You are on page 1of 6

‫‪SIKAP SEORANG MUSLIM DALAM MENYIKAPI VIRUS‬‬

‫)‪CORONA (Covid 19‬‬


‫)‪Oleh: Firmansyah Almas, SE.I (JFT Pada Kantor Kemenag Kab. Boalemo‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫س نَا‬ ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنفُ ِ‬
‫ستَ ْغفِ ُرهُ‪َ ،‬ونَ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِمنْ ُ‬ ‫إِنَّ ا ْل َح ْم َد هَّلِل ِ‪ ،‬نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْ‬
‫ست َِع ْينُهُ َونَ ْ‬
‫ي لَ هُ‪.‬‬ ‫ضلِ ْل فَالَ َه ا ِد َ‬‫ض َّل لَهُ َو َمنْ يُ ْ‬ ‫ت أَ ْع َمالِنَا‪َ .‬منْ يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِ‬ ‫سيِّئَا ِ‬ ‫َو ِمنْ َ‬
‫س ْولُهُ الَ نَبِ َّي َوالَ‬ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلَ هَ إِالَّ هللاُ َوأَ ْ‬ ‫َوأَ ْ‬
‫سبِ ْيلِ ِه‬‫ص َح ْاألُ َّمةَ َو َجا َه َد فِ ْي َ‬‫سالَةَ َونَ َ‬ ‫الر َ‬‫س ْو َل بَ ْع َدهُ‪ ،‬قَ ْد أَدَّى ْاألَ َمانَةَ َوبَلَّ َغ ِّ‬ ‫َر ُ‬
‫ق ِج َها ِد ِه‪.‬‬ ‫َح َّ‬
‫س لَّ َم َو َعلَى‬ ‫ص لَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫صطَفَى ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫سالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا ا ْل ُم ْ‬ ‫صالَةُ َوال َّ‬ ‫اَل َّ‬
‫‪.‬ر ِّب اش َْر ْح لِ ْي‬ ‫سبِ ْيلَهُ َوا ْهتَ َدى بِ ُه َداهُ إِلَى يَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن َ‬ ‫سلَكَ َ‬ ‫ص ْحبِ ِه َو َمنْ َ‬ ‫آلِ ِه َو َ‬
‫سانِ ْي يَ ْفقَ ُه ْوا قَ ْولِ ْي‪.‬‬ ‫احلُ ْل ُع ْق َدةً ِمنْ لِ َ‬ ‫ي َو ْ‬ ‫س ْر لِ ْي أَ ْم ِر ْ‬ ‫ي َويَ ِّ‬‫ص ْد ِر ْ‬‫َ‬
‫ق تُقَاتِ ِه‬ ‫آن ا ْل َك ِر ْي ِم‪ :‬يَا أَ ُّيها َ الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّ‬ ‫قَا َل هللاُ تَ َعالَى فِي ا ْلقُ ْر ِ‬
‫ي‬ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ ْ‬ ‫س لِ ُم ْو َن‪َ .‬وقَ ا َل‪ :‬يَ ا أَيُّ َه ا النَّ ُ‬ ‫َوالَ تَ ُم ْوتُنَّ إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم ْ‬
‫ث ِم ْن ُه َم ا ِر َج االً َكثِ ْي ًرا‬ ‫ق ِم ْن َه ا َز ْو َج َه ا َوبَ َّ‬ ‫اح َد ٍة َو َخلَ َ‬ ‫س َو ِ‬ ‫َخلَقَ ُك ْم ِّمنْ نَ ْف ٍ‬
‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبً ا‪.‬‬ ‫سآ َءلُ ْو َن بِ ِه َو ْاألَ ْر َح ا َم إِنَّ هللاَ َك َ‬ ‫ي تَ َ‬ ‫سآ ًء َواتَّقُوا هللاَ الَّ ِذ ْ‬ ‫َونِ َ‬
‫َوقَا َل‪َ :‬وت ََز َّود ُْوا فَإِنَّ َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َوى‪.‬‬
‫ق‬ ‫س نَةَ تَ ْم ُح َه ا َو َخ الِ ِ‬ ‫ث َما ُك ْنتَ َوأَ ْتبِ ِع َّ‬
‫الس يِّئَةَ ا ْل َح َ‬ ‫ق هللاَ َح ْي ُ‬ ‫َوقَا َل النَّبِ ُي ‪ :‬اِتَّ ِ‬
‫س ٍن‪( .‬رواه الترمذي‪ ،‬حديث حسن)‬ ‫ق َح َ‬ ‫اس بَ ُخلُ ٍ‬‫النَّ َ‬
‫‪Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.‬‬

‫‪Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan pemberi segala nikmat dan‬‬
‫‪karunia yang tak terhingga jumlahnya. Dzat yang menakdirkan segala sesuatu penuh dengan‬‬
‫‪hikmah dan pelajaran berharga. Dzat yang Maha Menguasai segala isi langit dan bumi dan di‬‬
‫‪antara keduanya.   Dzat yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.  Dzat Yang‬‬
‫‪Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus seluruh makhluk-Nya.‬‬
‫‪Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,‬‬
‫‪segenap keluarga dan sahabatnya, para pejuang yang gigih berjuang, serta pengikutnya yang‬‬
‫‪istiqamah menegakkan sunnahnya hingga akhir jaman.‬‬
Senantiasa khatib menyampaikan wasiat kepada hadirin untuk menjaga dan
meningkatkan takwa kepada-Nya. Takwa dalam arti menjalankan seluruh perintah-Nya dan
meninggalkan seala larangan-Nya. Takwa dalam arti thaat kepada Allah dengan tidak
memaksiati-Nya. Takwa dalam arti ingat kepada Allah dengan tidak melupakan-Nya. Dan
takwa dalam arti syukur kepada Allah dengan tidak mengkufuri-Nya.

Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia,

Saat ini kita semua dihadapkan terjadinya wabah virus Covid 19 atau dikenal juga dengan
virus corona. Badan kesehatan dunia, WHO, menyatakan bahwa wabah virus ini sebagai
pandemi yang menjadi masalah global. Pemerintah Indonesia pun telah menjadi virus corona
ini menjadi bencana nasional. Virus corona jenis baru yang mewabah mulai akhir tahun 2019
di Wuhan China ini, kini telah menyebar ke 140 lebih Negara/Wilayah di dunia. Di seluruh
dunia terdata lebih dari 200.097 Kasus, 82.813 Dinyatakan Sembuh Saat ini di Indonesia
jumlah orang yang positif terkena virus Corona telah mencapai 172 kasus, 7 di antaranya
telah meningal dunia, berdasar data per 18 Maret 2020, pukul 10.30 WIB.

Massifnya penyebaran virus ini menyebabkan beberapa negara atau wilayah telah melakukan
kegiatan lockdown untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini.

Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia,

Kasus wabah virus corona ini adalah bagian dari bencana non alam. Dalam perspektif ajaran
Islam, bencana dapat dimaknai sebagai musibah yang bisa menimpa kepada siapa saja, kapan
dan di mana saja. Musibah adalah keniscayaan yang harus dihadapi oleh setiap manusia.
Sebagaimana Allah tegaskan dalam alQur’an surat al-Baqarah ayat 155, yang berbunyi:

ِ ‫س َوالثَّ َم ٰر‬
ۗ‫ت‬ ِ ُ‫ال َوااْل َ ْنف‬ ِ ‫ف َوا ْل ُج ْو‬
ٍ ‫ع َونَ ْق‬
ِ ‫ص ِّم َن ااْل َ ْم َو‬ ِ ‫َي ٍء ِّم َن ا ْل َخ ْو‬
ْ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِش‬
١٥٥ – ‫صبِ ِر ْي َن‬ ّ ٰ ‫ش ِر ال‬ ِّ َ‫َوب‬
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar (QS. Al Baqarah 155)

Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa musibah atau bencana adalah hal niscaya
yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Bencana, apapun bentuknya, sesungguhnya
merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada manusia. Berbagai peristiwa yang menimpa
manusia pada hakikatnya merupakan ujian dan cobaan atas keimanan dan perilaku yang telah
dilakukan oleh manusia itu sendiri. Ketauhidan seorang mukmin akan menuntunkan bahwa
berbagai peristiwa yang menimpa manusia bukanlah persoalan, karena manusia hidup pasti
akan diuji dengan berbagai persoalan.

Peristiwa yang merupakan musibah merupakan takdir Allah. Takdir di sini dimaknai
dengan sebuah ketetapan dan ketentuan Allah yang telah terjadi di hadapan kita. Hanya Allah
saja yang mengetahui ketetapan dan ketentuan-Nya. Manusia hanya dapat mengetahuinya
ketika ketetapan dan ketentuan tersebut terjadi. Adapun ketika ketetapan dan ketentuan yang
akan terjadi pada manusia juga tidak mengetahuinya, hanya Allah saja yang Maha Tahu.
Dengan demikian, manusia wajib memohon kepada Allah dan berusaha untuk menyikapinya
dengan penuh kesabaran dalam rangka merubah keadaan yang dihadapinya menjadi lebih
baik. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya surat al-Anfaal ayat 53:

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ُ‫ٰذلِكَ بِاَنَّ َ لَ ْم يَ ُك ُم َغيِّ ًرا نِّ ْع َمةً اَ ْن َع َم َها ع َٰلى قَ ْو ٍم َح ٰتّى يُ َغيِّ ُر ْوا َما بِا َ ْنف‬
َ َ َّ‫س ِه ْمۙ َواَن‬
ۙ‫س ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬
٥٣ –
Yang demikian [siksaan] itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan
merobah sesuatu ni’mat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum
itu merobah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al Anfaal: 53)

Hadirin sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah SWT

Kasus virus corona yang kita hadapi saat ini merupakan bagian dari bencana non alam yang
berupa epidemi atau wabah. Epidemi adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Sebagai bagian
dari bencana, maka kasus virus corona ini harus disikapi secara cepat dan tepat. Seluruh
pihak harus memiliki kepedulian untuk terlibat aktif dalam pencegahan penyebaran virus ini.
Tentunya di antara pihak yang paling bertanggungjawab adalah pihak pemerintah. Karena
pemerintah lah yang mengemban amanat rakyat dalam pengaturan urusan hidup yang
berkaitan dengan publik dan karena pemerintah yang memiliki wewenang untuk
menggunakan dan menyalurkan segenap potensi dan sumberdaya yang diperlukan terkait
dengan penanganan bencana. Apabila pemerintah abai akan tugas ini, maka Rasulullah SAW
mengingatkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Mu’awiyah;

‫اجتِ ِه ْم َو َخلَّتِ ِه ْم َوفَ ْق ِر ِه ْم‬


َ ‫ب د ُْو َن َح‬
َ ‫احت ََج‬ ْ ‫ش ْيأ ً ِمنْ أَ ْم ِرا ْل ُم‬
ْ َ‫سلِ ِم ْي َن ف‬ َ ‫َمنْ َواَّل هُ هللاُ َع َّز َو َج َّل‬
‫اجتِ ِه َو َخلَّتِ ِه َو فَ ْق ِر ِه (رواه أبوداود‬ َ ‫ب هللاُ َع ْنهُ د ُْو َن َح‬ َ ‫اِ ْحت ََج‬
Barangsiapa yang ditakdirkan oleh Allah Azza wa Jalla untuk menjadi pemimpin yang
mengemban amanat kaum muslimin, lalu dia menghindar dari kebutuhan, kekurangan, dan
kefaqiran rakyatnya, maka Allah akan menutup diri darinya ketika ia kekurangan,
membutuhkan, dan dalam kefaqiran (H.R. Abu Dawud)

Hadirin, walau penanganan bencana itu menjadi otoritas pemerintah, kita sebagai anggota
masyarakat tidak boleh bersikap masa bodoh dan berdiam diri memikirkan diri sendiri.
Sebagai seorang manusia harus saling tolong menolong satu sama lain, tanpa mengenal latar
belakang suku, ras maupun agama. Sesama manusia kita harus memiliki sikap empati dan
simpati kepada para korban, sehingga kita senantiasa menjauhkan diri dari sikap menghakimi
dan menyalahkan korban. Dalam penyebaran virus corona, kita harus mampu menjadi pribadi
yang bisa memutus mata rantai penyebaran virus itu. Secara bersama kita perlu membangun
kesadaran, pemahaman dan sikap yang sama untuk secara aktif terlibat dalam mencegah
penyebaran virus corona semakin meluas, sehingga semakin mempercepat wabah ini
berakhir.

Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia,


Di antara hal-hal yang dapat kita lakukan sebagai seorang muslim dan sekaligus bagian dari
anggota masyarakat dalam pencegahan wabah virus corona ini adalah sebagai berikut:

Pertama,

Memperkuat dan mempertebal keimanan kepada Allah SWT. Iman yang kuat akan
menuntunkan kita pada sikap hidup yang optimis dan yakin akan pertolongan Allah. Seorang
muslim yang istiqomah dalam iman kepada Allah, maka akan ditiadakan rasa takut dalam
dirinya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Fushilat ayat 30:

‫ستَقَا ُم ْوا تَتَنَ َّز ُل َعلَ ْي ِه ُم ا ْل َم ٰلۤ ِٕٕىِ َكةُ اَاَّل ت ََخافُ ْوا َواَل ت َْح َزنُ ْوا‬ ‫هّٰللا‬
ْ ‫اِنَّ الَّ ِذ ْي َن قَالُ ْوا َر ُّبنَا ُ ثُ َّم ا‬
٣٠ – ‫ش ُر ْوا بِا ْل َجنَّ ِة الَّتِ ْي ُك ْنتُ ْم تُ ْو َعد ُْو َن‬ ِ ‫َواَ ْب‬
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata bahwa Tuhan kami adalah Allah dan mereka
istiqomah, maka malaikat akan turun kepada mereka dan berkata; “janganlah kamu merasa
takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu memperoleh surga yang
telah dijanjikan kepadamu”

Iman yang kuat akan menuntun pula pada sikap sabar. Bersabar bagi seorang muslim
hakekatnya adalah kesadaran bahwa keburukan yang terjadi pada dirinya adalah rahmat Allah
dan selanjutnya dia akan berusaha untuk merubah kondisi buruk yang dihadapi sekarang
untuk menciptakan kebaikan-kebaikan di masa yang akan datang. Kebaikan yang dilakukan
tidak hanya setelah musibah terjadi, tetapi lebih dari seorang muslim akan berusaha
semaksimal mungkin menciptakan kebaikan-kebaikan jauh sebelum musibah itu terjadi.

Kedua,

Mengisolasi diri, menahan diri untuk tidak beraktifitas dengan banyak orang. Nabi
Muhammad SAW telah bersabda:

‫ض َوأَ ْنتُ ْم ِب َها فَالَ ت َْخ ُر ُجوا‬


ٍ ‫ َوإِ َذا َوقَ َع بِأ َ ْر‬،‫ض فَالَ تَد ُْخلُو َها‬
ٍ ‫ُون بِأ َ ْر‬ َ ‫إِ َذا‬
ِ ‫س ِم ْعتُ ْم بِالطَّاع‬
‫ِم ْن َها‬
Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian
memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan
tempat itu.” (HR Bukhari)

Hadits ini mengajarkan bahwa kita harus berusaha menghindari keburukan yang mungkin
terjadi dari suatu wabah yang sedang berkembang di suatu wilayah. Mengisolasi dan
menahan diri untuk tidak bertemu dengan orang banyak dan atau untuk tidak bepergian,
terlebih ke daerah yang endemic merupakan suatu pilihan yang harus diambil oleh setiap
muslim. Dengan kata lain, sebagai seorang muslim dituntut untuk mampu melakukan
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana sehingga dapat mengurangi resiko bencana,
terutama terkait korban manusia.

Adapun terkait kegiatan ibadah di masjid atau mushola. Upaya pembatasan kegiatan ibadah
berjama’ah dan pengajian di masjid atau mushola bukanlah untuk menjauhkan umat muslim
dari masjid. Tetapi justeru ini sebagai ikhtiar menjemput takdir Allah yang lain. Dalam
sebuah hadits dari Imam Bukhori diriwayatkan bahwa Umar sedang dalam perjalanan menuju
Syam, saat sampai di wilayah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah
di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi
Muhammad SAW pernah berkata,

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi
jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”

Mendengar hadits tersebut, Umar memilih kembali ke Madinah. Keputusan Umar sempat
disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah
Umar. Menurut Abu Ubaidah, Umar tak seharusnya kembali karena bertentangan dengan
perintah Allah SWT. Umar menjawab dia tidak melarikan diri dari ketentuan Allah SWT,
namun menuju ketentuanNya yang lain. Jawaban Abdurrahman bin Auf ikut menguatkan
keputusan khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah penyakit.

Ketiga,

Saling menguatkan dan tolong menolong. Tidak ada seorang pun yang ingin tertimpa
musibah, terjangkit virus corona. Tetapi tidak ada seorang pun yang bisa memastikan bahwa
dirinya akan terbebas dari virus corona. Untuk itulah setiap orang, terlebih seorang muslim,
harus mau untuk saling menguatkan dan saling tolong menolong satu sama lain, bahu
membahu bagaimana menciptakan kebaikan berupa melakukan pencegahan agar virus corona
tidak mewabah ke banyak daerah atau tempat, dan tentu berharap tidak semakin banyak
memakan korban meninggal dunia. Saling bertukar informasi yang valid dan benar. Bahkan
bila suatu saat akan dilakukan lockdown, maka setiap anggota masyarakat bisa saling
memberi dan menjaga ketersediaan bahan pokok. Bukan sebaliknya malah memanfaatkan
kondisi bencana untuk meraup keuntungan pribadi. Al-Qur’an tegas mengajarkan kepada
kita:

ِ ‫ َوتَ َعا َونُ ْوا َعلَى ا ْلبِ ِّر َوالتَّ ْق ٰوىۖ َواَل تَ َعا َونُ ْوا َعلَى ااْل ِ ْث ِم َوا ْل ُعد َْو‬ 
‫ان‬
“… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Q.S. AlMaidah ayat 2)

Keempat,

Perkuat diri dengan dzikir, terutama sekali rutinkan dzikir pagi dan petang.

Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

َ‫س ِم هللاِ الَّ ِذي ال‬ْ ِ‫ ب‬: ‫سا ِء ُك ِّل لَ ْيلَ ٍة‬َ ‫اح ُك ِّل يَ ْو ٍم َو َم‬
ِ َ‫صب‬ َ ‫َما ِمنْ َع ْب ٍد يَقُو ُل فِي‬
، ‫س ِمي ُع ال َعلِي ُم‬
َّ ‫س َما ِء َوه َُو ال‬ َّ ‫ض َوالَ فِي ال‬ ِ ‫س ِم ِه ش َْي ٌء فِي األَ ْر‬ ْ ‫ض ُّر َم َع ا‬
ُ َ‫ي‬
‫ض َّرهُ ش َْي ٌء‬ُ َ‫ إِالَّ لَ ْم ي‬، ‫ت‬ َ َ‫ث‬
ٍ ‫الث َم َّرا‬
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya dan setiap petang
dari setiap malamnya kalimat: BISMILLAHILLADZI LAA YADHURRU MA’ASMIHI SYAI-
UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA’ WA HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM (dengan nama Allah
Yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan tidak juga
di langit, dan Dialah Yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali,
maka tidak aka nada apa pun yang membahayakannya.”

Kelima,

Berikhtiar dengan cara senantiasa menjaga kebersihan dan menjauhi perilaku hidup kotor dan
tidak sehat. Begitu pentingnya perilaku ini, Allah sangat cinta kepada hamba-Nya yang suci
dan selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Allah berfirman dalam QS al-Baqarah
ayat 222:  

‫اِنَّ هللاَ يُ ِح ُّب التَّ َّوابِ ْي َن َويُ ِح ُّب ا ْل ُمتَطَ ِّه ِر ْي َن‬
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang “
”yang mensucikan diri

memastikan secara berkala bahwa tangan tetap bersih. Jika terindikasi kotor, maka segera
berwudhu atau dengan sabun dan air. Hal tersebut dapat menghapus virus jika terdapat di
tangan. jaga jarak interaksi sosial, setidaknya jarak satu meter dengan orang yang tengah
menderita bersin, batuk, dan demam. Bagi yang batuk dan bersin, harus ditutup agar tidak
menyebar. hindari bersentuhan dengan mata, hidung, dan mulut. Tangan yang menyentuh
salah satu di antara ketiganya akan terkontaminasi memudahkan virus menyebar. Oleh karena
itu jika merasa diri demam, batuk, ataupun sulit bernapas, segera cek kesehatan. Semua ini
adalah salah satu contoh ikhtiar yang kita lakukan guna menghindarkan diri dari merebaknya
virus yang mematikan ini.

Hadirin yang berbahagia, itulah lima hal yang bisa kita jadikan pedoman dalam
menghadapi situasi-situasi sulit karena virus corona ini. Tetaplah kita dalam iman kepada
Allah, Tawakkal boleh tapi dibarengi juga dengan ikhtiar dari diri kita, jangan panik dan
terus berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga Allah melindungi negeri kita
dan daerah ini dari bala, musibah dan bencana, amin…

ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َم ا فِ ْي ِه ِم َن اآليَ ا‬,‫آن ا ْل َع ِظ ْي ِم‬


‫ت‬ ِ ‫اركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ا ْلقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
‫أَقُ ْو ُل‬ .‫الس ِم ْي ُع ا ْل َعلِ ْي ُم‬
َّ ‫ َوتَقَبَّ َل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَ هُ إِنَّهُ ُه َو‬,‫َوال ِّذ ْك ِر ا ْل َح ِك ْي ِم‬
ْ ‫قَ ْولِ ْي َه َذا َو‬
ْ َ‫اس تَ ْغفِ ُر هللاَ ا ْل َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم ف‬
‫ إِنَّهُ ُه َو ا ْل َغفُ ْو ُر‬،ُ‫اس تَ ْغفِ ُر ْوه‬
.‫ال َّر ِح ْي ُم‬

You might also like