You are on page 1of 8
MAJELIS ULAMA INDONESIA WADAH MUSYAWARAH PARA ULAMA 2U’AMA DAN CENDEKIAWAN MUSLIM Jalan Proklamasi No, 51 Menteng Jakarta Pusat 10320 Telp, 31902666-3917853, Fax. 31905266 Website : http//www.mui.orid E-mail : mul-ontine@mul.or.id FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 11 Tahun 2009 Tentang HUKUM ALKOHOL Sop , Ses _3 Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG: a bahwa ajaran Islam bertujuan memelihara kesclamatan agama, jiwa, + akal, Keturunan, dan harta, Untuk itu, segala sesuatu yang memberi ‘manfaat bagi tereapainya tujuan tersebut diperintahkan, dianjurkan atau diizinkan untuk dilakukan, sedang yang merugikan bagi tereapainya ‘tyjuan tersebut dilarang atau dianjurkan untuk dijauhi; b. bahwa saat ini alkohol banyak digunakan sebagai bahan baku, ‘baban tambahan, ataupun bshan penolong dalam pembuatan makanan, minuman, obal-obatan, dan kasmetika, serta kepentingan lainnya; ¢. babwa ofeh karen itt dipandang perlu adanya fatwa tentang. alkohol sebagai upaya memberikan kepastian hukum bagi para produsen dan konsumen dalam memanfaatkan dan mengunsumsi produk yang menggunakan bahan atau perantara dari alkohol. MENGINGAT: 1. Firman Allah SWT: OS fe Se Ly Hilly Cicer, + si, “Hai orang-orang yang Beriman! Sesunpeuhnya (ltentinum) Khamar berjudi, (Berkorban untuk} berhala, dan mengundti nasib dengan parcls adalah rijs dan termastk perbuatan syetan. Maka, jauhilah perbuatan- perbwatan itt agar kamu mendapat keuntumgan.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 90) te Et Cay U gals BS ys posts ash oe asf Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: ada keduanye' terdapat dasa yang besar dan beberapa manfaat bagi smanusia, telap! dosa keduanya lebih besar dari manfaainya®. (QS. Al- Bayarah{2} :219) Hat orang-orang yang beriman, janyanlah kamw shalat, xedang Ram dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kame neupkon” (QS. An-Nisa[4]: 43) a ee hy Wheat oy GO Gant Yay Gey pal th (Ae cel et lab y tei alyy) “Allah melaknat (mengutuk) Rhamar, peminumnya, penyajinya, pedagangnya, pembelinya, pemeras. hahannya, penakan atau penyimpannya, pembawanya, dan penerimanya,” (HR. Ahmad dan ‘Thabrani dari Ibnu Umar, sebagaimana dalam Kitab Musnad Ahmad, juz 2 halaman 97, hadis momar 5716 dan kitab al-Mu'jam al-Ausath juz 8 halaman 16 hadis nomor 7816. Cosh cod ce ple oly fa Sod Sy ae Sd "Semua yang memabukkan adalah khamar dan semua yang memabukkan adalah haram. (HR. Muslim dan Ibnu Umar, sebagaimana dalam Kitab Shahih Mustim juz 3 halam 1587, hadis nomor 2003). (ase oe gel ayy te ST ne Js _ ‘Stig minumen yang memabukkan adalah haram’ (EIR. ‘Bukhari, sebagnimana dalam Kitab shakih al-Bukhari jue 1 halaman 95 hadis nomor 239) Hole aly Slant gale ally opal gly tal oly.) (LA dB ops SAE G (pda enemy Le ply Sesuatu yang jika banyak memabukkan, maka meskipun sedikit adalah haram.” (1R Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, Ibou Majah, dan Tbnu Hibban. Perawi dalam sanad Hadis ini terpercaya, dan at-Tirmidzi menganggapnya hasan}. 3. Dampak buruk yang ditimbulkan olch minuman beralkohol, yakni : a. Dapat mangakibatkan lupa kepada Allah dan merupakan sumber segala kejahatan, karena alkohol dapat menimbulkan dampak negatif terhadsp kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, Kee cal ge FU algyy ob JS clade UB at Nace! “jauhilah khamar, karena ia adalah kenci segala keburukan.” (HR. Al-Hakim dan Ibnu Abbas). (Sle gihamncey ghd lly glalall aly cal Af tal "Khamar itu sumber kejalatan," (HR. at-Tabrani, ad-Daru Quthni, dan Ibau Hibban menganggapnya sahih) b. Dapat“merusak kesehatan, karena alkohol dapat merusak organ hati, saluran pencemaan, sistem percdaran darah, dan pada gilirannya dapat mengakibatkan kematiz ini Allah berfirman: “dan janganlak kamu menjatubkan dirima sendiri kedalam Yebinasaan...” (QS. Al-Bagarah [2: 195). ©. Dapat menghaneurkan potensi sosial ekonomi, karena peminum alkohol produktifitasnya akan menurun, Nabi SAW bersabda: (lah Uy ork eal yy) Sloe Uy Sire U “Yanganlah membuat mudarat pada diri sendiri dan peda orang Jain.” (HR. Too majah dan Darugutni), d. Dapat merusak keamanan dan ketertiban masyaraket, karena peminum minuman beralkohol sering melakukan perbuatan kriminalitas yang meresahkan dan menggelisahkan masyarakat serta sering terjadi kecelakaan lalu Lintas karcna mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Allah berfirman: seh Led dy 250g sth 6 “Dan janganiah kamu berbuat kerusakan di (rmuka) bumi Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-prang yang berbuat ferusakan." (QS. Al-Qasas{28}: 77) ¢. Dapat membshayakan Kebidupan bangsa dan negara karena minuman beralkohol dapst mengakibatkan rusaknya persatuan dan kesatuan yang pada gilirannya merusak stabilitas nasional, mentalitas dan moralitas manusia Indonesia masa depan Berkenasn dengan hal ini, kaidah Fighiyah menegaskan "Kemudaratan ite harus dikilangkan.* pet Oh Ga "Mencegah mafsadat (kerucakan) tebih didahuluken daripada mengambil kemastahatan.” MEMPERHATIKAN : 1. Pendapat In Abbas Buty: a Le St tt os le gt - te “ibm Abbas RA, berkata: diharamkan khamr karena zatnya, dan yang memabukkan dari setiap minurnan", Ph Fl Le oe ly Se IS get eA Le lst Ul clash gi fel Menurut etentuan syara’ khamr adalak setiqp minwman yang niemabukkan, baik terbual dari perasan kurma, tebu, made atau lainnya. (al-Majmu') . Pendapat Syaikh Khathib as-Syarbaini dalam Mughni al-Mubsaj bahwa maka Rijs adalah naj “Kata “rijs” eélam terminologi syariat pader umumnya adalah “najis", svbagaimana ima” ulama cenderung berpenddapat demikian. Syuikh Abs Hamid al-Ghezali mendasarkan (pendapainya) hake Bhame adalah najis berdasarkan ijma’ lama, dan bakkan ada femungkina merupakan jima’ schabat. Disedutkan dalam Kitab al-Majnru" bahwo imare Rabi'ah, guru imam Malik, berpéndapat bahwa khame sidaklals najis (suci), dan sebagian ulama melansir pendapat tidak najisrye Bhamar dari al-Hesan dan al-Laits. Dan pikak yang menyatakan kharor adatah nayis beralasun bahwa fika khamr suci maka hilanglah keraguan, arena minuman surga haruslah sui”. Pendapa dalam kiteb af-Majmu’ yang mencrangkan pandangan mengenai kenajisan khamr: eel lS LY LL gl wa Gly dL wey ae Lt Bet CIS Oly Fall gp YU Lal ale y dll eb heey Gr aby abel! ge LOW le gl ea iy SW IS ls ya dll ae Lgseelt “Khame ite najis merurut pendapat kami Syaft'ixyah), Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan para ulama tainnya, kecuali pendapat yang dilansir oleh gadhi “Abu Thayyib dan lainnya berdasarkan pendapat Imam Rabi'ah, guru Imam Malik, dar Imam Daud adi-Dhohiri yang menyatakan thamar tidak aajis (sueid walaupun tetap-haram, seperti rucun dari tumbubun, seperti iusspisy yang memabukkan Dan syaikh Abu Hamid al-Ghazali metansir pendapat bahwa nafisnya khamar merupakan ima’ (al-Majmu’ Syarh al-Muhadhab) 4, Pengertian Rijs dalam kitab Lisan al-Arab: oleh Jae or Se I, Seely lly AN ll tt gy Sesh oo ar Bel JS pt al) Soh el I ali 1 pe Cady Ley ta AES Uhm Lik tery chef aa 9 gy 94.26 ¢ pda) age Ls “arti “rijs” dalam ayat yang artinya: “sesunggunya (meminum) Khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah rijis dan termasuk perbuatan syetan. Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan ite” menurut az-Zujaj adalah sebutan untuk setiap perbuatan yang tidak terpuji, kemudian Allah SWT sangat membenci hal-hal tersebut dan menyebutnya “rijs". Sescorang dikatakan melakuken rijs jite ia melakukan perbuatan tercela” ane Arab, Juz 6, hal. 94) Bee es as eto oay. fl 3957 leap La, ots a “artinya rijs adalah perbuatan dasa. Az-2ujaj berperutapat bab vis adalah setiap perbuatan iercela. Allah SAW sangat membenci ((memiinum) khamar, herjudi, (herkorkan uetuk) berhala. dan menguneli nasih dengan panah), sehinguer menyeburnye dengan rijs. (Taj al-' Anus, gos a fie Se Ss; Meet Ba “Rijis artinya adalah dosa dan baz busuk, Allah SWT membencinya dan melarangnya bagi kafian” (Tafsir at-Thabari) hile ol adele ly ye JB { pt YE LL, pig el ay ej IMs Am hee iy UE eo OU ee “Arti rijs menurut Ali bin Abu Thalhah, dari bru Abbas adalah sestectu yang dimurkai (Allah) dan termasuk perbwatan setan. Sa'id bin Jabir mengartikannya dengan “dosa”, dan Zaid bin Aslam mengartikannya dengan “keburukan yang merupakan bagien dari perbuatan setan” (Tafsir Ibnu Katsir) rg 5, Pendapat Ulama mengenai definisi dan batasan mabuk sebagai berikut: Sb ae lid ce Cad of So opt pa gg Sl a, patel UF Let Cu ROS fool op OSI" AT aay g pitt JU, Cok, i J OWT oly dhyily dtl pls 3H diet st of ye Yt Jay" 6 u E Sly pA al ipa BUS A Ad Lee oo OS ay BS th ball So yah ec tf ds te le dpe Soh thw ty JL) “Imam as-Syaft't berkata dalam Kitab al-Umm bakwa batasan mabuk adalah jika hilang akalnya sehingga tidak bisa berjalan, Dan di tempat Jain as-Syofi't menyatakan: orang mabuk ftw adalah orang yang bicaranya tidak (erat dan membuka rakasionya yang tersembuayi. Para ulama Syaft’iych berpendapat bakwa orang mabuk itu ialah orang yang tingkak lakunya tidak karuan sehingga perbuatan dan perkataamnya tidak teratur, walaupun masih punya sedikit kesadaran dan daya pengertian. Adapun orang yang menjadi bersemangat dien agak pening-peniny, telapi masils dapat memguasai dir, akibat dari minuman Khamar, maka ia termasuk orang yang tidak mabuk. Orang yang demikian itu wudunya, shalataya dan seluruk amal perbuatannya adatah sah menurit ma’ para waa” (al-Majeau’, Juz3, bal. 7) eee Et page “dan ulama berbede pendapat tentang batasan mabick Memurut Imam Aby Hanifah batasan mebuk ialah hilangnya akal sehingge tidak bisa membedakan antera longs dan bumi cen tidak bis membedakan anara ibunya dan istrinya. Menurut wama Syafi ‘iva, batasan mabuk ialah jika orang yang-mabuek tersebut hicaranya tideck karuan schingga tidak hisa dipahami dan berjalan dengan sempoyongan. Sedangkan jika kondisinya lebih dari itu maka orang tersebut telah sangat mabuk”. (al- Ahkam as-Sulthaniyah, Juz 1 hal. 462) teh Mise gl doe ale Ll Ty ccanheall clale ace Yel cabs pt Sf Lily eV cond BE BY! lbs oty A aS dyn iy clabed Jah sry Vay pba Yh balla oil go be Gey LS I SYS oye 500 4c Nae Ge Leela Jill (866 821 “status najls tidaknya Khamr ada perbedaan di antara wama, Dan nabiz menurut Imam Abu Hanifuh tidaklah najis, demikian pula alkohol. Alkohol tidaklah sama dengan khamr, dan minyak wangi tidak (hanya) berbahan alkolol saja, iapi di dalamrya terdepar alkohol dan juga beberapa bahan lainava yang suck. Sehingga tidak ada alasan bagi pendapat yang menyatakan alkohol adalah najis, bakkan bagi orang rang menyatarkan najisnya kame” (Tafsir al-Manar} Bb ity) ath abs AM slice ab yay gle ae SiN tll oe 2 Gop ye SS bee nay Wily AL ZY alee ppg oe aah) Jee OT sae ee gay CN ga cals J “alkohol terdapat di banyak bahan makaran dew minuman dengan kadar yang berbeda-beda. Alkahol itw bukanlak zat yang kotor, karena Ja dipergunakan untuk bakan pembersih.. dan seringnye alkohol dipakei untuk kepemtingan medis, kebersikan dan lainnya menjadikan pendapat yang menajisken alkohol sebagai sesuatu yang erat, dan ite ‘bertentangan dengan nash al-Quran Be phy ce pel ll etl aoe ty Mpa at A pS Spe ge ole se ol ox fall slaaly ga aijlgle Gils cat dam cle BE GE clap say Raat Ulecty splat, GBI gy ecu es pA al fy OT Oly May GL allt oe de sgh yl JH ce the) Gall meat ab ge CHS Ol Lely ule pie ge Lule Bp 45 abt Seay OLY! “Saya telah menjelaskan secara rinci alasan perbedaan pendapat terhadap najis-tidaknva alkohol, Walaupun semua ulama sepakat balwa alkohal haram diminum tapi dalam hat najisetidaknya para lama herbeda pendapat, termasuk minyak wangi yang tercampur alkobol, Dengan alasan sering dipakainya alkohol dalam medis, kebersihan, minyak wangi, dan sebagainya maka menurut saya lebih meringankan apabila memakal rendapat yang menyatakan alkohol tidak najis. Dengan begin alkohol disamakan dengan zat beracun yang membahayakan. Dan jike atkohol difungsikan sama dengan khamr, ‘make dalam hal ixipun para wlame tidak semua sepakat tentang kenajisem Khamr; krususnya yang terbuat dart selain perasan anggear.”” (Sycikh Athiyyah Shagar, al-Islam wet Masyakil al-tayal, hal. 45) 6. Penjelasan dari LP POM MUI dalam rapat Tim Gabungan Komisi Fatwa dan LP POM bahwa a. ‘Sccara_kimiawi, alkohol tidak hanya terdiri dari ctanol, melainkan juga mencakup senyawa lain, seperti_metanol, propanol, butanol, dan scbagainya. Hanya saja ctanol (dengan ramus kimia C2l1OH) banyak digunakan untuk produksi produk pangan, obat-obatan dan kosmetika. Namun ctanol (atau etil alkohol) di dunia perdagangan dikenal dengan nama dagany, alkohol, it dari proses pembuatannya, ctanol dapat dibedakan menjadi ¢tanol hasil samping industri khamr dan etanel hasil industri non khame (baik merupakan basil gintesis kimiswi dari [petrokimia} otaupun hasil industri fermentasi non khamr), 7. Keputusan Muzakarah Nasional tentang Alkohol yang diselenggarakan oleh MUI pada tanggal 13-14 Rabiul Akhir 1414 Hijrish bertepatan dengan tanggal 30 September 1993 di Jakarta 8. Keputusan Rapat koordinasi Komisi Fatwa dan LP POM MUI serta Departemen Agama RI, pada 25 Mei 2003 di Jakarta. 9. Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2003 tentang Standarisasi Fatwa Halal. 10. Hasil Rapat Kelompok Kerja Komisi Fatwa MUI Bidang Pangan, + Obatan-obatan dan Kosmetika beserta Tim LPPOM MUI pada 12 November 2009, 11, Pendapat peserta rapat-rapat Komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia, snulai tanggal 7 Mei 2008 hingga tcrakhir pada tanggal 18 November 2009, : Dengan bertawakkal kepada Allah SWT MEMUTUSKAN: MENETAPKAN — : FATWA TENTANG ALKOHOL, Pertama :Ketentuan Umam Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan: 1. Khamr adalah setiap minuman yang memabukkan, baik dari anggur atau yang lainnya, baik diraasak ataupun tidak. 2. Alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apapun yang memiliki gugus fungsional yang disebut gugus hidroksil (- OH) yang .terikat pada atom karbon. Rumus umum senyawa alkohol terscbut adalah R-OH atau Ar-OH di mana R adalah gugus alkil dan Aradalah gugus ari. 3. Minuman beralkohol adalah : a. minuman yang mengandung ctanol dan senyawa Iain di antaranya metanol, asetaldchida, dan etilasetat yang dibuat secara fermentasi dengan rekayasa dari berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat; atau b. cninuman yang mengandung etanol dan/atau metanol yang ditambahkan dengan sengaja. Kedua : Ketentuan Hukum 1. Meminum ‘minuman beralkoho! sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum hukumnaya harar, 2. Khamr sebagaimana dimaksud dalam ketemtuan umurn ada ‘mae. 3. Alkohol sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum yang beragal dari Khamr adalah najis, Sedangkan alkohol yang. tidak berasal dari khamr adalah tidak najis. 4. Minuman beralkobol adalah najis jika alk@hol/etanolaya, berasal dari khamr, dan minuman beralkehol adalah tidak najis jika alkohol/ethanolnya berasal dari bukan khamr. $. Penggunaan alkohol/ctanol hasil industri khamr untuk produk makanan, minuman, kosmetika, dan obat-obatan, hukumnya haram, 6. Pehggunaan alkohol/etanol hasil industri non khamr (baik merupakan'hasil sintesis kimiawi [dari petrokimia] ataupun hasil industri fermentasi non khamr) untk proses produksi produk makanan, minuman, kosmetika, dan obat-obatan, hukumnya: mubab, apabila sceara medis tidak membahayakan. 7. Penggunaan alkohol/etanol hasil industri non khamr (baik merupakan hasil sintesis kimiawi [dari petrokimia] ataupum hasil industri fermentasi non khamr) untuk proses. produksi_ produk makanan, minuman, kosmetika dan obat-obatan, hukumnya: haram, apabila sccara medis membahayakan : Rekomendasi L. Pemerintah agar melarang peredaran minuman, beralkohol di tengals masyarakat dengan tidak memberikan izin pendirian pabrik yang memproduksi minuman tersebut, dan tidak memberikan izin untuk memperdagangkannya, serta menindak secara tepas pihak yang melanggar aturan terscbut. 2. Para cendekiawan agar mengembangkan ilmu dan teknologi sehingga penggunaan alkohol sebagai pelarut obat dalam dan luar, escense, pewarna, dan kosmetika dapat digantikan dengan bahan alternatif Iain 3. Semua pihak agar bekerjasama meningkatkan usaha membebaskan masyarikat terutama kaum remaja, dari pengaruh minuman beralkohol. Ditetapkan di: Jakarta Padatangeal : i 18November 2009 M MAJELIS ULAMA INDONESIA KOMISLFATWA, |, HASAYXUDIN, M.Ag

You might also like