You are on page 1of 11

Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling

Volume 4 Nomor 2 Desember 2018. Hal 77-87


p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN: 2477-2518
Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK
DOI: https://doi.org/10.26858/jpkk.v4i2.5817

Pengembangan Panduan Bimbingan Dan Konseling Untuk


Mengembangkan Kecerdasan Sosial Siswa
Maryam Rahim
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia
Email:maryamrahim63@gmail.com
Meiske puluhulawa
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia
Email: puluhulawameiske@gmail.com

(Diterima: 09-Mei-2018; direvisi: 08-Agustus-2018; dipublikasikan: 29-Desember-2018)

Abstract: This study aims to produce a guide to improve teacher competency in guidance and
counseling in developing social intelligence of seventh grade junior high school students,
which consists of: (1) service syllabus and plan for implementing guidance and counseling
services, (2) teacher guidance, (3) material services, and (4) evaluation guidelines. The
procedure for developing a 5-step guide is: (1) analyzing the product to be developed, (2)
developing the initial product, (3) expert validation and revision, (4) small-scale field testing
and product revision, and (5) trial large scale field and final product. Based on the results of
expert validation data analysis, small group test data and large group tests, as well as product
revisions based on the results of data analysis that has been obtained, guidance and counseling
service guides can be produced that have criteria for developing social intelligence of seventh
grade junior high school students. This guide consists of (1) service syllabus and plan for
implementing guidance and counseling services, (2) teacher guidance, (3) service material,
and (4) evaluation guidelines. It is expected that the guidance and counseling teachers can use
this guide in carrying out guidance and counseling services for the development of students'
social intelligence, especially seventh grade junior high school students.

Keyword: Guidance and counseling; Social Intelligence


Abstrak: Penelitian ini bertujuan menghasilkan panduan untuk meningkatkan kompetensi
guru bimbingan dan konseling dalam mengembangkan kecerdasan sosial siswa SMP kelas
VII, yang terdiri dari: (1) silabus layanan dan rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling,(2) panduan guru, (3) materi layanan, dan (4) panduan evaluasi. Prosedur
pengembangan panduan 5 langkah utama yakni: (1) melakukan analisis produk yang akan
dikembangkan, (2) mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli dan revisi, (4) uji lapangan
skala kecil dan revisi produk, dan (5) uji coba lapangan skala besar dan produk akhir.
Berdasarkan hasil analisis data validasi ahli, data uji kelompok kecil dan uji kelompok besar,
serta revisi-revisi produk berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh, dapat dihasilkan
panduan layanan bimbingan dan konseling yang memiliki kriteria untuk mengembangkan
kecerdasan sosial siswa SMP kelas VII. Panduan ini terdiri dari (1) silabus layanan dan rencana
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, (2) panduan guru, (3) materi layanan, dan (4)
panduan evaluasi. Diharapkan para guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan
panduan ini dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling untuk pengembangan
kecerdasan sosial siswa khususnya siswa SMP kelas VII.
Keywords: Bimbingan dan Konseling; Kecerdasan Sosial

Copyright © 2018 Universitas Negeri Makassar. This is an open access article under the CC BY-NC-
ND license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).

77
78 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 4 No. 2 Desember 2018

PENDAHULUAN menghasilkan panduan layanan bimbingan dan


Pendidikan dilaksanakan untuk konseling dalam mengembangkan kecerdasan
membantu individu siswa memperoleh sosial siswa SMP Kelas VII.
perkembangan yang optimal dalam berbagai Siswa sekolah menengah pertama
aspek, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan merupakan individu yang sedang dalam proses
psikomotor. Melalui pendidikan ketiga aspek perkembangan dalam berbagai aspek fisik
tersebut dikembangkan secara utuh dalam rangka maupun aspek psikis. Proses perkembangan itu
menciptakan siswa yang tidak saja berkompoten memerlukan perhatian, pengawasan, pengarahan,
dalam aspek pengetahuan, tetapi juga dalam serta bimbingan dari orang-orang di sekitarnya,
aspek keterampilan dan sikap. Namun realita yakni orang tua, guru, tokoh masyarakat, dan
dalam kehidupan keseharian, tampaknya ketiga orang dewasa lainnya. Kecerdasan sosial
aspek tersebut kurang berkembang secara merupakan salah satu aspek perkembangan yang
simultan, yang ditunjukan oleh berbagai perilaku membutuhkan perhatian, pengawasan,
siswa yang cenderung menyimpang dari norma- pengarahan, serta bimbingan, agar siswa sebagai
norma sosial dan moral. Fenomena perilaku individu memiliki kecerdasan sosial yang sangat
bullying, tawuran, dan tindakan kriminal yang berperan penting dalam kehidupan siswa, baik
sering dilakukan oleh siswa sekolah menengah kehidupan belajar, kehidupan pribadi, kehidupan
pertama menjadi indikasi perlunya sosial, maupun kehidupan karir.
pengembangan aspek afektif khususnya aspek Berkenan dengan kehidupan belajar,
kecerdasan sosial siswa secara berkelanjutan. setiap siswa diharapkan mencapai hasil belajar
Dari data survei, sebanyak 84 persen anak usia 12 atau prestasi belajar yang optimal. Pencapaian
tahun hingga 17 tahun pernah menjadi korban hasil belajar ataupun prestasi belajar tersebut
bullying (viva, 2017) turut dipengaruhi oleh kecerdasan sosial siswa.
Di samping itu, Komisi Perlindungan Hasil-hasil penelitian telah menemukan adanya
Anak Indonesia (KPAI) mencatat kasus tawura di korelasi antara hasil belajar yang dicapai siswa
Indonesia meningkat 1,1 persen sepanjang 2018. dengan kecerdasan sosial, seperti penelitian yang
Pada tahun lalu, angka kasus tawuran hanya 12,9 telah dilakukan oleh Baggiyam dan Pankajan
persen, tapi tahun ini (tahun 2018) menjadi 14 (2017); Asma, Tasleema dan Gani (2015);
persen (metro, 2018) Manullang (2015); dan Wulandari (2014), yang
Layanan bimbingan dan konseling menemukan adanya korelasi positif antara
sebagai bagian integral dari pendidikan di kecerdasan sosial dengan pretasi akademik.
sekolah memiliki peranan penting dalam Rahim, dkk (2017,4) menjelaskan bahwa
mengembangkan kecerdasan sosial siswa, dalam berbagai aktivitas belajar kelompok yang
penelitian ini difokuskan pada siswa kelas VII. dilakukan siswa mengharuskan setiap siswa
Penetapan kelas VII didasarkan pada memiliki kecerdasan sosial. Dalam belajar
pertimbangan bahwa para siswa tersebut sedang kelompok para siswa saling berinteraksi dengan
dalam masa awal di tingkat sekolah menengah sesama siswa, yang tidak lepas dari persoalan
pertama setelah mereka meninggalkan tahap kemampuan berinteraksi sosial, interaksi sosial
sekolah dasar. Sebagai upaya membantu guru tentu akan memberikan pengaruh yang baik
bimbingan dan konseling melaksanakan layanan (Bakhtiar, 2015). Siswa harus mampu
untuk pengembangan kecerdasan sosial siswa mengendalikan emosi, mampu memahami
secara sistematis dan berkelanjutan maka pikiran dan perasaan orang lain, mampu
dilakukan penelitian pengembangan yang mendengarkan secara terbuka penyampaian
menghasilkan panduan bimbingan dan konseling orang lain, mampu menyelaraskan diri dengan
kecerdasan sosial siswa sekolah menengah orang, serta peduli terhadap kebutuhan orang
pertama. Panduan ini diharapkan akan menjadi lain. Semakin siswa memiliki kemampuan-
pedoman yang jelas bagi guru bimbingan dan kemampuan tersebut, semakin banyak manfaat
konseling dalam menciptakan siswa sekolah yang diperolehnya dalam aktivitas belajar
menengah pertama yang memiliki kecerdasan kelompok, antara lain perolehan hasil belajar
sosial yang tinggi.Permasalahan dalam penelitian yang lebih baik.
ini adalah: bagaimanakah panduan layanan Kehidupan siswa sebagai makhluk sosial
bimbingan dan konseling untuk mengembangkan membutuhkan kecerdasan sosial dari setiap
kecerdasan sosial siswa sekolah menengah siswa. Berbagai hasil kajian telah menjelaskan
pertama kelas VII? Dengan demikian pentingnya kecerdasan sosial dalam kehidupan
pengembangan panduan ini bertujuan untuk manusia pada umumnya. Beheshtifar dan
Nama Peneliti,Judul pada Artikel... |79

Roasaei (2012) memberikan kesimpulan bahwa siswa dengan kecerdasan sosial yang
berdasarkan kajiannya terhadap pendapat tinggi memiliki pemahaman yang besar terhadap
beberapa ahli, seperti Marlowe (1986), dan perasaan dan keinginan orang, serta dapat
Dong, et al (2008) yang mengatakan bahwa beradaptasi dengan mudah dengan orang lain.
“individuals who are socially intelligent appear Kehidupan karir juga membutuhkan
to experience a rich, meaningful life, as opposed kecerdasan sosial. Beheshtifer dan Roasaei
to to truncated affective experiences. (2012, 2015) menyatakan bahwa menejer dengan
Furthermore, aspects of social intelligence have kecerdasan sosial yang tinggi tampaknya
been found to be associated with enhanced social mengalami kesuksesan dalam kerjasama,
problem-solving abilities, experienced pemecahan masalah, dan meningkatkan
leadership, and positive interpersonal kreativitas orang-orang yang dipimpinnya.
experience. Selanjutnya Beheshtifar dan Roasaei Sebagaimana pendapat Phipps bahwa kecerdasan
menunjukkan studi yang telah dilakukan oleh sosial merupakan kunci komunikasi dan inovasi
Zaccaro, et al (2003) menyimpulkan juga adanya di tempat kerja (Beheshtifer dan Roasaei (2012,
korelasi antara kecerdasan sosial dengan 2015).
kepemimpinan. Bertitik tolak dari pentingnya kecerdasan
Kecerdasan sosial dibutuhkan siswa sosial bagi kehidupan siswa, maka upaya
dalam kehidupannya sebagai pribadi. Beberapa pengembangan kecerdasan sosial, khususnya
hasil penelitian telah menemukan adanya pada siswa sekolah menengah pertama perlu
korelasi dan kontribusi kecerdasan sosial dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
terhadap aktivitas dan perilaku siswa serta Berkenan dengan upaya dimaksud maka
individu pada umumnya. Shekarey, et al (2013) dibutuhkan panduan yang dapat dijadikan
melalui penelitiannya menyimpulkan “that there sebagai pedoman bagi guru bimbingan dan
was a negative and significant relationship konseling dalam mengembangkan kecerdasan
between the student’s social intelligence and sosial siswa sekolah menengah pertama.
their aggressive behaviors. In other words, the
students having high social intelligence are calm METODE
and they indicate less aggressive behaviors. As Prosedur penelitian yang digunakan
the result of the study indicated, there was a adalah prosedur penelitian pengembangan
negative significant relationship between the menurut Borg dan Gall (1983), yang dirinci
student’s social intelligence and aggression. dalam 5 langkah utama, yakni: (1) Langkah I:
Menurut Shekarey, et al (2013 hasil penelitian ini Analisis produk awal yang akan dikembangkan,
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan yang meliputi kegiatan: (a) mengetahui
oleh Dibo & Pirnis (2006), Bazargan and et al. pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
(2004), Ka’fai and et al. (2009), Sadeghi and et al yang dilaksanakan oleh guru bimbingan dan
(2002), Cohen (1976) and Berkowitz (1973). konseling untuk meningkatkan kecerdasan sosial
Hasil penelitian Parto, Arofzad, dan Taghi (2013) siswa SMP, dan (b) mengidentifikasi kecerdasan
menyimpulkan “that the significant and sosial siswa SMP; (2) Langkah II,
meaningful correlations between overall social mengembangkan produk awal, yang meliputi
intelligence scores and effective influence sub- kegiatan: pengembangan draft awal produk, yang
scales. Thus, the strength of the correlations meliputi: (a) draft silabus Layanan dan Rencana
obtained in the present research suggests that the Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
overall social intelligence has a significant role (RPLBK), (b) draft panduan guru, (c) draft materi
in the effective influence”. Di samping itu layanan, dan (d) draft panduan evaluasi; (3)
Hopword (tt) dalam kajiannya tentang hubungan langkah III, validasi ahli dan revisi, yang meliputi
antara kecerdasan sosial dengan proses kreatif, kegiatan: (a) pengembangan instrumen validasi
menyimpulkan adanya keterkaitan antara ahli, masing-masing untuk: ahli bimbingan dan
kecerdasan sosial dengan proses kreatif. konseling, ahli psikologi perkembangan, ahli
Kecerdasan sosial berhubungan dengan desain, dan ahli bahasa Indonesia; (b) validasi
sensivitas dalam komunikasi interkultural (Dong, instrumen oleh teman sejawat, (c) validasi ahli
Koper, dan Collaco, 2008). Sebagaimana juga dengan menggunakan instrumen yang telah
dikemukakanoleh Hamid dan Eftekhar (2016) divalidasi, (d) analisis data dan revisi produk
80 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

berdasarkan data hasil validasi ahli; (4) langkah kompetensi, komponen program dan srategi yang
IV, uji coba lapangan kelompok kecil dengan telah ditetapkan sudah sesuai dengan aspek dan
subyek 3 orang guru bimbingan dan konseling dapat mendukung pengembangan kecerdasan
dan revisi produk, serta uji coba kelompok besar sosial siswa. Namun metode evaluasi yang telah
dengan subyek 9 orang guru bimbingan dan ditetapkan belum dapat mengukur perkembangan
konseling dilanjutkan dengan revisi produk. Pada kecerdasan sosial dengan alasan sebaiknya
langkah ini dihasilkan produk akhir panduan, metode evaluasi menggunakan (1) penilaian
yang terdiri dari: (a) Silabus Layanan dan segera, (2) penilaian jangka pendek, (3) penilaian
Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan jangka panjang.
Konseling (RPLBK), (b) Panduan Guru, (c) b) Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Materi Layanan, dan (d) Panduan Evaluasi. dan Konseling (RPLBK):
Subyek untuk validasi ahli terdiri dari 4 Penetapan topik permasalahan, bidang
orang pakar, yang terdiri dari pakar bimbingan bimbingan, jenis layanan, fungsi layanan, tujuan
dan konseling, pakar psikologi, pakar bahasa layanan, srategi layanan, metode/teknik, uraian
Indonesia, dan pakar desain. Uji coba kelompok kegiatan, materi layanan, media layanan,
kecil dilakukan oleh subyek sebanyak 3 orang penyelenggara layanan, pihak-pihak yang
guru bimbingan dan konseling, masing-masing 1 dilibatkan, rencana penilaian, tindak lanjut, dan
orang dari SMP Negeri 1 Gorontalo, 1 orang lampiran pada setiap RPL sudah sesuai dengan
SMP Negeri 4 Gorontalo, dan 1 orang dari SMP kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya
Negeri 8 Gorontalo. Uji kelompok besar membantu siswa mengembangkan kecerdasan
dilakukan oleh subyek sebanyak 9 orang guru sosial siswa.
bimbingan dan konseling, masing-masing 3 Komponen yang dinilai dalam Buku 2 ini
orang dari SMP Negeri 2 Gorontalo, 3 orang dari meliputi: deskripsi, hasil yang diharapkan,
SMP Negeri 3 Gorontalo, dan 3 orang dari SMP komponen layanan, strategi layanan, media dan
Negeri 10 Gorontalo. Pengumpulan data fasilitas, evaluasi. Berikut adalah hasil validasi
dilakukan dengan menggunakan instrumen ahli bimbingan dan konseling: (a) Bagian
angket, yang terdiri dari angket tebuka untuk deskripsi pada setiap topik telah dapat
validasi pakar, dan angket tertutup untuk untuk memberikan gambaran kepada guru tentang
uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok kegiatan layanan yang akan dilaksanakannya. (b)
besar. Analisis data hasil validasi pakar Rumusan masalah yang disusun akan dapat
dilakukan secara kualitatif, dan analisis data hasil dicapai oleh siswa. (c) Komponen layanan yang
uji kelompok kecil dan uji kelompok besar telah ditetapkan akan dapat membantu siswa
dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. mengembangakan kecerdasan sosial siswa. (d)
Strategi layanan yang telah disusun akan dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN membantu siswa mengem-bangkan kecerdasan
sosial; (e) Media dan fasilitasi telah sesuai
Validasi ahli Bimbingan dan Konseling dengan aktivitas layanan; (f) Teknik evaluasi
dilakukan untuk menilai Buku1, Buku 2, Buku 3, yang disusun akan dapat mengukur
dan Buku 4. Komponen yang dinilai dalam Buku perkembangan kecerdasan sosial siswa.
1 ini meliputi Program Tahunan dan Rencana Komponen yang dinilai dalam buku 3 ini
Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling meliputi: deskripsi, daftar rujukan, pengantar,
(RPLBK). Berikut adalah hasil validasi ahli petunjuk tugas individual, petunjuk tugas
bimbingan dan konseling: kelompok, dan petunjuk latihan. Buku ini berisi 8
a) Program Tahunan topik. Berikut adalah hasil validasi ahli
Judul, domain perkembangan/bidang bim- bimbingan dan konseling:
bingan dan konseling: rumusan tujuan, standar
Nama Peneliti,Judul pada Artikel... |81

Tabel 3.1 Validasi Buku 3 oleh Ahli Bimbingan Konseling


Aspek yang Topik Topik Topik Topik Topik Topik Topik Topik
No.
Dinilai 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Deskripsi pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
topik dapat
memotivasi siswa
dan guru untuk
membaca buku ini
secara
keseluruhan
2. Daftar rujukkan Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
sesuai dengan
materi/topic
3. Kalimat pengantar Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
dapat memotivasi
siswa untuk
mengembangkan
kemampuan
berempati
4. Uraian materi Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya
mudah dipahami
oleh siswa dan
guru
5. Materi yang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
diuraikan dalam
buku ini dapat
memberikan
informasi praktis
bagi para siswa
tentang empati
6. Petunjuk tugas Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
individual mudah
dipahami oleh
siswa dan guru
7. Petunjuk tugas Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
kelompok mudah
dipahami oleh
siswa dan guru
8. Petunjuk latihan Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
mudah dipahami
siswa
9. Kegiatan latihan Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
dapat dilakukan
siswa untuk
melatih
mengembangkan
empati siswa

Komponen yang dinilai dalam buku 4 ini Butir-butir instrument dengan indikator empati
meliputi: butir-butir/item instrument, petunjuk dasar, penyelarasan, ketepatan empatik,
skoring, dan klasifikasi penilaian. Berikut adalah pengertian sosial, sinkronisasi, presentasi,
hasil validasi ahli bimbingan dan konseling: (a) pengaruh, dan kepedulian siswa yang disusun
82 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

telah dapat mengukur kemampuan empati dasar, Validasi ahli rancangan dilakukan untuk
penyelarasan, ketepatan empatik, pengertian menilai: desain fisik cover, gambar, bentuk
sosial, sinkronisasi, presentasi, pengaruh, dan huruf, sistematika materi, teknik pengetikan,
kepedulian siswa. (b) Petunjuk skoring telah warna, tampilan buku secara umum terhadap
sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian. (c) Buku 1, Buku 2, Buku 3, dan Buku 4 yang telah
Rentangan klasifikasi penilaian telah disusun. Berikut adalah hasil validasi ahli
menunjukkan keseimbangan skor. rancangan:

Tabel 3.2 Validasi Ahli Rancangan

Buku Buku Buku Buku


No. Aspek Penilaian
1 2 3 4
1. Desain fisik cover pada setiap buku dapat menimbulkan
Ya Ya Ya Ya
kriteria siswa untuk membaca buku
2. Bentuk huruf yang digunakan pada cover setiap buku Ya Ya Ya Ya
dapat menimbulkan ketertarikan siswa dan guru untuk
membaca buku
3. Bentuk huruf yang digunakan pada tulisan di halaman- Ya Ya Ya Ya
halaman dalam buku dapat menimbulkan ketretarikan
siswa dan guru untuk membaca uraian pada halaman-
halaman tersebut
4. Gambar pada cover pada setiap buku dapat mewakili Ya Ya Ya Ya
substansi topik yang dibahas
5. Sistematikan materi yang diuraikan telah sesuai dengan Ya Ya Ya Ya
topik
6. Teknik pengetikan isi buku akan menarik siswa dan Ya Ya Ya Ya
guru untuk membaca buku
7. Apakah bentuk huruf rapih, menarik dan mudah dibaca Ya Ya Ya Ya
oleh siswa dan guru
8. Warna-warna yang digunakan dalam desain buku dapat Ya Ya Ya Ya
menarik siswa dan guru untuk membaca buku
9. Tampilan keseluruhan dari buku dapat memotivasi Ya Ya Ya Ya
siswa dan guru untuk membaca buku

Validasi ahli Bahasa Indonesia dilakukan guru. (c) Rencana Pelaksanaan Layanan
untuk menilai Buku 1, Buku 2, Buku 3, dan Buku Bimbingan dan Konseling (RPLBK), Penulisan
4. kata/kalimat yang digunakan pada: topik
Komponen yang dinilai dalam Buku 1 ini permasalahan, bidang bimbingan, jenis layanan,
meliputi cover, Program Tahunan, Rencana fungsi layanan, tujuan layanan, sasaran layanan,
Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling strategi, metode/teknik, uraian kegiatan, materi
(RPLBK). Berikut adalah hasil validasi ahli layanan, media layanan, tempat
Bahasa Indonesia: (a) Cover; Bentuk huruf dan penyelenggaraan, penyelenggara layanan, pihak-
ukuran huruf yang digunakan pada cover buku pihak yang dilibatkan, dan rencana penilaian,
dapatmenimbulkan minat guru unuk membaca telah sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa
buku panduan. Teknik penulisan kata dan kalimat Indonesia baku dan mudah dipahami guru.
pada cover belum sesuai dengan kaidah penulisan Validasi ahli bahasa dilakukan untuk
bahasa Indonesia baku, dengan alasan Sekolah menilai cover, isi buku yang terdiri dari: (a)
Menengah Pertama tidak dapat disingkat SMP; deskripsi, (b) daftar rujukan, (c) pengantar, (d)
(b) Program Tahunan, Penulisan kata/kalimat petunjuk tugas individual, (e) petunjuk tugas
pada kolom program, domain perkembangan, kelompok, dan (f) petunjuk latihan. Berikut
tujuan, standar kompetensi, komponen adalah hasil validasi ahli bahasa: (a) Cover,
program/layanan, target siswa, dan metode Bentuk dan ukuran huruf yang digunakan pada
evaluasi telah sesuai dengan kaidah penulisan cover buku sudah dapat menimbulkan minat guru
Bahasa Indonesia baku dan mudah dipahami untuk membaca buku panduan ini. Teknik
Nama Peneliti,Judul pada Artikel... |83

penulisan kata dan kalimat pada cover belum dibahas, (b) hasil yang diharapkan, (c) komponen
sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia layanan, (d) strategi layanan, (e) media dan
bakudengan alasan Sekolah Menengah Pertama fasilitas, dan (f) evaluasi. Berikut adalah
tidak dapat disingkat SMP, (b) Isi buku, hasil validasi ahli bahasa: (a) Cover, Bentuk dan
Kata/kalimat yang digunakan di bagian deskripsi, ukuran huruf yang digunakan pada cover buku
daftar rujukan, pengantar, uraian materi, petunjuk dinilai dapat menimbulkan minat guru untuk
tugas individual, dan petunjuk tugas kelompok membaca buku panduan ini, dan teknik penulisan
telah sesuai dengan kaidah penulisan bahasa kata dan kalimat pada cover sudah sesuaidengan
Indonesia baku dan mudah dipahami oleh siswa kaidah penulisan Bahasa Indonesia baku; (b) Isi
dan guru. Sedangkan di bagian petunjuk latihan Panduan, Kalimat yang digunakan pada bagian
dinilai tidak mudah dipahami oleh guru dan siswa pengantar sudah sesuai dengan kaidah penulisan
dengan alasan tidak ditemukan halaman petunjuk bahasa Indonesia baku, dan kalimat yang
latihan pada buku panduan buku 2. digunakan pada bagian pengantar mudah
Validasi ahli bahasa pada buku 3 dipahami oleh guru’ (c) Uraian setiap Topik
dilakukan untuk menilai Cover, pengantar, topik-
topik tentang komponen kecerdasan sosial. Isi
tiap topik terdiri dari: (a) deskripsi topik yang

Tabel3.3 Validasi Buku 3 Oleh Ahli Bahasa


Aspek yang Topik Topik Topik Topik Topik Topik Topik Topik
No.
Dinilai 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Kalimat yang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
digunakan pada
“deskripsi topik”
sesuai dengan
kalimat bahasa
Indonesia baku
2. Kalimat yang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
digunakan pada
deskripsi topik
dapat dipahami
oleh guru
3. Kalimat yang Ya Ya Ya Ya Ya a Ya Ya
digunakan pada
rumusan “hasil
yang diharapkan”
sesuai dengan
kaidah penulisan
bahasa Indonesia
baku
4. Kalimat yang Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya
digunakan pada
rumusan “hasil
yang diharapkan”
mudah dipahami
oleh guru
5. Kalimat yang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
digunakan pada
“strategi layanan”
sesuai dengan
kaidah penulisan
bahasa Indonesia
baku
84 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

Aspek yang Topik Topik Topik Topik Topik Topik Topik Topik
No.
Dinilai 1 2 3 4 5 6 7 8
6. Kalimat yang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
digunakan pada
“stretegi layanan”
mudah dipahami
oleh guru
7. Kalimat yang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
digunakan pada
“fasilitas dan
media” sesuai
dengan kaidah
penulisan bahasa
Indonesia baku
8. Kalimat yang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
digunakan pada
“fasilitas dan
media” mudah
dipahami oleh
guru
9. Kalimat yang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
digunakan pada
“evaluasi” sesuai
dengan kaidah
penulisan bahasa
Indonesia baku
10. Kalimat yang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
digunakan pada
“evaluasi” mudah
dipahami oleh
guru

Validasi ahli bahasa dilakukan pada Buku, Penulisan kata/kalimat pada bagian
buku 4, menilai: Cover Buku, Isi Buku, yang pengantar, komponen panduan, tujuan evaluasi,
terdiri dari: (a) pengantar, (b) komponen pelaksanaan evaluasi, instrument pada setiap
panduan, (c) tujuan evaluasi, (d) pelaksanaan akhir kegiatan indikator kecerdasan sosial,
evaluasi, (e) instrument pada setiap akhir instrument pada akhir seluruh kegiatan layanan,
kegiatan indikator kecerdasan sosial, (f) petunjuk penyekoran, dan klasifikasi penilaian
instrument pada akhir seluruh kegiatan layanan, telah sesuai dengan kaidah penulisan bahasa
(g) petunjuk penyekoran, dan (h) klasifikasi Indonesia baku serta mudah dipahami oleh siswa
penilaian. dan guru.
Hasiil penilaian yaitu: (a) Cover, Bentuk dan Validasi ahli psikologi khusus dilakukan
ukuran huruf yang digunakan pada cover buku untuk memvalidasi buku 3 untuk menilai:
dinilai dapat menimbulkan minat guru untuk deskripsi, daftar rujukan, pengantar, petunjuk
membaca buku panduan, teknik penulisan kata tugas individual, petunjuk tugas kelompok dan
dan kalimat pada cover sudah sesuai dengan petunjuk latihan pada 8 topik yang disusun.
kaidah penulisan Bahasa Indonesia baku; (b) Isi Berikut adalah hasil validasi ahli psikologi:
Nama Peneliti,Judul pada Artikel... |85

Tabel 3.4 Validasi Buku 3 oleh Ahli Bahasa

Topik Topik Topik Topik Topik Topik Topik Topik


No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Kalimat yang digunakan pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
“deskripsi topik” sesuai
dengan kalimat bahasa
Indonesia baku
2. Kalimat yang digunakan pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
deskripsi topik dapat
dipahami oleh guru
3. Kalimat yang digunakan pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
rumusan “hasil yang
diharapkan” sesuai dengan
kaidah penulisan bahasa
Indonesia baku
4. Kalimat yang digunakan pada Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya
rumusan “hasil yang
diharapkan” mudah dipahami
oleh guru
5. Kalimat yang digunakan pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
“strategi layanan” sesuai
dengan kaidah penulisan
bahasa Indonesia baku
6. Kalimat yang digunakan pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
“stretegi layanan” mudah
dipahami oleh guru
7. Kalimat yang digunakan pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
“fasilitas dan media” sesuai
dengan kaidah penulisan
bahasa Indonesia baku
8. Kalimat yang digunakan pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
“fasilitas dan media” mudah
dipahami oleh guru
9. Kalimat yang digunakan pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
“evaluasi” sesuai dengan
kaidah penulisan bahasa
Indonesia baku
10. Kalimat yang digunakan pada Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
“evaluasi” mudah dipahami
oleh guru

Validasi ahli psikologi memberikan draft panduan tersebut. Revisi dilakukan dengan
catatan penting tentang perlunya penggunaan memperbaiki aspek-aspek yang dinilai oleh para
contoh-contoh konkrit dalam kehidupan siswa ahli “belum tepat” atau “masih perlu diperbaiki”.
pada setiap topik, agar siswa lebih mudah Kegiatan revisi ini menghasilkan produk akhir
memahami konsep yang dijelaskan. panduan untuk meningkatkan kompetensi guru
bimbingan dan konseling mengembangkan
Revisi Berdasarkan Validasi Ahli dan Produk kecerdasan sosial siswa SMP kelas VII, yang
Akhir terdiri dari: (1) Buku 1: Silabus Layanan dan
Berdasarkan data yang diperoleh melalui Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan
validasi ahli terhadap draft panduan yang telah Konseling, (2) Buku 2: Panduan Guru, (3) Buku
disusun, selanjutnya dilakukan revisi terhadap
86 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

3: Materi Layanan, dan (4) Buku 4: Panduan uji kelompok besar dilakukan oleh 9 orang guru
Evaluasi. bimbingan dan konseling, dengan maksud untuk
menilai “keterbacaan” dan “pemahaman” isi
Uji Coba Kelompok Kecil dan Uji Kelompok panduan, yakni aspek-aspek yang tercakup dalam
Besar panduan yang telah disusun. Panduan yang
Pada tahap ini dilakukan uji coba dinilai terdiri dari: (1) Buku 1: Program Layanan
kelompok kecil terhadap produk panduan yang dan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan
telah dihasilkan. Uji kelompok kecil dilakukan dan Konseling, (2)
oleh 3 orang guru bimbingan dan konseling, dan
Buku 2: Panduan Guru,(3) Buku 3: Materi Ka’fai and et al. (2009), Sadeghi and et al (2002),
Layanan, dan (4) Buku 4: Panduan Evaluasi. Cohen (1976) and Berkowitz (1973). Selain itu,
Berdasarkan hasil analisis data secara kualitatif, hasil penelitian Baggiyam dan Pankajan (2017);
diperoleh data bahwa semua aspek yang tercakup Asma; Tasleema dan Gani (2015); Manullang
dalam panduan tersebut “mudah dibaca” dan (2015); dan Wulandari (2014) menunjukkan
“mudah dipahami”, sehingga tidak perlu terdapat korelasi positif antara kecerdasan sosial
dilakukan revisi pada semua aspek yang dinilai. dengan prestasi akademik.
Kegiatan uji kelompok kecil dan uji Bertitik tolak dari pentingnya kecerdasan
kelompok besar ini menghasilkan produk akhir sosial bagi kehidupan siswa, maka upaya
panduan untuk meningkatkan kompetensi guru pengembangan kecerdasan sosial, khususnya
bimbingan dan konseling dalam pada siswa sekolah menengah pertama perlu
mengembangkan kecerdasan sosial siswa SMP dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
kelas VII, yang terdiri dari: (1) Buku 1: Silabus Berkenaan dengan upaya dimaksud maka
Layanan dan Rencana Pelaksanaan Layanan panduan yang dikembangkan melalui penelitian
Bimbingan dan Konseling, (2) Buku 2: Panduan ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi guru
Guru, (3) Buku 3: Materi Layanan, dan (4) Buku bimbingan dan konseling dalam mengem-
4: Panduan Evaluasi. bangkan kecerdasan sosial siswa sekolah
Penelitian ini telah menghasilkan menengah pertama.
panduan layanan bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan kecerdasan sosial siswa SMP SIMPULAN DAN SARAN
kelas VII, yang terdiri dari: (1) Buku 1: Silabus
Layanan dan 15 buah Rencana Pelaksanaan Penelitian ini telah menghasilkan
Layanan Bimbingan dan Konseling, (2) Buku 2: panduan bimbingan dan konseling untuk
Panduan Guru, (3) Buku 3: Materi Layanan, dan mengembangkan kecerdasan sosial siswa sekolah
(4) Buku 4: Panduan Evaluasi. menengah pertama, yang terdiri dari: (1) Buku 1:
Kecerdasan sosial dibutuhkan siswa Silabus Layanan dan Rencana Pelaksanaan
dalam kehidupannya sebagai pribadi, dan Layanan Bimbingan dan Konseling, (2) Buku 2:
terutama sebagai bagian dari anggota masyarakat Panduan Guru, (3) Buku 3: Materi Layanan, dan
(sebagai makhluk sosial). Beberapa hasil (4) Buku 4: Panduan Evaluasi.
penelitian telah menemukan adanya korelasi dan Panduan ini dikembangkan dengan
kontribusi kecerdasan sosial terhadap aktivitas menggunakan metode penelitian dan
dan perilaku siswa serta individu pada umumnya. pengembangan (Research & Development), oleh
Shekarey, et al (2013) melalui penelitiannya sebab itu panduan ini dapat direkomendasikan
menyimpulkan “that there was a negative and untuk digunakan para guru bimbingan dan
significant relationship between the student’s konseling/konselor dalam melaksanakan layanan
social intelligence and their aggressive untuk pengembangan kecerdasan sosial siswa,
behaviors. In other words, the students having khususnya siswa sekolah menengah pertama.
high social intelligence are calm and they
indicate less aggressive behaviors. As the result DAFTAR RUJUKAN
of the study indicated, there was a negative
significant relationship between the student’s Asma, Nazier; Tasleema; Gani. (2015). Social
social intelligence and aggression. Menurut Intelligence and Academic Achievement
Shekarey, et al (2013 hasil penelitian ini sejalan of College Studetns. A Study of District
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dibo Srinagar. ISQR Journal of Humanisties
& Pirnis (2006), Bazargan and et al. (2004),
Nama Peneliti,Judul pada Artikel... |87

and Social Science (ISQR-JHHS) vol.20, Manullang, Resi. (2015). Pengaruh Kecerdasan
Issue 2, Vol. II (feb.2015), pp 74-76 Sosial terhadap Prestasi Belajar Siswa di
SMK Negeri 2 Kota Jambi. Jurnal Ilmia
Baggiyam, Dhana, dan Pakajan, R. (2017). Social Universitas Batanghari jambi, Vol.15
Intelligence in Relationto Academic N0. 3 Tahun 2015.
Achievement. International Journal of
Research–Granthaalayah, 5(3) SE, 18- Rahim, Maryam; Irvan Usman; Meiske
22. Puluhulawa. 2017. Kecerdasan Sosial
http://doi.org//10.5281/zenodo.545958 dan Prestasi Belajar Siswa (Tinjauan
dari Persfektif Bimbingan dan Konseling
Bakhtiar,I. (2015) Pengembangan Video Ice Belajar). Artikel yang Disajikan
Breaking Sebagai Media Bimbingan padaSeminar dan Lokakarya Nasional
Konseling Dalam Meningkatkan “Revitalisasi Laboratorium dan Jurnal
Keterampilan Sosial. Jurnal Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum
Psikologi Pendidikan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling Berbasis
KKNI”, tanggal 4-6 Agustus 2017, di
2(1). pp(150-152)
Universitas Negeri Malang.
Beheshtifar, Malikeh dan Fateme Roasaei.
Wulandari. 2014. Prestasi Belajar Matematika
(2012). Role of Social Intelligence in
Siswa Ditinjau dari Kecerdasan
Organizational Leadership. European
Intelektual, Kecerdasan Emosional,
Journal of Social Science, vol. 28 No. 2
Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan
(2012),pp. 200-206.
Sosial. Kresna Bina Insan Prima.
Viva. 2017. Kasus Bullying Anak Meningkat.
Dong, Qingwen; Randall, J. Koper; Christine M.
Diakses melalui www.viva.co.id.
Collaco. (2008). Social Intelligence,
Self-Esteem, and Intercultural
Metro. 2018. Diakses melalui metro tempo.
Communication Sensivity. International
Update: https://metro.tempo.co › Metro).
Communication Studies XVII: 2 2008,
162-172.

Parto; Arofzad, Sharam; Taghi Agha Hosaini.


(2013). Relationship between social
intelligence with effective influence
among physical education expertice in
Isfahan education organizations.
Europen Journal of Experimental
Biology, 2013, 3(3): 168-172.

Hopword, Jon. (tt). Social Intelligence and the


Creative Process. Institute of Live
Communications, Melbourne, Australia.

You might also like