini Kelamin
adalah seluruh pasien yang ada di Ruangan
CVBC (Cardio Vaskuler Brain Centre) lantai Jenis Kelamin N %
III RSUP. PROF. DR. R. D. Kandou Manado.
Laki-laki 19 57,6
Sampel dilakukan Teknik pengambilan
Perempuan 14 42,4
dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Jumlah sampel 33 responden dari 50 Jumlah 33 100
responden. 10 responden terekslusi dalam Sumber: Data Primer 2016
penelitian ini, yaitu 7 orang tidak bersedia
menjadi responden dan 10 orang mengalami Berdasarkan Tabel 2. jenis kelamin,
penurunan kesadaran Kriteria Inklusi: pasien laki-laki berjumlah 19 orang (57,6%)
Responden yang dirawat di Ruangan CVBC dan perempuan 14 orang (42,4%).Hasil
(Cardio Vaskuler Brain Centre) lantai III penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
RSUP. PROF. DR. R. D. Kandou Manado, (Nugroho 2015) juga menunjukkan bahwa
Responden yang berusia 30-75 tahun. Kriteria jenis kelamin yang paling banyak menderita
Eklusinya: Responden dalam keadaan tidak gagal jantung kongestif baik umur lanjut
sadar atau kelemahan tubuh. adalah jenis kelamin laki-laki. Faktor resiko
HASIL DAN PEMBAHASAN gagal jantung kongestif pada perempuan
Penelitian di lakukan di ruangan CVBC (cardio cenderung lebih rendah dibandingkan laki-
vaskuler brain centre) Lantai III RSUP. PROF. laki karena perempuan memiliki hormon
DR. R. D. Kandou Manado estrogen yang dapat menghasilkan high

3
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

density lipoprotein (HDL). Namun pada Tabel 5. Distribusi Responden menurut


kondisi menurunnya atau hilangnya kadar Tingkat Kecemasan
estrogen pada perempuan pada saat menopause
menyebabkan peningkatan kadar trigliserida Tingkat Keemasan N %
dan penurunan lemak total, sehingga wanita
menopause lebih beresiko terkena penyakit Ringan 4 12,1
jantung ( Tatsanavivat 2008 dalam Darma, Sedang 16 48,5
2013). Berat 13 39,4
Jumlah 33 100
Tabel 3. Distribusi Responden menurut
Pendidikan Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 5. penelitian ini
Pendidikan N %
didapatkan bahwa jumlah tingkat kecemasan
SD 2 6,1 sedang lebih banyak dari.
SMP 9 27,3 Kecemasan ringan dan berat. Menurut
SMA 18 54,5 (Townsend 2005) pada tingkat kecemasan
SI 4 12,1 sedang memungkinkan seseorang untuk
Jumlah 33 100 memusatkan pada masalah yang penting dan
Sumber: Data Primer 2016 mengesampingkan yang lain sehingga
Berdasarkan Tabel 3. Pada penelitian seseorang mengalami perhatian yang selektif
diperoleh data responden berpendidikan SMA namun dapat melakukan sesuatu yang
sederajat yang paling banyak 54,4% dan yang terarah. Hasil penelitian ini sejalan dengan
paling sedikit berpendidikan SD 6,1% latar penelitian yang dlakukan (Idhaniyati 2010).
belakang pendidikan erat kaitanya dengan Dimana terdapat kecemasan sedang yang
tingkat pengetahuan seseorang (Smeltzer lebih banyak dari pada kecemasan ringan
2001).Responden dengan tingkat pendidikan dan berat.
terakhirnya SMA cenderung lebih cemas Tabel Mekanisme 6. Distribusi Responden
dibandingkan pendidikan, SMP dan menurut
SD.(Mulyanna 2011).
Mekanisme Koping N %
Tabel 4. Distribusi Responden menurut
Adaptif 21 63,6
Pekerjaan
Maladaptif 12 36,4
Jumlah 33 100
Pekerjaan N %
Sumber: Data Primer 2016
IRT 9 27,3 Berdasarkan Tabel 6. menunjukan
Petani 4 12,1 hasil bahwa responden dengan mekansime
PNS 3 9,1 koping adaptif lebih banyak dari yang
Wiraswasta 11 33,3 maladaptif Menurut (Nursalam 2007)
Pensiunan 6 18,2 mekanisme koping terbentuk melalui
Jumlah 33 100 proses belajar dan mengingat, belajar yang
Sumber: Data Primer 2016 dimaksud adalah kemampuan beradaptasi
pada pengaruh faktor internal dan eksternal,
Berdasakan Tabel 4. Responden yang bila mekanisme koping berhasil maka
paling banyak adalah sebagai wiraswasta orang tersebut dapat beradaptasi terhadap
33,3% dan paling sedikit sebagai PNS 9,1%. perubahan yang terjadi. Hasil penelitian ini
Hasil peneitian yang dilakukan oleh Nugroho sejalan dengan penelitian .(Mulyanna
(2015), kejadian gagal jantung kongestif paling 2011). Dimana responden yang mekanisme
banyak adalah wiraswata sebesar 40% . koping adaptif lebih banyak dibandingkan
Pekerjaan seseorang erat kaitannya dengan mekanisme maladaptif.
tingkat aktivitas dan istirahat seseorang
(Smeltzer & Bare 2010)
4
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

Tabel 7. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Manado.Artinya hipotesis nol ( ) ditolak


Mekanisme Koping Pada Pasien Gagal Jantung dan hipotesis alternatif ( ) diterima.
Kongestif di ruangan CVBC (cardio vaskuler
brain centre) Lantai III RSUP. PROF. DR. R. D. SIMPULAN
Kandou Manado Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
Tingkat Mekanisme Koping Sebagian besar pasien gagal jantung
Total P
kecemasan kongestif di ruangan CVBC (cardio vaskuler
Adaptif Maladaptif
N N n
brain centre) Lantai III RSUP. PROF.DR.R.
Ringan 17 3 20 D Kandou Manado responden terbanyak
sedang 85,0 15,0 20,0 berumur 61-75 tahun dengan jenis kelamin
Berat
4 9 13
0,003 laki-laki, tingkat pendidikan SMA dan
30,8 69,2 13,0 pekerjaann Wiraswasta. Sebagian besar
21 12 33 pasien gagal jantung kongestif di kongestif
Jumlah
63,6% 36,4% 100%
di ruangan CVBC (cardio vaskuler brain
Sumber: Data Primer 2016
centre) Lantai III RSUP. PROF.DR. R. D.
Berdasarkan Tabel 7. hasil penelitian
Kandou Manado.berada pada tingkat
di Ruangan CVBC (cardio vaskuler brain
kecemasan ringan dan sedang. Sebagian
centre) Lantai III RSUP. PROF.DR. R. D.
besar pasien gagal jantung kongestif di
Kandou Manado, maka pembahasan ini guna
kongestif di ruangan CVBC (cardio vaskuler
untuk mengetahui hubungan antara tingkat
brain centre) Lantai III RSUP. PROF.DR. R.
kecemasan dengan mekanisme koping pada
D. Kandou Manado yang melakukan
pasien gagal jantung kongestif. Data disajikan
mekanisme koping adaptif.
dalam bentuk tabel 3x2 dan dilakukan uji
DAFTAR PUSTAKA
Person Chi Square,hasil uji ditemukan nilai
harapan < 5 pada 3 cell,oleh karena itu Anurogo, D & Wulandari, (2012) Penyakit
besaran sampelnya kurang dari 40 yang Yang Banyak Ditemukan Di
mempunyai syarat tidak boleh ada cell yang
nilai harapannya < 5 berarti tidak boleh Masyarakat Ed. I. Andi
memenuhi syarat uji, maka dilakukan .Yogyakarta
pengabungan nilai cell yang kecil agar
membentuk tabel 2x2 yakni pada variabel Arini (2015), Studi Penggunaan Obat Pada
independen kategori kecemasan ringan sedang Pasien Gagal Jantung Yang di
dan kategori kecemasan berat dan dilakukan Rawat Inap di RSUD.
uji Chi Square. Namun pada data penelitian ini DR.Soetomo.Surabaya.
tidak memenuhi syarat untuk menggunakan uji http://repository.wima.ac.id
Chi square. Karena terdapat 1 sel (25%) yang Diakses 14 oktober 2015 jam
mempunyai nilai expected kurang dari 5.
14.00wita
Sementara syarat untuk uji Chi square adalah
sel yang mempunyai nilai expected kurang dari Bararah Taqiyyah & Jauhar Mohammad,
5, maksimal 20% dari jumlah sel. Karena
(2013), Asuhan Keperawatan
syarat uji Chi square tidak terpenuhi, maka
pada penelitian ini menggunakan uji Panduan Lengkap Menjadi
alternatifnya, yaitu uji Fisher’ exact, Perawat Profesional, Prestasi
menunjukan bahwa nilai signifikansi dalam Pustakaraya, Jakarta
penelitian ini adalah 0,003 untuk 2 sided ( two
tail) karena nilai p< 0,05, maka dapat Gunarsa Singgih & Gunarsa Yulia, (2012),
disimpulkan bahwa ada hubungan antara Psikologi Perawatan Cet
tingkat kecemasan dengan mekanisme koping 1.Libri.Jakarta
pada pasien gagal jantung kongestif di
Ruangan CVBC (cardio vaskuler brain centre) Ihdhaniyai,(2010) Hubungan Tingkat
Lantai III RSUP. PROF.DR. R. D. Kandou Kecemasan Dengan Mekanisme
5
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

Koping Pada Pasien Gagal Saam & Wahyuni, (2012), Psikologi


Jantung Kongestif Di RSU Pandan Keperawatan. PT Raja Grafindo
Arang Persada,
Boyolali.https://publikasiilmiah.ums.
ac.id.Diakses 14 oktober 2015 Jakarta

Kasron, (2012), Kelainan dan Penyakit Suyanto, (2011), Metodologi dan Aplikasi
Jantung Nuha Medika, Yogyakarta Penelitian Keperawatan Nuha

Majid Abdul, (2010), Analisis Faktor-faktor yang Medika,Yogyakarta


Berhubungan dengan kejadian Setiadi, (2013), Konsep dan Praktik
Rawat Inap Ulang Pasien Gagal Penulisan Riset Keperawatan Yogyakarta:
Jantung Kongestif di Rumah Sakit Graha
Yogyakarta
Ilmu
Mulyanna, (2011), Hubungan Tingkat
Kecemasan dengan Mekanisme Smeltzer, S.C.,&Bare,B.G.,(2001), Buku
Koping Pada Pasien gagal jantung Ajar Keperawatan Medikal
kongestif di RS. DR. Wahidin Bedah,Edisi Kedelapan.Volume I
Sudirohusodo Makassar EGC: Jakarta
http://repository.unhas.ac.id diakses
Stuart, (2007), Buku Saku Keperawatan
20 maret 2016
Jiwa,,EGC, Jakarta
Notoatmodjo, (2010) Metodologi Penelitian
Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, &
Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
Setiati, (2009), Buku Ajar Penyakit
Nursalam, (2003), Konsep dan Penerapan Dalam Interna Publishing,Jakarta
Metodologi Penelitian Ilmu
Sula Yasri, (2014), Hubungan Mekanisme
Keperawatan , Salemba Medika ,
Koping Dengan Tingkat
Jakarta
Kecemasan Pasien Stroke Di RS
Nursalam, (2007), Asuhan Keperawatan Bhayangkara,(online) Diakses 17
Pasien Terinfeksi HIV/AIDS, oktober 2015
Salemba Medika ,Jakarta
Taluta Yanes, (2014), Hubungan Tingkat
Riset Kesehatan Dasar, (2013), dalam online Kecemasan Dengan Mekanisme
http://www.litbang.depkes.go.id,dia Koping Pada Penderita Diabetes
kses tanggal 16 oktober 2015 Melitus Tipe II di Poliklinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit
Padila (2012), Keperawatan Medikal Bedah Umum ,Daerah Tobelo Kabupaten
Nuha Medika ,Yogyakarta Halmahera
PSIK FK Unsrat (2013), Panduan Penulisan Utara.ejournal.unsrat.ac.id
Tugas Akhir Proposal & Skripsi, Diakses 1 february 2014
Manado Videbeck, (2008), Buku Ajar Keperawatan
Jiwa EGC ,Jakarta

6
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

Wijaya & Putri (2013), Keperawatan Medikal


Bedah, Nuha Medika ,Yogyakarta

You might also like