You are on page 1of 5
PENGARU: FAGOSITOSIS NEUTROFIL (PMN) PADA PENDERITA PERIODONTITIS DIABETIKA Ahmad Syaity ;Bagian Periodonsia, Fakutas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK LLatar belakang. Diabetes Molitus (OM) merupakan penyakit sistemik yang sangat terkalt dengan meningkatrya kepa- rahan penyakit periodontal. Pada penderta OM diduga kuat bafwa keparahan periodontitis disebabkan oleh gangguan tungs! leukost. Sel neuot (PMIN) cketanui berperan besar oi dalam sistem pertahanan jaringan periodontal. Kontrol giemik pada pender'ta DM dapat dkotahui dengan pemerksanaan level HOA. Tujuan. Peneliian ini untuk mengetahul pangarun levi HDA pada penderita periadontiis diabetka terhadap fungs fagositosis sel PMN. Bahan dan Cara. Sel PMN deri darah tepi 15 pasien Penedontts tercin 5 periodontitis tanpa OM, 5 periogontits diabetika terkortrol (HDATC<7) dan 5 periodontitis labetka tidak ter- kontrol (HbA1C>7) ous aktvtas fagositosinya dengan partic latoks. Fungs’fagositoss initung dengan rumus indeks fagositosis (iF), Hasil. Terdapat perbedaan significant IF sel PMN subyek periodontitis dabetka tidak terkontol (HbAtc>7) dengan perio- ‘dont non DIM. IF teringg pada subyok periodointis non DM dan teringgl pada periodotts diabetka tak terkontrl (HOAC=7) Kesimpulan. Loval HoAic berpengaruh terhadap fungs fagositosis sol PMN yang dihat carl indeks fagositosis (IF). Maj Ked Gi, Desember 2012; 19(2): 93-97 Kata kunci: periodontitis diabetka, sel PMIN,fungs! fagositosis ABSTRACT Background. Diabetes melitus is a systemic condition that has long been associated with an increased and severity of periodontal disease. The seventy of periodontits in diabetic patents was thought caused by decreation of leukocytes function. ‘Polymorphonuclear leukocytes (PMN) play a key role in the maintenance of gingival and periodontal health. Hypergicemic cond- tion on diabetes pattant could be evaluated by hemoglobin giycoslate (HDAC) lava. Aims. the objective ofthis study was 10 a ‘nalyse the influence of HbATC level ofagositosis index on dlabetc pariodontiis paionts. Material and Methods. PMN wore taken ‘rom peripheral bood of 15 periodonts patients consisted of 5 subject with uncontroled DM (HbA c>7), 5 subject with conirolled (DM (HeAtc<7), and 5 subject non DM as contol. Phagocytosis function were determined using latex particle and coaunted by ‘phagocytosis index (P). Results. Those analysis revealed a signifcant(p<0.05) diffrent of Pl between labetic periodontitis who ‘have HbA'Cc | >7 and periodontis non diabetic subjects. The higest P was on diabetic periadontts with HbA. level >7 and the lowest PI was on nan diabetic subjects. Conclusion. Level of HbATc on dlabetc periodontitis pation influence to phagocytosis {function of PMN. Maj Ked Gi; Desomber 2012; 19(2): 83-97 ‘Key words: diabetic periodontitis, PMN cel, phagocytosis function LATAR BELAKANG Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit ‘metabolik yang ditandai terjadinya hiperglikemi aki bat defisiensi produksi insulin atau gangguan aksi insulin’. Penderita DM sebagian besar adalah tipe 2 yaitu Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NI- ODM) yang peningkatan prevalensinya sangat tajam. Di Indonesia jumiah penderita DM tipe 2 pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta orang, dan tahun 2030 nan- Wi diperkirakan meningkat menjadi sekitar 21,3 juta orang? Kecenderungan meningkatnya prevalonsi DM tipe 2 peru mendapat perhatian pula dari para dokter Qigi, Karena DM dapat menimbulkan komplikasi di rongga mulut. Salah satu komplikasi utama DM di da- lam rongga mulut adalah periodontitis, yaituinflamasi kronis pada jaringan periodontal yang menimbulkan, kerusakan pada junctional epithelium sehingga ter- bentuk poket*® . Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, periodontitis akan berlanjut sampaiterja- di kerusakan tulang alveolar sehingga gigi menjadi ‘goyah dan bahkan terlepas. Periodontitis pada pengidap OM _umumnya lebih parah dibandingkan pasien non DM mesk' ‘pun bakteri penyebab periodontitis pasien DM sama dengan pasien tanpa DM, yaitu Porphyromonas gingivalis, Actinobacilus actinomycetemcommitans, dan Prevotolla intermedia. Diabetes juga dikenal ‘sebagai faktorrisiko yang penting bagi periodontitis, yang lebih parah dan progresif, serta destruksi pun- ak tulang alveolar’ ‘Meningkatnya keparahan periodontitis peng- ‘dap OM dipengaruhi oleh respon imun pasien dia 93, ‘Ahmad S. : Pengaruh Level HbAtc terhadap Fungsi betes’. Pada penderta DM terjadi penurunan fungsi rneutrofil (PMN) dan monosit, daya kemotaksis, di edesis, dan daya fagositosisnya®. Fagositosis me- rupakan proses penelanan den penghancuran mi- kroorganisme dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh oleh sel-sel sel fagosit polimorfonuklearineu- trofil maupun sel fagosit mononuklear yaitu monosit/ makrofag’. Agar terjadi fagositosis maka sel-sel far gosit harus berada dalam jarak sangat dekat dengan artikel bakteri, sehingga partiel tersebut menempel ada permukaan sel fagosit. Untuk mencapai hal ini maka fagosit harus bergerak menuju target melalui proses kemotaksis™. roses fagositosis dapat berlangsung mela~ lui 4 tanap yaitu: (1) tahap perlekatan (atiachment) bakter\ atau benda asing pada membran sel fagosit, (2) tanap penelanan (ingestion), yang diawall invagh nasi membran plasma dari sel fagosit, sehingga par- tikel yang akan cifagosit masuk ke dalam sitoplasma yang kemudian ditutup oleh vakuola (fagosom). Se- lanjutnya terjad fusi antara isosom dengan fagosom membentuk fagolisosom, (8) tahap pembunuhan (kiling) yang dalam prosesnya bisa tergantung oksi- ‘gen maupun tidak tergantung oksigen, (4) tahapan penghancuran (digestion). Fungsi fagositosis PMN merupakan meka- rise sistem imun tubuh secara sistemik, dan se- cara kinis penting untuk menial daya tahan terhadap infoksi. Pada penderita DM diketahui banwa kadar gula darah yang tinggi akan menyebabkan kondisi hipergikemik dalam waktu lama sehingga terbentuk AGEs (Advance Giycosilation End product) yang ‘akan menurunkan fungsi PMN’. Kontrol glikemik pada penderita DM dapat diavaluasi dengan meng- tkur kadar gula darah dan hemoglobin glkosilat' Nilai hemoglobin glkositta (HbAtc) diakui paling akurat untuk menentukan status gula darah pender ta DM karena mencerminkan status glikemik selama 2~3 bulan terakhir*. Peneiitian ini untuk mengetah pengaruh leval HbAte pada penderita periodontitis siabetika terhadap fungsi fagositosis PMN dengan parameter indeks fagositosis. METODE PENELITIAN Subjek peneitian berjumlah 1 orang tert penderta periodontitis diabetika dengan kadar gula darah tidak terkontrol (HbAte > 7) sebanyak 5 orang, kadar gu terkontrol (HbAtc < 7) sebanyak 5 orang dan non DM 5 orang. Sel PMN yang telah disolasi {dari sampel darah tepi subjek pasien dikuitur pada sumuran mikropiate 24 yang dilapisi cover sfis buat, setiap sumuran beris 200 (6 x 10* se). Diinkubasi- kan ke dalam inkubator CO, 5% pada suhu 37°C selama 30 meni, lalu ditambahkan medium RPMI ompit merjaci 1 ml setiap sumuran dan dikubasi- kan lagi selama 24 jam. PMN yang sudah dinkubasi emudian dicuci dengan RPMI 2 kali, Kemudian dita- 94 ISSN: 1978-0206 mbahkan suspensi lateks dalam PBS sebanyak 200 bil (S x 10%) atau kepadatan lateks dalam 1 mi = 2,5 x 107. Diinkubasikan dalam inkubator CO, selama 60 menit, kemudian dicuci dengan PBS sebanyak 3 kali dan dikeringkan pada suhu ruangan. Dilanjutkan fiksasi dalam metanol absolut selama 30 detik lalu dibuang metanoinya dan ditunggu sampai kering,, lalu dilakukan pengecatan dengan Giemsa 20% se- lama 15 menit dan dicuci dengan akuades. Sampel diangkat dari sumuran kultur dan dikeringkan pada ‘suhu ruang dan dilakukan pengamatan dibawah mi- kroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali Perhitungan aktivitas fagositosis dengan cara menghitung indeks fagositosis (IF) dari Wagner ‘yang diformulasikan sebagai berikut, ) x (0) Indeks fagositosis (IF) = © Keterangan: (@):jumah bakteri yang ditagosit oleh satu makrotag (®):jumiah makrofag yang memtagositosis (@):jumlah makrofag dalam sediaan HASIL PENELITIAN Aktivitas fagositosis sel PMN diamati dengan ‘metakukan uj fagositosis yang menggunakan par- ‘ike! lateks. Ke dalam sediaan kultur neutrofl ditam- bahkan partke! latoks, solanjuinya dilakukan penge- ‘catan dengan Giemsa 20% dan diteruskan dengan Pengamatan di bawah mikroskop cahaya dengan Pembesaran 400 kali, sehingga tampak sojumiah sel neutrofil yang memtagosit lateks dan sebagian terdapat pula sel PMN yang tidak memakan partikel lateks. Contoh sediaan sel PMN yang memfagosit ppartikellateks dan tidak memfagosit citampilkan da- lam gambar 1 berikut. Gambar 1. Gambaran mikroskopik cahaya sel PMN yang memfagosit partikel lateks (A) dan yang tidak memfagosit (B) dengan pembesaran 400 kali, Hasil pengukuran rerata indeks fagositosis (IF) sel PMN darah tepi pasien periodontitis non DM, periodontitis dengan DM terkontrol (HbAtc .7), dan Periodontitis DM tidak terkontrol (HbAtc >7) dapat dllinat pada tabel 1 dan gambar 2 sebagai berikut : ‘Maj Ked Gi, Desember 2012; 19(2): 93:97 Tabel 1. Hasilrerata dan standar deviasi indeks fa- ‘gositosis (IF) sel PMN periodontitis non DM, periodontitis DM dengan HbA1C<7, periodontitis dengan HDAIC >7 FPeiodoatisnon DMs am Gambar 2. Diagram indeks fagositosis (IF) sel PMN pasien periodontitis non DM, periodontitis dengan HbAtc <7, dan peridontitis dengan HbAtc >7 TTabel 1 dan gambar 2 monunjukkan kecen- 7) mengalami penurunan ditandingkan po- riodontitis dengan DM terkontrol (HbAtce7) maupun Periogonttis non OM. Indeks fagositosistertinggi ya {uy pada penderita periodontitis tanpa OM, terendah pada penderita periodontitis dengan DM tipe 2 tidak {erkontrol (HbAtc>7). Untuk mengetahui perbedaan IF antar kelompok maka dilakukan uji statistik One- way ANOVA yang hasiinya seperti tabel 3 sebagai berkut Tabel 2. Hesil ui Oneway ANOVA indeks fagosl- tosis (IF) Sel-sol PMN pasion periodontis non DM, periodontitis dengan HoAtc<7, __dan periodonttis dengan HBA tc>7. =e Hasil uli Oneway ANOVA menunjukkan ting- kat kemaknaan untuk IF adalah 0.041 atau p < 0.05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna IF sel PMN antara kelompok periodontitis non DM, Periodontitis dengan DM terkontrol (HbAIC<7), dan Periodontitis dengan DM tidak terkontrol (HbA 1c>7) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada masing-masing kelompok maka dilakukan yj statistik LSD yang hasilnya terangkum dalam tabel $ berikut, ISSN: 1978-0206 bel 3. Rangkuman hasil uji LSD indeks fagosi- tosis (IF) sel-sel PMN antara periodontitis Non DM, periodontitis dengan HDA1c<7, dan periodontitis Non DM - DM(HbAIC?) ‘Non DM - DM (HbAte>7) DM (HbAic<7)- DM (HDAIe>7) Hasil tabel 9 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna indeks fagositosi (IF) sel PMN Antara Kelompok periodontitis non DM dan periodon- titis DM tidak terkontrol (HbA 1¢>7) dengan nilai p se- besar 0.032 (p<0.05). Adapun IF sel PMI kelompok periodontitis non DM dan periodontitis DM terkontvol (HbA1c<7), dan antara periodontitis DM terkontrol (HbAtce7) dan periodontitis OM tidak terkontzol (HbAtc>7) tidak terdapat perbedaan yang bemakna (9>0.05). Dapat disimpulkan bahwa pada periogon- Is diabetika dengan HbAtc >7 terjadi penurunan emampuan sel PMIN dalam aktivitas fagositosis d- Dandingkan periodontis diabetika dengan HbA1C<7 ‘maupun periodontitis non DM PEMBAHASAN Pada penelitian ini didapatkan indeks fagosi tosis (IF) sel PMN penderita periodontitis diabetika dengan nilai HbAtc >7 (DM tidak terkontrol) menga- lami penurunan dibandingkan periodontitis dengan DM terkontrol (HA1G<7) maupun periodontitis non DM. Indeks fagositosis PMN tertinggi yaitu pada pen- 7 (tabel 1). Hasil Uj statistik menunjukkan perbedaan signifikan indeks fagositosis antara periodontitis non DM dan perio- 7DM (tabel 3). Fagositosis merupakan awal mekanisme per- tahanan tubuh terhadap mikroorganisme dan benda asing lainnya. Pada manusia, fagositosis terutama di- lakukan oleh fagosit mononuklear (monosit) dan poli- ‘momorfonuklear leukosit (neutrofi). Fagositosis yang cfektf pada invasi dini bakteri akan dapat mencegah timbuinya infeksi. Dalam kerjanya fagosit juga berin- teraksi dengan sistem komplemen dan sistem imun spesifik. Penghancuran bakteri dalam proses fagosi- tosis terjadi dalam beberapa fase yaitu: kemotaksis, menangkap, memakan, fagositosis, mermusnahkan ddan mencern: Sel PMN bergerak cepat dan sudah berada i area infeksi dalam 2 hingga 4 jam untuk sampai ‘tempat tujuan. Ini berbeda dengan monosit bergerak lebih lambat dan memerlukan waktu sekitar 7 hing- {ga 8 jam. Destruksi mikroba intraseluler terjad oleh kkarena di dalam sel PMH terdapat berbagai bahan antibakterial seperti lisosom, hidrogen peroksida 95 ‘Ahmad . : Pengaruh Level HDAC terhadap Fungsi (H,0,), mieloperoksidase®, dan terutama calprotec- tin yang merupakan protein sitosol paling dominan gi dalam sel PMN, dikotahui memiiki fungsi ekstrase- luler sebagai bahan antibakterial melalui mekanisme ron oksidati. Mekanisme kontrol bakter dengan cara ‘on oksidaif dak memerlukan oksigen dan melibat- kan komponen sitosoikterutama calprotectin, sera beberapa komponen granullainaya seperti defensin, laktoferin, kobaofiin, katepsin G, dan etsatase. Salah satu penjelasan mengapa pada peneli- tian in| indeks fagositosis (IF) penderita periodontitis jabetka tidak terkontrol (HDA1C>7) paling rendah ‘dan berbeda secara signifikan dengan IF penderita periodontitis non DM, karena terkit dengan kemung- kinan adanya gangguan dalam fungsi intracellular kiling pada proses fagositosis. Tahapan penting da- lam mekanisme fagositosisialah fase 5 yaitu peng- hancuran dan pemusnahan bakter di dalam seksel fagositic Pada fase ini dibutunkan banyak NADPH (Nicotinamide Adenine Dinucleutide Phosphat) un- tuk keberlangsungan reaksi respiratory burst yang menghasilkan radikal bebas oksigen (RBO=O, dan hidrogen peroksidase (H,0.) guna proses intace- fular kiting. Pada kondisi hiperglkemia (pengidap (DM) maka glukosa akan diubah menjadi sorbitol oleh fenzim aldose reductase (AR) yang dalam prosesnya ‘membutuhkan banyak NADPH, sehingga sel akan ‘mengalami kekurangan NAPDH untuk membentuk radikal bebas oksigen serta hidrogen peroksidase. Pada peneltian ini terjadi penurunan indeks fagosi- tosis Se! PMN penderta periodontitis diebica tidak terkontrol (HDAte>7) yang disebabkan oleh menu- runnya fungsi intracellular kiling. Hesil ini sesuai dengan pernyataan bahwa gangguan intraceltular kaling akan lebih parah apabila regulasi OM membu- ‘uk, Diabetes dapat meningkatkan kepekaan terha- dap infoksi oleh Karena kondisi hipergikemia kronis yang citandai meningkatnya level HAT akan meng- ganggu aktivitas se-selfagositk mononuklear mau pun polimorfonukiear (PMN), terutama pada proses intraseluer yaitu. respiratory burst untuk membunuh mikroorganisme yang telah berada di dalam monosit ddan neutrofi. Gangguan proses intraseluler ini terjadi Karena adanya aktvasi polyol pathway atau jalur po- Wot Faktor lain yang perlu dipertimbangkan untuk menjawab fenomena rendahnya indeks fagositosis penderita periodontitis diabetika seperti ditemukan pada peneiiian ini, yaitu adanya Kelerkaitan antara kondisi hipergikemia dengan mekanisme khemotak- sis. Dikemukakan obahwa kadar glukosa darah yang tinggi pada pengidap DM diduga kuat memegang Peranan penting dalam reaksi kemoteksis. yang menyimpang’”. Kandungan glukosa yang tingg! da- Bat menginduksi chemokin proinflamatori CCL2 dan CCR2 pada sel monosit dan sel PMN, dimana dari pasion yang memiliki riwayat hipoglikemia, kemung- kinan terjadi ponyimpangan menuju CCL2, Faktor ISSN: 1978-0206 peningkatan kadar kalsium di dalam sitosol juga me- mungkinkan terjadinya penurunan respon imun se- luler pada pengidap OM. Kondisi hipergiikemia pada engidap DM akan mempengaruhi infiuks kalsium ke dalam sel. Hal ini menyebabkan peningkatan ka- dar Ca” pada sitesol sehingga akan terjadi distungsi nneutrofil dan menyebabkan penurunan fungsi fagosi- tosis sel PMN. KESIMPULAN Dari penetian ini dapat gisimpulkan bahwa terjaah penurunan fungsi fagostosis sol PMN pada Penderita periodontitis diabetika. Level HbA1c pada penderita periodontitis ciabetka terbukti berpenga- uh terhadap fungsi fagositosis sel PMN. Semakin ‘buruk kontrol hiperglikemik pada penderita periodon- tits dabetika yang ditandai dengan makin tngginya level HbAtc, maka semakin rendah indoks fagosi- tosis se! PMS yang berarti terjadi penurunan fungsi fagosiosis. Ucapan terima kasih Peneli mengucapkan terima kasih kepada Lem- baga Eljkman Jakarta dan Balitoang Departemen Kesehatan Ri yang memberikan banyak dukungan untuk terselenggaranya penelitian in DAFTAR PUSTAKA 1. AlpagotT, Siverman 8, Lundergan W, Bell C, & Cam- bers DW: Croviuiar Fluid Elatase in Relation to Perio

You might also like