You are on page 1of 18
BABG LAPORA a er ARLE PENBDAHULUAN Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan perpajakan dan digunakan untuk keperluan penghitungan pajak. Undang-undang pajak tidak mengatur secara khusus bentuk dari laporan keuangan, hanya ‘memberikan pembatasan untuk hal-hal tertentu, baik dalam ‘pengakuan penghasilan maupun biaya. Akibat dari perbedaan ‘pengakuan ini menyebabkan laba akuntansi dan laba fiskal dapat berbeda. Secara umum, Japoran keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), kecuali diatur secara khusus dalam undang-undang. Perusahaan dapat menyusun laporan keuangan akuntansi (komersial) dan laporan keuangan fiskal secara terpisah atau melakukan koreksi fiskal terhadap laporan keuangan akuntansi (komersial). Laporan kewangan komersial yang direkonsiliasi dengan koreksi fiskal aken menghasilkan laporan keuangan fiskal. Standar Akuntansi Keuangan khusus PSAK Nomor 46 ‘mengatur tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. Perencanaan Pajak STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Dalam kerangka dasar Standar Akuntansi Keuangan (SAK) disebutkan bahwa tujuan laporan ‘keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, Japoran keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutubkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh Keuangan dari Kejadian di masa Jalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Penghasilan Penghasilan (income) adalah penambahanasetataupenurunan kewafiban yangmengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal dengan berbagai sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Pendapatan timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi berikut ini: 1. Penjualan barang Barang meliputi barang yang diproduksi oleh perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali. 2. Penjualan jasa Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu yang disepakati oleh perusahaan, Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu periode atau lebih. 3. Penggunaan aset perusahaan oleh pihak-pihak Jain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen. a, Bunga, pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah terutang kepada perusahaan. b. Royalti, pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang perusahaan, misalnya paten, merek dagang, hak cipta, dan peranti lunak (software) komputer. © Dividea, distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima, Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pengguna aset tersebut. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bab 6 + Laporan Keuangan Fiskal Biaya Biaya (cost) adalah semua pengurang terhadap penghasilan. Sehubungan dengan periode akuntansi pemanfaatan pengeluaran dipisahkan antara pengeluaran atau belanja modal (capital expenditure), yaitu pengeluaran yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan dicatat sebagai aset, dan pengeluaran penghasilan (revenue expenditure), yaita pengeluaran yang hanya memberi manfaat untuk satu periode akuntansi yang bersangkutan yang dicatat sebagai beban. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban juga mencakup kerugian yang belum direalisasi, misalnya kerugian yang timbul dari pengaruh selisih kurs mata uang asing. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan penghasilan tertentu yang diperoleh. Jika manfaat ekonomi yang timbul lebih dari satu periode akuntansi dan bubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tidak langsung maka beban diakui berdasarkan alokasi yang rasional dan sistematis. Misalnya, pengakuan beban yang berkaitan dengan penggunaan aset tetap, goodwill, paten, dan merek dagang, Beban ini dikenal dengan beberapa istilah, yaitu penyusutan, depresiasi (depreciation), dan amortisasi (amortization). Penghasilan Menurut Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan, penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wafib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk hal-hal berikut ini: 1, Penggantian atau imbalan yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upab, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainaya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini. 2. Hadiah dari undian, pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan. 3, Laba usaha. 4, Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta, termasuk hal-hal berikut ini a. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan Jainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal. Perencanaan Pajak 5. Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota. © Keuntungan karens likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha, 4. ‘Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, Kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, pemilikan atau penguasaan antara pihak- pihak yang bersangkutan, 5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya, 6 Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang. 7. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperas 8. Royalti, 9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, 10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. Hi. Keuntungan Karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah, 12, Keuntungan karena sclisih kurs mata wang asing, 13. Selisih lebih karena penilaian kembali aset. 14, Premiasuransi, 15, Turan yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terditi atas Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, 16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak. 17. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara Perpajakan. 18. Surplus Bank Indonesia. Sedangkan, dalam Pasal 4 ayat 2 ada Penghasilan-penghasilan tertentu yang diatur secara final sebagai berikut, 1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat ‘wang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi. 2. Penghasilan berupa hadiah undian, 5 Penghasilan dari transaksi saham dan sekurites Iainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura. 4 Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa Konstruksi, usaha real estat, dan persewaan tanah dan/atau bangunan, Bab 6 * Laporan Keuangan Fiskal 5. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan_ peraturan pemerintah. Di samping itu, ada penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak sebagai berikut. 1 a. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima leh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang bethak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah. b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan. Warisan, Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau, sebagai pengganti penyertaan modal. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah, Kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat sebagai berikut. a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan. b. Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah. yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25 persen (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor. Turan yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai. Perencanaan Pajak 8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada nomor 7, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan. 9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan ongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif, 10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut: a. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; b. _ sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. 11. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan. 12, Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. 13, Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kepada Wajib Pajak tertentu, yang Ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Biaya Biaya yang boleh dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak sebagai berikut. 1. _Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha antara Jain sebagai berikut. a. Biaya pembelian bahan. Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk wang. Bunga, sewa, dan royalti. Biaya perjalanan, Biaya pengolahan limbah. Premi asuransi. s Roe as Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan. Bab 6 * Laporan Keuangan Fiskal h. Biaya administrasi. i. Pajak kecuali Pajak Penghasilan. 2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. 3. Turan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disabkan oleh Menteri Keuangan. 4, Kerugian karena penjualan atau penagihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. . Kerugian dari selisih kurs mata uang asing. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia. . Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan. . Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat sebagai berikut. a, Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial. b. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak. ¢. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi tertulis ena pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjan} mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditor dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau Khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu. 4. Syarat sebagaimana dimaksud pada huruf c tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf ks yang pelaksanaannya diatur lebih Janjut dengan atau berdasarkan peraturan ‘Menteri Keuangan. 9, Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dengan peraturan pemerintah, 10. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan peraturan pemerintah. 11. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan peraturan pemerintah. 12. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan peraturan pemerintah. 13. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahrage yang ketentuannya diatur dengan peraturan pemerintah. Kepada orang pribadi sebagai Wafib Pajak dalam negeri diberikan pengurangan berupa penghasilan tidak kena pajak (PTKP). Di samping itu, terdapat biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak. Perencanaan Pajak Adanya perbedaan pengskuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan kepentingan antara akuntansi komersial yang mendasarkan laba pada konsep dasar akuntansi, yaitu penandingan antara pendapatan dengan biaya- biaya terkait (matching cost against revenue), sedangkan dari segi fiskal tujuan utamanya adalah penerimaan negara. Dalam penyusunan laporan keuangan fiskal, Wajib Pajak harus mengacu kepada peraturan perpajakan, sehingga laporan keuangan komersial yang dibuat berdasarkan SAK harus disesuaikan atau dibuat koreksi fiskalnya terlebih dahulu sebelum menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Perbedaan antara laporan keuangan komersial dengan laporan kewangan fiskal dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu perbedaan waktu dan perbedaan tetap/permanen. Perbedaan waktu (timing differences) adalah perbedaan yang bersifat sementara Karena adanya ketidaksamaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara peraturan perpajakan dengan SAK. Perbedaan waktu dapat dibagi menjadi perbedaan waktu positif dan perbedaan waktu negatif. Perbedaan waktu positif terjadi apabila pengakuan beban untuk akuntansi lebih lambat dari pengakuan beban untuk pajak atau pengakuan penghasilan untuk tujuan pajak lebih lambat dari pengakuan penghasilan untuk tujuan akuntansi, Perbedaan waktu negatif terjadi jika ketentuan perpajakan mengakui beban lebih lambat dari pengakuan beban akuntansi komersial atau akuntansi: mengakui penghasilan lebih lambat dari pengakuan penghasilan menurut ketentuan pajak. Perbedaan tetap/permanen (permanent differences) adalah perbedaan yang terjadi Karena peraturan perpajakan menghitung laba fiskal berbeda dengan perhitungan laba ‘menurut SAK tanpa ada koreksi di kemudian hari. Perbedaan permanen dapat positif apabila ada laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan perpajakan dan pembebasan pajak, sedangkan perbedaan permanen negatif disebabkan adanya pengeluaran sebagai beban laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan fiskal. Gambar 6.1 Rekonsiliasi Laporan Keuangan Akuntansi dengan Laporan Keuangan Fiskal Laporan keuangan komersial [-——P} Koreksi fistal 1 _Laporan keuangan fiskal Bab 6 + Laporan Keuangan Fiskal Boul Adanya Pengeluaran/Beban yang Tidak Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto (Dilakukan Koreksi Fiskal Posi 1. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apa pun seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. 2. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota. 3. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali: a. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha Iain yang ‘menyalurkan Kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan Konsumen, dan perusahaan anjak piutang; b. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; ¢. _cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan; 4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan; e. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; £ cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industei untuk usaha pengolahan limbah industri yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. 4. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayarkan oleh pihak pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan. 5, Penggantian/imbalan schubungan dengan pekerjaan/jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan. 6. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham/pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan schubungan dengan peKerjaan yang dilakukan. 7. Harta yang dihibahkan, bantuan (kecuali untuk GNOTA) atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf'a dan b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 huruf i sampai huruf m serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama Perencanaan Pajak yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah, 8. Pajak Penghasilan. 9. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya. 10. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persckutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham. 11, Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan. 12. Biaya entertainment, representasi, jamuan tamu, dan sejenisnya, kecuali Wajib Pajak dapat membuktikan bahwa biaya tersebut telah benar-benar dikeluarkan (formal) dan benar ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan perusahaan (materiil), dengan melampirkan pada SPT daftar nominatif yang berisi nama, tempat atau alamat, jenis, dan jumlah entertainment yang telah diberikan, nama, posisi, nama perusahaaa, jenis usaha relasi yang menerima entertainment. 13, Pajak masukan yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 13 ayat 5 atau 6 UU PPN dan PPN Masukan yang berkenaan dengan barang dan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf a,b, ¢, fg, dan i dalam UU PPh. 14, Penghapusan piutang tak tertagih (piutang usaha) kecuali Wajib Pajak telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut. a. Membebankan piutang tak tertagih segala kerugian perusahean dalam Laporan Kewangan Komersial. b. Menyerahkan dan mendaftarkan gugatan perdata atas nama debitor serta jumlah piutang tak tertagih kepada Pengadilan Negeri; atau menyerahkan dan mendaftarkan penyelesaian penagihan atas nama debitur serta jumlah tak tertagih kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara. ¢, Telah mengumumkan daftar nama debitur yang penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau BUPLN, dalam suatu penerbitan tertentu seperti penerbitan internal pada asosiasi tersebut atau penerbitan lainaya, 4. Menyerahkan dan melaporkan kepada Dirjen Pajak ‘Daftar Piutang Tak Tertagih yang Dihapuskan’ yang mencantumkan nama, alamat, NPWP, dan jumlahnya, 15. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan: a. yang bukan merupakan Objek Pajak; b. yang pengenaan pajaknya bersifat finals ©. yang telah dikenakan pemotongan atau pemungutan pajak yang bersifat final. 16. Bunga pinjaman (seluruhnya), dalam hal jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya di dalam negeri, kecuali: Bab 6 » Laporan Keuangan Fiskal a. dana pinjaman tersebut disimpan/ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang atas jasanya dikenakan PPh yang bersifat final; b. adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana dalam jumlah tertentu dalam suatu bank, dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sepanjang jumlah deposito den tabungan tersebut semata-mata untuk memenuhi keharusan tersebut; c. dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito atau tabungan tersebut dananya berasal dari tambahan modal dan sisa laba setelah pajak. 17. Bunga pinjaman (sebagian), yaitu jumlah selisih beban bunga sebenarnya dengan yang diperkenankan dalam hal jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumilah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya. Beban bunga yang diperkenankan dihitung dari “tingkat bunga pinjaman rata-rata dikurangi rata-rata deposito/tabungan”. Adanya Pendapatan yang Tidak Ditambahkan dengan Penghasilan Lainnya (Dilakukan Koreksi Fiskal Negatif) 1 a. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau Jembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerinteh dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah. b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan, Warisan. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajale secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa. 13. Perencanaan Pajak Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat sebagai berikut. a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan. b. Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25 persen (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor. Turan yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan ‘Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai, Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada nomor 7, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif. . Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian Jaba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut: a. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan; b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih Janjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan. . Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang Ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya distur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. . Bunga yang berasal dari deposito/tabungan, baik yang ditempatkan di dalam negeri ‘maupun di luar negeri melalui bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia, termasuk jasa giro serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia. . Penghasilan yang berasal dari penjualan saham pendiri dan bukan pendiri di bursa efek. e Bab 6 * Laporan Keuangan Fiskal 16. 17. 18. 19. 20 21. 22. 23. 24, 25. 26. Penjualan saham milik Perusahaan Modal Ventura Penghasilan yang diterima sehubungan dengan usaha sebagai penyalur/diler/agen produk Pertamina dan premix berupa premium, solar, pelumas, gas LPG, minyak tanah, dan premix yang telah dibayar/dipungut PPh bersifat final. Penghasilan yang diterinia sehubungan dengan usaha sebagai penyalur/grosir tepung terigu dan gula pasir dari Bulog. Penghasilan yang diterima sehubungan dengan usaha sebagai penyalur/distributor rokok dari pabrik rokok. Penghasilan atas penjualan hasil produksi industri rokok putih dan kretek di dalam negeri. Penghasilan yang berasal dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan sepanjang ‘merupakan barang dagangan atau yang melakukan pengalihan orang prib: Penghasilan yang diterima dari hasil persewaan tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor, ruko, gudang, dan industri. Selisih penilaian kembali aset. Bunga atau diskonto obligasi yang dijual di bursa efek. Hadiah dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diberikan melalui cara undian, Penghasilan Wajib Pajak yang bergerak di bidang usaha pelayaran dalam negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan Iuar negeri dan/ atau sebaliknya. Adanya Transaksi yang Terutang Pajak Namun Tidak atau Belum Tercatat sebagai Penghasilan yang Berkaitan dengan PPN (Dilakukan Koreksi Fiskal Positif) Pemakaian sendiri dan pemberian cuma-cuma Barang Kena Pajak (BKP) oleh Pengusaha Kena Pajak (PP). Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan Barang Kena Pajak antarcabang kecuali Pengusaha Kena Pajak tersebut telah ‘memperoleh izin melakukan pemusatan tempat pajak terutang dari Dirjen Pajak. Penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi. Penyerahan Barang Kena Pajak antardivisi atau unit dalam suatu perusahaan terpadu sepanjang divisi/unit tersebut terletak di wilayah Kantor Pembayaran Pajak (KPP) yang berbeda, Perencanaan Pajak Contoh Penyusunan Laporan Keuangan Fiskal PT Laris Manis adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan. Perusahaan beralamat di Jalan Melati No. 10, Yogyakarta, Telp. 9313047, NPWP 1.432.765.4.514, Berikut adalah Laporan Laba Rugi untuk periode Januari-Desember 2011: PT LARIS MANIS LAPORAN LABA RUGI Periode yang Berakhir pada ‘Tanggal 1 Januari~31 Desember 2015 (dalam rupiah) Penjualan 1,800,000,000 Retur penjualan (60.000.000) Potongan penjualan (50,000,000) Penjualan bersih, 1.690.000.000 Beban pokok penjualan* {1.080,000.000) Laba kotor 610.000.000 Biaya umum dan administrasi** (168.600.000) Biaya penjualan*** (86,000,000. Laba operasional 355.400.000 Penghasilan bunga deposito 50,000.00 Laba bersih 405.400.000 Penjelasan yang berhubungan dengan laporan laba rugi PT Laris Manis adalah sebagai berikut. 1. Hasil Penjualan a. Jumlah penjualan tahun 2015 adalah Rp1.800.000.000 yang terdiri atas penjualan yang telah dilunasi sebesar Rp1.500.000.000 dan sisanya belum dilunasi. b. Retur penjualan yang diterima tahun 2015 adalah sebesar Rp50.000.000. © Potongan penjualan diberikan karena pelanggan membayar dalam masa potongan. 2. Beban Pokok Penjualan (*) Persediaan awal tahun 2015 Rp_ 162.000.000 Pembelian selama tahun 2015 Rp1.100.000.000 Jumlah tersedia untuk dijual Rp1.262.000.000 Persediaan akhir tahun 2015 Rp_182.000.000 Beban pokok penjualan Rp1.080,000.000 Data yang berhubungan dengan beban pokok penjualan sebagai berikut. a. Perusahaan menggunakan metode yang dianggap lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar (lower of cost or market) untuk menilai persediaan. Bab 6 * Laporan Keuangan Fiskal HargaPerolehan —_-Harga Pasar Persediaan awal tahun 2015 Rp162.000.000 Rp170.000.000 Persediaan akhir tahun 2015 Rp190.000.000 Rp182.000.000 b. Dalam pembelian selama tahun 2012 terdapat pengeluaran-pengeluaran sebagai berikut. Komisi pembelian (tidak didukung bukti) Rp 5.000.000 Biaya lain-lain (tidak didukung bukti) Rp 5.000.000 Biaya angkut (ada bukti) Rp45.000.000 3. Biaya Umum dan Administrasi (**) a. Gaji pimpinan dan karyawan Rp 75.000.000 b. Uanglembur karyawan Rp 5.000.000 ¢. Tunjangan cuti Rp 4.000.000 d. Penggantian pengobatan Rp 6.000.000 e. PPh Pasal 21 yang ditanggung perusahaan Rp 2.700.000 £ Bonus prestasi kerja Rp 1.000.000 g Pakaian seragam satpam Rp 5.000.000 h. _Biaya antar-jemput karyawan Rp 3.000.000 i. Beban penyusutan ruang dinas (sesuai fiskal) Rp 2.500.000 j. _ Biaya perjalanan dinas luar negeri Rp 6.000.000 kK. Biaya perjalanan dinas dalam negeri Rp 7.500.000 1. Biaya rapat dan penataran Rp 2.000.000 m, Sewa mesin fotokopi Rp 6.000.000 n, Kerugian piutang Rp 15,000.00 6. Penyusutan gedung (sesuai fiskal) Rp 3.000.000 p. Penyusutan inventaris (sesuai fiskal) Rp 6.000.000 q. Koran dan majalah Rp 700.000 r. _ Listrik, air, dan telepon Rp 10.400.000 s. Biaya lain-lain Rp 7.800.000 Total Rp168,000.000 Data yang berhubungan dengan biaya umum dan administrasi adalah sebagai berikut. a. Dalam biaya perjalanan dinas Ivar negeri terdapat fiskal luar negeri untuk direktur dan istri sebesar Rp2.000.000 semuanya atas nama pribadi. b. Dalam biaya perjalanan dinas dalam negeri terdapat pengeluaran yang tidak didukung bukti sah sebesar Rp1.000.000. c. Dalam biaya telepon termasuk pembayaran telepon rumah direktur sebesar Rp1.000.000, 4. Penyisihan kerugian piutang ditetapkan sebesar 5% dari saldo piutang akhir. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dan telah dibuatkan daftar normatifnya untuk tahun 2011 sebesar Rp2,000.000. — Perencanaan Pajak €. Mjalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perusahaan Rp300.000. f Biaya lain-lain tidak didukung bukti. Biaya Penjualan (***) Gaji dan upah Sewa rumah untuk mes karyawan Bonus prestasi Biaya perjalanan dinas Biaya iklan dan reklame Biaya pengiriman Penyusutan gedung (sesuai fiskal) Penyusutan inventaris (sesuai fiskal) Fe mpeangep Biaya lain-lain Rp30.000.000 Rp 3.000.000 Rp 4.000.000 Rp20.000.000 Rp 5.000.000 Rp12.000.000 Rp 3.000.000 Rp 4.000.000 Rp 5.000.000 Data-data yang berhubungan dengan biaya penjualan adalah sebagai berikut. a. Dalam gaji dan upah, termasuk: 1) Penggantian pengobatan 2) Pemberian makan siang b. Karyawan yang menempati mes tidak diberi tunjangan perumahan. c.Biaya perjalanan dinas, termasuk: 1) Tiket pesawat dan hotel (didukung bukti) 2) Honor perjalanan dinas 3) Pengeluaran yang tidak didukung bukti d. Dalam biaya iklan termasuk sumbangan e. Biaya lain-lain yang ada buktinya PPh yang Dibayar di Muka PPh Pasal 25 sejumlah Rp60.000.000 PPh Final PPh Pasal 23 atas bunga deposito Rp10.000.000 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp12.000.000 Rp 6.000.000 Rp 2.000.000 Rp 1.000.000 Rp 2.500.000 Berdasarkan laporan keuangan akuntansi di atas akan disusun laporan keuangan fiskal dengan cara melakukan koreksi-koreksi fiskal. Koreksi Fiskal i, Hasil Penjualan Retur penjualan yang diterima tahun 2015 senilai Rp50.000.000, sedangkan dalam laporan laba rugi akuntansi Rp60.000.000, maka perlu diadakan koreksi fiskal positif sebesar Rp10,000.000. Bab 6 + Laporan Keuangan Fiskal 2, Beban Pokok Penjualan Persediaan awal tahun 2015 Rp 162.000.000 Pembelian (ada bukti) Rp 1.090.000.000 Tersedia untuk dijual Rp 1.252.000.000 Persediaan akhir tahun 2015 Rp__190,000,000 Beban pokok penjualan Rp 1.062.000.000 Beban Pokok Penjualan berdasarkan laporan labarugiakuntansi adalah Rp1.080.000.000. Oleh karena itu, perlu dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp18.000.000. 3. Biaya Umum dan Administrasi Biaya yang tidak dapat dikurangkan adalah sebagai berikut. a. Penggantian obat Rp 6.000.000 b. PPh Pasal 21 yang ditanggung perusahaan Rp 2.700.000 ¢. Biaya antar-jemput karyawan Rp 3.000.000 dd. Koreksi biaya perjalanan dinas luar negeri Rp 2.000.000 e. Koreksi biaya perjalanan dinas dalam negeri Rp 1.000.000 f Koreksi kerugian piutang Rp13.000.000 g Koreksi untuk biaya koran dan majalah Rp 400.000 h. Koreksi biaya telepon Rp 1.000.000 i Koreksi biaya lain-lain Rp_7,800.000 Jumlah Rp36.900.000 Biaya umum dan administrasi harus dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp36.900.000. 4, Biaya Penjualan Biaya penjualan yang tidak dapat dikurangkan adalah sebagai berikut. a. Pengobatan dan wang makan Rp 1.800.000 b. Sewa rumah untuk mess Rp 3.000.000 c. _ Biaya perjalanan dinas tanpa bukti pendukung. Rp 2.000.000 d. Sumbangan Rp 1.000.000 e. Biaya lain-lain tanpa bukti pendukung Rp_2.500.000 Jumlah Rp10.300.000 Biaya penjualan harus dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp10.300.000, 5. Karena dikenakan PPh final, maka harus dilakukan koreksi negatifsebesar Rp50.000.000 atas bunga deposit. Perencanaan Pajak Fiskal 1.800.000.000 50.000.000 50.000.000 1.700.000.000 1.062.000.000 638.000.000 131.700.000 7.700.000 430.600.000 0 430.600.000 107.650.000 322.950.000 PT LARIS MANIS LAPORAN LABA RUGI Periode yang Berakhir pada Tanggal 1 Januari-31 Desember 2015 (dalam rupiah) Akuntansi Koreksi Penjualan 1.800.000.000 Retur penjualan 60.000.000 (1.000.000) Potongan penjualan 50.000.000 Penjualan bersih 1.690.000,000 Beban pokok penjualan 1.080.000.000 (18,000.00) Laba kotor 610.000.000 Biaya umum dan administrasi 168.600.000 —_(36.900.000) Biaya penjualan 86.000.000 —_(10.300.000) Laba operasional 355.400.000 Penghasilan bunga deposito 50,000,000 (50,000.00) Laba bersih sebelum pajak 405.400.000 PPh* Laba bersih setelah pajak *PPh Badan yang terutang adalah: Rp430.600.000 x 25% = Rp107.650.000 Kredit PPh Pasal 25 (Rp 60.000.000) PPh yang masih harus dibayar Rp 47.650.000

You might also like