You are on page 1of 5

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI

BENIH (AGH 250)

PENETAPAN KADAR AIR BENIH

Cindy Amelina / G24170029


Kelompok 5

Asisten :

1. Nadiya Iftiwata Rahmah


2. Hammidah Intan K.
3. Riski Meliya Ningsih

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kadar air merupakan salah satu faktor penting dalam memepengaruhi
kemampuan benih untuk mempertahankan viabilitasnya. Bertambahnya kadar air
sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara relatif. Jika suhu rendah dan
kelembaban tinggi maka kondisi ini akan memacu naiknya kadar air untuk
mencapai keseimbangan, sedangkan naiknya suhu akan mengakibatkan
dilepaskannya kandungan air dalam bahan yang disimpan, sehingga terjadi
perubahan kadar air (Suroh et al. 2017). Menurut Sutopo (2006), tinggi rendahnya
kandungan air dalam benih memegang peranan yang sangat penting dan
berpengaruh terhadap vialibitas benih. Untuk setiap kenaikan 1% dari kandungan
air benih maka umur benih akan menjadi setengahnya. Hal ini berlaku pada
kandungan air benih antara 5-14%, karena dibawah 5% kecepatan menuanya
umur benih dapat meningkat disebabkan oleh autoksidasilipid di dalam benih.
Sedangkan diatas 14% akan terdapat cendawan gudang yang merusak kapasitas
perkecambahan benih (Hong dan Ellis 2005). Kadar air benih adalah salah satu
komponen yang dinilai oleh BPSB dalam sertifikasi benih sehingga uji ini
merupakan satu pengujian rutin para analisis benih di laboratorium benih (Amirah
2010). Oleh karena itu pengujian terhadap kadar air benih perlu dilakukan agar
benih memiliki kadar air terstandar berdasarkan kebutuhannya.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar air benih padi
menggunakan metode langsung dengan oven suhu tinggi (130oC).

BAHAN DAN METODE


Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan adalah benih padi, benih kedelai, dan benih kacang
tanah. Alat yang digunakan adalah oven, timbangan, cawan porselen, grinder,
desikator.
Metode
 Ambil benih padi dan benih kedelai, kemudian dihancurkan dengan
menggunakan grinder selama 1 menit. Lalu ambil benih kacang tanah
kemudian diiris. Timbang cawan dan tutup (M1), kemudian masukkan benih
yang sudah dihancurkan dan diiris ke dalam cawan dan timbang kembali
(M2).
 Masukan cawan tersebut kedalam oven dengan suhu 130oC, selama 2 jam
dengan kondisi cawan terbuka. Setelah periode waktu yang ditentukan cawan
kemudian dikeluarkan dari oven, kemudian dimasukkan kedalam desikator
selama 20 menit hingga dingin. Lalu timbang benih, cawan dan tutup yang
telah di oven (M3). Hitunglah kadar air benih dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: [KA = ((M2-M3) / (M2-M1)) x 100%].
 Lakukan pengukuran kadar air pada setiap benih.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Penentuan kadar air benih.
Komoditas Perlakuan Ulangan M1 (g) M2 (g) M3 (g) Kadar Air (%)
Padi Utuh 1 37.50 42.09 41.60 10.7
2 35.89 41.02 40.51 9.9
3 46.15 51.50 50.94 10.5
4 52.59 56.79 56.17 14.8
5 27.72 32.16 32.90 -16.7
6 29.49 34.70 34.15 10.6
Rata-rata 38.22 43.04 42.71 9.4
Padi Grinding 1 31.91 36.36 35.84 11.7
2 31.11 36.61 35.88 13.3
3 52.74 58.11 57.36 14.0
4 54.38 58.34 57.94 10.1
5 49.86 54.98 54.78 3.9
6 34.53 39.60 38.92 13.4
Rata-rata 42.42 47.33 46.79 11.1
Kedelai Utuh 1 43.94 48.71 48.49 4.6
2 46.45 51.55 51.32 4.5
3 2.78 8.09 7.84 4.7
4 26.01 31.15 30.74 8.0
5 49.41 54.57 54.32 4.8
6 2.73 8.12 7.75 6.9
Rata-rata 28.55 33.70 33.41 5.6
Kedelai Grinding 1 24.83 29.24 28.92 7.3
2 49.05 54.20 53.80 7.8
3 33.73 38.24 38.02 4.9
4 20.92 25.07 24.75 7.7
5 3.71 8.78 8.41 7.3
6 37.06 41.90 41.89 0.2
Rata-rata 28.22 32.91 32.63 5.8
Kacang tanah Utuh 1 2.89 8.08 7.85 4.4
2 8.60 9.43 9.22 25.3
3 2.74 8.16 7.60 10.3
4 4.38 8.52 8.32 4.8
5 2.41 7.50 7.29 4.1
6 2.92 7.96 7.73 4.6
Rata-rata 3.99 8.28 8.00 6.4
Kacang tanah Diiris 1 3.17 7.84 7.56 6.0
2 4.13 9.32 9.07 4.8
3 5.34 10.42 10.18 4.7
4 7.86 13.01 12.76 4.9
5 2.79 7.86 7.61 4.9
6 3.58 8.80 8.50 5.7
Rata-rata 4.48 9.54 9.28 5.2
Tabel 1 menunjukkan nilai persentase kadar air benih padi, kedelai, dan
kacang tanah. Penetapan kadar air adalah banyaknya kandungan air dalam benih
yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air yang dinyatakan dalam
persentase terhadap berat asal contoh benih. Berdasarkan Tabel 1, benih padi dan
benih kedelai memiliki kadar air yang lebih tinggi pada perlakuan grinding
daripada pada benih utuh, sebaliknya terjadi pada benih kacang tanah. Kadar air
benih padi di grinding sebesar 11.1%, sedangkan pada benih padi utuh hanya
6.9%. Pada benih kedelai utuh nilai kadar airnya sebesar 5.6%, dan pada benih
yang di grinding nilai kadar airnya meningkat menjadi 5.8%. Sedangkan benih
kacang tanah utuh nilai kadar airnya 9.4%, akan tetapi jika benih diiris nilainya
turun menjadi 5.2%. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kulit benih menghambat
keluarnya air pada benih saat pengeringan. Persentase kadar air pada benih padi
utuh terdapat nilai negatif, hal ini bisa saja disebabkan karena terdapat kesalahan
prosedur, salah satunya yaitu kurang ketelitian saat perhitungan, penimbangan
atau metode pemanasan. Oleh sebab itu, nilai negatif tersebut tidak perlu
dimasukkan ke nilai rata-rata.
Menurut ISTA (2017) benih besar dan benih dengan kulit benih yang
menghambat air keluar dari benih harus dihancurkan sebelum pengeringan serta
pohon dengan kulit benih yang sangat keras contohnya pada benih fabaceae,
harus dipotong-potong atau memecah benih ke bagian yang lebih kecil. Benih
adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan
mengembangkan tanaman. Benih siap dipanen apabila telah masak fisiologis.
Pada fase pemasakan, kadar air benih akan mencapai keseimbangan dengan
kelembaban udara di luar dan setelah mencapai tingkat masak fisiologis, benih
berat kering benih tidak akan banyak mengalami perubahan (Prasetyo 2004).
Manfaat dari pengujian kadar air benih adalah untuk mengetahui seberapa besar
kandungan air yang terkandung di dalam benih tersebut. Dengan pengujian ini
tentu tidak lepas dari kualitas perkecambahan, viabilitas, dan vigor benih saat
perkecambahan (Najwa 2014).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, pengaruh perlakuan pada benih sebelum
pengeringan sangat terlihat nyata. Contohnya terlihat pada benih padi dan benih
kedelai yang diberi perlakuan grinding sebelum pengeringan memiliki nilai kadar
air yang lebih tinggi daripada benih utuh yaitu sebesar 11.1% dan 5.8%.
Sedangkan pada benih utuh hanya 9.4% dan 5.6%. Hal ini bisa saja disebabkan
oleh kulit benih menghambat keluarnya air pada dalam benih saat pengeringan.
Nilai negatif pada persentase kadar air bisa saja disebabkan oleh human error.

DAFTAR PUSTAKA
Amirah. 2010. Pengukuran Kadar Air. [Diakses pada tanggal 30 April 2020].
Tersedia pada http://www.ramadhan.
Hong TD, Ellis RH. 2005. A protocol to determine seed storage behaviour.
IPGRI Technical Bulletin No1. 1-62.
ISTA. 2017. International Rules for Seed Testing 2017. Switzerland(CH) :
International Seed Testing Association.
Najwa. 2014. Pengujian Kadar Air Benih. [Diakses pada tanggal 30 April 2020].
Tersedia pada http://siskannajwa.blogspot.com/2014/02/pengujian-kadar-
air-benih.html?m=1.
Prasetyo 2004. Evaluasi mutu benih beberapa genotipe padi selama penyimpanan.
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol 20(3): 17–23.
Sutopo L 2006. Teknologi Benih. Rajawali Pers. Jakarta.
Suroh M, Rahayu T, Hayati A. 2017. Pengaruh lama penyimpanan benih
tembakau (Nicotiana tabacum) terhadap viabilitas benih dengan
menggunakan metode UDK. Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS. 3(1): 15-22.
Sutopo L. 2006. Teknologi Benih. Jakarta(ID): Rajawali Press.

You might also like