You are on page 1of 11

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol.9, No.1, Januari 2006, hal 15-25

Disain Peredam Suara Berbahan Dasar Sabut Kelapa dan


Pengukuran Koefisien Penyerapan Bunyinya

Ainie Khuriati1), Eko Komaruddin2),dan Muhammad Nur3)


1.Laboratorium Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika Universitas Diponegoro
2. Laboratorium Riset Jurusan Fisika Universitas Diponegoro
3. Laboratorium Fisika Atom dan Inti Jurusan Fisika Universitas Diponegoro

Abstract
This research aims to determine sound absorption of absorber materials making from coconut
coir composites. Absorber material have been made with different composition from coconut coir
composites.
Twelve samples have been made. One of samples is natural coconut coir and the other are
made from coco fiber and coco peat with certain compositions. From 12 samples, 10 samples have
been tested. Absorption coefficients was measured by impedance tube method with ASTM E-
1050:1990 standardization.
The experiment results show that coconut coir is up to standard for absorber material
according to ISO 11654 , that is with weigthed absorption (αw) over 0,15. Weigthed absorption of
samples are, A:0,30; B:0,44;C:0,27;D:0,44; E:0,51; F:0,44; G :0,47; H:0,49; I:0,31;J:0,41. So
samples A,B,D,E,F,G,H,I and J can be classified in class-D while sample C in class-E. Absorber
materials that have been made are also compatible with marketed products. The best composition for
absorber was mixture of coco dust and coco fiber. Improving amount of coco fiber improve maximum
absorption. Adding air cavity between samples and wall improve absorption. Improving mass density
of sample making with similar total mass of composition and similar glue improve absorption in low
frequency.

Keyword: coconut coir, coco fiber, coco peat, sound absorber, impedance tube, absorption coefficient,
pore.

Intisari
Telah dilakukan penelitian mengenai penyerapan gelombang bunyi oleh peredam suara
berbahan dasar material penyusun sabut kelapa. Peredam suara dibuat dengan komposisi dasar yang
berbeda.
Dibuat 12 sampel yang terdiri dari 1 sampel sabut kelapa alami dan 11 sampel dari serat dan
daging sabut kelapa dengan komposisi tertentu. Dari 12 sampel diambil 10 sampel untuk diuji.
Koefisien penyerapan diukur dengan metode tabung impedansi dua mikrofon dengan standarisasi
ASTM E-1050:1990.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabut kelapa memenuhi persyaratan untuk peredam
suara sesuai ISO 11654, yaitu dengan αw di atas 0,15. αw sampel yang dibuat adalah A:0,30, B:0,44,
C:0,27, D:0,44, E:0,51, F:0,44, G :0,47, H:0,49, I:0,31, J:0,41. Sehingga sampel A,B,D,E,F,G,H,I
dan J dapat diklasifikasikan dalam peredam suara kelas-D sedangkan sampel C dalam kelas-E.
Peredam suara yang dibuat mutunya juga sudah sebanding dengan produk yang ada di pasaran.
Komposisi yang paling baik untuk peredam adalah campuran serat dan daging sabut. Peningkatan
komposisi serat pada campuran dapat meningkatakan puncak penyerapan. Pemberian rongga udara
antara sampel dan dinding meningkatkan penyerapan. Peningkatan massa jenis sampel yang
dihasilkan dari bahan dengan berat komposisi yang sama dan jenis perekat yang sama menyebabkan
kenaikan penyerapan pada frekuensi rendah.

Kata kunci: sabut kelapa, serat sabut, daging sabut, tabung impedansi, koefisien penyerapan, pori-
pori.

15
Ainie Khuriati dkk Disain Peredam Suara Berbahan...

Pendahuluan (2003) telah melakukan penelitian tentang


Dengan semakin majunya penggunaan jerami untuk campuran bahan
teknologi, perkembangan peralatan yang di bangunan yang bisa meningkatkan
gunakan manusia semakin meningkat. penyerapan bunyi. Jika ditilik lebih
Baik peralatan tersebut berupa sarana mendalam benda-benda di sekeliling kita
informasi, komunikasi, produksi, yang tampak kurang berguna, ada yang
tansportasi maupun hiburan. Sebagian dapat dimanfaatkan sebagai peredam suara.
besar peralatan tersebut menghasilkan Sabut kelapa mempunyai struktur
suara-suara yang tidak diinginkan sehingga yang serupa dengan peredam yabg telah
menimbulkan kebisingan. Untuk mengatasi ada. di sisi lain, Kelapa dihasilkan
hal tersebut di kembangkan berbagai jenis Indonesia dalam jumlah besar. Menurut
bahan peredam suara. Di samping itu Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 1997
peredam suara juga dibutuhkan untuk areal perkebunan kelapa di Indonesia
menciptakan bangunan atau gedung mencapai luas 3.759.397 ha. Dan menurut
dengan karakteristik akustik tertentu humas Departemen Pertanian, produksi
sehingga tercipta kenyamanan bagi kelapa di Indonesia pada tahun 2002
penggunanya. mencapai 85 juta ton kelapa kering (kopra)
Jenis bahan peredam suara yang (Pustakabogor.net, 2003).
sudah ada yaitu bahan berpori, resonator Dari hasil panen kelapa yang
dan panel (Lee, 2003). Dari ketiga jenis melimpah di Indonesia, tentunya akan
bahan tersebut, bahan berporilah yang dihasilkan produk sampingan berupa sabut
sering digunakan. Khususnya untuk kelapa yang sangat melimpah. Karena
mengurangi kebisingan pada ruang-ruang sabut kelapa yang dihasilkan dari sebuah
yang sempit seperti perumahan dan Kelapa adalah sekitar 35% berat buah
perkantoran. Hal ini karena bahan berpori (Ristek.go.id, 2004). Namun, belum semua
retaif lebih murah dan ringan dibanding sabut kelapa yang ada dimanfaatkan
jenis peredam lain (Lee, 2003). Material dengan optimal.
yang telah lama digunakan pada peredam
suara jenis ini adalah glasswool dan Experimen
rockwool. Namun karena harganya yang Pembuatan sampel
mahal, berbagai bahan penganti material langkah-langkah yang dilakukan
tersebut mulai dibuat. Diantaranya adalah dalam penelitian perincianya adalah
berbagai macam gabus maupun bahan sebagai berikut:
berkomposisi serat.
Kualitas dari bahan peredam suara Penyediaan Sabut Kelapa
ditunjukkan dengan harga α (koefisien Sabut kelapa yang di pakai adalah
penyerapan bahan terhadap bunyi), sabut kelapa sudah kering (berwarna
semakin besar α maka semakin baik coklat)
digunakan sebagai peredam suara. Nilai α
berkisar dari 0 sampai 1. Jika α bernilai 0, Pemisahan, Pemotongan Serat dan
artinya tidak ada bunyi yang diserap. Pengayakan Daging Sabut Sabut Kelapa
Sedangkan jika α bernilai 1, artinya 100% Sabut kelapa di pisahkan bagian-
bunyi yang dating diserap oleh bahan. bagianya menjadi daging sabut
Koizumi (2002) telah (Cocopeat/Cocodust) dan serat sabut
mengembangkan bahan peredam suara dari (Cocofiber) dengan menggaruknya
serat bambu yang mutunya bisa sebagus memakai sikat diatas talenan.
glasswool. Youneung Lee (2003) telah Agar serat-serat yang ada mudah
mengembangkan peredam suara dari serat direkatkan dengan yang lainya maka serat
polyester daur ulang. Dan Seung Yang kasar dipotong menjadi ukuran yang lebih

18
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol.9, No.1, Januari 2006, hal 15-25
pendek yaitu ± 0,5 cm dan ± 1cm. Pengujian koefisien penyerapan
Sedangkan untuk serat halus di biarkaan Peralatan yang digunakan untuk
dengan ukuran aslinya dengan panjang ± 3 mengukur koefisien serap bahan adalah
cm. Di samping pemotongan serat, tabung impedansi dengan standarisasi
dilakukan juga proses pengayakan daging ASTM E1050-1990. Diagram rangkaian
sabut dengan saringan teh. alatnya seperti ditunjukkan gambar 1

Acoustics Material
Penentuan Komposisi Sampel Power Amplifier Testing
Sampel yang dibuat berjumlah 12 2716C 3560C-S29
yang diberi nama urut abjad dari A sampai Komputer
L. Komposisi sampel yang dibuat adalah
seperti yang ditunjukkan oleh tabel 1 Lem
kanji yang digunakan ada tiga jenis yaitu
P,Q dan R. Dengan perpandingan berat
pati:air pada proses pembuatan berturut-
turut untuk lem kanji P,Q dan R adalah Impedance Tube Kit
1:3, 3:50, 1:1. 4206

Pencetakan Dan Pengeringan Gambar 1. Diagram alat pengukuran koefisien


Setelah komposisi sampel di buat absorbsi dengan tabung impedansi .
bahan di campur dan di aduk di dalam
baskom, kemudian dicetak (dipres) dengan Rangkaian alat terdiri dari:
tekanan dan selang waktu tertentu dan Acoustic material testing 3560C-S29:
dikeringkan dengan furnace pada suhu 120 Untuk menganalisa sinyal yang diterima
0
C sampai benar-benar kering. mikrofon
1)
Power Amplifier 2716C: Untuk
Pemotongan menguatkan gelombang bunyi
2)
Setelah sampel kering, sampel Impedance Tube kit 4206: Sebagai
dipotong menjadi silinder dengan diameter tempat pengukuran koefisien serapan
rata-rata 29 mm dan tebal rata-rata 22 mm. sampel.
3)
Pembuatan silinder sampel dengan Komputer : Untuk mengolah dan
diameter 29 mm ini dimaksudkan agar menampilkan data pengujian .
sampel dapat tepat dimasukkan dalam Sumber bunyi dihasilkan Acoustic material
tabung impedansi untuk diukur koefisien testing, dikuatkan oleh power amplifier,
serapnya. kemudian diteruskan ke tabung impedansi.
Interferensi bunyi yang terjadi ditangkap
Menimbang Sampel oleh kedua mikrophon, dianalisa oleh
Setelah sampel diuji kemudian Acoustic material testing dan diolah serta
ditimbang dan diukur tinggi serta diameter ditampilkan oleh komputer.
masing-masing sampel untuk mengetahui
volumenya. Penentuan berat dan volume Hasil
sampel ini digunakan untuk mengetahui Dari 12 sampel yang telah dibuat,
massa jenis sampel yang akan digunakan hanya dilakukan pengujian koefisien
untuk menyelidiki pengarauh massa jenis penyerapan untuk 10 sampel (A-J).
sampel terhadap besarnya koefisien Hasil pengujian sampel ditunjukkan
serapan. dalam bentuk grafik hubungan antara
koefisien penyerapan bunyi versus
frekuensi seperti pada gambar 2.

15
Ainie Khuriati dkk Disain Peredam Suara Berbahan...

Koefisien Penyer apan 10 sam pel Vs Frekuensi


ketebalan sampel yang dibuat hanya
1

0.9
setebal kurang lebih 22 mm. Padahal
0.8

0.7
klasifikasi kelas peredam suara berdasar
ISO 11654 tidak memperhatikan ketebalan.
Koefisie n Penyerapan

0.6

0.5

0.4 Hal ini dicontohkan dengan


0.3

0.2 pengkasifikasian yang dilakukan Rockfon


0.1

0
Company (www.rockfon.com,2004) yang
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000

Sampel A Sampel B
Fr ekuensi (Hz)
Sampel C Sampel D Sampel E
mengklasifikasikan produk peredamnya
Sampel F Sampel G Sampel H Sampel I Sampel J yang berupa Rockwool dengan ketebalan
yang berbeda-beda. Padahal sampel
peredam yang dibuat akan mempunyai
Gambar 2. Grafik Hasil pengujian koefisien
penyerapan frekuensi yang lebih tinggi jika
penyerapan 10 sampel uji
ketebalanya ditambah, terutama pada
frekuensi rendah. Hal ini sesuai dengan
Nilai αw minimum bahan untuk
pernyataan Doelle (1972) yang
dapat dikatagorikan sebagai peredam suara
mengatakan bahwa efisiensi akustik bahan
menurut ISO 11654 adalah 0.15. Nilai
peredam berpori membaik pada jangkauan
koefisien penyerapan dari sampel yang
frekuensi rendah dengan bertambahnya
dibuat (tabel 2) menunjukkan harga yang
ketebalan. Denagn bertambahnya koefisien
memenuhi syarat menurut ISO 11654
serapan pada frekuensi rendah pada sampel
untuk mengklasifikasikan sampel tersebut
maka αw sampel akan bertambah. Apalagi
sebagai peredam suara.
sampel yang dibuat dengan tebal kurang
Hasil perhitungan αw menunjukkan
lebih 22 mm penyerapanya bernilai rendah
bahwa sampel A mempunyai αw sebesar pada frekuensi rendah ( tabel 2)
0,30, sampel B sebesar 0,44, sampel C
Selain dihutung αw, NRC dari
sebesar 0,27, sampel D sebesar 0,44,
sampel uji juga dihitung (tabel 2) dan dari
sampel E sebesar 0,51, sampel F sebesar
perhitungan didapatkan NRC sampel A
0,44, sampel G sebesar 0,47, sampel H
sebesar 0,30, sampel B sebesar 0,41,
sebesar 0,49, sampel I sebesar 0,31, sampel
sampel C sebesar 0,31, sampel D sebesar
J sebesar 0,41. Dengan demikian sampel E
0,43, sampel E sebesar 0,47, sampel F
mempunyai αw paling besar. Berdasarkan sebesar 0,43, sampel G sebesar 0,44,
ISO 11654, sembilan sampel sampel H sebesar 0,45, sampel I sebesar
(A,B,D,E,F,G,H,I dan J) dapat 0,29, sampel B sebesar 0,39.
diklasifikasikan dalam peredam suara kelas Jika dibandingkan dengan produk
D dan satu sampel (C) dapat peredam suara yang telah dipasarkan,
diklasifikasikan dalam kelas E koefisien penyerapan dari sampel uji juga
Pengukuran koefisien penyerapan tidak berbeda jauh. Sebagai contoh adalah
yang direkomendasikan ISO 11654 adalah produk dari INC Corporation
metode ruang gaung dengan standarisasi (www.inccorp.com.au) dengan kode
ISO 354. Sedangkan pengukuran koefisien produk DECI-TEX 3D 25 yang tebalnya
penyerapan bunyi pada sampel dilakukan 25 mm. Jika DECI-TEX 3D 25
dengan metode tabung impedansi. Padahal dibandingkan dengan sampel E dalam
menurut porges (1977) pengukuran bentuk grafik maka perbandinganya
koefisien penyerapan dengan metode ruang ditunjukkan oleh gambar 3
gaung akan memberikan nilai penyerapan
yang lebih besar daripada metode tabung
impedansi. Sehingga penyerapan dari
sampel yang ada seharusnya lebih besar
dari nilai yang terukur. Disisi lain

18
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol.9, No.1, Januari 2006, hal 15-25

Perbandingan koefisien Penyerapan


bermacam-macam ketebalan (pengukuran
Sampel E dan DECI-TEX 3D 25 perusahaan) (Doelle,1972).
1

0.9

0.8
Koefisien penyerapan

0.7

0.6
Koefisien penyerapan sampel F
0.5

0.4
(gambar 5) tidak kalah bila dibandingkan
0.3

0.2

0.1
dengan fiberglass (25 mm). Meski pada
0
100 500 900 1300 1700 2100 2500 2900
Frekuensi Hz
3300 3700 4100 4500 4900
frekuensi di bawah 1250 HZ koefisien
sampel E DECI-TEX 3D 25
penyerapan sampel F lebih kecil, namun
untuk frekuensi diatas 1250 koefisien
penyerapan sampel F terus meningkat
Gambar 3. Grafik perbandingan koefisien sampai mencapai nilai 1. Padahal untuk
penyerapan sampel E dan DECI-TEX 3D 25 fiberglass koefisien penyerapannya hanya
mencapai tingkat maksimum 0,8 pada
Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa sampel frekuensi sekitar 1 KHz yang kemudian
E dan DECI-TEX 3D 25 mempunyai menurun. Disamping itu fiberglass juga
kemiripan koefisien penyerapan. Pada lebih tebal 3 mm.
frekuensi dibawah 500 Hz DECI-TEX 3D
25 koefisien penyerapanya sedikit lebih
Koefisien penyerapan bunyi sampel F
bagus dari sampel E. Tetapi untuk 1

0,9

Koefisien Penyerapan
frekuensi diatas 500 Hz sampai dengan 0,8

1500 Hz sampel E mempunyai koefisien 0,7

0,6

penyerapan yang lebih bagus. Diatas 0,5

0,4

frekunsi 1500 HZ koefisien penyerapan 0,3

0,2

DECI-TEX 3D 25 sedikit lebih bagus, 0,1

0
kecuali pada frekuensi sekitar 3700 Hz. 0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000
Frekuensi (Hz)
Jika pengukuran absorpsi DECI-TEX 3D
25 dilakukan dengan metode tabung
impedansi dan tebalnya disamakan dengan Gambar 5.Grafik kofisien penyerapan sampel
sampel E, tentunya koefisien penyerapan F
yang terukur akan lebih rendah dan Kualitas Penyerapan Komposit Sabut
mungkin sampel E akan mempunyai Kelapa
koefisien penyerapan yang relatif lebih Untuk mengetahui bagian sabut
tinggi. kelapa manakah yang paling efektif
Contoh pembanding lain adalah dimanfaatkan sebagi peredam suara. Maka
penyerap berpori yang berupa selimut dari 10 sampel yang ada di kelompokkan
fiberglass yang ditunjukkan oleh gambar 4. menurut komposisinya. Terdapat 4 sampel
yang dapat dikelompokkan untuk
menentukan kualitas penyerapan komposit
Penyerapan Bunyi sabut kelapa seperti yang di tunjukkan
pada tabel 3 Sampel I merupakan sabut
kelapa yang masih alami dan belum
dipisahkan bagian-bagianya. Sabut kelapa
yang tersedia langsung dipotong dengan
diameter 29 mm dan tebal 22 mm.
Sedangkan keempat sampel yang lain
merupakan bagian penyusun sabut kelapa
yang telah dipisahkan dan direkatkan
dengan lem kayu dan air, dimana berat
Gambar 4. Grafik Penyerapan bunyi selimut komposisi sabut, lem dan air untuk
fiberglas dengan kerpatan 52 kg/m3 dengan keempat sampel adalah sama. Dengan

15
Ainie Khuriati dkk Disain Peredam Suara Berbahan...

demikian kelima sampel yang ada dapat Sampel II-V (sabut dengan
dibandingkan. Grafik hasil perbandingan perlakuan) cenderung lebih bagus
kelima sampel ditunjukkan oleh gambar 6. koefisien penyerapanya daripada sabut
kelapa alami. Hal ini karena setelah sabut
Tabel 4.2. Komposisi sampel untuk dipisahkan dari bagian-bagianya, daging
menentukan kualitas penyerapan komposit sabut diayak sehingga butiran-butiran
sabut kelapa daging sabut yang lembut hilang. Dengan
Komposisi daging serat kasar serat demikian setelah direkatkan kembali akan
No sampel
alami (%) sabut (%) ± 1cm (%) halus (%) terbentuk rongga antar butir yang lebih
1 I(A) 100 - - - banyak. Sedangkan pada serat yang telah
2 II ( B ) - 100 - - direkatkan kembali terbentuknya rongga
3 III ( C ) - - 100 - yang lebih banyak adalah karena proses
4 IV ( D ) - - - 100 penataan seratnya secara acak (non
5 V (H ) - 50 50 - woven).
Dari keempat sampel yang
Dari gambar dapat dilihat mendapat pelakuan sampel II mempunyai
bahwasanya sampel I (sabut alami) koefisien penyerapan yang paling jelek.
koefisien penyerapanya lebih bagus pada Koefisien penyerapan sampel II berada di
frekuensi di bawah 500 HZ daripada bawah koefisien penyerapan sampel V
keempat sampel yang lain dan cenderung pada seluruh selang frekuensi. Hal ini
lebih buruk pada frekuensi diatas 500 HZ menunjukkan bahwasanya pemakaian
jika dibandingkan dengan sampel yang daging sabut kelapa sebagai komposisi
sudah mendapat perlakuan. Meskipun peredam tanpa campuran serat kurang
sampel I bagus untuk penyerapan frekuensi efektif. Jika dilihat dari bentuk fisiknya
rendah, pemakaian sampel tersebut sebagai sampel II (B) mepunyai pori-pori relatif
peredam tidak begitu realistis. Hal ini sedikit dibandingkan dengan sampel III,IV
karena bentuk sabut kelapa yang dan V. Disamping itu sambungan rongga
melengkung (gambar 1 lampiran 1) dan antar pori juga sedikit. Karena sedikit
ketebalan yang tidak sama pada tiap bagian sambungan antar pori maka efek redaman
akibat viskositas kecil. Untuk
K o e f i si e n P e n y e r a p a n U n t u k T i a p J e n i s K o m p o si t
S a but K e l a pa
sampel III, IV dan V, masing-masing
mempunyai keunggulan penyerapan pada
1
0.9
0.8
frekuensi tertentu. Sampel V unggul pada
0.7
0.6
0.5
penyerapan pada frekuensi di bawah 1600
0.4
0.3
0.2
Hz dan mempunyai penyerapn maksimum
0.1
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000
0,89 pada frekuensi 1600 Hz. Sedangkan
Sampel I
Fr e k ue ns i ( H z )
Sampel I I Sampel I I I
untuk sampel IV meski penyerapan pada
Sampel I V Sampel V frekuensi rendah kalah dengan sampel V,
sampel IV mempunyai penyerapan yang
bagus pada selang 1400 Hz dan 1900 Hz
Gambar 6. Grafik koefisien penyerapan
komposit sabut kelapa
dibanding sampel III dan V. Sampel IV
juga mempunyai penyerapan yang sangat
Sehingga pemotongan dan penyusunan bagus, yaitu lebih dari 0.9 pada selang
kembali dalam bentuk makro akan frekuensi 4700 Hz sampai 6100 Hz, jauh
mengalami kesulitan. Di samping itu diatas penyerapan sampel II dan IV.
sedikit sekali bagian sabut yang dapat Bahkan penyerapanya bernilai 1 pada
langsung di potong dan dipakai langsung frekuensi 5256 HZ. Sampel III
sebagai peredam. mempunyai keunggulan penyerapan pada
frekuensi 2100 Hz sampai 3800 Hz. Dan

18
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol.9, No.1, Januari 2006, hal 15-25
mempunyai koefisien penyerapan dengan dan tanpa lapisan udara
maksimum pada frekuensi 2552 Hz menunjukkan adanya peningkatan
dengan nilai 0,95. koefisien penyerapan pada frekuensi
Dengan merujuk pada keumuman rendah. Hal ini sesuai dengan yang
bahwa peredam suara sering dipakai untuk dinyatakan Doelle (1993) bahwa bahan-
frekuensi rendah, maka komposisi bahan berpori yang diberi jarak dari
gabungan serat dan daging sabut (sampel lapisan penunjangnya yang padat juga
V) memberikan kualitas terbaik sebagai berfungsi sebagai penyerap panel yang
peredam suara. Tetapi dengan sedikit bergetar, terutama pada frekuensi rendah.
manipulasi, peredam dengan komposisi Dari sepuluh sampel yang ada
serat (sampel III dan IV) akan bagus sampel F mempunyai koefisien yang
digunakan untuk frekuensi rendah. paling bagus bila dipakai menggunakan
Manipulasi dapat dilakukan dengan cara lapisan udara. Gambar 8 menunjukkan
melapisi peredam suara bagian luar dengan bahwa pada frekuensi rendah sampel F
logam yang sangat tipis. Atau memberikan dengan lapisan udara memiliki koefisien
rongga udara antara peredam dan dinding. penyeraan yang bagus. Pada frekuensi 500
Dengan manipulasi ini koefisien Hz penyerapanya mencapai 0,75 dan
penyerapan pada frekuensi rendah akan mencapai 1 pada frekuensi 700-800 Hz.
meningkat. Gambar 4.7 menunjukkan Meski pada frekuensi sekitar 2000Hz
bahwa pelapisan alumunium foil pada busa koefisien penyerapanya menurun, namun
peredam dapat meningkatkan koefisien masih diatas 0,4. Sedangkan pada
penyerapan pada frekuensi rendah frekuensi diatas 2500 Hz koefisien
penyerapanya selalu diatas 0,6 Hz

Perbedaan Koefisien Penyerapan Dengan dan Tanpa Lapisan


Udara Sampel F
1
Koefisien Penyerapan

0,8

0,6

0,4

0,2

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000
Frekuensi (Hz)

Sampel F Sampe F-lapisan udara 20 mm

Gambar 8. Grafik koefisien penyerapan sampel


Gambar 4.7. Grafik penyerapan gabus yang F dengan dan tanpa lapisan udara
dilapisi dan tidak dilapisi alumunium
foil (www.tcnind.com) Pengaruh Peningkatan Jumlah Serat
Pada Campuran Daging Sabut dan
Pengaruh Pemberian Rongga Udara Serat Pada Koefisien Penyerapan
Antar Sampel dan Dinding Terhadap Selain memberikan koefisien
Perubahan Koefisien Penyerapan. penyerapan yang relatif bagus pada
Pada proses pengukuran koefisien frekuensi rendah, campuran daging sabut
penyerapan yang dilakukan, di ukur juga dan serat pada proses pembuatan peredam
koefisien penyerapan bahan dengan juga akan lebih efektif. Karena serat dan
memberikan lapisan udara antara sampel sabut dipakai semua maka tidak ada bagian
dan ujung dinding tabung impedansi. Tebal sabut kelapa yang terbuang. Berdasrkan
lapisan udara yang di berikan yaaitu hal ini, maka perlu diketahi pengaruh
10mm untuk sampel A dan 20 mm untuk peningkatan serat pada campuran daging
sampel B-J. Semua perbandingan grafik dan serat terhadap koefisien penyerapan.

15
Ainie Khuriati dkk Disain Peredam Suara Berbahan...

Dari 10 sampel yang ada, diambil 4 frekuensi diatas 750 Hz. Sampel VII
sampel untuk dikelompokkan. Sampel mempunyai koefisien penyerapan
tersebut adalah sampel F ,G, I dan J. maksimum sebesar 0,83 pada frekuensi
Keempat sampel tersebut menggunakan 1360 Hz.
perekat lem kanji yang banyaknya kurang Sampel VIII (G) dengan
lebih 2 kali total berat daging dan serat ( komoposisi serat 37,5 % koefisien
tabel 3.2). Persentase campuran daging dan penyerapanya juga meningkat drastis
serat dari keempat sampel ditunjukkan oleh dibandingkan sampel V(i) pada frekuensi
tabel 4.3. Sedangkan grafik koefisien diatas 750 Hz. Dengan koefisien
penyerapan dari keempat sampel penyerapan maksimum sebesar 0.88 pada
ditunjukkan oleh gambar 9. frekuensi 1272 Hz. Sementara sampel IX
(F) dengan komosisi serat 100% koefisen
Tabel 4.3. Persentase serat pada campuran penyerapanya di atas 1300 Hz meningkat
serat dan daging sabut pada sampel. dibandingkan dengan sampel VIII (G).
daging serat kasar Tetapi koefisien penyerapanya lebih
No sampel
sabut (% berat) ± 0,5cm (% berat) rendah dari sampel VIII (G) untuk
1 VI ( i ) 100 0 frekuensi dibawah 1300 Hz. Koefisien
2 VII ( J ) 75 25 penyerapan sampel IX (F) mencapai
3 VIII ( G ) 62,5 37,5 maksimum pada frekuensi1648 HZ
4 IX ( F ) 0 100 Sebesar 0,99.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa penambahan
Pengaruh Kenaikan Jumlah Serat pada Campuran
Daging dan Serat Sabut Kelapa Pada Koefisien komposisi serat meningkatkan besarnya
Penyerapan
koefisien penyerapan maksimum (nilai
1
0,9
puncak penyerapan) dari sampel. Hal ini
Koefisien penyerapan

0,8
0,7
serupa dengan hasil penelitian yang
0,6
0,5
dilakukan Neithalath (2005), yaitu dengan
0,4
0,3
menambahkan serat polypropylene pada
0,2
0,1
campuran pasir batu gamping dan semen
0
0 500 1000 1500 2000
yang menghasilkan koefisien penyerapan
2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000
Frekuensi (Hz)
Sampel VI
seperti pada gambar 10
Sampel VII Sampel VIII Sampel IX

Gambar 9. Grafik koefisien penyerapan


sampel dengan persentase komposisi serat
berbeda.

Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa


sampel VI (i) dengan komposisi serat 0%,
mempunyai koefisien penyerapan paling
jelek dibandingkan sampel lain. Hanya saja
pada frekuensi dibawah 500 Hz koefisien
penyerapanya lebih baik dari sampel lain. Gambar 10 Koefisien Penyerapan “EPC 100%
Sampel VI mempunyai koefisien # 4 aggregates” (Neithalath, 2005)
penyerapan maksimum sebesar 0,42 pada
frekuensi 544 Hz. Sedangkan untuk
sampel VII (J) dengan komposisi serat
25% koefisien penyerapanya meningkat
drastis dibandingkan sampel V(i) pada

18
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol.9, No.1, Januari 2006, hal 15-25
Pengaruh Tekanan Pada Proses bergeser ke frekuensi rendah dan koefisien
Pembuatan Sampel Terhadap Koefisien serapanya menurun.
Penyerapan. Pengaruh Massa Jenis Sampel
Gambar 11 Menunjukkan Terhadap Penyerapan.
perbandingan antara dua sampel yang Massa jenis sampel dihitung
dibuat dengan tekanan yang berbeda tetapi dengan mengukur tinggi dan diameter
komposisi utamanya sama, yaitu 100% sampel serta menimbang massanya. Hasil
daging sabut kelapa. Sampel B dengan perhitungan dan pengukuran massa jenis
lama penekanan 559 menit dan sampel I ditunnjukkan pada lapiran 6. Untuk
dengan lama penekanan 951menit (tabel mengetahui pengaruh massa jenis terhadap
3.3.).Meskipun sampel I tersusun dari koefisien penyerapan diambil sampel B, C,
100% daging sabut seperti halnya sampel D dan H yang dikelompokkan menjadi
B, sampel I koefisien penyerapanya jaiuh satu. Keempat sampel ini mempunyai
dibawah sampel B. untuk frekuensi diatas komposisi yang seragam yaitu 100gr lem
700 HZ.Hal ini disebabkan karena faktor kayu, 84 gr air dan 30 gr komposit sabut
pemberian tekanan pada sampel I yang kelapa, sehingga dapat dibandingkan. Data
lebih lama massa jenis keempat sampel yang telah
diurutkan dari yang terkecil ke yang
terbesar ditunjukkan pada tabel 4.4. Pada
Koefisien penyerapan sam pel II dan
VI gambar 4.12 ditunjukkan perbandingan
1 koefisien penyerapan sampel yang
0.8 dipotong hanya sampai frekuensi 2000 Hz
0.6 untuk memperjelas grafik.
0.4

0.2
Tabel 4.4. Massa jenis sampel dengan perekat
0 lem kayu
0 500 1000 1500 200 250 300 350 400 450 500 550 600
0 F r0e k u e
0 n si 0( H z )0 0 0 0 0 SampelMassa jenis (Kg/m3)
II ( B) VI ( I)
C 0,1791
D 0,1951
Gambar 11. Grafik koefisien absorbsi sampel B 0,2214
dengan lama pemberian tekanan berbeda pada H 0,2266
proses pembuatannya

Pemberian tekanan yang lebih lama Ko ef isien Penyer ap an Samp el D eng an M assa
Jeni s B er b ed a
menyebabkan rongga udara alamiah yang 1

0.9

terkandung dalam daging sabut kelapa 0.8

0.7

berkurang. Karena tertekan dalam waktu 0.6

0.5

lama, dinding rongga yang berhadapan 0.4

0.3

0.2

akan menempel dan tidak kembali lagi 0.1

pada saat tekanan dihilangkan. Disisi lain 0 2 00 40 0 6 00 8 00 10 00 12 00 1 40 0 160 0 18 00 2 00 0

Fr e k ue ns i ( H z )
koefisien penyerapan sampel I lebih bagus Sampel C Sampel D Sampel B Sampel H

dari sampel B pada frekuensi dibawah 700


Hz. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Gambar 12. Grafik koefisien penyerapan
dengan tekanan yang lebih lama pada dengan massa jenis berbeda ( ρC=0,1791
proses pembuatan, koefisien penyerapan kg/m3, ρD=0,1951 kg/m3, ρB=0,2214 kg/m3,
pada frekuensi rendah akan meningkat dan ρH=0,2266 kg/m3 ).
pada frekuensi tinggi akan menurun.
Dengan kata lain grafik absorbsinya Gambar 12 menunjukkan bahwa
dengan bertambahnya massa jenis,

15
Ainie Khuriati dkk Disain Peredam Suara Berbahan...

koefisien penyerapan pada frekuensi /internoise2001_paper_circ_sens_final


rendah meningkat. Penambahan .pdf , diakses 14-01-2005, 00.16.
Penyerapan ini terlihat seragam untuk [3]. Bree, H.E, F.J.M. van der Eerden,
frekuensi di bawah 1200 Hz. Sedangkan J.W. van Honschoten. 1999. A novel
untuk frekuensi di atas 1200 Hz sudah technique for measuring the reflection
mulai tidak seragam. coefficient of sound absorbing
materials (jurnal universitas Twente),
Kesimpulan Netherlands.
1. Sampel peredam yang dibuat sudah www.microflown.com/rd/scientificpu
memenuhi kriteria ISO 11654 untuk bisa b/tube/tube.pdf, diakses 26-12-2004,
dipakai sebagai peredam suara dengan 06:00.
sampel E mempunyai αw paling besar [4]. Doelle, L.L. 1993. Akustik
yaitu 0,51. Lingkungan (terjemahan Lea
2. Komposisi yang paling ideal Prasetyo). Jakarta. Erlangga.
sebagai peredam suara adalah campuran [5]. Farina, A, Anna Torelli. 2000.
serat dan daging sabut kelapa. Measurement of the sound absorption
3. Penambahan jumlah serat pada coefficient of materials with a new
campuran serat dan daging sabut dapat sound intensity technique (jurnal
meningkatkan nilai penyerapan universitas Parma). Italy.
maksimumnya. www.pcfarina.eng.unipr.it/Public/Pap
4. Bertambahnya waktu tekan pada ers/094-AES97.pdf, diakses 26-12-
proses pembuatan sampel menyebabkan 2004, 06.00.
grafik koefisien penyerapan bergeser ke [6]. Halliday, D dan Robert Resnick.
kiri dan nilainya menurun. 1996. Fisika Jilid I (terjemahan Pantur
5. Peningkatan massa jenis sampel Silaban). Jakarta . Erlangga.
yang dihasilkan dari bahan dengan berat [7]. Kantor Deputi Menegristek Bidang
komposisi yang sama dan jenis perekat Pendayagunaan dan Pemasyarakatan
yang sama menyebabkan kenaikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
penyerapan pada frekuensi di bawah 2001. Tanaman Perkebunan.
1200 Hz. http://www.ristek.go.id/referensi/ttg/p
engolahan_pangan/DIPTI/tanaman_pe
rkebunan.pdf , diakses 03-10-2004,
DAFTAR PUSTAKA 01:12.
[8]. Knapen, E, R Lanoye, G Vermeir, W
[1]. Abdurrahman, A. dan Anny Lauriks, Van Gemert, 2003. Acoustic
Mulyani. 2003. Pemanfaatan Lahan properties of sound absorbing, poly-
Berpotensi Uuntuk Pengembangan mer-modified porous cement mortars
Produksi Kelapa (jurnal Pusat (jurnal International Conference On
Penelitian dan Pengembangan Tanah Material Science And Restoration
dan Agroklimat). 6th). Leuven, Belgium.
http://pustaka.bogor.net/publ/jp3/jp22 http://perswww.kuleuven.ac.be/~u003
1 , diakses 08-09-2004, 00:09. 0736/pdf/2003%20MSR%20VI%20-
[2]. Antila, M. Jari Kataja, Veli-Jukka %20acoustical%20properties.pdf ,
Ollikainen. 2001. Ring Sensors for diakses 23-03-2005, 22:46.
Propagating Wave Detection in Ducts [9]. Koizumi, T. ,N. Tsujiuchi, A.
(jurnal International Conggress and Adachi. 2oo2. The development of
Exhibition on Noice Control sound absorbing. materials using
enginering). Tampere, Finland. natural bamboo fibers (jurnal
www.vtt.fi/tuo/56/english/publications universitas Doshisha). Jepang. WIT

18
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol.9, No.1, Januari 2006, hal 15-25
Press, [17]. Worthing Borough Council. 2003.
http://library.witpress.com/pdfs/abstra Sound Insulation Performance
cts/HPS02/HPS02016AU.pdf, di Standards.
akses 08-08-2005, 10:18. http://www.worthing.gov.uk/Planning/
[10]. Lee, Y and Changwhan Joo. 2003. BuildingControl/TechnicalGuidanceN
Sound Absorption Properties of otes/28SoundInsulationPerformanceSt
Recycled Polyester Fibrous Assembly andards.htm, diakses 15-05-2005,
Absorbers ( AUTEX Research 10:25.
Journal, Vol. 3, No2, June 2003). [18]. www.acoustics.salford.ac.uk . 2004.
www.autexrj.org/No2-2003/0047.pdf, Absorption for room treatment.
diakses 26-12-2004, 06:00. University of
[11]. Neithalath, N. Jason Weiss, Jan Salford.http://www.acoustics.salford.a
Olek. 2004. Improving the acoustic c.uk/student_area/bsc3/room_acoustic
absorption of enhanced Porosity s/absorption.pdf , diakses 28-05-
concrete with fiber reinforcement 2005, 11:12.
(jurnal universitas Purdue). USA. [19]. www.answers.com. Equal Loudness
http://bridge.ecn.purdue.edu/~concrete Coutour,
/weiss/publications/o_conference/OC- http://www.answers.com/topic/equal-
022.pdf, diakses 24-03-2005, 22:54. loudness-contour.htm , diakses 10-05-
[12]. Porges, G. 1977. Applied Acoustic. 2005, 00:17.
London. Edward Arnold (publisher). [20]. www.bksv.com. 2003. Product Data.
[13]. Prodi, N, F Pompoli. 2003. A New www.bksv.com/pdf/Bp1039.pdf,
Apparatus For Measuring The diakses 15-07-2005, 10:16.
Absorption Coefficient For Normal [21]. www.incorp.com. 2003. Data Sheet
Incidence (jurnal universitas di absorption.
Ferrara). Italia. http://www.inccorp.com.au/upload/De
http://acustica.ing.unife.it/staff/nicola/ ci-Tex_3D.pdf , diakases 18-06-2005,
articoli%20NP/IOA%202003%20Pro 23:50.
di%20Pompoli%20Bonfiglio.pdf , [22]. www.microflown.com. 2001. The
diakses 08-08-2005, 10:14. Acoustics Impendance Apllication..
[14]. Prout, J.H..Gordon R., 1990. www.microflown.com/rd/books/book/
Acoustic For You. Florida. Robert E. c.pdf , diakses 25-05-2005, 00:03.
Krieger publishing Co., Inc. [23]. Yang, H, Dae-Jun Kim , Young-Kyu
[15]. Sasongko, D. P., Hadiyarto Lee, Hyun-Joong Kim, Jin-Yong Jeon,
,A.,Subagyo, A., Hadi, S.P., Chun-Won Kang. 2003. Possibility of
Asmorohadi, N., 2000. Kebisingan using waste tire composites reinforced
Lingkungan. Semarang. Badan with rice straw as construction
Penerbit Universitas Diponegoro materials (jurnal Bioresearch
[16]. Shinha, D.N .2002. Multi purpose Technology). Korea.
Acoustics Sensor (jurnal). Loss http://plaza.snu.ac.kr/~fpbk21/pdf/200
Alamos, 4/1-1-5.pdf diakses 08-08-2005,
http://www.netl.doe.gov/publications/ 10:31.
proceedings/02/naturalgas/5-3.pdf,
diakses 08-07-2005, 09:45.

15

You might also like