Professional Documents
Culture Documents
Kualitas Kimia Dan Organoleptik Burger I D9fc273e PDF
Kualitas Kimia Dan Organoleptik Burger I D9fc273e PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung mengkudu sebagai
subtitusi tepung tapioka terhadap kadar protein, kadar air, dan kadar abu serta sifat organoleptik burger
ikan tuna. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan Rancangan Acak Kelompok
(RAK). Adapun perlakuan percobaan adalah : B1 (0% tepung mengkudu + 15% tepung tapioka), B2
(2,5% tepung mengkudu + 12,5% tepung tapioka), B3 (5% tepung mengkudu + 10% tepung tapioka), B4
(7,5% tepung mengkudu + 7,5% tepung tapioka). Untuk mengetahui pengaruh perlakuan ,maka dilakukan
analisis ragam dan bila perlakuan berpengaruh nyata dilanjut dengan uji lanjut BNT. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung mengkudu sebagai subtitusi tepung tapioka
sampai 7,5% dapat meningkatkan kadar protein burger ikan tuna sebesar 14,87%, kadar air 71,07%, dan
kadar abu 2,07%, serta pemberian aroma, rasa, warna, dan tekstur relatif sama pada semua perlakuan.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the effect of addition of noni flour as substitution of tapioca
flour to protein content, moisture content, and ash content and organoleptic nature of tuna burger. This
study used Completely Randomized Design (RAL) and Randomized Block Design (RAK). The
experimental treatment were: B1 (0% noni flour + 15% tapioca flour), B2 (2.5% noni flour + 12.5%
tapioca flour), B3 (5% noni flour + 10% tapioca flour), B4 7.5% noni flour + 7.5% tapioca flour). To
know the effect of treatment, then the analysis of variance and if the treatment has real effect continued
with BNT advanced test. Based on the result of the research, it can be concluded that the addition of noni
flour as substitution of tapioca flour to 7.5% can increase the protein tuna burger protein by 14.87%,
moisture content 71.07% and ash content 2.07%, and aroma, taste, color, and texture are relatively the
same on all treatments.
1
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 3 (1) 1-8 p-ISSN : 2527-5631
dewasa, menyukai burger. Karena itu banyak Tabel 1. Formulasi bahan penyusun dan
yang menjadikan burger sebagai salah satu kombinasi perlakuan
komoditas dalam usaha jasa boga dan ternyata Perlakuan P0 P1 P2 P3
burger juga bisa membuat orang kaya raya, Tepung tapioka (g) 15 12.5 10 7.5
karena bisnis ini sangat menjanjika dan suda Tepung mengkudu (g) 0 2.5 5 7.5
menjadi makanan berbagai kalangan karena
Daging ikan (g) 64 64 64 64
banyak dijual oleh jaringan restoran cepat saji
atau cafe-cafe, bahkan burger saat ini sudah Bawang putih+ merah (g) 3 3 3 3
lazim dijajakan disekolah-sekolah menggunakan Merica (g) 2 2 2 2
gerobak sepeda atau stand semi permanen Penyedap rasa (g) 2 2 2 2
(Sarwono, 2010). Garam (g) 2 2 2 2
Pemasakan burger dapat dilakukan dengan Air es (ml) 60 60 60 60
cara pemanggangan, penggorengan, atau
pemasakan dengan microwave. Tujuan Pembuatan Tepung Mengkudu
pemasakan adalah menyatukan bahan, Pembuatan tepung mengkudu dikupas,
memantapkan warna, menginaktitfakan mikroba, direndam dengan air garam, dicuci, dipotong
dan suhu pemasakan. Penggorengan berbentuk dadu, ditiriskan, dikeringkan dalam
menyebabkan kehilangan air sekitar 5% dan oven pada suhu 600C selama 72 jam setelah itu
kehilangan lemak yang cukup besar, tergantung digiling hingga menjadi tepung kemudian diayak.
metode pemasakan (Abustam dan Ali, 2004). Adapun bagan alir proses pembuatan tepung
buah mengkudu pada gambar 1 sebagai berikut :
Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari Buah mengkudu
kualitas kimia burger ikan tuna yang
menggunakan tepung buah mengkudu sehingga
dapat diterima oleh konsumen. Adapun kegunaan
dari penelitian ini sebagai sumber informasi yang Sortasi
nantinya dapat menjadi rujukan untuk penelitian
selanjutnya.
Perendaman air garam
Metode Penelitian
2
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 3 (1) 1-8 p-ISSN : 2527-5631
digiling menggunakan food prosessor, Pengamatan
ditambahkan garam, bawang putih, bawang
Variabel yang diamati adalah : kadar
merah, masako, merica dan es batu kemudian
protein, kadar abu, kadar air dan uji organoleptik
digiling. Menambahkan tepung tapioka dan
: warna, rasa, aroma, dan tekstur.
tepung mengkudu dengan presentase, 0%, 2,5%,
Kadar Protein (AOAC, 1999)
5%, 7,5%, adonan dimasukan ke dalam talenan,
Ditimbang contoh sebanyak 0,5 g dan
dikukus selama 20 menit dengan suhu 800C,
dimasukan dalam labu kjeldhal dan tambahkan
setelah itu adonan dibentuk menjadi bulatan
2g campuran K2SO4 dan CuCO4 dengan
setebal 1,5 cm, kemudian masukan dan diamkan
perbandingan 1:1 serta 5 ml H2SO4 secara hati-
selama satu malam dalam freezer, daging burger
hati, lalu didestilasi sampai cairan berwarna hijau
dipanggang pada suhu 130oC selama 25 menit.
jernih dan biarkan dingin. Tambahkan 10 ml
Diagram alir pembuatan burger terlihat pada
aquadest dan dipindahkan kelabu suling.
gambar 2 sebagai berikut:
Tambahkan 10 ml NaOH 40% atau lebih sampai
Ikan Tuna terbentuk warna hitam dan segera didestilasi.
Hasil penyulingan ditampung dalam erlenmeyer
berisi 25-50 ml H2S04 0,02 N dan 3 tetes
indikator mengsel (425 mg metil red dan 500 mg
Pemisahan daging dan tulang
metilen blue yang dilarutkan dalam alkohol 96%.
Hasil destilasi dititrasi dengan larutan NaOH 0,02
N sampai terjadi perubahan warna dan dilakukan
Daging dicuci hingga bersih hal yang sama untuk blanko (tanpa bahan).
3
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 3 (1) 1-8 p-ISSN : 2527-5631
Uji Organoleptik (Soekarto, 1985) Hasil analisis ragam menunjukan bahwa
perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap
Panel yang digunakan dalam pengujian
(p>0,05), terhadap kadar protein (%) burger ikan
organoleptik ini adalah panelis tidak terlatih
tuna yang disubtitusikan dengan tepung buah
berjumlah 20 orang. Uji organoleptik dilakukan
mengkudu.
dengan menggunakan uji hendonik/uji kesukaan
Hasil uji beda nyata terkecil (BNT) kadar
meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur tingkat
protein (%) burger ikan tuna yang disubtitusikan
kesukaan. Adapun format pengisian uji
dengan tepung buah mengkudu menunjukan
organoleptik burger ikan tuna, seperti disajikan
bahwa perlakuan B4 (tepung mengkudu 7,5% +
pada Tabel 2.
tepung tapioka 7,5%) adalah berbeda dan lebih
baik dibandingkan perlakuan B1 (tepung
Nama Panelis :
mengkudu 0% + tepung tapioka 15%), B2
Hari Tanggal :
(tepung mengkudu 2,5% + tepung tapioka
Produk : Burger Ikan Tuna
12,5%) dan B3 (tepung mengkudu 10% + tepung
UjiOrganoleptik:
tapioka 5%). Terjadinya hal ini karena semakin
(Warna/Rasa/Aroma/Tekstur)
tinggi pemberian tepung mengkudu, kandungan
Tabel 2. Pengujian organoleptik burger ikan tuna
protein semakin meningkat karena buah
Mutu Kode Produk Burger Ikan mengkudu mengandung protein yang cukup
Organoleptik tinggi yaitu 58,67% (Sarwono, 2002).
B1x1 B2x1 B3x1 B4x1
Protein merupakan senyawa makronutrien
Warna bermolekul besar yang tersusun dari unsur-unsur
C, H, O, N, S, dan kadang-kadang P, Fe, Cu
Rasa sebagai senyawa kompleks dalam protein
(Sudarmadji dkk., 1989). Fungsi protein antara
Aroma lain adalah sebagai pembangun struktur utama
Tekstur dalam sel, enzim dalam membran, hormon dan
Keterangan: alat pembawa. Dilihat dari sisi nutrisi, protein
Skala Hendonik Skala Numerik merupakan sumber energi dan asam amino yang
Sangat Suka =5 penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
Suka =4 (Susanto dan Fahmi, 2012). Berdasarkan SNI
Agak Suka =3 01-6683-2002 tentang burger, kadar protein
Tidak Suka =2 minimal burger sebesar 12% (wb), sehingga
Sangat Tidak Suka =1 kadar protein burger ikan tuna memenuhi
persyaratan SNI, karena memiliki kadar
protein sebesar 14,90% (wb). Tingginya protein
Hasil dan Pembahasan B4 disebabkan oleh kadar protein tepung
mengkudu yang lebih tinggi daripada tepung
Karakteristik Kimia tapioka pada perlakuan B4 burger yang
disubtitusi dengan tepung mengkudu 7,5% +
Kadar Protein (%) tepung tapioka 7.5%.
Rata-rata kadar protein (%) disajikan pada
Tabel 3 sebagai berikut: Kadar Air (%)
Tabel 3. Rerata kadar protein (%) burger ikan Data pengamatan rata-rata kadar air (%)
tuna disajikan pada Tabel 4. sebagai berikut:
BNT α = Tabel 4. Rerata kadar air (%) burger ikan tuna
Perlakuan Rata-rata
0.05 BNT α =
c Perlakuan Rata-rata
15% + 0% 12,35 0.05
a
12.5% + 2.5% 13,30b 4.38 15% + 0% 70,875
b
10% + 5% 13,57 12.5% + 2.5% 70,5575a 2.32
7.5% + 7.5% 14,67a 10% + 5% 68,455 b
4
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 3 (1) 1-8 p-ISSN : 2527-5631
Hasil analisis ragam menunjukan bahwa ikan tuna yang disubtitusikan dengan tepung
perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap buah mengkudu.
(p>0,05), terhadap kadar air (%) burger ikan tuna Uji statistik menunjukan bahwa kadar abu
yang disubtitusi dengan tepung buah mengkudu. (%) burger ikan tuna yang disubtitusikan dengan
Hasil uji beda nyata terkecil (BNT) kadar tepung buah mengkudu menunjukan bahwa
air (%) burger ikan tuna yang disubtitusi dengan perlakuan B4 (tepung mengkudu 7,5% + tepung
tepung buah mengkudu menunjukan bahwa tapioka 7,5%) adalah berbeda dan (p<8.20)
perlakuan B3 (tepung mengkudu 5% dan tepung dibandingkan perlakuan B1 (tepung mengkudu
tapioka 10%) dan B4 (tepung mengkudu 7,5% + 0% + tepung tapioka 15%), B2 ( tepung
tepung tapioka 7,5%) adalah berbeda dan mengkudu 2,5% + tepung tapioka 12,5%) dan B3
(p<63.32) dibandingkan perlakuan B1 (tepung (tepung mengkudu 5% + tepung tapioka 10%).
mengkudu 0% + tepung tapioka 15%), B2 Dikarenakan unsur-unsur mineral yang dikenal
(tepung mengkudu 2,5% + tepung tapioka dengan kadar abu yang berfungsi sebagai zat
12,5%). Dikarenakan semakin tinggi pemberian pembangun dan pengatur. Kadar abu
tepung mengkudu, tepung tapioka dan pada burgerberkisar antara 4,86% - 6,45% (wb).
proses pengukusan menyebabkan kehilangan air Sarwono, 2002. Mengatakan tepung mengkudu
dalam produk (Ali, 2004). Menurut SNI burger memiliki kadar abu sebesar 5,4%, lebih tinggi
01-6683-2002, kadar air maksimal burger yaitu dibandingkan dengan tepung terigu yaitu sebesar
60% (wb). Kadar air burger ikan B1, B2, B3, 1,9%. Kadar abu pada tepung mengkudu yang
dan B4 tidak memenuhi persyaratan SNI karena digunakan pada proses pembuatan burger yaitu
memiliki kadar air lebih besar dari 60% (wb). sebesar 2.05%. Ikan tuna sebagai bahan baku
Pada penelitian sebelumnya oleh Olivia dkk., utama pada proses pembuatan burger memiliki
(2013) subsitusi tepung terigu oleh tepung kulit kadar abu 1.4 %, serta kandungan vitamin dan
udang dogol tidak mempengaruhi kadar air mineral sebesar 1% (Junianto, 2003).
burger. Bahan penyusun merupakan faktor
yang dapat mempengaruhi kadar air suatu Karakteristik Sensoris Burger Ikan Tuna
produk pangan. Kadar air ikan tongkol
sebagai bahan baku burger yaitu 72% (Suwamba, Warna
2008 dalam Atmaja, 2009). Bahan pengisi Data pengamatan karakteristik burger ikan
(filler) yang digunakan juga dapat tuna yang disubtitusi dengan tepung buah
mempengaruhi kadar air burger, karena filler mengkudu berdasarkan hasil analisis sidik ragam
yang berupa tepung dapat meningkatkan burger ikan tuna menunjukan tidak berpengaruh
kemampuan mengikat air (Afrisanti ,2010). nyata terhadap warna burger yang dihasilkan.
Seperti terlihat pada gambar 4 sebagai berikut:
Kadar Abu (%)
Data pengamatan rata-rata kadar abu (%)
Reratakor penlaian panelis
4.0 3.6
3.3 3.5
3.4
ikan tuna
4.0 3.0
Rerata kadar abu (%)
burger ikan tuna
1.9 2.1 1 2
2.0 1.4 1.6 3 4
0.0 Perlakuan
1 2 3 4
Perlakuan Gambar 4. Rata – rata warna burger ikan tuna
5
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 3 (1) 1-8 p-ISSN : 2527-5631
mengkudu 2.5% + tepung tapioka 12.5%), B3
(TM 5% + TT 10%) dan B4 (TM 7,5% +TT
tuna
pada B2 (tepung mengkudu 2.5% + tepung
1 2
tapioka 12.5%) sedangkan pada perlakuan B1 3 4
(tepung mengkudu 0% + tepung tapioka 15%),
B3 (tepung mengkudu 5% + tepung tapioka 10%)
dan B4 (tepung mengkudu 7.5% + tepung tapioka Perlakuan
7.5%) menghasilkan nilai lebih rendah (3,3%), Gambar 5. Rata-rata skor penilaian panelis
(3,5%) dan (3,4%). Hasil penelitian ini terhadap rasa burger ikan tuna
memberikan gambaran bahwa semakin tinggi
penambahan tepung buah mengkudu tidak dapat Hasil analisis ragam menunjukan bahwa
mempengaruhi warna burger ikan tuna yang perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap rasa
dihasilkan. burger ikan tuna yang disubtitusi dengan tepung
Terjadinya hal ini disebabkan oleh warna mengkudu pada perlakuan B2 (tepung mengkudu
coklat yang dihasilkan dari tepung mengkudu. 2.5% + tepung tapioka 12.5%) dan B1 (tepung
Pengaruh tepung tapioka sebagai filler tidak akan mengkudu 0% + tepung tapioka 15%), dengan
mengubah warna asli dari burger ikan tuna skor (3,5) dan (3,4) agak suka.
karena warna pada tepung mengkudu adalah Diduga tepung mengkudu memiliki rasa
coklat kepucatan. Warna makanan memiliki negatif pada produk burger ikan tuna, dimana
peranan utama dalam penampilan makanan, panelis rata-rata sangat suka. Rasa makanan
meskipun makanan tersebut lezat, tetapi bila dapat dikenali dan dibedakan oleh kuncup-
penampilan tidak menarik waktu disajikan akan kuncup cecapan yang terletak pada papila
mengakibatkan selera orang yang akan yaitu noda merah jingga pada lidah. Faktor
memakannya menjadi hilang (Soeparno, 2005). yang mempengaruhi rasa yaitu senyawa kimia,
Warna merupakan refleksi cahaya pada suhu, konsistensi dan interaksi pangan dengan
permukaan bahan yang ditangkap oleh indra komponen rasa yang lain serta jenis dan lama
penglihatan dan ditranmisi dalam sistem pemasakan. Atribut rasa banyak ditentukan oleh
syaraf. Perubahan warna dapat ditentukan oleh formulasi yang digunakan dan kebanyakan tidak
pembuatan bahan kimia dan perombakan enzim dipengaruhi oleh pengolahan suatu produk
menjadi pigmen. Warna mempengaruhi pangan (Winarno, 1997). Menurut Surjana
penerimaan suatu bahan pangan, karena (2001), umumnya ada tiga macam rasa yang
umumnya penerimaan bahan yang pertama kali sangat menentukan penerimaan konsumen yaitu
dilihat adalah warna. Warna yang menarik akan kegurihan, keasinan, dan rasa daging. Tingkat
meningkatkan penerimaan produk. Pada saat kegurihan produk burger dipengaruhi oleh kadar
pemasakan warna bahan atau produk pangan garam dan kadar daging, semakin tinggi kadar
dapat berubah. Hal ini dapat disebabkan oleh daging maka kegurihannya akan semakin tinggi.
hilangnya sebagian pigmen akibat pelepasan
cairan sel pada saat pemasakan atau pengolahan, Aroma
intensitas warna semakin menurun (Elviera, Data pengamatan aroma burger ikan tuna
1998). Warna produk burger dipengaruhi oleh yang disubtitusi dengan tepung buah mengkudu
kualitas warna bahan baku (daging). hasil analisis sidik ragam burger ikan tuna
menunjukan bahwa tidak berpengaruh nyata
Rasa terhadap aroma burger yang dihasilkan. Seperti
Data pengamatan rasa burger ikan tuna terlihat pada Gambar 6 sebagai berikut:
yang disubtitusi dengan tepung buah mengkudu
hasil analisis sidik ragam burger ikan tuna
menunjukan bahwa tidak berpengaruh nyata
terhadap rasa burger yang dihasilkan, seperti
terlihat pada Gambar 5 berikut:
6
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 3 (1) 1-8 p-ISSN : 2527-5631
Rerata skor penlaian panelis
terhadap Aroma burger ikan
panelis terhadap
3.2 3.3
3.42 3.53 3.55 3.56 3.0
3.50
tuna
2.0
3.00
1 2
1 2 3 4
3 4 Perlakuan
Perlakuan
7
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 3 (1) 1-8 p-ISSN : 2527-5631
AOAC, 1999. Official methods of the association Purnomo, H. 1990. Kajian mutu, di daerah
of analytical chemis, Washington, D. C. Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Afrisanti, D. W. 2010. Kualitas Kimia dan Bogor.
Organoleptik Burger Daging dengan
Penambahan Tepung Tempe. Skripsi Sarwono 2002. Khasiat dan manfaat mengkudu.
Program Studi Peternakan, Fakultas Cetakan ke-3. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
Surakarta. Sarwono, 2010. Usaha Membuat Tempe dan
Oncong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Atmaja,A.K.2009. Aplikasi Asap Cair Redestilasi
pada Karakterisasi Kamaboko Ikan Soekarto, S.T. 1990. Dasar-dasar Pengawasan
Tongkol (Euthynus Affinis). Ditinjau dari dan Standarisasi Mutu Pangan. Institut
Tingkat Keawetan dan Kesukaan Pertanian Bogor Press, Bogor.
Konsumen. Skripsi Program Studi
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Soekarto, 1985. Penilaian Organoleptik Untuk
Pertanian, Universitas Sebelas Maret Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Surakarta. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan,
IPB, Bogor.
Deman, J. M. 1989. Kimia Makanan. ITB
Press. Bandung. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging.
Universitas Gajah Mada Press,
Elviera, G. 1998. Pengaruh pelayuan daging sapi Yogyakarta.
terhadap mutu bakso sapi. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Sudarmadji, S.,Horyono B.S. dan
Pertanian Bogor, Bogor. Suhardi.1989. Analisa Bahan Makanan
dan Pertanian. PAU Pangan dan Gizi
Hardiman, 2011. Aneka Burger Bungkus. UGM. Yogyakarta.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. Surjana W., 2001. Pengawetan bakso daging sapi
dengan bahan aditif kimia pada
Junianto, 2003. Teknik Penanganan Ikan. penyimpanan suhu kamar. Skripsi.
Penebar Swadaya. Jakarta. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Lawrie, R. A. 2003. Ilmu Daging. Terjemahan A.
Parakkasi. Universitas Indonesia Press, Susanto, E., dan A.S. Fahmi. 2012. Senyawa
Jakarta. Fungsional dari Ikan: Aplikasinya dalam
Pangan. Jurnal Aplikasi Teknologi
Olivia R., Lorensia M.E.P., dan Fransiskus S.P. Pangan, Vol. 1, No. 4.
2013. Substitusi Tepung Kulit Udang
Dogol (Metapenaeus monoceros Fab) Winarno. F.G. 1997. Kimia pangan dan gizi.
dalam pembuatan Nuget Jamur Tiram Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
(Pleurotusos treatus Jacq). Fakultas
Teknobiologi, Universitas Atmajaya.
Yogyakarta.