Professional Documents
Culture Documents
Review Jurnal TNP - Nisfi Novianti Rohmah - H0818077 PDF
Review Jurnal TNP - Nisfi Novianti Rohmah - H0818077 PDF
Disusun Oleh :
Nisfi Novianti Rohmah
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the marketing strategy of palm oil using a structure, behavior and
marketing performance approach to: (1) Analyze the market structure of the palm oil industry in Tanah Jawa District,
Simalungun Regency. (2) Analyzing the marketing function so that it is known the behavior of the palm oil market in
Tanah Jawa District, Simalungun Regency. (3) Analyzing the margin and farmer share so that the performance of the
palm oil industry is known in the Tanah Jawa District of Simalungun Regency. (4) Analysis of the relationship
between the structure, behavior and performance of the palm oil industry in Tanah Jawa District, Simalungun
Regency. The analytical method used in this research is marketing channel analysis and market structure analysis
which is seen from market concentration and market entry barriers. Analysis of market behavior seen from the
marketing function, namely the exchange function, physical function and facility functions. Analysis of market
performance seen from the farmer share and marketing margin.
Based on the results of research conducted, the market structure of the palm oil industry in Tanah Jawa
District, Simalungun District is an imperfect competition market that is oligopolistic, with an average market
concentration of 83 percent. This means that the market structure in Kecamatan Tanah Jawa is grouped in strict
oligopoly and the average barriers to market entry are 9 percent, so there is no obstacle to enter the market in Tanah
Jawa District, Simalungun Regency. Market behavior in the palm oil industry in Tanah Jawa District, Simalungun
District can be seen from the pricing strategy and product strategy. The price strategy is carried out by collusion
between market participants, namely making the highest production costs in consideration of sales prices. Product
strategy is done by classifying products based on size, price and product quality. There are several marketing
institutions, namely farmers, small agents, large agents, factories. Each marketing agency performs marketing
functions. In marketing activities the existence of capital ties by farmers with small agents and large agents causes
contractual ties.
Market performance analysis (Market Performance) of palm oil in Tanah Java District, Simalungun District
shows that there are 3 marketing channels with different margins. The highest total margin is found in marketing
channel III, which is 34.06 percent, the more marketing institutions involved, the higher the marketing margin and
the lower farmer share. The most efficient marketing channel is the marketing channel I (farmer-factory).
Keywords: Marketing Strategy, Farmer Share, Margin, Market Performance, Market Structure.
9
Ira Apriyanti, Juwita Ramadhani
10
STRATEGI PEMASARAN KELAPA SAWIT MELALUI PENDEKATAN ANALISIS
11
Ira Apriyanti, Juwita Ramadhani
memang dianggap sebagai oligopi ketat. Dari hasil fisik dan fungsi fasilitas. Dari hasil penelitian
penelitian rata-rata CR4 dari bulan januari - desember tersebut, maka fungsi pemasaran dalam perilaku pasar
2015 hingga mencapai 83 persen, maka pasar di di Kecamatan Tanah Jawa adalah Fungsi pertukaran,
Kecamatan Tanah Jawa terkonsentrasi kuat atau ketat. fungsi fisik dan fungsi fasilitas.
Fungsi-Fungsi Pemasaran Pada Setiap Lembaga
Hambatan Keluar Masuk Pasar Pemasaran
Masuk dan keluarnya suatu industri dapat Pada sistem pemasaran kelapa sawit di
menggambarkan persaingan yang terjadi dalam Kecamatan Tanah Jawa terdiri atas beberapa lembaga
industri tersebut sehingga hambatan untuk masuk pemasaran yang terlibat. Masing-masing lembaga
pasar dapat terdeteksi. Melalui pendekatan Minimum pemasaran tentunya menjalankan fungsi-fungsi
Effisiency Scale (MES) dapat diketahui besarnya pemasaran dengan tujuan untuk memperlancar proses
persentase hambatan untuk masuk pasar. Nilai MES penjualan produk. Fungsi pemasaran yang dijalankan
yang diperoleh dengan cara membagi nilai output terdiri dari fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi
terbesar agen dengan total output dalam industri. fasilitas. Setiap lembaga pemasaran dapat
Sepanjang bulan januari - desember, rata-rata nilai menjalankan lebih dari satu fungsi sesuai dengan
MES industri kelapa sawit di Kecamatan Tanah Jawa peranan masing- masing dalam keberlangsungan
adalah sebesar 9 persen. Penelitian Ramlii (2004), aktivitas pemasaran.
tentang komoditas pertanian menyatakan nilai MES Fungsi pertukaran merupakan proses
yang didapat 9 persen sehingga tidak ada hambatan perpindahan hak milik atas suatu barang dari
masuk pasar untuk agen kecil. Semakin tinggi nilai produsen kepada konsumen. Fungsi ini terdiri atas
MES, maka hambatan untuk memasuki pasar akan fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Fungsi
semakin sulit pula. Menurut nilai MES yang lebih penjualan merupakan pelaksanaan dari hal-hal yang
dari 10 persen menggambarkan hambatan masuk berkaitan dengan cara penjualan. Sementara fungsi
pasar yang tinggi pada industri. pembelian merupakan penentuan jenis produk yang
Menurut Comanor dan Wilson (1967), MES akan dibeli oleh agen. Kegiatan utama yang
yang lebih besar dari 10 persen menggambarkan dijalankan oleh agen besar dan agen kecil adalah
hambatan masuk yang tinggi pada suatu industri. Hal menentukan jenis, kuantitas dan mutu dari barang
ini disebabkan karena melonjaknya nilai output yang dijual.
industri kelapa sawit. Tidak jauh berbeda dengan Fungsi fisik merupakan kegiatan yang
pengaruh output pada nilai CR4, peningkatan nilai berhubungan langsung dengan produk sehingga
output ini dapat disebabkan karena peningkatan nilai menimbulkan kegunaan tempat, kegunaan bentuk dan
input. Dari hasil penelitian MES industri di kegunaan waktu. Fungsi fisik terdiri dari beberapa
Kecamatan Tanah Jawa adalah sebesar 9 persen aktivitas seperti penyimpanan, pengolahan, dan
maka pemasaran komoditi kelapa sawit tidak ada pengangkutan. Fungsi penyimpanan dilakukan untuk
hambatan masuk pasar. mengatur keseimbangan suplai produk sepanjang
tahun. Pada sistem pemasaran kelapa sawit ini
Analisis Perilaku Pasar pelaksanaan fungsi pengangkutan dan sortasi
Perilaku pasar merupakan aktivitas-aktivitas memiliki peranan dalam membantu petani
yang teradi di pasar dan erat kaitannya dengan meningkatkan kualitas produk yang dijual. Hal ini
struktur dan kinerja pasar. Dengan adanya struktur dikarenakan permintaan dari pihak konsumen adalah
pasar dan perilaku pasar akan membentuk kunerja kelapa sawit dalam bentuk tandan buah segar (TBS)
pasar. Analisis perilaku pasar dilakukan untuk siap olah, karena dengan pemanenan dan pengolahan
mengetahui bagaimana pasar dijalankan serta serta penanganan yang baik akan meningkatkan
menganalisis proses pemasaran yang dilakukan oleh kualitas dari kelapa sawit yang dijual. Prinsip TBS
lembaga pemasaran. Hal tersebut diketahui dengan segera mungkin diterima pabrik pengolahan.
melakukan pengamatan pada pemasaran kelapa sawit, Sementara itu, yang menjadi bagian dari
sistem penentuan dan pembayaran harga, serta kerja kegiatan pada fungsi fasilitas meliputi fungsi
sama antar pelaku pemasaran. Perilaku pasar standarisasi, fungsi pembiayaan, fungsi
menggambarkan tingkah laku dan penerapan strategi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar.
yang dilakukan perusahaan untuk menguasai pangsa Kegiatan yang termasuk dalam fungsi fasilitas
pasar sebesar mungkin. Analisis saluran pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
merupakan perangkat yang saling bergantung sama untuk memperlancar penyaluran dan pertukaran
lainnya. Kohls dan Downey (1972) menjelaskan 3 antara produsen dan konsumen. Lembaga-lembaga
fungsi pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fungsi pemasaran kelapa sawit di Kecamatan Tanah Jawa
12
STRATEGI PEMASARAN KELAPA SAWIT MELALUI PENDEKATAN ANALISIS
pada umumnya menjalankan fungsi-fungsi mengeluarkan pembiayaan setiap hari ini juga disebut
pemasaran. fungsi fasilitas. 50 persen agen kecil meminjamkan
modal dari Bank dan 25 persen agen kecil meminjam
Fungsi Pemasaran di Tingkat Petani modal dari agen besar. Ada pun yang termasuk fungsi
Pada pelaksanaan penelitian ini, penjualan fisik yaitu berupa kegiatan, 100 persen agen kecil
kelapa sawit yang dilakukan oleh petani dibagi ke melakukan transportasi sendiri, Fungsi pengangkutan
dalam tiga bagian, pertama penjualan TBS milik dilakukan oleh agen kecil untuk mengangkut hasil
petani langsung ke pabrik pengolahan, kedua kelapa sawit berupa tandan buah segar (TBS) siap
penjualan TBS milik petani dijual melalui agen besar olah milik petani. Kegiatan pengangkutan dilakukan
kemudian diangkut ke pabrik pengolahan dan ketiga dengan menggunakan alat pengangkutan berupa
penjualan TBS milik petani melalui agen kecil mobil truk yang mampu menampung kelapa sawit
kemudian yang dijual ke agen besar dengan tujuan berupa tandan buah segar (TBS) sekitar 8-10 ton.
akhir adalah pabrik pengolahan. Penggunaan sarana pengangkutan dengan kapasitas
Pada saluran I sampai saluran III ini termasuk tersebut mengharuskan agen kecil berulang kali
fungsi pemasaran fungsi pertukaran, karena dalam melakukan pengangkutan. Hal ini tentunya akan
saluran tersebut petani melakukan penjualan tandan mempengaruhi tingkat biaya pemasaran yang
buah segar sebanyak 100 persen. Sedangkan pada dikeluarkan untuk pengangkutan.
fungsi fisik berada pada saluran I dan saluran II yang Setiap 2 kali sebulan atau disebut 2 kali
menggunakan transportasi atau pengangkutan pemanenan, Agen kecil biasanya mengambil hasil
sebanyak 58 persen. Dan 100 persen fungsi fasilitas panen kelapa sawit berupa tandan buah segar (TBS)
berada pada setiap saluran I sampai saluran III atau biasanya dari pihak petani yang menghubungi
dikarenakan mengeluarkan pembiayaan untuk agen kecil langsung sesuai dengan kesepakatan
produksi seperti uang panen dan lain sebagainya. waktu. Pada fase ini, fungsi penyimpanan berlaku
Pada fase ini, fungsi penyimpanan tidak berlaku hanya untuk beberapa jam saja, karena masih
karena seluruh petani kelapa sawit tidak melakukan menunggu seluruh petani selesai melakukan
penyimpanan hasil panennya. Seluruh hasil panen pemanenan dihari yang sama dan juga memenuhi truk
berupa tandan buah segar (TBS) siap olah dijual yang belum penuh dengan tandan buah segar.
langsung ke pabrik melalui agen kecil atau agen
besar. Fungsi Pemasaran di Tingkat Agen besar
Petani melakukan peminjaman modal dari Agen besar merupakan pihak yang
agen kecil maupun agen besar dan ada juga memfasilitasi aktivitas pemasaran antara petani
peminjaman modal dari bank. Jumlah petani yang pembudidaya kelapa sawit dengan pihak pabrik yang
meminjam ke agen kecil dan agen besar sebanyak 50 berada di Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten
persen dan peminjaman ke bank sebanyak 50 persen. Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Agen besar
Petani yang melakukan peminjaman dari pihak agen melakukan fungsi pertukaran dan fungsi fisik. 100
kecil dan agen besar akan memiliki kontrak dan persen agen besar melakukan Pada fungsi pertukaran,
petani tersebut tidak bisa pindah untuk memasarkan karena melakukan pembelian tanda buah segar dari
kelapa sawit ke agen lain maupun beralih ke pabrik petani dan agen kecil dan penjualan tanda buah segar
sebelum hutang petani dilunaskan. ke pabrik . 100 persen agen besar melakukan pada
fungsi fasilitas, karena melakukan kegiatan sortasi,
Fungsi Pemasaran di Tingkat Agen Kecil informasi harga dari pabrik, penanganan resiko dan
Di kecamatan Tanah Jawa, agen Kecil kelapa pembiayaan. Dan 100 persen agen besar melakukan
sawit umumnya menjalankan ketiga fungsi pemasaran peminjaman modal dari Bank.
yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi Fungsi fisik yang dilakukan oleh pihak agen
fasilitas. Pembelian kelapa sawit dari petani yang besar adalah mengangkut hasil panen kelapa sawit
dilakukan oleh agen kecil dan dijual keagen besar dan berupa tandan buah segar (TBS) siap olah dari lokasi
pabrik dan itu disebut juga dengan fungsi pertukaran gudang ke pihak pabrik PTPN IV Bandar Pasir
sebanyak 100 persen. Penetapan harga baik harga jual Mandoge. Dalam menjalankan kegiatan
maupun beli ditingkat agen kecil biasanya pengangkutan ini, agen besar menggunakan truk
disesuaikan terlebih dahulu dengan informasi harga dengan muatan per truk sebesar 20 ton. Agen besar
yang diperoleh dari pihak pabrik maupun agen besar tidak melakukan fungsi penyimpanan, karena hasil
disebut fungsi fasilitas sebanyak 100 persen. Dan 100 kelapa sawit tandan buah segar (TBS) langsung
persen agen kecil ini mempunyai gudang yang dikirim langsung kepada pihak pabrik dengan tujuan
terletak di samping rumahnya dan 100 persen ke berbagai daerah.
13
Ira Apriyanti, Juwita Ramadhani
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Dahl dan Hammond 1977). Analisis kinerja pasar
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit merupakan dapat dilihat dari marjin pemasaran dan farmer share.
lembaga pemasaran akhir dalam penelitian ini. Pabrik
yang menjadi responden dalam penelitian ini Analisis Marjin Pemasaran
merupakan pabrik yang berada diwilayah Kecamatan Penentuan tingkat efisiensi suatu sistem
Tanah Jawa yaitu PKS PTPN IV Bandar Pasir pemasaran dapat dilakukan melalui pendekatan
Mandoge. análisis marjin pemasaran. Marjin pemasaran adalah
Fungsi yang berlaku di pabrik ini yaitu fungsi penjumlahan dari seluruh biaya pemasaran yang
pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Pada dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dan besarnya
fungsi pertukaran, pihak pabrik 100 persen keuntungan yang diambil dalam aktivitas penyaluran
melakukan pembelian melalui petani, agen kecil dan komoditas dari lembaga pemasaran yang satu ke
agen besar yang berada di wilayah Kecamatan Tanah lembaga pemasaran lainnya. Marjin pemasaran yang
Jawa dan sekitarnya. Selanjutnya pihak pabrik juga diperhitungkan dalam penelitian ini berdasarkan pada
100 persen melakukan fungsi penjualan dengan hasil pola saluran pemasaran yang terbentuk dalam
olahan kelapa sawit berupa CPO, dan produk-produk aktivitas pemasaran TBS kelapa sawit di Kecamatan
lain selanjutnya akan di ekspor ke luar negeri atau Tanah Jawa. Dalam penelitian ini, marjin pemasaran
diolah lebih lanjut menjadi berbagai produk seperti dapat dilihat disetiap saluran pemasaran.
minyak makan, margarin dan lain-lain didalam
negeri. Marjin Pemasran
Pada pelaksanaan fungsi fisik, pihak pabrik Marjin pemasaran adalah selisih antara harga
hanya melakukan fungsi pengolahanya itu pembahan yang diterima petani dengan harga yang dibayar oleh
hasil kelapa sawit bempa TBS menjadi CPO. Dalam agen. Marjin untuk setiap saluran pemasran tandan
pelaksanaan fungsi fisik, pihak pabrik PTPN IV buah segar (TBS) dapat dilihat pada Tabel 1,2,3 dan
Bandar Pasir Mandoge tetap melakukan fungsi 4.
lainnya seperti penyortiran dan penyimpanan. Pada saluran pemasaran I petani langsung
menjual tanda buah segar (TBS) ke pabrik, artinya
Hubungan Struktur dan Kinerja tidak melalui lembaga perantara dalam memasarkan
Untuk melihat hubungan antara struktur dengan hasilnya. Oleh karena itu, harga yang diterima petani
kinerja maka digunakan analisis struktur perilaku- sebesar Rp. 1.403, total biaya sebesar Rp. 961,-
kinerja, analisis struktur conduct and performance dengan marjin 68,39 persen, keuntungan petani dalam
(SCP) melihat bagaimana struktur dan kinerja pasar, saluran pemasaran I sebesar Rp. 433 dengan marjin
dimana struktur pasar adalah karakteristik dan 31,61 persen.
komposisi pasar dan industri dalam suatu Tabel 1. Marjin Pemasaran Pada Saluran I
perekonomian. Sedangkan kinerja pasar mengacu Uraian Price Spread Share Margin
pada tingkat keberhasilan pasar dalam memberikan
manfaat kepada konsumen, misalnya dengan Rp/Kg %
memberikan harga yang rendah. Paradigma structur Harga Jual produsen 1.403
conduct and performance (SCP) berpendapat bahwa Total Biaya 961 68,39
penguasaan pasar yang tinggi cenderung
menghasilkan kinerja pasar yang buruk, yaitu Keuntungan petani 433 31,61
konsumen harus membayar harga yang sangat tinggi. Jumlah 2.797 100
Pendekatan SCP mengatakan bahwa struktur akan
mempengaruhi profitabilitas secara positif. Struktur Marjin 0
pasar dianalisis dengan menggunakan CR4 yang Sumber:Analisis data Primer
menunjukan bahwa industri kelapa sawit termasuk
pasar oligopoli ketat dan marjin pemasaran tinggi. Pada saluran pemasaran II petani langsung
menjual ke agen besar, dan rata-rata harga yang
Analisis Kinerja Pasar diterima petani sebesar Rp. 1.172 per kg, dan rata-rata
Kinerja pasar adalah suatu keadaan sebagai total biaya yang di keluarkan petani sebanyak Rp. 821
akibat dari struktur dan perilaku pasar dalam per kg, dengan marjin 70,05 persen, dengan
kenyataan sehari-hari yang ditunjukan dengan harga, keuntungan petani sebesar Rp. 351 per kg dengan
biaya, dan volume produksi yang memberikan marjin sebesar 29,95 persen. Dan pembelian tanda
penilaian baik atau tidaknya suatu sistem pemasaran buah segar oleh agen besar adalah Rp. 1.172 per kg
dengan marjin 83,53 dan rata-rata biaya sebesar
14
STRATEGI PEMASARAN KELAPA SAWIT MELALUI PENDEKATAN ANALISIS
15
Ira Apriyanti, Juwita Ramadhani
16
STRATEGI PEMASARAN KELAPA SAWIT MELALUI PENDEKATAN ANALISIS
Kohls RL, Downey WD. 1972. Marketing of Sinaga et al. 2014. Fluktuasi Harga pada Produk
Agricultural Products 4th edition. Pertanian. Yogyakarta.
Macmillan Publishing. New York.
Sitorus, A.S. 2012. Analisis Struktur, Perilaku, Dan
Kinerja Industri Kakao Di Indonesia.
Departemen Manajemen. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor.
17
A. PENDAHULUAN
Permasalahan yang sering hadir pada pemasaran kelapa sawit Bentuk
pasar monopoli atau oligopoli dianggap merugikan petani. Kerugian dapat
dilihat dari share bagian petani yang memiliki perbedaan cukup tinggi dengan
pabrik yaitu mencapai Rp. 400,-/kg. Permasalahan yang lain adalah pada
bagian permodalan yang terbatas. Fluktuasi harga produk pertanian juga
menjadi permasalahan utama dalam sistem pemasaran. Petani sering
mengalami kerugian akibat fluktuasi harga. Fluktuasi harga terjadi karena
produksi kelapa sawit hanya terkonsentrasi pada daerah-daerah tertentu, pola
produksi yang tidak sesuai, fasilitas yang tidak memadai, hingga panjangnya
rantai pemasaran produk pertanian. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan
SCP yang mampu menjelaskan bagaimana langkah yang seharusnya di ambil.
B. METODE
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder dengan
pendekatan SCP. Analisis yang digunakan adalah analisis saluran pemasaran,
analisis struktur pasar (konsentrasi pasar dan hambatan keluar masuk pasa),
analisis perilaku pasar, dan analisis kinerja pasar (Farmer share dan marjin
pemasaran).
Konsentrasi pasar dapat dihitung dengan CR4 (four Firm Concentration
Rasio)
S1 + S2 + S3 + S4
𝐶𝑅4 =
ST
Hambatan keluar masuk dapat dihitung dengan MES (Minimum Efficiency
Scale)
penjualan kelapa sawit oleh pengumpul kampung
𝑀𝐸𝑆 =
jumah kelapa sawit di pulau jawa
Analisis penerimaan dapat dihitung dengan mengalikan jumlah produk yang
dihasilakn dengan harga jual.
TR = Y x Py
Analisis keuntungan dapat dicari dengan mengurangkan penerimaan total
dengan biaya total (jumlah biaya variabel dan biaya tetap).
П = TR – TC
Margin pemasaran dapat dicari dengan mengurangkan harga sawit di tingkat
konsumen dengan harga sawit di tingkat produsen/petani.
MT = Pr – Pf
Farmer share dapat dihitung dengan membandingkan antara harga sawit
ditingkat petani dengan harga sawit di tingkat konsumen di kali 100%
Pf
𝐹𝑆 = x 100%
Pr
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Prasetyo (2010), pasar oligopoli ketat adalah kondisi dimana
jumlah perusahaan sedikit dan CR4 atau penggabungan 4 perusahaan terbesar
yang memiliki pangsa pasar 60-100% sehingga kesepakatan diantara mereka
dalam menetapkan harga relatif mudah dan terjadi kerja sama antara mereka.
Menurut Candra (2019), pasar oligoposi dibedakan menjadi oligopoli longgar
dn oligopoli ketat. Jika 4 pedagang terkemuka memiliki 60-100% dari pangsa
pasar maka dikelompokkan dalam oligopoli ketat sedangkan jika 4 pedagang
terkemuka hanya memiliki 40 - <60% pangsa pasar maka di kelompokkan
dalam oligopoli longgar. Dalam industri kelapa sawit yang ada di Kecamatan
Tanah Jawa diperoleh nilai rata-rata CR4 dari bulan januari-desember 2015
adalah 83% hal itu berarti menunjukkan bahwa industri kelapa sawit
termasuk ke dalam pasar oligopoli ketat dimana dalam menentukan harga
lebih mudah dan terjadi kerja sama di antara 4 perusahaan sawit terkemuka di
jawa.
Hasil penelitian MES industri di Kecamatan Tanah Jawa adalah sebesar
9% maka pemasaran komoditi kelapa sawit dapat dikatakan memiliki
hambatan pasar yang rendah karena kurang dari 10%. Menurut muslim
(2008), MES merupakan proksi dari hambatan masuk pasar, semakin suatu
industri dapat memproduksi dengan biaya rata-rata paling minimum, maka
akan membuat para entrant enggan masuk ke dalam industri tersebut. hal itu
dikarenakan akan sulit bagi pemain baru untuk untuk menghadapi persaingan
dengan pemain lama yag sudah mampu memproduksi dengan biaya rendah.
Perilaku pasar merupakan aktivitas-aktivitas yang terjadi di pasar dan
erat kaitannya dengan struktur dan kinerja pasar. Dengan adanya struktur
pasar dan perilaku pasar akan membentuk kunerja pasar. Dari hasil penelitian
tersebut, maka fungsi pemasaran dalam perilaku pasar di Kecamatan Tanah
Jawa adalah Fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas.
Fungsi pemsaran di tingkat petani ini dibedakan menjadi 3 yaitu yang
pertama penjualan hasil pertanian langsung ke pabrik, yang kedua hasil
pertanian dijual ke agen besar kemudian agen besar kemudian di angkut
ke pabrik, dan yang ketiga hasil pertanian dijual ke agen kecil kemudian
agen kecil menjual ke agen besar kemudian baru disalurkan ke pabrik.
Pada saluran I sampai saluran III ini termasuk fungsi pemasaran fungsi
pertukaran, karena dalam saluran tersebut petani melakukan penjualan tandan
buah segar sebanyak 100 persen. Sedangkan pada fungsi fisik berada pada
saluran I dan saluran II yang menggunakan transportasi atau pengangkutan
sebanyak 58 persen. Dan 100 persen fungsi fasilitas berada pada setiap
saluran I sampai saluran III dikarenakan mengeluarkan pembiayaan untuk
produksi seperti uang panen dan lain sebagainya. Fungsi penyimpanan tidak
ada di dalam fase ini dikarenakan seluruh hasil pertanian kelapa sawit dijual
semua dan tidak disimpan oleh petani.
Di kecamatan Tanah Jawa, agen Kecil kelapa sawit umumnya
menjalankan ketiga fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran, fungsi
fisik dan fungsi fasilitas. Pada fase ini, fungsi penyimpanan berlaku hanya
untuk beberapa jam saja, karena masih menunggu seluruh petani selesai
melakukan pemanenan dihari yang sama dan juga memenuhi truk yang belum
penuh dengan tandan buah segar. Agen besar melakukan fungsi pertukaran
dan fungsi fisik. 100 persen agen besar melakukan Pada fungsi pertukaran,
karena melakukan pembelian tanda buah segar dari petani dan agen kecil dan
penjualan tanda buah segar ke pabrik . 100 persen agen besar melakukan pada
fungsi fasilitas, karena melakukan kegiatan sortasi, informasi harga dari
pabrik, penanganan resiko dan pembiayaan. Dan 100 persen agen besar
melakukan peminjaman modal dari Bank.
Fungsi yang berlaku di pabrik ini yaitu fungsi pertukaran, fungsi
fisik dan fungsi fasilitas. Pada fungsi pertukaran, pihak pabrik 100 persen
melakukan pembelian melalui petani, agen kecil dan agen besar yang berada
di wilayah Kecamatan Tanah Jawa dan sekitarnya. Selanjutnya pihak pabrik
juga 100 persen melakukan fungsi penjualan dengan hasil olahan kelapa sawit
berupa CPO, dan produk-produk lain selanjutnya akan di ekspor ke luar
negeri atau diolah lebih lanjut menjadi berbagai produk seperti minyak
makan, margarin dan lain-lain didalam negeri.
Paradigma structur conduct and performance (SCP) berpendapat bahwa
penguasaan pasar yang tinggi cenderung menghasilkan kinerja pasar yang
buruk, yaitu konsumen harus membayar harga yang sangat tinggi. Pendekatan
SCP mengatakan bahwa struktur akan mempengaruhi profitabilitas secara
positif. Struktur pasar dianalisis dengan menggunakan CR4 yang menunjukan
bahwa industri kelapa sawit termasuk pasar oligopoli ketat dan marjin
pemasaran tinggi.
Pada saluran pemasaran I petani langsung menjual tanda buah segar
(TBS) ke pabrik harga yang diterima petani sebesar Rp. 1.403, total biaya
sebesar Rp. 961,- dengan marjin 68,39%, keuntungan petani dalam saluran
pemasaran I sebesar Rp. 433 dengan marjin 31,61%. Pada saluran
pemasaran II petani langsung menjual ke agen besar marjin sebanyak Rp. 231
dengan marjin 16,46%. Marjin Pada Saluran Pemasaran III Selisih harga
pada yaitu Rp. 478 dengan total marjin sebesar 34,06%. Dari pernyataan
analisis data primer di penilitian tersebut maka dapat dilihat bahwa marjin
pemasaran saluran I mempunyai 0, saluran II mempunyai marjin
sebesar 16,46%, sedangkan pada saluran III marjin sebesar 36,04 %,
Marjin yang paling rendah karena saluran lembaga pemasarannya pendek
yaitu berada pada saluran I (petani – pabrik), dan marjin yang paling tinggi
berada pada saluran III karena lemaga salurannya panjang (petani – agen
kecil – agen besar – pabrik) Semakin tinggi marjin pemasaran maka semakin
rendah pula farmer share nya. Dan semakin rendah marjin yang didapat,
maka saluran tersebut akan menjadi efisien. Farmer Share tertinggi terletak
pada saluran pemasaran I sedangkan Farmer Share terendah terjadi
pada saluran pemasaran III. Perbedaan farmer share yang terjadi pada
setiap saluran pemasaran dikarenakan adanya perbedaan harga yang diterima
setiap lembaga pemasaran, jumlah lembaga pemasaran yang terlibat serta
fungsi-fungsi yang dilakukan sehingga meningkatkan harga di tingkat
konsumen.
D. KESIMPULAN
Industri Kelapa Sawit di Kecamatan tanah Jawa merupakan jenis pasar
oligopoli ketat dengan hambatan pasar yang rendah yaitu sebesar 9%.
Pemasaran ditingkat petani dbedakan menjadi 3 yang pertama pemasaran dari
petani langsung ke pabrik, yang ke dua pemasaran dari petani ke agen besar
kemudian ke pabrik, dan yang ke tiga adalah pemasaran dari petani ke agen
kecil kemudian ke agen besar setelah itu ke pabrik. Keuntungan petani dalam
saluran pemasaran I sebesar Rp. 433 dengan marjin 31,61%. Pada pemasaran
ke II besar keuntungan Rp. 231 dengan marjin 16,46%. Pada Pemasaran ke
III keuntungan sebesar Rp. 478 dengan total marjin sebesar 34,06%. Marjin
yang paling rendah karena saluran lembaga pemasarannya pendek yaitu
berada pada saluran I (petani – pabrik), dan marjin yang paling tinggi berada
pada saluran III karena lemaga salurannya panjang (petani – agen kecil –
agen besar – pabrik). Farmer Share tertinggi terletak pada saluran pemasaran
I sedangkan Farmer Share terendah terjadi pada saluran pemasaran III.
Perbedaan farmer share yang terjadi pada setiap saluran pemasaran
dikarenakan adanya perbedaan harga yang diterima setiap lembaga
pemasaran, jumlah lembaga pemasaran yang terlibat serta fungsi-fungsi yang
dilakukan sehingga meningkatkan harga di tingkat konsumen.