You are on page 1of 13
PUSCIKLAr BPP TEKNGLOG) ANALISA ENERGI TERMAL IPLE EFFECT EVAPORATOR PADA INDUSTRI Amiral Aziz) ABSTRACT Evaporation is a very common industrial process, the solvent in a solution is vaporized to give @ concentrated solution. In the design of an evaporator, care must be taken if an economical use of energy is to be achieved. A single effect evaporator is wasteful of energy since the latent heal of the vapor left is nol used but discarded. However, much of this fatent heat can be recovered and reused by employing a multiple effect evaporator, In this paper the analysis of thermal energy balances in the multiple effect evaporator is discussed, a simple calculation for sugar industry application is also given. Kata kunei : wap proses, industri gula, multiple effect, evaporator PENDAHULUAN Evaporasi adalah suatu proses yang sangat umum dijumpai dalam industri kimia. Pelarut solvent) di dalam svat larvian diuapkan (vaporized) untuk mendapatkan suatu larutan pekat (concentrated solution). Alitan pekat ini bisa merupekan produk seperti pada industri gula maupun limbah aliran seperti black liquor pada industri kertas, Jika pelarutnya adalah air maka wap yang dihasilkan secara ekonomi dapat digunakan kembali sebagai uap proses. Akan tetapi, jika pelarut bukanlah air, biasanya bernilai ekonomis sehingga dapat digunakan kembali. Pada industri gula tebu, evaporator merupakan peralatan penguap yang berfungsi untuk meningkatken kosenirasi tira jenuh dari unit pemurnian dengan cara menguapkan kandungan air yang masih terkandung dalam ira encer sehingga akan diperofeh nira kental (brix tertentu). Makin tinggi brix yang dihasilkan semakin tinggi pula kosentrasinya dan semakin mudah diskritalisasi, Uap proses yang digunakan pada evaporator pertama “‘/ Peneliti Bidang Energi, BPP Teknologi Jakarta diperoleh dari boiler dan memanaskan umpan nita yang masuk evaporator sehingga menghasilkan uap nira yang akan diguoakan sebagai pemanas evaporator sclanjuinya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatur tekanan di setiap evaporator lebih kecil dari evaporator sebelumnya untuk menghindari dekomposisi gula serta temperatur uap pemanas yang bersuhu semakin rendah agar tetap terjadi penguapan pada evaporator berikutnya. KLASIFIKASI EVAPORATOR MENURUT METODA OPERAS! Terdapat beberapa sistem pengoperasian evaporator dimana masing-masing — sisté operasi dipilih berdasarkan faktor karakteristik, fujuan dan segi ekonomis dari larutan yang diperoses. Pemakaian evaporator untuk mendapatkan hasil yang dikehendaki atau untuk mendapatkan produksitertentu, dapat digunakan satu evaporator (single evaporator), dua unit evaporator (double evaporator), tiga unit evaporator (triple evaporator) dan lebih dari tiga unit’ evaporator (multiple ‘Nomor 3, Oktober 2000, 16: evaporation). Dari proses kerjanya ada dua cara yaitu dengan pengumpanan dari depan (forward feed) dan pengumpanan dari belakang (backward feed). 1. Single Effect Evaporator Pada metoda ini dioperasikan satu tingkat evaporator yang digunakan untuk proses evaporasi suatu larutan seperti ditunjukan Gambar 1. Sistem ini diterapkan pada proses evaporasi dengan kapasitas yang relatif kecil. Umpan Masuk_ Gambar 1. Single effect evaporator 2. Multiple Effect Evaporator Evaporator dioperasikan secara seri dan bertingkat dimana larutan dikonsentrasikan secara bertahap. Hal ini dilakukan karena karakteristik dari larutan yang mana jika tidak dilakukan secara bertahap akan mempengaruhi karakteristik laratan. Selain itu operasionalnya lebih ekonomis karena hanya pada tingkat pertama saja yang menggunakan uap proses _ 4 Backward Feed Multiple untuk pemanas, sedangkan pada tingkat selanjutnya digunakan uap dari larutan sebagai pemanas, Terdapat dua cara pengumpanan pada Multiple Effect Evaporator yaita : + Forward Feed Multiple Effect Evaporator * Backward Feed Multiple Effect Evaporator 2 Forward Feed Multiple Effect Evaporator Umpan (feed) dialirkan masuk ke tingkat satu dan mengalir ke tingkat selanjutnya sejalan dengan arah aliran uap. Metoda ini digunakan/ dioerasikan jika urapannya bertemperatur tinggi dan produk akhimya akan rusk pada temperatur tinggi (Gambar 2). Effect Evaporator Umpan mengalir masuk dari tingkat akhir dan berlawanan arah dengan aliran uap. Kemudian produk keluar pada tingkat pertama. Pada metoda ini digunakan pompa untuk membantu sitkulasi pada setiap tingkat dan aplikasinya untuk jarutan yang mempunyai viskositas tinggi (Gambar 3) METODA PERANCANGAN “MULTIPLE EFFECT EVAPORATOR Umum Nira yang keluar dari unit pemurnian masih mengadung banyak air. Di dalam evaporator diusahakan untuk menguapkan sir sebanyak-banyaknya sehingga pada unit kristalisasi tinggal melaksanakan proses pengkristalan saja. Evaporator yang digunakan umumnya yang terdiri dari beberapa tingkat yang disebut_ += MULTIPLE EFFECT EVAPORATOR. Penggunaan sistem bertingkat ini untuk menghemat pemakaian wap proses. eel Analisa energi termal nntipte effect evaporator pada industri 165 (Amiral Aziz) Usp keluar Et Uap keluar £2 Uap keluar E3 Usp Masuk ke E2 Mask ke E3 Masuk EA eluae L 4 > tt Tt Usp “Uap pemanas rasuk A tri EI J I Rondensgs I ongenset Umpan Umpan keluar EI Umpan keluarE2 —Umpan keluarE3-Umpan keluar ‘masok 81 Umpanmasuk E2 Umpan masuk E3.-Umpan masuk Ea Gambar 2. Forward feed multiple effect evaporator Usp keluarE] Usp keluar E2 Uap keluar E3 Uap [] Masukke E27] Masuk 63 7] Masuk kelnar i > tit)! (tt ‘Usp kelst penranas BF Fl ERE BE masuk El 4 i ee ELS Eels | Konderta adensaT Kondensar | a Sondensst Umpan UmpankehtarE2 — UmpatkeluarE3 Umpan keluar B# Kekusr BI Umpan masukE1 — Umpan masukF2 Umpan masuk E3 Jika jumlah tingket evaporator yang digunakan 3 buah maka disebut Triple Effect Nira yang ke luar dari unit pemurnian dialirkan ke dalam badan evaporator Evaporator. Uarpast masuk E4 Gambar 3. Backward feed multiple effect evaporator 1 dan divapkan dengan menggunakan uap jenuh. Ruang pemanas dalam badan evaporator terpisah dari ruang nira schingga dalam proses perpindahan panas, uap akan berubah menjadi es 166 MESIN, Potine 2 Nomor 3, Oksaber 2000, 164 - 176 embun dan air dari ruang nia akan berubah menjadi wap dan larutan nira. Uap yang dihasilkan dialirkan ke ruang pemanas badan evaporator berikutnya untuk dijadikan sebagai media pemanas. Peristiwa pada badan I diulang kembali di badan II dan Ill, kemudian hanya uap dari badan III dialirkan ke bejana pengembunan. Uap nira yang ke luar dari badan evaporator III dihisap oleh pompa vakum melalui kondensor dan dialirkan air pendingin melalui pompa injeksi sehingga terjadi perubahan wap menjadi embun. Gas-gas yang tidak terkondensasi dihisap oleh pompa vakum melalui separator air. Air jatuh ke bawah sebagai air jatuhan sedangkan gas ke luar melalui pompa vakum. Nira yang ke luar dari badan I1I sudah merupakan nira kental. Nira. kental ini dialitkan ke tangki sulfitasi untuk dialiri gas SO:, Pemberian gas SO, bertujuan untuk memucatkan warna nira sehingga gula yang dihasilkan akan mempunyai warna lebih putih. Gas SO; akan mereduksi ion feri yang membeatuk garam yang berwama menjadi ion fero yang membentuk garam fero yang, tidak berwarna. 2, Neraca massa dan neraca Panas Proses penguapan sebagai proses pemisahan air di industri gula merupakan stasiun yang paling banyak membutuhkan uap proses. Selain itu evaporator juge salah satu tempat dimana dapat diusahakan penghematan konsumsi uap proses. Penguapan adalah proses perubahan fase air dari cair menjadi uap dengan menggunakan usp panas sebagai media pemanasnya. Konsep koefisien perpindahan panas total menyeluruh — umum —digunakan— dalam nienghitung laju aliran panas yang terjadi di evaporator yaitu : Q=UXAXAT=UXAX (Ts~T) a) Analisa energi termal multiple effect evaporator pada industri (Amiral Aziz) Dimana U = koefisien perpindahan panas me- nyelucuh (Watt/m.K) A = luas permukaan perpindahan panas (m’) Ts = emperatur uap kondensasi (K) Ty = temperatur didih larutan (K) Jika umpan yang masuk evaporator adalah F (kg/h) mempunyai kandungan solid (fraksi massa) adalah x;, temperatur Ty (K) dan entalpi hy (kJ/kg). Cairan yang ke luar dari evaporator 1 (kg/h) yang mempunyai kandungan solid adalah x, dengan temperatur Ti (K) dan entelpi hy (J/kg). Sedangkan uap yang dibasilkan evaporator V (kg/h) dengan kandungan solid xy = 0 dengan temperatur Ty (K) dan entalpi by (K). Uap proses masuk evaporator pada temperatur Ts (KK) dan entalpi Hs, dengan kondensat_—-meninggalkan evaporator mempunyai temperatur saturasi adalah Ts (K) dan entalpi Hs, Maka panas laten yang diberikan oleh uap proses ke cairan yang akan dievaporast adalah : A=H,-h, Q) Karena uap V dalam keadaan setimbang dengan cairal L, maka temperatur uuap sama dengan temperatur cairan. Demikian juga tekanan P, adalah tekanan saturasi wap dari cairan yang mempunyai komposisi x, dan temperatur didih T, (K). Dalam keadaan steady state, laju aliran massa masuk dan ke Ivar evaporator adalah sama, yaitu : FaLev 3) Neraca massa untuk larutan yang akan dikosentrasikan adalah : 167 Fxxp=bxx, @) Untuk neraca paras, jumlah panas masuk evaporator sama dengan jumlah panas yang ke luar evaporator : Pxihp+Sxs=LxxptVuhetSxh, (5) Substitusikan Persamaan (2) ke dalam Persamaan (5), maka didapat : Fx byt SKA= Lex, + Vxhy © Panas yang dipindahkan di dalam evaporator adalah : Q=Sx(H,-h)=Sx2 (7?) Evaporasi laruten di dalam single effect evaporator, biaya utama yang harus dialokasikan adalah biaya wap proses yang digunakan untuk mengevaporasi air. Sistem ini sangat boros karena panas laten dari uap larutan yang meninggalkan evaporator biasanya tidak dimanfaatkan. Akan tetapi, untuk mengurangi biaya uap ini, diaplikasikan multiple effect evaporator dimana panas laten dari uap yang meninggalkan evaporator dapat digunakan sebagai pemanas pada evaporator selanjutnya. Pada industri gula yang menggunakan quadriple effect evaporator, pada effect pertama uap proses digunakan untuk memanaskan larutan gula tebu yang mendidih pada temperatur didih T, dan tekanan Py Uap yang ke luar dari effecr pertama digunakan sebagai media pemanaz pada effect ke dua yang menguapkan air pada temperatur T) dan tekanan P). Untuk memindahkan panas dari uap kondensasi ke cairan mendidih dieffect kedua, temperatur didih T, harus iebih kecil dari temperatur uap Kondensat, Ini berarti bahwa 168 tekanan P, di dalam effect kedua barus lebih kecil dari tekanan Pi pada effect pertama. ‘Dengan prinsip yang sama, uap yang dihasilkan effect kedua digunakan sebagai media pemanas pada effect keliga, Begitu juga, usp yang dihasilkan effect ketiga digunakan sebagai media pemanas pada effect keempat. Sehingga bahwa tekanan P; di dalam effect ketiga harus lebih kecil dari tekanan P, pada effect kedua dan tekanan Py, di dalam effect keempat barus lebih kkecil dari tekanan P3 pada effect ketiga. Jika effect pertama bekerja pada tekanan 1 atm, maka tekanan pada efek kedua, ketiga dan keempat haruslah di bawah tekanan vakum. Jika multiple effect evaporator beroperasi pada kondisi steady state maka laju aliran panas dan Iaju aliran evaporasi pada setiap tingkat adalah sama. Untuk mengubah kosentrasi di dalam effect yang terakhir maka laju aliran umpan pada effect pertama haruslah diubah. 3. Penurunan temperatur dan kapasitas Multiple effect evaporator Jumlah panas yang dipindahkan perjam di dalam effect pertama dari sebuah rriple effect evaporator dengan umpan maju (forward feed) adalah : Q1 = Ux Ax AT; (8) Dimana 4T adalah perbedaan temperatur antara uap kondensasi dan titik didih larutan (Ts-Ty). Apabila diasumsikan tidak ada pengingkatan titik didih dari larutan, tidak ada panas dari larutan, abatkan panas sensible yang, dibutukkan untuk memanaskan — umpan mencapai titik didihnya, seluruh panas laten dari uap kondensasi dianggap sebagai panas laten dari uap. Uap ini kemudian dikondensasikan di effect. Kedua dari evaporator, maka panas yang dipindahkan ra MESIN, Volume 2 Nomor 3, Oktober 2000, 164 ~ 176 Qs = Ur x Ar x ATs o Dengan asumsi jumlah panas yang dipindahkan pada setiap effect adalah sama, maka ; U, x Ay x AT, = Uzx AX AT; = Urx Asx AT; (0) Biasanya dalam praktek _komersial, apabila Iuas permukaan perpindahan panas setiap effect adalah sama, maka : 2a u,xat,=Usx ar Uyx AT) ~ (11) Karena penurunan temperatur AT di dalam multiple effect evaporator berbanding terbalik dengan nilai koefisien perpindahan panas U, maka : DAT =47, =4 = AT; =1,-Ts (12) Karena AT, adalah sebanding dengan VU. maka : a * ht hy, Dengan cara yang sama bisa dibuat pula persamaan untuk AT», dan AT) AT, = LAT a3) Kapasitas total dari triple effect evaporator diperoieh dengan menjumlahkan kapasitas setiap effect. QO =Or+ 02+ Os =U, x Ay x BT) + Up x Apx AT + Ux Asx AT, «ay Jika kita buat asumsi bahwa nilai U sama 4i setiap effect dan nili war permukean perpindahan panas A adalah sama, maka : Q =UXAx(4T;+ AT; + AT) =UxAx AT aay Dimana : AT = AT;+ AT; + ST: (16) Perhitungan pada multiple effect evaporator biasanya nilai yang diperoleh adalah Tuas permukaan perpindahan panas pada setiap effect, kg perjam wap yang disuplai, jumlah wap air larutan yang dibasitkan setiap effect kbususnya effect yang terakhir. Patameter yang, biasanya diketahui dalam perancangan sebuah wultiple effect evaporator adalah : © Tekanan wap pada effect pertama dan terakhir . . * Kondisi umpan dan laju aliran yang masuk effect pertama © Kosentrasi akhir dari laruian yong meninggalkan effect yang terakhir © Sifat-sifat fisik dari cairan dan uap ‘+ Koefisien perpindahan panas -menyelursh untuk setiap effect © Biasanya Ivas permukaan perpindahan panas setiap effect sama Metoda yang paling lazim digunakan dalam menyelesaikan persamaan-persamaan neraca massa dan neraca panas dari sebuah multipel effect evaporator adalah metoda trial and error. Berikut ini diberikan taha-tahap dalam menghitung sebuah : tripple effect evaporator yaitu evaporator yang terdiri dari tiga effecr. a. Dari data tekanan di dalam effect yang terakhir dan kosentrasi larutan ke luar efek yang terakhir, tentukan titik didih (boiling point) di dalam effect terakhir. i Analisa energi termal mutiple (Amiral Aziz) effect evaporator pada industri 169 Hitung jumlah total dari uap yang devaporasi dengan menggunakan prinsip neraca total. Biasanya trial pertama adalah dengan mengasumsikan uap yang dihasilkan setiap effect sama (V, = V2 = V3). Buat neraca massa untuk setiap effect untuk mendapatkan L; = L; = L; dan kemudian hitung kosentrasi solid di setiap effect dengan membuat neraca solid untuk setiap effect. Dengan menggunakan Persamaan (13), perkirakan perbedaan temperatur AT), AT, dan AT) , untuk setiap effect. |. Dengan menerapkan prinsip neraca massa pada setiap effect, hitung jumlah uap dan laju aliran cairan setiap effect. Jika jumlah uap yang dihasilkan berbeda dati nilai asumsi pada tahap (b), ulangi !agi tahap (2), (3) dan (4) Hitung juralah panas yang, dipindahkan dalam setiap effect dan luas perpindahan panas setiap effecr. dan kemudian hitung luas rata-rata. Z Jika tuas permukaan_perpindahan. panas setiap effect mendekati satu sama lainnya, perhitungan selesai dan tidak memerlukan ‘rial \ebjh lanjut. Akan tetapi jika luas permukaan perpindshan panes setiap effect tidak mendekati maka dipilih nilai trial yang kedua. Dengan menggunakan nilai-nilai baru dari Li La Ly Vi Vz dan V3 dan hitung Kesetimbangan panas (tahap 4) dan hitung Kosentrasi solid yang baru. untuk setiap solid yang baru untuk setiap effect dengan menerapkan prinsip neraca solid, Hitung nilai-nilai AT), AT;, dan ATs. dengan menggunakan persamaan : Jumlah AT\, AT: dan AT;' harus sama dengan DAT, jika tidak sama maka nilai seluruh AT! dapat di-adjusting sehingga nilainye memebuhi syarat. Kemudian hitung temperatur didih setiap effect. MILK BIDANG PERALSTENE PUSt KAT, BPP TLKNOLOA! yang baru dari hasil perhitungan pada tahap (g), wangi lagi perhitungen dari tahap (4), Biasanya dengan beberapa kali trial akan diperoleh nilai luas perpindahan panas A yang mendekati. Secara praktis, lebih memudah- kan jika proses trial and error dibuat dengan bantual program Microsoft Excel. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Sebagai ilustrasi berikut ini diberikan contoh pethitungan sebagai ilustrasi penerapan metoda yang diuraikan di atas. Sebuah ‘riple effect evaporator umpan maju (Gambar 4) digunaken mengevaporasi larutan gula yang mengandung 10 % berat solid menjadi larutan yang menganding 50 % solid, Kenaikan temperatur titih didih (boiling point) dari Tarutan (independent terhadap tekanan) dapat diestimasi dengan persamaan berikut : BPR (C) = 1,78x + 6.2207 cg) Dimana : x= fraksi massa dari gula di dalam larutan Sebagai wap proses pada tingkat pertama digunakan ap jenuh bertekanan 205,5 kPa, temperatur 121°C. Tekanan uap yang terbentuk pada effect ketiga adalah 13,4 kPa. Laju aliran umpan 2266 kg/h. Koefisien perpindahan panas menyeluruh untuk setiap effect diestimasi sebagai berikut : U) = 3123 Whm?.K, Us = 1987 Wn K, Us = 1136 W/mK. Panas jenis Jarutan padat dalam satuan ki/kg.K diberikan oleh persamaan : 6p = 419 -2,35 x (9) Jika setiap effect mempunyai luas perpindahan panas yang sama, tentukanlah luas permukaan perpindahan panas dan Steam Economy rr rennet MESIN. Volume 2 Nomar 3, Oktober 2000, 164 ~ 176 Vy = 22680-Ly tt Nast la-Ly Vs=1q~ 4536 teh t ee! Tam 7 |), =4536:%1=0,5 Gambar 4. Neraca massa tripple effect evaporator pada industi gula dari contoh perhitungan Tahap 1 Dari tabel uap untuk tekanan p = 13,4 kPa didapat temperatur saturasi T = 51,67 °C. dengan menggunakan Persamaan (18) didapat, BPR; = 1,78.x3 + 6.22.37 =1,78.0,5 + + 6,22.(0,5) = 2,45 °C. ‘T = 51,67 + 2.45 = 54,12 °C. Tahap 2 Buat meraca massa solid untuk menghitung jumlah wap total yang dihasilkan sama (V; = V2= V3) dan Ly yaitu : F=L3+(V\+ Vit V3) 22680 =L3 + (V, + V+ V3) Fixe = La Xiy + (Vit Vat Va).xv 22689.(0,1) = Ls (0,5)# (Vi + V2 + V3).(0) Ls = 4536 kg/h dan (Vy + Vat V3)= 18144 kg/h Jika Vp = Vz = Vy = 6048 kg/h, maka dengan membust neraca massa pada setiap effect, akan didapat : ‘Analisa energi termal multiple effect evaporator pada industri (Amirat Aziz) (2) F=22680 = V) +L; =6048 + Ly; T= 16632 kg/h (2) Ly = 16632 =Va+ La = 6048 +L; Lo = 10584 kg/h (3) Lr = 10584= V3 +L) = 6048+ L3; Ls = 4536 ke/h Buat neraca massa solid pada setiap effect, sehingga diperoleh x: 1) Fi.xp) = La Xu 22680 (0,1) = 16632 xu: x11 = 0,136 (2) Faxr2 = Lo x25 16632 (0,136) = 10584 xia; x= 0,214 @) Foxe =L5 x15 30584 (0,214) =4536 x3 5 x= 0,5 ‘Tahap 3 BPR untuk setiap effect dihitung sebagai berikut : (1) BPR: = 1,78.x) + 6,22. 171 = 1,78.(0,136) + 6,22.(136)" = 036°C. 1,.78.x2 4 6,22.x7° 1.780214) + 622,0.2167 0,65 °C, 3) BPR; = 1,78.x5 + 6,22.%57 = 1,78.(0,5) + 6,22.(0,5Y° = 245°C. ETeoatu = Ta ~ Ty (BPR) + BPR: + BPRy) = 1211 — 51,67 — (0,36+0,65+2,45) = 65,97°C Dengan menggunakan Persamaan (13) untuk AT, dan persamaan yang similar untuk AT; dan AT3 maka didapat : 2, Mut Hot Py rs Ls Moar Kise AT, = DAT x Dengan cara yang sama didapat AT; = 19,50°C dan AT; = 34,07 °C. Akan tetapi, karena umpan masuk ke dalam effect pertama pada kondisi dingin, effect ini akan membutuhkan lebih banyak panas. Peningkatan AT, dan penurunan AT2 dan AT; berbanding furus dengan estimasi pertama yaitu: AT, = 15,56 °C= 15,56 K; AT, = 18,34 °C= 18,34 Kdan AT; = 32,07 °C = 32,07K. Untuk menghitung : actual boiling point dari larutan di dalam setiap effecr digunakan persamaan berikut : (OT) = Ts -4T 121.1 - 15,56 = 105,54 °C T,- BPR, - AT 105,54 — 0,36 — 18,34 86,84 °C Q) 172 Ta= Ti-BPR, = 105,54-0,36 = 105,18 °C @)Ts = T2-BPR,- AT; = 86,84 -0,65 — 32,07 = $4,12°C Tss = Tz— BPR, = 86,84- 0,65 = 86,19 °C Te dan adalah temperatur kondensasi uap pada effect kedua dan ketiga, make ‘temperatur dj dalam ketiga effect dari evaporator adalah sbb : ana ea es Nantes To S Premes oecees pavers Tretassect — yemsre td qessare Tahap 4 Panas jenis dari cairan di dalam setiap cofect dihitung dengan Persamaan (19) sehingga didapat : Q)F 3¢) = 4,19-2,35.0,1) 955 (k/kg.K) Q)La3 ep = 4,19-2,35.(0,136) 869 (kI/kg.K) (3) Lasey = 4,19 -2,35.(0,214) 684 (KI /kg.K) Ls sep = 4,19 - 2,35.0,5) 015 (Kirke. K) Nilai Bntalpi dari aliran uap relatif terhadap air pada temperatur 0°C dapat diperoleh dari tabel uap. Effect \ T)= 105,54 °C ; Tsa= 105,18°C 5 BPR, =0,36°C ; Ts) = 121,1°C yy, Hs: + 1,884.(0,36) 2684 + 1,884.(0,36) 2685 kJ/kg MESIN, Volume 2 Nomor 3, Oktober 2000, 164 ~ 176 Ast = Hs — hs = 2708 - 508 = 2200 kiskg dimana : Hs = entalpi uap jeauh hs = entalpi cairan jenuh 16,84 °C ; Ts3 = 86,19°C 5 0,65 °C Hess + 1,884.(0,65) 2654 + 1,884.(0,65) = 2655 kiikg = Hy —hs.= 2685-441 = 2244 ki/kg Effect Ty = 54,12 °C ; Tsq = 51,67°C 5 BPR; = 2,45 °C Hs. Hs + 1,884.(2,45) 2595 + 1,884.(2,45) Z Hitung nilai panas yang dipindahkan = 2600 kiikg (Q) dan fuas perpindahan panas untuk setiap Asy = He—hss = 2655-361 effect yaitu : = 2294 kl 3936 = Sxdy= (22001000) 0) = Sx2, = (2200.1000) Perlu dicatat bahwa koreksi superheat = 5,460 x 10° (Wat) pada contoh ini Kecil dan dapat diabaikan. a Tetapi koreksi telah digunakan untuk Wx Ay = S25 (22441000) mempertihatkan ilustrasi perhitungan pada contoh ini. Hubungan aliran dalam persamaan = 3492x 10 Wan) energi Kalor yaitu : Q = Kyxdy = SES 5 (22941000) 22680 - Ly ; ei L- = 3,830 10° (Wate) L; - 4536 , Ls =4536 4-2 5,460 x 10° Dengan menggunakan Persamaan (6) dan 1 Uy AT, 3123«15,56 © °C sebagai datum dimana entalpi dari uap = 112,47) dinyatakan relatif terhadap 0 °C dan (Tp -0) °C = (Ty 0) K dan dan (T, 0) °C =(T, 0) K: es Analisa energi termal multiple effect evaporator pada industri 13 (Amiral Aziz) Lax 6% (TO) + Vox Ag = LsX GX (Ts—O) + Vax Hy (22) Subtitusikan parameter yang diketahti ke Persamaan (21) dan (22) kemudian ke Persamaan (20), maka didapat : 7078 (hgh = 11056 ha 536 (kg/h) $= 8936 thy V, = 5602 (kg/h) ; V; = 6532 (kg/h) Li = 6010 (kg/h) ; Nilai-nilai V1, V2 dan V3 cukup dekat dengan nilai asumsi, maka tahap (2), (3) dan (4) tidak perlu diulang. Jika perhitungan harus diulang, maka perhitungan V\, V2 dan V5 dimulai dari tahap (2) dan buat neraca solid untuk setiap effect. Tahap 5 4 Bae 3,492 x 10° 2 Uy «AT, 1987x1834 = 95,8 (nr) fy = 2 = 3830210 7 Uyx AT, 1136x32,07 = 1051 Gn’) A+ A, +A, Ay = 3 _ 1126+ 98841051 09.9 Perbedaan nilai rate-rata A kurang dari 10 % schingga trial kedua tidak diperlukan. Jika trial kedua perl dibuat, mulailah dengan tahap 6 untuk mengidentifikasi metoda yang digunakan, Tabap 6 Buat neraca massa solid pada setiap effect, dengan menggunakan nilai baru dari: Ly = 17078 (kg/h) ; La = 11068. (kg/h) dan 1.5 =4536 (kg/h) sehingga diperoleh x : () Foxe, = Lp Xu 22680.(0.1) = 17078 x15 xu = 0.133 (2) Foxia 17078.(0,{33) = 11068 x1»; X12 = 0,205 G)Faxr5 = La xua5 11068,(0,214) = 4536 x3 xu = 05 2 = Lexi Tahap 7 Hitung BPR yang baru untuk setiap effect dihiung sebagai berikut : () BPR, = 1,78.x) # 6.223 174 = 1,78.(0,133} + 6,22.33) = 035°C, (Q) BPR, = 1,78.) + 622.47 = 1,78.(0,205) + 6,22.(0,208)° = 0,63 °C. (3) BPR; = 1,78.x3 + 6,22.x3" = 1,78.(0,5) + 6,22.(0,5)" = 245°C. ZT recto = Tas Ts~ (BPRi+BPRo+BPRy) 121,1-51,67 (0,35+0,63+2,45) 66,00 °C wn Hitung nilai-nilai AT;', AT: AT3', dan AT,! dengan menggunakan persamaan : AT, x4, _ 15,56x112,4 Ay 104,4 = 16,777(K) = 16,77(°C) Ari AT, x4, _ 1834x958 4, 104,4 = 16,86(K) = 16,86(°C) at = AT, x A, _ 32,07 «1051 4, 104,4 = 32,34(K) = 32,34(°C) AT) = 16,77 + 16,86 + 32,34 ZT eeta = = 65,97 (°C) Nilai-nilai AT! direduksi agar didapat nila AT\' =16,77 °C, AT; =16,87 °C, OT, 32,36 °C dan EAT! = 16,77+16,87+32, 66,00 °C. Untuk menghitung: actual boiling point dari larutan di dalam setiap effect digunakan persamaan berikut : (QT. = Tyy- AT = 121, - 16,67 = 104,33°C =" T,- BPR, - AT: (2)T2 SS eee MESIN, Volume 2 Nomor 3, Okwober 2000, 164~ 176 104,33 — 0,35 — 16,87 87,11 °C Ts = Ti- BPR, = 104,33-0,35 = 103,98 °C G3)T) = T:—BPR:- AT}! 87,11 - 0,63 - 32.36 = $442 °C Ts; = T:-BPR: = 87,11-0,63 = 86,48 °C Tahap & Panas jenis dari cairan di dalam setiap efect dihitung dengan Persamaan (19) sehingga didapat : (DF sep 4,19 -2,35.(0,1) 3,955 (S/kg.K) 4,19 = 2,35.(0,133) 3,877 (kJ/kg.K) 4,19 -2,35,(0,205) 3,708 (kJ/kg.K) 4,19 - 2,35.(0,5) = 3.015 (Kikg.X) Nila Entalpi dari aliran wap elatif terhadap air pada temperatur °C dapat (A) Ls ep diperoleh dari tabel uap. Effect 1 H, Hy: + 1,884.(0,35) = 2682 + 1,884.(0,32) = 2683 ki/kg Hs, ~ hg, = 2708 — 508 2200 kik, Hs; + 1,884.(0,65) 2654 + 1,884.(0,63) 2655 ki/kg, Hy ~ bs = 2683 ~ 440 2243 kilkg, nou Analisa energi termal multiple effect evaporator pad (Amiral Aziz) Effect Hy = Hy +1,884.(2,45) = 2595 + 1,884.(2,45) = 2600 kivkg Asp = Ha— hes = 2655 ~ 362 = 2293 kite, Dengan menggunakan Persamaan (19), (20) dan (21) dan subtitusikan parameter yang diketahui, maka didapat : 11 = 17005 (kg/h) ; Le = 10952 (kg/h) ; 536 (kg/h) $= 8960. (kp/h) ; ‘V1 = 5675 (kg/h) ; V2 = 6053 (ke/h) ; Vs = 6416 (kath) Hasil yang didapat dari trial yang kedua ini sangat kecil bedanya dibandingkan dengan trial pertama. Berikut ini didapat nilai panas yang dipindahkan (Q) dan luas permuksan perpindahan panas (A) untuk setiap effect : 8960 Q) = Sxty = 5500 (7200%1000) = 5,476 x 10° (Watt) 5675 = Vxd,= 1000) Q Ax Ay 3600” (2243x1000) 3,539 x 10° (Wart) 6053 x 3600 3,855 x 10° (Watt) V, x43 = (2293x1000) Q 5,476 x 10° U, x AT, 3123%16,77 = 104,6 (m") Q, —__3,539x10° U,xAT, 1987x1687 = 105,6 (m’) A= justri 175 = 2 _ 3855x108 U,xAT, 1136x32,36 104,9 (nr) 4 dn = Atte’ _ 104,6+105,6 +104,9 3 105 (m”) WAV, +¥y s 5675 +6053+6416 8960 Steam Economy = = 2,025 PENUTUP Teori perhitungan analisa dan contoh Perhifungan telah dibahas pada tulisan ini, sehingga dapat memberikan arahan dasar dalam analise energi dari multiple effect evaporator maupun kondensor pada aplikasi industri- industri proses, Dari hasil perhitungan pada studi kasus di atas dapat disimpulkan bahwa luas permukaan perpindahan panas untuk effect 1, effect 2, dan effect 3 masing-masing adalah 104, 6 m?; 105,6 m? dan 104,9 m? dengan luas permukaan perpindahan panas rata-rata adalah 105 m*. DAFTAR PUSTAKA 1. Albert-Thenet, LR, The efficient Use of Process Steam, Cogeneration in the Cane Sugar Industry, Edited by IH. Payne. Elsevier Science Publisher. Pp. 159-190, 1991 176 EE MESIN, Volume 2 Nomor 3, Oktaber 2000, 164 Donald .Q Kem, Process Heta Transfer, New York April York Me, Graw Hill Book Company 1950 Frank Kreith, Arko Prijono. MSc., Prinisp- Prinsip Perpindshan Panas, Penerbit Erlangga, Jakarta 1997. Holman. J, P., Ir. Jasjfi. Msc., Perpindahan Kalor, Penerbit Erlangga., Jakarta 1991. Hugot, E, Hand Book of Cane Sugar Engineering, Comp. Revised. Elseiver Pub. Co., Amsterdam 1972, . Tunggui .M Sitompul, alat Penukar Kalor (Heat Exchanger), Rajawali Pers., Jakarta 1993.

You might also like