Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The purpose of this study is to increase student activity and learning outcomes through the application of problem
based learning learning models. This type of research is PTK. Subjects of grade IV students. Data collection techniques
using tests, observation data, activeness assessment rubrics. Data analysis techniques used are quantitative and
qualitative descriptive. The results of the activeness of learning activities in pre-cycle (64.87%) 24 students inactive
in the first cycle increased to (24.32%) 9 students were quite active and in the second cycle increased to (83.78%) 31
students were active. Whereas for pre-cycle learning outcomes showed completeness of (41%) 15 students completed
then increased in cycle 1 to (54%) 20 students completed and (81%) 30 students completed in cycle II. Thus the
application of problem based learning learning models can improve the activeness and learning outcomes of fourth
grade students of SDN Panjang 03 Ambarawa.
Keywords:
Problem Based Learning, Activity And Learning Outcomes
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar siswa dengan melalui penerapan model
pembelajaran problem based learning (PBL). Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK. Subjek penelitian siswa
kelas IV. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, data hasil observasi, rubrik penilaian keaktifan. Teknik analisi
data yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian keaktifan belajar pada prasiklus
(64,87%) 24 siswa tidak aktif pada siklus I meningkat menjadi (24,32%) 9 siswa cukup aktif dan pada siklus II
meningkat menjadi (83,78%) 31 siswa yang aktif. Sedangkan untuk hasil belajar prasiklus menunjukkan ketuntasan
sebesar (41%) 15 siswa tuntas kemudian meningkat pada siklus 1 menjadi (54%) 20 siswa tuntas dan (81%) 30 siswa
tuntas pada siklus II. Dengan demikian melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Panjang 03 Ambarawa.
Kata Kunci:
Problem Based Learning, Keaktifan, Hasil Belajar
melihat sekarang ini dari tahun ke tahun konsep melalui kemampuan dalam
pendidikan di Indonesia selalu berganti keterampilan berpikir kritis dan memecahkan
kurikulum seiring dengan perkembangannya. masalah.
Dalam kurikulum 2013 pembelajaran Menurut Sardiman (2011:100),
yang digunakan adalah tematik integratif. keaktifan belajar merupakan kegiatan fisik
Pembelajaran tematik integratif yaitu ataupun mental dalam berfikir dan berbuat
pembelajaran yang memilki karakteristik dalam suatu rangkaian yang tidak dapat
yang berpusat pada siswa dan memberikan dipisahkan. Sedangkan menurut Maharani &
pengalaman secara langsung kepada siswa. Kristin (2017:4), Keaktifan belajar
Menurut Sundayana (2014:24) kurikulum merupakan usaha yang dilakukan oleh siswa
2013 dikembangkan atas teori “pendidikan dalam proses pembelajaran, dimana siswa ikut
berdasarkan standar ”(standard based serta berperan aktif dalam pembelajaran
education), dan teori kurikulum berbasis dikelas, sehingga siswa tersebut memperoleh
kompetensi (competency based curiculum). pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan
Keberhasilan dalam pembelajaran aspek-aspek lainya tentang apa yang telah
sangat dibutuhkan adanya pendekatan atau dilakukan. Berdasarkan pengertian tersebut
model pembelajaran yang lebih tepat. Ini dapat ditarik kesimpulkan bahwa keaktifan
sangat membantu dalam ketercapaian tujuan belajar siswa merupakan suatu proses
yang diharapkan. Oleh sebab itu guru harus pembelajaran yang membuat siswa aktif
bisa dan mampu memilih dari sekian banyak dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, mereka
model pembelajaran yang sesuai dengan tidak hanya sebagai penerima tentang apa
materi yang akan diajarkan. Inilah tantangan yang diberikan guru saja, namun juga ikut
bagi guru untuk menghilangkan imej berpartisipasi baik itu secara fisik ataupun
mengajar monoton. Model pembelajaran yang mental.
tepat pada saat ini terlebih pada kurikulum Hasil belajar merupakan proses yang
2013 adalah model pembelajaran berbasis terancang teratur guna memperoleh informasi
masalah, salah satunya adalah model sejauh mana keefektifan dalam proses
pembelajaran problem based learning (PBL). kegiatan pembelajaran untuk membantu siswa
Menurut Anugraheni (2018:11) Model mencapai tujuan pengajaran dengan optimal.
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Snelbeker dalam Rusmono (2012 : 8)
dalam model pembelajaran berbasis masalah mengatakan “Perubahan atau kemampuan
merupakan suatu model pembelajaran yang baru yang diperoleh oleh siswa setelah
melibatkan siswa dalam kegiatan melakukan perbuatan belajar adalah
pembelajaran dan mengutamakan merupakan hasil belajar, karena belajar pada
permasalahan nyata baik dilingkungan rumah, dasarnya adalah tentang bagaimana perilaku
sekolah, serta masyarakat sebagai dasar untuk seseorang tersebut berubah sebagai akibat dari
memperoleh pengetahuan dan konsep melalui pengalaman”.
kemampuan keterampilan dalam berpikir Berdasarkan hasil diskusi yang
kritis dan memecahkan masalah. dilakukan terhadap kepala sekolah dan guru
KAJIAN PUSTAKA kelas IV SDN Panjang 03 Kecamatan
Menurut Anugraheni (2018 : 11) Model Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun
pembelajaran Problem Based Learning atau Pelajaran 2017/2018, menyatakan bahwa
dalam model pembelajaran berbasis masalah SDN Panjang 03 khususnya kelas I, II, IV, dan
merupakan suatu model pembelajaran yang V menggunakan kurikulum 2013. Namun
melibatkan siswa dalam kegiatan nampak ada permasalahan pada tema 7 yaitu
pembelajaran serta mengutamakan Indahnya Keragaman di Negeriku yang
permasalahan nyata baik di lingkungan penulis teliti khususnya kelas IV,
sekolah, rumah, atau masyarakat sebagai pembelajaran masih berpusat pada guru.
dasar untuk memperoleh pengetahuan dan Selain itu, dalam pembelajaran pun siswa
288 | Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran Vol.3, No.1 (Oktober 2018): 287-293
Andika Dinar Pamungkas, Firosalia Kristin, Penerapan Inquiry Learning Berbasis Lingkungan
Indri Anugraheni Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Tematik
289 | Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran Vol.3, No.1 (Oktober 2018): 287-293
Andika Dinar Pamungkas, Firosalia Kristin, Penerapan Inquiry Learning Berbasis Lingkungan
Indri Anugraheni Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Tematik
guru dalam proses pembelajaran dengan mencapai ketuntasan belajar dengan KKM
menerapkan model pembelajaran problem >75.
based learning (PBL). b) Rubrik Keaktifan, B. HASIL DAN PEMBAHASAN
peneliti menggunakan teknik ini untuk 1. HASIL PENELITIAN
mengukur keaktifaan siswa kelas 4. Tujuan a. Keaktifaan
dari rubrik itu sendiri siswa mampu Peneliti menggunakan dua siklus untuk
memahami dasar dalam penilaian yang nanti mencapai tujuan penelitian. Pada siklus I ini
digunakan oleh guru. c) Tes digunakan untuk dilaksanakan tiga kali pertemuan dengan
mengukur penilaian hasil belajar. menggunakan atau melalui model
Dalam hal ini peneliti menggunakan pembelajaran problem based learning (PBL)
teknik analisis data dengan cara deskripstif tema 7 “Indahnya Keragaman Di Negeriku”
kuantitatif dan deskripstif kualitatif. Subtema 1 “Keragaman Suku Bangsa Dan
Deskriptif kualitatif untuk menggambarkan Agama Di Negeriku” dan untuk siklus II tema
hasil penelitian secara jelas pada fokus-fokus 7 “Indahnya Keragaman Di Negeriku”
permasalahan untuk mencapai kejelasan pada Subtema 2 “Indahnya Keragaman Budaya
permasalahan yang dibahas. Sedangkan Negeriku”. Berikut dapat dilihat
deskriptif kualitatif pembahasan diuraikan perbandingan keaktifan belajar kelas IV SDN
hasil yang dicapai dalam bentuk numerik Panjang 03 dimulai dari awal tahap prasiklus
(data yang berupa angka). Teknik analisis data (kondisi awal), siklus I dan siklus II pada
secara kuantitatif dan kualitatif ini digunakan rekapitulasi yang diperoleh dari penelitian
untuk mengukur keaktifan dan hasil belajar. dengan melalui model problem based learning
Indikator keberhasilan yang digunakan pada pada tabel di bawah ini.
penelitian ini untuk keaktifan pembelajaran
mencapai kategori “aktif” dan hasil belajar
Tabel 1. Hasil Rubrik Keaktifan Siswa pada Kondisi Awal dan Akhir
Tingkat Penguasaan Prasiklus Siklus 1 Siklus II
Kategori
Kompetensi
F % F % F %
90% - 100% Sangat Aktif 0 0% 0 0% 2 5,40
80% - 89% Aktif 2 5,41% 1 2,70% 29 78,38
65% - 79% Cukup Aktif 11 29,72% 9 24,32% 6 16,21
lebih aktif untuk mengungkapkan pendapat yang dilakukan guru dan siswa. Hal ini sejalan
dalam kelompok diskusi sehingga dalam dengan apa yang telah dinyatakan Maharani &
siklus II tidak ditemukan adanya siswa yang Kristin (2017: 4) yang menyatakan bahwa
masuk kategori tidak aktif. Terjadi kenaikan keaktifan belajar merupakan keaktifan yang
yang siginifikan dari kedua tahap tersebut bersifat fisik ataupun mental dalam proses
pada tema 7 “Indahnya Keragaman Di kegiatan belajar dan mengajar guna mencapai
Negeriku”. Keaktifan belajar dapat diartikan keberhasilan proses belajar mengajar.
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
siswa pada saat proses pembelajaran, dimana b. Hasil Belajar
siswa ikut serta berperan aktif dalam proses Perbandingan hasil belajar pada aspek
pembelajaran dikelas, sehingga siswa tersebut kognitif siswa dari sebelum tindakan (pra
memperoleh pengalaman, pengetahuan, siklus), siklus I, dan pada siklus II setelah
pemahaman dan aspek-aspek lain tentang apa dilakukan pengamatan saat proses
yang sudah dilakukan. Keaktifan yang pembelajaran diperoleh data sebagai berikut :
dilakukan di kelas terjadi bila ada kegiatan
Tabel 2.
Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal dan Akhir
Prasiklus Siklus I Siklus II
Ketuntasan Nilai
F % F % F %
Tuntas 75 – 100 15 41% 20 54% 30 81%
Tidak Tuntas <75 22 59% 17 46% 7 19%
Nilai rata-rata 69,46 73,37 83,06
292 | Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran Vol.3, No.1 (Oktober 2018): 270-293
Andika Dinar Pamungkas, Firosalia Kristin, Penerapan Inquiry Learning Berbasis Lingkungan
Indri Anugraheni Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Tematik
293 | Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran Vol.3, No.1 (Oktober 2018): 270-293