You are on page 1of 13

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SELAMAT PADA

PENGEMUDI PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA PT ANEKA GAS


INDUSTRI, SIDOARJO

Friendika Rinanda, Indriati Paskarini


Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Email : frendikarinanda@gmail.com

ABSTRACT
PT. Aneka Gas Industry was one of business, that was engaged in production and distribution sector
of industryal gases included oxygen (O2), nitrogen (N2), Argon (Ar), Acetylene (C2H2), Nitrous Oxide
(N2O), which were distributed by using roadtank, and pick-up trucks. The transporting process could
affect spills, leaks, and fatal conditions such as fire and explosion. Therefore, the safety behavior of
the drivers was very important thing to prevent accidents. This research aimed to study about factors
related to the safety behavior of the drivers who tranport those hazardous chemicals. This research
was a descriptive observation, with cross-sectional design. The subjects were 17 roadtank drivers and
pick-up truck drivers. The research variables were predisposing factors (age, education level, work
experience, knowledge, and attitudes), enabling factors (availability of facilities), and reinforcing
factors (policy and company sanction, supports from friends, leaders and supervisors). The results
showed that the safety behaviors of the drivers at PT. Aneka Gas Industry Sidoarjo, who belong to
behave safe, were 9 people (52.9%). The correlation strength between each variable were analyzed
using contingency coefficient test (C). The results showed that there was a sufficient relationship
between the working period (C = 0.441), knowledge (C = 0.507), and supports from workers (C =
0.441) towards the safety behavior. There was a low correlation between age (C = 0.392), education
level (C = 0.271), and attitudes (C = 0,229) towards the safety behavior. There was a very low
correlation in each availability of facilities (C = 0.91), company policies and sanctions (C = 0.179),
as well as support from leaders and supervisors (C = 0.70) towards the safety behavior. It was
suggested to the company to provide such as training and socialization about safety behaviors in
working, giving complete facilities and supervising the drivers based on current schedule, and also
giving a strict sanction to the drivers who break the rules.

Keywords: safety behavior, predisposing factors, enabling factors, reinforcing factors

ABSTRAK
PT. Aneka Gas Industri merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi dan
distribusi berbagai gas industri meliputi Oksigen (O2), Nitrogen (N2), Argon (Ar), Acetylene (C2H2),
Nitrous Oxide (N2O). Dalam pendistribusian bahan menggunakan roadtank, dan truk bak terbuka.
Dalam proses pengangkutan dapat menimbulkan tumpahan, kebocoran serta dapat berakibat fatal yaitu
kebakaran dan ledakan. Oleh karena itu perilaku selamat pengemudi sangatlah penting untuk
mencegah terjadinya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor yang berhubungan
dengan perilaku selamat pengemudi bagian pengangkutan bahan kimia berbahaya. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif observasional, dengan desain cross sectional. Subjek penelitian ini
adalah 17 pengemudi mobil tangki dan truk terbuka. Variabel penelitian adalah predisposing factors
(umur, tingkat pendidikan, masa kerja, pengetahuan, dan sikap), enabling factors (ketersediaan sarana
dan pra sarana), reinforcing factors (kebijakan dan sanksi perusahaan, dukungan dari teman, dukungan
pimpinan dan pengawas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku selamat pengemudi di PT.
Aneka Gas Industri Sidoarjo yang tergolong berperilaku selamat sebanyak 9 orang (52,9%). Kuat
hubungan antar variabel dianalisis dengan menggunakan uji koefisien kontingensi (C). Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang cukup antara masa kerja (C = 0,441), pengetahuan (C = 0,507),
dan dukungan dari teman kerja (C = 0,441) terhadap perilaku selamat. Terdapat hubungan yang rendah
antara umur (C = 0,392), tingkat pendidikan (C = 0,271), dan sikap (C = 0,229) terhadap perilaku
selamat. Terdapat hubungan yang sangat rendah antara ketersediaan sarana dan pra sarana (C = 0,91),
kebijakan dan sanksi perusahaan (C = 0,179), serta dukungan pimpinan dan pengawas (C = 0,70)

58
59 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:58-70

terhadap perilaku selamat. Disarankan kepada perusahaan untuk mengadakan pelatihan dan sosialisasi
tentang perilaku selamat dalam bekerja, menyediakaan sarana dan pra sarana secara lengkap serta
melakukan pengawasan secara terjadwal dan memberikan sanksi yang tegas pada pengemudi yang
melanggar peraturan.

Kata kunci : perilaku selamat, predisposing factors, enabling factors, reinforcing factors

PENDAHULUAN pengangkutan bahan kimia terdapat


dampak negatif yang bias timbul dari
Perkembangan sektor industri saat interkasi fisik, kimia, dan mekanik antara
ini merupakan salah satu andalan dalam bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan
pembangunan nasional Indonesia yang manusia, kendaraan lain maupun dengan
berdampak positif terhadap penyerapan lingkungan sekitarnya. Upaya menghindari
tenaga kerja, peningkatan pendapatan, dan terjadinya kecelakaan pada truk tangki
pemerataan pembangunan, disisi lain berisikan bahan kimia berbahaya memang
kegiatan industri dalam proses produksinya sangat utama tergantung dari pengemudi
disertai dengan faktor – faktor yang truk tangki. Yang bersangkutan harus
mengandung risiko kecelakaan akibat kerja selalu dalam keadaan sehat dan dalam
maupun penyakit akibat kerja (Suardi, kondisi fit untuk membawa kendaraan
2007). tersebut. Saat mengemudi harus memenuhi
Pembangunan industri di Indonesia batasan kecepatan maksimum dan berhati-
tidak lepas dari penggunaan bahan kimia hati. Pengemudi tidak boleh merokok,
sebagai bahan baku dan bahan pembantu makan, menggunakan handphone ataupun
atau produk. Bahan kimia di salah satu aktivitas lain yang dapat mengurangi
pihak adalah mutlak untuk pembangunan kewaspadaan selama mengemudi.
demi kesejahteraan dan kemakmuran Perawatan mesin dan kondisi kendaraan
bangsa, namun di pihak lain penggunaan pun harus dijaga baik mesin, ban, rem dan
dan pengolahan bahan kimia sering lain-lain, termasuk juga tidak boleh
membawa dampak negatif bagi dilupakan adalah kondisi tangki bahan
keselamatan dan kesehatan pekerja serta kimia itu sendiri.
lingkungan hidup apabila cara maka dapat disimpulkan bahwa
penangannya tidak dilakukan dengan baik. proses pengangkutan bahan kimia harus
(Siswanto, 2009) mendapat perhatian lebih. Karena pada
Penanganan bahan kimia harus dilakukan proses pengangkutan bahan kimia
dengan tepat mulai proses penyiapan berbahaya ini masih sering terjadi
bahan, pengolahan, penyimpanan sampai kecelakaan maka penerapan keselamatan
pengangkutannya karena dapat pengangkutan bahan kimia berbahaya
menimbulkan kondisi tidak aman yang harus dilaksanakan ketika mengangkut
akan berdampak buruk terhadap tenaga bahan kimia berbahaya meliputi
kerja, lingkungan, dan masyarakat seperti persyaratan pengemudi, persyaratan
ledakan, keracunan, dan kebakaran. kendaraan pengangkutan, perlengkapan
Pengangkutan memegang peranan penting keadaan darurat dan peralatan pelindung
dalam pendistribusian produk berupa diri.
bahan kimia berbahaya sampai ke PT. Aneka Gas Industri Wilayah V
konsumen. Sebagai pendukung kelancaran Jawa Timur merupakan salah satu bentuk
proses distribusi bahan kimia berbahaya badan usaha yang bergerak dalam bidang
yang aman perlu dilakukan perhitungan produksi dan distribusi berbagai gas
aspek keselamatan, karena menurut industri meliputi Oksigen (O2), Nitrogen
Keputusan Dirjen Perhubungan Darat (N2), Argon (Ar), Acetylene (C2H2),
Nomor SK.725/AJ.302/DRJD/2004 dalam Nitrous Oxide (N2O), dan lain – lain. Perlu
Friendika R dan Indriati P, Faktor Yang Berhubungan Dengan…60

diketahui bahan kimia yang diangkut dilaksanakan bulan Maret 2014 sampai
tersebut bisa menimbulkan tumpah, april 2014.
kebocoran serta dapat berakibat fatal yaitu Variabel yang digunakan dalam
kebakaran dan ledakan. Berdasarkan penelitian adalah variabel bebas dan
masalah tersebut, maka peneliti mengambil variabel terikat. Variabel bebas meliputi
penelitian yaitu “faktor yang berhubungan predisposing factors ( umur, tingkat
dengan perilaku selamat pada pengemudi pendidikan,masa kerja, pengetahuan dan
pengangkut bahan kimia berbahaya PT. sikap), enabling factors (ketersediaan
Aneka Gas Industri” sarana dan pra sarana) dan reinforcing
Tujuan Penelitian ini adalah factors (kebijakan perusahaan, dukungan
Mempelajari faktor yang berhubungan sari teman kerja dan dukungan dari
dengan perilaku selamat dan faktor yang pimpinan/pengawas).Variabel terikat dari
berhubungan pada penerapan keselamatan penelitian ini adalah perilaku selamat pada
pengemudi kendaraan bahan kimia pengemudi pengangkut bahan kimia
berbahaya di PT. Aneka Gas Industri. berbahaya PT. Aneka Gas Industri.
Data yang dikumpulkan dalam
METODE penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data dalam
Berdasarkan cara pengambilan penelitian ini dengan menggunakan
data, maka penelitian ini bersifat kuisioner dan observasi. Kuesioner akan
observasional, karena data diperoleh dibagi yang nantinya akan diisi oleh
melalui pengamatan dan tidak dilakukan responden (pengemudi) dengan cara
perlakuan terhadap objek penelitian selama wawancara sedangkan lembar observasi
penelitian berlangsung. Berdasarkan waktu untuk mengamati perilaku selamat
penelitian, maka penelitian ini bersifat pengemudi pada proses pengangkutan
cross sectional, karena pengumpulan data bahan kimia berbahaya. Sedangkan data
dilakukan sekaligus pada saat itu juga. Jika sekunder digunakan untuk mengetahui
ditinjau berdasarkan jenisnya, desain gambaran umum PT. Aneka Gas Industri.
penelitian ini adalah penelitian deskriptif Data hasil wawancara dan
karena bertujuan untuk menganalisis observasi disajikan dalam bentuk tabel
hubungan anatara variabel bebas dan tabulasi silang dan di analisis dengan uji
variabel terikat dengan menggunakan uji koefisien kontingensi .
statistik uji koefisien kontingensi dan
penelitian ini untuk menentukan seberapa HASIL
erat hubungan antara faktor – faktor
tersebut dengan perilaku selamat. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan PT Aneka Gas Industri (Persero)
karena peneliti mengamati langsung di merupakan salah satu perusahaan milik
lapangan. Negara yang berasal dari penggabungan
Populasi penelitian ini adalah dua perusahaan negara yaitu PN Zatas dan
pengemudi di bagian pengangkutan bahan PN Asam Arang pada tahun 1971. PN
kimia berbahaya pada unit loading oksigen Zatas berasal dari nasionalisasi perusahaan
(O2), dan Acetylene (C2H2) yang swasta milik Belanda yang didirikan tahun
pengangkutannya menggunakan Road 1912 dengan nama H.V.W.A Hoek’s
Tank dan bak terbuka di PT. Aneka Gas Machineen Suurstoof Fabrik berdasarkan
Industri Wilayah V Jawa Timur yang Peraturan Pemerintahan No. 134 Tahun
berjumlah 17 pekerja. 1961, sedangkan PN Asam Arang berasal
Lokasi penelitian di PT. Aneka Gas dari nasionalisasi perusahaan swasta milik
Industri, Sidoarjo dan penelitian ini Belanda yang didirikan pada tahun 1929
61 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:58-70

dengan nama Maatschapyi Tot Exploitatic Perilaku Selamat Pengemudi


Van Vasthihoden Caroline. Pada tahun Pengangkut Bahan Kimia Berbahaya
1936 nama perusahaan ini diubah menjadi Dari hasil observasi dapat diketahui
N.L. Javasceche Koolzuur Fabrik. perilaku selamat yang sebagian besar tidak
Nasionalisasi perusahaan ini dilakukan dilakukan oleh pengemudi bahan kimia
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 217 berbahaya adalah penggunaan Alat
Tahun 1961 dan ditetapkan sebagai Pelindung Diri (APD) sebelum bekerja
Perusahaan Pemerintah No. 217 Tahun yaitu sebanyak 8 pengemudi.
1961 dan ditetapkan sebagai Perusahaan Berdasarkan data yang diperoleh
Milik Negara (PN) dengan nama PN Asam melalui lembar observasi, dapat diketahui
Arang. PN Zatas berkembang pesat dan bahwa sebagian besar pengemudi
mendirikan pabrik di Semarang, Makasar pengangkut bahan kimia berbahaya di PT.
dan Medan, sementara PN Asam Arang Aneka Gas Industri yang telah berperilaku
kurang berkembang. Kemudian di tahun selamat, yaitu sebanyak 9 orang (52,9%)
1971 kedua perusahaan ini digabung dan sebanyak 8 orang (47,1%) telah
menjadi PT. Aneka Gas Industri (Persero) berperilaku selamat.
dan berada di bawah Departemen
Perindustrian. Distribusi Predisposing Factors Pada
Sebagai BUMN, banyak yang telah Pengemudi Pengangkut Bahan Kimia
dilakukan oleh PT. Aneka Gas Industri Berbahaya PT. Aneka Gas Industri
sejak tahun 1971, antara lain dengan Hasil penelitian menunjukkan
meningkatkan kapasitas produksi dan bahwa sebagian besar pengemudi bahan
memodernisasi pabrik dan sistem kimia berbahaya berumur > 40 tahun yaitu
distribusinya. Di tahun 1998, Messer sebanyak 12 orang sedangkan yang
Grieshein Gmbh dari Jerman dan mitranya berumur 30 – 39 tahun sebanyak 5 orang.
di Indonesia membeli sebagian saham pendidikan pengemudi bahan kimia
pemerintah, sehingga statusnya perusahaan berbahaya rata – rata adalah tamatan
menjadi Penanaman Modal Asing (PMA). sekolah Menengah Atas dan sebagian lagi
Pada tahun 1999, Messer dan Tira adalah tamatan SD dan SMP. Dari 17
Austenite membeli seluruh saham pengemudi yang terambil tidak ada yang
pemerintah dengan komposisi 90% milik sampai pada perguruan tinggi.
Messer dan 10% milik Tira Austenite. Distribusi frekuensi pengemudi
Kemudian pada bulan Januari 2003, berdasarkan masa kerja menunjukkan
Messer menjual sahamnya kepada Samator sebagian besar pengemudi memiliki masa
Group dan Tira Austenite dengan kerja > 5 tahun yaitu sebanyak 14 orang
komposisi 51% milik Tira Austanite dan sedangkan 3 orang pengemudi hanya
49% milik Samator. Akhir tahun 2004 memiliki masa kerja 2 – 5 tahun.
Samator Group membeli seluruh saham Distribusi frekuensi responden
milik Tira Austnite, sehingga kepemilikan berdasarkan pengetahuan pada pengemudi
PT. Aneka Gas berada di bawah di PT. Aneka Gas Industri menunjukkan
manajemen Samator Group. bahwa dari 17 pengemudi, 13 orang
Pada tahun 2008, saham PT. Aneka mempunyai pengetahuan tentang perilaku
Gas Industri dijual ke PT. Aneka Mega selamat dalam kategori baik. Sedangkan 4
Energi dan Rachmat Harsono dengan orang lainnya termasuk berpengetahuan
komposisi 98% milik PT. Aneka Mega cukup. Dalam hasil analisis wawancara
Energi dan 2% milik Rachmat Harsono. tidak ada responden dengan pengetahuan
Dalam perjalanannya, PT. Aneka Gas yang kurang.
Industri yang berkantor pusat di Jakarta Sikap pengemudi pengemudi bahan
telah memiliki 7 Sales Region yang kima berbahaya sebagian besar telah
tersebar di seluruh Indonesia. peduli terhadap perilaku selamat.
Friendika R dan Indriati P, Faktor Yang Berhubungan Dengan…62

Distribusi Enabling Factors Pada Tabel 1 menujukkan hasil tabulasi


Pengemudi Pengangkut Bahan Kimia silang menggunakan koefesien
Berbahaya PT. Aneka Gas Industri kontingensi. Hasil diperoleh bahwa kuat
Berdasarkan data yang diperoleh hubungan antara perilaku selamat dengan
melalui lembar observasi, dapat diketahui umur adalah rendah karena nilai koefisien
bahwa sebagian besar pengemudi kurang (0,392).
melengkapi sarana dan pra sarana pada
saat proses pengangkutan bahan kimia Tabel 1. Tabulasi Silang Antara Umur
berbahaya. Sebanyak 12 orang (70,6%) dengan Perilaku Selamat Pada
kurang melengkapi sarana dan pra sarana Pengemudi Pengangkut Bahan
pada saat mengangkut bahan kimia Kimia Berbahaya Di PT.
berbahaya, sedangkan 5 orang (29,4%) Aneka Gas Industri
telah melengkapi sarana dan prasarana. Perilaku Total

Umur Perilaku Belum


Distribusi Reinforcing Factors Pada (tahun) Selamat berperilaku
Pengemudi Pengangkut Bahan Kimia selamat
Berbahaya PT. Aneka Gas Industri N(%) N(%) N(%)
Berdasarkan dari data yang 30 – 39 5
1(20) 4(80)
(100)
diperoleh melalui kuesioner, dapat >40 12
diketahui bahwa sebagian besar pengemudi 8(66,7) 4(33,3)
(100)
menyatakan kebijakan dan sanksi Total 9(52,9) 8(47,1) 17(100)
perusahaan mendukung dalam penerapan
berperilaku selamat pada proses
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
pengangkutan bahan kimia berbahaya,
Perilaku Selamat
yaitu sebanyak 14 orang (82,4%) dan
Hasil penelitian yang dilakukan
sebanyak 3 orang (17,6%) menyatakan
menunjukkan pengemudi yang terbanyak
kebijakan dan sanksi perusahaan tidak
berperilaku selamat menurut tingkat
mendukung dalam berperilaku selamat.
pendidikan terdapat pada pengemudi yang
Dari hasil penelitian bahwa
berpendidikan SMA/SMK
sebagian besar pengemudi bahan kimia
berbahaya menyatakan adanya dukungan
Tabel 2. Tabulasi Silang Antara Tingkat
dari teman kerja, yaitu sebanyak 14 orang
Pendidikan dengan Perilaku
(82,4%) ,sedangkan sebanyak 3 orang
Selamat Pada Pengemudi
(17,6%) menyatakan tidak adanya
Pengangkut Bahan Kimia
dukungan dari teman kerja.
Berbahaya Di PT. Aneka Gas
Sebagian besar pengemudi bahan
Industri
kimia berbahaya menyatakan tidak adanya Perilaku Total
dukungan dari pimpinan dan pengawas,
Tingkat Perilaku Belum
yaitu sebanyak 10 orang (58,8%) Selamat berperilaku
,sedangkan sebanyak 7 orang (41,2%) Pendidikan
selamat
menyatakan adanya dukungan pimpinan N(%) N(%) N(%)
SD - 1(100) 1(100)
Hubungan Umur dengan Perilaku SMP 6
Selamat 3(50) 3(50)
(100)
Hasil Penelitian yang dilakukan SMA/SMK 10
6(60) 4(40)
menunjukkan pengemudi yang terbanyak (100)
yang berperilaku selamat pada umur > 40 Total 9(52,9) 8(47,1) 17(100)
tahun sedangkan di kategori golongan Hasil tabulasi silang menggunakan
umur yang 30 – 39 tahun sebanyak 4 koefesien kontingensi yang menunjukkan
pengemudi belum berperilaku selamat. kuat hubungan antara perilaku selamat
63 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:58-70

dengan tingkat pendidikan adalah rendah, Tabel 4. Tabulasi Silang pengetahuan


karena nilai koefisien (0,271) dengan Perilaku Selamat Pada
Pengemudi Pengangkut Bahan
Hubungan Masa Kerja dengan Perilaku Kimia Berbahaya Di PT.
Selamat Aneka Gas Industri Pada
Hasil penelitian yang dilakukan Tahun 2014
menunjukkan pengemudi yang berperilaku Perilaku Total
selamat sebagian besar memiliki masa Perilaku Belum
kerja > 5 tahun sebanyak 9 orang. Pengetahuan Selamat berperilaku
Sedangkan pengemudi yang belum selamat
N(%) N(%) N(%)
berperilaku selamat memiliki masa kerja 2
Baik 13
– 5 tahun sebanyak 3 orang. 9(69,2) 4(30,8)
(100)
Tabel 3. Tabulasi Silang Antara masa Cukup 4
- 4(100)
kerja dengan Perilaku Selamat (100)
Pada Pengemudi Pengangkut Total 9(52,9) 8(47,1) 17(100)
Bahan Kimia Berbahaya Di
PT. Aneka Gas Industri Pada Hubungan Sikap dengan Perilaku
Tahun 2014 Selamat
Perilaku Total
Hasil Penelitian yang dilakukan
Perilaku Belum menunjukkan sebagian besar pengemudi
Masa kerja Selamat berperilaku
yang berperilaku selamat memiliki sikap
selamat
N(%) N(%) N(%) peduli terhadap perilaku selamat . Untuk
2-5 tahun 3 data lebih jelasnya akan disajikan pada
- 3(100)
(100) tabel berikut ini .
5 tahun 14 Tabel 5 menunjukkan hasil tabulasi
9(64,3) 5(35,7)
(100) silang menggunakan koefesien
Total 9(52,9) 8(47,1) 17(100) kontingensi. Hasil diperoleh bahwa kuat
Hasil tabulasi silang menggunakan hubungan antara perilaku selamat dengan
koefesien kontingensi yang menunjukkan Sikap adalah rendah karena nilai koefisien
kuat hubungan antara perilaku selamat (0,229).
dengan masa kerja adalah cukup, karena Tabel 5. Tabulasi Silang sikap dengan
nilai koefisien (0,441) Perilaku Selamat Pada
Pengemudi Pengangkut Bahan
Hubungan Pengetahuan dengan Kimia Berbahaya Di PT.
Perilaku Selamat Aneka Gas Industri Pada
Hasil Penelitian yang dilakukan Tahun 2014
menunjukkan pengemudi yang berperilaku Perilaku Total
selamat menurut pengetahuan terdapat Perilaku Belum
Sikap Selamat berperilaku
pada pengemudi yang memiliki
selamat
pengetahuan baik. Untuk data lebih N(%) N(%) N(%)
jelasnya akan disajikan pada tabel berikut Kurang
ini. peduli
1
terhadap 1(100) -
Tabel 4 menunjukkan hasil tabulasi perilaku
(100)
silang menggunakan koefesien selamat
kontingensi. Hasil diperoleh bahwa kuat Peduli
terhadap 16
hubungan antara perilaku selamat dengan perilaku
8(50) 8(50)
(100)
pengetahuan adalah cukup karena nilai selamat
koefisien (0,507). Total 9(52,9) 8(47,1) 17(100)
Friendika R dan Indriati P, Faktor Yang Berhubungan Dengan…64

Hubungan Ketersediaan Sarana dan Tabel 7. Tabulasi Silang kebijakan dan


Pra Sarana dengan Perilaku Selamat sanksi dengan Perilaku Selamat
Hasil penelitian yang dilakukan Pada Pengemudi Pengangkut
menunjukkan sebagian besar pengemudi Bahan Kimia Berbahaya Di PT.
menyatakan bahwa penyediaan sarana dan Aneka Gas Industri Pada Tahun
pra sarana dalam kondisi kurang lengkap 2014
sejumlah 6 orang (50%) memiliki Perilaku Total
kecenderungan berperilaku selamat Kebijakan Perilaku Belum
dan sanksi Selamat berperilaku
Tabel 6. Tabulasi Silang keterdiaan sarana selamat
N(%) N(%) N(%)
dan pra sarana dengan Perilaku
Mendukung 14
Selamat Pada Pengemudi 8(57,1) 6(42,9)
(100)
Pengangkut Bahan Kimia Tidak 3
1(33,3) 2(66,7)
Berbahaya Di PT. Aneka Gas mendukung (100)
Industri Pada Tahun 2014 Total 9(52,9) 8(47,1) 17(100)
Perilaku Total
ketersediaan Perilaku Belum Hubungan Dukungan dari Teman Kerja
sarana dan Selamat berperilaku
pra sarana selamat
dengan Perilaku Selamat
N(%) N(%) N(%) Hasil penelitian yang dilakukan
Lengkap 5 menunjukkan pengemudi yang berperilaku
3(60) 2(40)
(100) selamat sebagian besar menyatakan
Kurang 12 dukungan dari teman kerja mendukung
6(50) 6(50)
lengkap (100) sebanyak 9 orang.
Total 9(52,9) 8(47,1) 17(100)
Hasil tabulasi silang menggunakan Tabel 8. Tabulasi Silang dukungan dari
koefesien kontingensi yang menunjukkan teman kerja dengan Perilaku
kuat hubungan antara perilaku selamat Selamat Pada Pengemudi
dengan ketersediaan sarana dan pra sarana Pengangkut Bahan Kimia
adalah sangat rendah, karena nilai Berbahaya Di PT. Aneka Gas
koefisien (0,91) Industri Pada Tahun 2014
Perilaku Total
Hubungan Kebijakan dan Sanksi Dukungan Perilaku Belum
Perusahaan dengan Perilaku Selamat dari teman Selamat berperilaku
kerja selamat
Hasil penelitian yang dilakukan
N(%) N(%) N(%)
menunjukkan pengemudi yang berperilaku
Mendukung 14
selamat sebagian besar menyatakan 9(64,3) 5(35,7)
(100)
kebijakan dan sanksi mendukung sebanyak Tidak 3
- 3(100)
8 orang dan sebanyak 6 pengemudi yang mendukung (100)
menyatakan kebijakan dan sanksi Total 9(52,9) 8(47,1) 17(100)
mendukung belum berperilaku selamat.
Tabel 7 menunjukkan hasil tabulasi Hasil tabulasi silang menggunakan
silang menggunakan koefesien koefesien kontingensi yang menunjukkan
kontingensi. Hasil diperoleh bahwa kuat kuat hubungan antara perilaku selamat
hubungan antara perilaku selamat dengan dengan dukungan dari teman kerja adalah
kebijakan dan sanksi adalah sangat rendah cukup karena nilai koefisien (0,441).
karena nilai koefisien (0,179).
65 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:58-70

Hubungan Dukungan dari Pimpinan Selamat


dan Pengawas dengan Perilaku Selamat Ketersediaan Perilaku 0.91 Sangat
sarana dan pra Selamat Rendah
Hasil penelitian yang dilakukan
sarana
menunjukkan pengemudi yang berperilaku Kebijakan dan Perilaku 0.179 Sangat
selamat sebagian besar menyatakan tidak Sanksi Selamat Rendah
adanya dukungan dari pimpinan dan Perusahaan
pengawas sebanyak 5 orang. Dukungan dari Perilaku 0.441 Cukup
Teman Kerja Selamat
Dukungan Perilaku 0.70 Sangat
Tabel 9. Tabulasi Silang dukungan dari Pimpinan dan Selamat Rendah
pimpinan dan pengawas dengan Pengawas
Perilaku Selamat
Dukungan Perilaku Total Dari tabel 9 menunjukkan bahwa
dari Perilaku Belum variabel bebas masa kerja, pengetahuan
pimpinan Selamat berperilaku
dan
dan dukungan teman kerja mempunyai
selamat
pengawas N(%) N(%) N(%)
hubungan yang cukup dengan perilaku
Mendukung 7 selamat.
4(57,1) 3(42,9)
(100)
Tidak
5(50) 5(50)
10 PEMBAHASAN
mendukung (100)
Total 9(52,9) 8(47,1) 17(100) Perilaku Selamat Pengemudi
Hasil tabulasi silang menggunakan Pengangkut Bahan Kimia Berbahaya
koefesien kontingensi yang menunjukkan Tingkah laku pengemudi yang
kuat hubungan antara perilaku selamat mencerminkan sikap K3 pada saat bekerja
dengan dukungan pimpinan dan pengawas sesuai mengangkut bahan kimia berbahaya
adalah sangat rendah, karena nilai menurut Dirjen Perhubungan Darat No. SK
koefisien (0,70) 725/ AJ 302/ DRJD / 2004 Tentang
Pemgangkutan Bahan Berbahaya dan
Rekapitulasi Hubungan antar Variabel Beracun adalah Melengkapi setiap
Hasil rekapitulasi penelitian kendaraan pengangkut bahan berbahaya
hubungan antara variabel bebas (umur, dengan peralatan dan perlengkapan,
tingkat pendidikan, masa kerja, Pengemudi wajib mengawasi kendaraan
pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana pengangkut bahan berbahaya setiap saat,
dan pra sarana, kebijakan dan sanksi, batas kecepatan maksimum 60 km/jam,
dukungan dari teman kerja serta dukungan Sebelum pelaksanaan muat dan bongkar
dari pimpinan dan pengawas) dan variabel harus dipersiapkan dan dilakukan
terikat (perilaku selamat) disajikan pada pemeriksaan terhadap roda kendaraan,
tabel di bawah ini. tangki, peralatan bongkar muat, peralatan
pengamanan darurat, dokumen yang
Tabel 10. Rekapitulasi Hubungan antar diperlukan, Kendaraan pengangkut bahan
Variabel berbahaya dilarang berhenti pada tempat
Variabel Variabel Koef. Kuat yang tidak dipersiapkan, Mengangkut
Bebas Terikat Kontin Hub. penumpang selain pengemudi, pembantu
gensi pengemudi dan petugas lainnya,
Umur Perilaku 0.392 Rendah
Selamat
Pengemudi tidak melakukan kegiatan –
Tingkat Perilaku 0.271 Rendah kegiatan yang dapat menimbulkan bahaya
Pendidikan Selamat seperti merokok, bercanda, melamun, dan
Masa Kerja Perilaku 0.441 Cukup bertengkar, Menegur teman apabila
Selamat melakukan tindakan yang berbahaya,
Pengetahuan Perilaku 0.507 Cukup
Menggunakan APD sebelum bekerja, dan
Selamat
Sikap Pekerja Perilaku 0.229 Rendah
Friendika R dan Indriati P, Faktor Yang Berhubungan Dengan…66

Meletakkan sarana/prasarana setelah sehingga sering menyebabkan timbulnya


selesai dipergunakan tindakan yang dapat membahayakan
Hasil Penelitian yang dilakukan keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil
pada 17 pengemudi bahan kimia berbahaya penelitian ini sesuai dengan penelitian
di PT. Aneka Gas Industri menunjukkan Raharjo (2013), yang menyatakan bahwa
pengemudi yang berperilaku selamat kuat hubungan antara umur pekerja PT
sebesar 9 orang (52,9%) dan 8 orang Bangun Sarana Baja Gresik dengan
(47,1%) belum berperilaku selamat. Hasil perilaku selamat adalah rendah. , hal ini
perhitungan menggunakan koefisien disebabkan ada pengemudi yang masuk
koefisien kontingensi factor masa kerja, kerja pada usia tua serta semakin
pengetahuan dan dukungan dari teman bertambah usia pengemudi menunjukkan
kerja mempunyai hubungan yang cukup beberapa kapasitas fisik seperti
dengan perilaku selamat. Dilihat dari penglihatan, pendengaran, kapasitas untuk
faktor pengetahuan banyak pengemudi bereaksi menurun. Tubuh juga mengalami
yang sudah tahu tentang penanganan bahan penurunan kapasitas fungsi tertentu yang
kimia tersebut itu sendiri. Sedangkan dibutuhkan untuk pekerjaan tertentu.
dilihat dari faktor masa kerja sebagian
besar pengemudi memiliki masa kerja > 5 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
tahun dan sebagian besar pengemudi Perilaku Selamat
menyatakan adanya dukungan dari teman Hasil penelitian menunjukkan
kerja. bahwa tingkat pendidikan yang paling
Dari tabel observasi dapat diketahui banyak berperilaku selamat adalah
perilaku selamat yang sebagian besar tidak responden dengan tamatan SMA/SMK
dilakukan oleh pengemudi bahan kimia yaitu 6 pengemudi dengan persentase 60
berbahaya adalah penggunaan Alat %. Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo
Pelindung Diri (APD) sebelum bekerja. (2003) bahwa semakin tinggi pendidikan
Hal ini dapat disebabkan kondisi alat normal yang dicapai, maka semakin baik
pelindung diri yang kurang baik dan pula proses pemahaman seseorang dalam
jumlahnya kurang mencukupi. menerima sebauah informasi baru. Tetapi
dari hasil koefisien kontingensi
Hubungan Umur dengan Perilaku menunjukkan hubungan yang rendah
Selamat antara perilaku selamat dengan tingkat
Hasil penelitian menunjukkan pendidikan.
responden dengan umur 30 – 39 terdapat 4 Hal ini dikarenakan pengaruh
pengemudi yang belum berperilaku faktor pelatihan dan sosialisasi mengenai
selamat dengan persentase 80 % pengetahuan di bidang Keselamatan dan
sedangkan pengemudi yang berusia lebih Kesehatan Kerja (K3) yang diberikan dari
dari 40 tahun yaitu sebanyak 8 orang perusahaan kepada pengemudi bahan
dengan persentase 66,7 %. kimia berbahaya, dan bisa juga disebabkan
Hasil dari koefisien kontingensi karena faktor lingkungan kerja yang sudah
menunjukkan tingkat hubungan yang terbentuk sejak lama
rendah antara umur dengan perilaku
selamat. Menurut Suma’mur (2009) umur Hubungan Masa kerja dengan Perilaku
pekerja dapat menjadi penyebab terjadinya Selamat
kecelakaan. Pada pekerjaan yang Hasil penelitian menunjukkan
memerlukan banyak tenaga kerja, biasanya bahwa sebagian besar pengemudi yang
dipilih tenaga kerja yang masih muda memiliki perilaku selamat dengan masa
karena fisiknya yang kuat, akan tetapi usia kerja > 5 tahun sebanyak 9 orang (64,3%) ,
muda biasanya masih penuh dengan emosi, sedangkan pengemudi dengan masa kerja 2
ceroboh dan kurang berpengalaman – 5 tahun sebanyak 3 orang (100%)
67 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:58-70

memiliki kecenderungan belum dalam melakukan sesuatu dibandingkan


berperilaku selamat. dengan individu yang memiliki
Hal ini sesuai menurut Suma’mur pemahaman yang kurang tentang K3.
(2009) masa kerja dapat menjadi penyebab Dalam Maulana (2009) menurut
dari terjadinya kecelakaan pada suatu Green (1980) pengetahuan merupakan
pekerjaan karena tenaga kerja baru salah satu faktor pengaruh (Predisposing
biasanya belum mengetahui secara factors) yang berhubungan dengan motiasi
mendalam tentang pekerjaan dan dari individu/kelompok untuk bertindak.
keselamatannya dalam hal ini mengenai Semakin tinggi pengetahuan seseorang,
keselamatan pengangkutan bahan kimia maka semakin besar pula kemungkinan
berbahaya. seseorang untuk melakukan tindakan yang
Hasil koefisien kontingensi berhubungan dengan pengetahuan yang
menunjukkan hubungan yang cukup antara didapatkannya.
perilaku selamat dengan masa kerja. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Hubungan Sikap dengan Perilaku
masa kerja yang lama ditambah dengan Selamat
praktik yang terus – menerus akan dapat Dari hasil penelitian diketahui
menambah pengetahuan serta bahwa sebagian besar pengemudi sebanyak
meningkatkan kecakapan seseorang, 8 orang (50%) dengan sikap peduli
pekerjaan juga akan semakin bermutu dan terhadap perilaku selamat, sedangkan
cepat selesai. sebanyak 8 orang (50%) dengan sikap
kurang peduli terhadap perilaku selamat.
Hubungan Pengetahuan dengan Menurut Azwar (2003) sikap
Perilaku Selamat merupakan penentu yang penting dalam
Hasil penelitian menunjukkan tingkah laku manusia karena pembentukan
responden dengan perilaku selamat sikap tidak terjadi dengan sendirinya.
terbanyak terdapat pada responden dengan Pembentukan sikap senantiasa berlangsung
kriteria pengetahuan yang baik yaitu 9 dalam interaksi manusia yaitu senang atau
orang pengemudi dengan persentase tidak senang, mendukung, menjauhi atau
62,9%. Di variabel pengetahuan tidak ada mendekati.
responden dengan kategori pengetahuan Hasil uji statistik menggunakan uji
yang kurang. Dari hasil koefisien kontingensi menunjukkan koefisien
kontingensi menunjukkan ada hubungan kontingensi 0,229 maka kuat hubungan
yang cukup antara pngetahuan dengan antara sikap dan perilaku selamat
perilaku selamat (korelasi 0,507) pengemudi adalah rendah. Pengemudi
Pengetahuan inilah yang nantinya yang telah berperilaku selamat mempunyai
akan menjadikan responden melakukan sikap yang peduli terhadap perilaku
pencegahan dan tindakan yang tepat untuk selamat bisa disebabkan karena pengaruh
proses pengangkutan bahan kimia lingkungan kerja dan sudah menjadi
berbahaya. Dapat diasumsikan bahwa motivasi untuk melakukan tindakan sesuai
pengetahuan cukup berpengaruh dengan dengan pengetahuannya.
perilaku selamat pengemudi bahan kimia
berbahaya. Pengetahuan merupakan bagian Hubungan Ketersediaan Sarana dan
dari faktor predisposing untuk Pra Sarana dengan Perilaku Selamat
terbentuknya perilaku seseorang. Dari hasil penelitian diketahui
Pengetahuan merupakan pemahaman sebanyak 2 orang (40%) yang menyatakan
individu untuk bertindak, individu yang penyediaan sarana dan pra sarana dalam
mempunyai pengetahuan yang baik tentang keadaan lengkap tidak memiliki
K3 akan memiliki pemahaman lebih baik kecenderungan untuk berperilaku selamat,
pula mengenai pentingnya perilaku selamat sedangkan pengemudi yang menyatakan
Friendika R dan Indriati P, Faktor Yang Berhubungan Dengan…68

bahwa penyediaan sarana dan pra sarana Menurut Permenaker


dalam keadaan kurang lengkap sebanyak 6 No.PER.05/MEN/1996, kebijakan K3
orang (50%) memiliki untuk merupakan pernayataan tertulis yang
kecenderungan untuk berperilaku selamat. dibuat melalui proses konsultasi antara
Menurut Handoko (1987) untuk pengurus dan wakil dari tenaga kerja yang
mewujudkan sikap menjadi suatu memuat keseluruhan visi dan tujuan
perbuatan nyata diperlukan faktor perusahaan, komitmen dan tekat dalam
pendukung, atau suatu kondisi yang melaksanakan K3, serta kerangka dan
memungkinkan, antara lain adalah program kerja perusahaan yang bersifat
lingkungan fisik, tersedia atau tidak umum dan operasional ditanda tangani
tersedianya fasilitas atau sarana yang oleh pengusaha dan pengurus.
merupakan sumber daya untuk menunjang Dari uji statistik kontingensi
perilaku. diperoleh hasil koefisien kontingensi
Dari uji statistik kontingensi sebesar 0,179 maka kuat hubungan antara
diperoleh hasil koefisien kontingensi kebijakan dan sanksi dengan perilaku
sebesar 0,91 maka kuat hubungan antara selamat adalah sangat rendah. , hal ini
ketersediaan sarana dan pra sarana dengan dapat disebabkan karena masih belum ada
perilaku selamat adalah sangat rendah. Hal penegak aturan yaitu sanksi yang tegas
ini bisa disebabkan karena masih ada apabila ada pengemudi yang tidak mentaati
pengemudi yang menyatakan ketersediaan peraturan sehingga responden cenderung
sarana dan pra sarana kurang lengkap berperilaku selamat.
(50%) akan tetapi masih belum berperilaku
selamat, serta dapat disebabkan karena Hubungan Dukungan dari Teman Kerja
faktor pengetahuan pengemudi akan dengan Perilaku Selamat
perilaku selamat yang sudah baik, Dari penelitian diketahui bahwa
seharusnya perusahaan melengkapi sarana jumlah terbesar pengemudi menyatakan
dan pra sarana untuk pengemudi bahan adanya dukungan dari teman kerja
kimia berbahaya, dan melakukan tindakan sebanyak 9 orang (64,3%) memiliki
yang tegas dari pihak manajemen berupa perilaku yang selamat, sedangkan
sanksi dan penilaian secara berkala dan sebanyak 3 orang (100%) menyatakan
rutin terhadap perilaku melengkapi sarana tidak adanya dukungan dari teman kerja
dan pra sarana. yang memiliki kecenderungan belum
berperilaku selamat.
Hubungan Kebijakan dan Perusahaan Menurut Notoatmodjo (2003)
dengan Perilaku Selamat untuk berperilaku sehat yang dalam hal ini
Hasil penelitian diketahui bahwa selamat, masyarakat, tokoh agama, teman
pengemudi telah menyatakan adanya sebaya, pimpinan dan para petugas.
dukungan kebijakan mengenai peraturan Berdasarkan uji statistik
dan sanksi dari perusahaan sebanyak 8 menggunakan uji kontingensi diperoleh
orang (57,1%) memiliki kecenderungan koefisien kontingensi 0,441 sehingga kuat
berperilaku selamat, sedangkan pengemudi hubungan antara dukungan teman kerja
yang menyatakan tidak adanya dukungan dengan perilaku selamat di tempat kerja
tentang peraturan dan sanksi dari adalah cukup. Hal ini dapat disebabkan
perusahaan mengenai proses pengangkutan dukungan teman kerja yang selalu
bahan kimia berbahaya di PT. Aneka Gas mengingatkan apabila pengemudi
Industri sebesar 2 orang (66,7%) memiliki melakukan tindakan tidak aman saat
kecenderungan untuk belum berperilaku bekerja serta memberikan dorongan
selamat. semangat kerja saat bekerja.
69 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:58-70

Hubungan Dukungan Pimpinan dan memiliki sikap peduli terhadap berperilaku


Pengawas dengan Perilaku Selamat selamat terhadap keselamatan
Dari penelitian diketahui bahwa pengangkutan bahan kimia berbahaya.
jumlah pengemudi yang menyatakan Berdasarkan enabling factors
dukungan dari pimpinan dan pengawas penyediaan sarana dan pra sarana 70,6%
sebanyak 4 orang (57,1%) memiliki sebagian besar menunjukkan dalam
perilaku selamat, sedangkan sebanyak 5 kondisi kurang lengkap dan kondisinya
orang (50%) menyatakan tidak adanya belum dapat dikatakan memadai.
dukungan dari pimpinan dan pengawas dan Berdasarkan reinforcing factors,
belum berperilaku selamat. 82,4% pengemudi menyatakan kebijakan
Berdasarkan uji statistik dan sanksi perusahaan mengenai peraturan
menggunakan uji kontingensi diperoleh keselamatan dan kesehatan kerja telah
koefisien kontingensi 0,70 sehingga kuat mendukung,82,4% pengemudi menyatakan
hubungan antara pimpinan dan pengawas adanya dukungan teman kerja saat bekerja,
dengan perilaku selamat adalah sangat dan 58,8% pengemudi menyatakan tidak
rendah. Dari hasil observasi di PT. Aneka adanya dukungan dari pimpinan dan
Gas Industri masih belum ada pendekatan pengawas.
serta motivasi dari pimpinan terkait Hubungan predisposing factors
perilaku selamat terhadap pengemudi yaitu umur memiliki hubungan yang
bahan kimia berbahaya, hal ini apabila rendah terhadap perilaku selamat
tidak segera di selesaikan dapat pengemudi. Tingkat pendidikan memiliki
menimbulkan masalah. hubungan yang rendah terhadap perilaku
Menurut Notoatmodjo (2010) selamat pengemudi. Masa kerja memiliki
memberikan reward atau penghargaan hubungan yang cukup terhadap perilaku
kepada anggota atau bawahan yang selamat pengemudi. Pengetahuan memiliki
berprestasi akan meningkatkan semangat hubungan yang cukup terhadap perilaku
berperilaku sehat atau kerja para anggota selamat pengemudi dan sikap memiliki
masyarakat atau anggota, yang akhirnya hubungan yang rendah terhadap perilaku
akan memacu perilaku sehat mereka lebih selamat pengemudi bagian pengangkut
meningkat, hadiah atau reward ini dapat bahan kimia berbahaya.
berupa uang, barang atau non materil. Hubungan enabling factors yaitu
ketersediaan sarana dan pra sarana
KESIMPULAN memiliki hubungan yang sangat rendah
terhadap perilaku selamat pengemudi
Sebagian besar pengemudi bagian pengangkut bahan kimia berbahaya.
pengangkut bahan kimia berbahaya PT. Hubungan reinforcing factors yaitu
Aneka Gas Industri memiliki perilaku kebijakan dan sanksi memiliki hubungan
selamat (52,9%), dan pengemudi yang yang sangat rendah terhadap perilaku
belum berperilaku selamat sebanyak selamat pengemudi. Dukungan dari teman
(47,1%). kerja memiliki hubungan yang cukup
Berdasarkan predisposing factors, terhadap perilaku selamat pengemudi.
70,6% pengemudi bagian pengangkut Dukungan pimpinan dan pengawas
bahan kimia berbahaya di PT. Aneka Gas memiliki hubungan yang sangat rendah
Industri Sidoarjo memiliki umur > 40 terhadap perilaku selamat pengemudi
tahun, 58,8% pengemudi memiliki tingkat bagian pengangkut bahan kimia berbahaya.
pendidikan SMA/SMK, dan 82,4%
pengemudi memiliki masa kerja > 5 tahun. DAFTAR PUSTAKA
76,5% pengemudi bagian pengangkut Azwar, S. 2003. Sikap Manusia : Teori
bahan kimia berbahaya memiliki dan Pengukurannya. Edisi II.
pengetahuan yang baik, dan 94,1% Yoyakarta: Pustaka Belajar.
Friendika R dan Indriati P, Faktor Yang Berhubungan Dengan…70

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat RI. Selamat dalam Upaya Pencegahan


2004. Keputusan Direktur Jenderal Kecelakaan Kerja di Unit I PT
Perhubungan Darat Nomor Bangun Sarana Baja Gresik. Tugas
sk.725/AJ.302/DRJD/2004 Akhir. Surabaya: Universitas
Penyelenggaraan Pengangkutan Airlangga
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Siswanto A. 2009. Penanganan Bahan –
di Jalan. Jakarta : Direktorat Bahan Berbahaya di Tempat Kerja.
Jenderal Perhubungan Darat RI Surabaya : Balai Hiperkes dan
Handoko, H. 1987. Manajemen Personalia Keselamatan Kerja Jawa Timur.
dan Sumber Daya Manusia. Edisi II Siswanto A. 2009. Transportation of
Yogyakarta: BPFE Dangerous Goods. Surabaya : Balai
Maulana, H.D.J., 2009.Promosi Kesehatan, Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Buku Kedokteran EGC: Jakarta Jawa Timur
Notoatmodjo, S, 2003. Ilmu Kesehatan Suma’mur, P.K. 2009. Hygiene
Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Notoatmodjo, S, 2010. Ilmu Perilaku Jakarta: CV. Sagung Seto
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Suardi R. 2007. Sistem Manajemen
Notoatmdjo, S, 2005. Metodologi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Penelitian Kesehatan. PT Rineka Jakarta : PPM.
Cipta. Jakarta.
Raharjo, N.K. 2013. Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku

You might also like