Professional Documents
Culture Documents
STANDAR DAN METODE PELAKSANAAN HYDRAULIC STATIC PILE DRIVE Rev03 PDF
STANDAR DAN METODE PELAKSANAAN HYDRAULIC STATIC PILE DRIVE Rev03 PDF
2018
2 Pressing Cylinder + Beam (Silinder Tekan + Beam) 3,3 Ton x 2 6,4 Ton
2
Spesifikasi Teknis HSPD 240 Ton (Sample) :
No. Description Value Unit
3
No. Description Value Unit
Note :
Untuk panjang tiang lebih dari 14 m, digunakan Service Crane. Dengan Service Crane
maximum panjang tiang = 17 m.
4
II. Pemancangan
FLOW CHART
Release Pile
Cycle -1
Not OK Taking Photo
Penetration Depth
(Manometer & Depth)
10mm
Yes
Release Pile Min. Taking Photo
Re-Jacking 250%, 1 Sec. (Manometer & Depth)
Cycle -2
Not OK Taking Photo
Penetration Depth
(Manometer & Depth)
10mm
OK
Yes
Release Pile Min. Taking Photo
Re-Jacking 250%, 1 Sec. (Manometer & Depth)
Cycle -3
Not OK Penetration Depth Taking Photo
10mm (Manometer & Depth)
OK
Yes 5
Final Set
II.1. Pekerjaan Persiapan
1. Kontraktor pancang harus menerima beberapa dokumentasi pendukung pekerjaan dari PT.
Takenaka Indonesia, antara lain :
a. SPT report
b. Data bor log
c. Gambar lay out titik pancang
d. Rencana Working load, untuk kemudian diketahui berapa ukuran tiang yang akan
dipakai.
2. Sub Kontraktor pancang memberikan proposal kerja berupa penawaran (quotation), time
schedule produksi tiang dan Jadwal pelaksanaan berdasarkan jadwal produksi tiang
pancang. Bila diperoleh kesepakatan maka akan di tindak lanjuti dengan survey lokasi,
dimana harus dipastikan akses ke lokasi cukup baik dan tanah dilokasi harus merupakan
tanah padat untuk menghindari trailer dan service crane ambles ketika mobilisasi ke lokasi.
Hal-hal yang harus diperhatikan didalam mobilisasi alat yaitu, persiapan mobilisasi dari
workshop ke area kerja, trailer untuk membawa mesin, service crane untuk mengangkat
dan menurunkan mesin jacking dan sebagai service crane saat pemancangan dilaksanakan.
3. Sub Kontraktor harus menyiapkan supervisor serta memperhatikan kesesuaian, efisiensi
dan kapasitas peralatan jacking. Mesin Jacking harus memiliki kapasitas tekanan hidrolik
minimum dan Counter Weight untuk pemancangan setidaknya 250% dari daya dukung
tiang pancang pada gambar. Sistem peralatan jacking termasuk hidrolik, kopling, pompa
hidrolik dan pengukur tekanan (manometer) harus dikalibrasi sebelum pemancangan dan
pengujian dengan menyerahkan lembar sertifkat kalibrasi
6
2. Setting Out, Tim surveyor menentukan titik-titik yang akan dilaksanakan pemancangan
mengikuti gambar shop drawing rencana pancang dan membuat posisi tiang pancang
mengikuti patokan center line yang telah di siapkan dilapangan. Toleransi dari melesetnya
tiang pancang adalah 100mm, apabila meleset lebih dari yang ditentukan tersebut harus
segera dibuat perubahan gambar pile cap yang di setujui design department. (Lihat Gbr. 2 &
3 ).
2 3
3. Pile Marking, Tiang diberi skala (marking) panjang tiap 100 cm untuk mengetahui
kedalaman berapa tiang telah terpancang. (Lihat Gbr. 4)
10
4
9
4. Machine Setting, Posisikan alat HSPD (posisi alat horisontal sesuai dengan “Level
Indicator” yang ada pada ruang cabin parator) pada titik pancang yang telah ditentukan.
(Lihat Gbr. 6)
5. Pile Setting, Tiang di ikat pada posisi 1/3x panjang tiang diangkat dan dimasukkan kedalam
lubang sentral yang terdapat dalam “Clamping Box”. (Lihat Gbr. 5)
5 6
7
6. Jacking, Tiang di tekan secara statis kedalam tanah. Jarak terdekat titik pancang ke dinding
existing adalah 70-80 cm menggunakan Grip ujung dengan kapasitas maksimum ± 50%
dari kemampuan mesin, sedangkan bila menggunakan Grip tengah maka kapasitas tekan
adalah 100% dari kemampuan mesin. Ketika tiang pancang ditekan kedalam tanah dapat
dibaca nilai Jacking Pressure (MPA) pada Manometer yang menunjukkan kekuatan daya
dukung tanah. Setelah selesai melaksanakan 1 stroke, “Clamping Cylinder” dibuat keadaan
bebas (tidak menjepit tiang lagi), sehingga tiang pancang terbebas dari jepitan dan
“Clamping Box” diangkat kembali pada posisi semula.
Dengan menggunakan handle yang terdapat pada ruang kemudi, operator mengatur
“Pressing Valve”, “Pressing Cylinder” agar tiang dalam keadaan terjepit oleh “Clamping
Cylinder” kemudian “Clamping Box” yang telah menjepit ditekan, sehingga berakibat tiang
dapat masuk kedalam tanah.
7. Inclination, Kemiringan dari tiang pancang juga harus dipastikan tidak melewati batasan
kemiringan yang telah ditentukan yaitu max 1/100mm. 2 Team surveyor di siapkan untuk
mengawasi dan mengecek ketegakkan tiang pancang saat proses jacking (1 team dari sumbu
X dan 1 team dari sumbu Y). (Lihat Gbr. 7)
8
10
8
9
8. Record, Rekaman dari jacking harus mencakup item kekuatan tekan dan rentang waktu
untuk setiap 1 m kedalaman penetrasi pemancangan tiang pancang, Jacking pressure
pada kedalaman tiap 1 m di catat dan di photo. Hal tersebut dilakukan untuk mengukur
daya dukung tanah di tiap 1 m. (Lihat Gbr. 8)
9. Welding, Apabila tiang terdapat sambungan maka posisikan tiang pancang bagian bawah
kurang lebih 75cm dari permukaan tanah dengan menggunakan batang tiang selanjutnya,
pastikan tiang sambungan dalam keadaan lurus kemudian proses pengelasan dapat
dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam pengelasan : (Mengacu pada standar
pengelasan pancang yang telah dikeluarkan PT. Takenaka Indonesia sebelumnya).
9
Prosedur Pengelasan Tiang Pancang
1. Setting
sambungan - Sambungan pancang harus rata
pancang
4. Bersihkan
serpihan las
dipukul pakai - Semua serpihan harus hilang
palu
10
PHOTO WORK STEPS QUALITY CONTROL ITEMS
8. Dilapis cat
- Sambungan Caping cat harus rata
zincromate
11
Tabel Standar Las :
12
8. Final Setting, Tiang pancang harus di tekan sampai pembacaan manometer
menunjukkan lebih dari 250% kapasitas tiang pancang yang disyaratkan pada gambar
dan daya dukungnya stabil, dan final set yang dapat diterima (counter) tercapai, tiang
pancang secara stasioner telah efektif menerima beban dan harus ditunjukkan dengan
mengulangi 3 siklus pengecekan secara berulang sebagai berikut :
A B
Photo A : Menyiapkan penyangga pensil yang Photo B : Kertas millimeter block di tempelkan pada
diletakkan menempel pada bagian bawah tiang bagian bawah diantara permukaan tiang pancang dan
pancang (“Kalendering”) pensil
C D
Photo C : Pastikan penyangga pensil dan kertas Photo D : Dalam kurun waktu kurang dari 3 menit,
millimeter block fix dan tidak goyang. jacking lagi hingga 250% dari rencana daya dukung
pancang dan ditahan selama 1 detik
E F
Photo E : Jika dalam 3 kali secara berurutan siklus Photo F : Record photo kalendering diambil tiap
tersebut dilakukan tambahan kedalaman tiang pancang sebagai bukti daya dukung tiang
penetrasinya < 10 mm maka target telah tercapai. pancang telah melebihi daya dukung rencana.
Jika belum tercapai proses harus dilakukan
13
berulang hingga tercapai.
9. Apabila tiang pancang yang kedua tinggal 2 meter dari muka tanah dan kedalaman
pemancangan sudah hampir mendekati kedalaman SPT dan nilai Manometer sudah hampir
mendekati target yang di tetapkan, maka untuk jacking selanjutnya digunakan alat bantu
tiang pancang dibalik (tiang doly) untuk menekan sisa pancang sampai target penetrasi
dan/atau target pressure. Apabila proses pemancangan mencapai final set tetapi tiang
pancang masih tersisa diatas permukaan tanah, tidak dapat masuk lagi sehingga
mengakibatkan sisa pancang diantas permukaan tanah, maka sisa tiang pancang tersebut
harus dipotong rata permukaan tanah agar alat HSPD dapat berpindah ke titik selanjutnya.
14
III. Kenaikan Tiang Pancang Pada Kelompok (Pile Cap)
Cek kenaikan pancang pada kelompok pancang yang pertama diJacking pada group,
pemilihan kelompok pancang atas permintaan Supervisor.
a. Cek kenaikan dengan mengukur panjang dan mengecek elevasi tiap pancang dengan
segera setelah di jacking.
b. Mengecek kembali elevasi dan panjang setelah semua pancang dalam 1 kelompok telah
di Jacking
c. Tips-nya adalah ketika elevasi kenaikan lebih dari 6 mm dari posisi sebelumnya, jacking
kembali pancang, hingga pancang telah re-counter (tidak bisa di tekan), cek kenaikan dan
Jacking kembali sampai Supervisor memutuskan bahwa pancang tersebut di eliminasi
atau tidak. Ulangi pengecekan kenaikan selam Jacking ulang. Setelah itu CAPWAP
Testing dapat dilakukan digunakan untuk memastikan tercapainya daya dukung semua
tiang pancang. Jika terdapat kenaikan yang mencapai 30 mm atau lebih terjadi
penurunan harus di observasi dan informasikan ke Supervisor serta tunggu instruksi
selanjutnya. Caranya adalah dengan memberi garis marking pada permukaan bagian
dalam tiang pancang, garis marking tersebut di survey level sebelum dan sesudah
pemancangan tiang pancang di sekitar tiang pancang tersebut.
15
IV.Test Kualitas Tiang Pancang
Jika tiang pancang terindikasi bermasalah patah, maka dilakukan P.I.T (Pile Integrity Test) atas
perintah Supervisor/ Konsultan.
16
17
18
19
Dimension
, 1 Second
20
STANDAR DAN METODE PELAKSANAAN HYDRAULIC
STATIC PILE DRIVE (HSPD) ATAU JACKING PILE
2017