You are on page 1of 12

LAPORAN PENELITIAN

Efek Proteksi Ekstrak Etanol Stichopus hermanii


Terhadap Jumlah Limfosit pada Tikus yang
Terpapar Asap Rokok dan Diinduksi Candida
albicans

(Protective Effect of Stichopus hermanii Ethanol Extract to


Lymphocytes Amount in Wistar Rat After Cigarette Smoke
Exposure and Candida albicans Infection)
Auliasari Yunanda, Syamsulina Revianti*, Isidora Karsini S**
*Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT

Background: Smoking is associated with oral fungi which can causes oral candidiasis.
Stichopus hermanii contains of antioxidant, antifungal and immunostimulating agent.
Purpose: To evaluate the protection effect of Stichopus hermanii ethanol extract to
lymphocytes amount in Wistar rat with CS exposure and C.albicans infection. Material and
Method: This experiment were used post test-only control groups design. 42 male Wistar rats
and divide into 7 groups. 1st group (saline 0,1mL, fresh air, CMC-Na 0,2%), 2nd group (saline
0,1mL, CS, CMC-Na 0,2%), 3rd group (C.albicans 0,1mL, fresh air, CMC-Na 0,2%), 4th
group (C.albicans 0,1mL, CS, CMC-Na 0,2%), 5th group (saline 0,1mL, CS, Stichopus
hermanii extract 0,02mg/kgBW), 6th group (C.albicans 0,1mL, fresh air, Stichopus hermanii
extract 0,02mg/kgBW), 7th group (C.albicans 0,1 mL, CS, Stichopus hermanii extract
0,02mg/kgBW). Wistar rats has been infected by C.albicans for a week, exposed by CS for 8
weeks, and application of Stichopus hermanii extract for 8 weeks period. Furthermore, Wistar
rat has been euthanized after 8 weeks of experiments. The amount of lymphocytes was
counted through peripheral blood smear method using Diff-count under light microscope with
1000 times magnification. Data were collected and analyzed using Kruskal-Wallis test and
Mann-Whitney test. Results: CS exposure and C.albicans infection group can decrease
lymphocytes amount. Suplementation groups with Stichopus hermanii extract can increase
lymphocytes amount. Conclusion: Supplementation with Stichopus hermanii extract has
protective effect to stimulate lymphocytes proliferation in Wistar rat after CS exposure and
C.albicans infection.

Keywords: Stichopus hermanii, Oral candidiasis, lymphocytes amount

Correspondance: Syamsulina Revianti, Biology Oral, Faculty of Dentistry, Hang Tuah


University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya, Phone 031-5945864, 5912191, Email:
syamsulinarevianti16@gmail.com

1
ABSTRAK

Latar Belakang: Merokok berhubungan dengan jamur rongga mulut yang dapat
mengakibatkan oral candidiasis. Stichopus hermanii mengandung efek antioksidan, antifungi
dan immunostimulator. Tujuan: Mengevaluasi efek proteksi ekstrak Stichopus hermanii
terhadap jumlah limfosit pada tikus Wistar yang terpapar asap rokok dan diinduksi
C.albicans. Bahan dan Metode: Rancangan penelitian ini adalah post test-only control group
design. 42 ekor tikus Wistar jantan, dibagi menjadi 7 kelompok, Kelompok1 (saline 0,1mL,
udara segar, CMC-Na 0,2%), Kelompok2 (saline 0,1mL, asap rokok, CMC-Na 0,2%),
Kelompok3 (C.albicans 0,1mL, udara segar, CMC-Na 0,2%), Kelompok4 (C.albicans 0,1mL,
asap rokok, CMC-Na 0,2%), Kelompok5 (saline 0,1mL, asap rokok, ekstrak Stichopus
hermanii 0,02mg/kgBB), Kelompok6 (C.albicans 0,1mL, udara segar, ekstrak Stichopus
hermanii 0,02mg/kgBB), Kelompok7 (C.albicans 0,1 mL, asap rokok, ekstrak Stichopus
hermanii 0,02mg/kgBB). Tikus Wistar diinduksi C.albicans 1 minggu, terpapar asap rokok 8
minggu, dan diberi ekstrak Stichopus hermanii 8 minggu. Selanjutnya, tikus Wistar
dikorbankan setelah 2 bulan perlakuan. Jumlah limfosit dihitung melalui metode hapusan
darah dengan different counting dibawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 1000x. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Hasil:
Kelompok yang terpapar asap rokok dan diinduksi C.albicans memiliki dapat menurunkan
jumlah limfosit, kelompok suplementasi menggunakan ekstrak ethanol Stichopus hermanii
dapat meningkatkan jumlah limfosit. Simpulan: Suplementasi ekstrak Stichopus hermanii
memiliki efek protektif untuk memicu proliferasi limfosit pada tikus Wistar setelah paparan
asap rokok dan induksi C.albicans.

Kata Kunci: Stichopus hermanii, Oral candidiasis, jumlah limfosit

Korespondensi: Syamsulina Revianti, Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas


Hang Tuah, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya, Telepon 031-5945864, 5912191, Email:
syamsulinarevianti16@gmail.com

PENDAHULUAN Mediated Immunity (CMI) serta


limfosit sebagai host pertahanan
Oral candidiasis adalah suatu penting untuk melawan fungi dan
keadaan dimana mukosa rongga sebagai pertahanan utama di mukosa
mulut mengalami infeksi yang salah dan epidermis.2 Selama CMI
satu penyebabnya adalah jamur. Oral merespon infeksi fungi, limfosit
candidiasis disebabkan oleh Candida meliris sitokin yang tidak hanya
albicans yang merupakan meningkatkan CMI tetapi juga
oportunistik patogen yang terdapat di modulasi aktivitas antifungi dari
rongga mulut. Penyakit ini termasuk PMN dan makrofag.2 Selain itu, sel
infeksi mikotik pada oral yang sering natural killer (NK) dan Interleukin-2
ditemui.1 Penyakit oral candidiasis (IL-2)-activated lymphocytes (IAL)
sering dikaitkan dengan status telah terlihat menghambat
imunitas penderita tersebut. Imunitas pertumbuhan dari fungi. Pertahanan
seluler yang dimediasi oleh Cell diri untuk menghambat fungi
2
tergantung dari kondisi host dan Tembakau dalam rokok
patogenistiknya.3 memajan adanya limfosit untuk
Beberapa faktor yang mengurangi kapasitas dalam
memicu oral candidiasis salah proliferasi dan membatasi produksi
satunya adalah merokok. Merokok imonoglobulin sebagai pelindung
adalah membakar tembakau dengan terhadap patogen oral. Limfosit
menghisap asapnya baik sangat penting sebagai respon
menggunakan rokok maupun antibodi. Sel ini mengaktivasi sitokin
menggunakan pipa. Asap rokok yang yang menginduksi sel pertumbuhan-
dihisap atau dihirup dapat melalui B, diferensiasi, mengontrol
dua komponen. Pertama, komponen pergantian imunoglobulin serta sel
menguap berbentuk gas dan kedua, yang memediasi imunitas. Sitotoksik
komponen yang terkondensasi dari limfosit memediasi sitolisis
bersama gas menjadi komponen antigen spesifik dari sel infeksi dan
partikulat. Dengan demikian, asap sel tumor. Limfosit juga mensekresi
rokok yang dihisap dapat berupa gas sitokin yang dikontrol oleh
sejumlah 85 persen dan sisanya kemotaksis makrofag dan regulasi
berupa partikel.4 diferensiasi dari granulosit dan
Angka prevalensi merokok di monosit pada keadaan tersebut. Sel
Indonesia merupakan salah satu limfosit mengeluarkan sitokin anti
diantara yang tertinggi di dunia. inflamatori dengan perpindahan
Dengan jumlah 46,8% laki-laki dan growth factor 𝛽 (TGF𝛽). Limfosit
3,1% perempuan. Jumlah perokok sangat berguna untuk integritas dari
mencapai 62,8 juta dan 40% di kekebalan respon imun.9
antaranya berasal dari kalangan Merokok memiliki efek
ekonomi bawah.5 Pada penelitian imunosupresif terhadap limfosit.
yang dilakukan oleh Muzurovic et al. Dimana sel limfosit yang terpapar
(2013), dari 33 kasus (82,5%), asap rokok menunjukkan penurunan
dinyatakan bahwa pasien yang ploriferasi yang seharusnya
terinfeksi oral candidiasis adalah merangsang antigen spesifik dan non
perokok.6 spesifik. Paparan asap rokok dapat
Komponen bahan kimia yang menghambat respon mitogenik dari
berbahaya dalam rokok dapat sel limfosit. Sehingga respon
mengiritasi jaringan lunak rongga antibodi berkurang karena penurunan
mulut dan menyebabkan terjadinya fungsi sel.9
suatu infeksi mukosa. Rangsangan Paparan asap rokok yang
asap rokok yang lama, dapat kronis dapat mengakibatkan
menyebabkan penebalan pada bagian ketidakseimbangan sistem imun yang
mukosa yang terpapar, sehingga berada di rongga mulut serta
terjadi kerusakan menyeluruh bagian berpengaruh pada penurunan
epitel dan adanya bercak putih proliferasi limfosit sehingga terjadi
keratotik yang dapat mengarah pada penurunan pembentukan antibodi,10
suatu.7 Merokok dapat yang pada akhirnya terjadi
mengakibatkan perubahan epitel peningkatan kolonisasi Candida
lokal yang dapat memungkinkan albicans di rongga mulut dan
terjadinya kolonisasi oleh Candida.8 menyebabkan oral candidiasis.

3
Teripang Emas (Stichopus habis selama 40 menit (1 kali sehari).
hermanni) merupakan invertebrata Teknik pemaparan asap rokok pada
laut yang telah menarik para peneliti tikus Wistar dengan alat “smoking
beberapa dekade ini. Tidak hanya pump. Jumlah rokok kretek sebanyak
nilai gizi yang terkandung, tetapi 60 batang rokok per hari untuk 20
juga manfaat terapi dalam bidang ekor tikus.2 Frekuensi paparan asap
kesehatan. Ada beberapa zat bioaktif rokok selama 40 menit, 1 kali
yang terdapat dalam teripang Emas sehari.13,14 Lama paparan asap rokok
(Stichopus hermanni) bermanfaat selama 8 minggu yang dilakukan
sebagai antioksidan dan antifungi. selama 7 hari dalam tiap minggu.13
Flavonoid dan omega 3 bermanfaat Teknik pemberian ekstrak
sebagai antioksidan sedngkan teripang emas (Stichopus hermanii)
glikosida triterpen (saponin), diberikan secara sistemik (per
flavonoid, dan tanin berkhasiat sonde).15 Dosis ekstrak teripang
sebagai senyawa aktif antifungi.7 emas (Stichopus hermanii) adalah
Kandungan protein pada teripang 0,02mg/kgBB.
mengaktivasi glycine, asam glutamic Selanjutnya, setelah 8 minggu
dan arginin. Glycine berfungsi untuk perlakuan, dilakukan pengambilan
melepas IL-2 dan sel B yang sampel darah menggunakan syringe
berperan sebagai antibodi dan 6ml pada jantung tikus dan
fagositosis. Glycine dan asam dimasukkan kedalam tabung vakum
glutamic merupakan komponen EDTA. Perhitungan jumlah limfosit
esensial dari sel yang mensintesis pada tikus Wistar dilakukan melalui
glutathione yang berfungsi untuk metode hapusan darah. Jumlah sel
ploriferasi sel Natural Killer (NK). limfosit dihitung dengan bantuan
Arginin dapat mempertinggi sel mikroskop cahaya dengan
imunitas dengan mengaktivasi dan pembesaran 1000x. Kemudian
proliferasi sel limfosit. Berdasarkan diletakkan satu tetes minyak emisi
beberapa komponen asam amino pada sediaan yang akan diperiksa.
tersebut, teripang dapat berfungsi Jumlah limfosit setiap 100 leukosit
sebagai regulator sistem imun.11 dapat diamati dan dihitung dengan
pembesaran 1000x.16
BAHAN DAN METODE
HASIL
Teknik induksi Candida
albicans pada tikus Wistar Dari hasil penelitian didapatkan hasil
diaplikasikan ke dalam rongga mulut uji statistik, sebagai berikut:
tikus Wistar dengan cara spray dan
oral swab. Frekuensi induksi
Candida albicans dilakukan selama 3
kali dalam interval 48 jam (hari ke
3, 5, dan 7).12
Paparan asap rokok kretek
menggunakan asap rokok kretek non
filter merek X menggunakan alat
smoking pump sebanyak 60 batang
rokok untuk 20 ekor tikus Wistar dan
4
Tabel 1. Rerata dan simpangan baku jumlah 50. Dari hasil uji normalitas terlihat
limfosit pada setiap kelompok percobaan bahwa beberapa kelompok perlakuan
dengan satuan % efek proteksi ekstrak etanol
teripang emas (Stichopus hermanii) terhadap
memiliki nilai signifikan p > 0.05
jumlah limfosit pada tikus yang terpapar yang menunjukkan bahwa data tidak
asap rokok dan diinduksi C.albicans. berdistribusi normal. Setelah
Kelompok Mean ± std. deviation dilakukan uji normalitas, dilakukan
K1 23.00 ± 2.530 uji homogenitas pada semua data.
K2 17.83 ± 4.215 Berdasarkan hasil uji Levene statistic
K3 22.83 ± 3.710
menunjukkan angka 0.214 (p >
K4 14.67 ± 3.077
K5 45.67 ± 3.777 0.05), sehingga disimpulkan bahwa
K6 43.00 ± 1.095
data memiliki variansi yang
K7 43.00 ± 3.033 homogen.
Pada penelitian ini
menunjukkan data tidak berdistribusi
JUMLAH LIMFOSIT (%) normal dan memiliki variansi yang
homogen, sehingga untuk menguji
50 hipotesis, maka uji statistik
45 43 selanjutnya yang digunakan adalah
40 uji Kruskal-Wallis karena pada
JUMLAH LIMFOSIT

35 penelitian ini menggunakan uji


30 hipotesis komparatif > 2 kelompok
25 tidak berpasangan dengan skala data
20 14,67 rasio.
15
Tabel 2. Hasil uji Kruskal-Wallis efek
10
proteksi ekstrak teripang emas (Stichopus
5 hermanii) terhadap jumlah limfosit pada
0 tikus yang terpapar asap rokok dan diinduksi
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 C.albicans
Kruskal-Wallis
KELOMPOK Variabel Sig.
Gambar 1. Rata-rata jumlah limfosit pada
Limfosit 0.000*
setiap kelompok percobaan dalam satuan %

Hasil penelitian diketahui Berdasarkan uji Kruskal-


bahwa jumlah limfosit tertinggi Wallis menunjukkan hasil p=0.000,
terdapat dalam kelompok 5, yaitu sehingga disimpulkan bahwa
pada tikus yang terpapar asap rokok terdapat perbedaan yang bermakna
dan diberi ekstrak Stichopus (signifikan) pada setiap kelompok
hermanii. Jumlah limfosit terendah perlakuan. Selanjutnya dilanjutkan
terdapat dalam kelompok 4, yaitu dengan menggunakan analisis Post
pada tikus yang terpapar asap rokok Hoc menggunakan uji Mann-
dan diinduksi Candida albicans. Whitney. Hal ini dilakukan untuk
Sebelum dilakukan uji mengetahui perbedaan masing-
hipotesis, maka setiap kelompok masing jumlah limfosit pada tiap
perlakuan diuji normalitasnya kelompok.
dengan menggunakan uji Shapiro- Hasil uji Mann-Whitney
Wilk dikarenakan jumlah sampel < menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan jumlah limfosit yang
5
signifikan antara kelompok normal dihisap.17 Asap rokok merupakan
dengan kelompok yang hanya suatu aerosol yang terdiri dari
terpapar asap rokok, kelompok partikel padat tersuspensi dalam
normal dengan kelompok yang
gas.17 Perubahan panas akibat
terpapar asap rokok dan diinduksi
Candida albicans, kelompok normal merokok, menyebabkan perubahan
dengan kelompok yang terpapar asap vaskularisasi dan sekresi kelenjar air
rokok dan diberi ekstrak teripang liur.7 Merokok memiliki efek
emas (Stichopus hermanii), imunosupresif terhadap limfosit.
kelompok yang terpapar asap rokok Dimana limfosit yang terpapar asap
dan diinduksi Candida albicans rokok menunjukkan penurunan
dengan kelompok yang terpapar asap
ploriferasi yang seharusnya
rokok dan diinduksi Candida
albicans dan diberi ekstrak teripang merangsang antigen spesifik dan non
emas (Stichopus hermanii). spesifik.9 Oleh karena itu, pada
Sedangkan pada kelompok normal penelitian ini bertujuan untuk
dengan kelompok yang hanya menganalis efek proteksi ekstrak
diinduksi Candida albicans memiliki teripang emas (Stichopus hermanii)
jumlah limfosit yang sama. terhadap penurunan jumlah limfosit
pada tikus wistar yang terpapar asap
PEMBAHASAN
rokok perokok berat dan diinduksi
Oral candidiasis adalah suatu C.albicans.
keadaan dimana mukosa rongga Penelitian ini menggunakan
mulut mengalami infeksi yang salah bahan hidup (in vivo) dengan jenis
satu penyebabnya jamur Candida hewan coba adalah Rattus
albicans. Penyakit dalam rongga Norvegicus Strain Wistar, termasuk
mulut terjadi karena status imunitas dalam beberapa strain tikus yang
penderita yang tidak baik.5 Salah satu dapat digunakan dalam penelitian
faktor penyebab oral candidiasis yang memiliki karakteristik tertentu,
adalah merokok. Hal ini didukung sifat, struktur anatomi, dan zat gizi
dengan penelitian yang dilakukan yang diperlukan relatif serupa
oleh Muzurovic et al. (2013) yang dengan manusia, serta mempunyai
menyatakan bahwa 82,5% penderita kesamaan dengan aspek fisiologis
oral candidiasis adalah perokok.6 metabolis manusia. Hewan
Rongga mulut merupakan percobaan dalam penelitian ini sehat
bagian yang sangat mudah terpapar dan berkualitas sesuai dengan materi
efek rokok, karena merupakan penelitian.18,19 Tikus Wistar yang
tempat terjadinya pernyerapan zat digunakan adalah jenis kelamin
hasil pembakaran rokok yang jantan dengan berat 170-190 gram,
utama.14 Merokok menghasilkan umur 3 bulan. Hal ini dikarenakan
suatu pembakaran yang tidak untuk menghindari adanya pengaruh
semputna yang terdiri dari gas dan hormonal dalam proses
bahan yang terendap pada waktu penyembuhan dan memudahkan
6
penanganan, serta pemeliharaan berperan sebagai anti jamur.
karena tubuhnya kecil.13,14 Aktivitas limfosit terhadap
Berdasarkan hasil penelitian C.albicans merupakan pertahanan
ini, menunjukkan bahwa tikus yang respon tubuh untuk efek anti fungi
terpapar asap rokok dengan dosis 3 terhadap C.albicans.3 Limfosit
batang sehari dengan frekuensi bekerja untuk menghambat transisi
selama 8 minggu, memiliki jumlah jamur dari yeast menjadi hifa dengan
limfosit lebih rendah dibandingkan memperlambat invasi jaringan dari
dengan tikus normal. Paparan asap hifa menjadi jamur .23 C.albicans
rokok secara kronis dapat menginduksi sel APC untuk
mengakibatkan kerusakan pada melepaskan sitokin yaitu IL-2 yang
sistem imun tubuh. Pada penelitian mampu menghambat pertumbuhan
hewan coba, paparan asap rokok hifa C.albicans secara in vitro.3
kronis secara signifikan dapat Sehingga keberadaan limfosit dapat
menurunkan proliferasi limfosit, dan mencegah terjadinya oral
penurunan produksi.20 Paparan candidiasis.
nikotin yang berasal dari asap rokok Berdasarkan hasil penelitian
dapat menghambat respon sel ini, menunjukkan bahwa tikus yang
antibodi, merusak sinyal antigen terpapar asap rokok dan diinduksi
yang dimediasi limfosit.10 Asap C.albicans memiliki jumlah limfosit
rokok mengandung bahan lebih rendah secara signifikan
karsinogenik yang tinggi dan dapat dibandingkan dengan tikus normal.
memicu peningkatan ROS sehingga Hal ini disebabkan asap rokok
dapat menyebabkan peningkatan mengandung senyawa yang dapat
kerusakan membrane sel dan digunakan oleh C.albicans sebagai
kerusakan jaringan yang diperantarai nutrisi yaitu aromatic hidrokarbon.24
oleh munculnya sel APC yang terdiri Asap rokok yang mengandung bahan
dari peningkatan jumlah sel dendritic karsinogenik yang tinggi sehingga
dan makrofag.21 Keberadaan dapat memicu peningkatan ROS di
makrofag memicu IL-10 untuk dalam tubuh dan menyebabkan
proliferasi limfosit.22 kolonisasi C.albicans yang resisten
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ROS. Karena keadaan ini,
ini, menunjukkan bahwa tikus yang terjadilah perubahan dimorfik pada
diinduksi C.albicans memiliki C.albicans yaitu pembentukan hifa
jumlah limfosit yang sama dan menjadi keadaan oportunistik
dibandingkan dengan tikus normal. patogen yang mengakibatkan
Hal ini menunjukkan bahwa pada kerusakan jaringan.8 Dengan
induksi C.albicans dengan peningkatan jumlah C.albicans dan
8
konsentrasi 3x10 dengan frekuensi keadaan rongga mulut yang
induksi selama 3 kali dalam interval mengalami penurunan respon
48 jam (hari ke 3,5, dan 7),12 limfosit
7
antibodi berakibat pada terjadinya kandungan teripang emas yaitu
oral candidiasis. flavonoid dan saponin memiliki efek
Berdasarkan hasil penelitian antifungi. Derivate flavonoid
ini, menunjukkan bahwa tikus yang memiliki aktivitas antifungi untuk
dipaparkan asap rokok dengan dosis melawan C.albicans. Saponin
3 batang sehari dengan frekuensi 8 memiliki aktivitas antifungi melalui
minggu dan diberi ekstrak Stichopus enzim yang akan melakukan
hermanni dengan dosis 0,02 mg/BB perlawanan terhadap keadaan
selama 8 minggu dengan tikus yang patogen. Saponin berfungsi dengan
hanya dipaparkan asap rokok dengan memutus membran sel pada jamur.
dosis 3 batang sehari dengan Tanin memiliki aktivitas terhadap
frekuensi 8 minggu memiliki C.albicans melalui mekanisme
peningkatan jumlah limfosit yang terhadap membran sel karena
bermakna. Disimpulkan bahwa, senyawa ini dapat memicu binding
kandungan pada teripang emas yaitu protein.26
flavonoid dapat memicu peningkatan Berdasarkan hasil penelitian
ploriferasi dari limfosit.25 Kandungan ini, menunjukkan bahwa tikus yang
lain dari teripang emas adalah dipaparkan asap rokok dengan dosis
3 batang sehari dengan frekuensi 8
arginin berperan untuk mempertinggi
minggu, diinduksi C.albicans dengan
sel imunitas dengan mengaktivasi konsentrasi 3x108 dengan frekuensi
dan meningkatkan ploriferasi dari induksi selama 3 kali dalam interval
limfosit serta glycine yang 48 jam (hari ke 3, 5, dan 7) dan
meningkatkan respon antibodi. diberi ekstrak stichopus hermanni
Glycine berperan untuk melepas IL-2 dengan dosis 0,02 mg/BB selama 8
dan sel B untuk pembentukan minggu, dengan tikus yang
dipaparkan asap rokok dengan dosis
antibody.11
3 batang sehari dengan frekuensi 8
Berdasarkan hasil penelitian minggu dan diinduksi C.albicans
ini, menunjukkan bahwa tikus yang menunjukkan peningkatan limfosit
diinduksi C.albicans dengan yang bermakna. Hal ini disebabkan
8 ternyara selain dapat meningkatkan
konsentrasi 3x10 dengan frekuensi
induksi selama 3 kali dalam interval proliferasi limfosit, teripang emas
48 jam (hari ke 3, 5, dan 7) dan juga memiliki peran untuk
meningkatkan antioksidan. Beberapa
diberi ekstrak Stichopus hermanni
kandungan teripang emas seperti
dengan dosis 0,02 mg/BB selama 8 flavonoid, saponin dan arginin
minggu terhadap tikus yang hanya memiliki efek terhadap penelitian ini.
diinduksi C.albicans dengan Flavonoid memiliki aktivitas
8
konsentrasi 3x10 dengan frekuensi antifungi untuk melawan C.albicans
induksi selama 3 kali dalam interval serta memiliki efek kardioprotektif
untuk menghambat peroksidasi lipid
48 jam (hari ke 3, 5, dan 7) memiliki
dan melemahkan proses yang
peningkatan jumlah limfosit yang melibatkan ROS. Saponin memiliki
bermakna. Hal ini disebabkan aktivitas antifungi melalui enzim
8
yang akan melakukan perlawanan 5. Reimondos A, dkk. 2012. Merokok dan
Penduduk Dewasa Muda di Indonesia: 1.
terhadap keadaan pathogen.26 Available from
Berdasarkan hasil penelitian http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/res
di atas. Disimpulkan bahwa, earch/transition-to-
adulthood/Policy_Background_%232_Smo
pemberian ekstrak teripang emas king-Bhs_Indonesia.pdf.
(Stichopus hermanii) memiliki 6. Muzurovic, S., Hukic, M., Babajic, E., and
pengaruh yang besar untuk dapat Smajic, R, 2013. The Relationship Between
Cigarette Smoking and Oral Colonization
meningkatkan proliferasi limfosit. With Candida Species in Healthy Adult
Beberapa kandungan teripang emas Subjects. Med.Glas.(Zenica.) 10[2], 397-
dapat memicu proliferasi dari 399. 2013. Available from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2389
limfosit dan sebagai regulator sistem 2865
imun yang dapat meningkatkan 7. Kusuma RP. 2011. Pengaruh Merokok
pembentukan antibodi. Pemberian Terhadap Kesehatan Gigi dan Rongga
Mulut. Available from
ekstrak teripang emas (Stichopus http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majala
hermanii) sebagai perlawanan hilmiahsultanagung/article/view/39/33..
terhadap rokok dan C.albicans dapat 8. Scully C, El-Kabir M, Samaranayake LP.
mencegah terjadi terhadap perubahan 1994. Candida and Oral Candidosis: A
Review. 5(2): 125-157. Available from
patologis, yaitu oral candidiasis http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7858
akibat paparan asap rokok dan 080.
C.albicans. 9. Barbour SE, Nakashima K, Zhang JB,
Tangada S, Hahn C, Scheiken HA, Tew JE.
1997. Tobacco and Smoking:
SIMPULAN Environmental Factors That Modify the
Host Response (Immune System) and have
an impact on periodontal health. 8(437):
Pada penelitian ini dapat disimpulkan 448-450. Available from
bahwa pemberian ekstrak teripang http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9391
emas (Stichopus hermanii) memiliki 754.
10. Kalra R, Singh SP, Savage SM, Finch GL,
efek proteksi tehadap jumlah limfosit Sopori ML. 2000. Effects of Cigarette
pada tikus Wistar yang terpapar asap Smoke on Immune Response: Chronic
rokok, diinduksi C.albicans serta Exposure to Cigarette Smoke Impairs
Antigen-Mediated Signaling in T Cells and
terpapar asap rokok dan diinduksi Depletes IP3-Sensitive Ca21 Stores: 293:
C.albicans. 163.
11. Brodar Katherine, 2011. Stichopus
hermanni. The University of Queensland
DAFTAR PUSTAKA Australia
12. Chami N, Chami F, Bennis S, Trouillas J,
1. Regezi JA, Sciubba J. 2008. ORAL Remmal A, 2004. Antifungal Treatment
PATHOLOGY Clinical – Pathologic With Carvacol and Eugenol of Oral
Correlations Second Edition. Pennsylvania: Candidiasis in Immunosuppressed Rats.
W.B. Saunders Company. P: 120- The Brazilian Journal of Infectious
2. Forsyth, CB. 2002. Lymphocyte adhesion to Diseases 2004; 8 (3): 217-226 © 2004.
Candida albicans. Available from 13. Bai Jing, Qiu Shi-Lin, Zhong Xiao-Ning,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1179 Huang Qiu-Ping, He Zhi-Ye, Zhang Jian-
6578 Quan., et al, 2012. Erythromycin Enhances
3. Beno, David W.A. 1995. Growth Inhibition CD4+Foxp3+ Regulatory T-Cell Responses
of Candida albicans Hyphae by CD8+ in Rat Model of Smoke-Induced Lung
Lymphocytes. 154: 5273. Available from Inflammation. Hindawi Publishing
http://www.jimmunol.org/content/154/10/5 Corporation Mediators of Inflammation
273. Volume 2012. Article ID 410232. 9 pages
4. Fawzani N dan Triratnawati A. 2005. doi: 10.1155/2012/410232.
Terapi Berhenti Merokok (Studi Kasus 3 14. Sakai Hiroyasu, Fujita Akiko, Watanabe
Perokok Berat): 17. Available from Ayako, Chiba Yoshihiko, Kamei Junzo,
http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/102 Misawa Miwa, 2012. Different Effects of
.pdf. Smoke From Heavy and Light Cigarettes
9
On The Induction of Bronchial Smooth Journal of Natural Products Research
Muscle Hyperresponsiveness In Rats. J. Vol.11, No.7, July 2009, 621-638.
Smooth Muscle Res. (2011) 47 (1): 1-10. Available from http://li123-
Available from 4.members.linode.com/files/Natural%20pro
https://www.jstage.jst.go.jp/article/jsmr/47/ ducts%20%20antifungal%20agents%20deri
1/47_1_1/_pdf. ved%20from%20plants.pd
15. Sari Rima Parwati, Revianti Syamsulina.
2011. The Activity of Stichopus hermanii
Extract on Triglyceride Serum Level in
Periodontitis. Dent. J. (Maj. Ked. Gigi),
Vol. 44. No.2 June 2011: 106-110Necas J,
Bartosikova L, Brauner P, Kolar J. 2008.
Hyaluronic acid (hyaluronan): a review.
Vetenerian Medicina (53). P. 411-397.
16. Wirawan, R, dkk. 1996. Pemeriksaan
Laboratorium Hematologi Sederhana. Edisi
2. Fakultas Kedokteran UI.
17. Revianti Syamsulina, 2007. Pengaruh
Radikal Bebas pada Rokok Terhadap
Timbulnya Kelainan di Rongga Mulut.
DENTA Jurnal Kedokteran Gigi FKG-UHT
Vol. 1 No. 2
18. Ridwan Endi. 2013. Etika Pemanfaatan
Hewan Percobaan Dalam Penelitian. J
Indon Med Assoc, Volum: 63, Nomor: 3,
Maret,2013.
19. Rukmini A, 2007. Regenerasi Minyak
Goreng Bekas Dengan Arang Sekam
Menekan Kerusakan Organ Tubuh. Seminar
Nasional Teknologi 2007. ISSN 1978-9777.
20. Dean DA, Burchard KW. 1996. Fungal
infection in surgical patients. Am J Surg;
17:374-82
21. Jawetz M, Adelberg. 2005. Mikrobiologi
Kedokteran (Medical Microbiology) Edisi
20. EGC. p: 120-139, 627-629
22. Baratawidjaja KG. 2009. Imunologi Dasar.
8th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
23. Mathews HL, Witek-Janusek L. 1998.
Antifungal activity of interleukin-2-
activated natural killer (NK1.1+)
lymphocytes against Candida albicans. J
Med Microbiol. 1998 Nov;47(11):1007-14.
Available from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9822
300
24. Bernhard David. 2011. Cigarette Smoke
Toxicity. Linking Individual Chemicals to
Human Diseases. © 2011 WILEY-VCH
Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim.
Available from
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/
9783527635320.fmatter/pdf. P 271
25. Singhal Manmohan and Ratra Purnima.
2013. Antioxidant Activity, Total
Flavonoid and Total Phenolic Content of
Musa acuminate Peel Extracts. Global
Journal of Pharmacology 7 (2): 118-122,
2013. P:121
26. Arif Tasleem, Bhosale J.D, Kumar Naresh,
Mandal T.K, Bendre R.S, Lavekar G.S,
Dabur Rajesh, 2009. Natural Products-
Antifungal Agents Derived From Plants.
10
11
12

You might also like