You are on page 1of 28
Bab 1 tang Lancar Definisi utang menurut FASB adalah pengurbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang “probable”, timbul dari kewajiban suatu entitas pada masa sekarang untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lain dimasa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian dimasa yang lalu. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan utang mempunyai tiga karakteristik berikut ini: 1. merupakan kewajiban sekarang yang menuntut penyelesaian dengan cara mentransfer barang, jasa atau membayar kas yang “probable” dimasa yang akan datang. 2. merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindarkan oleh perusahaan. 3, transaksi atau kejadian lain yang menimbulkan kewajiban perusahaan telah terjadi. UTANG LANCAR Berdasarkan jangka waktu pelunasannya, utang dibedakan kedalam utang lancar dan utang jangka panjang. Jangka waktu yang biasa digunakan adalah satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan, apabila siklus operasi perusahaan lebih dari satu tahun. Satu siklus operasi adalah periode waktu yang diperlukan dari sejak kas dibayarkan untuk pembelian barang atau jasa yang dibutuhkan untuk produksi sampai dengan kas dari hasil penjualan produk perusahaan diterima. Utang yang digolongkan sebagai utang lancar adalah utang yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Utang Lancar juga dapat didefinisikan sebagai kewajiban yang diharapkan akan dilunasi dengan kekayaan perusahaan yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang lancar baru. PENILAIAN UTANG LANCAR Secara teoritis, utang harus diukur sebesar nilai sekarang pengeluaran kas dimasa yang akan datang yang dibutuhkan untuk melunasinya. Dalam praktik, utang lancar biasanya dicatat dan dilaporkan sebesar nilai nominalnya, dengan alasan karena utang lancar hanya melibatkan jangka waktu yang pendek (Kurang dari satu tahun) maka tidak ada perbedaan yang besar antara nilai sekarang utang lancar dengan nilai jatuh temponya. PENGELOMPOKAN UTANG LANCAR Karena utang melibatkan pengurbanan dimasa yang akan datang, maka mengandung unsurketidakpastian. Berdasarkan tingkat ketidakpastiannya, utang lancardibedakan kedalam (1) utang lancar yang dapat dipastikan dan (2) utang lancar yang tidak pasti atau bersyarat (contingen). UTANG LANCAR YANG DAPAT DIPASTIKAN Utang lancar jenis ini, jmlahnya dapat diukur secara tepat. Jumlah kas yang diperlukan untuk melunasi dan tanggal pembayarannya telah ditentukan dalam bentuk janji tertulis atau lisan. Tidak ada ketidakpastian mengenai 1) fakta bahwa kewajiban tersebut telah timbul dan (2) jumlah yang akan dilunasi. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis utang yang termasuk dalam golongan ini- Utang Dagang Utang dagang adalah saldo terutang atas harga barang-barang, equipmen dan jasa yang dibeli perusahaan dengan Kredit. Timbul Karena perbedaan waktu penerimaan jasa atau barang dengan pembayarannya. Utang dagang dicatat sebesar pengeluaran wang yang diperlukan untuk melunasinya. Perhitungan diperlukan apabila ada potongan pembelian. Contoh: Pada tanggal | Maret 1993. PT ABC membeli barang dagangan secara kredit seharga Rp100.000.000 dengan termin pembayaran 1/10, 1/30. Jurnal pada tanggal 1 maret 1993: Persediaan Barang 100.000.000 Utang Dagang 100.000.000 Jurnal apabila dilunasi tanggal 10 Maret 1993 (dalam jangka waktu potongan): ‘tang Dagang 100.000.000 Potongan Pembelian (1% x 100.000.000) 1.000.000 Kas 99.000.000 Utang Wesel Utang dalam bentuk janji tertulis yang diklasifikasikan sebagai utang jangka pendek adalah (1) utang wesel dagang dan (2) utang wesel pinjaman jangka pende Wesel Dagang. Utang wesel dagang adalah jumlah yang dlijanjikan secara tertulis akan dibayar kepada pemasok barang, jasa, dan equipmen, Umumnya, baik jumlah yang akan dilunasi maupun tanggal pelunasan telah tercantum dalam wesel. Perhitungan diperlukan apabila wesel tersebut berbunga. Contoh: Pada tanggal | Januari 1993 perusahaan membeli barang dagangan seharga Rp5.000.000 dengan menandatangani wesel 30 hari berbunga 12%. Jumnal tangga 1 Januari 1993: Persediaan Barang 5.000.000 Utang Wesel 5.000.000 Jurnal tanggal 30 Januari 1993 pada saat pelunasan: Utang Wesel 5.000.000 Biaya Bunga 50.000 Kas 5.050.000 Wesel Pinjaman, Utang wesel kepada bank atau lembaga keuangan lain biasanya timbul karena transaksi peminjaman uang. Apabila wesel tersebut berbunga, disajikan dalam. neraca sebesar nominalnya dan diperlukan pengakuan biaya bunga pada setiap akhir periode untuk disajikan dalam laporan rugi-laba. Jika wesel yang diterbitkan untuk peminjaman uang tidak berbunga, bank akan memotong (mengenakan diskon) sejumlah tertentu dari jumlah uang yang dipinjam dan menyerahkan jumlah setelah dipotong kepada peminjam. Contoh: PT Nita pada tanggal 1 Oktober membuat wesel tidak berbunga Rp1.000.000 berjangka satu tahun yang didiskontokan dengan tingkat 9% kepada Bank Amerta. Daritransaksi tersebut PT Nita hanya memperoleh uang sebesar Rp910.000[Rp1.000.000 - (9% x Rp1.000.000)] untuk pembayaran Rp1.000.000 dua belas bulan dimasa yang akan datang, sehingga tingkat bunga efektif pinjaman tersebut adalah 9,89% (tidak sebesar yang ditetapkan 9%). Jurnal tanggal 1 Oktober adalah: Kas 910.000 Diskonto Utang Wese 190.000 Utang Wesel 1.000.000 Diskonto utang wese! harus diamortisasi sebagai biaya bunga selama umur wesel. Saldo diskonto yang belum diamortisasi disajikan sebagai pengurang utang wesel. Pada contoh tersebut, amortisiasi diskonto dengan garis lurus per bulan adalah Rp7.500 yang setiap akhir bulan dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Biaya Bunga 7.500 Diskonto Utang Wesel 7.500 Neraca tanggal 31 Desember akan menunjukkan sebagai berikut: Utang Lancar: Utang Wesel Rp1.000.000 (—) Diskonto Utang Wesel 67.500 Rp 932.500 * Rp90.000 - (Rp7.500 x 3) = Rp67.500 Biaya bunga sebesar Rp22.500 (Rp7.500 x 3 bulan) disajikan dalam laporan rugi-laba. Utang Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo Bagian dari utang obligasi, utang hipotik, dan jenis-jenis utang jangka panjang lainnya yang akan jatuh tempo dalam tahun fiskal berikutnya harus dilaporkan sebagai utang lancar. Dikecualikan dari ketentuan tersebut, jika utang yang akan jatuh tempo tersebut (1) akan dilunasi dari sumber yang tidak diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, (2) akan dilunasi dari penerimaan pinjaman baru, atau (3) akan dikonversikan menjadi modal Utang Deviden Utang deviden tunai merupakan seyumlah yang terutang oleh perusahaan kepada para pemegang saham karena adanya distribusi yang telah diumumkan oleh dewan komisari Setelah pengumuman perusahaan berutang kepada para pemegang saham. Biasanya deviden tersebut akan dibayar dalam jangka satu tahun, oleh karena itu dikelompokkan sebagai utang lancar. Utang deviden dalam bentuk tamoauau embar sanam (deviden saham) tidak diakui sebagai utang karena tidak memerlukan pengeluaran harta atau jasa dimasa yang akan datang, Uang Jaminan yang Akan Dikembalikan Uang jaminan yang dimaksud adalah uang yang diterima oleh penjual dari pembeli sebagai jaminan pelaksanaan pembayaran harga barang yang dibeli dimasa yang akan datang. Uang jaminan juga dapat diminta oleh penjual sebagai jaminan pengembalian kemasan barang (botol atau drum) oleh pembeli. Apabila pembeli telah melaksanakan kewajibannya, uang jaminan tersebut akan dikembalikan kepada pembeli. Apabila pengembalian uang jaminan kepada pembeli akan dilaksanakan dalam jangka kurang dari satu tahun dari tanggal neraca, uang jaminan tersebut diktasifikasikan sebagai utang lancar. Apabila pengembalian wang jaminan tersebut akan dilaksanakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, uang jaminan tersebut diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang. Utang dari Penjualan Kupon Perusahaan transportasi menyual karcis yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, restoran dapat menjual kupon yang dapat ditukarkan dengan makanan. dan toko nengecer dapat menjual kupon kepada para pembeli yang danat ditukar dengan barang. Dalam hal perusahaan menerima kas sekarang sebagai imbalan janji untuk memberikan jasa atau menyerahkan barang pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang. Penjualan karcis atau kupon tersebut dicatat dengan mendebit kas dan mengkredit utang yang disebut Pendapatan Diterima Dimuka. Pada saat karcis tersebut digunakan atau kupon tersebut ditukarkan, rekening xewayban didebit dan rekening pendapatan dikredit. Saldo rekening Pendapatan Diterima Dimuka disajikan dalam neraca dalam kelompok utang Jancar. 2 SLE RANA 29 LE eR RSET Pungutan untuk Pihak Ketiga Perusahaan sebagai pemberi kerja oleh undang-undang perpajakan diwajibkan untuk memotong pajak penghasilan karyawan dari jumlah upah atau gaji yang akan dibayarkan dan menyetorkannya ke kas negara. Untuk barang tertentu, penjual juga diwajibkan untuk membebani pembeli dengan sejumlah uang tertentu sebagai PPN yang nantinya akan diserahkan pada kas negara. Misalkan gaji karyawan untuk bulan November 1992 sebesar Rp 4.000.000,- dan PPh yang harus dibayar 15%, maka akan dicatat dengan jurnal: Gaji dan Upah 4.000.000 Utang PPh Karyawan 600.000 Kas 3.400.000 Jika penjualan perusahaan bulan Desember 1992 sebesar Rp 25.000.000,- termasuk didalamnya PPN sebesar 10%, maka penjualan dicatat dengan jurnal: Kas 25.000.000 Pendapatan Penjualan 22,500,000 Utang PPN 2.500.000 Karena perusahaan berkewajiban menyetorkan hasil pemungutan tersebut kepada kas negara, maka saldo utang PPh Karyawan dan PPN tersebut di neraca disajikan sebagai utang lancar. Biaya Terutang Biaya terutang (biaya yang masih harus dibayar) timbul karena ada biaya-biaya yang telah terjadi (dikeluarkan) tetapi oleh perusahaan belum dibayar. Biaya-biaya vang seringkali menimbulkan utang adalah yang berkaitan dengan waktu, termasuk didalamnya utang gaji, utang bunga, utang sewa dan lain-lain. Pembayaran Kondisional Utang yang jumlahnya tergantung pada laba yang diperoleh oleh perusahaan, jumlah pastinya tidak danat ditentukan sebelum akhir periode akuntansi. Contoh utang jenis ini adalah pajak penghasilan perusahaan, bonus karyawan berdasar laba. pembayaran sewa atau royalty yang tergantung pada jumlah laba yang diperoleh. Utang Pajak Penghasilan. Akuntan memandang jumlah pajak penghasilan dalam suatu tahun sebagai taksiran, karena jumlah finalnya tergantung pada penelitian dan persetujuan oleh dirjen pajak. Pajak terutang yang dihitung dalam faktur pajak diklasifikasikan sebagai utang lancar. Perjanjian Pemberian Bonus. Dengan berbagaialasan, banyak perusahaan memberikan bonus kepada sebagian atau semua karyawannya sebagai tambahan dari gaji atau upah regulemnya. Seringkali jumlah bonus yang diberikan tergantung pada laba yang diperoleh 6 perusahaan, sehingga akan memotivasi karyawn untuk andil dalam perolehan laba. Dari sudut pandang perusahaan, pembayaran bonus kepada karyawan merupakan tambahan gaji yang harus disertakan sebagai pengurang dalam menentukan laba bersih suatu tahun. Karena bonus kepada karyawan merupakan biaya bagi perusahaan, perhitungan jumlah bonus yang akan dibayar dapat menimbulkan masalah yang cukup rumit. Contoh: Pada tahun 1993 perusahaan K memperoleh laba sebesar Rp100.000 sebelum memperhitungkan bonus sebagai biaya. Menurut perjanjian pemberian bonus, 20% dari laba yang diperoleh akan dibagikan kepada para karyawan. Jika bonus bukan merupaxan biaya yang dikurangkan untuk menghitung laba, jumlah bonus dengan mudah dapat dihitung, yaitu sebesar 20% dari Rp100.000 = Rp20.000. Akan tetapi, karena bonus merupakan biaya yang harus dikurangkan untuk menghitung laba, maka bonus harus dihitung sebesar 20% dari Rp100.000 setelah dikurangi bonus. Apabila B menyimbulkan bonus, secara aljabar dapat dirumuskan sebagai berikut: B = 0,2 (Rp100.000 - B) B = Rp20.000 - 0,2 B 1,2 B = Rp20.000 B = Rp16.666,67 Masalah yang sama timbul apabila ada hubungan antara pembayaran bonus dengan pajak penghasilan perusahaan. Dimisalkan laba perusahaan sebelum dikurangi bonus dan pajak penghasilan sebesar Rp100.000. Menurut perjanjian, jumlah bonus didasarkan pada Jaba setelah pajak penghasilan tetapi sebelum dikurangi bonus. Tarip pajak penghasilan 40% dan bonus 20% dapat dikurangkan sebagai biaya untuk tujuan perpajakan. JikaB =Bonus dan P =Pajak, secara aljabar dapat dirumuskan sebagai berikut: B =0,2 (Rp100.000 - P) P= 0,4 (Rp100.000 - B) Dengan mensuvutusikan P persamaan kedua kedalam P persamaan pertama, jumlah B dapat dihitung dengan cara sebagai berikut™ B = 0,2 IRp100.000 - 0,4 (Rp100.000 - B)] B =0.2 (Rp 100.000 - Rp40.000 + 0,4 B) B =0,2 (Rp60.000 + 0,4 B) "B = Rp12.000 + 0,08 B 0,92 B = Rp12.000 B = Rp13.043,48 Dengan mensubtitusikan nilai B tersebut dalam persamaan kedua, nilai P dapat dihitung sebagai berikut: Ba oe Be ~ se recto enero P= 0,4 (Rp100.000 - Rp13.043,48) P=0,4 (Rp86.956,52) P= Rp34.782,61 Pembuktian kebenaran kedua jumlah tersebut dapat dilakukan dengan memasukkan kedua angka tersebut dalam persamaan pertama: B = 0,2(Rp100.000- P) Rp13.043,48 = 0,2 (Rp100.000 - Rp34.782,61) Rp13.043,48 = 0,2 (Rp65.217,39) Rp13.043,48 = Rp13.043,48 Apabila dalam penjanjian ditetapkan bahwa bonus dihitung dari laba setelah dikurangi pajak dan bonus, persamaannya akan menjadi: B = 0,2 (Rp100.000 - B - P) P =0,4 (Rp100.000 - B) Dengan mensubtitusikan nilai P persamaan kedua dalam persamaan pertama, maka dapat dihitung jumlah B: B = 0,2 [Rp100.000 - B - 0,4 (Rp100.000 - B)] 0,2 (Rp100.000 - B - Rp40.000 + 0,4 B) B = 0,2 (Rp60.000 - 0,6 B) B = Rp12.000 - 0,12 B) 1,12 B = Rp12.000 B = Rpl0.714,29 Apabila nilai B tersebut disubtitusikan dalam persamaan kedua, nilai P dapat dihitung: P = 0,4 (Rp100.000 - Rp10.714,29) 4 (Rp89.285,71) P = Rp35.714,28 Untuk membuktikan kebenaran jumlah-jumlah tersebut, kedua angka termasuk disubtitusikan kedalam persamaan pertama: B = 0,2(Rp100.000 - B -T) Rp10.714,29 = 0,2 (Rp100.000 - Rp10.714,29 - Rp35.714,28) Rp10.714,29 = 0,2 (Rp53.571,43) Rp10.714,29 = Rpl0.714,29 Setelah laba sebelum bonus dapat dihitung, baru kemudian dapat diadakan perhitungan jumlah bonus dan mencatatnya dengan jurnal penyesuaian. 8 Biaya Bonus Karyawan 10.714,29 Utang Bonus Pembagian Laba 10.714,29 Berikutnya setelah bonus tersebut dibayar, junal yang dibuat adalah: Utang Bonus Pembagian Laba 10.714,29 Kas 10.714,29 Rekening biaya disajikan dalam laporan rugi-laba, sedangkan rekening utang yang biasanya akan dibayar dalam jangka pendek disajikan di neraca dalam kelompok utang lancar. Mirip dengan perjanjian bonus, pembayaran sewa atau royalty dapat merupakan pembayaran kondisional apabila tergantung pada pendapatan yang diperoleh atau kuantitas produk yang dihasilkan. Perhitungan terhadap biaya-biaya tersebut lebih mudah dibandingkan dengan perhitungan bonus. UTANG BERSYARAT (CONTINGENCIES) Utang bersyarat adalah kewajiban yang tergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian dimasa yang akan datang untuk menentukan jumlah yang terutang, pihak yang akan menerima pelunasan, tanggal pelunasan, atau keberadaannya. Penentuan salah satu atau lebih faktor-faktor tersebut tergantung pada ketidak pastian (contingencies). Menurut FASB, contingencies adalah kondisi, situasi, atau keadaan yang diliputi oleh ketidakpastian yang kemungkinan menimbulkan laba atau rugi suatu perusahaan yang kepastiannya akan diperoleh setelah satu atau lebih kejadian dimasa yang akan datang terjadi atau tidak terjadi. Ketidakpastian yang kemungkinan menimbulkan kerugian perusahaan disebut utang bersyarat. Taksiran kerugian contingen harus dibebankan sebagai biaya dan dicatat sebagai utang apabila kedua kondisi berikut ini terpenuhi: (1) {nformasi yang tersedia sebelum diterbitkannya laporan keuangan menunjukkan bahwa kemungkinan besar (probable) kewajiban telah timbul pada tanggal laporan keuangan, dan (2) Jumlah kerugian dapat ditaksir secara wajar. Kondisi pertama mengadung arti bahwa kemungkinan besar satu atau lebih kejadian dimasa datang akan membuktikan bahwa kewajiban tersebut terjadi. Untuk mencatat utang tidak diperlukan kepastian mengenai pihak yang akan dibayar maupun tanggal pembayarannya, yang perlu diketahui adalah apakah kemungkinan besar kewajiban tersebut akan timbul. Kondisi kedua menyaratkan bahwa jumlah kewajiban tersebut dapat ditaksir secara wajar. Untuk menaksir jumlah kewajiban dapat menggunakan pengalaman perusahaan itu sendiri dimasalalu, pengalaman perusahaan lain dalam industri yang sama, atau dengan mengadakan penelitian. Contoh utang bersyarat yang memenuhi kedua kondisi tersebut adalah (1) utang garansi produk yang dijual dan (2) utang hadiah yang diberikan kepada pembeli. Apabila utang bersyarat tidak memenuhi kedua kondisi tersebut, maka tidak diperlukan pencatatan dan penyajian dalam laporan keuangan. Pengungkapan utang jenis ini diperlukan hanya dalam catatan atas laporan keuangan yang mencakup pengungkapan mengenai: (1) sifat contingencies dan (2) taksiran kemungkinan jumlah kerugian atau pernyataan bahwa penaksiran tersebut tidak dapat dilaksanakan. Contoh kerugian jenis ini adalah kerugian sengketa pengadilan, resiko kerugian kekayaan perusahaan akibat bencana alam, penjaminan utang pihak lain dan lain-lain. Utang Garansi Garansi adalah suatu janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk menjamin kualitas, kuantitas maupun dayaguna suatu produk. Penjualan dengan garansi berarti selama jangka waktu yang telah ditetapkan setelah penjualan, penjual berjanji untuk menanggung sebagian atau seluruh biaya penggantian bagian yang rusak, untuk melaksanakan servis atau reparasi tanpa membebani biaya, untuk mengembalikan uang pembelian dan lain-lain. Garansi merupakan biaya masa yang akan datang yang biasanya akan melibatkan jumlah yang cukup besar. Biaya garansi disebut juga biaya “purna jual”. Meskipun biaya masa yang akan datang tidak dapat dipastikan baik mengenai jumlah, tanggal, maupun pihak yang dibayar, kewajiban tersebut kemungkinan besar akan terjadi dan harus dicatat apabila jumlahnya dapat ditaksir secara wajar. ‘Ada dua metode akuntansi untuk mencatat o1aya garansi: (1) metode dasar kas (cash basis) dan (2) metode dasar akrual (accrual basis). Dalam metode dasar kas, biaya garansi dibebankan pada saat dikeluarkan. Dengan kata lain, biaya garansi dibebankan pada periode saat perusahaan melaksanakan janji garansinya. Tidak ada kewajiban yang perlu dicatat berkenaan dengan pemberian garansi. Metode ini diterapkan untuk tujuan perpajakan. Untuk tujuan akuntansi, metode ini dapat digunakan apabila jumlah biaya garansi tidak material atau jangka waktu garansi relatif pendek. Jika informasi yang tersedia menunjukkan kemungkinan besar bahwa pembeli mengadakan tuntutan garansi produk atau jasa yang telah dijual, metode akrual yang digunakan. Dalam metode akrual ada dua pendekatan: (1) pendekatan biava garansi (accrual method) dan (2) pendekatan penjualan garansi (deferral method). Pendekatan biaya garansi membebankan taksiran biaya garansi dimasa yang akan datang sebagai biaya operasi pada tahun penjualan atau tahun dilaksanakannya jasa. Metode ini digunakan apabila garansi merupakan bagian integral atau tidak terpisahkan dengan penjualan. Pendekatan penjualan garansi‘menunda persentase tertentu dari harga jual sampai dengan biaya garansi sesunggunnya dikeluarkan. Pendekatan ini diterapkan dalam perusahaan yang menjual kontrak garansi terpisan dengan produk. Utang dalam bentuk pendapatan diterima dimuka dicatat pada saat penjualan. Pendapatan garansi, biaya-biaya, dan laba diakui pada periode dilaksanakannya servis, reparasi, dan penggantian untuk garansi. Contoh: Perusahaan ADIE selama operasi tahun pertamanya yang berakhir tanggal 31 Desember 1992 berhasil menjual 100 buah mesin jahit dengan harga Rp1.000.000. Masing-masing mesin yang dijual diberikan garansi selama 1 tahun, Biaya garansi diperkirakan rata-rata Rp50.600,- per buah. Untuk perbaikan dan penggantian suku cadang sesuai dengan garansi, perusahaan tersebut mengeluarkan biaya Rp1.000.000 pada tahun 1992 dan Rp4,000.000 pada tahun 1993. Dasar Kas Jurnal-jurnal dengan dasar kas: * Penjualan 100 unit mesin jahit: Kas atau Piutang Dagang 100.000.000 Pendapatan Penjualan * — Pengeluaran biaya garansi tahun 1992: Biaya Garansi 1.000.000 Kas, persediaan, utang gaji dll * — Pengeluaran biaya garansi tahun 1993: Biaya Garansi 4.000.000 Kas, persediaan, utang gaji dll Dasar Akrual dengan Pendekatan Biaya Garansi Jarnal-jurnal dengan dasar akrual dengan pendekatan biaya garansi: * — Penjualan 100 unit mesin jahit: Kas atau Piuiang Dagang 100.000.000 Pendapatan Penjualan * — Pengeluaran biaya garansi tahun 1992 Biaya Garansi 1.000.000 Kas, persediaan, utang gaji dll 100.000.000 1.000.000 4.000.000 100.000.000 1.000.000 * Pengakuan taksiran utang garansi tanggal 31 Desember 1992, dengan perhitungan sebagai berikut: Taksiran biaya garansi (100 buah x Rp50.000) Pengeluaran biaya garansi tahun 1992 Taksiran utang garansi Biaya Garansi 4.000.000 Taksiran Utang Garansi * — Pengeluaran biaya garansi tahun 1993: Taksiran Utang Garansi 4.000.000 Kas, persediaan, utang gaji dll Rp 5.000.000 1,000,000 Rp 4,000,000 4.000.000 4.000.000 Dasar Akrual dengan Pendekatan Penjualan Garansi Jurnal-jurnal dengan dasar akrual dengan pendekatan biaya garansi: * — Penjualan 100 unit mesin jahit: Kas atau Piutang Dagang 100.000.000 Pendapatan Penjualan 95.000.000 Pendapatan Garansi Diterima Dimuka 5.000.000 * Pengeluaran biaya garansi tahun 1992: Biaya Garansi 1.000.000 Kas, persediaan, utang gaji dll 1.000.000 * — Pengakuan pendapatan garansi yang telah diperoleh tahun 1992: Pendapatan Garansi Diterima Dimuka 1.000.000 Pendapatan Garansi 1.000.000 * Pengeluaran biaya garansi tahun 1993: Biaya Garansi 4.000.000 Kas, persediaan, utang gaji dll 4,000.00 * Pengakuan pendapatan garansi yang telah diperoleh tahun 1993: Pendapatan Garansi Diterima Dimuka 4.000.000 Pendapatan Garansi 4.000.000 Utang Hadiah Banyak perusahaan yang menawarkan hadiah kepada para pembeli yang dapat menyerahkan kemasan produk, sertifikat, kupon, label produk, dan lain-lain. Hadiah tersebut dapat berupa senduk perak, piring, boneka, pembebasan biaya angkut, atau potongan tunai terhadap barang-barang yang akan dibeli. Karena hadiah yang ditawarkan tersebut dimaksudkan untuk merangsang penjualan, biaya pemberian hadiah tersebut harus dibebankan pada periode penjualan yang memperoleh manfaat dari pemberian hadiah tersebut. Pada akhir periode kemungkinan ada hadiah yang masih beredar yang akan diambil oleh pembeli pada periode berikutnya. Oleh Karena itu, diperlukan penaksiran jumlah hadiah yang masih’ beredar untuk mengakui adanya utang lancar dan mempertemukan biaya dengan pendapatan secara tepat. Biaya hadiah yang diberikan kepada pembeli dibebankan ke rekening Biaya Hadiah, dan kewajiban hadiah yang masih beredar harus dikreditkan kerekening Taksiran Utang Hadiah. Contoh: Departemen Store Heros memberikan penawaran hadiah kepada pelanggannya sebuah piring pirex dengan menukarkan 10 lembar kemasan shampo Stinrise dan membayar uang Rp1.000. Piring tersebut oleh Heros dibeli dengan harga Rp5.000 per buah. Heros memperkirakan 60% dari kemasan Sunrise yang terjual akan ditukarkan dengan hadiah. Penawaran hadiah tersebut dimulai bulan Juni 1989. Jumal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah: 1. Pembelian 10.000 piring pirex: Persediaan Piring Pirex untuk Hadiah 50.000.000 Kas 50,000.00 2, Penjualan 100.000 buah kemasan shampo dengan harga Rp3.000,- per buah: Kas 300.000.000 Pendapatan Penjualan 300.000.000 3. Penukaran 10.000 lembar kemasan sampo dengan hadiah oleh pelanggan: Kas [(10.000 : 10) x Rp1.000,-] 1.000.000 Biaya Hadiah 4.000.000 Persediaan Piring Pirex untuk Hadiah 5.000.000 [10.000 : 10) x Rp5.000,-] 4, Utang yang diperkirakan untuk hadiah yang masih beredar pada tanggal 31 Desember 1989: Biaya Hadiah 20.000.000 Taksiran Utang Hadiah 20.000.000 Perhitungan: Jumlah penjualan Shampo Sunrise 100.000 buah Taksiran jumlah yang ditukarkan 60% 60.000 buah Jumlah kemasan yang dikembalikan 1989 10.000 buah Taksiran pengembalian yang akan datang 50,000 buah Taksiran utang biaya hadiah yang masih beredar: (50.000 : 10) x (Rf5.000 - Rp1.000) = Rp20.000.000. Pada tanggal 31 Desember 1989, Neraca Heros akan melaporkan persediaan piring pirex untuk hadiah Rp45.000.000 sebagai aktiva lancar dan taksiran biaya hadiah Rp20,000.000 sebagai utang lancar. Pada tahun 1989, pada laporan rugi-laba akan melaporkan biaya hadiah sebesar Rp24.000.000 sebagai bagian dari biaya penjualan. SOAL-SOAL 1. Suatu pengurbanan ekonomis dan wajib dilakukan perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa, ini merupakan pengertian dari: a. Aktiva b. Utang c. Biaya d. Rugi e. Pilihan a, b, c, dan d semuanya salah Jawab: b 14 Berikut ini adalah salah satu sifat utang a. Utang akan terjadi dimasa yang akan datang b. Utang hanya timbul karena perusahaan meminjam wang c. Utang terjadi akibat transaksi yang lalu d. Garansi bukan utang Jawab: € Klasifikasi utang ke dalam utang lancar dan utang jangka panjang didasarkan pada asumsi/konsep: a. Kesatuan usaha b. Pengukuran dalam nilai uang c. Pertode akuntansi 4. Kesinambungan e. Pilihan a, b, c, dan d semuanya salah Jawab: Berikut ini adalah rekening-rekening yang termasuk dalam kelompok hutang jangka pendek yang jumlahnya dapat ditaksir, kecuali: a. Hutang Hadiah b. Hutang Garansi cc. Hutang Pajak Penghasilan d. _Piutang Wesel yang Didiskontokan e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: d Diantara elemen berikut ini yang bukan merupakan utang jangka pendek adalah: a. Utang obligasi jatuh tempo tahun depan b. Obligasi satu tahun yang segera dilunasi c. Pembayaran pensiun yang diambil dari dana pensiun 4. Utang akibat pembelian barang dagangan e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: ¢ Utang bersyarat adalah: a, Utang yang timbul karena tuntutan pihak laik di pengadilan b. Utang yang timbul karena perusahaan memberikan garansi atas barang yang dijualnya c. Utang eksistensinyaditentukan oleh terjadinyaatau tidak terjadinya sebuah peristiwa d. _Jawaban di atas benar semua Jawab: ¢ Utang bersyarat dalam laporan keuangan disajikan: a. Diungkapkan dalam catatan kaki atau tanda kurung b. Dijumlahkan sama seperti halnya dengan jenis utang yang lain ¢. Tidak ikut dijumlahkan pada jenis utang yang lain d. Jawaban adanc benar Jawab: d . Aktiva lancar dan utang lancar sebagaimana disajikan dalam neraca tidak mencerminkan secara benar kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek karena: a. Nilai aktiva lancar di dalam neraca tidak mencerminkan nilai pasarnya b. Konsep utang menurut akuntansi tidak sama dengan konsep utang menurut hukum c. Tidak semua barang yang diperlakukan sebagai aktiva lancar oleh akuntansi dapat ditukar menjadi uang d. Jawaban a, b, dan c semuanya benar Jawab: ¢ . Berikut adalah contoh utang bersyarat a. Utang pajak penjualan b. Wesel tagih yang didiskontokan c. Utang wesel d. Utang jangka panjang yang segera jatuh tempo Jawab: b | Utang Dagang (bersaldo debit) masuk kelompok: a. Aktiva Lancar b. Utang Lancar c. Aktiva Lain-tain d. Laba yang Ditahan e. Pilihan a, b, c, dan d semuanya salah Jawab: a . Manakah diantara atribut-atribut hutang berikut ini tidak dimiliki oleh utang bersyarat? a. Diketahui tanggal jatuh temponya b. Dapat ditentukan nilai jatuh temponya c. Kewajiban membayar benar-benar ada pada tanggal neraca d. Payee (pihak penerima pembayaran) sudah dapat ditentukan pada tanggal neraca e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: e . PT Sukses memberikan insentif kepada direksi berupa bonus pada setiap akhir tahun buku, Dalam tahun 1990, perusahaan memperoleh laba bersih (setelah paiak dan bonus) sebesar Rp 100,00 juta; dan dikenakan pajak penghasilan berdasar tarif efektif (rata-rata) sebesar 37,50%. Jika bonus kepada direksi ditetapkan sebesar 20% dari laba setelah pajak dan bonus, maka besarnya bonus tahun 1990 adalah: a. Rp 40,00 juta b. Rp 25,00 juta c. Rp 20,00 juta 4. Rp 12,50 juta e. Tidak ada jawaban yang benar Penyelesaian: Jumlah bonus: 20% x Rp100.000.000 = Rp20.000.000 13. 15. Hutang bersyarat (contingent liability) karena pendiskontoan wesel akan hapus pada saat: a. Nilai nominalnya b. Penarikan wesel c. Penjualan wesel d. Jatuh temponya wesel e. Pilihan a, b, c, dan d semuanya salah Jawab: d . Perusahaan mengadakan program promosi penjualan baru. Untuk setiap 10 tutup botol yang dikembalikan, langganan akan mendapat hadian yang menarik, Diperkirakan hanya 50% tutup yang kembali. Data ditambah sebagai berikut: Unit Jumlah Penjualan (botol) 4.000.000 Rp1.200.000 Harga beli hadiah berdasar botol 100.000 Rp50.000 Hadiah yang dibagikan 78.000 Pada akhir tahun perusahaan mengakui hutang sesuai dengan taksiran biaya hadiah poténsial. Berapa jumlah taksiran hutangnya: a. Rp 196.100,00 b. Rp 161.000,00 c. Rp 11,000,00 4. Rp 61.000,00 e. Tidak ada jawaban yang benar Penyelesaian: ‘Taksiran biaya hadiah {(400.000/10) x Rp0,5 x 50%} Rp 100.000 Hadiah yang telah dibagikan (78,000 x Rp0,5) 39,000 Utang hadiah Rp61.000 Data ini digunakan untuk menjawab pertanyaan nomor 4-8. Untuk menaikkan penjualan sebuah perusahaan kopi melakukan promosi dengan jalan memasukkan sehelai kupon ke dalam setiap bungkus produknya, Setiap langganan yang mengirimkan 10 kupon akan mendapat sebuah cangkir dengan cuma-cuma. Perusahaan membeli cangkir dengan harga Rp60. per buah. Diperkirakan jumlah kupon yang akan ditukarkan dengan cangkir berjumlah 70%. Data lain dapat dilihat di bawah ini: Kupon yang Penjualan Pembelian ditukar Kopi Cangkir Cangkir Bulan {bungkus) (buah) (lembar) Januari 650.000 50,000 220,000 Pebruari 500.000 30.000 410.000 Maret 700,000 70.000 310.000 Persediaan cangkir pada akhir bulan Januari berjumlah Rp a. Rp1.680.000,00 b. _ Rp50.000,00 c. Rp3.000.000,00 d. Rp22.000,00 17. 19. Penyelesaian: Pembelian cangkir bulan Januari (50.000 x Rp20) Dibagikan sebagai hadiah bulan Januari: {(220.000/10) x Rp60) Jumlah persediaan cangkir . Persediaan Cangkir pada bulan Pebruari berjumlah Rp a. Rp1.800.000,00 b. _ Rp1.020.000,00 c. Rpl.680.000,00 d. _Rp17.000,00 Penyelesaian: Persediaan cangkir akhir Januari Pembelian cangkir bulan Februari (30.000 x Rp20) Jumlah cangkir yang tersedia untuk dibagikan Dibagikan sebagai hadiah bulan Februari: {(410.000/10) x Rp60) Jumlah persediaan cangkir Saldo utang biaya promosi pada akhir Januari adalah: a. Rp3.000.000,00 b. _ Rp2.730.000,00 c. Rpl.410,000,00 4. Rp23.500,00 Penyelesaian: Taksiran biaya hadiah bulan Januari {(650.000/10) x 70%) x Rp60} Dibagikan sebagai hadiah bulan Januari: {(220.000/10) x Rp60) Taksiran utang hadiah akhir Januari . Biaya hadiah untuk bulan Januari adalah: a. Rp2.730,000,00 b. _Rp650.000,00 c. Rp455.000,00 d. _ Rp3.000.000,00 Penyelesaian: Rp 3.000.000 1.320.000 Rp 1.680. Rp 1.680.000 1.800.000 Rp 3.480.000 2.460.000 Rp 1.020.000 Rp 2.730.000 1.320.000 Rp 1.410.000 Taksiran biaya hadiah bulan Januari {(650.000/10) x 70%) x Rp20} = Rp2.730.000 PT. Cereal Lezat, membuka sesuatu program promosi penjualan baru. Untuk setiap 10 sobekan tutup kotak Cereal yang dikembalikan kepada perusahaan, maka para pelanggan akan menerima suatu hadiah yang menarik. Perusahaan telah mempekirakan bahwa hanya 30% dari tutup Kotak cereal yang diterima pelanggan yang akan dikirim kembali. Informasi tambahan adalah sebagai berikut: Unit Kotak Cereal yang terjual 2,000,000 Pembelian hadiah 36.000 Pembagian hadiah kepada pelanggan 28.000 Jumlah Rp140,000.000 Rp1.800.000 20 Pada akhir tahun ini PT Cereal Lezat, mengakui suatu utang sama besar dengan taksiran potensi biaya hadiah yang belum diselesaikan, Berapa besamya taksiran utang hadiat tersebut? a. Rp400.000,00 b. _ Rp1.600.000,00 c. Rp1.800,000,00 4. Rp4.200.000,00 e. Pilihan a,b, c. dan d semuanva alah Penyelesaian: Taksiran biaya hadiah {(2.000.000/10) x 30%) x Rp50} Rp 3.000.000 Dibagikan sebagai hadiah bulan Januari: (28.000 x Rp50) 1.400.000 Taksiran utang hadiah akhir Januari Rp 1.600.000 Informasi berikut ini menyangkut perusahaan A. Perusahaan A. membuat sebuah barang. Barang ini dijual dengan garansi terhadap segala kerusakan dalam pembuatannya. Pengalaman menunjukkan bahwa besamya biaya untuk memenuhi garansi ini adalah sebagai berikut: Periode Tahun pertama setelah penjualan 1% dari penjualan Tahun kedua setelah penjualan 2% dari penjualan Tahun ketiga setelah penjualan 4% dati penjualan Data penjualan dan biaya garansi sesungguhnya adalah sebagai berikut: Penjualan Biaya Garansi Sesungguhnya 1981 Rp800.000 Rp3.800 1982 Rp1.040.000 Rp17.400 1983 Rp1.200.000 Rp46.000 Hitunglah jumlah utang (yang bethubungan dengan garansi) yang harus dicantumkan pada neraca 31/12/1983. Penjwalan dan kerusakan dalam suatu tahun terjadi dengan merata. Penyelesaian: Taksiran th 1981: (1% x Rp800.000) Rp 8.000 Taksiran th 1982: (1% x Rp1.040.000) + (2% x Rp800.000) 26.400 Taksiran th 1983: (1% x Rp1.200.000) + (4% x Rp800.000) + (2% x Rp1.040.000) 64.800 Jumlah taksiran hadiah s.d, akhir 1983 Rp 99.200 Biaya garansi s.d. akhir 1983 (Rp3.800 + Rp17.400 + Rp46.000) 61.200 Jumlah utang hadiah 31/12/1983 Rp 32.000 21. = Jurnal pencatatan: 1981 Biaya Hadiah 3.800 Persediaan Hadiah 3.800 Biaya Hadich 4.200 Taksiran Utang Hadiah 4.200 1982 Biaya Hadiah 17.400 Persediaan Hadiah 17.400 Biaya Hadiah 9.000 Taksiran Utang Hadiah 9.000 1983 Biaya Hadiah 46.000 Persediaan Hadiah 46.000 Biaya Hadiah 18,800 Taksiran Utang Hadiah 18,800 Perusahaan A berkewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan pegawainya dengan caramembantu membetuk dana kesejahteraan. Berdasarkan perjanjian dengan Persatuan Karyawan Perusahaan A, jumlah ini harus sama dengan 1/3 dari laba tahunan perusahaan setelah pajak. Laba sebelum pajak dan sebelum dana kesejahteraan ialah Rp 900.000,00. Tarif pajak adalah 40% dan juran untuk membentuk dana ini dapat dianggap sebagai buaya untuk keperluan penentuan pajak. Diminta: Hitunglah besarnya dana yang harus disumbangkan perusahaan untuk membentuk dana kesejahteraan karyawan. Penyelesaian: Jika dana yang disumbangkan = D, dan pajak = T, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: D= 1/3 (900.000 - T) T = 40% (900.000 - D) dengan mensubtitusikan ke dua persamaan tersebut: D = 1/3 {900.000 - 40% (90.000 - D)} D = 300.000 - 120.000 + 0,1 1/3 D) 0,8 2/3 D = 180.000 D= 216.000 Pada tanggal 1 September 1981. sebuah perusahaan meminjam wang dan membuat sebuah wesel berbunga yang pokok dan bunganya akan dibayar pada tanggal 1 19 23. 24. 25. 20 September 1982 (jatuh tempo 1 tahun). Bagaimana utang wesel dan bunganya diklasifikasikan dalam Neraca pada tanggal 31 Desember 1981 ? Utang wesel Bunga yang terutang a. Utang lancar Utang tidak lancar b. Utang tidak lancar Utang lancar c. Utang lancar Utang lancar d. Utang tidak lancar Tidak dijurnal Jawab: ¢ Manakah salah satu dari pilihan berikut yang diklasifikasikan sebagai utang lancar? a. Pengesahan wesel yang dikeluarkan oleh perusahaan afiliasi b. Deviden kas yang diumumkan sebelum tanggal neraca dan tafiggal pencatatannya dilakukan setelah tanggal neraca c. Deviden saham preferen kumulatif yang tertunggak. d. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: b Perusahaan Winter memberikan kompensasi insentif berupa bonus kepada direktur sebesar 10% dari kelebihan laba perusahaan di atas Rp100.000 sebelum pajak penghasilan tetapi setelah dikurangi bonus. Jika laba perusahaan sebelum pajak penghasilan dan bonus adalah Rp320.000 dan tarif pajak efektif 40%, berapa besarnya bonus yang diterima direktur tersebut? a. Rp20.000 b. Rp22.000 c. Rp32.000 d. Rp44.000 Penyelesaian: Direktur perusahaan Winter akan menerima bonus sebesar Rp20.000 dengan perhitungan: Bonus (B) = 10% x [Rp320.000 - Rp100.000 - B] B = Rp22,000- 0,1B 1,1B = Rp22.000 B = Rp20.000 Perusahaan Malcom menerapkan program yang memberikan kompensasi insentif kepada manajer penjualan berupa bonus sebesar 10% dari laba perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan dan sebelum dikurangi bonus. Laba sebelum pajak penghasilan dan bonus sebesar Rp 100.000 dan besarnya tarif pajak efektif sebesar 40%. Berapa besarnya bonus tersebut? a. Rp5.400 b. _Rp6.000 c. Rp6.250 d. Rpl0.000 Penyelesaian: Manajer penjualan akan menerima bonus sebesar Rp6.250 dengan perhitungan: 26. 27. ARN SSR ROE AI HH RS B = Bonus T = Tax (pajak) 0% [Rp100.000 - T] T = 40% [Rp100.000 - B] Substitusikan T dengan persamaan pertama dan kemudian B akan terpecahkan: B = 10% [Rp100.000 - 40% {Rp100.000 - B}] B = 10% [Rp100.000 - Rp40.000 + 0,4B] B = 10% [Rp60.000 + 0,4B] B = Rp6.000 + 0,4B Rencana pembagian laba sebuah perusahaan akan mengkontribusikan ke dalam suatu dana sebesar 1/3 dari laba bersih setelah setiap tahun. Laba sebelum pajak dan sebelum dikurangi kontribusi pembagian laba tahun 1972 adalah Rp600.000. Tarip pajak 40%. Jumlah yang dikontribusikan pada tahun 1972 adalah: a. Rp200.000 b. Rp126.000 cc. Rpt00,000 dé. Rpl33.333 Penyelesaian: Pembagian laba kontribusi Rp100.000 dihitung dengan cara: C = Pembagian laba kontribusi T = Tax (pajak) C = 1/3 [Rp600.000 (-) C (-) T] T = 40% [Rp600.000 (-) C] Substitusikan T dengan persamaan pertama dan C akan terjawab: C= 13 [Rp600.000 - C - 40% {Rp600.000 - C}] C= 1/3 [Rp600.000 - C - Rp240,000 + 40%C) /3 [Rp360.000 - 60%C] C = Rp220.000 - 20%C 1,20C = Rp120.000 C= Rp100,000 Pada tahun 1978, Perusahaan Lawet memperkenalkan sebuah mesin baru dengan garansi3 tahun. Berdasarkan pengalaman industri, biaya garansi ditaksir sebesar 2% dari penjualan pada tahun penjualan, 4% tahun kedua setelah penjualan dan 6% tahun ketiga setelah penjualan. Penjualan dan pengeluaran (biaya) garansi sesungguhnya selama periode 3 tahun pertama adalah sebagai berikut: Biaya Garansi Penjualan —_sesungguhnya 1978 Rp200.000 Rp 3.000 a1 28. 22 1979 500.000 15.000 1980 700.000 45.000 Rp1.400.000 Rp63.000 Berapa jumlah vang harus dilaporkan oleh Perusahaan Lawet sebagai utang lancar pada tanggal 31 Desember 1980? a. Rpo b. Rp5.000 c. Rp68.000 d. Rp105.000 Penyelesaian: Utang garansi Lawet pada tanggal 31 Desember 1980, dihitung: Total utang garansi dikredit tahun 1978, 1979, 1980 (2%+4%+6% x Rp1.400.000) Rp168.000 (©) Total utang garansi didebit tahun 1978, 1979, 1980 (63.000) Utang garansi tanggal 31 Desember 1480Rp105.000 Perusahdian Bolly menaksir bahwa biaya garansi tahunan sebesar 2% dari penjualan bersih setahun. Berikut ini adalah data yang tersedia: Penjualan bersih tahun 1980 Rp4.000.000 Rekening utang garansi: 31 Desember 1979 Rp60.000 (kredit) Pembayaran garansi 1980 50,000 (debit) Setelah pencatatan taksiran biaya garansi tahun 1980, rekening utang garansi yang disayrkan dalam neraca tanggal 31 Desember 1980 sebesar: a. Rp10.000 b. Rp70.000 c. Rp80.000 d. Rp90.000 Penyelesaian: Dengan menggunakan tabel dibawah, utang garansi perusahaan Bolly dalam neraca pada tanggal 31 Desember 1980 sebesar Rp90.000 dihitung: Utang garansi Utang garansi Rp 50.000 | Saldo 31/12/79 Rp 60.000 Saldo 31/12/80 90.000 Taksiran biaya (2%xRp4.000.000) 80.000 Rp140.000 Rp140.000 Saldo 31/12/80 Rp 90.000 29. Perusahaan Belvin menaksir bahwa biaya garansi setahun sebesar 2% dari penjualan bersih tahunan. Berikut ini adalah data yang berhubungan dengan tahun 1990: Penjualan bersih Rekening utang garansi: Neraca, 31 Des 1990 sebelum penyesuaian Neraca, 31 Des 1990 setelah penyesuaian Rp3.200,000 Rp10.000 (debit) 54.000 (kredit) Manakah salah satu dari jurnal berikut yang dibuat untek mencatat taksiran biaya garansi 1990? a, Biaya Garansi Laba ditahan (penyesuaian periode sebelumnya) b. Biaya garansi Laba ditahan (penyesuaian periode sebelumnya) Utang Garansi c. Biaya Garansi Utang Garansi d. Biaya Garansi Utang Garansi Penyelesaian: Debit Kredit 64.000 60.000 54.000 10.000 64.000 44.000 44.000 64.000 64.000 Perusahaan Belvin akan mencatat taksiran biaya garansi pada tahun 1990 dengan mendebit biaya garansi dan mengkredit utang garansi sebesar Rp64.000 (2% x Rp3.200.000). Rekening tersebut dalam neraca sebagaian tampak sebagai berikut: Utang garansi Saldo 31/12/90 (sebelum penyesuaian) — Rp10.000 Saldo 31/12/90 (setelah penyesuaian) 54,000 Rp64.000 Penyesuaian untuk taksiran biaya garansi (2%xRp3.200.000) Rp64.000 Rp64.000 Saldo 31/12/90 Rp54.000 23 30. 31. 32. 24 os wwsmeen te Diasumsikan bahwa sebuah perusahaan manufaktur mempunyai: (1) pengendalian kualitas yang baik (2) siklus operasi 1 tahun (3) pola penjuafan tahunan yang relatif stabil (4) menerapkan kebijakan untuk memberikan garansi terhadap produk baru terhadap kerusakan selama 3 tahun yang mengakibatkan pengeluaran biaya garansi yang jumlahnya material tetapi stabil. Utang garansi: a. _harus dilaporkan sebagai utang jangka panjang b. _harus dilaporkan sebagai utang lancar c. harus dilaporkan sebagian sebagai utang lancar dan sebagian utang jangka panjang d. tidak perlu diungkapkan Jawab: ¢ Perusahaan Delta merupakan sebuah toko retail yang beroperasi di suatu negara dengan tarip pajak pertambahan nilai sebesar 5%. Undang-undang yang berlaku di negara tersebut menentukan bahwa pajak pertambahan nilai atas penjualan retail yang dipungut dalam ! bulan harus disetorkan ke kas negara pada bulan berikutnya. Jika jumlah yang dipungut disetorkan sebelum tanggal 12 bulan berikutnya, penjual berhak menerima 2% dari pajak pertambahan nilai yang dipungut. Pada tanggal 10 April 1991, Delta menyetorkan pajak yang dipungut selama bulan Maret 1991 sebesar Rp16.905. Berapa besarnya penjualan retail Delta yang menjadi obyek pajak selama bulan Maret? a. Rp331.340 b. Rp331.480 c. Rp338,100 d, Rp345.000 Penyelesaian: Perhitungan untuk penjualan eceran yang menjadi subyek pajak penjualan pada perusahaan Delta sebesar Rp345.000: Misalkan X = penjualan eceran yang menjadi subyek pajak penjualan. 0,05X - 0,02 (0,05X) = Rp 16.905 0,05X - 0.0010X 0.049X x Restoran BOBO menjual kupon dengan harga Rp1S per lembar yang dapat ditukar dengan makanan seharga Rp20. Selama tahun 1990, tahun pertama beroperasi, terjual 500 kupon dan sebesar Rp7.000 (pada nilai tebusan) kupon ditukarken dengan makanan oleh pembelinya. Berapa pendapatan dari penjualan kapon dan penukarannya yang harus diakui oleh perusahaan tersebut pada tahun 1990, jika diasumsikan bahwa semua kupon akan ditukarkan? a. Rp 5.250 b. Rp 7.000 33. c. Rp 7.500 d. Rpl0.000 e. tidak ada jawaban yang benar Penyelesaian: Restoran BOBO harus mengakui pendapatan yang dikaitkan dengan kupon penjualan dan tebusannya sebesar Rp5.250 pada tahun 1990, dihitung dengan cara: Rp15/Rp20 x Rp7.000 = Rp5.250 Catatan: Utang untuk buku kupon yang belum dikembalikan sebesar Rp1.750 [Rp7.000 (-) Rp$.250]. Pendapatan akan diakui tergantung pada tebusan kupon pada harga buku kupon Rp15 dari harga jual regular Rp20 Pada tanggal | Januari 1992, Perusahaan tepung CAKRA mulai menawarkan sebuah bukuk resep makanan sebagai hadiah kepada para pelanggan. Untuk memperoleh buku tersebut, pelanggan harus mengirimkan label dari kotak tepung CAKRA dan uang sebesar Rp0,50. Harga perolehan buku resep makanan sebesar Rp2 dan CAKRA juga membayar Rp0,40 untuk mengirim buku kepada masing-masing pelanggan. Selama tahun 1992, ada 20.000 label yang dikembalikan. Sebagai informasi tambahan, 10.000 label kotak tepung yang terjual pada 1992 diharapkan akan dikembalikan pada tahun 1993 sebelum penawaran berakhir. Manakah pilihan di bawah ini yang menunjukkan laporan keuangan terbaik pada akhir tahun 1992 berkenaan dengan penawaran hadiah tersebut? Pendapatan Biaya Utang Retur Hadiah Hadiah Hadiah Penjualan a. Rp15.000 Rp72.000 Rp24.000 Ro 0 b. Rp 0 Rp57.000 Rp19.000 Rp 0 © Rp 0 Rp38.000 Rp19.000 Rp 0 a. Rp10.000 Rp48.000 Rp24.000 Rp O e. Rp 0 Rp 0 Rp19.000 Rp57.000 Penyelesaian: Perolehan (cost) premium: Perolehan buku resep Rp2.000 Biaya pengiriman 40 Rp2.040 (-) Pembayaran yang diminta ( 50) Perolehan bersih tiap premium Rp1.990 Biaya premium: 30.000 label x Rp1.990 = Rp59.700.000 Utang premium: 10.000 label x Rp1.990 = Rp19.900.000 34. Laporan Rugi-Laba dari PT CHRISTINA yang tidak lengkap tampak sebagai berikut: PT CHRISTINA Laporan Rugi-Laba 31 Desember 1990 Pendapatan Rp 10.090.000, Harga Pokok Penjualan 7.000.000 Laba Kotor Rp 3.000.000 Biaya Administrasi & PenjualanRp 1.000.000 Bonus Untuk Karyawan 2 2 Laba Sebelum Pajak Penghasilan Rp ? Pajak Penghasilan 2 Laba Bersih Rp sy Informasi tambahan: Laba yang dibagikan pada karyawan berupa bonus direncanakan 20% dari seluruh laba setelah dikurangi bonus dan pajak penghasilan, akan didistribusikan pada hari pertama bulan keempat bulan tiap tahun. Tarip pajak penghasilan 45%. Diminta: Hitung besarnya bonus dan pajak penghasilan lengkapilah Laporan Rugi-Laba Perusahaan Christina Penyelesaian : B = 20% ( 3.000.000 - B- T) T = 45% ( 3.000.000 - B ) B = 0,2 [ 3.000.000 - B - 0,45 ( 3.000.000 - B ) ] = 0,2 [ 3.000.000 - B - 1.350.000 + 0,45 B ] = 600,000 - 0,2 B - 270.000 + 0,09 B = 330.000 - 0,11 B B +0,11 B = 330.000 1B = 330.000 B = 297.297 T = 45% ( 3.000.000 - B ) = 45% ( 3.000.000 - 297.297 ) = 1.350.000 - 133.783,65 = 1.216.216,35 See SONAR WARE I TH SMR TS AAS oT sae ue 35. PT CHRISTINA Laporan Rugi-Laba 31 Desember 1990 Pendapatan Rp 10,000,000,00 Harga Pokok Penjualan 7,000,000.00 Laba Kotor Rp 3.000.000,00 Biaya Administrasi & Penjualan Rp1.000.000,00 Bonus Untuk Karyawan 297.297,00 1.297.297,00 Laba Sebelum Pajak Penghasilan Rp 1.702.703,00 Pajak Penghasilan (45% ) 216,216.35 Laba Bersih Rp 486,486.65 Perusahaan LIZA yang bergerak dalam bidang elektronika menjual 10 unit komputer pada tahun 1990 dengan harga Rp 1.600.000 per unit secara tunai. Pembeli membayar Rp 100.000 untuk mendapat jaminan service periodik termasuk penggantian suku cadang yang rusak selama 1 tahun, Taksiran biaya service dan suku cadang untuk dua tahun adalah sebagai berikut : - Suku cadang Rp 50,000 = Tenaga kerja Rp 30.000 Perusahaan LIZA menggunakan metode dengan dasar kas ( biaya garansi diperlakukan sebagai penjualan ). Bila penjualan dianggap terjadi pada tanggal 31 Desember 1990, Jaba diakui dari jaminan dan pendapatan diakui dengan metode garis lurus. Diminta : 1. Buatlah jurnai untuk mencatat transaksi-transaksi diatas. 2. Bila biaya garansi yang sesungguhnya terjadi pada tahun 1992 untuk penjualan tahun 1990 sebesar : - sukucadang Rp 500.000 = tenaga kerja Rp 200.000 Buat jurnal untuk mencatat transaksi sesungguhnya dalam tahun 1992. Penyelesaian : 1. Jurnal untuk mencatat penjualan 10 unit komputer : Kas 16.000.000 Penyualan 15.200.000 Pendapatan Garansi Diterima Dimuka 800.000 36. 37. 28 2. Pengakuan pendapatan garansi sebagai utang lancar : Biaya Garansi 700.000 Persediaan Suku Cadang 700.000 Pendapatan Garansi Diterima Dimuka 700.000 Pendapatan Garansi 700.000 3. Pengakuan biaya garansi tahun 1992: Biaya Garansi 800.000 Persediaan Suku Cadang 800,000 Pendapatan Garansi Diterima Dimuka 800.000 Pendapatan garansi 800.000 Selama tahun 1992, Perusahaan Hadi melakukan penjualan alat-alat elektronik secara tunai Rp20.000,000 dan secara kredit sebesar Rp30.000.000, termasuk didalam penjualan tersebut PPN sebesar 10% yang harus disetorkan ke kas negara pada bulan Januari 1993. Diminta: buatlah jurnal untuk mencatat transaksi- tansaksi tersebut. Penyelesaian: 1. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan selama tahun 1992: Kas 2.000.000 Piutang dagang 33.000.000 Penjualan 50.000.000 Utang PPN 5.000.000 2. Jurnal untuk mencatat penyetoran PPN ke kas negara pada bulan Januari 1993: Utang PPN 5.000.000 Kas 5.000.000 Selaina 3 bulan ( mulai bulan September 1993 ) perusahaan belum membayarkan gaji karyawannya dengan perincian gaji per bulan sebagai berikut: Tn. Adie selaku kepala bagian personalia Rp 400.000 Ny. Emie selaku akuntan 750.000 Tn. Seno selaku kepala bagian produksi 500.000 Karyawan-karyawan lainnya 2.250.000 Total gaji yang belum dibayar Rp.3.900.000 Pajak penghasilan dibayarkan oleh perusahaan dengan memotong gaji perbulan sebesar 15% yang nantinya akan disetor pada kas negara. Diminta: 1. Buatlah jurnal untuk mencatat gaji terutang bulan Desember pada tahun 1993 dan transaksi pembayarannya. 2. Buatlahjurnal untuk mencatatutang pajak penghasilan yang harus disetor perusahaan ke kas negara selama bulan Desember dan pelunasannya. 38. Penyelesaian: 1. Jumal untuk mencatat gaji terutang selama 3 bulan: Biaya gaji dan upah 3.315.000 Utang gaji dan upah 3.315.000 [Rp3.900.000 - (Rp3.900.000 x 15%)] Jumal pembayaran utang gaji dan upah: Utang gaji dan upah 3.315.000 Kas 3.315.000 2. Jumal untuk mencatatutang pajak penghasilan yang harus disetor dan pelunasannya: Pajak penghasilan karyawan 585.000 Utang PPh karyawan 585.000 Jumal penyetoran PPh ke kas negara: Utang PPh karyawan 585,000 Kas 585.000 PT Ridwan membeli truk seharga Rp75.000.000 pada awal bulan Desember 1993 dengan membayar uang muka 20% secara tunai dan sisanya dikeluarkan wesel dengan jatub tempo 3 bulan, bunga 10% pertahun. Diminta: Buatlah jurnal yang berkaitan dengan transaksi diatas,termasuk jurnal penyesuannya pada akhir Desember 1993. Penyelesaian: 1. Jurnal untuk mencatat pembelian truk awal Desember 1993: Truk 75.000.000 Kas 15.000.000 Utang wesel 60.000.000 2. Jurnal penyesuaian untuk mengakui adanya utang bunga pada akhir Desember 1993: Biaya bunga 500.000 Utang bunga 500,000 (Rp60.000.000 x 10% x 1/12) 3. Jumnal pembalikan pada | Januari 1994: Utang bunga 500.000 Biaya bunga 500,000 4, Jumal untuk pelunasan utang wesel yang jatuh tempo dan bunganya: Utang wesel 60,000.00 Biaya bunga 1.500.000 Kas 61,500.00 29

You might also like