You are on page 1of 6

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

HUBUNGAN STATUS PERIODONTAL DAN DERAJAT


REGULASI GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS DI
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF DR. R. D. KANDOU
MANADO

1
Stephanie F. Emor
2
Karel Pandelaki
3
Aurelia S. R. Supit

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
3
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: stephanieemor@icloud.com

Abstract: Diabetes mellitus (DM) is a disorder characterized by hyperglycemia and impaired


metabolism of carbohydrates, fats, and proteins. These are caused by insulin deficiency, relative or
absolute. Diabetes mellitus is a long-term chronic disease with a risk of the occurence of diabetic
complications, such as oral diabetic. The study aimed to analyze the relationship between
periodontal status and the degree of blood sugar regulation in diabetic patients in Prof. Dr. R. D.
Kandou Hospital Manado. Data were obtained from the Endocrine clinic of Prof. Dr. R. D. Kandou
Hospital. This was a descriptive analytical study with a cross sectional approach. Samples
consisted of 37 patients (total sampling) aged 20-60 years. The analytic methods used in this study
was the chi-square test (univariate and bivariate). Periodontal pocket depths were clinically
examined. The results showed that there was no healthy periodontal state among diabetic patients.
Uncontrolled diabetic patients with poor HbA1c (17 patients, 46%) had bad periodontal status.
The chi-square test showed that there was a significant relationship between periodontal status and
the degree of blood sugar regulation in diabetic patients (p < 0.05). Conclusion: There was a
significant relationship between periodontal status and the degree of blood sugar regulation in
diabetic patients. Keywords: periodontal status, diabetes mellitus, degree of regulation blood
sugar.

Abstrak: Diabetes melitus (DM) adalah kelainan yang ditandai hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin
secara relatif maupun absolut. DM merupakan penyakit kronis yang bila diabaikan dapat terjadi
komplikasi diabetic, antara lain oral diabetic. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan status periodontal dan derajat regulasi gula darah pasien diabetes melitus di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang. Besar
sampel sebanyak 37 orang (total sampling) usia 20-60 tahun. Analisis data secara univariat dan
bivariat (uji chi-square). Pemeriksaan kedalaman poket periodontal dilakukan terhadap subjek
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya status periodontal yang sehat pada pasien
DM. Pasien DM dengan HbA1c yang buruk memiliki status periodontal yang buruk pula yaitu
sebanyak 17 pasien (46%). Berdasarkan hasil uji chi-square terdapat hubungan bermakna antara
status periodontal dan derajat regulasi gula darah (p < 0,05). Simpulan: Terdapat hubungan
bermakna antara status periodontal dan derajat regulasi gula darah pasien diabetes melitus.
Kata kunci: status periodontal, diabetes melitus, derajat regulasi gula darah

210
Emor, Pandelaki, Supit: Hubungan status periodontal...

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit dengan derajat regulasi gula darah pasien
metabolik dengan karakteristik hiper- DM di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit
glikemia yang terjadi karena kelainan Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Manado.
Menurut World Health Organization
(WHO) DM merupakan suatu kumpulan BAHAN DAN METODE PENELITIAN
masalah anatomik dan kimiawi akibat dari Rancangan penelitian yang digunakan
sejumlah faktor di mana didapat defisiensi deskriptif analitik dengan pendekatan cross
insulin absolut atau relatif dan gangguan sectional. Penelitian dilaksanakan di
fungsi insulin.1 DM merupakan salah satu Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D.
masalah kesehatan yang masih dihadapi Kandou Manado. Populasi penelitian ini
Indonesia hingga saat ini. Departemen ialah pasien DM di Poliklinik Endokrin.
Kesehatan RI dan Badan Kesehatan Dunia Sampel diperoleh dengan menggunakan
atau WHO memprediksikan kenaikan teknik total sampling, yaitu seluruh pasien
jumlah penderita DM di Indonesia dari 8,4 di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum
juta pada tahun 2000 meningkat menjadi Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou yang datang
21,3 juta pada tahun 2030.2 pada bulan Agustus-September 2014
Derajat regulasi gula darah ialah berjumlah 37 pasien.
derajat kontrol gula darah dalam hal ini Kriteria inklusi yaitu penderita DM
adalah kontrol gula darah HbA1c karena yang memiliki catatan medik kontrol gula
sampai sekarang ini tes HbA1c merupakan darah HbA1c, berusia 20-60 Tahun,
cara yang paling baik untuk mengetahui bersedia menjadi subjek penelitian dengan
apakah gula darah dalam batas kontrol yang mengisi formulir dan menandatangani
baik atau buruk.3 informed consent, bersikap kooperatif,
HbA1c adalah suatu molekul masih memiliki gigi yang dibutuhkan untuk
hemoglobin yang terikat dengan glukosa. pengukuran status periodontal, dan tidak
Sel darah merah dapat hidup selama 8-12 sedang dalam terapi radiasi. Kriteria
minggu.4 Oleh karena itu pengukuran eksklusi yaitu gigi berjejal kelainan
HbA1c pada tes laboratorium dapat pernapasan (bibir/rahang), mengonsumsi
mengukur kadar glukosa darah secara rata- makanan lunak sebelum pemeriksaan
rata selama 2-3 bulan terakhir.5 dilakukan, serta mengalami iatrogenik
Salah satu komplikasi DM yang cukup dentistry, trauma oklusi, kelainan genetik,
serius di bidang kedokteran gigi ialah oral atau defisiensi nutrisi.
diabetic, yang meliputi mulut kering, Instrumen penelitian dalam penelitian
gingiva mudah berdarah (gingivitis), ini ialah lembar pemeriksaan. Alat yang
kalkulus, resorbsi tulang alveolaris, digunakan ialah probe periodontal dengan
periodontitis dan lain sebagainya.6 Dari ujung berbentuk bola berdiameter 0,5 mm,
sekian banyak komplikasi yang terjadi, area berwarna hitam sebagai skala berada
periodontitis merupakan komplikasi yang pada daerah 3,5-5,5 mm (periodontal probe
paling sering terjadi pada penderita DM WHO), kaca mulut no 4, Nier beken. Bahan
dengan tingkat prevalensi yang tinggi yang digunakan alkohol 70%, cairan
hingga mencapai angka 75%. Penderita DM antiseptik, kapas, masker, sarung tangan, air
mempunyai kecenderungan untuk untuk berkumur.
menderita periodontitis lebih besar Pengumpulan data dengan pengam-
dibandingkan dengan yang tidak menderita bilan data primer dan sekunder. Data
DM. Hal ini disebabkan karena adanya Primer berupa diambil langsung dari
perubahan pada pembuluh darah, gangguan pemeriksaan status periodontal pada
fungsi neutrofil, sintesis kolagen, faktor masing-masing pasien dengan mengguna-
mikrobiotik, dan predisposisi genetik.7 kan probe periodontal. Data sekunder
Berdasarkan hal tersebut maka penulis (nama, umur, kadar gula darah dan jenis
meneliti hubungan status periodontal kelamin) diambil dari Poliklinik Endokrin
211
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. pasien (5,4%), kelompok umur 36-45 tahun
Pengolahan data berdasarkan distribusi sebanyak 8 pasien (21,7%), kelompok umur
frekuensi keadaan status periodontal pasien 46-55 tahun sebanyak 15 pasien (40,5%),
yang diukur dengan menggunakan CPITN dan kelompok umur 56-65 tahun sebanyak
dan HbA1c sebagai parameter kontrol gula 12 pasien (32,4%).
darah. Data dianalisis berdasarkan hasil
pengolahan data yang telah disajikan dalam Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan usia
bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis
data digunakan analisis data univariat dan Usia Frekuensi
%
bivariat. Analisis univariat data diolah (tahun) (n)
dengan sistem Statistical Product and 26-35 2 5,4
36-45 8 21,7
Service Solution (SPSS) versi 20. Analisis
46-55 15 40,5
bivariat menggunakan Uji Chi Square.8 56-65 12 32,4
Dasar pengambilan keputusan untuk Total 37 100
menerima atau menolak hipotesis
berdasarkan tingkat signifikan (nilai p). Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa
Bila p >0,05, maka hipotesis penelitian lama menderita DM paling terbesar selama
ditolak, sedangkan bila p <0,05, maka 6-10 tahun yaitu sebanyak 10 pasien (27,0
hipotesis penelitian diterima. %), sedangkan selama 21-25 tahun
sebanyak 2 pasien (5,4%) merupakan lama
HASIL PENELITIAN
menderita DM terkecil.
Karakteristik subjek penelitian
Karakteristik yang diamati pada Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan lama
responden meliputi usia, jenis kelamin, dan menderita DM
lamanya menderita DM. Pada penelitian ini
responden yang memenuhi kriteria Lama menderita DM Frekuensi
berjumlah 37 pasien dengan rentang usia (%)
(tahun) (n)
20-60 tahun yang dijabarkan dalam Tabel 1-5 9 24,3
1-5. 6-10 10 27,0
11-15 7 18,9
Analisis Univariat 16-20 9 24,3
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pasien 21-25 2 5,4
di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D.
Total 37 100
Kandou Manado terdiri dari pasien laki-laki
sebanyak 13 orang (35,1%) dan pasien
Tabel 4 menunjukkan tidak ada pasien
perempuan yaitu sebanyak 24 orang
DM yang memiliki status periodontal yang
(64,9%).
baik (0%). Pasien DM dengan status
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis periodontal sedang 16 pasien (43,2 %) dan
kelamin yang dengan status periodontal buruk 21
pasien (56,8 %).
Jenis
Frekuensi (n) % Tabel. 4 Distribusi responden berdasarkan
kelamin
Laki-laki 13 35,1 status periodontal
Perempuan 24 64,9
Total 37 100 Status
Frekuensi (n) (%)
Periodontal
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa Baik 0 0
karakteristik umur responden dibagi Sedang 16 43,2
menjadi 4 kelompok. Responden pada Buruk 21 56,8
kelompok umur 26-35 tahun sebanyak 2 Total 37 100

212
Emor, Pandelaki, Supit: Hubungan status periodontal...

Tabel 5 menunjukkan bahwa pasien DM Distribusi responden berdasarkan usia


yang memiliki kontrol gula darah HbA1c dapat dilihat pada Tabel 8. Mayoritas
tingkat baik sebanyak 4 pasien (10,8 %), sampel yang diperoleh berumur 46-55
tingkat sedang sebanyak 16 pasien (43,2%), sebanyak 15 pasien (40,5%). Berdasarkan
dan tingkat buruk sebanyak 17 pasien (45,9 penelitian Nandya dan Agustina tahun 2013
%). DM biasanya ditemukan pada pasien
berusia >30 tahun dan paling banyak
Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan ditemukan pada rentang usia 50-70 tahun.10
tingkat HbA1c Distribusi pasien berdasarkan lamanya
menderita DM (Tabel 9), jumlah tertinggi
Tingkat >10 tahun sebesar 27,0%. Penelitian
Frekuensi (n) %
HbA1c
Hidayati tahun 2008 di RSUP Dr. Soetomo
Baik 4 10,8
Surabaya menjelaskan bahwa keparahan
Sedang 16 43,2
Buruk 17 45,9 periodontitis bukan dipengaruhi oleh
Total 37 100 lamanya menderita tapi lebih dipengaruhi
oleh kadar gula darah pasien DM sendiri.
Analisis Bivariat Hidayati berpendapat bahwa meskipun
Data Tabel 6 menunjukan bahwa 17 lama menderita DM tapi kadar gula darah
pasien (46%) dengan status periodontal penderita DM tetap terkontrol dengan baik
buruk semuanya memiliki derajat regulasi maka tingkat keparahan panyakit
gula darah HbA1c yang buruk. periodontal juga akan lebih baik.11 Pada
penelitian ini juga terlihat bahwa lama
Tabel 6. Uji chi square antara status menderita DM tidak menjamin baik
periodontal dengan derajat regulasi gula darah buruknya jaringan periodontal tapi hanya
pasien DM tergantung pada derajat kontrol gula darah.
Status periodontal pasien DM di
Tingkat HbA1c Poliklinik Endokrin RSUP Prof. DR. R. D.
Status Kandou Manado (Tabel 10) menunjukkan
Baik Sedang Buruk Total p
Periodontal bahwa tidak ada satupun pasien DM yang
n % n % n % n % value
memiliki status periodontal baik atau
Baik 0 0 0 0 0 0 0 0 normal Status periodontal sedang
Sedang 4 10,8 12 32,4 0 0 16 43,2
0,000
ditemukan pada 16 pasien (43,2%) dan
Buruk 0 0 4 10,8 17 46 21 56,8 status periodontal yang buruk 21 pasien
Total 4 10,8 16 43,2 17 46 37 100 (56,8%). Berdasarkan hasil penelitian
Pranckeviciene et al., tidak ada satupun
BAHASAN pasien DM yang memiliki jaringan
Distribusi responden berdasarkan jenis periodontal normal.12 Pada penderita DM,
kelamin berjumlah 37 pasien dengan dengan meningkatnya kadar glukosa dalam
jumlah pasien perempuan lebih banyak darah dan cairan gingival berarti juga
dengan 24 pasien (64,9%), dibandingkan mengubah lingkungan mikroflora dan
laki-laki yang hanya 13 pasien (35,1%) menginduksi perubahan bakteri secara
(Tabel 7). Penelitian Maidiana et al. tahun kualitatif. Perubahan tersebut mengarah
2012 menunjukkan pula bahwa pasien pada penyakit periodontal yang berat.
perempuan lebih banyak melakukan kontrol Kontrol gula darah HbA1c pasien DM
gula darah HbA1c dibandingkan laki-laki.9 digolongkan pada 3 tingkatan: baik, sedang,
Pada penelitian ini, pasien perempuan lebih dan buruk. Distribusi responden
banyak menjadi sampel penelitian karena berdasarkan tingkat HbA1c (Tabel 11)
pasien perempuan lebih banyak memeriksa- paling tinggi ialah tingkat HbA1c buruk
kan diri di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. yaitu 17 pasien (45,9%). Berdasarkan
Dr. R. D. Kandou Manado. penelitian yang dilakukan oleh Ayu dan

213
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

Indrirawati (2004), penderita DM dengan ligamen periodontal rusak, kehilangan


kontrol gula darah buruk atau tidak perlekatan jaringan periodontal dan tulang
terkontrol lebih banyak disertai penyakit alveolar, dan gigi menjadi goyah. Jaringan
periodontal yang parah dibandingkan periodontal akan menjadi kuat kembali bila
dengan DM terkontrol.13 Pasien DM dengan DM diobati dengan baik.16
kontrol gula darah buruk disertai oleh Terdapat perubahan fungsi sel seperti
beberapa perubahan pada periodonsium neutrofil, monosit dan makrofag pada DM.
berpotensi dan berperan dalam terjadinya Proses kemotaksis dan fagositosis neutrofil
periodontitis kronis. sering terganggu. Sel-sel ini merupakan
Tabel 12 menunjukkan tidak ditemukan garis pertama pertahanan tubuh, dan
status periodontal yang sehat, dan pasien penghambatan fungsi sel-sel tersebut dapat
DM yang memiliki derajat regulasi gula mencegah penghancuran bakteri dalam
darah HbA1c yang buruk memiliki status poket periodontal sehingga meningkatkan
periodontal yang buruk pula sebanyak 17 kerusakan periodontal.14
pasien (46%). Berdasarkan hasil uji chi-
square nilai p = 0,000 (probabilitas <0,05) SIMPULAN
maka Ho ditolak dan HI diterima. Nilai p = Berdasarkan hasil penelitian dapat
0,000 menunjukkan hubungan bermakna disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara status periodontal dan derajat bermakna antara status periodontal dan
regulasi gula darah pasien DM. Hal ini derajat regulasi gula darah pasien DM.
disebabkan oleh karena DM dapat
meningkatkan risiko kerusakan jaringan SARAN
periodontal yang berlanjut. Perkembangan 1. Pasien DM diharapkan melakukan
periodontitis lebih besar pada pasien DM pemeriksaan rongga mulut agar
dengan kontrol glikemik buruk disbanding- dapat menjaga kesehatan rongga
kan pasien DM terkendali baik. Kontrol mulut dan kontrol gula darah HbA1c.
glikemik buruk pada pasien DM juga telah 2. Bagi rumah sakit diharapkan dapat
dikaitkan dengan peningkatan risiko memberlakukan pemeriksaan HbA1c
progresif dari kehilangan perlekatan pada pasien DM secara rutin atau
jaringan periodontal dan tulang alveolar.14 kebijakan lainnya yang dapat
Menurut Matthews DC, pasien DM membantu terkontrolnya tingkat
tidak terkontrol harus lebih sering HbA1c pasien DM.
dievaluasi, terutama bila pasien telah 3. Bagi tenaga medis diharapkan dapat
mengalami penyakit periodontal. Ship JA memberikan informasi mengenai
menyatakan bahwa DM tidak terkontrol pemeriksaan HbA1c sebagai upaya
memiliki risiko komplikasi oral yang lebih pengendalian glikemik jangka
tinggi sehingga membutuhkan waktu panjang yang akurat dan merujuk ke
tambahan dalam penanganan periodontal poliklinik gigi agar pasien dapat
dan terapi antibiotik.15 memeriksakan kesehatan gigi dan
Pada pasien DM, meningkatnya kadar mulutnya.
glukosa dalam darah dan cairan gingival
juga merubah lingkungan mikroflora dan DAFTAR PUSTAKA
menginduksi perubahan bakteri secara 1. Soegondo S, Sarih DP, Suyono S. Ilmu
kualitatif. Perubahan tersebut mengarah penyakit dalam. Ed 5. Interna
pada penyakit periodontal berat, dan dapat Publishing: 2009. h.1877-80.
2. Sulistria YM. Tingkat self care pasien rawat
teramati pada pasien DM dengan kontrol
jalan diabetes mellitus tipe 2 di
buruk. Berkaitan dengan jaringan puskesmas Kalirungkut Surabaya.
periodontal, hiperglikemia kronik akan Jurnal Ilmiah. Vol 2(2). Surabaya:
meningkatkan aktivitas kolagenase dan 2013. h.1-11.
menurunkan sintesis kolagen. Enzim 3. Florkowski C. HbA1c as a diagnostic test
kolagenase menguraikan kolagen sehingga for diabetes mellitus-reviewing the
214
Emor, Pandelaki, Supit: Hubungan status periodontal...

evidence. Clin Biochem Rev. Journal.unair.ac.id/.../e-...


2013;34:75-83. 11. Hidayati S, Mu’afiro A. Suwito J. Analisis
4. World Health Organization. Use of glycated faktor yang berhubungan dengan
haemoglobin (HbA1c) in the tingkat keparahan periodontitis pada
diagnosis of diabetes mellitus. penderita DM tipe II di poli diabetes
Abbreviated report of WHO RSU Dr. Soetomo Surabaya. [serial
consultation. Geneva: WHO.2011.p.1- online]. 2008 [cited 2012 Aug 08];
25. 10(2): 51-4. Available from URL:
5. Braatvedt GD, Cundy T, Crooke M, isjd.pdii.;ipi.go.id/admin/jurnal/10208
Florkowski C, Mann Jl, Lunt H, et 4954.pdf.
al. Understanding the new HbA1c 12. Pranckevicene A, Siudikiene J,
unit for the diagnosis in type 2 Ostrauskas R, Machiulskiene V.
diabetes. N Z Med J 2012;125:70-80. Keparahan dari penyakit periodontal
6. Respati TN, Iwanda. Hubungan diabaetes pada pasien diabetes mellitus dengan
mellitus dengan karies gigi. Artikel tipe diabetesnya. Department of
ilmiah [serial online] 2006; [15 dental and oral pathology. Lithuainian
halaman]. Semarang: UNDIP. Universitas of health Science, Eiveniu
Diunduh dari: URL: 2,50009-Kaunas, Lithuania. p. 8-22.
http://www.eprints.undip.ac.id/. 13. Indrawati T, Lely AS. Pengaruh kadar
7. Stones HH, Farmer ED, Lawton FE. glukosa darah yang terkontrol
Stone’s oral and dental diseases. terhadap penurunan derajat
Livingstone: Michigan University, kegoyahan gigi penderita diabetes
1966; p. 869. mellitus di RS Persahabatan Jakarta. J
8. Suharsimi A. Prosedur penelitian suatu Media Litbang Kesehatan. 2004. p.
pendekatan praktik. Jakarta: Rineka 38-43.
Cipta, 2010; p. 389-91. 14. Mealey BL. Periodontal disease and
9. Maidina TS, Djallalluddin, Yasmina A. diabetes mellitus. A two-way-sheet. J
Hubungan kadar HbA1c dengan Am Dent Assoc.
kejadian kaki diabetik pada psien 2006;137(Suppl_2):26S-31S.
diabetes mellitus di RSUD Ulin 15. Debora C, Matthews DDS. The
Banjarmasin April-September 2012. Relationship Between Diabetes and
Berkala Kedokteran. 2013;9(2):211-7. Periodontal Disease. J Can Dent
10. Nandya ME, Agustina FE. Status Assoc. 2002;68(3):161-4.
kesehatan jaringan periodontal pada 16. Lingen MW, Kumar V. Head and neck.
psien diabetes mellitus tipe 2 In: Kumar V, Abbas AK, Fausto N,
dibandingkan dengan pasien non eds. Robbins & Cotran Pathologic
diabetes mellitus berdasarkan GPI. Basis of Disease (7th ed).
[serial online].[cited 2012 Agu 08]. Philadelphia: Elsevier, 2004; p.773.
Available from URL:

215

You might also like