You are on page 1of 54

Digitally signed by Dr Syamsuddin Arif

Dr Syamsuddin Arif DN: cn=Dr Syamsuddin Arif, o, ou,


email=tagesauge@gmail.com, c=ID
Date: 2020.04.06 00:22:06 +07'00'

0
Perspektif Modern:
• Coronaviruses primarily infect birds and mammals, causing a variety of
lethal diseases that particularly impact the farming industry. The
viruses can also infect humans and cause disease to varying degrees,
from upper respiratory tract infections (URTIs) resembling common
fever, to lower respiratory tract infections (LRTIs) such as bronchitis,
pneumonia, and even severe acute respiratory syndrome (SARS).
(Dewald Schoeman & Burtram C. Fielding, 2019)
• The novel coronavirus (SARS-CoV-2) that causes atypical pneumonia
(COVID-19) has spread rapidly in China since December 2019 and has
spread to over 26 countries by February 2020. It becomes pandemic as
no specific antiviral treatments or vaccines are available yet. (Shang,
Rao & Rao, 2020)
• COVID-19 spreads rapidly by human-to-human transmission with a
median incubation period of 3.0 days (range, 0 to 24.0), and the time
from symptom onset to developing pneumonia is 4.0 days (range, 2.0
to 7.0). Respiratory droplets and direct contact are conventional
transmission routes for SARS-CoV-2, and fecal-to-oral transmission
might also have a role. Fever, dry cough, and fatigue are common
symptoms at onset of COVID-19. Most patients have lymphopenia and
bilateral ground-glass opacity changes on chest CT scans.
Natural or Invented?
In one scenario, the virus evolved to its current
pathogenic state through natural selection in a non-
human host and then jumped to humans. This is how
previous corona virus outbreaks have emerged, with
humans contracting the virus after direct exposure to /kg
civets (SARS) and camels (MERS). The researchers
proposed bats as the most likely reservoir for SARS-CoV-
2 as it is very similar to a bat corona virus. There are no
documented cases of direct bat-human transmission,
however, suggesting that an intermediate host was likely
involved between bats and humans.
In the other proposed scenario, a non-pathogenic
version of the virus jumped from an animal host into
humans and then evolved to its current pathogenic state
within the human population. For instance, some corona
viruses from pangolins, armadillo-like mammals found
in Asia and Africa, have an RBD structure very similar to
that of SARS-CoV-2. “A corona virus from a pangolin
K.G. Andersen, A. Rambaut, W.I.
could possibly have been transmitted to a human, either Lipkin, E.C. Holmes, R.F. Garry,
directly or through an intermediary host such as civets “The proximal origin of SARS-
or ferrets.” CoV-2”. Nature Medicine (2020).
vector

host
Aneka Penyakit terkait Kuman:
Bacteria-caused diseases: Virus-caused diseases:
Cholera – Vibrio cholerae AIDS – Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Anthrax – Bacillus anthracis Smallpox (Cacar) – Variola virus
Diphtheria – Corynebact. diphtheriae Influenza (Swine, Bird Flu) – H1N1 virus
Leprosy – Mycobacterium leprae Mumps (Beguk) – Parotitis virus
Botulism – Clostridium botulinum Poliomyelitis – Polio virus > no cure
Syphilis – Treponema pallidum Chicken Pox – Varicella zoster virus
Tetanus – Clostridium tetani Measles (Campak) – Paramixovirus
Plague – Yersinia pestis Dengue (Demam berdarah) – D. virus (DENV)
Impetigo – Streptococcus/Staphylococcus Chikungunya – Alpha virus > nyamuk Mesir
Tuberculosis – Mycobact. tuberculosis Cirrhosis (Liver) – Hepatoviruses A, B, C, D
Typhoid fever (Tipus) – Salmonella typhi EVD (Demam Ebola) – Ebola virus
Pertussis (Batuk Rejan) – Bordetella pert. Pneumonia – SARS corona virus (SARS-CoV)
dan atau MERS corona virus (MERS-CoV)
Fungi-caused diseases:
Covid-19 – novel corona virus (2019-nCoV)
Tinea pedis (Jamur kulit) – Epidermo-
phyton floccosum Worms-caused diseases:
Protozoa-caused diseases: Tapeworm - inside human and animal intestine
Malaria – Plasmodium vivax Hookworm disease – Ancylostoma duodenale
Trypanosomiasis – virus lalat tsetse Roundworm disease – Ascaris lumbricoides
Amoebic dysentery – Entamoeba hist. Blood fluke disease – Schistossoma mansoni
Apa mesti kita lakukan?
If you are healthy:
• stay home (no traveling)
• keep clean (wash & mask)
• avoid contact (social distancing)
• do not have visitors to your home

If you have Covid-19 symptoms (fever or high


temperature, continuous coughing, etc.), then:
• call corona service hotline to get help
• stay home for at least 7 days (self-isolation)
Perspektif Islam:
• Penyakit itu bala’, musibah, fitnah, azab, rijz.
• Kuman (bakteri, protozoa, virus, fungus, dsb)
itu mahluk hidup ciptaan Allah (meskipun
melalui tangan/hasil perbuatan manusia itu
sendiri: bima kasabat aydin-nas)
• Manusia mesti berusaha berobat, menghindar
mencari dan memilih solusi yang terbaik.
• Segala sesuatu (hidup dan mati, sehat dan
sakit, dsb) sudah ada ukuran (takdir)nya.
‫)بلاء( ’‪BALA‬‬
‫ص‬ ‫ْف و َالْج ُ ِ‬
‫وع و َن َ ْق ٍ‬ ‫• و َلَنَب ْل َُو َن ّك ُم ب ِشَيْء ٍ مّ ِ َ‬
‫ن الْخَو ِ‬
‫‪ujian, tes, pemakaian‬‬
‫‪sampai lusuh, lapuk,‬‬ ‫ات (البقرة ‪)155‬‬
‫س و َالثم َر َ ِ‬
‫ل و َال َْأنف ُ ِ‬
‫ن ال َْأمْوَا ِ‬
‫مّ ِ َ‬
‫‪lelah, rusak, hancur‬‬
‫بلي الثوب ‪:‬خلق‬
‫‪to show effects of long‬‬
‫ن م ِنك ُ ْم‬
‫• و َلَنَب ْل َُو َن ّك ُ ْم حَت ّى نَعْلَم َ ال ْم ُج َاهِدِي َ‬
‫‪use or action, be worn,‬‬
‫‪overused, damaged‬‬
‫ن و َنَب ْلُو َ أَ خْ بَار َك ُ ْ‬
‫م (محمد ‪)31‬‬ ‫و َالصّ ابِر ِي َ‬
‫أبلاه السفر‬
‫‪to be worn, exhausted,‬‬
‫‪tired, devastated‬‬
‫ات لَعَل ّه ُ ْم يَرْجِعُو ْنَ‬
‫ات و َالسَي ّئ َ ِ‬
‫• و َبَلَوْن َاه ُ ْم ب ِالْحَسَن َ ِ‬
‫وبلوته ‪ :‬اختبرته‬
‫‪to test, examine, find‬‬
‫(الأعراف ‪)168‬‬
‫‪out its worth or value‬‬
‫ابتلى فلان كذا وأبلاه ‪:‬‬ ‫• و َنَب ْلُوكُم ب ِالش ّر ِّ و َالْخ َيْر ِ فِت ْن َة ً و َِإلَي ْنَا تُرْجَع ُونَ‬
‫‪to test the performance‬‬
‫‪of product, distinguish‬‬ ‫(‪)al-Anbiya’: 35‬‬
‫‪real gold from fake one,‬‬
‫‪to assess a person’s true‬‬ ‫ق ال ْمَو ْتَ و َالْحيََاة َ ل ِيَب ْلُو َك ُ ْم أَ ُّي ّك ُ ْم أَ حْ سَ ُ‬
‫ن ع َمَل ًا‬ ‫• خ َل َ َ‬
‫‪character‬‬
‫(الملك ‪)2‬‬
FITNAH ( ‫) فِت ْن َة‬

asalnya fatana berarti


menguji kualitas emas
apakah asli, palsu, ada
campuran atau murni,
dengan cara dipanaskan
atau dibakar dengan api.
kemudian istilah fitnah
digunakan untuk segala
bentuk hukuman, siksa
atau penyiksaan, tempaan.

istilah fitnah selanjutnya


dipakai sebagai padanan
kata bala’ dalam arti ujian
atau cobaan berupa kesu-
litan, kesusahan, kepayah-
an, tekanan, penindasan,
penganiayaan, dsb.
FITNAH adalah segala
bentuk tindakan yang
menyakiti, menyulitkan,
berupa ujian, cobaan,
tekanan, malapetaka,
bencana, kesusahan,
masalah, pembunuhan,
penindasan, hukuman,
penyiksaan dsb.

Jika fitnah itu dari Allah


maka pasti ada hikmah
di baliknya. Namun, jika
fitnah itu dari manusia,
maka pelakunya berdosa,
dikecam dan diancam
hukuman oleh Allah SWT.

ar-Raghib al-Isfahani, Mufradat Alfaz al-Qur’an, hlm. 623-624.


Ulah Manusia .. ‫كسَبَت َأيدِيه ِم‬
َ ‫فَبِمَا‬

(The Guardian, March 18, 2020)

“We invade tropical forests and other wild landscapes, which


harbour so many species of animals and plants – and within
those creatures, so many unknown viruses”, David Quammen,
author of Spillover: Animal Infections and the Next Pandemic,
recently wrote in the New York Times. “We cut the trees; we
kill the animals or cage them and send them to markets. We
disrupt ecosystems, and we shake viruses loose from their
natural hosts. When that happens, they need a new host.
Often, we are it.” UCL professor of ecology and biodiversity
Kate Jones adds: “Destroy landscapes, and the species you
are left with are the ones humans get the diseases from!”.
• Kitab Badzl al-Ma‘un fi Fadhl at-Tha‘un
karya al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani.

• Risalah fi at-Tha‘un karya Kamaluddin


Abul Ma‘ali Muhammad Abi Bakr al-Qudsi

• Tuhfat ar-Raghibin fi bayan amr at-Thawa‘in


karya Ahmad Rasyid Muhammad Shidqi

• Kitab at-Thibb al-Mastun fi daf‘i at-Tha‘un


karya Syihabuddin Ibn Abi Hajlah at-Tilimsani

• Kitab Ma rawahu al-Wa‘un fi akhbar at-Tha‘un


karya Imam Jalaluddin ‘Abdurrahman as-Suyuti

• Kitab Tahshil Gharadh al-Qashid fi Tafshil


al-Maradh al-Wafid karya Ahmad ibn Khatimah
al-Anshari al-Andalusi

• Kitab at-Thawa‘in karya Ibn Abi ad-Dunya

• Kitab Muqni‘at as-Sa’il ‘an al-Maradh al-Ha’il


karya Lisan ad-Din ibn al-Khatib al-Andalusi
• Endemic – Epidemic – Pandemic

• Wabā’ (‫)و َب َاء‬: ّ‫ض ع َا ٍم‬ ّ ُّ ُ ‫ك‬


ٍ َ‫ل م َر‬

• Thā‘ūn (‫)طَاع ُو ْن‬: ‫ِض‬


ٌ ‫ل غَام‬
ٌ ِ ‫د َاء ٌ قَات‬
Definisi Tha‘un: - penyakit yang menular dan menyebar luas (infectious, contagious)
- penyakit yang mencemari udara dan menggerogoti tubuh
- penyakit yang menyebabkan kematian dengan amat cepat
nyeri bengkak
pembengkakan
penggumpalan

Penyakit menular yang disertai demam tinggi, menyebabkan bintik-bintik merah


di badan atau benjolan-benjolan, terkadang juga disertai muntah-muntah.

• Waba’: penyakit epidemik dan pandemik.


• Tha‘un: penyakit menular yang mematikan.
• Bisa jadi karena serangan jin dalam darah.
• Menyebabkan gumpalan darah beracun.
• Dokter tidak dapat menjelaskan di luar akal.
• Waba’ pernah melanda kota suci Madinah.
Wabā’
(‫)و َب َاء‬

Thā‘ūn
(‫)طَاع ُو ْن‬
Ada tiga yang dimaksud dengan
istilah Tha‘un, yaitu:
(i) gejala-gejala atau simptom
dari penyakit sebagaimana
disebutkan oleh pakar medis.

(ii) kematian yang diakibatkan


oleh jangkitan penyakit itu,
sebagaimana dinyatakan
dalam hadis (mati syahid).
(iii) faktor penyebab penyakit
ganas tersebut yakni sisa-
sisa azab Bani Israil, atau
gangguan jin, atau akibat
doa Nabi.
Pendapat mayoritas ulama:
Dilarang keluar dari ataupun
masuk ke negeri yang sedang
dilanda wabah penyakit (epi-
demik ataupun pandemik).

Hal itu atas 4 pertimbangan:


(i) wabah penyakit umumnya
bila merebak di suatu negeri
maka tidak ada gunanya lari
jika penyebabnya juga men-
cakup dirinya. Demikian itu
karena bencana yang sudah
jelas tidak mungkin dihindari
maka harus dihadapi.

Kitab al-Mawsu‘ah al-Fiqhiyyah, juz 28, hlm. 329-333.


Perspektif Fiqih:
Dilarang keluar atau masuk itu
atas pertimbangan lain yaitu:
ii. Khawatir jika dibolehkan
keluar, maka orang-orang
yang tidak berdaya karena
sakit dll akan terlantar tdk
ada yang mengurusi.
iii. Kalau dibolehkan keluar,
niscaya orang-orang yang
sakit, tua jompo, dsb itu
akan hilang semangat dan
diliputi rasa takut dan hina.
iv. Dilarang keluar agar orang
yakin dan tawakal kepada
Allah serta sabar bertahan
dan ridho atas musibah.
Imam an-Nawawi mengutip al-
Qadhi ‘Iyadh: sebagian ulama
membolehkan masuk maupun
keluar dari negeri yang dilanda
wabah.
Dasarnya ialah riwayat bahwa
Sayyidina Umar menyesal atas
keputusannya membatalkan
kunjungan.
Juga kata-kata Amr bin al-‘Ash:
“Larilah kalian dari wabah ini
ke pelosok-pelosok, lembah-
Lembah, dan puncak-puncak
bukit!”
Takwil: maksud larangan ialah
agar orang tidak mengaitkan
selamat dan celaka pada lari
ataupun berdiam di tempat.
Larangan tersebut seperti
larangan percaya khurafat
dan larangan mendekati
orang yang sedang sakit
kusta/lepra.
Kata Ibn Mas‘ud: wabah
itu adalah ujian bagi orang
yang tinggal maupun bagi
mereka yang lari, mereka
yang mati itu karena tiba
ajalnya, dan yang selamat
itu belum sampai ajalnya.
Kata Imam an-Nawawi:
pendapat yang benar ialah
larangan masuk dan keluar
dari wilayah wabah, sesuai
hadis Nabi yang melarang
lari dari musuh, menyuruh
kita berdoa dan bertahan.
Perspektif Fiqih:
Ulama mazhab Hanafi dan
mazhab Syafi‘i menganjur-
kan baca doa qunut nazilah.
Ulama mazhab Hanbali dan
sebagian mazhab Syafi‘i ber-
pendapat tidak perlu qunut
karena para Sahabat zaman
Khalifah Umar dulu pun tidak
melakukan itu.
Adapun ulama mazhab Maliki
menyarankan agar dilakukan
sholat khusus untuk menolak
wabah penyakit, dikarenakan
itu merupakan hukuman zina
meski juga sebab mati syahid.
Perspektif Fiqih:
Menurut beberapa hadis,
orang yang meninggal dunia
akibat wabah penyakit akan
mendapat pahala seperti
orang yang mati syahid di
medan perang di jalan Allah.

Hadis riwayat Imam Ahmad:


korban-korban wabah akan
dipanggil pada hari kiamat
untuk dilihat seberapa parah
sakit yang dialaminya dulu,
baru dinilai sebagi syuhada’.

Tentu yang dimaksud ialah


sama pahalanya di akhirat.
Adapun di dunia, mayatnya
tetap dimandikan dan di-
shalatkan seperti biasa.
)‫(رواهَالبخاري‬
Dari ‘Aisyah r.a., aku bertanya kepada Rasulullah saw mengenai wabah penyakit
menular yang mematikan. Beliau menjawab bahwa wabah itu merupakan azab
hukuman yang dikirim Allah kepada siapapun yang dikehendaki-Nya, tetapi Allah
menjadikan itu sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman [karena] sesiapa
yang mendapati wabah penyakit di negerinya lalu ia tetap tinggal di situ dengan
sabar lantaran mengharap pahala dari Allah serta yakin bahwa segala sesuatu
yang menimpanya pasti sudah ditentukan oleh Allah, maka jika meninggal dunia
baginya pahala seperti orang yang gugur syahid di jalan Allah.
Ada tiga syarat dapat pahala
syahid bagi yang mati karena
wabah penyakit, yaitu:
(i) pesakit tersebut seorang
mukmin (bukan kafir).
(ii) ia sabar bertahan tinggal
di negeri/kampungnya
selama wabah melanda.
(iii) ia meyakini bahwa apa
yang menimpanya itu
berupa penyakit ganas
adalah ketentuan Allah.
Namun jika selama isolasi itu
dia gundah atau menyesal
seraya berandai-andai, maka
tidak ada pahalanya.
‫ن الل ّه َ ل َا يَسْت َحْ يِي أَ ْن يَضْر ِبَ م َثَل ًا م َا بَع ُوضَة ً فَمَا فَو ْقَه َا‬
‫﴿ ِإ ّ‬
‫ن آم َن ُوا فَيَعْلَم ُونَ أَ ن ّه ُ الْح َُّقّ م ِنْ ر َ ّبِه ِ ْم‬
‫ف َأَ مّا ال ّذِي َ‬
‫كف َر ُ ْوا فَيَق ُولُونَ م َاذ َا أَ ر َاد َ الل ّه ُ بِهَذ َا م َثَل ًا‬
‫ن َ‬
‫و َأَ مّا ال ّذِي َ‬
‫سق ِينَ ﴾‬ ‫ل بِه ِكَث ِير ًا و َيَهْدِي بِه ِكَث ِير ًا وَم َا يُضِ ُّ ّ‬
‫ل بِه ِ ِإلّا الْف َا ِ‬ ‫يُضِ ُّ ّ‬

‫‪Banyak orang dijadikan sesat karenanya dan banyak pula yang justru mendapat hidayah.‬‬
Countless invisible creatures ..

)al-Nahl: 8( َ‫ق م َا ل َا تَعْلَمُوْن‬


ُ ُ ‫يخ ْل‬
َ َ‫و‬ •
“ .. dan Dia menciptakan yang kamu tidak ketahui.”

‫ن الْح َ ِّي‬
َ ِ ‫ج ال ْمَي ِّتَ م‬
ُ ِ‫يخْر‬
ُ َ ‫ّت و‬
ِ ِ ‫ن ال ْمَي‬
َ ِ ‫ج الْح َ ّي م‬
ُ ِ‫يخْر‬
ُ •
“Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup.” (ar-Rum: 19)
Hakikat Musibah:

ِ ّ‫• ق ُلْ لَنْ يُصِ يب َنَا ِإلّا م َا كَت َبَ الل ّه ُ لَنَا ه ُو َمَوْل َانَاۚ و َعَلَى الل ّه ِ فَل ْيَت َوَك‬
َ‫ل ال ْمُؤْم ِن ُون‬
)at-Tawbah: 51(
“Katakanlah: Tidak akan menimpa kami kecuali
sesuatu yang sudah Allah tetapkan bagi kami. Dialah
pelindung kami dan hanya kepada-Nya orang-orang
beriman bergantung (tawakal).”

‫َٰب‬
ٍ َ ‫سك ُ ْم ِإلّا فِى كِت‬ ِ ‫• م َا أَ صَابَ م ِنْ ُّمّصِ يبَة ٍ فِى ٱل َْأ ْر‬
ِ ُ ‫ض وَل َا ف ِي أَ نف‬
)al-Hadid: 22( ‫ل أَ ن ن َبْر َأَ ه َا‬
ِ ْ ‫مّ ِن قَب‬
“Tiada bencana apapun yang menimpa sesuatu di
bumi dan tidak pula pada dirimu melainkan telah
tertulis sebelum Kami menciptakannya.”
Soal Kematian:

)al-Ahzab: 16( ‫ل‬


ِ ْ ‫ْت َأوِ الْقَت‬
ِ ‫ن ال ْمَو‬
َ ِ ّ‫• ق ُلْ لَنْ يَنفَعَكُم ُ ال ْف ِرَار ُ ِإ ْن ف َر َ ْرت ُم م‬
“Katakanlah: Tidak ada gunanya kalian lari,
kalaupun kalian lari menghindar dari kematian
atau pembunuhan.”

ٍ ‫ُوج مّ ُشَي ّ َدَة‬


)an-Nisa’: 78( ٍ ‫• َأيْنمََا تَكُونُوا ي ُ ْدرِكْ كم ُ ال ْمَو ْتُ و َلَو ْ كُنتُم ْ فِي ب ُر‬
“Dimana saja kalian berada, kematian pasti akan
menjemput kalian, meskipun kalian berada di
dalam benteng-benteng yang kokoh .”
Patah tumbuh, hilang berganti ..

‫ك قَدِير ًا‬
َ ِ ‫ن وَك َانَ الل ّه عَلَى ذل‬
َ ‫ت ب ِآخَر ِي‬ ُ ‫• ِإ ْن يَش َْأ ي ُ ْذهِبْك ُ ْم َأ ُّ ّيه َا الن ّا‬
ِ ‫س و َي َْأ‬
“Wahai manusia, jika Ia menghendaki, niscaya
Ia lenyapkan kalian dan Ia munculkan makhluk lain
Allah maha berkuasa melakukan itu” )an-Nisa’ 133 (

(al-An ‘am 133) ‫َاء‬ ‫ش‬


َ ‫ي‬ ‫ا‬َ ‫م‬ ُ ‫• ِإ ْن يَش َْأ ي ُ ْذهِبْك ُ ْم و َيَسْتَخْل ِْف م ِنْ بَعْدِك‬
‫م‬
ُ

)Ibrahim 19( ٍ‫ق جَدِيد‬


ٍ ْ ‫ت بِ خَل‬
ِ ‫• ِإ ْن يَش َْأ ي ُ ْذهِبْك ُ ْم و َي َْأ‬

Khalifah Umar beserta para Sahabat dalam perjalanan dinas menuju Syam (Suriah),
lalu terdengar berita bahwa wabah penyakit sedang melanda negeri itu, maka para
Sahabat berselisih pendapat apakah meneruskan perjalanan ke sana atau balik pulang
ke Madinah. Panglima tentara waktu itu adalah Jenderal Abu ‘Ubaydah bin al-Jarrah.
Maka Khalifah Umar mengumpulkan para Sahabat senior untuk bermusyawarah.

Ibn Hajar, Fath al-Bari bi-syarh Shahih al-Bukhari, ed. ‘Abdul Qadir Syaybah al-Hamd
(Riyadh: t.p., 1421/2001), juz 10, hlm .189-190 (kitab at-Tibb, hadis no. 5728 ff) .
Khalifah Umar minta pendapat tokoh-tokoh senior dari kalangan Sahabat Muhajirin.
Mereka sepakat menyarankan agar Khalifah Umar membatalkan kunjungan dan putar
balik ke Madinah. Lalu beliau pun berseru: “Wahai rombongan sekalian, aku bersiap
untuk berangkat pulang, maka bersiaplah”. Jenderal Abu ‘Ubaydah berkata: “Apakah
kita lari dari takdir Allah?” Maka Khalifah Umar menjawab: “Benar, kita lari dari takdir
Allah yang satu menuju takdir Allah yang lain. Bukankah jika engkau menggembala unta
akan memilih tanah yang subur daripada tanah yang kering tandus?”
Dalam riwayat lain Abu ‘Ubaydah berkata: “Apakah kita lari dari kematian?
Sesungguhnya kita ini sudah ditakdirkan. Tidak akan menimpa kita kecuali
yang sudah Allah tetapkan bagi kita.”

Ibn Hajar al-‘Asqalani: seorang muslim dilarang melemparkan diri


ke dalam jurang kebinasaan. Jika pun ada yang demikian, maka itu
pun atas ketetapan Allah. Sebaliknya, seorang muslim diperintahkan
menjauhi apa yang membahayakan dirinya, walaupun ada kalanya
yang dihindari itu terjadi juga karena ketetapan Allah. Maka apapun
yang ia lakukan, mendatangi ataupun menghindari, itu takdir Allah.
Perintah isolasi, karantina, lockdown:

Jika kalian mendengar wabah penyakit


melanda suatu negeri, maka janganlah
kalian memasukinya. Dan jika kalian ada
di dalam negeri itu, maka jangan keluar
untuk lari daripadanya (H.R. Bukhari)
Ibn Hajar, Fath al-Bari bi-syarh Shahih al-Bukhari, ed. ‘Abdul Qadir Syaybah al-Hamd
(Riyadh: t.p., 1421/2001), juz 10, hlm .189-190 (kitab at-Tibb, hadis no. 5728 ff) .
7 cara menanggulangi wabah:
(i) Hindari dan jauhi apapun
yang bisa membuat anda
terinfeksi wabah tersebut: isolate
(ii) Jaga kesehatan dengan baik
sebagai modal hidup di dunia
dan akhirat: take care of your health
(iii) Jangan menghirup udara yang
sudah tercemar dan membawa
kuman penyakit tersebut: face mask
(iv) Jangan mendekat atau berdekatan
dengan orang yang sudah terkena
penyakit itu: social distancing
(v) Buang pikiran dan perasaan buruk
jangan terpengaruh oleh ramalan,
fantasi, dsb: positive thinking, optimistic
(vi) Gabungkan usaha aktif dengan
iman dan tawakal kepada Allah:
tidak fatalistik dan tidak pula
angkuh.
(vii) Mengambil keputusan dan
pilihan yang rasional dengan
mempertimbangkan maslahat
dan mudarat (akibat buruk)
(viii) Lakukan tiga pendekatan
sekaligus: kehati-hatian (hadzr),
penjagaan dan pencegahan
(himyah), dan larangan (nahy)
memaparkan diri kepada resiko
infeksi yang membinasakan.
(ix) Melakukan edukasi (ta‘lim)
dan penerapan sangsi (ta’dib)
bagi yang melanggar aturan.
Adab Bersin/Batuk:
• hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

‫س‬ ‫ط‬
َ ‫ع‬
َ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ِ
‫إ‬ ‫ن‬
َ ‫ا‬‫ك‬َ ‫م‬ َّ
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ِ
‫و‬ ‫ي‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬
َ ‫اهلل‬ ‫ى‬َّ
‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬
َّ ِ
‫ب‬َّ
‫ن‬ ‫ال‬ َّ
‫َن‬ ‫أ‬ •
َ َ َ َ ْ ُ َ
.ُ‫ص ْوتَو‬ ‫ا‬‫ه‬ ِ
‫ب‬ ‫ض‬ ‫غ‬ ‫و‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ
َ َ َّ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ‫غَط‬
‫و‬ ‫ب‬‫و‬ ‫ث‬‫ب‬ ‫َو‬ ‫أ‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ه‬‫ج‬ ‫و‬ ‫ى‬
• “Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
apabila bersin menutup wajahnya dengan tangan
atau kain bajunya sambil menahan suaranya.”

(Hadis riwayat Imam Ahmad II/439, al-Hakim IV/264,


Abu Dawud no. 5029, dan at-Tirmidzi no. 2746)
Perintah agar
menutup se-
gala jenis
wadah atau
container/jar
yang berisi
makanan dan
minuman di
waktu malam
‫• و َل َا تلُ ْق ُو ْا ب ِأي ْدِيك ُ ْم إلى َ الت َه ْل ُك َة )‪(al-Baqarah 195‬‬
‫• يُر ِيد ُ الل ّه ُ بِكُم ُ ال ْيُسْر َ وَل َا يُر ِيد ُ بِكُم ُ ال ْعُسْر َ )‪(al-Baqarah 185‬‬
‫ضعْف ًا (‪(al-Anfal 66‬‬ ‫ّف الل ّه ُ ع َنك ُ ْم و َعَل ِم َ أَ ّ‬
‫ن ف ِيك ُ ْم َ‬ ‫خف َ َ‬
‫• الْآنَ َ‬
‫الإنْس َانُ ضَع ِيف ًا (‪)an-Nisa’ 28‬‬
‫ق ِ‬‫• يُر ِيد ُ الل ّه ُ أَ ْن يُخَف َِّف ع َنْك ُ ْم وَخ ُل ِ َ‬

‫ل‪:‬‬
‫نَ الن ّ َبِيّ َ صَل ّ َى الل ّه عَلَيْه ِ وَسَل ّ َم َ قَا َ‬
‫ِي رَضِيَ الل ّه عَن ْه ُ‪ ،‬أَ ّ‬
‫• ع َنْ أَ بِي سَع ِيدٍ الْخ ُ ْدر ّ ِ‬
‫ن م َاجَه ْ و َالد َّار َق ُ ْطنِيّ و َغَي ْر ُهُمَا مُسْنَدًا ‪.‬‬
‫ن رَو َاه ُ اب ْ ُ‬ ‫«ل َاَضَرَر ََوَل َاَضِر َا َر َ»َحَدِيثٌ َ‬
‫حسَ ٌ‬

‫ِض ع َلَى م ُصِ ٍحّ‬


‫ن مُمْر ٌ‬
‫• صحيح البخاري‪ :‬ل َا يُورِد َ ّ‬

‫اَه َا َمّةَ َو ََل َاَ‬


‫طَِي َْر ََة ََ َو ََل َ َ‬
‫اَع ََْد َو َىَ َو ََل َاَ َ‬
‫• قال رسول الل ّه صلى الل ّه عليه وسلم‪َ « :‬ل َ َ‬
‫أخرجه البخاري بسنده في كتاب الطب‬ ‫س َدِ »‬
‫نََا ْلأَ ََ‬
‫اَت ََف َِر َّ َم ِ ََ‬
‫كَم َ َ‬
‫جْ َذ ُ َْو َِمَ َ‬
‫نَاَل َْم َ َ‬
‫ص َف ََر َ‪َ َ،‬و ََف َِر َّ َم ِ ََ‬
‫ََ‬
‫(من الصحيح)‪ ،‬ورواه ابن حبان‬
Upaya medis:
Anjuran berdoa minta dilindungi Allah:

Nabi SAW pernah berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
penyakit kulit, penyakit jiwa, penyakit kusta, dan segala penyakit ganas”

Vitiligo:

Leprosy:

Mahmud M. Khattab as-Subki, al-Manhal al-’Adzb al-Mawrud


syarh Sunan Abi Dawud (Kairo: t.p. 1394 H), juz 8, hlm. 213.
Vitiligo : ‫َص‬
َ ُ ‫الب َر‬
Leprosy : ‫جُذ َام‬
Berdoa:

‫أ‬

You might also like