You are on page 1of 18
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS KESEHATAN Jl. Raya Soreang Km, 17 Télp. (022) 5897520, 5807521, 5897522, $897523 Soreang Wee io Bandung, 16 Maret 2020 Kepada Nomor 441/7633/II/DINKES Yth 1. Kepala Puskesmas Lampiran ; 1 (Satu) Berkas 2. Penanggung Jawab Klinik Perihal Pepingkatan Kewaspadann Terha 3. Direktur Rumah Sakit Risiko Penularan Infeksi Covid-19 Di Kabupaten Bandung Menindaklanjuti surat edaran Gubermur Jawa Barat Nomor 400/27/Hukham tanggal 13 Maret 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan ‘Tethadap Risiko Penularan Infeksi Covid-I9 dan Surat Edaran Bupati Bandung No. 443/730/Umum tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Resiko Penularan Infeksi Corona (Covid-19), maka bersama ini kami sampaikan bahwa |. Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Covid 19 1. FTP melakanakan protap Pencegahan dan Pengendalian Infeksi secara ketat dengan prinsip lindungi diri anda, lindungi pasien anda, serta Lindungi masyarakat keluarga dan komunitas anda; 2, Puskesmas membentuk Tim Gerak Cepat Covidel9 yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, surveilans, tenaga promkes, sanitarian, supir; 3. FRTP melaksanakan penapisan pasien sejak pasion memasuki halaman Puskesmas, Tethadap pasien dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan thermal scanner. Pasien dengan suhu tubuh lebih atau sama dengan 38°C dipisahkan dari pengunjung lain dan dilaksanakan amnanesis dan pemeriksaan fisik. Jika memenuhi kriteria Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ‘maka dilakukan tata laksana sesuai Pedaman P2 Covid 19 ; 4. Puskesmas memastikan Kesiapan alat transportasi (mobil ambulans) agar dalam keadsan berfungsi dengan baik dan siap pakai untuk smerujuk kasus; 5. Klinik yang mendapat Kasus PDP agar berkoordinasi dengan Puskesmas selempat untuk rujukan pasien ke FKRTL wilayah ‘Kabupaten Bandung. 6, Setelah digunakan untuk merujuk kasus PDP ke Rumah Sakit dilaksanakan disinfeksi ambulan; 7. FTP memastikan kesiapan logistik penunjang pelayanan Kesehatan yang dibutuhkan seperti Alat Pelindung Diri (APD), alat Kesehatan serta kelengkapan media KIE; 8, FKTP wajib melaksanakan disinfeksi permukaan minimal 2 (dua) kali sehari (sebelum dan sesudah pelayartan) sesuai proiap desinfeksi tethadap 4 Permukaan datar terhadap lantai, dinding, meja, kursi, lemari, Perabot rumah tangy; b. Benda yang paling sering bersentuhan dengan tangan seperti pegangin tangea, gaging pintu, gagang telepon, workwation, peralatan dapur dan makan, toilet dan wastafel; ¢. Ventilasi buatan, seperti air conditioner, air steritization, air purifier, AC sentral IL Tata Laksana Rujukan Pasien Dalam Pengawasan Covid 19 A, Alur Rujukan Pasien Dalam Pengawasan Covid 19 dari FKTP ke FERTL Wilayah Kabupaten Bandung a Stabilisasi pasien dan lakukan tata laksana rujuken pasien b, Rujuk pasien ke FKRTL wilayah Kabupaten Bandung dengan memperhatikan Prinsip PPI, melalui aplikasi SISRUTE ¢, Perujukan menggunakan_alat transportasi (ambulans) penyakit menular ataupun peralatan khusus uk merujuk penyakit menular yang dapat difungsikan setiap saat 4. Apabila tidak tersedia ambulans khusus penyakit menular, perujukan dapat ilaksanakan dengan _prinsip-prinsip pencegahan infeksi (menggunakan Alat Petindung Diri/ APD lengkap dan penerapan disinfeksi) ¢. Lakukan notifikasi 1x24 jam secara berjenjang ke Dinas Kesehatan Kabupaten B. Alur Rujukan Pasien Dalam Pengawasan Covid 19 dari FKRTL Wilayah Kabupaten Bandung ke RS Rujukan Penyakit Infeksi Emerging (RSUP Dr, Hasan Sadikin, RSTP dr. HA. Retinsulu dan RS Dustira Cimahi) ‘a. Stabilisasi pasien dan lakukan tata laksana rajukan pasien b. Tempatkan pasien di Ruang Isolasi ¢, Lakukan pemeriksaan Radiologi Diagnostik dan Pengambilan ‘Spesimen (spesimen nasofaring, spesimen sputum dan specimen serum). d_ Spesimen yang diambil dari setiap sampel sebanyak 2 (dua) set specimen, dengan ketentuan 1 (satu) set specimen dikirim ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan, dan 1 (satu) set specimen dikirim ke Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat, untuk diperiksa, bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjadjaran, €. Pengiriman specimen ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan dan Laboratorium Keschatan Provinsi Jawa Barat dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung £ Rujuk pasien ke RS Rujukan Covid 19 wilayah Kabupaten Bandung dengan memperhatikan Prinsip PPI, melalui aplikasi SISRUTE 8 Petujukan menggunakan lat transportasi (ambulans} penyakit menular ataupun peralatan Khusus utk merujuk penyakit menular yang dapat difungsikan setiap saat. hh Apabila tidak tersedia ambulans khusus penyakit_menular, Perujukan dapat dilaksanakan dengan _prinsip-prinsip pencegahan infeksi (menggunakan Alat Pelindung Diri! APD Iengkap dan penerapan disinfeksi) i Lakwkan notifikasi 1x24 jam secara berjenjang ke Dinas Keschatan Kabupaten ‘Demikian atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasi KEPALA DINAS KESEHATAN goibh aay, ta Pembina Utama Muda NIP. 19621214 198803 2 004 Tembusan 1. Yth. Bpk. Bupati Bandung (sebagai laporan) 2. Yih. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Lampiran 1 No. Surat : B/441/7633/III/Dinkes Alur Deteksi Dini Pasien Di Curigai Covid-19 di Puskesmas Pasien Demam luster pneumonia a _ Fasyankes © Anamnesis © Pemerksaan Fisk Memenuhi DO Pasien dalam Pengawasan TTatalaksana sesual Kondisi pasien # Rujuk ke RS ryuken Ln © Komunikasi Risko | © Notiikasi $24 jam secara Memenuhi DO ‘Orang Dalam Pemantauan | erjenjang ke Dinkes. a Kab/KotalProvinsiKKP/Pusat Taaca eR © Tatalaksana sesuai (PHEDC) ; ondisipasien kondisi peasien © Penyelidikan epidemiologi s Kornunikasi Resiko | © Komunikasiresiko © Pemantauan kontak erat = ParenGiian © Pulang === | © Pemantauan | Rumah Sakit Rujukan © Isolasidin dl rumah | Tata 7 | Teor oa age end + Notizie ites Pry | Isolasi di Rumah Sakit eankehota Pengambilan spesimen . Pengambilan spesimen + Koordinasi dengan Dinkes terkat rT pengifman spasimen Y + Pemantauan kontak erat di RS Blak f a + Komunikxasi Resko al poem area etch Notikasi = 24 jam ke Dinas Kesehatan setempat : + | Rujuk | HAND HYGIENE No. Dokumen No. Revisi SOP -ranggal Te [EE aa Halaman 1 PUSKESMAS | 4 Pengertian Hand hygiene adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan | debris dar kulttangan dengan menggunakan sabun cat dan sir mengalr yang | ‘sesuai standar. * Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkafviangkah untuk menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh mikroorganisme pada pada kulit tangan. Kebijakan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor : 800 /7481/III Dinkes/2020 Tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PP!) Kabupaten Bandung Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang Prosedur 1. Petugas melepaskan semua perhiasan yang ada ditangan; 2. Petugas membasahi tangan dengan air mengalir yang bersin: 3. Petugas menuangkan 9 - 5 co sabun cair untuk menyabuni seluruh | permukaan tangan; | Petugas menggosok kedua telapak tangan hingga merata; | Petugas menggosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya; Petugas menggosok kedua telapak dan sela-sela jai Petugas menggosok jar'-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci; 8. Petugas menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya; 9. Petugas menggosok dengan memutar ujung jar-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya; 10. Petugas membilas kedua tangan dengan air mengalir oe 2 a Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan 2. Unit Rawat Inap | 3.UGD 4.PONED Rekaman Historis Perubahan = 1 No Yang diubah Isi Perubahan Tl. mulai diberlakukan | HAND HYGIENE HANDRUB No. Dokumen No. Revisi SOP Frargoa Terbit [Halaman PUSKESMAS | Tandatangan Kepala Puskesmas | Kepala Puskesmas NM ~ | Hand hygiene handrub adalah proses mekanik untuk menghilangkan atau 41. Pengertian r membunuh flora residen dan flora transien dengan menggunakan handrub | antiseptic. 2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam menghilangkan atau membunuh flora residen dan flora transien pada pada kulit tangan. | | |3. Kebijakan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor : 800 /7481/lIl/ | Dinkes/2020 tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PP!) Kabupaten Bandung | 4, Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang | Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 5. Prosedur 1. Petugas melepaskan semua perhiasan yang ada di tangan 2. Petugas menuangkan 3 - 5 cc handscrub pada permukaan telapak tangan. 3. Petugas menggosok dengan kedua telapak tangen hingga merata 4, Petugas menggosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, 5. Petugas menggosok kedua telapak dan sela-sela jari 6. Petugas menggosok jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci 7. Petugas menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya. 8. Petugas menggosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan ‘sebaliknya 9. Setelah 5 - 10 kali aplikasi hand hygiene handrub diharuskan mencuci tangan ‘sesuai dengan standar prosedur operasional hand hygiene. 6. Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan 2. Unit Rawat Inap 3.UGD | 4. PONED | 7. Rekaman T | Historis No Yang diubah \si Perubahan | ‘Tgl. mulai diberlakukan Perubahan | No. Dokumen | No. Revisi | | SOP | rangcal Teri Tae | __[ Halaman 1 PENATALAKSANAAN LINEN | PUSKESMAS Kepala Puskemas NIP.. 1 Pengertian Tujuan Penanganan linen kotor infeksius (linen kotor bekas dipakal oleh pasien dan yang ternoda cairan tubuh dan darah serta bekas pasien berpenyakit menular) mulai dari pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, pencucian dan pendistribusian, ‘sehingga mencegah infeksi mikroba ke pasien lain, petugas dan lingkungan Pencegahan infeksi dasar untuk mengurangi penularan penyakit dari linen kotor infeksius linen kotor bekas dipakai oleh pasien dan yang temoda cairan tubuh dan darah serta bekas pasien berpenyakit menular) Kebijakan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor : 800 /7481/III Dinkes/2020 Tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) Kabupaten Bandung Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian infeksi Prosedur 1. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan linen harus menggunakan pakaian kerja khusus, alat pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan Kesehatan secara berkala serta dianjurkan memperoleh imunisasi hepatitis B: v Tersedia tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana enunjangnya berupa mesin cuci, desinfektan, pengering, meja dan mesin strika; 3. Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan untuk membungkus linen kotor; 4. Menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen kotor dan linen bersih, kereta harus dicuci dengan desinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor, 5. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan Unit Terkait Unit Rawat Jalan Unit Rawat Inap uGD PONED ReN= Rekaman Historis Perubahan No | Yang diubah Isi Perubahan Tal. mulai diberlakukan PUSKESMAS PENGGUNAAN GAUN PELINDUNG = No. Revisi | (‘9 [No.Revis_ SOP -ranggai Ta Halaman 1. Pengertian Pelindung barrier sebagai alat pelindung dir (APD) menutupi seragam atau | mengganti pakaian biasa, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui airborne atau droplet. Tyjuan | Melindungi tenaga kesehatan, keluarga, pengunjung dan lingkungan dafri kemungkinan transmisi material infeksius Kebijakan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor : 800/7484/lll/ Dinkes/2020 tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PP) Kabupaten Bandung Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Prosedur 2. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian LANGKAH-LANGKAH PEMASANGAN : 1. Lakukan Hand hygiene; pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung; 3. Ikat di bagian belakang leher dan pinggang; LANGKAH-LANGKAH MELEPASKAN : 1. Lepas tali; 2. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung saja; 3. Balik gaun pelindung; 4, Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius. 5. Lakukan hand hygiene Unit Terkait Rekaman Historis Perubahan 1. Unit Rawat Jalan 2. Unit Rawat Inap 3. UGD 4. PONED | No Yang diubah IsiPerubahan | Tal. mulai diberlakukan PENGGUNAAN KACAMATA PELINDUNG No. Dokumen No. Revisi SOP Tanggal Teri Halaman a | PUSKESMAS | I a Pengertian Pelindung barrier,sebagai alat pelindung diri (APD) mata, untuk melindungi tenaga Kesehatan dan pasien dari mikroorganisme pada saat proses pelayanan Kesehatan. 2. Tujuan Melindungi mata petugas sewaktu petugas fasilitas Kesehatan dasar melaksanakan pelayanan kesehatan untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki mata petugas kesehatan. Kebijakan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor : 800 /7481/III/ Dinkes/2020 tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) Kabupaten Bandung Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Prosedur 1. Lakukan Hand Hygiene; 2, Gunakan kaca mata yang sesuai dengan ukuran wajah; 3. Posisikan kacamata di wejah Anda dan pastikan mata terlindungi; 4, Saat melepaskan kaca mata setelah digunakan, ingatlah bahwa_bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi; 5. Untuk melepasnya, pegang gagang kacamata; 6. Setelah digunakan lakukan dekontaminasi kaca mata menggunakan larutan chlorin pada bagian luar kaca mata; x . Lakukan Hand Hygiene Unit Terkait . Unit Rawat Jalan Unit Rawat nap . UGD PONED BONS Rekaman Historis Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. mulai diberlakukan PENGGUNAAN MASKER No. Dokumen \N [No. Revisi 3 | iN ==} LY soP [Tanggal Terbit Treaty. Halaman | Kepala Puskesmas PUSKESMAS: NIP. Penggunaan masker adalah penggunaan alat pelindung masker sebagai alat 4. Pengertian Pelindung hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah, untuk melindungi petugas dan pasien dari mikroorganisme pada saat proses pelayanan kesehatan. 2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melindungi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah sewaktu petugas Kesehatan batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung | atau mulut. | 3. Kebijakan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor ; 800 /74811/II Dinkes/2020 tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PP!) Kabupaten Bandung 4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang | Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 5. Prosedur 1. Petugas melakuken prosedur hand hygiene; Petugas mengambil masker dengan satu tangan; Petugas mencari sisi luar masker, jika masker memiliki dua warna: sisi luar masker berwarna hijau, sisi dalam berwama putih; 4. Petugas mencari sisi atas masker; 5. Petugas memposisikan sisi atas masker di atas hidung dengan jeri, lalu mengikat kedua sisi tali bagian atas pada kepala di atas telinga; 6. Petugas menarik masker ke bawah untuk bisa menutup mulut hingga dagu | lalu mengikat tali bagian bewahnya di tengkuk atau belakang leher; 7. Petugas menarik tali pengikat masker bagian atas dan posisikan tali agak | tinggi di belakang kepala di atas telinga; | | | 8. Lakukan Hand Hygiene 6. Unit Terkait 1, Unit Rawat Jalan 2. Unit Rawat Inap 3.UGD _ 4.PONED 7. Rekaman Historis No Yangdiubeh Ii Perubahan Tal. mulai diberlakukan Perubahan PENGGUNAAN SARUNG TANGAN | STERIL No. Dokumen No. Revisi : iE SOP Tanggal Tei | Halaman | PUSKESMAS 1. Pengertian | Penggunaan sarung tangan adalah menggunakan sarung tangan untuk melindungi petugas dan pasien dari mikroorganisme pada saat proses pelayanan | kesehatan. | ~ | — 2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melindungi tangan dari bahan dan alat yang dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan. 3. Kebijakan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor : 800 /7481/Ill/ Dinkes/2020 tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) Kabupaten Bandung 4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilits Pelayanan kesehatan. 5. Prosedur 1. Petugas melakukan hand hygiene; | 2. Petugas mengambil sarung tangan bagian dalam dengan salah satu tangan | tanpa menyentuh bagian luar sarung tangan; 3. Petugas memasukkan tangan yang lain tanpa menyentuh bagian luar dari sarung tangan; 4. Petugas mengambil sarung tangan lainnya dengan tangan yang sudah memakai sarung tangan untuk dimasukkan ke tangan tersebut tanpa | menyentuh sisi bagian dalam; | 5. Petugas siap melaksanakan prosedur yang mengharuskan menggunakan | sarung tangan. 6. Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan 2. Unit Rawat Inap 3.UGD. 4.PONED 7. Rekaman 7 Historis No Yang diubah Isi Perubahan ‘Tgl. mulai diberlakukan Perubahan STERILISASI PERALATAN No. Dokumen No. Revisi SOP -ranggal Teri | Teemu) < Halaman _ PUSKESMAS | Kepala Puskesmas NPP. | 1. Pengertian | Sterilisasi peralatan adalah proses pencegahan infeksi dari peralatan perawatan | Pasien melalui tindakan (precteaningiprabilas), pencucian dan pembersian, | sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT). | 2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh | mikroorganisme dan menurunkan resiko penularan penyakit melalui pemrosesan | alat yang telah digunakan. 3. Kebijakan | SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor 800 /7484/IIl/ | Dinkes/2020 Tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) Kabupaten | Bandung 4, Referensi | Peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang | Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 5. Prosedur 1. Petugas melakukan cuci tangan pakai sabun; 2. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD); 3. Petugas melakukan dekontaminasi alat dengan perendaman selama 10 menit dalam larutan chlorin 0,5%; 4. Petugas melakukan cuci bilas dengan menggunakan air mengalir dan detergen; 5. Petugas melakukan Disinfeksi Tingkat Tinggi selama 20 menit atau sterilisasi menggunakan autoclaf selama 30 menit jika terbungkus atau 20 menit jika tidak terbungkus. Apabila menggunakan panas kering dengan suhu 1700°C dalam waktu 60 menit; 6. Petugas membungkus peralatan dengan rapi (bila peralatan tidak dibungkus ‘saat pemrosesan) 7. Petugas memberikan label yang ditulis tanggal pemrosesan DTT/sterilisasi; 8. Petugas menyimpan peralatan dengan jarak minimal 40-50cm dari lantai bawah, 20-30cm dari dinding dan 30-40 cm dari atap; 9. Petugas melakukan cuci tangan pakai sabun. 6. Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan 2. Unit Rawat inap 3.UGD 4, PONED 7. Rekaman T - T 7 | Histone No | Yangdiuban | IsiPerubanan | Tal. mulaidiberiakukan || Perubahan PENGOLAHAN LIMBAH No. Dokumen =: | No. Revisi SOP “ranggal Terbit Eee. Halaman PUSKESMAS 1, Pengertian | Penanganan limbah padat medis di Puskesmas yang meliputi pemilahan pada sumber, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, penyimpanan sementara dan pembuangan akhir (diangkut oleh pihak ke-3) 2. Tujuan | Mengelola limbah padat medis sesuai dengan ketentuan Departemen Kesehatan | sehingga tidak mencemari lingkungan yang dapat menjadi sumber penularan | penyakit bagi petugas, pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar seta dapat | meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas | - 3. Kebijakan | SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor : 800 /7481/lli/ | Dinkes/2020 Tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) Kabupaten | Bandung 4, Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang | Pencegahan dan Pengendalian infeksi 5. Prosedur 1. Petugas wajib menggunakan alat pelindung dii seperti : sarung tangan, masker, helm, sepatu Kerja, setiap memulai melakukan tugas serta harus mencuci tangan dengan sabun cair setiap selesai melakukan tugas; 2. Pengambilan limbah padat medis dilakukan tiap hari dari setiap ruangan yang menghasilkan limbah padat medis; | 3. Puskesmas menyediakan gudang / tempat penyimpanan limbah padat medis sementara (TPS) yang aman dan terhindar dari gangguan hewan, dengan | diberi papan nama dan tanda bahaya; | | 4. Pengawasan pelaksanaan harian meliputi a Pengawasan pengambilan limbah padat medis; b_ Pengawasan gudang/ penyimpanan limbah padat medis sementara (TPS); © Pengawasan pemakaian alat pelindung diri; | 5. Petugas yang tidak mengenakan alat pelindung diri harus mendapatkan peringatan atau sanksi yang tegas. | 6. Unit Terkait | 4. Unit Rawat Jalan | 2. Unit Rawat Inap 3. UGD 4, PONED 7. Rekaman Historis Perubahan No | Yang diubah Isi Perubahan Tal. mulai diberlakukan PENGGUNAAN APRONICELEMEK | No. Dokumen No. Revisi | SOP Frangoal Tem TET. Halaman | | PUSKESMAS 1. Pengertian | Adalah alat penghalang tahan air untuk sepanjang badan sampai lutut petugas kesehatan | 2. Tujuan Mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan | | secara langsung 3. Kebijakan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor : 800 /7481/lIl/ | Dinkes/2020 tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) Kabupaten | Bandung 4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi S) pear TANGKAP-LANGKAH PEMASANGAN 1. Melakukan hand hygiene sebelum memegang apron; 2. Siapkan apron / celemek dengan tali pinggang yang belum terikat; 3. Kalungkan tall leher di leher; 4. Posisikan celemek menutupi dada, perut, dan bagian paha dengan benar; 5. Eratkan tali pengikat celemek di punggung, LANGKAH-LANGKAH MELEPASKAN : 1, Meminta asisten melepaskan ikatan apron di belakang tubuh dan biarkan tali menjuntai, 2. Pegang tali leher dan bawa melewati puncak kepala dan ke depan sehingga apron terlepas dan pegang menjauhi badan; 3. Melipat apron sedemikian rupa sehingga bagian depan (kotor) apron tersembunyi di dalam lipatan; 4. Membuang apron disposible ke dalam tempat sampah infeksius atau memasukkan apron kain ke dalam tempat linen kotor / infeksius; | 5. Melakukan hand hygiene. | 6. Unit Terkait Unit Rawat Jalan 1 2. Unit Rawat nap 3.UGD 4, PONED 7. Rekaman Historis Perubahan No Yang diubah \si Perubahan Tgl. mulai diberiakukan PENGENDALIAN LINGKUNGAN No, Dokumen SOP |No-Revisi_ PUSKESMAS 4, Pengertian Disinfektan stander untuk menghaleu patogen dan menurunkannya secara | signifikan di permukaan terkontaminasi sehingga memutuskan rantai penularan penyakit 2. Tojuan Untuk menciptakan lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme. dari lingkungan kepada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi nasokomiel dan kecelakaan kerja dapat dicegah. 3. Kebijakan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor : 800 J7481/Ili Dinkes/2020 Tentang Komisi Pencegahan Pengendalian Infeksi (PP!) Kabupaten Bandung 4. Referens! Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nemor 27 tahun 2017 tentang | Pencegahen dan Pengendalian Infeksi 5. Prosedur 1. Semua permukaan horizontal di tempat di mana pelayanan yang disediakan | untuk pasien harus cibersinkan setiap hari dan bila terlihat kotor. | Pemukaan tersebut juga herus dibersihkan bila pasien sudah keluar dan sebelum pasien baru masul 2. Bila permukaan tersebut, meja pemeriksaan, atau peralaten Iainnya pemah bersentuhan langsung dengan pasien, permukaan tersebut harus dibersinkan dan didisinfeksi di antara pasien-pasien yang berbeda; 3. Lanutan, kain lap dan kain pel harus diganti secara berkala; 4, Semua peralatan pembersih harus dibersihkan dan dikeringkan setelsh igunakan; 5. Kain pel yang dapat digunakan kembali harus dicuci dan gikeringkan setelah digunakan dan sebelum disimpan; 6. Tempat-tempat di sekitar pasien harus bersih dari peralatan serta Perlengkapan yang tidak peru sehingga memudahkan pembersihan menyeluruh setiap hari; 7. Meja pemerksaan dan peralatan di sekitamya yang telah digunakan pasien yang diketahui atau suspek terinfeksi ISPA yang depet_menimbulkan kekhawatiran harus dibersihkan dengan disinfektan segera setelah digunakan; 8. Gila permukaan tersebut, meja pemeriksaan, atau Peralatan iainnye pemnah | hareentithan lannesinn ae Gan didisinfeksi di aniara pasien-pasien yang berbeda, Unit Terkait | 1. Unit Rawat Jalan 2, Unit Rawat Inap- 3, UGD 4, PONED Rekaman T Histors No Yang diubah = isi Perubshan Tol. muiai dibertakukan Perubahan

You might also like