Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
TANIA GAYLE ROBERT
060100309
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
1
TOURETTE’S DISORDER
Karya Tulis ini dibuat untuk melengkapi persyaratan kepaniteraan klinik dibagian
PSIKIATRI FK USU.
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga ingin
mengucapkan ribuan terima kasih pada dr. Vita Camelia, Sp. KJ atas tunjuk ajar yang
telah diberikan. Saya juga bersyukur atas berkat dan kesehatan yang diberikan kepada
saya sehingga saya dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini dari berbagai
sumber. Saya telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagai macam bahan
tentang Tourette’s Disorder.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya
mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………….......... 1
BAB 2 PEMBAHASAN.....……………………………………… 2
2.1 Definisi.....................…………………………................. 2
2.2 Etiologi.........………………............................................ 2
2.3 Gejala dan tanda.............................…………………….. 2
2.4 Diagnosis..................................………………………… 3
2.5 Penanganan......................................................................... 5
BAB 3 KESIMPULAN..................................................................…. 6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 7
4
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
5
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tourette’s Disorder (TD) adalah gangguan neurologis yang diturunkan yang ditandai
dengan beberapa gerakan tidak sengaja yaitu ‘tic’ motor dan vokalisasi tidak terkontrol
atau disebut ‘tic’ vocal atau fonik. ‘Tic’ adalah pergerakan yang cepat, tiba-tiba,
berulang, non-berirama, stereotipik atau vokalisasi 1, 2, 4.
2.2 Etiologi
Secara genetik, isidensinya adalah 50% pada kembar monozigot dan 8% pada dizigot.
Secara neurokimiawi disebabkan oleh lemahnya pengaturan dopamin di caudate nucleus.
TD dapat juga dipicu oleh stimulan seperti methylphenidate dan dextroamphetamine, di
samping juga adanya ketidakseimbangan atau hipersensitivitas terhadap neurotransmiter,
terutama dopamin dan serotonin. Riset yang dilakukan Cuker A et.al. (2004), berhasil
menemukan candidate locus untuk TD, OCD dan chronic tic disorder, yakni pada lokus 18q22. 3
Anggota keluarga tingkat pertama dari penderita TD lebih sering mengalami
gangguan ‘tic’ dan gangguan obsesif kompulsif atau Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD). Terdapat juga beberapa uji klinis yang mengatakan bahwa terdapat
manifestasi ‘tic’ setelah infeksi streptokokus. Telah diketahui bahwa infeksi streptokokus
boleh menyebabkan suatu gangguan autoimun yang dapat merusak ganglia basalis.
Ganglia basalis merupakan bagian otak yang diasosiasikan dengan control pergerakan 3.
‘Tics’
Gejala yang utama untuk TD dan merupakan penyebab utama orang berkonsultasi ke
dokter. ‘Tic’ merupakan pergerakan motor (‘tic’ motorik) atau vokalisasi (‘tic’ fonik)
yang berulang-ulang, tidak disengajakan, stereotipik dan terjadi secara tiba-tiba. Terdapat
beberapa jenis gejala klinis ‘tic’ yang boleh dilihat pada mana-mana bagian tubuh tetapi
yang lebih sering adalah pada wajah, trunkus dan bahu.
6
Secara lazimnya, ‘tic’ telah dibagikan kepada 2 kelompok utama yaitu, ‘tic’
motorik dan ‘tic’ vokal. ‘Tic’ motorik boleh disebut sebagai simple motor tics apabila
hanya satu otot yang terlibat atau complex motor tics apabila terdapat beberapa
pergerakan yang terkoordinasi. Contoh simple motor tics adalah pengedipan mata, rotasi
atau elevasi bahu, sentakan kepala, kontraksi bibir, penutupan mata, mengguling bola
mata, tortikolis (penolehan leher ke satu sisi, pembukaan dan penutupan mulut, kontraksi
abdomen dan/atau mengulurkan tangan dan kaki. Contoh complex motor tics pula adalah
melompat, menendang, menyentuh sesuatu objek, pergerakan yang cabul, membungkuk
tubuh, serdawa dan meniru pergerakan orang lain.
‘Tic’ vokal pula boleh disebut simple vocal tics apabila terdapat bunyi yang
sederhana atau boleh disebut sebagai complex vocal tics apabila terdapat kata-kata dan
kalimat yang lebih lengkap. Contoh simple vocal tics adalah seperti mengorok, batuk, dan
mengeluarkan bunyi-bunyi yang tidak bermakna. Contoh complex vocal tics pula adalah
seperti bunyi yang lebih kompleks dan kuat, ucapan atau kata-kata yang cabul
(koprolalia), dan pengulangan kata-kata yang disebutkan orang lain (ekolalia) 3, 4.
2.4 Diagnosis
Kedua-dua ‘tic’ motorik dan ‘tic’ vocal terjadi semasa perjalanan penyakit tetapi
boleh pada waktu yang berlainan.
‘Tic’ boleh terjadi banyak kali dalam satu hari hampir-hampir setiap hari atau
kadang-kadang dalam waktu lebih dari satu tahun dengan tidak adanya waktu
bebas ‘tic’ lebih dari 3 bulan berturut-turut
Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari obat-obatan dan zat-zat
lainnya dan bukan disebabkan oleh suatu kondisi medis umum, contohnya,
kejang, penyakit Huntington’s atau ensefalitis.
7
Pada beberapa kasus penderita TD akan mengucapkan kata-kata cabul
(koprolalia) atau mengulang kata-kata yang disebutkan orang lain (ekolalia) 1,5.
2.5 Penanganan
Pengobatan yang tersedia semuanya mengobati gejalanya saja. Tidak terdapat obat-
obatan yang boleh menyembuhkan TD ini.4
8
Guanfacine (0,5–2 mg/hari) merupakan agonist baru yang disukai oleh banyak
dokter karena dosisnya hanya sekali dalam sehari. Neuroleptik atipikal (risperidone 0,25–
16 mg/hari, olanzapine 2,5–15 mg/hari, ziprasidone 20–200 mg/hari) dipilih karena
berhubungan dengan penurunan resiko dari efek samping ekstrapiramidal. Jika ini tidak
efektif, neuroleptik klasik seperti: fluphenazine, atau pimozide dapat diberikan. Suntikan
toksin botulinum efektif untuk mengendalikan ‘tic’ vokal yang melibatkan kumpulan otot
kecil. Dapat juga diberikan psikoterapi suportif dan farmakoterapi, misalnya golongan
neuroleptik, benzodiazepine, dan lainnya. Neuroleptik adalah seperti haloperidol dan
risperidone. Benzodiazepine adalah seperti clonazepam dan diazepam. Lainnya seperti:
clonidine dan pimozide 3, 4, 8.
‘Tic’ juga boleh disupresikan secara non farmakologi dengan menggunakan
teknik habit reversal. Pada TD, habit reversal adalah melatih penggunaan otot yang
berlawanan untuk melawan pergerakan ‘tic’. Cara ini biasanya digunakan bersama
pelatihan relaksasi, pengendalian diri dan pelatihan kesadaran. Penanganan dengan cara
ini berlansung selama 8 hingga 11 bulan dan sebanyak 20 sesi pelatihan. Pengurangan
pada gejala ‘tic’ berlaku pada bulan ke tiga hingga empat pelatihan tersebut.
Penanganan secara psikososial juga boleh diterapkan yaitu dengan edukasi kepada
pasien dan juga keluarganya. Pasien diperkenalkan kepada Tourette Syndrome
Association dan juga kelompok-kelompok support yang lainnya. Ini akan menjadi tempat
untuk suport dan edukasi untuk pasien dan juga keluarganya. Selain itu, terapi psikososial
secara individu juga boleh digunakan untuk mengatasi masalah personal dan
interpersonal secara efektif. Terapi keluarga boleh diberikan apabila terjadi masalah
adaptasi dan komunikasi. Ini adalah karena ada sebagian keluarga yang tidak mengerti
gejala-gejala TD sehingga menghukum anaknya7.
9
BAB 3
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Jagger, J., Prusoff, B.A., Cohen, D.J., Kldd, K.K., Carbonari, C.M., John, K.,
2002. The Epidemiology of Tourette's Syndrome: A Pilot Study. Oxford Journals.
Vol.8, No.2.
Available from:
http://schizophreniabulletin.oxfordjournals.org [Accessed 13th May 2010]
2. Center for Disease Control and Prevention (CDC)
http://www.cdc.gov/Features/TouretteSyndrome/
3. Emedicine-Tourette’s Syndrome
http://www.emedicinehealth.com/tourettes_syndrome/page2_em.htm
4. National Institute of Neurological Disorders and Stroke – Tourette’s Syndrome
http://www.ninds.nih.gov/disorders/tourette/
5. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edition Text
Revision (DSM-IV-TR); Tourette’s Disorder; 2000; American Psychiatric
Association; United States.
6. Kay, J., Tasman, A.; Childhood Disorders: Tic Disorders; Essentials of
Psychiatry; John Wiley & Sons Ltd; United States of America; 2006; 347.
7. Sadock. B.J., Sadock, V.A.; Tic Disorders; Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry; Lippincott Williams & Wilkins Publications; United States of
America; 2007; 1234-1241.
11