You are on page 1of 21

STANDAR DAN METODE PELAKSANAAN HYDRAULIC

STATIC PILE DRIVE (HSPD) ATAU JACKING PILE

2018

Rev.02 – January 14, 2017


Engineering Department
I. Mesin HSPD (Hidraulic Static Pile Drive)
Bagian – bagian Mesin HSPD :
1. Side Piling Device (Box Pancang Bagian Samping)
2. Main Operation Cab (Kabin Operasional Utama)
3. Pile Press Stage (Mesin Tekan Pancang)
4. Pile Clamping Box (Kotak Penjepit Pancang)
5. Crane (Mesin Angkat)
6. Lifting Mechanism (Sistem Mekanis Angkat)
7. Auxiliary Balance Beam (Batang Penyeimbang)
8. Tranverse Rotary Mechanism (Mekanis Bergerak
Horisontal, Melintang & Berputar)
9. Vertical Shift Mechanism (Mekanis Perpindahan
Vertikal)

Weight Analysis for HSPD 240 Ton (Sample) :


No. Description Weight Sub Total

1 Unit Machine (Mesin) 42 Ton x 1 42 Ton

2 Pressing Cylinder + Beam (Silinder Tekan + Beam) 3,3 Ton x 2 6,4 Ton

Longitudinal Shift Mechanism (Mekanis Gerak


3 13,073 x 2 26,15 Ton
Lurus)
Transverse Shift Mechanism (Mekanis Gerak
4 10,863 x 2 21,73 Ton
Melintang)
5 End Frame Assembly (Rangka) 2,085 x 2 8,34 Ton
6 Additional Weight Beam (Beam Tambahan) 2,8 x 2 5,60 Ton
7 Counter Weight Type A (Pemberat Tipe A) 3,2 x 20 64 Ton
8 Counter Weight Type B (Pemberat Tipe B) 3,6 x 20 72 Ton
Total Weight 246,22 Ton

2
Spesifikasi Teknis HSPD 240 Ton (Sample) :
No. Description Value Unit

Maximum Piling Pressure (Tekan Maksimum


1 240 Ton
Pancang)
Maximum Piling Speed (Kecepatan Pancang
2 7,7 Meter/Menit
Maksimum)
3 Piling Stroke (Pukulan/Jacking Pancang) 2,1 Meter

4 Longitudinal Pace (Gerak Lurus) 3,3 Meter

5 Transverse Pace (Gerak Melintang) 0,6 Meter


6 Rise Stroke (Pukulan / Jacking Awal) 1 Meter
7 One (Satu) 15 Derajat
Maximum Oil Pressure of Piling System
8 23,5 Mpa =121 Ton
(Tekanan Oli Maksimum Sistem Pancang)
9 Max Lift Weight (Maksimum Angkat) 12 Ton
Max Length of Pile Hoisting (Maksimum
10 14 M
Panjang yg Dapat diangkat)
11 Power Capacity (Kapasitas Listrik) 104 KW
12 Total Weight of Machine (Berat Mesin Total) 110,22 Ton
Max Side Piling Pressure (Tekanan Pancang
13 144 Ton
Maksimum Bagian Samping)
Minimum Slide Piling Space (Minimal Jarak
14 1,5 Meter
Pemancangan)
Spun Pile Maximum (Dia. Tiang Pancang
15 Dia.500 Millimeter
Maksimum)
Flat Concrete Sheet Pile (Ukuran Maks.
16 320x500 Millimeter
Concrete Sheet Pile)
Dimension of Long Feet (Dimensi Kaki
17 12,84x1,10 Meter
Panjang)
Ground Pressure of Long Feet (Beban Kaki
18 9,9 Ton/M2
Panjang)
Dimension of Short Feet (Dimensi Kaki
19 4,20x3,30 Meter
Pendek)
Ground Pressure of Short Feet (Beban Kaki
20 8,70 Ton/M2
Pendek)

3
No. Description Value Unit

Dimension of Transportation (Dimensi


21 12,84x3,3x2,95 Meter
Angkutan)
Minimum Working Area (Minimal
22 12,84x6,70 Meter
Jangkauan)

Note :
Untuk panjang tiang lebih dari 14 m, digunakan Service Crane. Dengan Service Crane
maximum panjang tiang = 17 m.

4
II. Pemancangan
FLOW CHART

Taking Photo (Pile


Setting Out
position & Center Line

Pile Jacking Taking Photo (Manometer


& Depth every 1 m)

Welding Joint 1st Layer Taking Photo (Welding


Joint Quality)

Welding Joint 2nd Layer


Taking Photo (Welding
& Anti Rust Paint
Joint Quality)

Release Pile

Jacking Pile Taking Photo


250%, 1 Second (Manometer & Depth)

Cycle -1
Not OK Taking Photo
Penetration Depth
(Manometer & Depth)
10mm

Yes
Release Pile Min. Taking Photo
Re-Jacking 250%, 1 Sec. (Manometer & Depth)

Cycle -2
Not OK Taking Photo
Penetration Depth
(Manometer & Depth)
10mm
OK

Yes
Release Pile Min. Taking Photo
Re-Jacking 250%, 1 Sec. (Manometer & Depth)

Cycle -3
Not OK Penetration Depth Taking Photo
10mm (Manometer & Depth)
OK
Yes 5

Final Set
II.1. Pekerjaan Persiapan
1. Kontraktor pancang harus menerima beberapa dokumentasi pendukung pekerjaan dari PT.
Takenaka Indonesia, antara lain :
a. SPT report
b. Data bor log
c. Gambar lay out titik pancang
d. Rencana Working load, untuk kemudian diketahui berapa ukuran tiang yang akan
dipakai.
2. Sub Kontraktor pancang memberikan proposal kerja berupa penawaran (quotation), time
schedule produksi tiang dan Jadwal pelaksanaan berdasarkan jadwal produksi tiang
pancang. Bila diperoleh kesepakatan maka akan di tindak lanjuti dengan survey lokasi,
dimana harus dipastikan akses ke lokasi cukup baik dan tanah dilokasi harus merupakan
tanah padat untuk menghindari trailer dan service crane ambles ketika mobilisasi ke lokasi.
Hal-hal yang harus diperhatikan didalam mobilisasi alat yaitu, persiapan mobilisasi dari
workshop ke area kerja, trailer untuk membawa mesin, service crane untuk mengangkat
dan menurunkan mesin jacking dan sebagai service crane saat pemancangan dilaksanakan.
3. Sub Kontraktor harus menyiapkan supervisor serta memperhatikan kesesuaian, efisiensi
dan kapasitas peralatan jacking. Mesin Jacking harus memiliki kapasitas tekanan hidrolik
minimum dan Counter Weight untuk pemancangan setidaknya 250% dari daya dukung
tiang pancang pada gambar. Sistem peralatan jacking termasuk hidrolik, kopling, pompa
hidrolik dan pengukur tekanan (manometer) harus dikalibrasi sebelum pemancangan dan
pengujian dengan menyerahkan lembar sertifkat kalibrasi

II.2. Tahapan pekerjaan Jacking Pile


1. Supply & Delivery, Suplai dan kedatangan material tiang pancang keproyek yang telah di
rencanakan sesuai dengan kebutuhan harian pemancangan. (Lihat Gbr. 1)

6
2. Setting Out, Tim surveyor menentukan titik-titik yang akan dilaksanakan pemancangan
mengikuti gambar shop drawing rencana pancang dan membuat posisi tiang pancang
mengikuti patokan center line yang telah di siapkan dilapangan. Toleransi dari melesetnya
tiang pancang adalah 100mm, apabila meleset lebih dari yang ditentukan tersebut harus
segera dibuat perubahan gambar pile cap yang di setujui design department. (Lihat Gbr. 2 &
3 ).

2 3
3. Pile Marking, Tiang diberi skala (marking) panjang tiap 100 cm untuk mengetahui
kedalaman berapa tiang telah terpancang. (Lihat Gbr. 4)
10

4
9

4. Machine Setting, Posisikan alat HSPD (posisi alat horisontal sesuai dengan “Level
Indicator” yang ada pada ruang cabin parator) pada titik pancang yang telah ditentukan.
(Lihat Gbr. 6)
5. Pile Setting, Tiang di ikat pada posisi 1/3x panjang tiang diangkat dan dimasukkan kedalam
lubang sentral yang terdapat dalam “Clamping Box”. (Lihat Gbr. 5)

5 6

7
6. Jacking, Tiang di tekan secara statis kedalam tanah. Jarak terdekat titik pancang ke dinding
existing adalah 70-80 cm menggunakan Grip ujung dengan kapasitas maksimum ± 50%
dari kemampuan mesin, sedangkan bila menggunakan Grip tengah maka kapasitas tekan
adalah 100% dari kemampuan mesin. Ketika tiang pancang ditekan kedalam tanah dapat
dibaca nilai Jacking Pressure (MPA) pada Manometer yang menunjukkan kekuatan daya
dukung tanah. Setelah selesai melaksanakan 1 stroke, “Clamping Cylinder” dibuat keadaan
bebas (tidak menjepit tiang lagi), sehingga tiang pancang terbebas dari jepitan dan
“Clamping Box” diangkat kembali pada posisi semula.
Dengan menggunakan handle yang terdapat pada ruang kemudi, operator mengatur
“Pressing Valve”, “Pressing Cylinder” agar tiang dalam keadaan terjepit oleh “Clamping
Cylinder” kemudian “Clamping Box” yang telah menjepit ditekan, sehingga berakibat tiang
dapat masuk kedalam tanah.
7. Inclination, Kemiringan dari tiang pancang juga harus dipastikan tidak melewati batasan
kemiringan yang telah ditentukan yaitu max 1/100mm. 2 Team surveyor di siapkan untuk
mengawasi dan mengecek ketegakkan tiang pancang saat proses jacking (1 team dari sumbu
X dan 1 team dari sumbu Y). (Lihat Gbr. 7)

8
10
8
9

8. Record, Rekaman dari jacking harus mencakup item kekuatan tekan dan rentang waktu
untuk setiap 1 m kedalaman penetrasi pemancangan tiang pancang, Jacking pressure
pada kedalaman tiap 1 m di catat dan di photo. Hal tersebut dilakukan untuk mengukur
daya dukung tanah di tiap 1 m. (Lihat Gbr. 8)

9. Welding, Apabila tiang terdapat sambungan maka posisikan tiang pancang bagian bawah
kurang lebih 75cm dari permukaan tanah dengan menggunakan batang tiang selanjutnya,
pastikan tiang sambungan dalam keadaan lurus kemudian proses pengelasan dapat
dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam pengelasan : (Mengacu pada standar
pengelasan pancang yang telah dikeluarkan PT. Takenaka Indonesia sebelumnya).

9
Prosedur Pengelasan Tiang Pancang

PHOTO WORK STEPS QUALITY CONTROL ITEMS

1. Setting
sambungan - Sambungan pancang harus rata
pancang

a. Kedalaman V-cut (a) harus mengikuti :


2. Bersihkan
- Pile D-300 : a = 8 mm
caping dan cek
- Pile D-350 : a = 8,5 mm
kedalaman
- Pile D-400 : a = 9 mm
sambungan
b. Kondisi Caping harus bersih

a. Tipe las SMAW (Shielded Metal Arch


Welding). Harus menggunakan tipe
elektroda type RB-26, and diameter 3,2
mm (Stick)
3. Las

b. Tukang las harus memiliki sertifikat 2G

4. Bersihkan
serpihan las
dipukul pakai - Semua serpihan harus hilang
palu

a. Tipe las SMAW (Shielded Metal Arch


Welding). Harus menggunakan tipe
5. Las (ke 2
elektroda type RB-26, and diameter 3,2
sampai penuh)
mm (Stick)
b. Tukang las harus memiliki sertifikat 2G

10
PHOTO WORK STEPS QUALITY CONTROL ITEMS

6. Bersihkan - Semua serpihan harus hilang


sambungan

7. Cek kondisi - Permukaan las harus convex curve


sambungan (cembung)

8. Dilapis cat
- Sambungan Caping cat harus rata
zincromate

11
Tabel Standar Las :

12
8. Final Setting, Tiang pancang harus di tekan sampai pembacaan manometer
menunjukkan lebih dari 250% kapasitas tiang pancang yang disyaratkan pada gambar
dan daya dukungnya stabil, dan final set yang dapat diterima (counter) tercapai, tiang
pancang secara stasioner telah efektif menerima beban dan harus ditunjukkan dengan
mengulangi 3 siklus pengecekan secara berulang sebagai berikut :

a. Angkat jacking dari tiang pancang


b. Dalam kurun waktu kurang dari 3 menit, jacking lagi hingga 250% dari rencana daya
dukung pancang dan ditahan selama 1 detik
c. Jika dalam 3 kali secara berurutan siklus tersebut dilakukan tambahan kedalaman
penetrasinya < 10 mm maka target telah tercapai. Jika belum tercapai proses harus
dilakukan berulang hingga tercapai.

A B

Photo A : Menyiapkan penyangga pensil yang Photo B : Kertas millimeter block di tempelkan pada
diletakkan menempel pada bagian bawah tiang bagian bawah diantara permukaan tiang pancang dan
pancang (“Kalendering”) pensil

C D

Photo C : Pastikan penyangga pensil dan kertas Photo D : Dalam kurun waktu kurang dari 3 menit,
millimeter block fix dan tidak goyang. jacking lagi hingga 250% dari rencana daya dukung
pancang dan ditahan selama 1 detik

E F

Photo E : Jika dalam 3 kali secara berurutan siklus Photo F : Record photo kalendering diambil tiap
tersebut dilakukan tambahan kedalaman tiang pancang sebagai bukti daya dukung tiang
penetrasinya < 10 mm maka target telah tercapai. pancang telah melebihi daya dukung rencana.
Jika belum tercapai proses harus dilakukan
13
berulang hingga tercapai.
9. Apabila tiang pancang yang kedua tinggal 2 meter dari muka tanah dan kedalaman
pemancangan sudah hampir mendekati kedalaman SPT dan nilai Manometer sudah hampir
mendekati target yang di tetapkan, maka untuk jacking selanjutnya digunakan alat bantu
tiang pancang dibalik (tiang doly) untuk menekan sisa pancang sampai target penetrasi
dan/atau target pressure. Apabila proses pemancangan mencapai final set tetapi tiang
pancang masih tersisa diatas permukaan tanah, tidak dapat masuk lagi sehingga
mengakibatkan sisa pancang diantas permukaan tanah, maka sisa tiang pancang tersebut
harus dipotong rata permukaan tanah agar alat HSPD dapat berpindah ke titik selanjutnya.

14
III. Kenaikan Tiang Pancang Pada Kelompok (Pile Cap)
Cek kenaikan pancang pada kelompok pancang yang pertama diJacking pada group,
pemilihan kelompok pancang atas permintaan Supervisor.
a. Cek kenaikan dengan mengukur panjang dan mengecek elevasi tiap pancang dengan
segera setelah di jacking.
b. Mengecek kembali elevasi dan panjang setelah semua pancang dalam 1 kelompok telah
di Jacking
c. Tips-nya adalah ketika elevasi kenaikan lebih dari 6 mm dari posisi sebelumnya, jacking
kembali pancang, hingga pancang telah re-counter (tidak bisa di tekan), cek kenaikan dan
Jacking kembali sampai Supervisor memutuskan bahwa pancang tersebut di eliminasi
atau tidak. Ulangi pengecekan kenaikan selam Jacking ulang. Setelah itu CAPWAP
Testing dapat dilakukan digunakan untuk memastikan tercapainya daya dukung semua
tiang pancang. Jika terdapat kenaikan yang mencapai 30 mm atau lebih terjadi
penurunan harus di observasi dan informasikan ke Supervisor serta tunggu instruksi
selanjutnya. Caranya adalah dengan memberi garis marking pada permukaan bagian
dalam tiang pancang, garis marking tersebut di survey level sebelum dan sesudah
pemancangan tiang pancang di sekitar tiang pancang tersebut.

15
IV.Test Kualitas Tiang Pancang
Jika tiang pancang terindikasi bermasalah patah, maka dilakukan P.I.T (Pile Integrity Test) atas
perintah Supervisor/ Konsultan.

V. Rekaman Tiang Pancang


Sub-Kontraktor harus menyediakan rekaman harian yang komprehensif tiap dan setiap
pemancangan harus di ketahui dan di tanda-tangani supervisor Takenaka atau owner/ konsultan
(jika ada) berdasarkan pemancangan tiap harinya. Kedalaman penetrasi, final set dan tekanan
jacking dari setiap pancang pelu disetujui oleh Supervisor/ konsultan. Rekaman jacking untuk
setiap pancang disimpan oleh kontraktor. Rekaman tersebut termasuk :
• Nama Proyek
• Nomor Pancang
• Kode Produksi
• Tanggal Pemancangan
• Cuaca
• Kedalaman dari Tanah (Ground Level)
• Elevasi Tanah
• Panjang Tiang Pancang
• Tipe Hydraulic Ram (Kapasitas)
• Nomor Sambungan
• Waktu mulai dan selesai
• Data Bacaan Manometer
• Informasi lainnya yang diSyaratkan oleh Supervisor/ Owner.

16
17
18
19
Dimension

, 1 Second

20
STANDAR DAN METODE PELAKSANAAN HYDRAULIC
STATIC PILE DRIVE (HSPD) ATAU JACKING PILE

2017

Rev.0 – November 14, 2017


Engineering Department

You might also like