You are on page 1of 7
PENENTUAN DAERAH PROSPEK MINERALISASI LOGAM DASAR Cu-Pb-Zn DENGAN ANALISIS FAKTOR PADA EKSPLORASI GEOKIMIA STREAM SEDIMENT Baiq Yulia Kusumayanti ', Arifudin Idrus *, Bambang W. Hariadi ? ABSTRACT The objective of this research is to determine the prospect area of base metal (Cu-Pb-Zn) mineralization using factor analysis. The investigation area involves of Pasangkayu-Poso map sheet, Central Sulawesi. Geologically, this area lies within the magmatic zone of Western Sulawesi Province,which is base metal mineralization-bearing. By wsing stream sediment geochemical method has been collected 1138 samples with density of 10-15 samples/km’. After preparation, then the samples were analysed using AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) and visual colorimetry for 11 elements (Cu, Pb, Zn, Co, Ni, Mn, Ag, Li K, Fe, and Cr).The data processing of multivariate method using factor analysis indicates the ‘ase metal (Cu-Pb-Zn) mineralization can be localized on five prospect areas they are Pasangkayu, Tomoa, Karangana Karangana 2 and Bengahulu. Those areas are recommended to semi datail or detail geochemical exploration PENDAHULUAN Latarbelakang Berkembangnya aplikasi kimia dalam kegiatan cksplorasi memungkinkan metode geokimia stream sediment menjadi salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk prospeksi daerah mineralisasi bijih (ore). Metode geokimia ini dapat diterapkan pada kondisi alam dan geologi yang komplek, serta mencakup daerah yang cukup juas (regional). Secara geologi, daerah lembar peta Pasangkayu-Poso berada pada busur magmatik Sulawesi Barat dan merupakan tempat tumbukan tiga lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia dan Lempeng Pasifik, Beberapa ahli memperkirakan daerah ini sebagai tempat yang prospek akan mineralisasi emas dan logam dasar, namun daerah- daetah prospek mineralisasi_ primer (primary mineralization) tersebut belum banyak diketabui. Hal ini disebabkan karena mineralisasi tersebut masih tertutup oleh tanah penutup (overburden) yang tebal dengan vegetasi yang lebat. Metode geokimia sedimen sungai ini diharapkan mampu mendeteksi dan mendeliniasi daerah-daerah prospek mineralisast khususnya logam dasar (Cu-Pb-Zn). Maksud dan Tujuan Maksud penelitian adalah melakukan penelitian ‘geokimia sedimen sungai (stream sediment) aktif pada daerah daerah lembar peta Pasangkayu-Poso, Sulawesi. Tujuannnya adalah menentukan daerah rospek mineralisasi logam dasar (Cu-Pb-Zn) dengan menggunakan statistik multivariat berupa metode analisis faktor. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian meliputi daerah Lembar Peta Pasangkayu-Poso, Sulawesi Tengah, Daerah tersebut terletak pada lembar peta bernomor 2014 dan 2114 skala I : 250,000 yang dibatasi oleh koordinat 129°15" — 121°00' BT dan 1°00" - 2°00" LS dengan luas daerah 18.206,25 km?. Secara administratif dacrah penelitian terletak pada wilayah Propinsi Sulawesi ‘Tengah dan Sulawesi Selatan (Gambar 1), Gambar 1. Letak Daerah Penelitian pada Peta Indeks ‘Sulawesi (Simandjuntak dkk, 1991) "Baig Yaka Kasumayang, ST, Alumnus Jurusan Teknik Geologi, FT, UGM, Yogyakarta * fr. Arifudin Idrus, MT, Ir. Bambang W. Hariadi , Staf pengajar Jurusan Teknik Geologi, FT, UGM, Yoryakarta 20 MEDIA TEKNIK No.1 Tahun XXIII Edisi Februari 2001 No.ISSN 0216-3012 TINJAUAN PUSTAKA. Geologi dan Mineralisasi Pemetaan geologi Lembar Pasangkayu-Poso telah dilakukan oleh P3G (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi) Bandung tahun 1991 dan 1993. Hasil pemetaan tersebut memberikan informasi awal mengenai kondisi geologi dan mineralisasi daerah penelitian yang digunakan dalam analisis dan interpretasi data geokimia. Morfologi daerah penelitian meliputi tiga satuan morfologi, yaitu satuan dataran, satuan perbukitan dan satuan pegunungan. Litologi meliputi lima satuan yaitu satuan batuan malihan (genes, sekis, filit, batusabak, batugamping malihan dan serpentinit), satuan batuan gunungapi (breksi, tuf dan lava), satuan batuan terobosan (diorit-andesit, granit-granodiorit), satuan batuan sedimen (batulempung, batupasir, lanau, serpin tufan, batulempung —gampingan, —_batugamping, perselingan batupasir dan batulempung, konglomerat dan tuf), dan satuan aluvial (lempung, lanau, pasir, Kerikil dan ketakal), Struktur yang berkembang adalah sesar, lipatan kekar dan perdaunan. Sesar uutama di daerah ini adalah sesar Palu-Koro yang berarah baratlaut-tenggara yang merupakan sesar mendatar mengiri yang masih aktif sampai sekarang serta sesar Poso yang merupakan sesar sungkup berarah utara-selatan yang merupakan garis pemisah antara Mendala Sulawesi Barat dan Mendala Sulawesi Timur (Simandjuntak dkk, 1991). Peta geologi daerah penelitian terlihat pada Gambar 2. ‘Mineralisasi di di daerah penelitian tidak banyak diketahui disebabkan karena keadaan daerah yang cukup sulit dijangkau dan masih merupakan areal hutan, Namun beberapa lokasi mineralisasi_ telah diketemukan dan sebagian telah pula di tambang oleh penduduk sekitar dengan cara yang masih tradisional. Mineralisasi logam di daerah penelitian meliputi logam berharga seperti emas (Au) yang terdapat di hulu S. Lariang dan S, Tambarana , perak (Ag) umumnya ditemukan di daerah yang berdekatan dengan lajur sesar Palu-Koro dan di hulu S Pasangkayu dan S. Lariang, sedangkan untuk mineralisasi logam dasar pada daerah_penelitian belum diketemukan, (Simandjuntak dkk, 1991 dan Hadiwijoyo dkk,1993) Analisis Faktor Analisis faktor merupakan salah satu analisis statistik multivariat yang saat ini dianggap paling Jengkap untuk interpretasi geokimia. Analisis ini dapat menginterpretasikan sejumlah unsur sekaligus, dapat memberikan informasi yang tepat_ tentang geokimia batuan, mineralisasai, variasi lingkungan sekunder dan penyebab kontaminasi selain dapat memberikan perbandingan tentang perbedaan sifat geokimia unsur-unsur dalam conto endapan sungai aktif, misalnya dengan melihat_—_genesanya (Khaleetee,1966 dalam = Ghazali dk, 1986). PETA GHOLOGt DISEDERHANAKAN *)-)" aBRaw PasanckavU-Poso ‘ie ata nai rect Ann an Si Sear nerd eae cee alee! Panenk tring Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penelitian (Simandjuntak, dkk., 1991) MEDIA TEKNIK No.1 Tahun XXIII Edisi Februari 2001 No.ISSN 0216-3012 21 Tyjuan dari analisis ini adalah untuk memisahkan serta mengelompokkan kekerabatan unsur-unsur dalam sejumlah kelompok yang dapat diinterpretasi- kan secara genesis. Beberapa asumsi dasar yang harus dipahami, meliputi Q) Vektor peubah atau conto dikelompokkan dalam kelompok vektor Tingkat Kekerabatan antara_vektor-vektor berbanding lurus dengan proyeksi vektor-vektor itu sendiri atau beban vektor/faktor (vectorfactor loadings) Jumlah kuadrat beban vektor/faktor setiap peubah atau conto (communality) sama dengan satu pada penyelesaian yang baik Ragam-R (R-mode) mengelompokan seluruh peubah ke dalam peubah baru hasit penurunan- penurunan matematika dan disebut penyelesaian faktor (factor solution), sedangkan ragam Q (Q- mode) menggelompokkan conto-conto atau subyek ke dalam bentuk anggota akhir (end- member) sebagai hasil penurunan-penurunar matematika untuk memperiihatkan daerah pola dispersinya (areal dispersion pattern). Tata cara kerja analisis faktor (Khaleelee, 1966 dalam Ghazali dkk, 1986) sebagai berikut : (1) Data terlebih dulu dirubah ke dalam bentuk baku. Untuk ragam-R dilakukan dengan pembakuan (standarézation) dengan persamaan : Q) 3) @ qa) dimana : x; ; data asal untuk peubah atau conto x :hargarata-rata , : simpangan baku Untuk ragam-Q dapat pula dilakukan dengan perubahan rentang dalam persentil seperti Ti ={(i~Xmia) / max - Xmis)] X 100 2) Dimana, x; harga peubah x pada conto ke-i, Xnin dan Xx harga-harga terendah dan tertinggi pada, peubah x dari seluruh conto. (2) Menghitung kekerabatan unsur-unsur dan disusun ke bentuk matrik simetris. Dua formula kekerabatan yang biasa dipakai dalam analisis, faktor adalah : (-1srs4) @) peubah x dan y sudah dalam bentuk baku (ii) Koefisien cos dari Manson dan Imbrie (1964) yxy, Costxy cc) Keterangan : cos Oxy merupakan ukuran kekerabatan antara peubah atau conto X dan Y, sedangkan xi dan yi adalah nilai-nilai X dan Y untuk conto atau peubah ke-i. Variasi cos 6 ada dalam rentang -1 dan +1 (3) Menyacakan kekerabatan unsur (peubah) atau conto tadi dengan vektor-vektor kekerabatan. Dimensi ruang untuk menyatakan vektor-vektor ini sesuai dengan jumlah vektornya, sedang sudut antar Vektor satu dengan yang lainnya beraneka ragam. Sistem koordinat sumbu ortogonal tiga dimensi merupakan tempat kedudukan semua proyeksi vektor-vektor dan masing-masing dengan kisaran +1 (Cerkait seiring besarannya) dan -1 (terkait tapi berlawanan besarnya). Proyeksi pada satu sumbu (faktor) menyatakan variasi_— total (vector/factor loading). 4) Dalam analisis faktor, persamaan yang umum dipakai untuk memperoleh nilai skor faktor kumpulan unsur adalah persamaan (1) dan (3). Namun demikian perhitungan kesefuruhan analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak komputer berupa program Datamine (Johnson, 1993) CARA PENELITIAN Penelitian geokimia sedimen sungai aktif’ pada daerah Lembar Peta Pasangkayu-Poso meliputi beberapa tahap (Gambar 3). Tahap awal adalah studi Pustaka yang meliputi pengkajian berbagai pustaka dan pengumpulan data dari peneliti terdahulu yang mendukung tujvan penefitian, Selanjutnya tahap pengambilan conto di lapangan, preparasi conto dan analisis kimia di laboratorium. Pada analisis kimia dilakukan terhadap 1138 conto sedimen sungai aktif berukuran -80 mesh yang mewakili seluruh daerah Penelitian, Unsur yang dianalisis ada [1 unsur yaitu Cu, Pb, Za, Co, Ni, Mn, Ag, Li, K, Fe, dan Cr. Namun dalam pembahasan ini, penulis hanya membatasi pada tiga unsur logam dasar_yaitu Cu-Pb-Zn, 2 MEDIA TEKNIK No.1 Tahun XXIII Edisi Februari 2001 No.ISSN 0216-3012 PENGAMBILAN CONTO. k DILAPANGAN, : PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DAT? DABRAH PROSPEK MINERALISASI LOGAM DASAR (Cu-Pb-Zn) Gambar 3. Skema tahapan kerja Preparasi conto ada 4 tahap yaitu pengeringan, pengayakan, penyeragaman dan pemisahan conto. Analisis kimia meliputi pelarutan dan penyaringan (ekstraksi) dan pengukuran unsur-unsur dengan menggunakan cara AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) dan kolorimetri visual. Sclanjutnya dilakukan Kontrol kualitas data dengan analisis presisi dan akurasi. Tahap pengolahan data geokimia meliputi pengarsipan dan pengorganisasian data, yang kemudian dilakukan pengolahan data dengan statistik univariat dan multivariat Khususnya analisis faktor (factor analisis). Pengolahan data ini mempergunakan_ perangkat keras dan lunak komputer berupa Datamine yang dibantu dengan program Gpick, Autocad, Ms Excel dan Ms Word. Tahap tetakhir adalah melakukan interpretasi dan kajian daerah lokasi-lokasi anomali yang diperoleh dari hasil pengolahan data yang dikaitkan dengan keadaan geologi dan mineralisasi Yang telah diketahui sehingga dapat dilokalisit daerah- daerah yang diperkirakan prospek mineralisasi logam dasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan pengolahan data dengan statistik multivariat (analisis faktor), terlebih dabulu PENDEKATAN STATISTIK ‘Usivariat dan Multivariat ‘Analisis Baktor) “DATA GEOLOGI & KETERDAPATAN MINERAL eT dalam eksplorasi geokimia dilakukan analisis univariat untuk unsur Cu, Pb dan Zn yang meliputi penentuan nilai terkecil, nilai terbesar (mean), nilai tengah (median) dan simpangan baku (standard deviation). Parameter statistik ini membantu dalam penentuan nilai latar (background), nilai ambang (threshold) dan harga anomali masing- masing unsur. Ringkasan data statistik dan histogram ketiga unsur tersebut terlihat pada Gambar 4, ‘Analisis univariat_menunjukan bahwa_rentang kadar Cu (tembaga) 2 ppm sampai 920 ppm dengan kadar rata-rata 23,13 ppm dan simpangan baku 13,95 ppm. Hasil pemisahan unsur yang dilakukan dengan cara persentil diperoleh enam kelas interval, dimana harga anomali berada pada kelas-kelas interval dengan kisaran kadar antara 50-92 ppm, sedangkan sisanya dengan rentang kadar 2- 50 ppm ppm dianggap sebagai populasi latarbelakang. Untuk unsur Pb, rentang kadarnya dimulfi dari batas deteksi 4 - 215 ppm, dengan kadar rata-rata 23,68 ppm dan simpangan baku 15,64 ppm. Hasil pemisahan unsur yang dilakukan dengan cara persentil diperoleh enam elas interval, dengan harga anomali berada pada kkelas-kelas interval yang berkadar antara 42-215 ppm, sedangkan sisanya dengan rentang kadar 4 - 42 ppm dianggap sebagai populasi latarbelakang. Untuk unsur Zn, batas deteksi dimulai dari harga 5 - 178 MEDIA TEKNIK No.1 Tabun XXIII Edisi Februari 2001 No.ISSN 0216-3012 2 ppm dengan kadar rata-rata sebesar 52,20 ppm dan simpangan baku 25,10 ppm. Populasi unsur terbagi menjadi 6 -kelas interval, dimana harga anomali

You might also like