You are on page 1of 120
“i ©>t& . | us | S3|@ | . G16 =<) 3 —umto 1 o GCOIRerrnararnnnnanenan it eyLiLiLli_i_LtiiLia@ OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Daftar Isi Daftar Isi Tentang OSCE. Anamni Pemeriksaan Fisik.. Edukasi Kardiovaskulat Neurologi Psikiatri, Obstetri dan Ginekologi.. Genitourinaria. Hematologi - Onkologi- Metabolik - Endokrin Dermatologi Oftalmoto an PUUVUU Lb e bb bbb eeu Muskuloskeletal mai \b Gastrointestinal rnb Respiras nt i the Apendiks: Daftar Obat Terpilib (P-deugs) Apendiks: Singkatan Resep ene Apendiks: Script Pertanyaan Sensitif- Kasus Psthi vi) OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Tentang OSCE Apa Itu OSCE? idalah bentuk OSCE singhatan dati Objective Structured Clinical Examination. ti adalah ujian ‘ujian yang banyak dilakukan di ilmw-ilmu kesehatan. Uji yang meng keterampilan klinik (termasuk _anamnes Severampilan pemeriksaan fisis), di samping komunikasi dan profesionalisme: elama di ruang ujian, Anda akan diuji layaknya Anda seorang dokter dan sebagainyana Anda berpraktik di ruang praktik pribadi Biasanya akan ada pasien simulasi dalam ujian ini. Ajaklah pasien simulasi itu untuk berinteraksi, seolah-olah ia adalah pasien sesungguhnya. Jika tidak ada wulasi, kemungkinan besar station ini menggantikan pasien simulasi bagaimana pasien si dengan maneki OSCE UKMPPD ‘Akan ada 14 station, di mana 12 station di antaranya berisi soal dan 2 station ietighat, Jadi, di satu sesi dan tempat ujian, akan ada 14 peserta yang ulin ‘Anda mulai di satu station, lalu berotasi hingga menjalani t4 station. nit di stiap station. : menit pertama dimulai dengan ‘Anda memiliki waktu 15 me! membaca soal yang tertempel di pintu luae st Scorang lak lals, Derusia 34 tahun datang dengan kelvhan ‘demam sejak7 hari yang lalu. intuk pasien ujian: 1. Lakukan anamnesis pada pasien. tL Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien. 3. Mintalah hasil pemeriksaon penunjang kepada penguji- 2. Tegakkan diagnosis dan dua diagnosis banding, lalu sampaikan kepada penguji f [kukan tatalaksana farmakoterapistulls resePs ‘dan sampaikan kepada penguji- &. Lakukan edukasi kepada pasien. YW do ww wb wo yikan, Di dalam ruang, kin 15 menit_ untuk ru 3 menit. Setelah it untuk \ bel masuk station dibuny ‘Anda punya wal \ Setelah satu menit terlampaui, Takukan sesuai dengan instukst tation. Akan ada bel pengingat dan Anda punya wakiw 1 meni menyelesaikan st = a) telesai, bel akhir station dibunyikan Ieluae dari station cersebut dan erin pindah ke station selanjutnya. Tungse wi bel dibunyikan tanda Anda dipersilakan selanjutnya samp: i station berikutny2. li de station es Anda membaca soal menyelesaikan ujian- Demikian seterusnya_sampai Station di UKMPPD Kardiovaskular Respirasi Neurobehavior stinal OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Reproduksi Muskuloskeletal Metabolik - Endokrin Hematologi - Onkologi . Genitourinaria 1. Head & Neck Special Sensory . Poikiatri Penilaian OSCE Menurut borang penilaian OSCE, peserta akan dinilai dari segi: 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik 3, Melakukan tes/prosedur kli diagnosis banding/diagnosis Menentukan diagnosis atau diagnosis banding Tatalaksana non-farmakoterapi Tatalaksana farmakoterapi Komunikasi dan edukasi pasien Perilaku profesional ik atau interpretasi data untuk menunjang Poin perilaku profesional pasti dinilai di semua station, sedangkan poin 1 sampai 7 bervariasi antar-station, Perilaku profesional dijabarkan sebagai Kehati-hatian dalam bertindak, hormat kepada pasien, serta merujuk jika kasus yang disajikan bukan kasus kompetensi penuh dokter umum. Penguji hanya akan menilai apa yang tertera di soal, Jadi Anda tidak akan mendapatkan poin untuk hal yang Anda lakukan namun tidak diminta oleh soal. Penentuan Kelulusan OSCE Kelulusan OSCE melibatkan nilai nasional. Jadi kriteria lulus OSCE ditentukan oleh peserta OSCE di seluruh Indonesia, Tips dan trik belajar 1. Yakinkan diri bahwa Anda pasti bisa lulus UKMPPD, termasuk OSCE. Ini bukanlah hal yang sangat menakutkan. 2. Jika ada bimbingan di kampus (terutama kampus menyediakan alat-alat 7 manekin yang tidak mudah Anda akali), manfaatkan kesempatan belajar tersebut. 3. Petakan kekuatan Anda, Cari tahu bagian mana yang Anda rasa masih perlu perbaikan. Fokuslah pada hal ini. 4 Buatlah kelompok belajar. Targetkan apa yang ingin Anda pelajari dalam satu sesi. Misal: hari ini Anda akan belajar sistem gastrointestinal. Cari tahu kasus apa yang mungkin keluar, lalu gunakan sebagai sarana untuk saling berlatih. Satu orang menjadi dokter, satu orang menjadi pasien simulasi, dan yang lain observasi. Ulangilah sampai lancar! Berdoa, karena after You do your best, God will do the rest. AADAAPA HPPA PAM APH PH HH OHH OY HP YP HPP HY FP YP 8 © wo OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Anamnesis ‘Anamnesis hampir selalu diujikan dalam setiap pos OSCE UKMPPD. Kunci ‘memiliki keterampilan anamnesis yang baik adalah dengan berlatih sebanyak- banyaknya. Persiapkan diti Anda sebaik-baiknya, Tujuan anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat, maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis. Sapa pasien, ciptakan kondisi yang nyaman Sapa pasien (usahakan dengan berjabat tangan) dan persilakan pasien untuk duduk, Tunjukan komunikasi non-verbal yang menunjukkan sikap terbuka, yaitu tersenyum, mencondongkan tubuh ke depan, tidak melipat tangan atau ‘memasukkan tangan ke dalam saku, mempertahankan kontak mata pada pasien, dan mendengarkan pasien sebaik-baiknya. Perkenalkan diri Anda Contoh: ‘Nama saya Dokter Cantik. Saya dokter jaga yang bertugas hari ini” Sampaikan kepada pasien tentang kerahasiaan medis Contoh: “Setelah ini, saya akan menanyakan identitas, keluhan, dan hal-hal terkait penyakit Bapak. Jangan khawatir, Bapak boleh bicara seleluasa mungkin karena ini ‘akan menjadi rahasia medis.” Tanyakan identitas pasien Sekurang-kurangnya tanyakan nama, usia, dan pekerjaan pasien, Identitas dikatakan lengkap jika nama, usia, alamat, pekerjaan, riwayat pernikahan, suku, agama berhasil Anda dapatkan. Tanyakan keluhan utama Keluhan utama adalah hal yang sangat penting bagi pasien, karena keluhan ini yang membawa pasien datang ke dokter. Bila pasien menjawab “diabetes”, “hipertensi”, atau penyakit kronis/keluhan non-spesifik lainnya, gali lebih mendalam. Gali riwayat penyakit sekarang ® @ 4 é @ @ @ & é @ & « é € € é € « = £ & = & & « & & « € = = = = = OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Tanyakan kronologispenyakit pasien (Sejak 6 hal yang wajib Anda gali dari pertama kali keluhan ul hingga saat datang —keluhan utama adalah: Kepada Anda), gali keluhan utama pasien untuk — Lokasi (di mana, penjalaran) mengarahkan pada diagnosis yang paling mungkin, Onset dan kronologis (kapan serta singkitkan diagnosis banding yang ada. Dari erjadinya, berapa lama) Keluhan utama sebaiknya Anda sudah mulai Kuantitas keluhan (ringan atau memikirkan beberapa kemunghinan diagnosis berat, seberapa sering?) banding yang berhubungan dengan keluhan utama. Kualitas keluhan (seperti apa rasanya) Faktor yang memperberat Faktor yang meringankan Riwayat penyakit dahulu Tanyakan apakah pasien pernah mengalami sakit yang dialaminya sekarang di masa lampau. Bila ya, tanya kapan terjadinya, sudah berapa kali, dan mendapat pengobatan apa saja. Tanyakan pula mengenai riwayat penyakit lain yang terjadi pada pasien di masa lampau, terutama yang berkaitan dengan diagnosis pasien saat Pada berusia 35 tahun atau lebih, tanyakan riwayat penyakit degeneratif, misalnya diabetes, hipertensi, dan Riwayat operasi dan riwayat rawat inap juga ditanyakan in ini, Pada pasien perempuan, tanyakan mengenai riwayat menstruasi dan riwayat obstetri ginekologi (riwayat kehamilan/partuslabortus, riwayat menderita penyakit ginekologis). Contoh: “Apakah Bapak pernah mengalami sakit kepala seperti ini sebelumnya?” “Ceritakan mengenai penyakit apa saja yang pernah Bapak alami di masa lampau" “Apakah Bapak menderita darah tinggi/kencing manis/penyakit lainnya?” Riwayat penyakit keluarga Tanyakan riwayat penyakit serupa di keluarga pasien. Tanyakan punya mengenai penyakit degeneratif atau penyakit lain yang relevan yang terjadi pada keluarga pasien Riwayat pengobatan dan alergi ‘Tanyakan riwayat pengobatan yang pasien konsumsi. Tanyakan pula mengenai riwayat alergi pasien, meliputi makanan dan obat. pO DDEEDOEDEDD DEL bb bob ebb ble Contoh: *Obat apa saja yang sudah Bapak minum untuk mengatasi nyeri kepala ini? Adakah jenis pengobatan yang lain, misalnya dipijat? Apakah Bapak ‘memiliki alergi makanan atau obat?” OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Gaya hidup, pekerjaan, dan stres psikososial ‘Tanyakan hab-hal lain yang Anda perlukan untuk memantapkan perkiraan diagnosis pasien. Anda dapat menanyakan mengenai pola makan pasien, aktivitas fisik, riwayat pekerjaan, riwayat merokok, riwayat konsumsi alkohol, dan lain-tain, pola tidur, stres psihis, kewangan, asuransh, Contoh: “Bagaimana pola makan Bapak seharichari? Apakah Bapak rutin berolah raga? Biasanya jenis olah raga apa yang Bapak lakukan? Simpulkan Contoh: "Baik pak, saya coba rangkum ya. Jadi, nama Bapak Udin, usia 48 tahun. Bapak mengeluh nyeti kepala sejak kemarin ya, Pak. Nyeri tanpa demam, sakan seperti tertekan di dahi, belakang kepala, hingga pundak. Nyeri kira 3 muncul terus menerus, walau kadang-kadang membaik sen kemudian menjadi sakit lagi. Nyeri seperti ini pernah Bapak rasakan bulan yang lalu..” Tanya "Apa Ada yang ingin ditanyakan?" Sebelum menutup anamnesis, sempatkan diri untuk menanyakan pertanyaan ini, Tips melakukan anamnesis |. Beri kesempatan pasien menceritakan masalahnya, 2, Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup secara tepat. Mulailah dengan pertanyaan terbuka, dan jika perlu sampaikan pertanyaan tertutup. Fungsi pertanyaan tertutup adalah untuk menognficmasi hal- hal yang belum jelas. Jangan memotong pembicaraan pasien. Jadilah pendengar yang aktif. Kenali isyarat verbal dan non-verbal yang ditunjukkan pasien. ‘Gunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh pasien. Hindari penggunaan istilah medis. aye Pemeriksaan Fisik Satu komponen lain dalam aspek penilaian adalah pemeriksaan fisik. Perla diperhatikan, instruksi yang sering tercantum dalam soal adalah “lakukan pemeriksaan fisik yang relevan", ‘Anda wajib melakukan dua hal rikut: yakni cuci tangan dan eriksaan keadaan umum + Relevan artinya sesuai dengan apa diagnosis a vital. banding yang Anda pikirkan selama melakukan anamnesis. Jika masih ada beberapa diagnosis Pemeriksaan fisik yang relevan 10 FP FPP BY © OY w oO wo PPfPoreoge oP se OO @ eo oO Oo pUDUD debe bobs OSCE: PADI SURVIVAL STYLE banding dan (charusnya) dapat disingkirkan dengan pemeriksaan fistk, Takukan, Nanun, ji weriksaan Baik yang, Anda perlukan tidak menambah nilai di sa pe osis (artinya, dengan oleh ti attinya pemeriksaan fisik tersebur “kan Hal yang dapat diperiksa ketika m ku n pemeriksaan fisik adalah: Keadaan umm: tamy dan IMT. Jk sakit ringan/sedang/berat, BB, TB Tanda vital TD, suhu, nadi, pernapasan + Kepala dan leher, termasuk ci antaranya kelenjar getah bening + Mata: inspek a, lapangan pandang, funduskopi, + THT: telinga (inspeksi, palpasi mastoid dan tragus, otoskopi, tes penala), hidung (inspeksi, palpasi sinus paranasal, rinoskopi), dan tenggorok (inspeksi cavum oris, tenggorok) + Par (depan dan belakang) dengan inspeksi, palpa auskultasi + Jantung (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) + Abdomen (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) nitourinaria (vesika urinaria, ginjal, nyeri ketok CVA, genitalia pupil, visus, tekanan bola m . perkusi, cksterna) + Neurologi an, MMSE, nervus kranialis, motorik, sensorik raba/nyeri/suhu, refleks fisiologis,refleks patologis, keseimbangan) * Muskuloskeletal dan ekstremitas (akral dan CRT, look, feel, move, edema) + Kulit + Metabolik dan endokrin (kelenjar tiroid, sensori ekstremitas bawah) + Psikiatri (status mental) + Spesifik umur: pediatrik (© Lingkar kepala (terutama usia <24 bulan) © Status nutrisi (WHO/CDC) Beberapa hal yang tercetak tebal adalah hal yang sedapat mungkin Anda erjakan selama pemeriksaan fisik. Untuk keterangan lengkap, Anda dapat ‘melihat masing-masing bab. Setelah selesai melakukan pemeriksaan fisik, tutup pemeriksaan fisik dengan kata-kata seperti "Pak, pemeriksaannya sudah selesai. Silakan pakai pakaian lagi, lalu silakan duduk kembali pak untuk kita bahas lebih lanjut ya" Bagaimana pasien simulasi berperan? Pasien simulasi adalah pasien sehat yang sudah dilatih untuk menunjukkan elainan sesuai dengan skenario. Sebagai contoh, untuk kasus nyeri, ketika ‘Anda menekan m, gastrocnemius, pasien dapat berteriak/mengeluhkan munculnya nyeri Sementara itu untuk kelainan yang tidak dapat disimulasikan, seperti ikterus pada mata, hasil akan disampaikan oleh penguji kepada peserta ujian. Namun jangat terkejut ka Anda dapat menemukan “lesi kulit pada pasien simulasi OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Apakah saya perlu mengucap langkah-langkah pemeriksaan (atau tindakan)? Anda tidak perlu mengucap “buiklah, saya akan melakukan palpasi dangkal dengan rmeletakkan jar telunjuk tangan Kanan saya..”. Sebaliknya, silakan berkomunikasi dengan pasien simulasi, Sebagai contoh, “Bapuk, saya akun raba perut bapak, ya, saya ingin libat apakah ada nyeri atau teraba benjolan,Jika nyer,silakan sampaikan pada saya, ya Pak:* Niseaya dengan berkomunikasi kepada pasien, penguji juga akan mengetahui bahwa Anda tidak lupa melakukan palpasi abdomen dibanding Anda ‘menyampaikan langkah pemeriksaan fisik abdomen. Pasien simulasi tidak mau diperiksa karena takut nyeri. Bagaimana saya harus menyikapinya? Ini adalah bogian dari skenario yang dimainkan oleh pasien. Anda justru dapat menunjukkan empati Anda dengan mengatakan “Pak, saya sangat memahami saat ini bapak dalam keadaan nyeri yang sangat hebat, Namun demikian untuk memberikan obat, saya perlu melakukan pemeritsaan terlebih dahulu. Saya akan melakukan senyaman dan sesingkat mungkin, dan nanti segera setelah selesai, kita dapat lanjut untuk pemberian obat-obatan lain. Terima kasih ya pak..” Edukasi Secara sedethana, edukasi adalah menjelaskan kondisi medis pasien dan keadaan lain terkait pasien menggunakan bahasa yang sesederhana mungkin. Anda akan dijelaskan cara memberikan Edukasi Diagnosis, Edukasi Terapi, dan Edukasi Rujukan. Selain itu, edukasi spesifik untuk pos tertentu (seperti edukasi ‘minum obat pada TB dan edukasi diet pada DM) akan dijelaskan di bab terkait. Edukasi jagnosis Bahasa medis “Ibu mengalami kondisi yang dalam bahasa medis disebut sebagai carpal tunnel syndrome atau CTS.” Bahasa sederhana *.-dalam bahasa yang sederhana, saraf Ibu di sini kejepit."” (tunjuk pergelangan tangan) Sehingga BMMMMAMMO MAM MAA MA ADD HM OP MY YY Y YY © © Y BY wp OSCE: PADI SURVIVAL STYLE lel Karena itu Thu mengeluhKan rasa sakit dan kesermatan di jari tangan. Ini dapat berhubungan dengan pekerjaan tu sebagai bur cucl” Edukasi terapi atau tindakan Reneana yang akan dilakukan + Keuntungan + Kerugian Reneana yang akan dilakukan “Nah, 1y0 akan member’ obat buat mengurangi sak, diminuon 3x sehari sesudal makan..” Keuntungan +. obat ini bisa mengurangi rasa sakit Ibu, supaya aktivitas Ibu sehari-hari tidak terganggu." Kerugian *.. pada beberapa orang, obat ini bisa menimbulkan efek samping berupa mual. Tapi apabila diminum ssesuai dosis dan sesudah makan, maka umumnya efek samping tidak terlalu mengganggu.” pYPUUDd LU od bb bbe ee Edukasi rujukan Kondisi pasien + Rujuk ke mana +Keuntungan Kondisi pasien “Dari hasil pemeriksaan saya, suami Tbu mengalami kondisi yang kita sebut sebag. Rujuk ke mana +. selanjutnya, saya merencanakan untuk mengkonsultasikan Bapak ke dokter spesalis keiwaan atau psikiatri..” Keuntungan +. kalau berkonsultasi dengan dokter spesialis, ada beberapa keuntungan. Suami Ibu bisa mendapatkan pemeriksaan yang lebih bagus, bisa mendapat obat yang lebih baik, dan juga angka kesembuhannya juga lebih tinggi” 3 Bagian ini akan be OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Keterampilan Khusus pendalaman materi untuk setiap sistem organ tubuh. Pada tmumnya Anda akan menemui hal-hal di bawah ini Kotak ceklis, Kotak ceklis berisi rangkuman pengetahuan dan Keterampilan yang akan Anda dapatkan setelah membaca dan mengikuti bimbingan OSCE di topik tersebut, Beri tanda eek (¢) untuk embangan belajar Anda, Kasus yang sering ditemui. Memberikan gam dlitemui di sistem organ ini Pendekatan klinis. Bagaimana mengembangkan pola pikir yang sistematis dari satu kelubian tama, Keterampilan pemeriksaan fisik khusus. Penjelasan tentang bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik khusus. Farmakoterapi. Penatalaksanaan farmakoterapi berupa rangkuman nama obat dan dosis. Koleksi kasus. Koleksi beberapa kasus sesuai dengan sistem organ terkait. Simulasi kasus. Lembar kerja simulasi kasus dapat digunakan untuk latihan secara berpasangan. Satu orang berperan sebagai dokter, pasangannya berperan sebagai pasien (sekaligus ‘penguji). Dokter melihat soal yang terdapat di dalam korak. Pasien memegang lembar ini, memberikan tanda eek apabila dokter menanyakan dan/atau melakukan hal tertentu sesuai ceklis. Pasien simulasi menjawab sesuai dengan jawaban yang tertera di kolom jawaban, Di akhir sesi, pasien simulasi (sekaligus ‘penguji) memberikan umpan balik kepada dokter tentang apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan, ran kasus yang sering Choon OPP PO HHH MH OTH MH HTT HDD © PD 2 bb bb y a pe ba OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Kardiovaskular dan Bantuan Hidup Dasar Kotak ceklis ida cek (4) ng ditemui | Pendekatan Klinis kasus Kardiovaskular Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskular Keterampilan klinis Khusus: BLS dan ACLS Keterampilan Klinik Khusus: pemasangan EKG dan interpretasi EKG ‘Simulasi kasus Kasus yang sering ditemui L 2 Henti jantung (dengan fokus kepada algoritma BLS dan ACLS) Gagal jantung kongestif Sindroma koroner akut (STEMI, NSTEMI, UAP) Pendekatan klinis kasus kardiovaskular Pendekatan klinis pada kasus kardio bergantung pada masing-masing temuan awal. Temuan awal yang sering muncul pada kasus kardiovaskular ialah: Terjatuh/tidak sadar Gangguan Kardiovaskular bermanifestasi sebagai gangguan sirkulasi, misalnya sesak, pucat, sadar, 2. Nyeri dada biru, —_pingsan/tidak 3. Bengkak bengkak, nyeri dada, hingga henti 4. Sesak napas dan henti jantung. Temuanawal _Pendekatan Klinis Diagnosis Terjatub/tidak sadar Pada pasien yang ditemukan terjatub atau tidak sadar, anamnesis dilakukan pada orang lain (alloanamnesis). Tanyakan mengenai riwayat penyakit dan pengobatan pasien, kegiatan yang pasien lakukan sebelumnya dan makanan yang pasien konsumsi, apakah pernah terjadi sebelumnya. Namun, anamnesis bukanlal hal pertama yang harus dilakukan pada kasus ini, Bila ditemukan pasien terjatub atau tidak sadar, pertama kali PASTIKAN KESADARAN pasien (lihat algoritma ACLS cardiac arrest di bawah) Pada pasien dengan nyeri dada, pertama- tama pastikan apakah nyeri dada yang pasien alami merupakan ANGINA atau 1s Henti jantung da! takikardia tidak stabil da koma hipoglikemia da gagal jantung akut dd/ KAD/HONK dd gangguan konversi dd/ malingering Sindrom koroner akut (STEMI/NSTEMI/UAP) dd/ Angina pektoris stabil OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Sesak dan bengkak bukan, ‘Tanyakan: (kata-kata dalam tanda kurung merupakan karakteristik nyeri dada angina) + Sensasi nyeri dada (tertimpa beban berat?) + Lokasi (i belakang bawah/retrosternal?) + Durasi (lebih dari 30 menit?) + Dipengaruhi aktivitas (memberat dengan aktivitas? + Gejala konstitusi (apakah terdapat keringat dingin? Mual/muntah?) + Penjalaran (menjalar ke lengan babu kiri, punggung, rahang?) ‘Tanyakan pula riwayat sebelumnya (apakah pasien memiliki riwayat angina pektoris stabil ~> nyeri dada khas angina ketika beraktivitas berat dan membaik dengan istirahat atau pemberian nitrat) ‘Mengarabkan pada gagal jantung kongestif. + Sejak kapan mengalami sesak dan bengkak + Karakteristik sesak (Apakah episodik dan reversibel? Apakah kronik progresif?) + Apakah sesak dipengaruhi posisi? + Tanyakan ciri khas CHF: ‘on offort (sesak saat beraktivitas), paroxysmal nocturnal dyspnea (terbangun di matam hari karena sesak), ortopnea (tidur dengan 2 bantal atau lebih karena sesak), sejak kapan mengalami sesak dan bengkak + Apakah terdapat penurunan jumlab urin? + Apakah terdapat demam? + Tanyakan riwayat infark miokard + Tanyakan riwayat hipertensi dan diabetes + Tanyakan riwayat sakit paru Gal vefluks gastroesfoageal (GERD) dd/ ulkus peptikum dd pleuritis Edema paru akut ddd/ gagaljantung kongestif Pikirkan pula kemungkinan sesak lain, yakni sesak para (pneumonia, TB, asma) 16 m @ (> (ey em em mm mY sim ae in nn owns mma! a) bepyy lb yt pM Wb Wb Wh Ue Ue dy Us OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskular Kesadaran, Lakukan pemeriksaan kesadaran pada pasien kasus kardio, dapat dilakuka rest di bawah). terutama pada kastis henti jantung, Pemeriksaa dengan metode AYPU (lihat algoritma ACLS card rus dilakukan. Tanda vital. Pada pos kardio, pemeriksaan tanda vital Lakukan dengan benar pemeriksaan tekanan darah, hitung frekuensi madi dalam 1 meni, hitung frekuensi napas dalam 1 menit, ukur suhu, Pada pasien ‘yang dilaporkan tidak sadar, cek apakah nadi teraba atau tidak dalam 10 detik, Mata. Cukup eck apakal konjungtiva anemis atau tidak karena anemia berat dapat menyebabkan gangguan fangs! jantung- ‘Tekanan vena jugularis VP), Langkah-langkah pemeriksaan JVP: 1. Pasien berbaring telentang, leher fleksi 300, kepala menoleh ke kiri 450 2. Untuk meneari titik pulsasi tertinggi vena jugularis, bendunglah vena jugularis di bagian proksimal, lat bendung bagian distal, lalu lepas bendungan proksimal 3. Ukur jarak vertikal antara titik tersebut dengan bidang horizontal yang dibentuk oleh angulus Ludovi 4. Bidang horizontal tersebut dianggap 5 cm, Jadi, bila titik pulsasi terletak di bawahnya, jaraknya menjadi 5 -...cmH20. 5. Inspeksi dan palpasi ietus cordis, Cari iktus kordis. Tktus kordis terletak kira di sela iga ke-5, 1 jari medial linea midklavikula sinistra. Raba iktus kordis (terutama bila tidak terlihat). Nilai apakah ada thrill, Bila sulit teraba, pindahkan pasien ke posisi left lateral decubitus. Perkusi batas jantung dan pinggang jantung. 1. Ukur batas jantung kanan. Susuri linea midklavikula dekstra ke bawah sampai menjadi pekak (batas paru-hati), Pindahkan jari sekitar dua jari keatas, lalu ketuk ke arah medial sampai menjadi pekak (batas jantung kanan). Normalnya batas jantung kanan terletak cli sela iga ke-4, linea parasternalis dekstra, 2. Ukur batas jantung kiri, Susuri linea aksilaris anterior sinistra ke bawah sampai menjadi timpani (batas paru-lambung). Pindahkan jari sekitar dua jari ke atas, lalu ketuk ke arah medial sampai menjadi pekak. Normalnya batas jantung kiri terletak di sela iga ke-4, linea midklavikula sinistra. 3. Ukur pinggang jantung. Keruk dari sela iga ke-2, linea aksilaris anterior sinistra ke arah medial sampai menjadi pekak. Normalnya pinggang jantung terdapat di sela iga ke-2, linea parasternalis sinistra. ‘Auskultasi bunyi jantung, Auskultasi menggunakan diafragma stetoskop pada keempat titik berikut: 1 Aus kordisfapeks 2. Trikuspid: sela iga ke-4 atau ke-5, linea parasternalis kiri atau kanan 3. Aorta: sela iga ke-2, linea parasternalis kanan 4. Pulmonal:sela iga ke-3, linea parasternalis kiri Ekstremitas, Perhatikan keempat ekstremitas, apakah ditemukan_sianosis, teraba dingin, terlihat pucat, nadi teraba kuat atau tidak, 7 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Pemeriksaan penunjang EKG 12-lead Enzim jantung (CK-MB, Troponin T) Darah lengkap SGOTISGPT Ureum dan kreatini AGD dan elektrolit Rontgen toraks Farmakoterapi kasus kardiovaskular Tujuan Rekomendasi Obat Dosis ‘Overload dan gejala Furosemide ego mg per oral sesak napas pada CHE. ‘Antihipertensi Captopril 2825 mg per oral ‘Antiangina ISDN. Tablet 5 mg sublingual ‘Antitrombotik Aspirin 160-325 mg Clopidogrel 300 mg (2 tablet @ 150 mg) Edukasi spesifik Kasus Edukasi “Angina pectoris Jelaskanbahwa Kondist pasion merupakan Regawatan dan (termasuk STEMI menganeam nyawa setelahKondisi—_jetaskan rencana tindakan: rujuk untuk kateterisasi untuk melihat cemergensi ditangani) _ Jelskan fenca Ubah gaya hidup sesuai pola hidup sehat, termasuk untuk ‘mengurangi asupan lemak dan garam dan melakukan aktivitas rutin 3-5x/minggu Gagal jantung Jelaskan bahwa penyakit pasion membutuhkan Kontrol ratin dan kongestif pengobatan seumur hidup Jelaskan mengenai komplikasi akut (edema paru akut dan henti jantung) Kontrol tekanan darah Ubah gaya hidup sesuai pola hidup schat, termasuk untuk mengurangi asupan lemak dan garam dan melakukan akt rutin 3-5x/minggu Edukasi mengenai macam-macam obat yang harus dikonsumsi (beta bloker, ACE-/ARB, digoksin, furosemid) 18 an ss & a KK em a ae ee ct ome mh OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Keterampilan klinis khusus: BLS dan ACLS Cek kesadaran idak sadar, lal eek kesadaran, Pasien henti jantung masuk dengan temuan awal maka langkab pertama yang harus dilaku Cok kesadaran dengan metode AVPU: + Alert > Setelah dipe ‘sa pasien tampak sadar. Periksa erientost poston dalam 5 hal identita!mama, tempat wakiu + Voice > Pan; pasien dengan keras, eek apakah pas sadar setelah dipanggil dengan keras + Pain > Ketika pasien tidak respons dengan suara, beri rangsang nyeri dengan menggunakan kepalan tangan di sternum + Unresponsive > Artinya pasien sama sekali tidak sadar walaupun sudah diberikan rangsang suara dan nyeri Panggil bantuan Segera panggil bantuan, di mana pun settingnya (di jalan raya , maupun di IGD). Inti dari memanggil bantuan adalah meminta bantuan alat, obat, tenaga, Lakukan palpasi selama 10 detik Contoh: ‘Ada pasien tidak sadar di 1GD, pengecekan AVPU, 1 tidak sadar. Mohon bantuan tenaga, alat dan obat Cek nadi Pendekatan ACLS saat ini adalah C-A-B (tidak lagi A-B-C). Maks setelah memanggil bantuan, segera periksa nadi arteri karotis. Pertama-tama raba kartilago tiroid dengan dua jari. Lalu, pindahkan kedua jari tersebut kira-kira dua jari ke lateral, di kira letak arteri karotis. situlah Bila jelas ada nadi, beri napas bantuan setiap 5-6 detik, dan periksa ulang nadi setiap 2 menit Bila tidak ada/tidak jelas ada nadi, mulai RJP RyP RJP. dimulai dengan kompresi. Lokasi untuk melakukan kompresi dada adalah pada sternum, dua jari di atas procesus xiphoideus (lihat gambar), Posisikan tangan dominan di atas tangan non-dominan (orang kidal meletakkan tangan kiri di atas tangan kanan) 19 ee OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Lakukan RJP dengan kualitas yang baik, yaitu: (1) frekuensi minimal 100 alifmenit; () kedalaman sekurang-kurangnya 5 cm; G) interupsi minimal; (4) recoil dada sempurrna; (5) hindari ventilasi (pemberian nafas buatan) yang berlebihan RP dilakukan dengan teknik compression only bila hanya terdapat satu penolong (bantuan belum datang). Bila sudah datang penolong lain, maka RJP- dilakukan dengan perbandingan 30 kompresi dan 2 ventilasi, Dalam setting IGD, ventilasi diberikan melalui bag valve mask yang dihubungkan dengan selang konektor ke tabung oksigen/oksigen sentral dengan kecepatan 10-12 Limenit. Sesuai prinsip interupsi minimal pada RJP yang baik, hanya ada dua hal yang dapat menghentikan RJP: 1. Saat melakukan pengecekan monitor untuk menentukan irama. 2. Saat melakukan syok/defibrilasi. Selain dua kondisi di atas, jangan menghentikan RJP, kecuali bila ada indikasi menghentikan RJP seperti peolong kelelahan dan pasien tidak respons terhadap resusitasi Setelah bantuan datang > PASANG MONITOR. Tetap Iakukan kompre: mintalah tenaga Kesehatan lain untuk memasang monitor. Saat pemasangan lan monitor, jangan hentikan R)P. Setelah monitor terpasang, cek monitor. Kemungkinan irama jantung pada pasien dengan henti jantung hanya ada empat, yaitw dua irama shockable (VT tanpa nadi dan VF) dan dua irama nonshockable (PEA dan asistol): VT (Ventricular tachycardia) tanpa nadi > seperti huruf m bersambung, dan harus tanpa nadi. € € € € & & € & € € & € & & & & € € € «& € € € & & & € & € & = & § & OSCE: PADI SURVIVAL STYLE PEA (Pulseless electrical activity) > ada aktivitas listrik namun tidak ada nadi En Asistol > garis datar Lakukan penanganan ritme Penanganan irama shockable Bila menemukan VF atau VT, lanjutkan RJP sambil seorang asisten men-charge defibrilator. Jangan lupa memberi gel pada paddle. Setelah defibrilator siap, hentikan RJP, pastikan tidak ada yang menyentuh pasien (I'm clear, you're clear, everybody's clear), lalu berikan sebuah shock dengan reat Untuk pemeriksaan irama kedua, ketiga, dan seterusnya, bila Anda Setelah shock diberikan, segera lanjutkan RJP tanpa _'™enemukan irama VT, cek nadi melihat irama terlebih dahulu. RJP dimulai lagi ‘er lebih dahulu. Ingat, VT dapat dari kompresi. RJP dilanjutkan sclama dua menit, Persifat dengan nadi atau tanpa baru periksa kembali irama. Untuk seterusnya, "Adi Bila Anda menemukan nadi, 7 berarti pasien sudah tidak jeriksaan irama dilakukan setiap dua menit RIP. P pen — . FP coapgaland heal jacoung, (dak boleh di-shock) Penanganan irama non-shockable ‘Asistol berarti tidak ada aktivitas listrik pada jantung. Bila menemukan irama asistol, pastikan monitor terpasang dengan baik, lalu langsung lanjutkan RJP dan berikan epinefrin 1 mg IV. RJP dimulai lagi dari kompresi. Periksa kembali irama setelah dua menit RJP. PEA juga kasus yang termasuk non-shockable, 21 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE ‘Apa itu PEA? Bila Anda menenukan irama teratur (aktivitas listrik apapun, kecuali VF dan VT), langsting periksa nad, fika tidak ada nadi, adalah PEA (pulseless electrical activity). Bila ada nadi, berartipasien sudah tidak mengalami henti jantung, Mulailah penanganan pascahenti jantung, Selamat, upaya resusitasi Anda berhasill Rangkuman penatalaksanaan henti jantung + Bila menemukan VE -> shock + Bila menemukan asistol > jangan shock > lanjutkan RJP + Bila menemukan VT > cek nadi © Tidak ada nadi > shock © Ada nadi> jangan shock > hentikan RJP- + Bila menemukan ritme selain VF, asistol, atau VI jangan shock > cek nadi © Tidak ada nadi > lanjutkan RJP © Ada nadi hentikan RJP CHRP OP PPP PP MPAA MAM aA Mma a ww waa Ma wOrnane ge OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Algoritma ALCS 2010 untuk penanganan henti jantung adalah sebagai berikut: Adult Cardiac Arrest Shout for Help/Activate Emergency Response ‘Start CPR + Gewonyaen An montergettnnstr cops cty VUE DODD YY a sepa of een of carom creaton boiort + HOSE: oe, Pontcordos hrest Cx OSCE: PAD! SURVIVAL STYLE Elektrokardiogram (EKG) Untuk melakukan pemasangan EKG, ikuti panduan berikut: 1. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol di kedua pergelangan tangan, kaki, dan bagian dada. 2, Bububkan gel elektrolit pada keenam elektroda hisap dan lempeng ATAU pada kulit dada dan kedua pergelangan tangan dan kaki. 3. Memasang elektroda lempeng pada tangan dan kaki dengan baik, 4 Memasang elektroda prekordial yang tepat di dada, yakni pada lokasi: A) Vi di sela iga IV garis sternal kanan B) V2 disela iga lV garis sternal kiri ©) V3diantara V2 dan V4 D) V4 di sela iga V_ gatis midklavikula kiri E) Vs di sejajar horizontal melalui V4, pada garis aksila anterior F) V6 di sejajar horizontal melalui ‘V4, pada garis aksila media 5. Pastikan kabel terhubung dengan tepat: A) Kabel merah dilengan kanan B) Kabel kuning di lengan kiri ©) Kabel hijau di tungkai kiri D) Kabel hitam di tungkai kanan E) Kabel prekordial sesuai urutan 6. Melakukan perekaman elektrokardiogram. 7. Mencabut elektroda dan membersihkan bekas gel yang menempel di tubuh pasien. Cara melakukan interpretasi EKG: Singkatan yang dapat diingat: LIRA-PQRST (Layak-lrama-Rate-Axis- Gelombang P, kompleks QRS, segmen ST, gelombang T) 24 emaemrmaPOAMMPMPAAMA MAH PMPADPMPPAAMAADANMARAADDPD 3% OSCE: PADI SURVIVAL STYLE 1: Periksa kelayakan (apakah lead atau sadapan sudah dipasang dengan benar?): caranya dengan memastikan fead AVR memperlihatkan gambaran defleksi negatif fama atau rhythm Syarat untuk dibilang Sinus Rhythm (SR): a. Ada gelombang P semua sadapan b. Jarak R-R di semua sadapan sama Semua gelombang P diikuti QRS sempit a. Pdilead II positif dan di lead AVR negatif. R: QRS rate > Hitung jarak antar-kompleks QRS, kemudian masukkan ke Fumus: QRS rate = 300 : jumlah kotak sedang atau 1500 : jumlah kotak kecil. QRS rate menandakan frekuensi denyut jantung, menentukan takikardia, bradikardia, atau frekuensi normal A: aksis > proyeksi jantung bila dihadapkan dalam vektor dua dimensi (vektor dua dimensi yang dimaksud ialah garis-garis yang dibentuk oleh sadapan pada pemeriksaan EKG) Cara menentukan aksis: Lihat hasil lead I dan hasil lead aVF, pethatikan resultan gelombang di kompleks QRS. Jika resultan gaya Q, R dan S positif, maka lead [atau LAD jika lead 1 (4), avF(-) lead aVF = positif (4), jika resultannya negatif RAD jika lead (+), avF (#) maka lead I atau lead aVF = negatif(-) Gelombang P: menggambarkan depolarisasi atrium. Gelombang P yang normal: lebar < 0,12 detik, tinggi < 0,3 mV, positif di lead II, negatif di aVR. Gelombang P yang abnormal dapat berupa P pulmonal (tinggi >0,3 mV, biasanya terjadi pada hipertrofi atrium kanan) atau P mitral (lebar >0,12 detik, biasanya terjadi pada hipertrofi atrium kiri) atau P bifasik (biasanya berkaitan juga dengan hipertrofi atrium kiri) PR Interval: jarak dari awal gelombang P sampai awal kompleks QRS, normal 0412-0,20 detik Kompleks QRS: merupakan representasi depolatisasi ventrikel. Lebarnya 0,06- 0,12 detik, OSCE: PADI SURVIVAL STYLE + Gelombang Q: adalah defleksi pertama setelah interval PR atau gelombang P. Q patologis bila durasinya > 0,04 detik atau dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R Variasi Komapleks QRS Interval QRS: jarak awal gelombang Q dengan akhir gelombang S. Normalnya 0,06-0,12 detik ‘Tentukan apakah terdapat hipertrofi ventrikel kanan atau kiri (RVH/LVH) _RVH jika tinggi R atau tinggi Sdi Vt>1 LVH jika tinggi R V5 + tinggi S Vi> 35, | 8. Segmen ST: garis antara akhir kompleks QRS dengan awal gelombang T -> merepresentasikan Khir dari depolarisasi hingga awal_ repo «ki eae Elevasi (berada di atas garis i isoelektrik, menandakan adanya 9. Gelombang T: menggambarkan _repolarisasi__infark miokard) ventrikel Depresi (berada di bawah garis + Normal: positif di semua lead kecuali aVR dzocleKihk:mrenandakan/iakernih) Normal berada di garis + Inverted: negatif di lead selain aVR (T inverted menandakan adanya iskemik) HH { t F Atrial Flutter LSMMMMM MMMM MM HMM MAH HP MAMMA MH HMA AM ADM DRAH|AM STEMI anterolateral Sumber: lifeinthefastlane.com VW debe bed db bb : Sp ie aT ai 4 roy T 4 ES pr belch 4 ke ST clevasi ckstensif anterior Sumber lfeinthefastane.com (Gambaran EKG lain dapat dilihat di bagian Bantuan Hidup Dasar) 27 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Simulasi kasus - Bantuan Hidup Dasar Takilaki 45 tahun rerjatuh di depan IGD saat Anda sedang bertugas. Lakukan tindakan pertolongan pertama pada pasien ini. Cok Tugas Memeriksa kesadaran Memanggil bantuan Memeriksa nadi ‘Melakukan kompresi (RJP) Pasang monitor ketika bantuan Jawaban Pasien tidak sadar (unresponsive) ‘Meminta bantuan alat, obat, tenaga ‘Nadi tidak teraba Kompresi dengan kualitas yang baik Perbandingan kompresi: ventilasi 30:2 Pasang monitor TIDAK menghentikan RJP datang Tnterpretasi hasil monitor Fibrilasi ventrikel (VF) Tata laksana sesuai hasil yangterbaca___ Syok 360J pada monitor RP Pasang IV line dan intubasi Setelah siklus RJP pertama pasca- Hasik VF pemasangan monitor, lihat kembali monitor Tata laksana sesuai hasil yang terbaca_ Syok 360 J pada monitor Setelah 2 menit, cek kembali monitor, Tata laksana sesuai hasil yang terbaca pada monitor Setelah 2 menit, cek kembali monitor Tata laksana sesuai hasil yang terbaca pada monitor Setelah 2 menit, cek kembali monitor ‘Tata laksana sesuai hasil yang terbaca pada monitor Kompresi kecepatan toox/menit selama 2 menit 8x/men Epineftin img iv Hasil: VE Syok 360] Kompresi kecepatan toox/menit selama 2 mei 8x/menit Amiodaron 300 my Hasil: VF ‘Syok 360) Kompresi kecepatan 1o0x/menit selama 2 menit 8x/meni Epinefrin 1 mg iv Hasil:asistol Kompresi kecepatan 1oox/menit selama 2 menit 8x/menit TANPA OBAT ‘Setelah 2 menit, cek kembali monitor Hasil: VE Tata laksana sesuai hasil yang terbaca Syok 360] pada monitor Setelah 2 menit, cek Kembali monitor Tata laksana sesuai hasil yang terbaca pada monitor Kompresi kecepatan toox/menit selama 2 menit imgiv Hasil: VE ‘Syok 360] Kompresi kecepatan toox/menit selama 2 menit 8x/menit Amiodaron 150 mg iv Setelah 2 menit,cek kembali monitor Hasil: sinus, Cek nag Teraba Takukan perawatan pasca-henti jantung Recovery position Pantau ketat monitor dan tanda vital 28 Aeeaeaainmnnaiam a a areas ewmaee = OSCE: PADI SURVIVAL STYLE —3 Tar penyebab GU, 41) > lakukan pemeriksaan => Rawat di ICU/ICCU = =3 Koleksi kasus = Tdentitas Takaki 38 tahun Perempuan,gotahun Anak lakilaki, 15 tahun = dankeluhan — Sesakyangmemberat, _Nyeri dada sejak 20 Sesak dan nyeri dada uutama sejak2hari yang lalu—— menityang lalu sejak 4 hari yang lalu is snk batty | herbaring di malam 7 hari Ketera Sesak muncul saat Nyeridi bagian Sesak <3 Keluhan, istirahat. Pasien sering _belakang dada, seperti terutama ketika Iain terbangun di malam beraktivitas. Sesak = hari karena sesak. muncul ketika pasien pada malam hari (+). Tidur dengan >1bantal _ sedang berolahraga. Sekitar 3 bulan = (0), Berdebar-debar (4). Keringat dingin (+). sebelumnya, pasien yy Kedua kaki bengkak Berdebar-debar (+). mengalami keluhan 3 Nyerimembaik ketika _ serupa disertai nyeri pasien beristirahat sendi dan demam. 2 Nyeri tidak dipengaruhi = pernapasan atau posi ly Riwayat lh Riwayat hipertensi(s) __Pasien sering Riwayat penyakit = to tahun mengalaminyeridada —_jantung bawaan seperti ini, membaik disangkal. Riwayat = bileminum obat atau dirawae ei eumah sakit | y hat. oO ee Riwayat hipertensi () = Riwayat diabetes (+) 5 3 tahun 7 Temuan TD 160190 mmilg Tampak sakitsedang _JVP meningkat sy pada PF dan ie pemeriksaan —Batas jantung melebar, TD 150/90 mmlig, Bunyi jantung: murmur Ly penunjang JVPmeningkat,edema _tandavital dalam batas__pansistolik grade 3-4 di re pretibial +/+) normal, PF generalis apeks ~ stenesis ssbeel ES dalam batas normal, “sy Rontgen toraks: 3 kardiomegali EKG: normal r EKG: kesan LVH Lab: enzim jantung 3 tidak meningkat, terdapat =) hiperkolesterolemia dan dyslipidemia Dy, Dx dan dx Gagal jantung kongestif Angina pektoris stabil Penyakit jantung banding dd/ Edema paruakut ——_dd/ Angina pektoris, reumatik | dd/ Gagal ginjal kro tidak stabi dd/ Demam reumatik
Minum parasetamol 3 tablet sehari, masth Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat serupa dialami sekitar tahun Talu, tidak seberat sekarang, hanya 3 hari. Sembuh dengan obat dari dokter, obat tak tabu Pll | Riwayat alergi Tidak ada, i Tispat pena Teluargs Keluhan serupa pada kakak perempuan Riwayat Sosial Pasien bekerja sebagai model catwalk, nyert memberat bila dipotret menggunakan flash, namun jtahan oleh pasien, Kebiasaan minum alkohol setelah show, wine 1-2 gelas. Rokok disangkal. Menentukan diagnosis dan diagnosis Migraine tanpa aura dd/ migraine dengan banding aura dd/ cluster headache “Meresepkan obat secaratepat dengan Sumatriptan 25 mg diulang dalam 2jam penulisan resep yang tepat ‘Melakukan edukasi kepada pasien Kemungkinan kambuh lagi, _mungkin memerlukan —pengobatan _profilaksis Asam valproat 2x250 mg OSCE: PADI SURVIVAL STYLE \ ja Psikiatri \A ne ve nL, oy dant bro N \ Kotak ceklis \\eel Jangan lupa untuk beri tanda cek (¥) | L_] Kasus yang sering ditemui | Deskripsr status mental i 1 ‘Wawancara kasus psikiatri: non-psikotik Wavwancara kasts psikiatri: psikotik Edukasi Khusus untuk pasien dan keluarga Farmakoterapi psikiatri dasar j ana RRB ARAHR HR BQH S| Bn Wan . 3 7 Kasus yang seyiagsicgrt 1 | Op a 1. Depresi Hil mine Ts 3 2. Gangguan cemas 3. Mania (gangguan mood bipolar) FB - _ ‘ 4. Skizofrenia y 5. Penyalahgunaan NAPZA (CF ¢ é Deskripsi status mental c a « ‘Status mental merupakan salah satu kunci utama dalam ilmu psfkiatri, Anda € harus mampu mendeskripsikan status mental pasien. Beberapa di antaranya adalah: Routls= € = Appearance; gimana pasien ini keliatannya? aad é . iliaderapakah kooperatif atau tidak? + Behavior: apa yang dilakukan si pasien i i é + Mogdtbagaimana suaonya persseant Table ‘ + Kiek: Rlsbagpimans kemampuan pasien mengekspresikan emosi? + Speech: bagaimana pasien berbicara? « + _Proses pikir: bagaimana cara pikir pasien? ‘ + Jist pikinjapakah terdapat waham atau hal yang dipikirkan oleh pas Lis Teste cae eerie pas yen hen, Jl + Persepsi: apakah ada halusinasi atau tidak? ic 5 ¢ + _Kognitif: bagaimana kognitif pasien?. $ + € + insight (eikai} bagaimana pasien memandang penyakitnya? J ar § 24 4 - ¢ Untuk berlatih, silakan isikan status mental yang normal (default), dan yangy | — mengalami kelainan sesuai dengan tabel di bawal 22 | ‘ : ‘Status mental Deskripsi dalam keadaan normal... ¢ ‘Appearance Attitude ¢ Behavior Mood ¢ ‘Alek Speech ‘ ‘ 34 | OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Proses pikir si pikir Persepsi Kognisi Insight (ilikan) Wawancata psikiatri untuk kasus non-psikotihy Kasus non-psikotik adalah kasus di mana pasiennya masih dapat diajak berbicara seperti pasien normal pada umumnya, misalnya cemas, depresi fobia, PTSD (gangguan stres pascatrauma), Hal yang harus selalu Anda ingat untuk pasien dengan kasus non-psikotik bahwa pasien tidak pernah datang ke pos psikiatri dengan keluhan depresi. Pasien mungkin datang dengan keluhan tidak nafsu makan atau cepat lelah. Demikian pula pasien tidak datang dengan keluhan cemas, namun datang dengan keluhan sulit tidur atau jantung berdebar-debar. Hal jini justramemudahkan pemeriksa dalam gi dianjurkan untuk beranya’ melakukan pendekatan kepada pasien. Ini ~sapaah ne discbstiken katie polldarel seperti "depres? dan Seat SUE Me Tae ‘cemas’ itu adalah sesuatu yang tidak ada bentuknya, sulit untuk didisuksikan. Di sisi lain, kondisi umum seperti makan, lelah, tidur, dan berdebar justru merupakan sesuatu yang cenderung berbentuk, mudah untuk didiskustkan. mengganggu pikiran” sejak awal anamnesis. Langkah untuk melakukan pendekatan untuk kasus ini adalah: Langkah 1: Elaborasi, anggap pasien biasa Berlakulah seperti pura-pura tidak tahu apa diagnosisnya. Jadi, elaborasi tentang gejala yang dialami, Sudah berapa lama tidak nafsu makan? Apa yang jrasakan? Kenapa tidak nafsu makan, apakah mual? Atau mungkin ada nyeri menelan? Ada keluhan serupa sebelurmnya? Seperti yang sudah kita harapkan, kemungkinan besar kondisinya bagus (tidak ada mual, nyeri menelan, riwayat gangguan lambung). \dalah pertanda yang bagus untuk maju ke langkah Jangan bingung, justeu selanjutnya. sik normal, Psikis terganggu, Carll Langkah 2: Di langkah sebelumnya, kita bertanya kepada pasien seolah dia pasien non- psikiatri, Setelah anamnesis, kita mendapat kesan bahwa kondisi fisiknya terkesan dalam batas normal. Di langkah yang kedua ini, sampaikan ini kepada pasien kemudian ajukan kemungkinan bahwa kondisinya mungkin akibat masalah psikis atau pikiran. Fisik normal “Baik, jadi Bapak datang dengan keluhan tidak nafsu makan ya. Dari hasil pemeriksaan saya tadi, saya bisa lihat bahwa kondisi bapak secara fisik VSP UU EEE DL 35 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE bai, Kok.” Paikls terganggu *. Nah, biasanya keadaan seperti ini bisa jadi keluhannya bukan gangquan pada badan, tapi muncul dari kondisipikiran ..” Galit “Bisa Bapak menceritakan, apakah belakangan ini ada hal yang mengganggu pikiran Bapak?” Langkah 3: Masuk ke pertanyaan seputar psiklatri Setelah berhasil mengelaborasi dan menjelaskan bahwa kemungkinan masalah berasal dari psikis, di langkah ketiga ini baru dapat kita tanyakan hal-hal yang berhubungan dengan psikiatri. Sedethananya, berikut ini adalah pertanyaan “minimal pada wawancara psikiatri, 1. Khas depresi: suasana hati murung, cepat lelah hobi hilang, menarik iwayat zat 2. Khas cemas: susah tidur, halusinasi, banyak hal yang dipikirkan, riwayat zat 3. Khas mania: energi tidak habis, pasien merasa spesial/hebat, halusinasi, riwayat depresi sebelumnya, riwayat zat 4. Khas skizorenia: halusinasi, waham (terutama kejar), menarik diti, tidak bisa melaksanakan aktivitas sehari-har (ihat di bagian psikotik) Langkah 4: Akhiri dengan indah Dilangkah sebelumnya, sudah dapat digali riwayat terkait psikiatri. Wawancara ini perlu ditutup dengan baik. Bagaimana caranyat Perlu diingat bahwa semua gejala psikiatri yang Anda tanyakan di atas, sepanjang apapun itu, tak lebih dari sekedar ‘riwayat penyakit sekarang’. Jadi, setelah RPS , apa yang harus kita tanyakan? Yak, betul. RPD, riwayat keluarga, riwayat sosial. Kemudian rangkum dan lakukan edukasi kepada pasien. us_psikotik Secara sedethana, kasus psikotik adalah kasus di mana kita kita mudah menemui perbedaan dengan kasus non-psikotik. Pasien ini secara jelas tampak berbeda dengan pasien pada umumnya, contohnya manik (bicaranya cepat, banyak, dan lompat-lompat), hingga skizofrenia (halusinasi dan waham yang kuat). Hal yang harus selalu Anda ingat untuk pasien dengan kasus psikotik: pasien ‘dngan gejala psikotik biasanya tidak datang sendiri, melainkan diantar oleh orang lain. Dapat dikatakan pasien dalam kategori psikotik lebih mudah diwawancara, rena sudah cukup jelas hal-hal yang harus dikejar dalam wawancara psikaitri. 36 , PT” . . OD 9 op Pp f am mm mp mf » le M we we bobbed b Ls rs im 3 —_ E 3 3 —) 4 — 3 3 a im 3 ete es a OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Keberadaan pengantar pasien malah memudahkan pekerjaan kita dalam menggali informasi t bisa ki tanyakan untuk menunjang informasi Secara ringkas, hal yang perlu akan Anda lakukan: Langkah 1: Kenalan: Kenali siapa orang di siapa? Yang maui berobat siapa?) Langkah 2: Pengantar: Sebaiknya buka wawancara dengan bertanya kepada orang yang sehat (dalam hal ini: pengantar), Secara logika, jika pasien harus sampai hans diantar oleh orang lain, maka kemungkinan sulit untuk bicara secar Langkah 3: Pasien: Lakukan konfirmasi pernyataan pengantar, tanyakan kepada pasien. Bila Anda ragu ang pasien, karena akan ada sumber informasi yang ipan Anda (Ini siapa? Yang ini an keluhan wtama mengapa pasien sampai dibawa ke dokter, dapatkan beberapa informasidasar. ‘Tanyakan kepada pengantar, —_apakah pasiennya bisa diajak ngomong atau tidak ~ target waktu 1 menit dengan jawaban pasien, coba konfirmasi juga ke atau kurang. pengantar. Lakukan wawancara seperti biasa kepada pasien, Langkah 4: Rangkum: Kembali kepada pengantar. Rangkum dan edukasi pada pengantar. (karena kemungkinan tilikanpasien buruk dan menyangkal keberadaan penyakit) Di bawah ini merupakan contoh skenario wawancara psikiatri untuk kasus psikotik. Kenalan “Selamat pagi, Pak. Saya dokter Nobi. Dengan bapak siapa? ini ibu siapa? Ini siapanya, Pak? Yang mau berobat yang mana? .” Pengantar “.. Saya ngobrol sama bapak dulu, ya. Kenapa istrinya dibawa ke sini? Oh ngurung diri.. Sudah berapa lama, Pak? Istrinya bisa diajak ngonrong nggak, Pak? Saya ‘ngamong sama ibw ya." Pasien *., Selamat pagi, Bu. Kata suaminya, Ibu ngurung diri di kamar? Oh bener ya. Alasannya kenapat.." + Konfirmasi *.. Pak, kan istrinya tadi ngomong kalau dia habis diva Paka? Rangkum “Saya rangkum ya, Pak. Jad, tadi Bapak membawa istrike sini karena istri ngurung diri di kamar. Dari pemeriksaan,istri bapak menunjukkan gejala yang disebut sebagai depress ipok minggu lalu, Bener tuh, 37 : OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Edukasi khusus untuk pasien dan keluarga Prinsipnya sederhana saja, Jelaskan seperti biasa kepada keluarga dan pasien. Sama seperti Anda menjelaskan ke pasien di penyakit sistem organ yang lain. Kalau An yampaikan dengan biasa-biasa saja, maka pa ing biasa. Kalau Anda menyamp: akan menganggapnya sebagai hal an dengan gugup atau perasaan ragu-ragu, maka pasien pun bisa mendeteksi keraguan Anda, Sebagai contoh, hal-hal seperti memperlambat nada, menurunkan nada, atau menghentikan sejenak pembicaran dapat mengindikasikan bahwa dokter ‘menyampaikan suatu hal yang "tidak biasa”, Cara melakukan edukasi dengan n serupa dengan keterampilan umum, yakni edukasi diagnosis, edukasi Farmakoterapi psikiatri dasar Kondisi_ Rekomendasi Obat dan Dosis. Keterangan obat______ Depresi Fluoxetin caps 1 x 20 mg TBaru bekerja dalam beberapa | ee ‘Cemas Alprazolam tab 1x 0.5 mg Mengantuk. minum malam atau saat serangan muncul Mania Lithium tab 3x 300mg Perlu pengawas minum obat. Efek samping cukup banyak. Skizofrenta Risperidonerxamg Efek samping ekstrapiramidal, perlu pengawas minum obat Simulasi kasus Seorang pria, 44 tahun, datang dengan Keluhan lemas dan tidak nafsu makan, 1. Lakukan wawancara pada pasien ini. 2, Tuliskan status mental pasien ini. 3. Tuliskan resep dan serahkan kepada penguji. 4.__Lakukan edukasi kepada pasien terkait masalah kesehatannya. ‘Gek_Tugas Jawaban Dokter memperkenalkan dirt Menanyakan nama dan umurpasien Tn Tony, 44 tahun Menanyakan pekerjaan pasien ‘Manian security Keluhan utama Badan lemas, tidak nafsu makan ‘Onset keluhan utama bulan yang lal Faktor yang memperberat ‘Semakin waktu semakin terasa Faktor yang meringankan Tidak ada Nafsu makan Nafsu makan berkurang, tidak ada mual atau muntah. Masih bisa dipaksa Keluhan lain Batuk, pilek, demam, mual,_muntah) 38 RHA DAMADMAHMMAPAMAAPAHM MDM MMMM MP PM PM HM DPM MP WP RP | y | o OSCE: PADI SURVIVAL STYLE y | b disangkal Tidak semangat Berkurang, Karena cepat Telah walaupun y | pb tidur terus im | Melaksanakan hobi | ‘Suka memancing, tapi minggu lalu diajak | teman dan menolak dengan alasan malas =) TARtivitas saat int i Di rumah saja, mencari pekerjaan tapi tidak { dapat. = [Penurunan berat badan ‘Ada. de bunuh dirt I Tidak ada = uh I ida : Riwayat pengobatan ‘Minum vitamin tapi tetap lemas — Riwayat penyakit sebelumnya “Tidak ada yang signifikan Riwayat alergi Tidak ada 3 Riwayat penyakit keluarga Tidak ada yang rel a Riwayat pekerjaan ‘Tidak bekerja Riwayat Sosial Minum alkohol, rokok, dan _narkouka disangkal. Riwayat keluarga Menikah, dengan 1 orang anak yang masth keel. Saat ini hubungan dengan istri baik. Menanyakan isi pikir Tidak ada waham, pasien merasa rendah din karena gagal sebagai kepala keluarga ‘Menanyakan persepsi “Tidak ada halusinasi atau ilusi Menentukan diagnosis dan diagnosis Depresi sedang banding “Meresepkan obatsecara tepat dengan Fluoxetine 1x20 mg, penulisan resep yang tepat ‘Melakukan edukasi kepada pasien ‘Obat diminum teratur_ dan mungkin memerlukan waktu lama untuk berefek Menyampaikan kemungkinan konsultasi ke dokter spesialis Menjadwalkan untuk kontrol wlang VEU U Eww bb bb yy WL AL Ww A vw Woy Wy a vy 39 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Obstetri dan Ginekologi Kotak ceklis Jangan lupa untuk beri tanda cek (7) ‘Asuhan antenatal ‘Asuhan persalinan normal neonatus Resusita Pemas: gan AKDR, Pemasangan dan pencabutan implan Pemeriksaan Papsmear dan IVA Kasus yang sering ditemui 1. Kehamilan dan pelayanan antenatal 2, Asuhan persalinan normal 3. Resusitasi neonatus 4. Keluarga berencana dan kontrasepsi Asuhan antenatal Kekhususan anamnesis obstetrik adalah: Menanyakan riwayat obstetrik 1. Gravidalparalabortus beserta kelainan/penyulit kehamilan pada riwayat kehamilan berikutnya 2. Riwayat menstruasi: menarche, siklus, hari pertama haid terakhir, durasi, teraturitidak, jumlah pembalut per hari, nyeri 3. Riwayat perkawinan dan kontrasepsi Menanyakan kemungkinan penyulit kehamilan/persalinan dan komorbid 1. Hiperemesis gravidarum: mual, muntah mengganggu aktivitas 2. Hipertensi gestasional/preeklamsia: tekanan darah tinggi, bengkak pada kaki, pandangan kabur ‘Anemia: pusing, pucat, lelah Diabetes pada kehamilan 5. Kelainan plasenta: perdarahan merah segar tanpa nyeti abdomen (plasenta previa) versus perdarahan merah gelap dengan nyeri abdomen yang hebat (solusio plasenta) 6. Ancaman abortus: perdarahan per vaginam disertai mulas sebelum usia _gestasi 20 minggu. 7. Ancaman partus prematurus: mulas sebelum usia gestasi aterm 8. Kehamilan ektopik terganggu: perdarahan hebat, nyeri perut hebat, ‘gangguan tanda vital 9. Kelainan letak/presentasi janin Menanyakan proses kehamilan yang tengah berjalan 1. Riwayat pemeriksaan kehamilan (ANC) 40 RPAARPARP APP PAAR PAAR AASD RRS PARP OSCE: PADI SURVIVAL STYLE bee 2. Gerakan janin 3. Riwayat gizi (nut 4+ Riwayat imunis: i, susu, suplemen) TT Pomeriksaan fisik khusuis: Leopold Leopold + Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. + Angkat jari telunjuk kiti (dan ri yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. + Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian. Jangan lupa memin berkemih dan jangan lupa untuk cuci tangant eebau 7” JEU EDO Db bbb lb bbb db Leopold 2 + Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama, + Mulai dari bagian atas tekan seeara bergantian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas). Leopold 3 + Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu. + Letakkan telapak tangan tangan kanan bawah perut ibu. Tekan secara lembut untuk mentukan bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong). i. dinding lateral kiri bawah, telapak Leopold 4 + Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung- ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis © Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan lemudian rapatkan semua jari- jari tangan yang meraba dinding bawah ucerus. + Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen. Setclah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi + Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas _ LAL | , panggut Informasikan hasil pemeriksaan at a ee ee ee. ,té~<—tC 10. a" B 4 15. 16. 20. OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Asuhan persalinan normal Mendengar & melihat adanya tanda persalinan Kala Dua Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan Memakai APD Membersihkan vulva dan perineum. Melakukan pemeriksaan dalam ~ pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah, Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJ) dalam batas normal (120 ~ 160 x/menia). Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, fa ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang uat untuk meneran. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, lakukan perasat stenan (perasat untuk melindungi perineum dngan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi, Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum). Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah, Gunakan tangan tas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin) Melakukan penilaian selintas: ‘a. Bayi cukup bulan? b. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan? ¢. Apakah bayi bergerak aktif? Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh innya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Taruh bayi atas perut ibu untuk IMD. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/5 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin). Setelah 2 menit pasca-persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 ‘em dari pusat bayi, Mendorong isi tali pusat ke arah kembali tali pusat pada 2.cm distal dari klem pertama. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bay’), dan lakukan engguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. . Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi lanjutkan dengan inisiasi menyusui dini, Cegah bayi dari hipoglikemia dan hipoten Manajemen aktif kala III: a Suntik oksitosin 10 1U a2 Dd? eps Pr PAM PPM AR DPA APA Pm ww Hw HD wD 7 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE b. Peregangan tali pusat terkendali: 5-10 em di depan vulva dan menekan uterus kea rah dorsokeanial €. Masase fundus uteri setelah plasenta lahir Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 em dari vulv 22, Meletakan satu ta atas kai perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tli pusat. 23. Setelah uterus berkontrak: ygangkan tall pusat dengan tangan Kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal, Jika plasenta tidak lahir setelah 30 ~ 40 detik, hentikan penegangan ‘ali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur. 24. Lakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar Iantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (cetap Iakukan tekanan dorso-kranial). 25. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati, Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban. 26. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jr! tongan Kr hingge kontraksi uterus baik (fundus teraba eras) 27. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia. 28. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. bebe Sy ‘ y | au y | Penyebab Hemoragic Post-Partum (HPP)ada 4T: Tone: masase fundus uteri sambil menilai tonus uteri Tissue: dengan obstetric hand apaakah ada sisa jaringan plasenta ‘Tear/Trauma: apakah ada robekan vagina dan perineum (Ruptur perineum grade I-IV) Grade I: robekan pada vagina saja (kempetensi dr.Umum) Grade Il: robekan pada vagina dan perineum (kompetensi dr.Umum) Grade Ill: robckan sudah mengenai m. Sfingter ani internum (kompetensi Sp.0G) Grade IV: sudah ‘bolong’ dan mengen: (kompetensi Sp.0G) ‘Trombin: apakah ada gangguan kongulasi/pembekuan darah (DIC, HELLP Wo Db \s | Wy \ | a wo m. Sfingter ani eksternum bw syndrome) oo 29. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. jo, Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu ) | paling sedikie jam. ji. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, be mata antibiotik profilaksis, dan vitamin Kt t mg intramaskuler di paha kiri anterolateral. 43 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Setelah satu jam pemberian vitamin Kt betikan suntikan imunisasi 2. > TRapatits B di paha kanan anterolateral. 3. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan sa Rienetjnstan ibwlkeluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi 35-Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah, 36. Memeriksakan nadi ibu (tanda vital) dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 ‘menit selama jam kedua pasca persalinan. si. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik. 38. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan Klorin (055% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi Resusitasi neonatus Pertanyaan evaluasi Usia kehamilan cukup bulan? Tonus otot baik? Menangis/bernafas adekuat? Tangkah awal resusitasi (dalam 30 detik) Letakkan bayi di tempat hangat Posisikan bayi dengan kepala setengah ekstensi Suction mulut dan hidung Keringkan bayi (handuk basah diganti dengan yang kering) Posisikan ulang, Rangsang taktil Langkah ventilasi (dalam 30 detik) + Bila bayi apnea/frekuensi denyut jantung < 100 kali/menit > VTP + Posisikan kepala bayi setengah ekstensi + Ventilasi 40-60 kali/menit + Evaluasi Tangkah Kompresi (dalam 30 detiky * Frekuensi denyut jatung < 60 k: dengan VTP + Kompresi dada dilakukan dengan menekan 1/3 bawah sternum sebanyak 100 kali per menit menggunakan ibu jari atau 2 jari. jenit > kompresi dada_bersamaan + Rasio kompresi dengan ventilasi adalah 3 kompresi: 1 ventilasi. + Evaluasi resusitasi. Pertimbangkan pemberian epinefrin IV (0,1-03 cc/kgBB diencerkan 000) dan intubasi bila tidak ada perbaikan keadaan Algoritma resusitasi neonatus adalah sebagai berikut: APD PD AIPA PM PAP PAM PMP AM MH MO MOM HM MPM YM PMH MH HH DP wD PD MO OSCE: PADI SURVIVAL STYLE ; Ten gona? eating er enna? + prods watran ' Good tone? + Clear airway W necessary ' 7) ' + Bayan eaten ‘ ! Worn cer away neces ! Sn timate ' ' ' 3 aah Ti low 108, = ; voir ones? =3 ! . ' =) ! ear way Targeted Padua 860, ' Fe spo, montorng Ter Beth -3 soles 890, mono oraer CPAP ea arn esi70% —= 3min—70%-75% Sem Tie vein comes stop ‘Coneider Intubation Chest compressions a, Coordinate with PPV bb Wb th by Us Uh Ls tos la (02010 Amercen Hea Asociaon 1 1 Ww Kontrasepsi Vy w Pemilihan KB): Jonis Kontrasepsi Secara Umum (Untuk Kons 3 ‘Alamiah (KB tambahan saja, jangan jadikan utama): metode amenorea laktasi —> (MAL) 6 bulan awal & harus ASI eksklusif; koitus interuptus; pantang senggama Pe (metode Kalender tengah siklus haid, lendir servix lebih kental, dan peningkatan subu basal) ia), IUD (5-8 tahun), IUD Cu-T dengan reaksi dan implantasi ke endometrium Mekanik: kondom (wanita, p' peradangan menghambat fertilis Pew ty OAL »~wvy b 45 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE , implan, patch (belum ada di Indonesia) bisa progresteron progresteron dengan estrogen. Saat ini sudah ada [UD Hormonak: pil, suntil saja, bisa kombinai hormonal berisi estroge mn & progresteron, bertahan 3-5 tahus Kontap (KB mantap): tubektomi, vasektomi (untuk tusia wanita >35 tahun) SS TUD atau AKDR dapat bertahan 58 tahun dan mudah untuk — Pasien dengan obesitas , hipertensi, dislipidemia embali ingin mempunyai anak —merupakan Kontraindtasi penggunaan Kontrasepst (hanya dengan mengeluarkan hormonal karena terdapat estogren, AKDR dari rahim) sehingga — pasien yang sedang ASI eksklusif juga tidak boleh perencanaan kehamilan dapat diberikan estrogen karena inhibisi terhadap hormon diprediksi prolaktin untuk AST Tubektomi merupakan kontrasepsi mantap dan akan sulit lagi dilakukan reanastomosis tuba kembali apabila masih ingin memiliki anak Kondom dapat terjadi kegagalan seperti karet yang bocor dan pemakaian yang tidak tepat sehingga pencegahan kehamilan tidak dapat diprediksi. alam Rahim (AKDR) ntrasepsi igkah pemasang Informed consent pemasangan AKDR Ibu diminta BAK Cuci tangan Pasien naik ke meja periksa dengan posisilitotomi Palpasi perut adanya benjolan atau nyeri Pasang kain penutup ‘Atur lampu, gunakan sarung tangan Siapkan alat Lakukan_ pemeriksaan AKDR 10, Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna Pasang spekulum lihat adanya fluor atau fluxus Lepas spekulum lalu lakukan pemeriksaan bimanual, cari adanya nyeri goyang porsio, adneksa kanan-kiri, besar dan posisi uterus (antefleksi yaitu ke arah depan atau retrofleksi yaitu ke arah belakang) 1, Lepas sarung tangan 14, Bila pasien dinilai layak > siapkan AKDR 15, Buka seperti kulit pisang, masukkan pendorong ke dalam tabung 16, Pegang tabung sampalTengan ‘melipat, masukkan lengan ke dalam tabung 17. Pakai sarung tangan baru, pasang speculum 18, Asepsis dan antisepsis dinding vagina 1g, Pasang tenakulum di srviks arah jam 12 20. Masukkan sonde untuk mengukur arah dan ukuran uterus 21. Ukur tabung dengan sonde 22, Pegang tabung dengan Ieher biru horizontal 23. Masukkan sampai leher biru menyentuk servis atau ada tahanan 24. Tarik tabung, keluarkan pendorong dan buang 25. Dorong tabung sampai ada tahanan lalu tarik 3-4 em, gunting benang 26, Keluarkan tabung dan buang, lepas tenakulum, periksa perdarahan, Jepas speculum, bersihkan ibu 27. Masukkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 28. Cuci tangan, lakukan konseling pasea-pemasangan AKDR ik untuk menilai kelayakan pemasangan 46 PPPRpP P Om mOOPHOO O P O O H O M Hm wD H | & OSCE: PADI SURVIVAL STYLE 1 Minta pasien untuk mencuci lengan atas dengan air dan sabun, antiseptik, dan suntik anestesi lokal. 2. Lapisi penyangga lengan atau meja samping dengan kain. Persilakan klein berbaring dengan lengan, tempatkan di atas mej penyangga, lengan atas membentuk 30° terhadap bahu dan sendi Kapsul dipasang tepat di bawah kulit, di atas lipat siku, di daerah medial lengan atas. Pilihlah lengan klien yang jarang digunakan, 4 Tentukan tempat yang optimal, 8 cm di atas lipat siku. Posisi kapsul nantinya ada di bawah kulit (subdermal). 5. Siapkan peralatan dan bahan, serta buka bungkus implan dan letakkan secara steril. a 6. Cuci tangan dengan sabun, pasang sarung Untuk beberapa jenis implan, tangan steril. kapsul implan sudah terdapat di 7 Persiapkan tempat insisi. Bila ada, pakai dock stam trokar Jalu infiltrasidi sekitar lokasi. Sebelum menyuntikkan, lakukan aspirasi terlebih dahulu, 8 Pegang skalpel, buat insisi kecil, dengan lokasi 8 cm di atas lipat siku. Insisi dangkal, hanya sekedar menembus kulit. 9. Masukkan trokar, dan lepaskan kapusl (tergantung jenis trokar dan jumlah kapsul yang dimasukkan), Perhatikan jenis trokar yang digunakan, Selama pemasangan, angkat trokar ke atas hingga kulit terangkat. 10, Setelah kapsul pertama masuk, masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar, dan masukkan kembali trokar untuk peletakkan kapsul berikutnya, Beberapa jenis trokar tidak memerlukan langkah ini karena sudah terdapat dua kapsul di dalam trokar. 1 Sebelum mencabut trokar, pastikan posisi kapsul dengan merabany: 12, Tenmukan tepi insisi dan gunakan plester (atau band aid). Luka insisi perlu dijahit, Periksa adanya perdarahan, 3, Rapikan alat dan dekontaminasi alat. a7 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE 14. Beri edukasi kepada Klien tentang keungkinan memar, bengkak; untuk tmenjaga luka insisi tetap kering dan bersih selama 48 jam, serta tanda bahaya yang memerlukan pethatian khusus. wigan implan Ajak klien untuk bicara dan alasan pencabutan implan, ‘a Klien untuk mencuci tangan dan lengan dengan sabun dan air mengalir. 3. Sebel menggunakan sarung tangan, tentukan lokasi kapsul_terlebih dahulu, dan jika perlu beri tanda dengan spidol untuk setiap posisi kapsul. 4. Beri alas bersih di tempat tidur Klien, bila perlu gunakan meja samping. 5. Siapkan alat-alat yang steril. 6 Cuci tangan dengan sabun dan air, gunakan sarung tangan steril. 7) Usap lengan klien dengan antiseptik (gunakan klem untuk memegang asa). Bila tersedia dock sterl, gunakan doek steril ersebut. 8. Raba sekali lagi kapsul untuk memastikan. 9, Siapkan anestesi 3 ml (lidokain, tanpa epinefrin), Masukkan jarum secara ‘subdermal ke bagian bawah ujung kapsul. to. Buat insisi melintang kecil (4 mm) dengan skalpel di bawah ujung kapsul. tt. Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan sampai muncul pada luka Setelah ujung kapsul muncul, gunakan klem lengkung {mosquito / crile) dengan lengkungan jepitan mengarah ke ata, jepit dan tarik keluar. Jika perlu, bebaskan kapsul dari jaringan ikat yang melingkupinya dengan menggunakan skalpel acau kasa steril. 12, Lakukan pencabutan sampai seluruh kapsul tercabut. 13, Bersihkan tempat insisi dan sekitarnya dengan kasa antiseptik, dekatkan kkedua tepi luka dengan band-aid /kasa steril. Luka tidak perlu dijahit. 14. Buang sampah dan limbah, lakukan dekontaminasi, 15. Berikan edukasi tentang pasca-pencabutan implan. Pemeriksaan Papsmear dan IVA Jika ada instruksi untuk melakukan pemeriksaan pap-smear dan IVA, lakukan pemeriksaan pap-smear terlebih dahulut 1. Informed consent 2. Pastikan kandung kemih kosong, posisilitotomi dan terapasang duk 3. Siapkan: spatula ayre, sitobrush, object glass, spidok, alcohol 95%, poviden iodine, kassa, lampu, speculum, handschoen CCuci tangan, pakai sarung tangan Lakukan tindakan asepsis Pasang spekulum Masukan spatula sampai ke porsio lalu diputar 360 Keluarkan lalu putar di sebelah kiri object glass 48 PPP PM PP PAPA ARMRH RP APPA MAM MMM HMM PMP PMH OSCE: PADI SURVIVAL STYLE 80. Masukhan cytobrush sampal ke porsio, puta \ Keluarkan tatu putar di sebelah kanan Buang cytobrush Tika akan melakukan IVA, bersihkan porsio dengan kasa. Ambit lidi kapas dan masukkan ke dalam larutan asam asetat Tampakhan porsio dan squamo-columnar junction, Lalu olesi di sehitarnya 5. Tunggu hingga t menit dan lihat hasilnya 5. Bersihhan portio kembali dengan kasa Lepaskan spekulum cocor bebeb, bershikan ibu . Tuliskan heterangan nama di object glass, rendam dalam alkohol Lalu Keringkan 19. Rendam alat, lepas sarung tangan bev EE Dead bedbese. , yy ww wo 4} Ll vi) +f 49 Genitourinaria Kotak ceklis Jangan lupa untuk beri tanda cek () OSCE; PADI SURVIVAL STYLE Pendekatan Klinis asus genitourinaria | | Kasus yang sering ditemul } Keterampilan pemeriksaan fisik genitourinaria Keterampilan khusus: pemasangan kateter urin Keteram Farmakorerapi kasus geniturinaria Simulasi kasus Kasus yang sering ditemui 1. Uretritis gonorrhea 2, Herpes genitalis 3. Batu saluran kemih (kolik ureter) 4. Infeksi saluran kemi 5 6 Pembesaran prostat jinak Fimosis dan/atau parafimosis 7. Sirkumsisi Pendekatan klinis kasus genitourinaria Temuan awal ‘Anamnesis Khas Keluar — nanah Sejak kapan keluar_nanah dari dari saluran saluran kemih tersebut? kelamin hh kekuningan? ‘Ada darab/tidak Menanyakan keluhan penyerta: Rasa panas ketika BAK Nyeri ketika BAK Nyeri ketika berhubungan Demam Apakah ada keluhan serupa pada pasangan seksual pasien? Apakah ada riwayat promiskuitas? Bila ada, kapan riwayat hubungan seksual yang terakhir? Riwayat —kelluhan ——_serupa sebelumnya Riwayat infeksi menular seksual sebelumnya Secara garis besar, kasus genitourinaria yang sering ditemui dapat dibagi ‘menjadi infeksi menular seksual, infeksi saluran kemih, dan batu saluran kemih. ‘Kemungkinan diagnosis Uretritis gonorea dd! chlamydia infection! uretritis non-GO. Ureterolitiasis SPRAMPMPA AFH AAPPAMHEAPPMM HO MMM MO HAR AD ® OP ww } OSCE: PADI SURVIVAL STYLE ‘Kanan yang, Karaktes nyeri: ‘ddi nefroli menjalar hingga Hilang timbul (kolik) atau tidak dd/ pielonefritis akut skrotum Penjalaran nyeri Apakah ada gangguan BAK: Tidak bisa BAK BAK tersendat BAK bercabang BAK dipengaruhi posisi BAK berpasir Keluar batu ketika BAK BAK berdarah Apakah ada gejala penyerta? Keringat dingin Mual, muntah Demam Riwayat —keluhan——_serupa sebelumnya Riwayatpenyakit serupa dalam keluarga Riwayat pekerjaan dan kebiasaan: Pekerjaan pasien Jarang minum/tidak BAK Tanyakan mengenai gejala-gejala _ Hiperplasia prostat jinak lampias, LUTS dd/ keganasan prostat dapat menahan Frekuensi BAK meningkat, tapi BAK, _sering yang keluar hanya sed BAK di malam Urgensi untuk BAK hari (pasien BAK harus mengedan laki-laki —usia BAK terasa tidak lampias tua) ‘Aliran urin terasa lemah Selesai BAK selalu ada sisa menetes di celana Apakah gejala-gejala tersebut telah berlangsung lama dan _semakin memberat (kronik-progresif? ‘Apakah ada gejala penyerta? Demam, Nyeri ketika BAK Riwayat pengobatan DUD bb bb bbb bbb eee db bb = Farmakoterapi kasus genitourinaria ty = Rekomendasi Obat Dosis Siprofloksasin 2x500 mg per oFal selama 5 hari im bawah (uretritis, sistitis) =) “Antibiotik untuk ISK atas_Seftriakson agi T (ureteritis, piclonefritis) a ‘Uretritis gonorea Seftriakson 125 mg IM (dosis T tunggal) y Doksisiklin 2x100 mg per oral selama 7 ha 5 Bakterial vaginosis Metronidazole 2500 mg per oral selama7 hari Trikomoniasis Metronidazole 2:38500 mg per oral selama7 hati y Hiperplasia prostat jinak Tamsulosin 1X 0,4 mg per oral 51 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Herpes genitals, ‘Asiklovir Antibi kotrim tik alternatif untuk ISK (pengganti golongan fluorokuinolon) adalah noksazol. Pada ISK komplikata, antibiotik diberikan selama 2 minggu. Keterampilan khusus: pemasangan kateter urin & 2 3 4 3 Me 15. Memperkenalkan diri, informed cons Memasang perlak di bawah bokong pa Menuang akuades dan betadin dalam cawan Membuka bungkus kateter dan urine bag dan meletakkanya di daerah steril Mencuci tangan, pakai sarung tangan steril Masukkan aqua steril dalam spuit Disinfeks: glans penis melingkar, dorsal penis, ventral penis, skrotum, perineum (melingkar dari dalam ke luar, satu arah, tidak diulang-ulang, memakai kassa yang direndam antiseptik dan dijepit dengan klem yang dipegang dengan tangan kanan) Pasang duk steril Memposisikan penis (gunakan tangan non dominan) dalam kemiringan 30-50 derajat kea rah umbilikus, masukkan lidokain gel 3 cc ke dalam orifisum uretra eksterna (dengan tangan dominan). Tekan ujung glans penis dengan gentle untuk mempertahankan lidokain gel dalam uretra. Memasukkan ujung katater perlahan (dengan tangan dominan) dan pangkal kateter tetap ada di nierbekken. Masukkan sampai ada urin yang keluar dari pangkal kateter. Perhatikan kenyamanan pasien. Masukkan kateter hingga pangkal kateter. Hubungkan kateter dengan urine bag secara asepsis Masukkan aqua steril perlahan untuk mengembangkan balon sesuai dengan jumlah yang tertulis di pangkal kateter (23¢c). Tarik kateter perlahan agar balon yang dikembangkan menutupi orifisium uretra internum, Lepaskan duk, fiksasi kateter di atas lipat paha Gantung urine bag lebih rendah dari kandung kemih Lepaskan perlak dan sarung tangan. Cuci tangan. Keterampilan khusus: sirkumsisi 10. n 12, Pemberian obat (antil 5, Edukasi yang diberikan meliput Asepsis dan antisepsis Pasang duk steril Lakukan anestesi blok dan infiltrasi Bersihkan sulkus koronarius Klem preputium di arah jam 1,11, dan 6 Lakukan dorsumsisi Lakukan sirkumsisi Evaluasi perdarahan > tekan dengan kassa sterilfjepit pakai klem bengkokiligase Jahit kulit dan mukosa (arah jam frenulum (arah jam 6) > jahit “ Balut dengan kassa dan antibi Observasi selama 30 menit tik, analges 12, dan 3) > simple interrupted. Jahit atau “8” ik ; vitamin) dan edukasi jangan terlau banyak antkvitias, jangan menggunakan celana, cara BAK seperti rukuk/agak menunduk 52 200 mg per oral selama5 hart SAA nRARAAAARPAARAARAARA ADAM APDAWARBRAARRAAD oe LeveL POL b bb) DW bb Do | | \ EDU YD vw aunt ww OSCE: PADI SURVIVAL STYLE ke ba bersih. Simulasi kasus h, jangan cerkena air, dan jaga higiene personal agar tetap Takitaki a5 tal Lakukan anamnesis pada pasion atang dengan Keluhan sulit BAK sejak 5 yang lala 1 2. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien 3. Diagnosis pada pasien ini? 4. Lakukan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan 5.__Lakukan rencana tatalaksana dan edukasi pada pasien Cek_Tugas Jawaban Dokter memperkenalkan dirt ‘Menanyakan nama dan umur pasion Menanyakan pekerjaan pasien Keluhan utama ‘Onset keluhan utama Tn. Doni, 45 tahun Karyawan swasta, ‘Sulit BAK. hari yang lalu Gemakin memberat) Faktor yang memicu Tidak ada. Semakin lama dirasa semakin sulit untuk BAK Faktor yang meringankan Tidak ada Nyeri pinggang dan penjalarannya bila ada Karakteristik nyeri pinggang Nyeri di daerah lain (sup skrotum, di penis) Riwayat BAK berpasir Riwayat passing stone ik, di sekinar ‘Ada, Tidak menjalar Hilang timbul ‘Ada nyeri suprapubik ‘Ada, Kira-kira setahun yang lala Oo Riwayat BAK berdarah Sefak stan yang ls, BAR kadang yerwarna merah Mual ‘Ada Muntah ‘Ada Keringat dingin, ‘Ada Demam Tidakada Gangguan BAB “Tidak ada Riwayat pengobatan ‘Obat-obatan herbal untuk pelancar kencing namun tidak ada manfaatnya Riwayat sakit serupa sebelumnya Riwayat penyakit sebelumnya Riwayatalergi Riwayat penyakit keluarga Riwayat diet Riwayat pekerjaan 53 Belum pernah Diabetes ©, _hipertensi___ hiperurisemia (3, tidak ada riwayat operasi ataupun dirawat di rumah sakit Tidak ada Tidak ada Pasien suka mengonsumsi daging dan minum soda. Pasien juga sering minum minuman bernergi agar tidak mengantuk saat lembur di kantor, Pasien jarang minum air putih. Pa bekerja sebagai karyawan sswasta sejak 20 tahun yang lalu. Pasien OSCE: PAD! SURVIVAL STYLE Kebanyakan duduk ketika bekerja. Tidak —pernah _ merokok/konsumsi alkohol fisik Pasien tidak punya _ kebiasaan berolahraga Menikah, dengan 3 orang anak Riwayat merokoK/alkohol Riwayataku Riwayat kelwarga Melakukan rangkuman dan transisi ke pemeriksaan fisik ‘Mencuci tangan sebelum melakukan PF Menilai status generalis, rermasuk BB dan Tampak sakit sedang - TD 140790, HR TB dan tanda vital to4ximenit, RR 2ox/menit, sub afebris. TB 170 cm, BB 83 kg (status gizi kurang) Melakakan PF yang relevan dengan lege artis Didapackan nyeri ketok kostovertebral (9), nyeri suprapubik (). Lainnya dalam batas normal | ‘Mencuci tangan setelah melakukan PF ‘Meminta hasil pemeriksaan penunjang Urinalisisy kesan hematuria (W),leukouria (4) Ureum/kreatinin: 70,8 BNO IVP Interpretast: Preperitoncal fat line ki Psoas line tegas, simetri Kontur kediua ginjal tidak jelas tervisualisasi. Distribusi udara usus mencapai distal. jak tampak dilatasifpenebalan di Tidak tampak udara bebas ekstralumen. Tampak bayangan batu radioopak di hemiabdomen kanan setinggi vertebra L3 yang sebagian mengikuti bentuk sistem pelviokalises, proyeksi kanan, ‘Tampak bayangan batu radioopak di hemiabdomen kiri setinggi vertebra ‘Thi2-L3 yang sebagian mengikuti bentuk sistem pelviokalises, proyeksi ginjal kiri. Tampak bayangan batu radioopak berbentuk bulat dengan gambaran double layer di rongga pelvis minor proyeksi bull. dan jaringan lunak kesan baik. PP PP PM my ay mm my om iy a) gn, OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Kesan: Batu cetak ginjal kanan kiri, Batu bull, Menentukan diagnosis dan diagnosis Diagnosis kerja: Nefrolitiasis banding (Batu cetak ginjal/staghorn) dan vesikolitiasis DD: Ureterolitiasis, pieloneftitis Meresepkan obat secara tepat dengan ‘Analgesik:—_parasetamol penulisan resep yang tepat 3x500 mg “Terapi medis: tamsulosin 1x0.4 mg Merencanakan untuk rujuk dan menulis rujukan dengan benar. Melakukan edukasi kepada pasien Edukasi bahwa pasien menderita batu ginjal kanan dan kiri, rencana untuk dirujuk untuk menentukan rencana terapi berikutnya (ESWLtindakan bedah), dan edukasi_ untuk meningkatkan asupan cairan serta menghindari konsumsi jeroan, garam, = i? rs PS 3 es = 3 — i 2 x —2 3 3 3 i = is = s La x r dan protein berlebih ‘Menanyakan apa yang ingin ditanyakan pasien Koleksi kasus Tdentitas Taki-lakias tahun Perempuan, 35 tahun ‘Anak laki-laki, 3 dankeluhan —_Timbul lenting BAK tidak lampias tahun utama berair pada alat sejak 1 hari yang lalu Penis tampak kelamin yang terasa menggembung gatal dan panas bila BAK sejak 2 hari yang alu Keluhanlain __ Sebelumlenting Nyeri bagian perut ‘Anak sering, muncul, senditerasa. -bawah namun tidak menderita ISK nyeri dan demam berat/mengganggu berulang. Kulit . aktivitas. Demam (>). prepusium penis BAK berwarnakuning _tidak bisa ditarik. agak pekat, berpasir berdarah (-). Nyeri ketika BAK (+). Pasien juga tidak bisa menahan BAK. Riwayatlain __Istri pasien Pasien bekerja sebagai Anak sering mengeluh keluhan sekretaris. Sering dirawat di RS yang serupa. duduklama,menahan _karenademam Riwayat BAK, dan lupa minum —_ tinggi akibat ISK promiskuitas (+), bila sedang bekerja. terakhir 1 minggu yang lalu Temuan Tampak sakie_-Nyert tekan _Kulit prepusium padaPFdan ——ringan, tanda vital suprapubik () = pemeriksaan dalam batas normal Sc penunjang Teraba pembesaran —_Urinalisis: keruh, KGB bilateral pada _eritrosit (-),leukosit lipat paha esterase (+),nitrit (+) Genitalia: _lenting 55 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE berair multipel pada region genitalia Tes Tzanek: ‘multinucleated giant cells ‘| Dx dan dx Herpes genitals Sisttis Fimasis banding dd siflis df uretritis dd/ parafimosis Taralaksana___Asiklovirgx200 mg Siprofloksasin 2x50 Sirkumsisi dengan (5 hari) img selama 5 hari Edukasi untuk banyak minum, meningkatkan aktivitas fisik, dan tidak menahan BAK 56 anestesi blok dan infiltrasi Pemberian analgetik, antibiotik, dan vitamin setelah sirkursisi oP AHKAMHP AAA MAM MMH HMP PMP PM HMO OM OH Hematologi - Onkologi Kotak ceklis Jangan lupa untuk beri tanda cek (4) Infeksi OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Kasus yang sering ditemul Pendekatan Klinis kasus hematologi Keterampilan intubasi endotrakeal Keterampilan pemasangan infus Farmakologi obat-obatan di bidang hematologi- onkologi- infekst ‘Simulasi kasus Kasus yang sering ditemui 1. Anemia defisien 7 Demam berdarah dengue ~ Malaria Leptospirosis ¥ J Renjatan (syok) anafilaktik Pendekatan klinis kasus hematologi - infeksi ‘Anamnesis berangkat dari keluhan utama yang disampaikan oleh pasien. Untuk semua keluhan utama, jangan lupa konsep utama (lihat bab keterampilan anamnesis umum). Jangan lupa untuk menanyakan keluhan lain seperti pada penjelasan di bab anamnesis awal. Untuk setiap temuan awal, pikirkanlah beberapa kemungkinan diagnosis berdasarkan siste Temuan awal ‘Anamnesis khas Pucat, mudah ela napas, begah. Nafsu makan menu Dy bb bb bb bb De — ‘menstruasi dan jumlah darah menstruasi (mk ba fb vw — keluarga s7 ‘atigue (cepat lelah), sesak jantung berdebar, nyeri dada, nyeri perut, perut tidak enak, perut Kehilangan darah: Muntah daraly, perdarahan saluran cerna (BAB hitam atau berdarah), operasi, pascaoperasi, Diet: konsumsi daging, sayur, buals minum teh setelah makan, konsumsi jamu dan obat-obat penghilang rasa sakit, konsumsi vitamin/suplemen lain Penyakit kronik: batuk, demam, keringat malam (TB), penurunan BB, benjolan Ieher (keganasan), riwayat DM, kencing berkurang (gagal ginjal kronik) Riwayat penyakit terkait darah pada Pernahkah mengukur suha tibuht Pola demam? Apakah membentuk Kemungkinan diagnosis Hematologi Anemia defisiensi best ‘Anemia penyakit kronik Talasemia dafeerdasarkan sisten organ lain sleep deprivation, depr penyalahgunaan obat, anemia, sgagal jantung, TB paru, Tatekst Demam dengue -demam. OSCE: PADI SURVIVAL STYLE “iklus tertentu? Kapan demam berdarah dengue dirasakan paling tinggit Menggigil? Malaria Leptospirosis Keluhan lain: sakit kepala, mata merah, HIV/AIDS ikterik, mimisan, gusi berdarah, mual- muntah, batuk-pilek, sesak napas, nyeri perut, diare/mencret, konstipasi, BAB —_d/infeksi akut organ lain berdarah/hitam, sakit saat berkemib, seperti pneumonia, keputihan dan nyeri perut bawah, ‘gastroenteritis, nfeksisaluran nyeri otor dan badan pegal-pegal, emit, infeksi saluran genital, ‘muncul bintik-bintik merah di kulit ddan infeksi lokal lain (seperti infeksitelinga) Faktor risiko: berpergian ke daerah endemis, lokasi rumah banyak nyamuk dan banak air menggenang, lingkungan baru banjir, jarang menggunakan alas aki. Benjolan Kapan pertama kali muncul, dan di Onkologi payudara mana? Bagaimana dan berapa lama Fibroadenoma mamae benjolan membesar? Apakah terdapat_ (FAM) nyeri? Apakah puting pernah Fibrokistik mengeluarkan cairan? Kanker payudara Bagaimana hubungan benjolan dengan siklus menstruasi? da berdasarkan penyebab lain Apakah saat ini sedang menyusui? Cara mastitis, breast engorgement ‘menyusui saat ini? Penurunan BB, demam, nafsu makan menurun? Riwayat keluarga tentang keganasan payudara ematologi - onkologi =i Sepeti pada kasus-kasus yang lain, pemeriksaan fisik dimulai dari hal umum ‘meliputi keadaan umum dan tanda vital, Perhatian khusus pada tanda vital, demam merupakan keluhan yang sering dari keadaan infeksi, sehingga pengukuran suhu tubuh tidak boleh dilupakan. Pada keadaan anemia defisiensi besi, beberapa hal yang cukup diagnostik dan dapat ditemukan antara ain konjungtiva pucat, atrofi papil lidah dan koilonikia (kuku sendok). Pemeriksaan kelenjar getah bening juga hal yang penting sebab pembesaran sering menjadi hal yang menandakan kasus hematologi, keganasan (leukemia), serta kasus infeksi secara umum, Perabaan_perlu dilakukan secara sistematis di sekitar wilayah kepala - Ieher (atau inguinal pada kasus tertentw). Agar sistematis, perabaan dapat dimulai dari submental lalu ke submandibula, jugular chain (anterior dari m. sternocleidomastodieus), lalu ke posterior triangle (posterior dari m. sternocleidomastoideus), menuju ke postaurikular dan preaurikular, lalu terakhir ke supraklavikula, Untuk kasus kecurigaan pada 5B AAD DDMPMH OOP MMMM OM MO MOM OM MHD HM DM DP YP MO HP Oe OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Keganasan payudara, kelenjar getah bening aksila dapat diperiksa (lihat bab pemeriksaan fisik payudara untuk lebih lengkap). Pemeriksaan kardiovaskular perl dilakukan, Pada kasus anemia (terutama anemia berad), dapat terdengar bising jantung sistolik akibat peningkatan curah jantung sebagai kompensasi anemia pada pasien. Pemeriksaan abdomen bermakna pada kasus hematologi, terutama anemia, Anemia Karena dugaan talasemia dapat diperkirakan apabila terdapat pembe: (splenomegali dan hepatomegali). Sementara itu. kasus infeksi malaria juga dapat mengakibatkan splenomegali. Untuk kasus leptospirosis, ja lupa untuk melakukan pemijatan techadap m. gastrocnemius, Pada umumnya pijatan terhadap otot ini menimbulkan rasa nyeri, a) Pemeriksaan penunjang kasus hematologi- onkologi - infeksi a Tenis Pemeriksaan Hematologi__ Hb, It, Leukost, Hiung Jenis/Dit Count, Trombosit 3 MCV, MCH, MCHC 7 Morfologi/gambaran darah tepi Retikulosit ‘Studi_best 7 Serum Iron SD iron study Total Iron Binding Capacity (TBC) Saturasi Transferin Panel infeksi_ DBD: IgM/IgG anti-dengue, NSt Malaria: hapus darah tipis dan tebal, rapid diagnostic test (RDT) Leptospirosis: IgM/IgG anti-leptospira bb by ob Keterampilan khusus: intubasi endotrakhea et a Indikasi 1. Pasien dengan penurunan kesadaran (GCS <8) 2. Pasien dengan kemungkinan aspirasi 3. Pasien dengan kemungkinan obstruk 4. Pasien dengan usaha nafas yang til 5. Apnea 6, Pasien yang memerlukan anestetik umum bi! —_ Db Kontraindikasi relatif 1 Trauma maksilofasial 2. Kecurigaan cedera servikal 3. Kontraindi absolut 4. Prakwur laring (sf be bos | wy wr sd 1. Penilaian derajat kesulitan intubasi Ventilasi dan oksigenasi yang optimal 59 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE 3. Kosongkan isi lambung, 4. Obat analgesia, sedasi, amnesia, pelumpuh otot (sesuai kebutuhan) Skor Mallampati Prediksi Kesul + Anamnesis : Riayat kesulitan intubasi + Pemeriksaan Fisik © Buka Muluc (© Pergerakan rahang (0 Inspeksi bagian dalam mulut © Pergerakan C-Spine © Mallampati + Pemeriksaan Radiologi Premedikasi, Induksi, & Pelumpuh Otot co Premedikasi © Fentanylir- 2 yg/Kg IV bolus © Lidocaine: 1.5 mg/Kg IV bolus ° Induksi © Propofol: 2-3 mg/Kg IV bolus © Pelumpuh otot ‘© Succinylcholine: 0,3 -2 mg/Kg {V bolus © Rocuronium: 0.6 ~1 mg/kg IV bolus Komplikasi Intubasi Endotrakea Saat Intubasi_ ‘Saat ekstubasi Trauma, Trakeomalasia, Perdarahan, Kesulitan ekstubasi, Fraktur/subluksasi C-Spine, Aspirasi isi lambung Aspirasi isilambung, Obstruksi jalan nafas, ediastinum/pneumothoraks, alls route ODD PDP eanomnaeapamopn DP PP 8 ® wD. mo 2 @ my ot mm (my ama <3 * OSCE: PADI SURVIVAL STYLE =3 3 Selama terintubast Pasea ekstubasi es Perubahan posisi ETT Kerusakan nervus -3 Obscruksi jalan natas Sakit enggorokan Aspirasi isi lambung Paralisis pita suara =a Ruptur trakea/bronkus Edema glotis Perubahan suara 3) 3 Persiapkan STATICS: “3 S scope (stetoskop dan laringoskop dengan bilahnya) > sambungkan dan periksa apakah = berfungsi dengan baik dan sumber cahaya adekuat. ‘T: tube (ETT, persiapkan nomor 7 serta setegah ukuran di atasnya dan dibawahnya > 6,5 dan 755) =3 Azairway (oropharyngeal airwaylOPA) = Te tape (Plester) 3 introducer (styled) 3 C: connector (mandrain) t S:suc 3 tion ; Langkab - = 1. Posisikan pasien supinasi, Pada keadaan trauma kepala dan leher harus a dipertahankan dalam 1 garis lurus (in-line immobilization) 2. Persiapkan alat 3 3. Cuci tangan dan pakai sarung tangan 4. Operator berdiri di bagian kepala tempat tidur. Tempat tidur posisi a datar. 5. Memegang laringoskop pada tangan kiri a 6. Preoksigenasi 30 detik dengan oksigen 100%. Kemudian ventilasi selama 30 detik menggunakan bag balve mask =) 7. Lakukan penekanan pada krikoid untuk mencegah aspirasi. Apabila pasien sadar lakukan induksi dengan pelemas otot 3 8. Bersihkan rongga mulut dari cairan/benda asing. Bila perlu gunakan suction. = 9. Buka mulut pasien perlahan dengan tangan kanan menggunakan cross finger technique (ibu jari tangan kanan ditempatkan di depan gigi 3 bawah mandibula dan jari telunjuk di depan gigi atas maksila). fo, Masukkan laringoskop ke dalam muluc ==) tt. Posisikan lidah pasien ke sisi kiri dorong hingga mencapai posisi yang tepat. Posisi yang tepat: ‘a. Bilah lurus di bawah epiglotis b.Bilah lengkung dimasukkan ke dalam vallecula epiglotica di atas epiglot Visualisasikan pita suara dan pembukaan epiglotis, Dengan tangan kanan masukan pipa endotrakea melalui pita sara dengan lembut ‘Angkat stylet dan laringoskop dengan hati-hati, ETT dipertahankan pada posisinya ngkan balin untuk menciptakan sekat 61 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE 16.Lepaskan tekanan pada krikoid 17.Lakukan ventilasi dengan kantung udara pada pasien dan perhatikan gerakan simteris pada dinding dada, Auskultasi pada lima sil yy untuk) memeriksa—masuk/tidaknya —udara mn maas. Tika Mpaya (gpigastrium, apeks par kanan, 9 ke patu 1, al dilakukan dalam (¢PI6 nee e s Jobus bawal paru kanan, dan lobus bawah par waktu tersebut, pasion harus jij), Periksa adanya pengembunan pada pipa segera mendapat ventilasi dengan endotrakea saat pasien ekshalasi 1g udara sebelum usaha 18.Fiksasi_ posisi pipa _endotrakea dengan plester pada posisi setinggi bibir. 1g.Rapikan peralatan dan buang jangan terlalu lama membiarkan pasion tanpa ventilasi, Usahakan mmelakukan intubasi dalam 1 kali tubasi kant intubasi kembali dilakukan ‘sampah di tempatnya 20. Cuci tangan Keterampilan pemasangan infus 1. Periksa kelengkapan alat, cuci tangan dan kenakan handschoen. 2. Persipakan cairan infus: gantungkan cairan infus, kunei selang infus, tusukkan infus set. 3. Buka kunci selang infus dan arahkan selang ke atas, sampai cairan mengalir dan tidak ada udara di selang infu. Kunci kembali selang infus. 4 Cari lokasi vena, pasang duk / kain pengalas. Raba vena target, pasang karet pembendung proksimal. 5. _ Disinfeksi permukaan kulit yang akan ditusuk. 6. Tegangkan kulit, cusukkan kanul dengan mandrain ke vena dengan pos yang tepat. Mandrain dicabut perlahan sambil kanul dimasukkan. Jika sudah masuk yakin posisi kanul telah masuk, tarik mandrain keluar. 7. Lepaskan karet pembendung vena, lalu sambungkan selang infus ke kanul, 8. Buka kunci infus, dan pastikan tetesan aliran mengalir dengan lancar. Jika Jancar, tutup kembali, 9. Lakukan fiksasi dengan baik. 10. Buka tetesan infus sesuai dengan kebutuhan, n 2 Komunikasi dan edukasi di bidang hematologi - onkologi - infeksi Kasus anemia defisiensi 1. Faktor risiko anemia defisiensi besi antara lain faktor diet yang kurang mengandung daging, banyak konsumsi teh setelah makan, perdarahan menahun, dan menstrua: 2. Penggunaan obat penghilang rasa sakit dan/atau jamu-jamu dapat meningkatkan risiko radang lambung dan menyebabkan perdarahan menahun, 3. Pengobatan anemia dengan menggunakan preparat besi, Rasanya kurang enak dan banyak efek samping terutama efek samping saluran 4. Penyerapan besi terbaik adalah jika diminum sebelum makan, namun efek samping bertambah. 62 RaAnmnnarnrannrnnreannananann me mm anne ~ % OSCE: PADI SURVIVAL STYLE an penyerapan, Dengan demikian zat asam seperti buah jeruk dapat meningkatkan penyerapan vitamin C, Walaupun gejala sudah membaik, pengobatan perlu diteruskan untuk ‘mengisi cadangan besi yang sempae berkurang. Farmakologi di bidang hematologi- onkologi - infeksi Kondisi “Anemia defisienst bes ‘Obat dan Dosis Keterangan tambahan Sullas ferosus 3x 325 325mg Fe-sulfat = 65 mg Fe elemental mg tab Penyerapan terbaik saat perut kosong, namun efek samping (mual, muntah) menjadi dominan. Alternatif:berikan setelah makan dan juga berikan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan, Efek samping lain: heartburn, konstipasi, dan BAB hitam. Malaria “Artemisinin Primakuin kontraindikasi anak 0,5em Vesikel berisi pus Bila berwkuran bula menjadi bula hipopion Krusta Cairan tubuh Gerosa hingga darah) yang Burrow (terowongan) Plakat Ingiltrat berbatas tegas dengan konsistensi padat, uukuran>1.0m Kehilangan jaringan kulit, tidak melebihi stratum basale Likenifikasi Penebalan kulit disertai relief kul yang makin jelas Nodul Penjonjolan di permukaan kulit, uk prom Kehilangan jaringan kulit, ‘melebihi stratum apilare Skuama Stratum korneum yang terlepas, mengering di permukaan kulit Diadaplasi dari American Academy of Dermatology; Panduan Praktis Morjologi dan sng Te nina Beng Kulit Atlopah. dco, Ukuran: milier, lentikuler, gutata, numuler, plakat. Lebih baik jika dapat dideskripsikan dengan ukurai eksak, seperti sentimeter i Low, Jumlab lesi: multipel vs tunggal ? Konfigurast: 1, arsiner, polisiklis, dermatomal, ir ritfamis,konfluens, korimbiform! i Jooies ©) wninyahe- a clermol. © @—Sebaran: regional (satu lokast saja), universalis (hampir 100% tubuh), generalisata (250% tubuh), bilateral, simelfis, unilateral, diskret (lesi tersebar ‘satu-per-satu, ada di mana-mana) "Oy ‘ 3 Cys OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Jikan lest putih di permukaan atasnya — dermatomal (scaly plaque). Cr An > Pac Tiny . —p Hien Temuan mikrgsko ic jarmur Kult fica —p Et ite Hifa pendek, spora bulat bergerombol Membentuk gambaran ‘sphagetti and meatball” Tafeksi Malasessia furfur atau pitriasis versicolor (panu) Tafeksi dermatofita atau dermatofitosis (tinea) Farmakoterapi kasus dermatologi PIS Pada regio ckstensor lutut Pada regio pektoral kis, Pada regio Meksor _lengan bilateral, terdapat”plakat_ terdapat__vesikel eritematosa—kanan, —terdapat_—_makula critematosa multipel berbentuk’ —multipel_bergerombol dengan _hiperpigmentasi multipel ular ireguler, ukuran 5 em, ukuean 2-5 mm, batas tegas, berukuran 3-100 mm, batas betas tegas, dengan skuama yang tersebar—secara—_tegas, dengan susunan yang tidak beraturan, blastospora Kandidiasis kulit Tenis ‘Obat Keterangan tambahan ‘Antiblotik topikal __ Mupirocin 2% eream $3.dd appl ‘Antijamur topikal __ Miconazole 2% cream Pemberian sampai batas lesi sejauh S 2dd appl 1-2 em agar memastikan eradikasi Selenium sulfida-— 1.8% —_jamur, Tinea ditaralaksana dengan shampoo obat ini sampai 2 minggu lesi Sax/minggu menghilang (umumnya minimal 2- Aminggu) ‘Antijamur oral Trraconazole axi00 mg tab “Terutama jika Test luas, atau Tesi di atau Griseofulvin 2x125 mg tab Asiklovir 5 x 800 mg (1 tab = 400 mg) _ tiparasit Permetrin 1% atau 5% cream ‘Antiviral oral 74 tempat yang tidak dapat digunakan cobat topikal (misal: rambut) Kasus untuk herpes simpleks: 5 x 200 mg tab 196 untuk pedikulosis kapitis € € é€ é é€ é é é € € é é s e aie OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Sue 390 untuk skabies, diaplikasikan ke seluruh tubuh kecuali leher ke atas malam hari, biarkan sampai esok hari (8-12 jam) Kortikosteroid Hidrokortison 2.5% cream Untuk lesi gunakan topikal S2ddappl Clobetasol propionat 0,05% hidrokortison saja 1s atrofi kulit, striae, cream sistemik jika penggunaan banyak Srddappl dan pada kulit yang terbuka Emolien/pelembab Urea 20% Pelembab kulit, terutama untuk S3.dd appl dry skin dan dermatitis atopi Antihistamin oral CTM 4 mg tab Dosis anak: 0,1 mg/kgBB/kali, S3 dd tab | sxthati Simulasi kasus Efek samping: mengantuk. Seorang laki-laki, 29 tahun, datang dengan keluhan gatal di lipat paha sejak 2 minggu yang lalu, Lakukan anamnesis pada pasien. 2. Sebutkan deskripsi efloresensi dan sampaikan kepada penguji. 3. Mintalah hasil pemeriksaan penunjang kepada penguji. 4. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding, lalu sampaikan kepada penguji 5. Tuliskan resep dan serahkan kepada penguj 6._Lakukan edukasi kepada pasien terkait masalah kesehatannya. Cek__ Tugas Jawaban Dokter memperkenalkan dirt ‘Menanyakan nama dan umur pasien ‘Menanyakan pekerjaan pasien Keluhan urama ‘Onset keluhan utama Tn, Vino, 28 tahun Mandor proyek Gatal di kedua lipat paha 2 minggu yang lala Lokasi awal Tipat paha Progresif ‘Semakin membesar, hingga saat int Gatal Ya, terutama saat berolahraga Ny Tidak Baal Faktor yang memica Tidak Sedang sibuk mengawasi proyek besar, cuaca panas dan berkeringat Fakior yang meringankan Tidak ada Sudah diobati Belum ‘Keluhan di bagian tubuh yang lain Tidak ada Riwayat kebersihan dirt Riwayat berpakaian Riwayar berwukar alat personal higiene Riwayat sakitserupa sebelumnya Riwayat penyakit sebelumnya 75 Mandi hanya pagi hari, Karena kerja di proyek sampai sore-malam tidak mandi malam hari Pakaian proyek, Ketat dan panas, tidak menyerap keringat Tidak Sebelah kin, terasa berdenyut seperti nyeri pada mata kirinya Belum pernah DM disangkal, yang Tain tidak ada yang OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Riwayat alergi Riwayat penyakit keluarga Riwayatdiet icpekerjaan Riwayat merokok/alkohol Rivayat akrivitas fisik Riwayat keluarga Melakukan rangkuman dan transisi ke pemeriksaan fisik Mencuci tangan sebelum melakukan PF ‘Menilai status generalis, ermasuk BB dan TB dan tanda vital Melakukan PF yang relevan dengan lege artis ‘Mencuci tangan setelah melakukan PF ‘Meminta hasil pemeriksaan penunjang Menentukan diagnosis dan diagnosis banding Signifikan “Tidak ada idak ada yang signifikan “Tidak ada yang signifikan Mandor proyek, saat ini sedang sibuk, Merokok, + bungkus/hari sudah 20 tahun. Alkohol tidak ada Di hari libur pasien suka lari pagi. Menikah, dengan 3 orang anak. Saat int hubungan dengan keluarga baik. Tampak sakit berar- TD no/fo, HR 8ox/menit, RR 20x/menit, suhu afebris, Mendeskripsikan lest dengan tepat: Pada regio cruris bilateral, terdapat plak eritematosa berukuran plakat, berbentuk bulat ireguler, batas cenderung tegas, dengan tepi lesi_ yang lebih aktif dibandingkan bagian lain (central healing). KOH: ditemukan hifa sejati, panjang, dan bersekat snosis Kerja: tinea kruris dd/ kandidiasis kulit ‘Melakukan edukasi kepada pasien ‘Menanyakan apa yang ingin ditanyakan sien ‘Menentukan kapan waktu untuk kunjugan wlang 76 Edukasi tentang penyakit, higiene personal, pakaian yang menyerap keringat, dan cara penggunaan obat. COPMPAMPAAMAMHPAANPAMPHMPRPP PPP PP PP RPM Pes PP. P Koleksi kasus OSCE: PADI SURVIVAL STYLE “Anak lakUlaki, Ww ahun Mentitas dan Rambut rontok sejak 2 Perempuan, 33 tahun Borok di kaki sejak 3 Takilaki, s2 tahun Lenting —berair di sides minggu yang lalu hari yang lalu punggung belakang sejak kemarin Keluhan Gatal_pada tempat yang bekerja di hutan, — Lenting terasa nyeri dan lain rontok (+), terutama jikaterkena —ranting- —panas. Lesi_kulit lain berkeringat. Nyeri tidak ranting pohon. Lesi— disangkal. ada, Baal tidak ada, Lesi— kulit ingkal, kulit lain disangkal. Pe tidak menggunakan alas kaki waktu bekerja. Riwayar Riwayatserupa disangkal, Riwayat _ Riwayat Riwayat penggunaan lain serupadisangkal. “pil hijau"—_setelah Higiene personal: mendapatkan informasi mandi tx/hari karena dari temannya. sulit air di Pernah cacar air waktu daerahnya, DM _—kecil, isangkal. Riwayat serupa disangkal. Temuan r pada PF Dx dan dx Tinea kapit Herpes zoster ees edd dba eb handuk/pakaian bersama banding df alopesia areata ddl impetigo bulosa___dd/ dermatitis venenata Tindak UjiKOH Pewarnaan gram Uji Tzanck (tidak rutin) lanjut Tatalaksan __Griseofulvin oral Kompres_terbuka Acyclovir 3x800 mg oral a Selenium sulfida KMnO4 NSAID oral shampoo Antibiotik topikal Higiene personal, jangan — Higiene personal menggunakan ey Tdentitas Takai, tahun dan Baal di kulit lengan bawah Fe s Takaki, attahun Gatal_di_ pergelangan tangan sejak 3 hari yang Ialu. Gatal memberat dl smalam har. TakFTaki, 5 tahun Gatal di sekitar pusar sejak 1 minggu yang alu. Keluhan muncul saat baru ganti that pinggang dengan —kepala_ that pinggang berbahan nikel. keluhan Kanan sejak 3 bulan yang y tama aw r —9 Keluhan _ Gangguan saraf, srubahan ‘wajah sngkal. Lesi kulie Jain ngkal. ‘Ayah _pasien_penderita Test kulit Tain disangkal. Riwayat tinggal di kos 7 Lesi kulit lain disangkal. Riwayat__alergi (0), OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Ts teman satu Kamar terutama makanan laut kos terlebih dahulu. — Riwayat pajanan dengan punya keluhan yang — bahan-bahan kimia tidak sama, dan belum ada. Riwayat seperti ini herobat. sebelumnya disangkal. Tain baik. Riwayat pajanan r matahari dalam batas normal. Baal) pada pemeriksaan sensori Dx dan dx Morbus hansen tipe PB ‘Skabies Dermatitis Kontak alergi banding dd hipopigmentasi dd! dermactis Kontak dd! dermatitis Kontak pascainflat alergi iritan ddf dermatitis kontak d/ pitiriasis versikolor iritan Tindak Pemeriksaan skinsmear__ Pemeriksaan “Tes alergi(pateh tes Janjut mikroskopis Tatalaksan Regimen pengobatan _ Permetrin 536 krim Hidrokortison cream a MB: Teman harusdiobati —-Hindari pajanan Rifampisin 1x600 Seprai, bantal harus terhadap benda yang mgibulan dicuci| dengan air sama Dapson 1100 mg/hari panas 78 a neanpananenrrmanmnrnwnAnrnannwanAahRAWMAPmAeeRHeeQeReRR A PP ry 2O ADI SURVIVAL STYLE Oftalmologi Kotak ceklis Jangan lupa untuk beri tanda cek (7) ‘Rasus yang seving ditemul Pendekatan Klinis hasus oftalmologi Fa ‘makoterapi kasus oftalmologt A ‘Simulasi kasus Kasus yang sering ditemui Via, OF 1. Blefaritis 2. Konjungtivitis 3. Pretigium 4. Dryeye 5. 6 Kelainan refraksi = Glaukoma (akut dan kornik) 7. Retinopati (diabetik, hipertensi) AF om Ww Pendekatan klinis kasus oftalmologi U t4 > leLi Pendekatan dimulai dengan anamnesis. Ada 4 kemungkinan temuan awal yang, dapat menjadi panduan untuk ke arah diagnosis. Masing-masing temuan awal memiliki arah diagnosisnya masing-masing. Dari kemungkinan diagnosis yang ada, tanyakan hal-hal yang diperlukan untuk mengarahkan (dan menyingkirkan) diagnosis-diagnosis yang mungkin. Untuk membedakan mata merah dengan mata tenang, umumnya pasien sendiri yang akan mengeluhkan (ditambah inspeksi sekilas dari mata). Untuk membedakan mata merah visus turun perlahan atau visus turun mendadak, jika pasien dapat menyebutkan dengan pasti (misal:"t hari yang lalu dok’), kemungkinan besar visus turun mendadak. Jika pasien tidak jelas ‘menjawab “gak tahu dok, udah lama dan makin lama makin burem’, atau jelas- jelas waktunya kronik “udah dari 3 bulan yang lalu dok’, ini adalah kasus visus turun perlahan. “Temuan awal ‘Mata merah visus tetap* ‘Anamnesis khas Konjungtiva: sekret (ada/tidak, konsistensi, warna), nyeri, gatal, rasa mengganjal, _fotofobia, sakit kepala, Riwayat ISPA, kemasukan benda —_asing, trauma mata, alergi, riwayat kontak dengan yang sakit, riwayat pajanan matahari. Aparatus lakrimal: usia, sekret, nyeri,_gatal, rasa_mengganjal, 79 Kemungkinan diagnosis Konjungtiva Konjungtivitis bakterial, alergi Prerigium Perdarahan subkonjungtiva akut viral, Aparatus lakrimal Dry-eye — (terutama geriatri) pada OSCE: PADI SURVIVAL STYLE )Fiwayat riwayat ik, riwayat lensa Tiwayatpekerjai Mata menurun* Koren: sekret__ (adaltidak, ‘warna), nye! sakit kepala, Riwayat penggunaan dan perawatan Tensa Kontak, trauma mata, tertusuk tanaman. Uvea: gejalakonstitusional (demam, penurunan BB), nyeri sendi, penyakit autoimun. Tekanan intraokular: nyeri, sakit kepala, sekret, melihat pelangi/halo, —mual-muntah, keadaan sebelum —_timbul serangan, Kornea Keratitis Ulkus korena Uvea Uveitis anterior Tekanan intraokular Glaukoma aku (glaukoma sudut tertutup) Mata tenang visus turun perlahan Lensa: cek usia (usia sekolah? usia twat), deskripsi *kabur’, progresivitas, silau, gangguan penglihatan warna, riwayat trauma mata, riwayat DM, riwayat keluarga, Tekanan intraokular: nye sakit kepala, sekret, melihat pelangi/halo, gangguan__lihat warna, gangguan_ penglihatan perifer (sering menabrak) riwayat keluarga serupa. Retina: progresivitas, gangguan penglihatan’ warna, melihat tirai/sesuatu yang mengambang, riwayat_ DM, riwayat hipertensi Tensa Katarak Kelainanrefraksi (miopia, hipermetero astigmatisma) Tekanan intrackular Glaukoma kronik (glaukoma sudut terbuka) Retina Retinopati diabetikum Retinopati hipertensi ‘Mata tenang visus turun mendadak Keluhan lain Retina: visus——turun sebelumnya, melihat tirai/sesuatu yang mengambang, riwayat_ DM, riwayat hipertensi. Bengkak dan benjolan di retina Kelopak mata kelopak mata Blefaritis Bengkak kelopak: visus, nyeri, Hordeolum internum, panas, sekret. Demam. Riwayat _eksternum ISPA, riwayat trauma, riwayat — Kalazion manipulasi bulu mata, riwayat benjolan/bengkak sebelumnya. ‘GejalaTanda Kon) Ron vial ‘ony alergl Glaukoma — Keratiti Ne . Tate vet eh dalalkes nny kornea Views tora 1k ak Tak a a = Ryerimata___o 2 ° 3 2 2 em Oh Hh hh HH HH HW H w t 1 WW Jeb bbb de bss dbo de ou ww ow a OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Forotsbia = = = 7 5 r Gaial 1 1 5 2 no 2 Kualitar ——parulen, wate try min, tergantang——ndakada sehret faites hinges banyak fenderung ——_etiologl sesane mucous, beral Bervarias sedang banyak “Temaanlain tape inj rr Teta Taj Tye Xjungtiva —Lonjngtiva, —Konjungtiva, ier pupil ier siler faite fulteldan” midis, termuan ‘rat pembescan papi, reeks shoudst———prespta, Kon Fagot pupil pals Eoerien preauribulae Seg! mrenurun Hommes thorena rub) Pomeriksaan fish oftalmologi Pemeriksaan oftalmologi biasanya dilakukan dengan urutan sebagai berikut jihatan / visus: lebih detil di bagian bawah 2 ih detil di bagian bawah 3. Gerakan bola mata (serupa dengan pemeriksaan gerak bola mata dalam neurologi, yakni membentuk huruf"H") 4 Bola mata secara keseluruhan: posisi bola mata, ukuran bola mata 5. Kelopak mata atas dan bawah: bengkak, benjolan (nodul), warna, sekret, pteosis, aparatus lakrimal, bulu mata dan alis 6. Konjungtiva: bulbi, forniks, dan palpebra. Nilai warna (pucat?) pembuluh darah (injeksi konjungtiva), kemosis (edema konjungtiva), folikel, dan benda asing. 7. Sklera: warna, nodularitas. 8. Kornea: ukuran, bentuk, permukaan, kekeruhan, ulkus. 9. Pupil dan refleksnya: bentuk, ukuran, refleks cahaya langsung dan tidak Pemeriksaan visus Tangsung . Kedalaman bilik mata depan (anterior chamber): dalam vs dangkal Lensa: letak, shadow test. Oftalmoskopi: lebih detil di bagian bawah. Informed consent. Minta pasien duduk 6 meter dari kartu Snellen (atau 20 feet) 3. Tutup mata kiri dengan occluder, periksa mata kanan terlebih dahulu, 4. Minta pasien membaca huruf terbesar, terus turun hingga huruf terkecil. Apabila pasien salah kurang dari /2 jumlah huruf dalam satu 5. Catat hasil pemeriksaan visus tersebut sebagai 6/x, di mana x adalah ‘angka di samping baris yang mana masih dapat dibaca minimal 1/2 jumlah hurufnya oleh pasien AVOD 6118, pinhole maju AVOS 6/24, pinhole maju Lakukan pin-hole terhadap mata yang sedang di [akukan pemeriksaan pada mata yang lainnya, OSCE: PADI SURVIVAL STYLE tode sederhana menggunakan metode konfrontasi Donder (kampimetti). 1. Informed consent, jelaskan prosedur. 2, Duduk berhadapan dengan pasien dengan jarak im. Minta pasien menutup mata kiri, pemeriksa mem pasien menatap mata pemeriksa, 4. Dengan jari, letakkan di lapangan pandang atas, bawah, temporal, dan nasal, Bandingkan luas lapangan pandang pasien dengan lapangan pandang pemeribsa, Jy Ary ibey por saan menggunakan oftalmoskop mata kanan, Mata 1. Informed consent. 2. Jika perlu, mata pasien dapat diteteskan tropikamid 1% untuk melebarkan pupil. Hati-hati tropikamid pada keadaan glaukoma. 3. Periksa terlebih dahulu mata kanan, dengan menggunakan mata kanan pemeriksa, 4. Nyalakan oftalmoskop, minta pasien melihatjauh. 5. Dekatkan oftalmoskop dengan mata pasien. Lakukan adjustement dengan memutar putaran yang berada di tubuh oftalmoskop hingga terlihat jelas. Cari papil nervus optikus, permukaan fundus (retina), serta refleks makula, 6. Nila: refleks fundus, bentuk papil, batas papil, cup-disk ratio (CDR), permukaan fundus (vaskularisasi, perdarahan, cotton woll spot), pembuluh darah arteri/vena, dan refleks makula. Beberapa gambaran hasil oftalmoskopi dan kondisi Klinisnya: Refleks fundus (+), papil bulat, _Refleks fundus (+), papil_ Refleks fundus (+), papil batas tegas, CDR 0,3-0,4; aalvv _bulat, batas tegas, CDR 0.8. bulat, batas tegas, CDR 0,4- 2/3, tidak ada perdarahan 0,9; aalw 2/3, tidak ada 05; aa/vv 2/3, cotton wool retina, tidak ada proliferasi “Perarahan retina, tidak ada spot (+), -—_dot-and-blot pembuluh darah, —refleks —_proliferasi pembuluh darah, hemorrhage (+), tidak ada makula positf. refleks makula positif, proliferasi pembuluh darah, tefleks makula positif. Glaukoma tronik (sudut Retinopati—diabetik —_ non- tertutup) proliferai ‘Obat z Keterangan tambahan. Kloramfenikol1% eye drops Pada fase awal bisa diteteskan S6ddgitl setiap 2 jam sekal Natrium cromogyleate 2% Untuk_konjungti | Ww | ry a OSCE: PADI SURVIVAL STYLE 3 eye drops iiast-cel stabilizer r : Siddgttt me Airmata buatan ioksietseTaosa eye Untuk mengatast—gejala mata drops: ering (dry eye) a = Sédd gut — ‘asokonstriktor Tetrahidrozoline 0.05% 6 Untak me 7Oline 0.05% eye intuk mengurangi gejala” mata — drops * merah ee Sagdd gut it 2 Antighukoma Timolol as% eye drope ‘Acetazolamid untuk fase akw 2dd git] sebaiknya diberikan dalam sediaan = IV, baru diikuti acetazolamid per Acetazolamid 500 mg tab oral S3dd tabt Midriatikom “Tropicamid 1% eye drops 1 (tes sebelum — pemeriksaan diagnostik. Hati-hatiglaukoma : akut! Miotikum Pilocarpine 2% eye drops Juga digunakan untuk glaukoma sudut tertutup akut Simulasi kasus bide by Seorang perempuan, 52 tahun, datang dengan keluhian mata merahy 1. Lakukan anamnesis pada pasien, 2. Lakukan pemeriksaan fisik yang-relevan pada pasien. 3. Mintalah hasil pemeriksaan penunjang kepada penguji. 4 Tentukan diagnosis dan diagnosis banding, lalu sampaikan kepada penguji. 5 6 Tuliskan resep dan serahkan kepada penguji. Lakukan edukasi kepada pasien terkait masalah kesehatannya. i bb Cek Tugas Jawaban Dokter memperkenalkan dirt ‘Menanyakan nama dan wmur pasion Ny. Suwarni, 52 tahun ‘Menanyakan pekerjaan pasien Tou rumah tangga Keluhan utama Mata kiri merah ‘Onset keluhan utama 3 jam yang lal Faktor yang memicu i sedang bertengkar dengan suaminya Faktor yang meringankan Tidak ada 3 = Tajam penglihatan Menurun war mate Ti sangat Kabur. Rye Nyeri hebat mata kiri, terasa berdenyut Gatal Tidak ‘Sakit kepala Sebelah kin, terasa berdenyut seperti nyeri . pada mata kirinya i Sedikit oe Disangkal ‘Seperti melihat pelangi Ya, pada mata Kir Riwayat lensa Kontak Tidak pernah ‘ac trauma sebelumnya Tidak pernah at sakit kepala kronik “Tidak pernah Riwayat pengobatan Belum diobatk at sakit serupa sebelumnya Ini yang pertama kali 83 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat alergi Riwayat penyakit keluarga Riwayat diet Riwayat pekerjaan iwayat merokok/alkohol Riwayataktivitas fisik Riwayat Reluarga Melakukan rangkuman dan transisi ke pemeriksaan fistk ‘Mencuci tangan sebelum melakukan PF Menilai status generalis, termasuk BB dan TB dan tanda vital ‘Melakukan PF yang relevan dengan lege artis “Mencuci tangan setelah melakukan PF ‘Meminta hasil pemeriksaan penunjang. Menentukan diagnosis dan diagnosis banding Tidak ada yang signifikan, Tidak ad Tidak ada yang signifikan Tidak ada yang signifikan Thu rumah tangga “Tidak pernoh merokok/konsumsi alkohol. Pasien jarang berolahraga, malas berjalan aki Menikah, dengan 1 orang anak Saat int hubungan dengan keluarga Tampak sakit erat - TD 140/90, HR goximenit, RR 20x/menit, suhu afebris Terutama PF oftalmologi, termasuk di antaranya tekanan intraokular TIO OS 43 mig OD 19 mmHg Diagnosis kerja: glaukoma akut dd/ nyert kepala cluster Melakukan edukasi kepada pasien Menanyakan apa yang ingin ditanyakan ‘Melakukan rujukan ke spesialis mata Koleksi kasus Edukasi tentang penyakit, tentang penatalaksanaan, dan tentang bagaimana ‘mencegah serangan selajutnya Perempuan, 21 tahun Laki-laki, 50 tahun Laki-laki, 34 tahun kotoran mata (+), tidak Tengket saat bangun tidur. Nyeri disangkal. Teman kuliah juga kalau berjalan, suka tidak melihat benda di samping kiti dan kanannya. Trauma Teens, Kedua mata merah sejak Pandangan kabur Benjolan di kelopak dan ghari yang lalu. sejak 2 tahun yang mata kiri sejak 3 hari keluhan ‘Awalnya kiri, saat ini alu, semakin yang lalu veama keduanya. memburuk. Keluhan Pandangan tidak kabur, Mata tidak merah, Pandangan tidak kabur, Jain Mata menjadi berair, sering tersandung terasa panas. Pasien tidak demam. Sekret tidak ada, mengalami hal serupa. __disangkal. Riwwayat trauma tidak Riwayat DM dan Riwayat meneabut bulu ada, Riwayat alergi hipertensi disangkal, mata seminggu yang ada. Riwayat ISPA tidak Riayat trauma Tatu, ada, disangkal, PAM T HM HHH HP OO MOM HM PHP eo Pf PP OSCE: PADI SURVIVAL STYLE us normal, injeksi AVOD éfz4, pinhole N¥eritekan pada konjungtiva, sekret Sindow ant) TIO—benjolan is OD 30 mmHg, OS 34 mmilg. Lapangan pandang menyempit. Funduskopi sesua gambaan di atas. Dx dan dx ji is vi Glaukoma kronik Trordeolura internum banding jungtiviti dd) dd/ hordeolum bakterial eksternum dd/ konjungtivitis alergi ddd! kalazion Tindak Tidak ada Tidak ada Tidak ada Janjut Tatalaksan Vasokonstriktor topikal___ Anti-glaukoma “Antibiotik a Edukasi higiene personal Rujukan ke Sp.M Edukasi pasien mungkin wularkan ke orang, personal wb dod be dd vy ey wow red meet Tt RTT wow ww oe pe. } gus “ Jangan lupa untuk beri tanda cek (¥) ig ditemut Pendekatan Klinis kasus THT Farmakologi kasus THT ‘Simulasi kasus Kasus yang sering ditemui 1. Otitis media akut 2. Otitis media supuratif kronik 3. Presbiakusis 4. Rinitis akut, alergi 5. Sinusitis Pendekatan klinis kasus THT PPP PHP POR HO PDD Owe Hw HO Hm mm DP festian tual ‘Anamnesis khas Kemungkinan diagnosis Pendengaran Telinga Iuar: nyeri telinga, demam, — Telingaluar berkurang sekret, riwayat_ mengorek telinga Otitis eksterna (trauma), riwayat memasukkan benda — Impaksi serumen asing ke telinga, riwayat berenang Benda asing dittelinga Telinga tengah: nyeri telinga, demam, sekret, nyeri_ wajah, —gangguan—_Telinga tengah neurologi — (mulut_ | mencong, + OMA berbagai stadium penglihatan), riwayat ISPA, riwayat_ OMSK mengorek telinga (trauma) Telinga dalam: usia, pusing berputar, — Telinga dalam mualimuntah ——tinitus, —riwayat_—_Presbiakusis pekerjaan, riwayat pajanan sara, riwayat gangguan neurologi. Nyeri___ pada Telinga Tuar: pendengaran berkurang, __ Telinga Tar telinga sekret_, demam, riwayat mengorek Otitis eksterna telinga (trauma) Telinga —tengah: —_pendengaran__Telinga tengah berkurang, sekret, nyeri_wajah, OMA berbagai stadium ‘gangguan neurologi (mulut mencong, penglihatan), riwayat ISPA, riwayat mengorek telinga (trauma) ‘Sekrettelinga __Telinga luar: pendengaran berkurang, _ Telingaluar sekret, demam, riwayat berenang, Otitis eksterna Telinga tengah: riwayat_mengorek telinga (trauma) ‘Telinga tengah OMA stadium supuratif OMSK Sekret hidung, Kualitas sekret, demam, ISPA (batuk, _ Rinitis akutinfeksius hiduny pilek, nyeri_‘tenggorok), _sekret_/__ Rinitis alergi 86 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE tersumbat gangguan mata (Konjung Sinusitis sakit kepala, nyeri daerah sinus, post nasal drip, bersin. Riwayat atopi (asma, urtikaria, alergi makanan), riwayat tempat (pajanan sekitar), riwayat Kontak penyakit serupa. Beberapa diagnosis banding otitis: ‘Oris ‘is eksters ‘ON ‘OMA OMSK chsterna slifusa stadium stadium sickumekeipea fupurast perforast So > + 3 mere Tanggean Tika bear > 7 - pendengaran ‘Bekrer Takada aie Takats aie shana Rye tehan z 3 : : seagus Sroskop Tans = : telingasempit Membran Tata Ta Tipton pevtorat perfor, ~ timpant menonjol dapat sentra Pemeriksaan fisik THT Sebelum melakukan pemeriksaan fisik THT, lakukan informed consent dan siapkan lampu kepala. Telinga + Inspeksi: preaurikuler dan postaurikuler, apakah terdapat bengkak, hiperemis, hematoma, dan sikatriks + Palpasi: preaurikuler dan postaurikuler, tekan tragus dan mastoid, cek apakah terdapat nyeri tekan. + Otoskopi: inspeksi liang telinga (apakah. Tapang, terdapat serumen, —sekret, furunkel), inspeksi_ membran__tipani (refleks cahaya, intal/tidak), Iakukan manuver valsava (minta pasien meniup) dan toynbee (minta pasien menelan) dan perhatikan gerakan membran timpani. Hidung (dan sinus paranasal) + Inspeksi: deformitas, edema, hhidung ke atas dengan ibu jar). + Palpasi: nyeri tekan iperemis, vestibulum nasi (tekan ujung OSCE: PADI SURVIVAL STYLE , ‘ ‘ r : terfor (dengan spekulum hidung): vestibulum nasi tnenghida, seks edema, hiperemis, ukuran konka inferior dan j medi ; é‘ + Sinus paranasal: palpasi untuk nyeri tekan pada sinus frontalis dan i maksilatis. é Tenggorok P + Inspeksi: lidah, mukosa oral, palatum mole dan drum, uvula, arkus faring, tonsil (nilai ukuran tonsil, kriptus, detritus, hiperemis/tidak), é faring (hiperemis, post-nasal drip). ‘ Pemeriksaan menggunakan garpu tala ‘ Garputala yang digunakan umumnya berfrekuensi 512 Hz. Untuk semua ‘ pemeriksaan penala, lakukan informed consent dan jelaskan kepada pasien . prosedur pemeriksaan. Umumnya, jika pasien mendengar bunyi garpu tala, é angkat tangan. Turunkan tangan jika pasien tidak mendengar bunyi sama sekali. Duduk berhadapan, dengan saling bersilang. é Rinne: getarkan, lalu tempelkan di mastoid pasien sampai pasien tidak mendengar. Jika sudah tidak mendengar, letakkan di depan telinga pasien. Lakukan sebaliknya untuk konfirmasi. Rinne positif jika setelah di mastoid sudah tidak mendengar, pasien masih mendengar suara saat diletakkan di depan telinga. Weber: getarkan, lalu templkan di garis tengah wajah pasien (misal: dahi tengah, pangkal hidung, dagu, atau gigi). Tanyakan kepada pasien di sisi mana suara terdengar lebih keras. Sisi yang lebih keras adalah sisi yang mengalami lateralisasi. Jika pasien tidak dapat membedakan sisi mana yang lebih keras, artinya weber tidak mengalami lateralisasi Schwabach: getarkan, lalu tempelkan di mastoid pasien hingga pasien merasa suara hilang, lalu segera tempelkan ke mastoid pemeriksa dan nilai apakah masih ada suara, Lakukan sebaliknya. Memendek dibanding pemeriksa adalah ketika pasien mengatakan sudah tidak mendengar suara, pemeriksa masih dapat mendengar suara getaran garpu tala, Hasil Rinne Weber Schwabach (pemeriksa . dianggap normal) Tuli sensorineural Posi Tareralisasi ke sisi Memendek é sehat dibanding pemeriksa Tuli kondukat Negatit Tateralisasi ke sisi Memanjang sakit dibanding pemeriksa Farmakoterapi kasus THT Rekomendasi P-drags Keterangan tambahan OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Antibiotiktelinga —__Kloramfenikol5% ear drops __ Untuk kasus otitis eksterna Sad gtt Seruminolitik Karbogliserin 10% ear drops Digunakan jika impaksi serumen selama 3 hari berturut-turut 1-2 tetes maksimal 4x/hr ; maksimal Dekongestan nasal Efedrin HC1196 nasal drops 2 zhe Cairanpeneuci _ H,0,3% telinga Simulasi kasus ‘Seorang laki-laki, 33 tahun, datang dengan keluhan kurang mendengar telinga Kiri 1. Lakukan anamnesis pada pasien, 2. Lakukan pemeriksaan fisik yang relevan pada pasien. 3. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding, lalu sampaikan kepada penguji 4. _Lakukan edukasi kepada pasien terkait masalah kesehatannya. Cek Tugas Dokter memperkenalkan diri ‘Menanyakan nama dan umur pasien Tn. Nando, 33 tahun ‘Menanyakan pekerjaan pasien Pegawai swasta Jawaban Keluhan utama Telinga kiri kurang mendengar soda dbs ds debs de deans Onset keluhan utama Perjalanan penyakit 6 bulan yang lal ‘Sempat nyeri dan mengeluarkan cairan di telinga warna kuning sejak 6 bulan yang lalu selama 1 minggu, tidak berobat ke dokter, Saat ini sudah kering. Masih keluar cairan Tidak - | Nyeritelinga Tidak, namun 6 bulan alu sempat nyeri. Pusing berputar Tidak Sakit kepala Tidak ‘Telinga berdenging Tidak Trauma Disangkal Riwayat mengorek telinga Disangkal iwayat berenanj Disangkal Riwayat kelemahan sesisi wajah Disangkal iwayat herpes Disangkal Riwayat sakit serupa sebelumnya Tni yang pertama kali Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat alergi Riwayat penyakit keluarga Riwayat diet Riwayat pekerjaan Riwayat merokok/alkohol Riwayat aktivitas fisik ‘Melakukan rangkuman dan transis ke pemeriksaan fisik Mencuci tangan sebelum melakukan PF ‘Menilai status generalis, termasuk BB dan TB dan tanda vital Melakukan PF yang relevan dengan lege 89 Tidak ada yang signifikan Tidak ada Tidak ada yang signifikan Tidak ada yang signifikan Pegawai swasta Merokok 1/2 bungkus per hari sejak 10 tahun yang lal “Tidak ada yang signifikan Tampak sakit ringan - TD 130/90, HR 8ox/menit, RR 20x/menit, sul afebris Terutama PF THT, termasuk di antaranya OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Tes penala dan PP neurologi_ nervus rani: artis ‘Telinga: inspeksi tidak keluar cairan, tidak hiperemis, liang telinga lapang Otoskopi: tampak perforasi_membran timpani senteal telinga kiri, Tidak tampak kolesteatoma. Tes penala: Rinne AS negatif, Weber lateralisasi ke iri. Schawach AS memanjang. Hidung: dalam batas normal ‘Tenggorok: dalam batas normal is: dalam batas Neurologi nervus kranii normal ‘Mencuci tangan setelah melakukan PF ‘Menentukan diagnosis dan diagnosis banding Diagnosis kerjar otitis media supuratit kronik benigna AS dd/ otitis media supuratif kronik maligna AS Melakukan edukasi kepada pasien Edukasi tentang penyakit, tentang penatalaksanaan, dan tentang bagaimana mencegah serangan selajutnya. OME PPO PPP PPP PPP ‘Menanyakan apa yang ingin ditanyakan Dey pasien Koleksi kasus =! ‘Anak laki-laki, Perempuan,i9tahun __Lakilaki, 68 tahun a Identitas tahun Hidung sering Pendengaran a dan Keluar cairan dari tersumbat sejak1 berkurang sejak 6 we keluhan telinga kanansejak4 tahun yang lalu. bulan yang lalu. al cee bulan yang lalu. Dipicu jika ada di ee! dalam rumah dan | bangun tidur. e Berkurang jika di luar a rumah. me 6 bulan yang lalu Bersin sering, sulit Sering salah ~ | sempatnyeritelinga, _dihentikan. Hidung menangkap &3 kemudian terasa gatal. Terkadang —pembicaraan dan mengeluarkan cairan, -mataseringmerah dan _berbicara mendadak =: Saat ini nyeritidakada, —_gatal pula, eras. . | Cairan kental, kuning, { berbau busuk. Nyeri i wajah dan sakit kepala ey disangkal. | Riwayat keluarcalran2 Riwayat urtikaria (), Riwayat pekerjaan a tahun yang/lalu, tidak sering munculsejak3 ——_tidaksigniikan, berobat dan kering tahun yang lalu. send | Alergi tidak ada. Sering { kit bauk-pilek sjeak | | bo by im) 4 y } , p44 4h ok bid fy bb sexs adh a i ee 1 a veers eed ds | a Ee OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Temuan Sckret kuning purulen, _Sekret hidung cain. (Oroskop: normal pada PF berbau busuk, Alle Schwabach kedua Otoskop: membran Allegic crease telinga memendek timpani perforasi Mukosa nasal fvide Weber tidak lateralisasi marginal Dxdandx Otitis media supuratif Rint alergi Presbiakusis banding Aronik tipe benigna ddd rinitis akut dai otosklerosis dd/ OMSK tipe maligna infel di tuli sensorineural dd/ OMA Ad rinitis vasomotor Tindak Tidakada ‘Sitologi sekret hidung _ Audiometrt lanjur Labs DPL (eosinofil), IgE dan IgE spesifik Tes alergi (skin prick test) Tatalaksana __H,O, untuk cuel telinga Rujukan ke Sp.THT Edukasi alergi dan alergen rumah Antibistamin Dekongestan oral (awas rinitis medikamentosa)) a1 Edukasi kemungkinan diagnosis Rujukan untuk alat bantu dengar OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Muskuloskeletal Kotak ceklis Jangan lupa untuk beri tanda cek (#) Kasus yang sering divemut Pendekatan ATLS pada trauma muskuloskeletal Radiologi kasus trauma muskuloskeletal Tindakan terapoutik kasus trauma muskuloskeletal Keterampilan injeksi Keterampilan penjahitan luka (necting) Kasus yang sering ditemui 1. Fraktur tulang panjang (os humerus, radius, ulna, femur, tibia), fraktur patella, dan fraktur klavikula 2. Spraindan strain 3. Osteoartritis 4. Artritis gout Pendekatan ATLS pada trauma muskuloskeletal + Primary survey perlu dilakukan, dengan melakukan penilaian cepat terhadap airway, breathing, dan circulation, dengan menghentikan perdarahan yang ada. Lakukan pula penilaian disability (GCS, refleks Pupil, anda laceralisasi), dan exposure burka seluruh pakaian korban). + Anamnesis pada kasus trauma adalah termasuk secondary survey, Jad anamnesis dilakukan jika hasil primary Syoqrae——ssqr quam Obw Se seartagaTta Madicaton pera dtanyakan obat + Hal yang penting dari anamnesis kasus Y"S Sedang —_dikonsusi, trauma adalah: mekanisme trauma, Penyalahgunaan alkohol dan keadaan —sebelum trauma, —_serta_natkotika penanganan yang sudah dilakukan —Last-meal —_perlu.—_ditanyakan sebelum dibawa ke rumah sakit. berhubung terkadang diperlukan + Mekanisme trauma meliputi:dimana posisi_indakan seperti operasi ci pasien sebelum kecelakaan dan sesudah kecelakaan, apakah menggunakan_sabuk pengaman (dalam konteks kecelakaan kendaraan roda 4), apakah terjatuh, apaah terlindas, apakah terjadi ledakan, PTPPepaeprPppong sooo OO OH H HH ww Dp + Keadaan sebelum trauma meliputi: AMPLE: allergy, medication, past- @ illness, ast-mieal, event/environment. o + Lalu lakukan head-to-toe examination, dengan fokus pada daerah yang & dicurigai/dilaporkan mengalami trauma. . Pemeriksaan Fisik kasus trauma, tanda vital menjadi sesuatu yang sangat penting, Sebelum jr tentang melakukan pemeriksaan lebih lengkap, Anda harus a ui tanda vital pasien terlebih dabulu. OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Look: Apakah sudah terpasang bidai? Kulit, perubahan warna kulit, bengkak, bengkok, posisi, bandingkan dengan sisi kontralateral. seul Ib i Feel: Palpasi nadi perifer, CRT, otot dan jaringan lunak sekitarnya, stabilitas sendi, krepitasi, fungsi sensori dan denyut nadi arteri perifer. a4) Move: ROM (range of motion), baik pasif maupun aktif, Pada lokasi frakwur kemungkinan terdapat pseudoartrosis (seolah-olah menjadi suatu sendi), y bk Radiologi kasus trauma muskuloskeletal 4 i) Pada permintaan pemeriksaan penunjang berupa foto radiologi. numnya pemeriksaan fisis tidaklah cukup. Anda perlu melakukan -: ae Permintaan foro menggunakan Cara menginterpretasi foto polos tulang adalah Rule of 2: foto harus melibatkan 2 sebagai berikut, dan cara ini berlaku untuk —sendi (proksimal dan distal dari interpretasi foto polos tulang pada kondisi trauma tulang yang dicurigai fraktur), 2 dan non-trauma: proyeksi (AP/PA dan lateral), 2 ekstremitas (sisi kontralateral) bb wb + Alignment): lihat tulang terhadap sendi proksimal dan distal serta terhadap tulang hain. Sebagai contoh, jika dicurigai + Bone: dinilaitulang itu sendiri, terjadi_ fraktur humerus _kiri, bagaimana densitas tulang, apakah intak, —mintalah foto fraktur humerus apakah terdapat fraktur, reaksi periosteal, iri dan kanan (2 ekstremitas), reaksi litik dan blastik. dengan melibatkan sendi_ siku + Cartilage: menilai_apakah terdapat (articulatio cubiti) dan sendi bahu pee sine tian nal (anticulatio glenohumeral) + S(oft tissue): penebalan dan peni : SORA AB dea densitas jaringan tulang Tee ee Mendeskripsikan fraktur: jumlah fragmen, arah lateral) garis fraktur, hubungan fragmen satu dengan yang Jain, hubungan fraktur dengan dunia luar. y “a gkatan + Frakwr dengan 1 jumlah fragmen: fraktur simpek I fragmen: fraktur kominutif + Arah garis fraktur: transversal (tegak luarus dengan sumbu panjang tulang) atau diagonalloblique + Hubungan fragmen satu dengan yang lain: (© displacement atau seberapa jath segmen distal bergeser © angulation ataw sudut antara fragmen distal dengan proksimal © shortening atau pemendekan karena segmen yang satu tumpang dari 2 jumlah $ tindih dengan segmen yang lain © rotation atau rotasifragmen satu terhadap fragmen yang lain o + Hubungan fraktur dengan dunia luar: terbuka atau tertutup 5 4 93 Hubungan fragmen satu dengan fragmen tain. OSCE: PADI SURVIVAL STYLE lisplacement; B: angulation; C: shortening. (Learning Radiology: Recognizing the Basics, 2012) Tindakan terapeutik kasus trauma muskuloskeletal Eraktur tulang panjang Bidai pada kasus fraktur harus dilakukan sesegera mungkin, bahkan saat diagnosis pasti belum ditegakkan. Bagian yang dicurigai mengalami fraktur perlu dibidai sesegera mungkin, - Informed consent kepada pasien. Ekspos bagian yang dicurigai mengalami fraktur. Cek neurovaskular proksimal dan distal dari ekstremitas yang cedera, bandingkan dengan sisi kontralateralnya. Periksa pula sensorik dari ekstremitas yang cedera, ‘Tutup luka yang ada dengan balutan steril. Bidai dengan menggunakan minimal 2 buah spalk/papan. Adapun syarat pembidaian adalah: a. Meliputi 2 sendi yang berhubungan dengan tulang yang ‘mengalami fraktur b. Bidai pada posisi sedapat mungkin anatomis, bila tidak coba terlebih dahulu luruskan ekstremitas (traksi). Selalu cek neurovaskular dan sensorik setiap melakukan manipulasi posi ©. Diatastonjolan tulang diberikan bantalan kain, Setelah dilakukan pemasangan bidai, cek kembali neurovaskular dan sensorik untuk memastikan tidak ada masalah yang terjadi akibat pemasangan bidai, Konsultasi ke TS ortopedi diperiukan, 4) j92 (Se FS FM FRY FMM fH fH HM Dm Dm ay iy my im mm) cay oy, OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Kasus fraktur os humerus Lakukan pembidaian. Siku terlipat, lengan bawah disangga dengan sling menggunakan mitella. Kasus fraktur 0s ulna/radius Lakukan — pembidaian, Lengan bawah nga dengan sling menggunakan mitella. bbb dd ddd ay! ce bib lb Kasus fraktur os femur ib Db |. Bidai dipasang sampai pinggang (jika lokasi fraktur di atas paha), sementara cukup sampai pinggul (ika lokasi fraktur di bawah paha). Kasus fraktur os clavicula Dengan sling and swathe, tekuklah siku sisi o yang cedera. ; Q % 7 Q | a Kasus fraktur os patella = Imobilisasi fraktur dengan mengikat di 4 titik, % yakni tepat di bawah lutut, tepat di atas lutut, ' |. di perlengangan kaki, dan di paha. Jangan F 9 tutupi os patella itu sendirisebab 2 kemungkinan pembengkakan di regio tersebut sangat besar, r Oo a ‘ Lf ae Lz Sling faery pods leghop. Be durch \ dgelow Sling digunakan untuk mengistirahatkan ekstremitas atas yang mengalami cedera, Sling dibuat dengan menggunakan kain berbentuk segitiga. Sin pel hidup 95 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE 7 Sprain adalah cedera pada ligamen (ligamentous sprain), terjadi karena stres yang berlebihan. Strain adalah cedera pada otot (muscle strain), terjadi karena stres yang berlebihan. Pada kasus memar, sprain, serta strain, penatalaksanaan berupa RICE (rest, ice, ‘compression, elevation). 1. Rest: istirahatkan ekstremitas yang dan aati Setelah ™engalami cedera. Pada umumnya jangan ie a melebihi 48 jam. Begitu nyeri dan pembengkakan eaplikasikan bandage untuk sudah mereda, ekstremitas harus _ kembali memastikan tidak terlalu Keras pertahan-tahan digunakan. dan tidak mengganggu 2, Ice: es memiliki efek anti-inflamasi vaskularisasi. dan antinyeri, Es harus dibungkus dalam kantong plastik atau handuk atau elastic-bandage sebelum ditempelkan ke bagian tubuh yang cedera. Tempelkan selama makimal 20 menit setiap jam. i, 3. Compression: kompresi_ dengan elastic- bandage di atas balok es (atau jika tidak ada, dapat langsung, kompresi). Jangan terlalu kuat hingga menganggu aliran darah. Perlu diingat, bahwa cek pulsasi 4. Elevation: elevasi ekstremitas di atas jantung, ekstremitas dapat ditopang dengan bantal atau benda lain. Setelah fase awal 48 jam pada umumnya dapat digunakan air hangat untuk = membantu penyembuhan dan mengurangi ketegangan otot-otot. nm h oP hoe Ohh Ohh Ph OP OP PF Ooo © © © wp poem” OE ee = = ‘OSCE: PADI SURVIVAL STYLE — = Keterampilan klinis khusus: injeksi = 2 | <= . Sy Fpidereme = = om — haipone tose = Muece = 2 Keterampi <2 1, Informed consent dan cuci tangan. 2. Ambil spuit baru, buka, buang sisa udara. = 3. Ambil ampul, patahkan ujung ampul. 4. Aspirasi obat, lalu buang sisa udara. = 5. Gunakan sarung tangan. 6 Tentukan lokasi penyuntikkan, disinfeksi dengan kapas alcohol, tunggu => hingga kering. 7. Dengan ibu jari dan telunjuk jari tangan non-dominan, regangkan > daerah tersebut. 8. Masukkan jarum 90° dengan perlahan, aspirasi sebelum suntik - =~ pastikan tidak ada darah yang terhisap, lalu suntikkan secara perlahan Gika terdapat darah terhisap, angkat spuit, Ialu ganti dengan jarum a baru). 9. Tekan daerah bekas suntikkan dengan kapas alcohol, lepaskan, pastian = tidak ada perdarahan, 10. Buang bekas suntikan pada tempat sampah medis. a “a ‘Apakah pasien cenderung tertidur?—Jahap, cubitan_kembali ‘Apakah ada kejang? (penanda —_tambat (minimal 2 tanda) dehidrasi berat) Apakah pasien rewel? Apakah — Dehidrasi berat: pasien masih mau minum? —Letargis/tidak sadar, mata (penanda dehidrasi ringan-sedang) —cekung, —tiak_-—_ bisa Apakah saat’ menangis, pasien minumfmalas minum, mengeluarkan air_mata?/Kapan an sangat_—_lambat terakhir BAK? Bagaimana imal 2 tanda) warnanya? (penanda banyaknya cairan yang hilang) ‘Apakah ada faktor-faktor lain yang berhubungan? ‘Makanan yang dikonsumsi ‘Apa sedang mengkonsumsi obat- obat (antibiotik) tertentu? Untuk pasien anak, jangan lupa menanyakan ayat kehamilan/kelahiran, —_riwayat Si tumbuh —kembang, —_riwayat an imunisasi, dan makanan % Kuning Sejak kapan kuning terjadit Hepatitis (A770) Bedakan akut dan kronik Leptospirosis 2 Apakah —ada_—_gejala-gejala_—_Sirosis hepatis tambahan? Gangguan sistem _ bilier 4 Demam (kolangitis, koledokolitiasis) Mual, muntah BAK seperti teh BAB dempul Asites Nyeri kepala Nyeri perut OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Nyeriotor Penurunan kesadaran Penurunan berat badan Lainnya ‘Apakah ada riwayat tertentut Jajan sembarangan ‘Terpapar urin hewan Be hepatitis suntik, riwayat promiskuitas Riwayat konsumsi alkohol Farmakoterapi kasus gastrointestinal ko terinfeksi hepatitis B atau pengguna narkoba Tuan ‘Obat Dosis Dispepsia ‘Antasida 3x 4 jam ac Ranitidin 150 mg 2x1 GERD ‘Omeprazole 20 mg. ‘xt (20mg) ‘Antiemetik Domperidon 10 mg 3xt ‘Antidiare ‘Atapulgite 2 tab setiap BAB Oralie 1 sachet untuk 200 ml air Zine (untuk kasus Syrup1o mg/s ml ATAU <6 bulan:1x 10 mg untuk 10 hari diare pada anak) Tablet 20 mg 26 bulan:1x20 mg untuk 10 hari “Antibiotik Siprofloksasin 500 mg 2x1 (500 mg) Kloramfenikol 500 mg axt Kotrimoksazol (go0/80) mg ___2x2 Hepatoprotektor___Curcumin 3xt Perhitungan kebutuhan cairan pada kasus diare akut pada anak-anak: Nilai dehidrasi pada anak, tentukan masuk ke dalam kategori mana (A, B, atau ©) menurut WHO. Di bawah ini adalah rangkuman penatalaksanaan cairan awal untuk anak dengan diare: Rencana Kategori A_| Orall berikan: (diare akut_tanpa ® setiap kali BAB dehidrasi) <2 tahun: 50 - 100 mL. >2 tahun: 100- 200 mL Rencana Kategori | Oralit, sebanyak 75 mUkgBB | Contohia tahun BB akg Giare akue | dalam wakeu 3 jam. = 900 mi dalam waktu 3 jam dehidrasi_ ringan- | Atau gunakan tabel di bawah | (00 ml/jam) sedang) untuk kebutuhan cairan dalam 3 jam: aol [an aaa pas bf tt | tahun ig [oro oa any ke kg ig 200. [400-700 [900 104 wi] 7 TYP Mwy wm wm DM mp € & & & = e = & & & = = & & « & = = OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Keterampilan klinis khusus: interpretasi foto polos abdomen ing dilakukan adalah foto BNO/foto Radiografi konvensional abdomen yang s polos abdomen, foto abdomen 3 posisi (posisi supine, erect, dan lateral decubitus untuk menilai kegawatan abdomen seperti ileus atau peritonitis), dan pemeriksaan BNO IVP untuk menilai patensi fungsi ekskresi traktus urinarius. Urutan pembacaan foto BNO / foto polos abdomen : Preperitoneal - psoas line - kontur ginjal - distribusi udara usus ~ ada/tidak penebabalan/dilatasi dinding usus - ada/tidak udara bebas ekstralumen ~ ada/tidak bayangan batu_ radioopak sepanjang traktus urinarius - tulang dan jaringan lunak Yang harus diidentifikasi: 1. Gambaran udara usus see: Distribusi udara usus tidak mencapai distal dan terdapat dilatasi segmen usus dengan penebalan dinding usus > gambaran ileus Distribusi udara usus mencapai distal atau tidak Ada atau tidaknya dilatasi maupun penebalan dinding-dinding usus Massa fekal intraluminal usus prominen atau tidak 2. Ada/tidaknyat shay ekstralumen Udara —bebas_—ekstralumen —menggambarkan —adanya_—_—keadaan pneumoperitoneum/perforasi organ. Gambaran udara bebas ini paling mudah dievaluasi di subdiafragma kanan, karena di subdiafragma kiri secara normal terdapat udara gaster sehingga menyulitkan identifikasi udara bebas. Bentuk kalsifikasi yang paling sering ditemukan adalah batu traktus urinarius, yang dapat ditemukan sepanjang proyeksi traktus urinarius, yaitu di proyeksi jal, ureter, bul, dan terkadang uretra, Harus berhati-hati jika menemukan kalsifiki lat kecil-kecil di rongga pelvis minor, kemungkinan itu adalah suatu phlebolith (kalsifikasi vena yang, orthogead), bukan merupakan batu bull, Cara membedakannya phlebolith terdapat double layer dimana area sentralnya tampak fomasi terbatas, misalnya pembesaran organ abdomen tas yang mendorong diafragma ke atas menggambarkan massa hepar misalnya oma, jika terdapat gambaran bat di traktur urinarius, dilihat kontur 106 & & e & & & = & = & & & = = = = = = = = = « = = = 2 SoS PASS e SOB EBAAEAAYE oS So OSCE: PADI SURVIVAL STYLE ginjal unilateral, biasanya akan terlihat lebih besar dibandingkan ginjal kontralateralnya, yang menggambarkan suatu hidronefrosis Jika terdapat kesuraman di preperitoneal fat line (batas antara jaringan lemak preperitoneal dengan jaringan lunak di sekitarnya) dapat dicurigai suatu peritonitis, Jika kontur psoas line tidak tegas dan asimetris dapat dicu infeksi di rongga retroperitoneal. suatu massa / Pada gambaran asites dijumpai kesuraman di seluruh rongga abdomen, psoas e dan kontur ginjal sulit dievaluasi namun biasanya preperitoeal fat line masih baik dan simetris. Asites dapat mendorong usus-usus ke sentral, sehingga gambaran distribusi udara usus terpusat di area sentral, Contoh kasus Klinis : Dispepsia Radiografi BNO proyeksi AP: + Preperitoneal fat line kanan kiei Baik. Psoas line tegas, simetris. Kontur kedua ginjal kesan baik, Distribusi udara usus meneapai distal, Tidak — tampak —dilatasi/penebalan dinding-dinding usus.. Tidak tampak udara bebas ekstralumen. Tidak — tampak —bayangan baw radioopak sepanjang proyeksi traktus urinarius. + Tulang-tulang dan jaringan lunak kesan baik. Kesan: + Tak tampak tanda-tanda ileus maupun udara bebas ekstralumen, + Tak tampak bayangan batu radioopak di sepanjang traktus urinarius, Contoh kasuy 2: Klinis : Perut kembung, tidak BAB sejak 2 hari OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Radiografi abdomen 3 posisi: + Preperitoneal fat line kanan kiri baik. + Psoas line dan kontur kedua ginjal tertutup bayangan prominent udara usus, Distribusi udara usus tidak mencapai distal. Tampak dilatasi dan penebalan dinding sebagian segmen usus halus dengan gambaran multipel air fluid level. + Tidak tampak udara bebas ekstralumen. Tidak tampak bayangan batu radioopak sepanjang proyeksi traktus urinarius. Tulang-tulang dan jaringan lunak kesan baik, Kesan: * Gambaran small bowel obstruction | Gambaran ileus obstruktif letak tinggi. + Tidak tampak udara bebas ekstralumen. Simulasi kasus Seorang anak berusia 16 bulan dibawa oleh ibunya ke Anda dengan keluhan mencret sejak 2 hari] yang lalu. Lakukan anamnesis pada pasien Lakukan pemeriksaan fisis pada pasien ‘Tentukan diagnosis yang paling tepat untuk kasus ini. “Tentukan tata laksana yang tepat untuk pasien ini. 108 oon ooo PD OM Oo NO OP MM PD MP Mm wm HP PP § m bab 5 Sb b ay OSCE: PADI SURVIVAL STYLE (Cek_Tugas Dokter memperkenalkan di Menanyakan nama pasien dan umur an wiama Jawaban ‘An, Desi, 16 bulan BAB mencret sejak 2 hari yang lalu Frekuensi 6-8 kali sehati, hari ini sudah 4 kali dari p jap BAB sekitar 1/4 gelas akua Rarakteristik tinja Cair, tidak berbau, ampas sedikit, tidak ada Jendir, tidak berbau asam_ Darah dalam tinja Tidak ada re Muntah, Ada, 3 kali Isimuntah Cairan putih kekuningan im Demam Ada a Gelisah Frewel Ya T- Makan/minum Ya, masih ingin makan/minum La Temas Ya Buang air kecil terakhir Riwayat penggunaan oba sebelumnya "Apa yang sudah dilakukan ibu ‘obatan Berat badan terakhir sebelum sakit 2 jam lalu, jumlah masih sama seperti biasa Tidak ada, ‘Memberi ASI lebih sering, belum memberikan obat-obatan, kg Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat penyakit keluarga Riwayat opname tidak ada, riwayat diare serupa tidak ada Tidak ada yang signitikan Riwayat tumbuh kembang Riwayat makan Melakukan rangkuman dan transisi ke pemeriksaan fisik ‘Mencuci tangan sebelum melakukan PF “Menilai status generalis, termasuk BB dan TB dan tanda vital Melakukan PF yang relevan dengan Sesuai dengan usia Sebelum sakit, makan makanan keluarga 3 kali schari, masih minum ASI ‘Compos mentis, tampak sakitsedang - nadi 14ox/menit, reguler, isi cukup; frekuensi napas 4ox/menit, teratur, dalam, suhu bbadan 38,5°C BB saat ini:10 kg Mata cekung, mukosa mulut dan bibir lege artis basah, cubitan pada kulit/turgor kembali lambat PF lain dalam batas normal Mencuci tangan setelah melakukan PE ‘Menentukan diagnosis dan diagnosis Diagnosis Kerja: diare akut dehidrast banding ringan-sedang Merencanakan penatalaksanaan pada Pemantauan dilakukan di Klinik pasien Diberikan oralit sebanyak 750 ml dalam 3 jam Pemberian zine 1x 20 mg PO Pemberian antipiretik: parasetamol syr 3 x 109 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Menanyakan api ditanyakan pasi Melakukan edukasi kepada pasien a yang ingin Koleksi Kasus 20 ml (usdt sy) Edukasi cara pemberian oralit, pemberian cairan tambahan, pemantauan kondisi anak jika te yerburukan. Identitas dan keluhan utama ‘Anak perempuan, 5 tahun Berat_ tidak —naik padahal nafsu_makan . Tubuh tampak Laki-laki, 35 tahun Mata tampak kuning disertai mual muntah sejak 1 minggu yang Talu. Laki-laki, 30 tahun Demam disertai nyeri otot dan mata kuning Keluhan lain Riwayat lain Temuan pada PF dan pemeriksaan penunjang begah. Ada diare hilang timbul. Kadang ada nyeri peut hilang timbul. Di sckitar rumah banyak anak tetangga yang cacingan. Tampak distensi abdomen Ditemukan telur cacing dalam feses pasien ‘Awalnya demam tinggi namun sekarang demam sudah_ mulai menurun, BAK warna kuning gelap. BAB dempul (). Riwayat bekerja sebagai supir bis malam, _ promiskuitas (#, transfuse darah (), alkohol (), narkoba suntik (+) Sklera—ikierik v/s, hepar teraba membesar dengan tepi tajam dan konsistensi lunak, nyeri tekan pada kuadran hipokondrium dekstra Bilirubin total 2,5, direk 0,9, indirek 1,6 mg/dL SGOT 60 U/L, SGPT 150 U/L IgM anti HAV (), RNA anti HCV) HBsAg (4 IgM anti Be (+), HBeAg (+) 10 Nyeri_Kepala, _nyert perut, badan terasa Temah, tidak nafsu makan, mual, muntah Riwayat Kebanjiran 10 hari yang lalu Keadaan umum tampak sakit sedang, suhu tubuh meningkat Taam Talk generalis pada kasus Teptospirosis. umumnya dalam batas normal. Tkterik, gangguan fungsi hati "dan ginjal ditemukan pada kasus leptospirosis. lanjut {sindrom Weil) Pem: Pemeriksann penunjang yang harus dilakukan: Laboratorium: Hb, Teukosit, trombosit, eritrosit, hitung jenis, LED, bilicubin, SGOT/SGPT, —ureum, Kreatinin, " elekteolit, kulew PCR, uj serologis MAT dan ELISA/SAT. Pemeriksaan —__terkait malaria, tifoid, dan hepatitis untuk menyinghirkan diagnosis banding. POP one OHO OO MOO FOP Om Mm wm wm Pp mm bbb bw iW by i ty ak ey Le al ly \ ny ebb bb bb my es a Bes S& ee ee ee OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Radiologi__rontgen roraks dan EKG. Dx dan dx Ascariasis ‘Hepatitis B Leptospirosis banding ddimatnutrisi didi malaria, demam ddimalabsorpsi tifoid, hepatitis viral, Farmakologi (ersifat suport” Manifestas Albendazole 400. mg simtomatis) Oral: Doksi PO dosis tunggal Non-farmakologi Jaga kebersihan Tanganlupa untuk mengeliminasi penyebab kasus berat badan tidak naik pada anak Jainnya, — yaitw intake yang | kurang, peningkatan pengeluaran —autrisi (muntah, diate), dan peningkatan metabolisme — (infeksi, hipertiroid). — Jangan lupa pula untuk menyingkirkan penyakit jamtung bawaan dan diagnosis banding lainnya, Oleh karena itu, penting pada kasus anak untuk melengkapi status nutrisi, tumbuh Kembang, — kehamilan persalinan, serta Tirah baring (pasien dirawat inap) Diet seimbang Parasetamol bila demam 3x1 (500 mg) Hepatoprotektor 3x1 Ondansentron bila muntah txt amp 49500 mg ampisilin 4x500 mg DAN terapi suportif Manifestasi berat IV: benzil_ peni juta unit’ ATAU ampisilin 4xt_g ATAU sefalosporin generasi ketiga misalnya sefotaksim 3xt g Respirasi Kotak ceklis Jangan lupa untuk beri tanda eek (7) OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Kasus yang sering ditemui Pendekatan Klinis kasus respirasi Pemeriksaan fisik sistem respirasi Kererampilan Klinis Khusus: interpretasi foto toraks Simulasi kasus Aaayah panyebokn Kasus yang ser ingditernti 3 1. Asma Ses @) — » PPOK 3. Pneumonia Seeorypn 4 Tuberkulosis part ~CHF Pendekatan klinis kasus respirologi ‘Temuan awal yang sering dan batuk. Cukup banyak diagnosis yang cukup penting adalah membedakan apa infeksi. ‘Temuan awal Pend an klini Batuk berdahak > Sejak kapan batuk dikeluhkan pasient? lama + Karakteristik batuk (berdahak/tidak dan karakteristik dahak) Menanyakan keluhan penyerta: Demam Penurunan berat badan_ Penurunann nafsu makan Keringat malam Riwayat kontak Riwayat pengobatan Riwayat merokok Riwayat keliuhan serupa sebelumnya Riwayat infeksi menular seksual sebelumnya Riwayat pengobatan Riwayat sosial, termasuk tempat tinggal Sejak kapan pasien mengalami sesak Seberapa sering sesak kambuh Pencetus sesak Kapan sesak napas muncul? Kapan sesak membaik? kah bun) mengit Adakah_ BIEN Beene Eels ssh yarns ditemukan pada kasus respirologi adalah sesak napas dapat dipikickan, namun satu hal yang kah penyebabnya infeksi atau non- Diagnosis Tuberkulosis paru dd/ pneumonia dd/ bronkitis ‘Asma bronklal dd/ PPOK dd/ Sindrom obstruksi pasca-tuberkulosis PPP PPM Pw PP pP wy OSCE: PADI SURVIVAL STYLE ee Fiwayat atopl di pasien dan keluargat Apakah pasien- merokok? Bila iya, berapa bungkus per hari dan sejak kapan? Adakah saat ini mengalami infeksi saluran pernapasan atas (batuk dan pilek)? + Adakah DOE? PND? OP? Adakah riwayat kelainan jantung? + Berapa kali dalam seminggu pasien mengalami sesak napas? Apakah terdapat_gangguan dalam teritvieetont Oe oa Riwayat keluhan dalam keluarga Riwayat penyakit serupa dalam beluarga " + _ Riwayat pekerjaan dan kebiasaan ®) Ny \ bs Ld o LL ye Pemeriksaan fisik respirologi by y | Bs Periksa apakah terdapat: napas cuping hidung, serak, mengi, stridor. Inspeksi: massa, ginekomastia, retraksi. m. Takukan interkostalis, penyempitan/pelebaran sela iga, frekuensi, sifat napas, irama, simetris statis dinamis, Ty inspeksi, _palpasi, perkusi, dan auskultasi pula ae ids 8 bentuk dada, abnormalitas tulang belakang hcl agist: Belabang F a Palpasi: umum, ekspansi, fremitus vokal. 0 Perkusi: dari apeks, bandingkan kiri kanan secara sistematis, Perkusi pula batas [ paru-hati, paru-lambung r = ‘Auskultasi : dari atas ke bawah, bandingkan kanan dan kiri. Bunyi napas primer : a dan bunyi napas tambahan dapat tersedia, F * Farmakoterapi kasus respirologi a Tujuan Rekomendasi Obat Dosis Anak a Bronkodilatator Salbutamol 3.4 mg per oval re Kortikosteroid Deksametason 3X05 mg 6 ‘Mukolitik ‘Ambroxol 3.x 30 mg per oral ; ‘Antibiotik “Amoksisilin 3 x 500 mg per oral Amoksiklay 3X 625 mg per oral Siprofloksasin 2x500 mg Bronkodilatator Salbutamol 3X4 mg per oral OAT (Obat Anti ‘Paket RHZE Dewasa_ 30-37 kg:t x2 tablet tuberkulosis) (FDC Dewasa), pric 38-54 kg: 1x3 tablet Fase intensif: 2RHZE 55-70 kg: 1x 4 tablet Fase lanjutan: 4 RH 270 kg: 1x5 tablet n klinis khusus: interpretasi foto toraks TB Anok Kene TB amnk dh no a Sidd dubz dibaca dengan urutan : re BART OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Jantung- aorta- mediastinum: trakea- hilus- paru- diafragma -sinus ‘kostofrenikus- tulang dan jaringan lunak--alattambahan Jantung: Ukuran tidak membesar (cardiothoracic ratio foto PA <50%, foto AP <60%6). Jika membesar diidentifikasi bagian jantung mana yang membesar dengan ciri khas masing-masing (ventrikel kirt apeks tertanam, ventrikel kanan: apeks terangkat, atrium kanan: pembesaran jantung kanan, atrium kiri: double contour) Aorta: Dilihat tanda-tanda degenerasi dan atherosclerosis (aorta elongasi, kalsifikasi, dilatasi) Mediastinum: Disebutkan bila ada pelebaran mediastinum superior baik sisi kiri, kanan, maupun keduanya, disebutkan juga bila ada pendorongan/stenosis trakea akibat pelebaran mediastinum. Yang sering menyebabkan pelebaran ‘mediastinum : limfadenopati, struma intratorakal, timoma Trakea: Dalam kondisi normal posisi trakea seharusnya di garis tenga, jika ada pendorongan oleh massa daerah mediastinum atau penarikan akibat ateletaksis paru maka trakea akan terdeviasi. Hilu Hilus paru terdiri dari pembuluh darah (terutama arteri pulmonalis), KGB, dan bronkus. Normalnya lebar masing-masing hilus tidak lebih besar dari lebar trakea. Jika ada kesuraman di daerah hilus, dicurigai adanya patologi dari salah satu komponen hilus tersebut, misalnya limfadenopati, massa bronkus, atau yang tersering adalah arteri pulmonalis yang prominent akibat hipertensi pulmonal atau edema paru. Paru: Dideskripsikan berbagai kelainan yang bisa ditemukan pada par : infiltrat, nodul, Kavitas, bullae, abses, fibrosis, kalsifikasi, konsolidasi, ateletaksis, emfisema, massa. Diperhatikan pula komponen pleura, jika terdapat area lusensi yang avascular berarti ada pneumotoraks, jika area lusensi tersebut disertai dengan air fluid level berarti ada hidropneumotoraks, bila ada penebalan pleura dapat dicurigai suatu pleuritis, Diafragm: Normalnya diafragma kanan terletak lebih tinggi dari diaftagma kiri dan perbedaan antara diafragma kanan dan kiri tidak lebih dari 2 korpus vertebra. Jika lebih dari itu maka dikatakan salah satu diafragma letak tinggi. Penyebab tersering dari diafragma letak tinggi adalah adanya proses subdiatragma seperti 's atau massa hepar yang mendorong diafragma kanan ke kranial. Dibawah seo ede dad d bib bid eS baa Dd db Db ee at, he ee ek oe a OSCE: PADI SURVIVAL STYLE diafragma —kanan dapat pula ditemukan gambaran udara__bebas (pneumoperitoneum) Sinus kostofrenikus: Normalnya kedua sinus kostofrenikus adalah Iancip. Jika tumpul dengan gambaran meniscus sign maka terdapat efusi pleura, Jika sinus kostofrenikus tumpul disertai dengan infiltrate di paru sekitarnya, dapat dicurigai suatu pleuropneumonia. Tulang dan jaringan lunak: Diperhatikan pula struktur tulang dan jaringan lunak sekitar, jika terdapat kelainan dapat dideskripsikan, Misalnya jika tampak fraktur tulang costae atau. clavicula, scoliosis vertebra thorakalis atau bila ada kalsifikasi jaringan lunak di proyeksi mammae, atau penebalan jaringan lunak di regio colli Klinis: Normal Foto toraks proyeksi PA: Jantung besar dan bentuk dalam batas normal., CTR <50%. Aorta dan mediastinum superior tidak melebar, ‘Trachea di tengah. Kedua hilus tidak menebal. Corakan bronkovaskular kedua paru baik. ‘Tidak tampak infiltratefnodul pada kedwa paru, Lengkung diafragma licin dan kedua sinus ostofrenikus lancip. ‘Tulang dan jaringan lunak kesan baik. Kesan: Jantung dan paru dalam batas normal Contoh Kasus 2 Foto toraks proyeksi AP Jantung tampak terdorong ke sisi kiri, Ukuran kkesan tidak membesar. Aorta sulit dievaluasi. wakea dan struktur mpak pendorongan stinum ke sisi kir. OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Hilus kiri tidak menebal, hilus kanan sulit dievaluasi, ‘Tampak area lusensi avaskular yang memenubi seluruh hemidiafragma kanan, menyebabhan pendorongan trakea, jantung, dan struktur mediastinum ke sisi iri Diafragma kanan scalloping. diafrogma kiri licin. Kedua sinus kostofrenikus kesan lancip. Tulang - rulang tampak intak. Kesan : Pneumotoraks kanan yang menyebabkan pendorongan trakea, jentung, dan struktur mediastinum ke sisi kiri. Klinis: baru, sesak Foto toraks proyeksi PA: Betas jantung iri tetutup bayangan perselubungan. Jantung kesan tidak membesar. Aorta dan mediastinum superior tidak melebar. Trachea ditengah. Kedua hilus tidak menebal. Tampak perselubugan homogen di laterobasal paru kiri yang menutupi sebagian batas jantung kiri, hemidiafragma, dan sinus kostofrenikus kiri disertai dengan gambaran meniscus sign. Corakan bronkovaskular paru kanan tampak balk, Lecgkung disfragma kanan, sinus Telang dan jaringan lunak kesan baik. Kesan : Efusi pleura kiri Simulasi kasus Scorang perempuan berusia 35 tahun datang ke IGD dengan Keluhan sesak nafas yang muncul tiba-tiba sejak 30 menit yang lala. 5. Lakukan anamnesis pada pasien 6. Lakukan pemerikszan fisis pada pasien 7. Tentukan pemeriksaan penunjang yang diperiukan dan tentukan diagnosis pada kasus ini ‘Tentukan tata laksana yang tepat untuk pasien ini 2 & é é € € é é € é € é € € « € € € € e € € € € « € € € = € € € Ly py me: & Wiss ‘OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Menanyakan nama dan umur pasion Menanyakan pekerjaan pasien Keluhan wtama_ Onset keluhan arama ‘Apakah serangan pernah terjadi sebelumnya Nn, Sani, 23 tahun Mahasiswi ‘Sesak napas 30 menit yang lal ; ; ‘Serangan sesak napas sudah sering dialami past 2 Mengi ‘Ada Batuk ‘Adal z Demam Ada Riwayatasma Ada Riwayat pengobatan Riwayat serangan serupa sebelumaya Riwayat penyakit sebelumnya iwayat alergi iwayat atopi Riwayat penyakit keluarga Riwayat merokok/alkohol Riwayat aktivitas fisik Riwayat keluarga Melakukan rangkuman dan transist ke pemeriksaan fisik Mencuci tangan sebelum melakukan PE Menilai status generalis, termasuk BB dan TB dan tanda vital (Obar batuk warung, namun tidak membaik “4 bulan yang lal Riwayat TB paru (), riwayat sakit paru sebelumi ‘Ada, asap rokok dan debu ‘Dermatitis atopi dan rinitis alergi di masa kecil( ‘Asma (+) pada ibu pasien, DA (+) pada kakak pe pasion “Tidak pernah merokok/konsumsi alkohol Pasien tidak punya kebiasaan berolahraga Pasien belum menikah Tampak sakit sedang-TD 120/80, HI 100x/men 22x/menit, suhu afebris. TB 160 cm, BB 53 kg (sta seimbang) Melakukan PF yang relevan dengan Didapatkan wheezing ekspirasi pada kedua lape lege artis ) ‘Mencuci tangan setelah melakukan PE Meminta hasil pemeriksaan Spirometri: APE 80%, variabilitas APE 10%, VEE penunjang prediksi Menentukan diagnosis dan diagnosis banding ‘Meresepkan obat secara tepat dengan penulisan resep yang tepat Merencanakan untuk rujuk dan menulis rujukan dengan benar ‘Melakukan edukasi kepada pasien ‘Menanyakan apa yang ingin ditanyakan pasien Koleksi kasus Darah perifer Tengkap: dalam batas normal Diagnosis Kerja: Asma serangan ringan pada asma intermiten dai’ Asma serangan sedang pada sma persisten ringan dd/Rinitis alergi Tnhalasi salbutamol Edukasi untuk menghinda pencetus Tdentitas dan Taki-laki, 23 tahun keluhan utama Sesak napas yang muncul mendadak Laki-laki, 64 tahun Perempuan, go tahun ‘Sesak sejak 2 bulan, Batuk dan sesak yang 7 OSCE: PADI SURVIVAL STYLE Keluhan lain Riwayat/keterangan hain Sajak jo menit yang Jalu ‘Sesak muncul mendadak. Riwayat sesak, batuk, demam disangkal. Pasien berpostur tinggi dan kurus. Riwayat penyakit ‘yang lal Batuk berdahak warna hijau. kekuningan (#). Demam (). PND, DOE, OP () Riwayat merokok 2 bungkus per hari selama 30 tahun. semakin memberat sejak 3 hari yang lalu Batuk berdahak kekuningan, demam (4). Penurunan berat badan disangkal. Nafsu makan menurun. Keringat malam disangkal. Riwayat keluhan serupa sebelumnya (- )-Riwayat sakit paru lain sebelumnya Riwayat asma (-) sebelumnya disangkal. disangkal. Temuan pada PF Dada kanan Barrel chest @, Frekuensi napas dan pemeriksaan tertinggal, perkusi perkusi hipersonordi _22x/menit penunjang pulmo dekstra kedua lapang para, hipersonor, wheezing di kedua Ronki basah kasar di auskultasi pulmo Japang baru, ronki kedua lapang paru, dekstra vesikuler basah kasar minimal wheezing (/-) menurun di kedua lapang para Rontgen toraks: Ronigen toraks: Rontgen toraks:sela _infiltrat di kedua Tapang paru kanan melebar, infitrat —lapang paru (+/+) avaskuler inimal Dx dan dxbanding Pneumotoraks spontan _PPOK eksaserbasiakut Pneumonia komunitas primer dd/ Bronkiti
1 tahun: 30 mi/kg dalam 30 menit, dilanjuckan 70 ml/kg dalam 2,5 jam Secara ringkas penatalaksanaan diare akut pada anak adalah menggunakan prinsip: rehidrasi, zinc, teruskan makan-minum/ASI, antibiotik selektif, dan edukasi. Keterampilan klinis khusus: pemasangan NGT Indikasi 1. Bilas lambung 2. Mencegah aspirasi 3. Pemberian nutrisi 4 Dekompresi gastrointestinal (pada ileus atau pasca-operasi) Kontraindikasi Kecurigaan fraktur basis cranii Komplikasi 1. False route (masuk ke trakea) 2. Insersi gagal 3. Selang menggulung di nasofaring 4 Perdarahan Langkah-langkah 1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan 2. Ukur panjang selang yang dibutuhkan (ukur jarak dari ujung lubang hidung ke telinga ditambah jarak dari lubang hidung ke processus xiphoideus). Beri tanda. 3. Lumuri selang nasogastrik dengan air atau pelumas sepanjang lebih kurang 15 sentimeter. 4. Masukkan selang nasogastrik dengan perlahan-lahan, Dorong ke arah oksipital. 5. Bila perlu minta pasien untuk minum air (menelan). Berhenti melakukan insersi bila pasien batuk. Kemudian lanjutkan kembali insersi. 6. Bila panjang selang nasogastrik yang dibutuhkan sudah tercapai, periksa apakah selang nasogastrik sudah berada di lambung. Lakukan pemeriksaan dengan meniupkan udara menggunakan spuit 50 cc, dengarkan suara di lambung (akan terdengar suara “plop") 7. Bila ujung selang nasogastrik tidak berada di lambung, tarik selang dan ulangi prosedur. 8, Fiksasi selang nasogastrik pada hidung dan sisi wajah ‘9, Ujung pipa ditutup bila tidak digunakan, 0. Cuci tangan 105

You might also like