You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,

Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN NON-


AUDITORY AKIBAT KEBISINGAN PADA MUSISI ROCK
Oleh:
Ardian Risky Yulianto
FKM UNDIP SEMARANG
Jl.Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang

ABSTRACT
The musicians who got noise attack with the intensity up to 85 dBA and the
average of practice duration between 2 untill 4 hours has arisk get NIHL. If the
musicians has NIHL , so there can be the interference of communication,
physiologic, and phsycologic. The aim of this research is to know all the factor
who related with non auditory intrference from the consequences of the noise
on rock musicians.This research is supported by explanatory research, writing
using cross sectional approachment. Total population are 35 rock musicians
and using technique sampling total population on 35 rock musicians for the
sample. In this case, the author use sound level meters (SLM) for measure the
noise.Result of measuring the noise is the noise between 99 dBA till 113 dBA.
For minimum Leq of noise are 101 dBA and maximum leq of noise are 101
dBA.Result of research, the authors get the result that there is a relation
between level the noise, mass work, ages, and duration of the noise attack the
rock musicians toward interference of non auditory, with statistic correlation test
pearson product moment get the result p-value 0,010;0.028;0.023;0.010. and
there is no strong relation between the record of musicians rocks hearing upset
with interference of non auditory, with statistic correlation biserial get the
number p-value -0.092
Keyword : noises level, mass work, ages, duration of the noise, the record of
hearing upset, rock musician

PENDAHULUAN yang kurang baik terhadap


1
Kondisi lingkungan kerja kesehatan.
dipengaruhi oleh beberapa faktor di Paparan terhadap bising yang
antaranya adalah faktor kebisingan, cukup keras tidak terbatas di
Sedangkan kebisingan adalah suatu lingkungan industri saja, namun
polusi bagi telinga karena dapat timbul dari aktivitas rekreasi
menghasilkan bunyi-bunyi yang tidak seperti konser musik, arena
dikehendaki oleh telinga. Polusi hiburan.2 Gangguan pendengaran
tersebut dalam jangka panjang dapat dan non-pendengaran akibat suara
mengganggu ketenangan bekerja, musik yang keras dan terjadi secara
merusak pendengaran dan dapat bertahap dalam jangka waktu lama.4
menimbulkan kesalahan komunikasi. Intensitas bising yang dihasilkan dari
Hal ini akan memberikan dampak amplifier band pop/rock dapat

1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

mencapai 120-130 dB(A),5 pada stabilitas mental dan reaksi


pertunjukan orkestra 83-112 dB(A),6 psikologis, seperti rasa khawatir,
dan pada jenis musik jazz,blues, jengkel, takut dan sebagainya.
country sebesar 80-101 dB.7 Musisi Stabilitas mental adalah kemampuan
biasa berlatih atau show empat seseorang untuk berfungsi atau
hingga delapan jam perharinya bertindak normal.10
dengan intensitas lebih dari 85 dB. Musik rock itu sendiri identik
Dengan intensitas yang melebihi 85 dengan kebisingan. Ibarat ilmu pasti,
dB dan telah terpapar dalam waktu siapapun yang ingin menjadi
lama maka kemungkinan dapat penyanyi dari aliran musik rock harus
terjadi gangguan pendengaran bisa berteriak dengan suara lantang
ataupun gangguan non-auditory yang memekakan telinga. Musik rock
seperti gangguan komunikasi, memang identik dengan teriakan,
gangguan fisiologi dan gangguan beat yang cepat, dan nada yang
psikologi. tinggi. Bahkan intensitas tertinggi
Pada gangguan komunikasi, terdapat pada pemain drum yang
gangguan komunikasi dapat berkisar dari 102,4 hingga 110,7
disebabkan oleh masking effect dari dB(A), intensitas pada amplifier gitar
kebisingan maupun gangguan berkisar dari 96,9 hingga 105, 8
kejelasan suara (intelligibility).8 dB(A) dan pada vokal dari 95 hingga
Selain gangguan komunikasi,dapat 102,7 dB(A).19
juga terjadi gangguan fisiologi, Tujuan dari penelitian ini adalah
Gangguan fisiologis adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
gangguan yang mula-mula timbul berhubungan dengan gangguan non-
akibat bising, dengan kata lain fungsi auditory akibat kebisingan pada
pendengaran secara fisiologis dapat musisi rock.
terganggu. Pembicaraan atau
instruksi dalam pekerjaan tidak dapat MATERI DAN METODE
didengar secara jelas, sehingga Jenis penelitian yang
dapat menimbulkan gangguan lain digunakan adalah penelitian
seperti: kecelakaan. Pembicaraan observasional dengan pendekatan
terpaksa berteriak-teriak sehingga cross sectional, yaitu dilakukan
memerlukann tenaga ekstra dan juga dengan cara pendekatan observasi.
menambah kebisingan. Di samping Populasi pada penelitian ini adalah
itu kebisingan dapat juga 35 musisi dari 7 grup band indie
mengganggu Cardiac Output dan beraliran rock yang sering tampil dan
tekanan darah, otot menjadi tegang, berada di Semarang. Sampel yang
atau metabolisme tubuh meningkat. digumakan adalah total populasi
Semua hal ini sebenarnya yaitu semua musisi, sebesar 35
merupakan mekanisme daya tahan musisi yang terdiri dari 7 band.
tubuh manusia terhadap keadaan Materi penelitian berupa data
bahaya secara spontan. Gangguan primer dan data sekunder. Data
fisiologis lama kelamaan bisa primer yang didapat dari pengukuran
menimbulkan gangguan psikologis.9 tingkat kebisingan lingkungan
Kebisingan dapat mempengaruhi dengan menggunakan Sound Level

2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Meters dan melakukan wawancara gangguan fisiologi, dan gangguan


dengan menggunakan kuesioner psikologi. Variabel bebasnya adalah
untuk mengetahui gangguan non- tingkat kebisingan dan lama
auditory yang dialami responden, paparan, Variabel eksternal meliputi
sedangkan data sekunder diperoleh umur, masa kerja, riwayat penyakit
berupa latar belakang atau pendengaran.
gambaran musisi rock dan grup band Untuk melihat faktor-faktor
tersebut. Data sekunder juga gangguan non-auditory akibat
diperoleh dari sumber refrensi lain kebisingan pada musisi rock ini
yang relevan terhadap objek yang digunakan uji korelasi pearson
diteliti, seperti misalnya jurnal-jurnal product moment dan uji korelasi
ilmiah, bahan kajian dari internet biserial. Namun, sebelumnya uji
yang sesuai dengan penelitian. normalitas dilakukan sebagai syarat
Variabel terikat dalam penelitian ini dalam analisis korelasi yaitu dengan
adalah gangguan non-auditory menggunakan uji kolmogorov
meliputi gangguan komunikasi, smirnov.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Kebisingan Lingkungan Pada Musisi Rock
Tahun 2012.
No. Tingkat Kebisingan Frekuensi Persentase(%)
Lingkungan
Lmin Lmaks Leq
Sesaat
1 103 107 105 5 14,3
2 99 102 101 5 14,3
3 109 110 109 6 17,1
4 106 113 110 5 14,3
5 106 108 107 5 14,3
6 104 109 107 5 14,3
7 106 107 106 4 11,4
Total 35 100
Tabel 1. Menerangkan bahwa 109 dBA dengan persentas 17,1%,
responden yang terkena kebisingan dan responden yang terkena
lingkungan dengan nilai Leq yang kebisingan lingkungan tertinggi
tertinggi sebesar 110 dBA dengan ketiga sebesar 107 dengan
persentase 14,3%, kemudian persentase 28,6 %. Hal ini
responden yang terkena kebisingan menunjukan bahwa semua
lingkungan tertinggi kedua sebesar responden musisi rock terpapar

3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

tingkat kebisingan lingkungan yang


melebihi NAB.

Tabel 2. Distribusi frekuensi Gangguan Non-Auditory Pada Musisi Rock Tahun


2012.
No. Gangguan Non-Auditory Frekuensi Persentase
(%)
1 Gangguan non-auditory 14 40
ringan
2 Gangguan non-auditory 16 45,7
sedang
3 Gangguan non-auditory 5 14,3
berat
Total 35 100

Pengukuran gangguan non- Pengukuran gangguan non-


auditory pada musisi rock auditory dilakukan dengan
dilakukan dengan kuesioner menggunakan kuesioner yang
yang terdiri dari 30 item terdiri dari 30 item pertanyaan
pertanyaan. Tabel 4.4. dengan skoring apabila skor <
Menerangkan bahwa sebagian 47,0 maka gangguan non-
besar responden atau musisi auditoty ringan, nilai skor antara
rock yaitu 45,7 % merasakan 47,0 sampai 75,83 maka
gangguan non-auditory sedang, menunjukan terjadi gangguan
dan terdapat 14,3 % responden non-auditory sedang, dan nilai
atau musisi rock yang skor ≥ 75,83 maka menunjukan
merasakan gangguan non- terjadi gangguan non-auditory
auditory berat. berat.

Tabel 3. Distribusi frekuensi masa kerja musisi rock tahun 2012.


No. Masa Kerja Frekuensi Persentase(%)
(tahun)
1 1-5 22 62,9
2 >5 13 37,1
Total 35 100
Tabel 3. Menerangkan yang memiliki masa kerja antara
bahwa responden lebih banyak 1-5 tahun sebesar 62,9 %,

4
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

kemudian yang memilki masa tersebut untuk mengalami


kerja >5 tahun hanya sebesar gangguan atau keluhan juga
37,1 %. Masa kerja merupakan semakin besar. Semakin lama
faktor lain yang dapat masa kerja seseorang didalam
menyebabkan terjadinya lingkungan kebisingan diatas
gangguan pendengaran maupun NAB (Nilai Ambang Batas) maka
gangguan non-auditory. Faktor akan semakin berbahaya pula
masa kerja ini pun berkaitan bagi pendengaran maupun non
dengan aspek durasi pajanan pendengaran.
bising, maka kemungkinan orang

Tabel 4. Distribusi frekuensi usia musisi rock tahun 2012


No. Usia Frekuensi Persentase
1 19 1 2,9
2 20 2 5,7
3 22 4 11,4
4 23 6 17,1
5 24 6 17,1
6 25 9 25,7
7 26 6 17,1
8 27 1 2,9
Total 35 100
Tabel 4. Menerangkan berusia 27 tahun sebesar 2,9%
bahwa sebagian besar dan untuk usia termuda
responden berusia 25 tahun responden yaitu berusia 19
yaitu sebesar 25 %, kemudian tahun sebesar 2,9%. Hal ini
responden yang berusia 23 menunjukan bahwa kebanyakan
tahun, 24 tahun,dan 26 tahun responden masih dalam usia
sebesar 17,1 %. Untuk usia produktif.
tertua pada reponden yaitu

Tabel 5. Distribusi frekuensi lama paparan musisi rock tahun 2012


No. Lama Paparan (Jam/hari) Frekuensi Persentasi (%)
1. 1-2 12 34,3
2. 3-4 23 65,7
3. >4 0 0
Total 35 100

5
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 5. Menerangkan bahwa tersebut jelas terlihat masa paparan


sebagian besar lama paparan tenaga kerja dengan tingkat
responden yaitu 3-4 jam/hari sebesar kebisingan diatas 95 dBA sudah
65,7 %, kemudian lama paparan 1-2 melebihi ketentuan yang
jam/hari sebesar 34,3%. Dari hasil diperbolehkan.

Tabel 6. Distribusi frekuensi riwayat penyakit pendengaran musisi rock


tahun 2012
No. Riwayat pendengaran Frekuensi Persentasi
penyakit
1 Ada 2 5,7
2 Tidak ada 33 94,3
Total 35 100
Tabel 4.8. Menerangkan bahwa penyakit pendengaran, berupa
responden sebagian besar tidak tinnitus dan responden pernah
memiliki riwayat penyakit mengalami kecelakaan mobil yang
pendengaran yaitu sebesar 94,3 %, mengakibatkan merasa sakit
kemudian 5,7 % memiliki riwayat didaerah telinga bagian dalam.

Hubungan tingkat kebisingan dengan hasil penelitian Indra Nur


lingkungan dengan gangguan Arfianto yang menyebutkan bahwa
non-auditory terdapat hubungan yang signifikan
Berdasarkan hasil uji statistik antara tingkat kebisingan dengan
dengan menggunakan korelasi gangguan komunikasi.20
pearson product moment diperoleh p Pemaparan kebisingan yang
value = 0,010 (p value <0,05) berulang dapat mengakibatkan
dengan pearson corelation 0,431. kerusakan pendengaran dan
Hal ini menunjukan bahwa ada komunikasi. Gangguan komunikasi
hubungan yang bermakna antara dapat disebabkan oleh masking
tingkat kebisingan dengan gangguan effect dari kebisingan maupun
non-auditory pada musisi rock, gangguan kejelasan suara
sedangkan harga koefisien korelasi (intelligibility). Gangguan komunikasi
sebesar 0,431 menujukan tingkat ini dapat menyebabkan seseorang
keeratan hubungan yang cukup kuat harus berbicara kuat-kuat untuk
(sedang) antara tingkat kebisingan berkomunikasi dengan orang lain,
lingkungan dengan gangguan non- bahkan untuk menyatakan sesuatu
auditory. Hasil penelitian ini sesuai terkadang diperlukan pengulangan
dengan hasil penelitian Rachmat hingga beberapa kali. Gangguan ini
Suharwin yang menyatakan bahwa menyebabkan terganggunya
ada hubungan antara tingkat pekerjaan sampai pada
kebisingan dengan gangguan non- kemungkinan terjadinya kesalahan
auditory. Selain itu juga sesuai

6
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

karena tidak dapat mendengar mengancamnya. Bila ada tuntutan


isyarat atau tanda bahaya. atau ancaman, pertama-tama adalah
Bising umumnya dapat reaksi alarm. Reaksi ini ditandai
merusak telinga bagian tengah dan dengan adanya perubahan-
bagian dalam yang kebanyakan perubahan dalam tubuh, antara lain
merupakan sel-sel syaraf meningkatnya hormone cortical,
pendengaran. Pemaparan ketegangan meninggi, emosi
kebisingan yang berulang dapat bertambah dan sebagainya.
mengakibatkan kerusakan
pendengaran dan komunikasi. Hubungan masa kerja dengan
Stressor akan dialirkan ke organ gangguan non-auditory
tubuh melalui saraf otonom. Organ Berdasarkan hasil uji statistik
yang antara lain dialiri stress adalah dengan menggunakan korelasi
kelenjar hormon dan terjadilah pearson product moment diperoleh p
perubahan keseimbangan hormon, value = 0,028 (p value <0,05)
yang selanjutnya akan menimbulkan dengan pearson corelation 0,372.
perubahan fungsional berbagai Hal ini menunjukan bahwa ada
organ target, seperti meningkatnya hubungan yang bermakna antara
hiperaktivitas sistem limbik, sistem masa kerja dengan gangguan non-
ssaraf pusat (SSP) yang terdiri dari auditory pada musisi rock,
dopaminergik, noradrenegik, sedangkan harga koefisien korelasi
serotonergik neuron yang sebesar 0,372 menujukan tingkat
dikendalikan oleh Gamma keeratan hubungan yang lemah
Aminobutiric Acid (GABA-ergik) antara masa kerja dengan gangguan
neuron. Oleh karena itu dari non-auditory.
kerusakan sel-sel syaraf tersebut Dari penelitian menunjukan
dapat menyebabkan gangguan bahwa semakin lama masa kerja
fisiologis berupa peningkatan semakin besar pula keluhan yang
tekanan darah (±10 mmHg), dirasakan oleh responden. Menurut
peningkatan nadi, kontruksi penelitian Heni Trisnawati
pembuluh darah perifer terutama menyatakan bahwa gangguan
pada tangan dan kaki, serta psikologis lebih banyak dialami oleh
gangguanpsikologis berupa rasa tenaga kerja yang masa kerjanya
tidak nyaman, kurang konsentrasi, kurang dari 20 tahun. 21 Dalam hal ini
susah tidur, cepat marah, karena pada kurun waktu tersebut
kejengkelan, dan gangguan kerja. seseorang masih dipenuhi oleh
Pada gangguan psikologi, harapan-harapan seperti
manusia menginterpretasikan bunyi peningkatan jenjang karir, gaji, dan
yang ditangkapnya pada proses kesejahteraan sehingga mereka
terakhir pendengaran, bila terjadi lebih mudah mengalami gangguan
kerusakan penerimaan dipusat serta mengalami kebosanan dalam
pendengaran dibagian otak oleh rutinitas pekerjaan yang cenderung
syaraf pendengaran, manusia monoton. Sesuai dengan yang
menginterpretasikan bunyi bising dikemukakan Olishifski yang
sebagai kondisi yang menyatakan bahwa durasi terpajan

7
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

bising termasuk lamanya masa kerja segalanya menyatakan bahwa


merupakan faktor penyebab tenaga kerja yang kurang dari 40
timbulnya keluhan subyektif pada tahun paling berisiko terhadap
tenaga kerja.22 Semakin lama masa gangguan yang berhubungan
kerja, semakin besar kerusakan dengan gangguan psikologis.23 Usia
yang terjadi pada fungsi merupakan faktor yang tidak dapat
pendengarannya maupun non diabaikan karena dapat
pendengaran. mempengaruhi kekuatan fisik dan
psikis seseorang serta pada usia
Hubungan umur dengan tertentu seseorang mengalami
gangguan non-auditory perubahan prestasi kerja.
Berdasarkan hasil uji statistik
dengan menggunakan Korelasi Hubungan lama paparan dengan
pearson product moment diperoleh p gangguan non-auditory.
value = 0,023 (p value <0,05) Berdasarkan hasil uji statistik
dengan pearson corelation 0,384. dengan menggunakan korelasi
Hal ini menunjukan bahwa ada pearson product moment diperoleh p
hubungan yang bermakna antara value = 0,010 (p value <0,05)
usia dengan gangguan non-auditory dengan coefficient corelation 0,431.
pada musisi rock, sedangkan harga Hal ini menunjukan bahwa ada
koefisien korelasi sebesar 0,384 hubungan yang bermakna antara
menujukan tingkat keeratan lama paparan dengan gangguan
hubungan yang lemah antara usia non-auditory pada musisi rock,
dengan gangguan non-auditory. sedangkan harga koefisien korelasi
Sesuai penelitian Heni sebesar 0,428 menujukan tingkat
Trisnawati, gangguan psikologis keeratan hubungan yang cukup kuat
banyak dialami oleh pekerja yang (sedang) antara masa kerja dengan
usianya kurang dari 40 tahun.21 Usia gangguan non-auditory.
merupakan salah satu faktor yang Hasil ini sesuai dengan
juga memiliki kontribusi untuk penelitian Dian Anggraeni yang
memunculkan gangguan non- menyatakan bahwa ada hubungan
auditory pada pekerja. Usia yang signifikan antara lama
termasuk faktor intrinsik, yaitu faktor pemaparan kebisingan menurut
yang berasal dari dalam diri pekerja. masa kerja dengan keluhan
24
Mampunya usia memunculkan subyektif. Lama paparan berkaitan
gangguan non-auditory pekerja erat dengan masa kerja, faktor masa
terkait dengan fungsi fisiologis tubuh kerja ini pun berkaitan dengan aspek
pekerja. Semakin bertambahnya usia durasi terhadap pajanan bising.
pekerja, berarti fungsi fisiologis tubuh Semakin lama durasi seseorang
pekerja juga lambat laun mengalami terkena pajanan bising, maka
penurunan. Penurunan fungsi kemungkinan orang tersebut
fisiologis itu pun juga terjadi pada mengalami gangguan atau keluhan
indera pendengaran pekerja. Dalam juga semakin besar. Semakin lama
artikel Jacinta F Rini dengan judul seseorang terpajan bising setiap
stress kerja bukan akhir dari tahunnya, maka semakin besar

8
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

kerusakan yang terjadi pada fungsi sedangkan harga koefisien korelasi


pendengarannya. Selain itu juga sebesar -0,092 menujukan tingkat
sesuai dengan jurnal Andrina Yunita keeratan hubungan yang kuat antara
semakin lama paparan dan tingginya riwayat penyakit pendengaran
tingkat kebisingan maka akan dengan gangguan non-auditory.
semakin berisiko terjadinya Hasil ini bertolak belakang
gangguan pendengaran ataupun dengan penelitian Kathleen
gangguan non pendengaran.25 Yaremchuk yang menyatakan bahwa
Kebanyakan seseorang yang semakin besar keluhan gejala
terpajan pada kebisingan pajanan tinnitus serta semakin buruk
jangka lama, yang mungkin gangguan emosi seseorang, dan
intermiten atau terus menerus. susah tidur atau insomnia
Transmisi energi seperti itu, jika memperbesar keluhan gejala
cukup lama dan kuat akan merusak tinitus.26 Walaupun bertolak
organ korti dan selanjutnya dapat belakang tetapi hasil ini tidak bisa
mengakibatkan ketulian permanen dijadikan acuan bahwa riwayat
selain itu juga kebisingan bisa penyakit pendengaran tidak
direspon oleh otak yang merasakan mempengaruhi gangguan non-
pengalaman ini sebagai ancaman auditory dikarenakan dari 35
atau stres, yang kemudian responden hanya 2 responden yang
berhubungan dengan pengeluaran memiliki riwayat penyakit
hormon stres seperti epinephrine, pendengaran, dibutuhkan penelitian
norepinephrine dan kortisol. Stres yang lebih lanjut jika ingin benar-
akan mempengaruhi sistim saraf benar mengetahui hubungan riwayat
yang kemudian berpengaruh pada penyakit pendengaran dengan
detak jantung, akan berakibat gangguan non-auditory.
perubahan tekanan darah. Stres yang Seseorang yang mengalami
berulang-ulang bisa menjadikan gangguan pendengaran akan
perubahan tekanan darah itu kehilangan peluang untuk
menetap. Kenaikan tekanan darah memahami instruksi yang diberikan
yang terus- menerus akan berakibat secara verbal. Merasa cepat lelah
pada hipertensi dan stroke karena memerlukan ekstra tenaga
dalam mendengarkan penjelasan
Hubungan riwayat penyakit rekan kerja. Kesulitan melakukan
pendengaran dengan gangguan asosiasi antara bunyi dan huruf,
non-auditory. khususnya pada saat di lingkungan
Berdasarkan hasil uji statistik kerja. Kemampuan mengingat agak
dengan menggunakan korelasi terganggu, selanjutnya
biserial diperoleh p value = 0,600 (p kewaspadaan terhadap bahaya
value >0,05) dengan pearson kurang. Prestasi mereka menurun
corelation 0,600. Hal ini menunjukan serta lebih mengembangkan
bahwa ada tidak hubungan yang dominasi indera visual dan kinestetik
bermakna antara riwayat penyakit dalam menyerap penyampaian yang
pendengaran dengan gangguan non- diberikan rekan kerja. Sementara
auditory pada musisi rock, dari proses perilaku, seseorang yang

9
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

mengalami ganguan pendengaran 1. Untuk musisi rock


akan sering dipersepsikan sebagai a. Perlunya istirahat menjauh
seseorang yang canggung. Kurang dari sumber kebisingan dan
peka terhadap isyarat percakapan tidur minimal 8 jam per hari
yang disampaikan. untuk menghilangkan efek
KESIMPULAN dari tingkat kebisingan yang
1. Tingkat kebisingan lingkungan tinggi dengan lama paparan
sesaat antara 99 dBA – 113 yang cukup lama.
dBA. Dengan Leq sesaat yang b. Perlunya pemakaian ear
tertinggi sebesar 110 dBA dan muff pada drummer atau
Leq sesaat terendah sebesar musisi lainnya agar
101. mengurangi kebisingan yang
2. Gangguan non-auditory didapat dihasilkan oleh amplifier.
bahwa sebagian besar Karena pemakaian sumbat
responden atau musisi rock yaitu telinga sendiri mampu
45,7 % merasakan gangguan mengurangi kebisingan
non-auditory sedang, dan sebesar ± 30 dBA, walaupun
terdapat 14,3 % responden atau musisi menggunakan ear
musisi rock yang merasakan muff tetapi musisi masih bisa
gangguan non-auditory berat. mendengarkan musik yang
3. Tingkat kebisingan lingkungan mereka mainkan.
berhubungan dengan gangguan 2. Untuk penelitian selanjutnya
non-auditory. Penelitian selanjutnya bisa
4. Masa kerja berhubungan dengan menggunakan audiometri untuk
gangguan non-auditory. membedakan dan mengetahui
5. Usia berhubungan dengan musisi yang terkena gangguan non-
gangguan non-auditory. auditory tersebut juga mengalami
6. Lama paparan berhubungan Noise Induced Hearing Loss (NIHL)
dengan gangguan non-auditory . atau tidak, dan untuk membuktikan
7. Riwayat penyakit pendengaran bahwa faktor-faktor ini juga
tidak berhubungan dengan mempengaruhi gangguan
gangguan non-auditory. pendengaran.

SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Desi K. Pengaruh Intensitas L, Rosemarry K, editors.
Kebisingan Pada Proses Occupational And
Sugu Dan Proses Ampelas Environmental Health
Terhadap Pendengaran Recognizing And Preventing
Tenaga Kerja Di Bengkel Disease And Injury.
Kayu X. Jurnal Imiah TEKNO Philadelphia: Lippincot
Vol 5. No 2, 2008 : pp 87 – Williams & Wilkins, 2006; p.
96 588-89.
2. Thais CM. Hearing Disorder. 3. Soemitra, T., Kontrol
In : Barry S, David H, Sherry Kebisingan pada Seminar

10
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Training IDKI, Jakarta : Semarang: Program


Depkes RI, 1994. Pascasarjana UNDIP, 2004.
4. Hart CW, Geltman CL, 10. Wahyu A., Higiene
Schupbach J, Santucci M. Perusahan. Makassar : FKM
The musician and Univeritas Hasanuddin, 2003.
occupational sound hazards
Medical Problems of
Performing Artists,1987,
(Online),(http://www.sciandm
ed.com/mppa/journalviewer.a
spx?
issue=1149&article=1489&ac
tion=1,diakses 30 Mei 2011)
5. Sataloff RT. Hearing loss in
musicians. Amer Jour Otol,
1991 (Online)
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
pubmed/2053603, diakses 30
Mei 2011)
6. Chasin M.Musician and the
Prevention of Hearing Loss:
An Introduction,
2010,(Online),(http://www.au
diologyonline.com/articles/arti
cle_detail.asp?article_id=193
6, diakses 26 Mei 2011)
7. Ostri B, Eller N, Dahlin E,
Skylv G. Hearing impairment
in orchestral musicians.
Scand Audiol, 1989, (Online),
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
pubmed/2609103, diakses 23
Mei 20011)
8. Suma’mur. Keselamatan
Kerja dan Pencegahan
Kecelakaan, cetakan ke-9,
Jakarta : gunung Agung.
World Health Organization,
1996.
9. Rosidah, Studi Kejadian
Hipertensi Akibat Bising Pada
Wanita Yang Tinggal Di
Sekitar Lintasan Kereta Api di
Kota Semarang . Tesis.

11

You might also like