You are on page 1of 10
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110, Telp. (021) 7208165, Fax (021) 7393938 Nomor um 01-03-Db / 115-4 Jakarta, j Januari 2018 Sifat Segera Lampiran 1 (Satu) Dokumen Hal Penyampaian Petunjuk Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga Kepada Yth : Kepala Balai Besar / Balai Pelaksanaan Jalan Nasional | s.d XVII Di Tempat 1. Bersama ini disampaikan Petunjuk Pelaksanaan sebagai berikut : No Judul Petunjuk Pelaksanaan eee 4 _| Petunjuk Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Lingkungan Direkiorat | | Jenderal Bina Marga 2. Petunjuk Pelaksanaan tersebut dimaksudkan dalam rangka untuk menyamakan persepsi dan mekanisme pelaksanaan Padat Karya Tunai dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan kegiatan Padat Karya Tunai di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga untuk dapat dipedomani dan dilaksanakan. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. ‘Tembusan Yth.: ‘Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (sebagai laporan), Sokretaris Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktur Preservasi Jalan, Direktur Pembangunan Jalan, Direktur Pengembangan Jaringan Jalan, Direktur Jembatan, Direktur Bebas Hambatan Perkotaan dan Fasiitasi Jalan Daerah. NOORONS PETUNJUK PELAKSANAAN PADAT KARYA TUNAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT JANUARI 2018 A. LATAR BELAKANG Padat Karya Tunai merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk membuka lapangan kerja khususnya sumber daya manusia yang tidak , sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Padat Karya Tunai diharapkan dapat membangun ekonomi masyarakat melalui pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan khususnya di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. B, MAKSUD DAN TUJUAN Petunjuk ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan Padat Karya ‘Tunai agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan. Petunjuk ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan mekanisme pelaksanaan Padat Karya Tunai mulai sejak perencanaan, pelaksanaan, pembayaran, dan pelaporan. C. RUANG LINGKUP Petunjuk ini memuat tentang prinsip dasar, tujuan, jenis kegiatan, serta mekanisme perencanaan, pelaksanaan, pembayaran, dan pelaporan pelaksanaan Padat Karya Tunai di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. D. DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan; Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 04 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan; 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan; 7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 07 Tahun 2013 tentang Upah Minimum; Pedr 8. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 16/SE/Db/2017 tentang Padat Karya Dalam Pekerjaan Preservasi Jalan dengan Skema Long Segment; 9. Spesifikasi Khusus Pemeliharaan Kinerja Jalan (Skh-2.10.a); 10. Spesifikasi Khusus Pemeliharaan Kinerja Jembatan (Skh-2.10.b}; 11. Surat Direktur Jenderal Bina Marga nomor UM.01.03-Db/985 tanggal 17 November 2017 tentang Tindak Lanjut Kegiatan “Padat Karya” di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga; 12.Surat Direktur Jenderal Bina Marga Nomor HK.01.14-Db/22 tanggal 08 Januari 2018 hal Instruksi Pelaksanaan Program Padat Karya; 13. Surat Direktur Jenderal Bina Marga Nomor PR.01.02-Db/56 tanggal 15 Januari 2018 hal Hal-Hal Terkait Program Padat Karya yang dilaksanakan melalui Paket Pekerjaan Preservasi Jalan dengan skema Long Segment. E. DEFINISI 1, Padat Kerya Tunai adalah kegiatan yang melibatkan pemberdayaan masyarakat (penganggur, setengah penganggur, dan miskin, jika ada) dalam kegiatan pemeliharaan jalan dan atau pemeliharaan jembatan, guna menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang dibayarkan secara Tunai Mingguan. 2, Rencana Mutu Kontrak (RMK) adalah rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Penyedia merupakan jaminan mutu terhadap tahapan proses kegiatan dan hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pekerjaan. 3. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre Construction Meeting, PCM) adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh unsur unsur terkait dengan tujuan untuk menilai kesiapan Penyedia melalui rencana mutunya dan menyatukan pengertian terhadap seluruh Dokumen Kontrak serta membuat kesepakatan terhadap hal-hal yang penting yang belum terdapat dalam dokumen kontrak maupun kemungkinan- kemungkinan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan. 4, Upah Minimum Regional (UMR) adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan, atau buruh di dalam linglungan usaha kerjanya. F. PETUNJUK PELAKSANAAN PADAT KARYA TUNAI 1. Prinsip Kegiatan 1) Banyak menyerap tenaga kerja, baik pengganggur, setengah penganggur, atau miskin. 2) Peralatan yang dipergunakan merupakan peralatan sederhana. 3) Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan secara berkelompok, dengan seorang pengawas di dalam setiap kelompok. 4) Pembayaran upah tenaga kerja tidak kurang dari UMR dan dibayarkan langsung kepada pekerja secara Mingguan. 2. Jenis Kegiatan Jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan Padat Karya Tunai adalah pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan khusus, seperti: 1) Pemotongan rumput pada bahu jalan rumija. 2) Pembersihan saluran (drainase). 3) Pengecatan kerb/median. 4) Pembersihan jembatan. 5) Pengecatan sederhana pada jembatan. Jika diperlukan, penggunaan alat/mesin dapat diterapkan untuk pekerjaan yang sulit dikerjakan oleh tenaga manusia dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pekerja. 3. Perencanaan Dalam perencanaan Padat Karya Tunai, PPK perlu: 1) Menetapkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja yang akan diserap melalui pelaksanaan Padat_ «-Karya = Tunai, dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: a) volume pekerjaan yang ditentukan dari hasil pengukuran lapangan yang telah disetujui. b) frekuensi pelaksanaan selama masa pelaksanaan. c) tenaga kerja yang digunakan merupakan tenaga kerja tidak terampil. d) peralatan yang dipergunakan merupakan _peralatan sederhana. ©) karaktcristik lokasi pekerjaan, faktor lingkungan, dan faktor lainnya. f) produktivitas pekerja dihitung berdasarkan ketentuan jam efektif untuk pekerja adalah selama 7 (tujuh) jam per hari, dan 40 (empat puluh) jam per minggu. g) upah tenaga kerja dengan besaran tidak kurang dari UMR. 2) Membuat jadwal rencana penggunaan tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan jadwal pelaksanaan yang sudah ditentukan, dalam hal pekerjaan dilakukan secara Swakelola. 3) Menyiapkan Dokumen Pengadaan sesuai standar yang berlaku dan menyampaikan informasi kebutuhan tenaga kerja dan ketentuan lain terkait pelaksanaan Padat Karya Tunai, dalam hal pekerjaan dilakukan secara Kontraktual. 4) Melakukan pendataan warga setempat yang memenuhi kriteria untuk menjadi tenaga kerja Padat Karya Tunai. 4. Pelaksanaan Dalam pelaksanaannya, Padat Karya Tunai dapat dilaksanakan: 1) Secara Kontraktual. Dalam hal pelaksanaan Padat Karya Tunai dilaksanakan secara Kontraktual, hal-hal yang perlu dilakukan antara lain: a) PPK harus menyampaikan informasi kebutuhan tenaga kerja yang dapat terserap melalui pelaksanaan Padat Karya Tunai. b) Informasi tersebut harus disampaikan dalam Dokumen Pengadaan, maka POKJA diwajibkan menambahkan Klausul terkait Kebutuhan Tenaga Kerja serta Besaran UMR pada BAB Ill Lembar Data Pemilihan (LDP) Standar Dokumen Pengadaan, dan menyampaikan Klausul tersebut pada saat Aanwijzing untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan Padat Karya Tunai. cc) Jika: i Belum dilaksanakan pelelangan, maka kebutuhan tenaga kerja harus merupakan bagian Lampiran pada Daftar Kuantitas dan Harga untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan Padat Karya Tunai. Selama proses evaluasi pengadaan, agar POKJA lebih memperhatikan Komponen tenaga kerja, baik besaran jumlah maupun harga satuan tenaga kerja. ii, Sedang dalam proses evaluasi penawaran, maka kebutuhan dan besaran upah tenaga kerja harus diklarifikasi terhadap Penawaran semua peserta lelang. Kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada perhitungan Penyedia dan besaran upah tidak boleh kurang dari UMR, dituangkan sebagai hasil Klarifikasi serta didukung dengan surat pernyataan kesanggupan oleh Penyedia. Pernyataan tersebut merupakan bagian dari Kontrak untuk dilaksanakan oleh Penyedia. iii, Sudah terkontrak, maka penyerapan tenaga kerja yang dilaporkan adalah sesuai dengan penawaran Penyedia. d) Pada saat pelaksanaan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre-Construction Meeting, PCM), Penyedia diwajibkan menyampaikan kebutuhan tenaga kerja dan besaran upah yang akan dibayarkan untuk item pekerjaan yang dilaksanakan dengan Padat Karya Tunai, sebagaimana yang telah direncanakan dalam RMK. e) Untuk pekerjaan yang telah terkontrak, apabila masih menggunakan ketentuan Spesifikasi Khusus Pemeliharaan Kinerja Jalan (Skh-1.10.a) dan Spesifikasi Khusus Pemeliharaan Kinerja Jembatan (Skh-1.10.b), dapat perubahan (adendum) kontrak terkait perubahan Spesifikasi Khusus Pemeliharaan Kinerja Jalan (SKh-2.10.a) dan Spesifikasi Khusus Pemeliharaan Kinerja Jembatan (SKh- 2.10.b) 2) Secara Swakelola Dalam hal pelaksanaan Padat Karya Tunai dilaksanakan secara ‘Swakelola, hal-hal yang perlu dilakukan antara lain: 4 a) PPK wajib memastikan pelaksanaan Padat Karya Tunai sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan dan Rencana Kerja yang disusun dengan mempertimbangkan rentang kendali dan prioritas pelaksanaan pekerjaan secara Padat Karya. b) Pengadaan tenaga kerja yang dilaksanakan dengan Padat Karya Tunai dilakukan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan dengan menggunakan metode pengadaan yang sesuai. Selama masa pelaksanaan, PPK diwajibkan memantau penyerapan tenaga kerja sesuai rencana, dan memastikan bahwa pembayaran upah tenaga kerja tidak kurang dari UMR. 5. Pembayaran Pembayaran terhadap tenaga kerja yang dilaksanakan dengan Padat Karya Tunai dilakukan secara Mingguan dengan besaran upah tenaga kerja tidak kurang dari nilai UMR. PPK wajib memastikan bahwa pembayaran upah diterima secara langsung oleh tenaga kerja dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Secara Kontraktual a) Mata Pembayaran yang dapat dilaksanakan dengan Padat Karya Tunsi adalah: Pengendalian Tanaman (SKh-2.10.a.(19)) - Pembersihan Drainase (SKh-2.10.a.(20)) - Pengecatan Kerb/Median (SKh-2.10.a.(18)) - Pembersihan Jembatan (SKh-2.10.b.(1)) Pengecatan Sederhana (SKh-2.10.b.(2)) » Penyedia melakukan pembayaran upah tenaga kerja secara Mingguan, tanpa menunggu pembayaran dari Pengguna Jasa. c) Pembayaran kepada Penyedia dilakukan berdasarkan hasil verifikasi Laporan Mingguan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Khusus Pemeliharaan Kinerja Jalan (SKh-2.10.a) dan Spesifikasi Khusus Pemeliharaan Kinerja Jembatan (SKh- 2.10.0). 2) Secara Swakelola a) Pembayaran upah tenaga kerja dapat dilakukan secara langsung kepada tenaga kerja atau melalui mandor. b) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui mandor, mandor berkewajiban menyampaikan bukti Tanda Terima Upah pada periode minggu sebelumnya. 6. Pelaporan Pelaporan pelaksanaan Padat Karya Tunai (baik yang dilaksanakan secara Kontraktual maupun Swakelola) harus disampaikan secara periodik dalam Laporan Mingguan. Laporan tersebut memuat antara lain Daftar Hadir Pekerja, Daftar Tanda Terima Upah, dan Daftar Penyerapan Tenaga Kerja Riil, serta foto Dokumentasi Pelaksanaan. (Formulir pada Lampiran). PPK diwajibkan melakukan pelaporan pelaksanaan Padat Karya Tunai pada paket-paket pekerjaannya (baik yang dilaksanakan secara Kontraktual maupun Swakelola) melalui e-monitoring PUPR. Lampiran : Format Formulir Pelaporan DAFTAR HADIR PEKERJA Paket Pekerjaan = Hari No Paket : ‘Tanggal Ruas Jalan No Nome Alamat Tanda Tangan Kotorangan, arcs 20. Mengetahui: (Koordinator/Pengawas Lapangan) (Mandor/Penyedia) DAFTAR TANDATERIMA UPAH Paket Pekerjaan No Paket Ruas Jalan. a Jumiah | Besaran Upah | Upah Yang | 20 aa 7, é (Petugas/Mandor/Penyedia) Paket Pekerjaan PENYERAPAN TENAGA KERJA RIIL No Paket Ruas Jalan Minggu Ke No Kegiatan T z Penyerapan Tenaga Kerja Rill (Orang Hari, OH) Pengendalian Tanaman Pembersihan Drainave Pengecatan Kerb/Median Pembersihan Jembatan Pengecatan Sederhana Penyerapen Upah Tenaga Kerja Rill (Rupiah) Pengendalian Tanaman Pembersihan Drainase Pengecatan Kerb/ Median Pembersihan Jembatan engecatan Sederhana (Penyedia/ PPK)

You might also like