You are on page 1of 18

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO HEALTH

SCIENCES JOURNAL
http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI LANSIA


DI UPT PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA MAGETAN CABANG
PONOROGO

RELATIONSHIP OF THE LONELY LEVEL AND THE ELDERLY DEPRESSION LEVEL IN


UPT(SERVICES TECHNICAL UNIT) SOCIAL SERVICES TRESNA WERDHA MAGETAN
PONOROGO BRANCH

Aprillia Trisnawatik, Ririn Nasriati, Eky Okviana

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo


E-mail: aprilliatrisnawatik@gmail.com

Abstract

The aging process affects the mobility, social contact. Thus, it causes the elderly to be
lonely. If sustains unsolved, It causes depression. The purpose of this study is to determine the
relationship between the level of loneliness and the level of depression in the elderly in the
Social Services Technical Implementation Unit Tresna Werdha Magetan Ponorogo Unit.
This study used a quantitative research design with a correlation approach, the research
design used cross sectional, by a population of all the elderly in the Social Services Technical
Implementation Unit Tresna Werdha Magetan Ponorogo Unit with Total Sampling techniques.
This research instrument used a questionnaire with 2 measurement scales the UCLA revised
lonely scale. it consisted of 20 items and a depression scale DASS (Depression, Anxiety and
Stress Scale) with 14 items then the data collected was analyzed in the data using the Chi-
Square test.
The results showed that of the 33 respondents that most of them (54.5%) or 18
respondents experienced mild loneliness with mild depression, elderly with mild loneliness had a
severe depression level of 3 respondents (9.1%), elderly with loneliness Severe have a mild level
of depression there are 1 respondent (3.0%), and elderly with severe loneliness have a severe
level of depression as many as 11 respondents (33.3%).
The results of the analysis of this study can be concluded that there is a relationship
between the level of loneliness and the level of depression (p-value 0,000). There are several
factors that affect age, education, employment / financial resources, marital status, the reasons
for living in a nursing home and length of stay at the Tresna Werdha Social Services organizer
technical unit.

Keywords : Loneliness, Depression of the elderly


Abstrak
Proses penuaan lansia mempengaruhi mobilitas, kontak sosial,sehingga menyebabkan
lansia kesepian, Jika berkelanjutan tidak teratasi bisa menimbulkan depresi. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan antara tingkat kesepian dengan tingkat depresi lansia di Unit
Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan studi korelasi,rancangan penelitian yang
digunakan cross sectional,dengan populasi seluruh lansia di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo denganteknik Total Sampling. Instrumen
penelitian ini menggunakan kuesioner dengan 2 skala pengukuran yaitu skala kesepian revised
UCLA terdiri dari 20 item dan skala depresi yaitu DASS (Depression, Anxiety and Stress Scale)
dengan 14 item kemudian data yang terkumpul di analisa data menggunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan dari 33 responden terdapat sebagian besar (54,5%) atau 18
responden mengalami tingkat kesepian ringan dengan tingkat depresi ringan, lansia dengan
tingkat kesepian ringanmemiliki tingkat depresi yang berat sebanyak 3 responden (9,1%), lansia
dengan tingkat kesepian beratmemiliki tingkat depresi yang ringan terdapat1 responden (3,0%),
dan lansia dengan tingkat kesepian berat memiliki tingkat depresi yang berat sebanyak 11
responden (33,3%). Hasil analisis penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat
kesepian dengan tingkat depresi (p-value 0,000). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
deperti usia, pendidikan, pekerjaan/sumber finansial, status pernikahan, alasan tinggal di panti
dan lamanya tinggal di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha.

Kata Kunci : Kesepian, Depresi lansia

How to Cite: Aprillia Trisnawatik (2019). Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat Depresi Lansia Di UPT
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo. Penerbitan Artikel llmiah Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Ponorogo,Vol (No) : Halaman doi :........................

©2019 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All right sreserved

Alternatif Email: Aprilliatrisnawatik@gmail.com


ISSN xxxx-xxxx (Print)
ISSNxxxx-xxxx(Online)
1
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

PENDAHULUAN
Proses penuaan usia lanjut mengalami tidak berguna lagi dan tidak bernilai
berbagai kemunduran baik fungsi biologis karenaalasan mereka tinggal dipanti atas bukan
maupun psikis. Peningkatan jumlah lansia kemauannya sendiri/kemauannya sendiri dan
yang semakin banyak akan menimbulkan frekuensi banyaknya lansia yang dijenguk oleh
masalah yang terjadi pada lansia seperti keluarga rendah. Adanya masalah tersebut
demensia, sensitif, mudah marah, kecemasan lansia perlu memperoleh perhatian yang serius
akan kehilangan pasangannya, akan terutama untuk mengusahakan bagaimana agar
kematiannya. Lansia juga sangat rentan lansia tetap mandiri dan berguna. (Suardiman,
terhadap gangguan kesehatan, seperti stres 2011 dalam Ayu, 2015).
dalam menghadapi perubahan kehidupan,
Jumlah lansia menurut World Population
penyakit kronis yang dideritanya, penempatan
Prospects the 2015Revision, pada tahun 2015
dalam panti sosial, masalah ekonomi, dan
ada 901.000.000 lansia yang terdiri dari
merasa kesepian yang berkelajutan tidak
12%dari jumlah populasi global dan pada
teratasi bisa menimbulkan depresi. Masalah
tahun 2050 populasi lansia diproyeksikan lebih
Kemunduran ini mempengaruhi mobilitas dan
dari 2 kali lipat di tahun 2015, yaitu mencapai
juga kontak sosial dan keadaan inilah sering
2,1 milyar. (United Nations, 2015). Menurut
membawa usia lanjut kepada masalah kesepian
KEMENKES RI (2014) “Jumlah lansia di Asia
(loneliness).
menempati urutan pertama dengan populasi
Kesepian yang terjadi pada lansia lansia terbesar, dimana pada tahun 2015
dikarenakan tidak mempunyai anak dan hanya berjumlah 508 juta populasi lansia (56%) dari
tinggal saudara/kerabatnya dititipkannya atau total lansia di dunia”. Sejak tahun 2000 lansia
membawa lansia di panti, keberadaan lansia di Indonesia melebihi 7%. Di Indonesia jumlah
sering dianggap menjadi beban keluarga, lansia pada tahun 2017 mencapai 23.66 juta
dengan berbagai permasalahan itu dapat (9,03%). Pertumbuhan jumlah lansia dari
menimbulkan masalah kesepian pada lansia. tahun ke tahun diprediksi akan mengalami
Lansia merasa jauh atau tersisihkan oleh peningkatan. Provinsi yang mempunyai lansia
keluarga/dari lingkungan sosial, kurangnya tertinggi ialah Daerah Istimewa Yogyakarta
kontak keluarga bahkan lamanya tinggal 13,18%, Jawa Tengah 12,59%, dan Jawa
dipanti bisa membuat merasa jenuh, merasa Timur menduduki posisi ketiga jumlah lansia
sepi dan ingin pulang kembali ke keluarga 12,25%. (Kemenkes, 2017). Pada tahun 2018,
walaupun banyak teman lansianya. Keadaan kota yang jumah lansianya tertinggi adalah
seperti itu bisa membuat lansia merasa dirinya Magetan (19,17%), Pacitan (19,10%), dan
2
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

Ponorogo sebanyak (18,13%). (BPS, 2015). lansia yang tinggal di panti sosial sebesar 30-
Jumlah lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna 45%. (Rahman dkk, 2013 dalam Fazerini,
Werdha Magetan di Ponorogo sebanyak 33 2016). Hasil penelitian depresi di panti dari 36
Orang Lansia. responden didapatkan bahwa hampir
setengahnya (47,4%) atau 9 responden lansia
Kesepian yang dialami lansia 69,5%
yang tinggal di rumah mengalami depresi
mengalami kesepian ringan dan 49,4%
dan hampir setengahnya (47,1%) atau 8
mengalami kesepian emosional dan kesepian
responden lansia yang tinggal di panti sosial
yang berkelajutan bisa menyebabkan lansia
mengalami depresi, jadi sekitar 47,1% lansia
depresi. Menurut data Badan Kesehatan
yang mengalami depresi di UPT Pelayanan
Dunia, saat ini sekitar 5–10 % orang di dunia
Sosial Tresna Werdha Magetan di Ponorogo.
mengalami depresi. Depresi bisa terjadi pada
(Fazerini, 2016).
seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan
status sosial, ekonomi dan pendidikan. World Penyebab kesepian pada lansia, yaitu
Health Organization (WHO) mengatakan, berkurangnya kontak sosial, merasa tersisihkan
Depresi merupakan masalah yang serius dari keluarga/dari lingkungan sosial sebelum
karena merupakan urutan keempat penyakit tinggal di panti, merasa jenuh/sepi karena
didunia, sekitar 20% wanita dan 12% pria, lamanya tinggal dipanti dan sejak
pada suatu waktu dalam kehidupannya pernah dititipkannya lansia di panti hanya beberapa
mengalami depresi. (Keliat, dkk, 2011 dalam lansia saja yang dijenguk oleh kerabat
Rezki, 2014). Prevalensi tingkat kesepian pada terdekat/keluarga dan sebagiannya ada yang
lansia diseluruh dunia diperkirakan mencapai tidak dijenguk oleh keluarganya. Adanya
50% (WHO, 2012 dalam Rohmawati, 2017). permasalahan dalam hidup seperti tidak
Berdasarkan hasil RISKESDAS 2018 angka adanya orang yang dapat memberikan rasa
kejadian depresi di Indonesia sekitar 6,1% dan aman dan tentram dalam hati dan semakin
Hanya 9% penderita depresi yang menjalani menuanya umur lansia sebenarnya
pengobatan, 91% tidak menjalani pengobatan membutuhkan tempat untuk berlindung, kasih
medis, Jawa Timur <4,8%, pada tahun 2015 di sayang bahkan perhatian yang lebih dari
Kabupaten Ponorogo sendiri meningkat dari keluarga dan apabila kesepian berkelanjutan,
tahun 2013 sebanyak 18 orang dan pada tahun maka dapat menimbulkan depresi pada lansia.
2014 mencapai 24 orang lansia, jumlah
Depresi lansia bisa terjadi karena
tersebut hanya sebagian kecil kasus depresi
dipengaruhi oleh stressor keluarga, seperti
lansia yang terlapor di Ponorogo. (BPS, 2015
keluarga yang kurang memperhatikan dan
dalam Fazerini, 2016). Prevalensi depresi
bersikap acuh karena kesibukkan diluar rumah
3
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

atau bekerja sehingga kurangnya waktu sosial tresna werdha sudah membuat kegiatan
berinteraksi untuk menjenguk lansia di panti. rutin seperti membuat ketrampilan/kerajinan,
Depresi lansia ditandai dengan terjadinya bimbingan rohani, senam lansia, kemudian
gangguan nafsu makan, perubahan dalam bisa ditambah kegiatan mengadakan lomba
buang air besar, gangguan tidur, penurunan lansia seperti lomba kekompakkan, kegiatan
energi, perasaan yang tidak berharga, sering yang melibatkan banyak orang sehingga
menangis, merasa kesepian, rasa bersalah yang dengan interaksi–interaksi sosial bisa
tidak tepat, susah berfikir atau berkonsentrasi mengalihkan masalah lansia. Lansia yang
dan timbulnya fikiran berulang-ulang tentang tinggal di panti harus diberikan motivasi,
kematian atau usaha bunuh diri.(Agus, 2003 dukungan penuh oleh petugas panti dapat
dalam Rosmanawati, 2009). meningkatkan rasa senang lansia karena
merasa lebih dekat dengan keluarga. Upaya-
Permasalahan tingkat kesepian dan
upaya tersebut meminimalkan resiko
tingkat depresi harus ditangani supaya
terjadinya kesepian dan depresi pada lansia
berkurang tingkat depresi pada lansia,
merasa saling memiliki, merasa berarti,
Keluarga berfikir untuk tidak menitipkan
merasakan kasih sayang dan tetap mandiri.
lansia di panti agar lansia berharga dan
Adanya perawatan dan dukungan penuh
berguna serta mandiri. Lansia di panti
yang diberikan oleh keluarga maupun petugas
mendapat perawatan serta fasilitas yang
panti/pelayanan sosial maka kualitas hidup
memadai dan lansia merasa bahagia/tidak
lansia akan selalu dalam kondisi stabil dan
bahagia tergantung lansia itu sendiri
lansia juga terhindar dari terjadinya depresi
menyikapi kondisinya saat ini dan tergantung
(Supriani, 2011 dalam Fazerini, 2016).
keberadaan lansia di panti/pelayanan sosial
atas kemauannya sendiri/bukan atas Berdasarkan masalah yang terjadi,
kemauannya sendiri, frekuensi lansia dijenguk penulis tertarik mengangkat permasalahan
oleh keluarga dan semua itu sebenarnya tidak dengan topik penulisan dengan judul
bisa mengubah perasaan lansia ingin pulang “Hubungan antara Tingkat Kesepian dengan
walaupun banyak teman lansia. Salah satu Depresi pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial
upaya untuk mencegah rasa kesepian yang Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo ”
mengakibatkan depresi pada lansia adalah
METODE PENELITIAN
upaya yang dilakukan oleh lansia itu sendiri
dengan lebih aktif menjalin kontak sosial, Penelitian ini menggunakan desain
mengikuti kegiatan rutin, menyadari dan penelitian kuantitatif dengan studi korelasi
menerima kondisi saat ini. Pihak UPT pelayan yang mengkaji hubungan antara variabel
4
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

Hubungan antara Tingkat Kesepian dengan 2. Berat jika skor yang diperoleh responden
Depresi pada Lansia di UPT Pelayanan dari kuesioner T< MT
Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang 3. Subyek memberi respon dengan empat
Ponorogo. Rancangan penelitian kategori ketentuan, yaitu: kuesioner
menggunakan cross sectional. kesepian dengan respon yakni : Tidak
Pernah, jarang, kadang-kadang dan selalu,
Populasi dalam penelitian ini adalah
sedangkan kuesioner depresi dengan respon
Seluruh lansia di Unit Pelaksana Teknis
Tidak pernah, kadang-kadang, sering dan
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan
sering sekali.
Cabang Ponorogo. Pengambilan sampel
Pengolahan data melalui tahap :
dalam penelitian ini dilakukan dengan
editing, coding, scoring, tabulating dan
teknik Total sampling dengan sampel
kemudian dianalisa dengan menggunakan
sejumlah 33 responden.
uji chi-square. Etika dalam penelitian ini
Pada penelitian ini penulis ditekankan pada informed consent,
menggunakan Kuesioner Kesepian yang Anonimity dan confidentialy.
dikembangkan Russel (1980 dalam Solihin,
HASIL DAN PEMBAHASAN
2017). Skala terdiri dari dua kelompok, yaitu 8
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
pertanyaan favorabel (mendukung) dan 12
data sebagai berikut :
pertanyaan unfavorabel (tidak mendukung)
1. Data Umum
Kuesioner ini terdiri dari 20 item dengan
1. Distribusi Frekuensi Responden
jawaban pertanyaan Tidak Pernah, jarang,
Berdasarkan Umur
kadang-kadang dan selalu. Kuesioner untuk
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi
mengukur variabel depresi menggunakan
Responden Berdasarkan Umur di UPT
kuesioner yang dikembangkan Lovibond &
Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Lovibnd (1995 dalam Nabila, 2016). Skala
Magetan Cabang Ponorogo, 29 Mei–29
terdiri dari dua kelompok yaitu 7 pernyataan
Juni 2019.
favourable dan 7 pernyataan unfavourable dan
kuesioner terdiri dari 14 item dengan jawaban Umur(th) Frekuensi
Prosentase
(%)
pernyataan Tidak pernah, kadang-kadang,
> 90 2 6,1
sering dan sering sekali. 75 – 90 14 42,4
60 – 74 17 51,5
Kriteria pengukuran yaitu : Total 33 100
Berdasarkan tabel 5.1 dapat
1. Ringan jika skor yang diperoleh responden diketahui bahwa dari 33 responden
dari kuesioner T ≥ MT sebagian besar berumur 60 – 74 tahun
5
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

yaitu sebanyak 17 responden (51,5%), 4. Distribusi Frekuensi Responden


dan sebagian kecil 2 responden (6,1%) Berdasarkan Pendidikan
berumur lebih dari 90 tahun. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi
2. Distribusi Frekuensi Responden Responden Berdasarkan Pendidikan di
Berdasarkan Jenis Kelamin UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Magetan Cabang Ponorogo, 29 Mei –
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 29 Juni 2019
di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Magetan Cabang Ponorogo, 29
Mei - 29 Juni 2019. Pendidika Frekuensi Prosentase
n (%)
Jenis Frekuensi Prosentase
SMA 1 3,0
Kelamin (%)
SMP 2 6,1
Perempuan 33 100,0
SD 11 33,3
Total 33 100 Tidak 19 57,6
Berdasarkan tabel 5.2 dapat Sekolah
diketahui bahwa seluruh responden Total 33 100
Berdasarkan tabel 5.4 dapat
sebanyak 33 responden (100%) adalah
diketahui bahwa dari 33 responden
perempuan.
sebagian besar tidak sekolah sebanyak
3. Distribusi Frekuensi Responden
19 responden (57,6%), dan sebagian
Berdasarkan Pekerjaan
kecil 1 responden (3%) berpendidikan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi
SMA.
Responden Berdasarkan Pekerjaan di
5. Distribusi Frekuensi Responden
UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Berdasarkan Status Pernikahan
Magetan Cabang Ponorogo, 29 Mei –
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi
29 Juni 2019.
Responden Berdasarkan Status
Pekerjaan Frekuensi Prosentase
(%) Pernikahan di UPT Pelayanan Sosial
Pensiunan 1 3,0 Tresna Werdha Magetan Cabang
Tidak Bekerja 32 97,0
Total 33 100 Ponorogo, 29 Mei – 29 Juni 2019
Berdasarkan tabel 5.3 dapat Status Frekuensi Prosentase
diketahui bahwa dari 33 responden Pernikahan (%)
Belum 1 3,0
hampir seluruhnya tidak bekerja Menikah 32 97,0
sebanyak 32 responden (97%), dan Janda
Total 33 100
sebagian kecil 1 responden (3%) Berdasarkan tabel 5.5 dapat
adalah pensiunan. diketahui bahwa dari 33 responden
6
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

hampir seluruhnya janda sebanyak 32 2 – 4 tahun 9 27,3


< 1 tahun 11 33,3
responden (97%), dan sebagian kecil 1
Total 33 100
responden (3%) belum menikah. Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui
6. Distribusi Frekuensi Responden bahwa dari 33 responden hampir setengahnya
Berdasarkan Alasan Tinggal telah tinggal di panti kurang dari 1 tahun
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi yaitu sebanyak 11 responden (33,3%), dan
Responden Berdasarkan Alasan Tinggal sebagian kecil 5 responden (15,2%) telah
di UPT Pelayanan Sosial Tresna tinggal di panti lebih dari 8 tahun.
Werdha Magetan Cabang Ponorogo, 29 2. Data Khusus
Mei – 29 Juni 2019 1. Tingkat Kesepian
Alasan Frekuensi Prosentase Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi
Tinggal (%)
Responden Berdasarkan Tingkat
Keinginan 7 21,2
Sendiri Kesepian di UPT Pelayanan Sosial
Tidak Punya 17 51,5
Tresna Werdha Magetan Cabang
Anak
Bukan 9 27,3 Ponorogo, 29 Mei – 29 Juni 2019
Keinginan
Sendiri
Total 33 100
Berdasarkan tabel 5.6 dapat
Kesepian Frekuensi Prosentase
diketahui bahwa dari 33 responden (%)
Ringan 21 63,6
sebagian besar tinggal di panti dengan
Berat 12 36,4
alasan tidak memiliki anak sebanyak 17 Total 33 100
responden (51,5%), dan sebagian kecil 7 Berdasarkan tabel 5.8 dapat
responden (21,2%) karena keinginan diketahui bahwa dari 33 responden
sendiri. sebagian besar 21 responden (63,6%)
7. Distribusi Frekuensi Responden memiliki tingkat kesepian yang
Berdasarkan Lama Tinggal rendah, dan hampir setengahnya 12
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi responden (36,4%) memiliki tingkat
Responden Berdasarkan Lama Tinggal kesepian yang berat.
di UPT Pelayanan Sosial Tresna 2. Tingkat Depresi
Werdha Magetan Cabang Ponorogo, Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi
29Mei – 29 Juni 2019. Responden Berdasarkan Tingkat
Lama Tinggal Frekuensi Prosentase Depresi di UPT Pelayanan Sosial
(%) Tresna Werdha Magetan Cabang
>8 tahun 5 15,2
5 – 7 tahun 8 24,2 Ponorogo, 29 Mei – 29 Juni 2019
7
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

Depresi Frekuensi Prosentase Setelah didapatkan hasil


(%)
pengumpulan data melalui kuesioner
Ringan 19 57,6
Berat 14 42,4 dapat diinterprestasikan sebagai
Total 33 100 berikut: Berdasarkan tabel 5.8 hasil
Berdasarkan tabel 5.9 dapat
penelitian menunjukkan dari 33
diketahui bahwa dari 33
responden sebagian besar lansia di
responden.sebagian besar 19 responden
UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
(57,6%) memiliki tingkat depresi yang
Magetan Cabang Ponorogo sebagian
ringan, dan hampir setengahnya 14
besar (63,6%) atau 21 responden
responden (42,4%) memiliki tingkat
mengalami kesepian ringan dan hampir
depresi yang berat.
setengahnya (36,4%) mengalami
3. Hubungan Tingkat Kesepian Dengan
kesepian berat.
Tingkat Depresi
Diketahui bahwa sebagian besar
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi
(63,6%) atau 21 responden mengalami
Responden Berdasarkan Hubungan
kesepian ringan. Hal ini disebabkan
Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
dimana kegiatan di PSTW sudah
Depresi di UPT Pelayanan Sosial
terjadwal secara rutin seperti posyandu
Tresna Werdha Magetan Cabang
lansia, senam 2 kali dalam seminggu,
Ponorogo, 29 Mei – 29 Juni 2019
bimbingan rohani dan kerja bakti,
Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui
Depresi
dari 33 responden didapatkan lansia dengan
Kesepian Ringan Berat Jml %
tingkat kesepian ringan memiliki tingkat N % N %
depresi yang ringan sebanyak 18 responden Ringan 18 54,5% 3 9,1% 21 63,6%
Berat 1 3,0% 11 33,3% 12 36,4%
(54,5%), lansia dengan tingkat kesepian ringan Total 19 57,6% 14 42,4% 33 100%
memiliki tingkat depresi yang berat sebanyak p-Value= 0,000

3 responden (9,1%), lansia dengan tingkat lansia mengikuti kegiatan, hadirnya

kesepian berat memiliki tingkat depresi yang keberadaan teman dekat dan semua

ringan sebanyak 1 responden (3,0%), dan lansia sama-sama berstatus janda.

lansia dengan tingkat kesepian berat memiliki Menurut Rahmi (2015, dalam

tingkat depresi yang berat sebanyak 11 Rohmawati, 2017) keberadaan teman

responden (33,3%). dekat, Peran persahabatan adalah cara

PEMBAHASAN yang signifikan dalam mencegah


kesepian maupun depresi, karena dapat
1. Tingkat Kesepian
memberikan sumber dukungan baik
8
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

berupa material maupun non faktor status pernikahan, jenis kelamin


material, terutama untuk lansia yang tetapi juga berkaitan dengan
non-married dan janda. Menurut berkurangnya partisipasi sosial,
Peneliti bahwa dengan kegiatan yang interaksi sosial dan hadirnya
sudah terjadwal secara rutin dan faktor keberadaan teman dekat sangatlah
lingkungan, adanya teman dekat penting karena lansia yang merasa
mempengaruhi terjadinya kesepian dan tersisihkannya atau terisolasi dari
dijeda waktu kegiatan yang telah keluarga atau lingkungan, kehilangan
dijadwalkan seperti senam, hiburan di pasangan hidupnya, kurangnya tempat
PSTW, lansia memanfaatkan waktu untuk berbagi rasa dan pengalaman
luang kegiatan untuk duduk-duduk dapat mempengaruhi terjadinya
santai didepan wisma lansia bercerita- kesepian dan diwaktu luang setelah
cerita tentang masa lalu dengan itu kegiatan rutin yang sudah terjadwal
perasaan lansia terbina ikatan dimanfaatkan untuk beristirahat
persaudaraan, merasa ada seseorang dikamar, merasa takut tidak cocok
untuk berbagi rasa kemudian merasa untuk bergabung dengan lansia yang
senasib sama-sama seorang janda duduk santai didepan wisma bercerita-
sehingga terjadi kesepian ringan. cerita sehingga mempengaruhi
Berdasarkan dari hasil penelitian terjadinya kesepian berat.
33 responden hampir setengahnya Hasil kuesioner tingkat kesepian
(36,4%) atau 12 responden mengalami sejumlah 20 soal yang dibagikan
kesepian berat. Hal ini disebabkan ada kepada 33 responden. Pada pernyataan
responden yang tidak bisa mengikuti yang mempunyai nilai tertinggi dari
kegiatan rutin di PSTW dan hanya bisa pertanyaan negatif adalah pernyataan
melakukan aktivitasnya ditempat tidur. item No.2 yakni seberapa sering anda
Menurut Estelle, Kirsch & Pollack, merasa tidak memiliki teman?, Pada
2010 dalam Romayati, 2017) lansia pertanyaan ini sebanyak 8 atau (24,2%)
sering kehilangan kesempatan responden menjawab sering, 12 atau
partisipasi dan hubungan sosial, (36,4%) menjawab jarang dan 13 atau
interaksi sosial cenderung menurun (39,4%) menjawab tidak pernah.
disebabkan oleh kerusakan kognitif Menurut Suardiman (2016) kesepian
kematian teman, fasilitas hidup atau bisa muncul pada usia lanjut dengan
home care. Peneliti berpendapat bahwa tanda hilangnya identitas sosial,
kesepian terjadi bukan hanya karena identitas yang dikarenakan dari
9
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

interaksi dengan orang lain dan atau kematian merupakan faktor resiko
dimilikinya posisi sosial dan kesepian terhadap tingginya depresi pada lansia.
pada diri seseorang akan hadir bila Lansia dengan status janda atau duda
seseorang merasa “hilang” atau memiliki tingkat depresi lebih tinggi
berkurangnya “relasi” atau timbul jarak daripada lansia yang masih berpasangan.
antara jumlah hubungan atau (Suardiman, 2011 dalam Parasari, 2015).
relasi.Peneliti berpendapat sangatlah Peneliti berpendapat bahwa berstatus janda
penting lansia menyesuaikan adaptasi memiliki depresi yang tinggi, status
lingkungan baru sehinnga tidak merasa pernikahan tidak selalu menjadi faktor
sendiri. terjadinya depresi karena lansia mengikuti
2. Tingkat Depresi kegiatan yang sudah terjadwal di PSTW,
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui mempunyai interaksi sosial sesama lansia
bahwa dari 33 responden sebagian besar dengan baik, kemudian bisa memposisikan
lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna diri dengan lingkungan ketika ada lansia
Werdha Magetan Cabang Ponorogo duduk didepan wisma ikut bergabung dan
sebagian besar (57,6%) atau 19 responden ikut bercerita-cerita, disitulah timbul
mengalami depresi ringan dan hampir dukungan dan motivasi dari sesama lansia
setengahnya (42,4%) atau 14 responden sehingga terjadinya depresi ringan.
mengalami depresi berat. Selain faktor status pernikahan, faktor
Berdasarkan hasil penelitian bahwa umur berkaitan juga dengan terjadinya
sebagian besar (57,6%) atau 19 responden depresi ringan, berdasarkan hasil penelitian
mengalami depresi ringan. Hal ini ini kategori umur yang paling banyak
disebabkan karena faktor status mengalami depresi ringan adalah rentang
perkawinan hampir seluruhnya (97,0%) usia lanjut (elderly) umur 60-74 tahun
adalah semua lansia sama-sama berstatus sebanyak 10 responden atau hampir
janda dan proporsi janda yang mengalami setengahnya (30,3%). Pertambahan usia,
depresi ringan sebagian besar (57,6%) manusia hampir tanpa terhindarkan oleh
dimana merasa senasip dan lansia rutin sejumlah peristiwa dalam hidup yang dapat
mengikuti kegiatan yang sudah terjadwal menyebabkan depresi. Hal tersebut terjadi
seperti bimbingan sosial, bimbingan karena semakin bertambahnya usia lansia
rohani, dan kerja bakti. Namun berbanding banyak tugas-tugas perkembangan lansia
terbalik dengan teori Menurut Maryam seperti Menyesuaikan diri dengan
dkk., (2008 dalam Parasari, 2015) menurunnya kekuatan fisik, kesehatan,
menyatakan perpisahan dengan pasangan penyesuaian dengan masa
10
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

pensiun,berkurangnya pendapatan, depresi dikarenakan lansia berfikir jika


penyesuaian diri dengan kematian lansia tidak memilih tinggal di panti ketika
pasangan dan membentuk hubungan tua nanti siapa yang merawat, bagaimana
dengan orang yang seusia. (Hurlock, 1993: dengan kebutuhannya ketika sudah menua
10 dalam Suardiman, 2016). Peneliti sehingga lansia yang tidak punya anak
berpendapat jika faktor umur seseorang memilih untuk tinggal di panti dan
berkaitan dengan terjadinya depresi, membuat terjadi depresi itu karena
dimana lansia dihadapkan masa-masa walaupun lansia tidak mempunyai anak
penyesuain yang banyak seperti tetapi lansia mempunyai keluarga, namun
kehilangan pasangan hidup, penyesuain pihak keluarga jarang menjenguk lansia di
diri yang mengharuskan untuk tinggal di panti sehingga lansia mempunyai fikiran
panti, menjalin hubungan dengan orang yang negatif ke keluarga.
seusia, sehingga dengan banyaknya Berdasarkan hasil kuesioner tingkat
penyesuaian tugas perkembangan lansia depresi sejumlah 14 soal yang dibagikan
meningkatkan resiko terjadinya depresi. kepada 33 responden. Pada pernyataan
Pada penelitian ini hampir setengahnya yang paling mempunyai nilai terendah
(30,3%) atau sebanyak 10 responden adalah pernyataan item No.9 yaitu
alasan tinggal karena tidak punya anak pernyataan positif yakni saya merasa
mengalami depresi ringan. Keinginan dan kehilangan minat banyak pada akhir-akhir.
motivasi yang membantu lansia di panti Pada pernyataan ini, sebanyak 26 atau
untuk bisa menyesuaikan diri terhadap (78,8%) responden menjawab tidak
lingkungan, dimana mayoritas alasan pernah, 7 atau (21,2%) menjawab kadang-
jawaban responden masuk ke panti kadang. Menurut Stuart dan student (1988
karena bukan dari keinginan sendiri, dalam Azizah, 2011) penyebab depresi
responden juga menyatakan mau tidak terletak pada kurangnya keinginan positif
mau harus senang tinggal di panti dalam berinteraksi dengan lingkungan.
karena tidak mempunyai tempat tinggal Peneliti berpendapat lansia mengikuti
lain. Motivasi yang tinggi untuk masuk kegiatan rutin di PSTW, bisa beradaptasi,
panti wredha sangat penting bagi lanjut berinteraksi dengan sesama lansia sehingga
usia karena untuk menentukan tujuan terjadi depresi ringan.
hidup dan apa yang ingin dicapainya Proporsi yang paling tinggi lansia yang
dalam kehidupan di panti (Azizah, mengalami depresi berat adalah pendidikan
2011). Peneliti berpendapat bahwa alasan tidak sekolah hampir setengahnya (30,3%)
tinggal mempengaruhi resiko terjadinya atau sebanyak 10 responden mengalami
11
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

depresi berat. Tingkat pendidikan akan lamanya tinggal < 1 tahun juga menjadi
sangat berpengaruh terhadap kejadian faktor terjadinya depresi karena banyaknya
depresidikarenakan tingkat pendidikan penyesuaian yang harus dilakukan seperti
lansia rendah akan mempengaruhi perlunya beradaptasi terhadap lingkungan
kemampuan lansia dalam mengambil baru maupun interaksi sosial teman baru,
keputusan. Kondisi ini terkadang menjadi membentuk hubungan dengan orang-orang
penyebab terjadinya depresi dipengaruhi yang seusia, dan jika penyesuaian itu
adanya pengetahuan dan ekonomi dari mengalami kegagalan akan menimbulkan
lansia.(Kurniawan, 2016). Peneliti perasaan kecemasan, kekhawatiran serta
berpendapat bahwa semakin rendah bisa mengganggu aktivitas diwaktu luang
pendidikan memberikan pengaruh ke kegiatan menjadi segan untuk bergabung
pengetahuan seseorang terutama pada dengan lansia yang memanfaatkan waktu
kemampuan berfikirnya sehingga luang dengan duduk bersantai dan bercerita
menyebabkan terjadinya depresi. didepan wisma, hal-hal seperti itulah
Berkaitan dengan lama tinggal di panti resiko terjadinya depresi.
< 1 tahun ditemukan sebagian kecil 3. Hubungan Tingkat Kesepian Dengan
(18,2%) atau sebanyak 6 responden Tingkat Depresi
mengalami depresi berat. Tempat dan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
situasi yang baru, orang-orang yang diketahui dari 33 responden terdapatlansia
belum dikenal, aturan dan nilai-nilai yang dengan tingkat kesepian ringan memiliki
berbeda, dan keterangan merupakan tingkat depresi yang ringan sebanyak 18
stressor bagi lansia yang membutuhkan responden (54,5%), lansia dengan tingkat
penyesuaian diri karena keinginan dan kesepian ringan memiliki tingkat depresi
motivasi lansia yang rendah untuk yang berat sebanyak 3 responden (9,1%),
tinggal dipanti akan membuatnya tidak lansia dengan tingkat kesepian berat
bersemangat meningkatkan toleransi dan memiliki tingkat depresi yang ringan
tidak mampuadaptasi terhadap situasi baru sebanyak 1 responden (3,0%), dan lansia
(Azizah, 2011). Sejalan dengan hasil dengan tingkat kesepian berat memiliki
penelitian suherlin (2013) menunjukkan tingkat depresi yang berat sebanyak 11
terdapat hubungan yang signifikan antara responden (33,3%).
lama tinggal di panti dengan depresi Hasil penelitian ini dari 33 responden
dengan p value 0,001 dan lamanya tinggal didapatkan sebagian besar (54,4%) atau
selama 6 bulan pertama. Peneliti sebanyak 18 responden lansia dengan
berpendapat bahwa selain pendidikan, tingkat kesepian ringan memiliki tingkat
12
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

depresi yang ringan. Hal ini disebabkan sendiri?, Pada pernyataan ini, sebanyak 11
karena kesepian yang dialami oleh usia atau (33,3%) responden menjawab tidak
lanjut lebih terkait dengan berkurangnya pernah, 16 atau (48,5%) menjawab jarang
kontak sosial, absennya atau berkurangnya dan sebanyak 6 atau (18,2%) responden
peran sosial, baik dengan anggota menjawab sering. Hal ini merupakan suatu
keluarga, anggota masyarakat maupun kejadian namun dapat dijelaskan bila usia
teman kerja sebagai akibat terputusnya lanjut mengalami kesepian berkepanjangan
hubungan kerja atau karena pensiun. rentan terkena depresi. Depresi akan
Disamping itu, ditinggalkannya bentuk semakin dirasakan oleh usia lanjut
keluarga luas (extended family) yang manakala yang bersangkutan sebelumnya
disebabkan oleh berbagai faktor dan adalah seseorang yang aktif dalam
meningkatnya bentuk keluarga batih berbagai kegiatan yang menghadirkan atau
(nucleus family) juga akan mengurangi berhubungan dengan orang banyak.
kontak sosial usia lanjut.(Suardiman, (Suardiman, 2016). Menurut peneliti
2016). Peneliti berpendapat bahwa dimana lansia memanfaatkan waktu luang
terjadinya tingkat kesepian ringan dengan kegiatan untuk duduk-duduk santai
tingkat depresi ringan berkaitan adanya didepan wisma lansia bercerita-cerita
perhatian, dukungan dari orang-orang tentang masa lalu dengan itu perasaan
disekitar, adanya jadwal rutin kegiatan lansia terbina ikatan persaudaraan, merasa
seperti posyandu, senam, kerja bakti, ada seseorang untuk berbagi rasa namun
bimbingan rohani dan mengikuti semua disisi lain masa penyesuaian diri dengan
kegiatan di PSTW sehingga dengan adanya lingkungan baru cocok atau tidak dengan
kegiatan tersebut terjadi kesepian ringan sesama lansia.
dengan depresi ringan. Dari hasil penelitian Tingkat kesepian
Penelitian ini lansia dengan Tingkat berat memiliki tingkat depresi ringan
kesepian ringan memiliki tingkat depresi diketahui sebagian kecil (3,0%) atau
berat diketahui sebagian kecil (9,1%) atau sebanyak 1 responden. Lamanya tinggal
sebanyak 3 responden. dipanti < 1 tahun sehingga tempat,
Berdasarkan hasil kuesioner kesepian lingkungan baru dan lansia membutuhkan
sejumlah 20 soal yang dibagikan kepada penyesuaian diri. Hal ini disebabkan Usia
33 responden. Pada pernyataan yang lanjut yang kesepian adalah mereka yang
paling mempunyai nilai terendah adalah merasa tidak nyaman berada dalam
pernyataan item No.4 yaitu pertanyaan lingkungan sosialnya, sementara orang
positif yakni seberapa sering anda merasa depresi adalah orang yang merasa tidak
13
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

nyaman dalam seluruh aspek baru/panti sehingga faktor ini yang


kehidupannya. (Suardiman, 2016). Peneliti berisiko mengakibatkan kesepian rentan
berpendapatLansia yang memiliki tingkat kian depresi.
kesepian berat dipengaruhi oleh Berdasarkan uraian di atas dapat
lingkungan baru sehingga lansia harus disimpulkan bahwa adanya hubungan
aktif menjalin mengikuti kegiatan di tingkat kesepian dengan tingkat depresi
PSTW, menyesuaikan dengan lingkungan pada lansia yang ditunjukkan dengan hasil
PSTW untuk mencegah rasa kesepian yang perhitungan Chi-Square dengan
mengakibatkan depresi walaupun hanya menggunakan SPSS didapatkan hasil p
depresi ringan. value 0,000 dengan alpha 0,05.
Lansia yang mengalami tingkat Kesimpulan pada penelitian ini adalah p
kesepian berat dengan depresi berat value (0,000) < α (0,05) yang berarti H0
sebanyak (33,3%) atau sejumlah 11 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
responden. Dimana Usia lanjut yang hubungan antara tingkat kesepian dengan
kesepian adalah mereka yang merasa tidak tingkat depresi lansia di UPT Pelayanan
nyaman berada dalam lingkungan Sosial Tresna Werdha Magetan di
sosialnya, sementara orang depresi adalah Ponorogo.
orang yang merasa tidak nyaman dalam
seluruh aspek kehidupannya. Berkaitan
dengan faktor psikologis menurut Christie KESIMPULAN
(2007 dalam Mulyadi, 2017) bahwa terjadi Dari hasil pembahasan
karena merasa takut untuk membangun Hubungan Tingkat Kesepian Dengan
persahabatan, takut tidak pernah cocok dan Tingkat Depresi Lansi Di UPT
jika cocok harus dalam waktu yang lama. Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Peneliti berpendapat bahwa lansia merasa Magetan Cabang Ponorogo dapat
kurang diperhatikan, kurang kasih sayang ditarik kesimpulan sebagai berikut :
dan dukungan keluarga juga berkaitan
1. Tingkat kesepian menunjukkan hasil
adanya faktor psikologi, keterpisahan
bahwa dari 33 responden sebagian
dengan orang yang dicintai/meninggalnya
besar lansia di UPT Pelayanan Sosial
pasangan hidup serta kondisi yang
Tresna Werdha Magetan Cabang
diharuskan tinggal di panti werdha dan
Ponorogo sebagian besar (63,6%) atau
lamanya tinggal hingga timbul merasa
21 responden mengalami kesepian
takut membangun persahabatan, sulit
menyesusaikan diri dengan lingkungan
14
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

ringan dan hampir setengahnya depresi yaitu usia, pendidikan, status


(36,4%) mengalami kesepian berat. pernikahan, alasan tinggal di panti dan
2. Tingkat Depresi menunjukkan hasil lamanya tinggal di PSTW.
dari 33 responden sebagian besar lansia
SARAN
di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Magetan Cabang Ponorogo 1. Bagi UPT Pelayanan Sosial Tresna
sebagian besar (57,6%) atau 19 Werdha Magetan Cabang Ponorogo
responden mengalami depresi ringan Hasil penelitian diharapkan
dan hampir setengahnya (42,4%) atau dapat digunakan bahan masukkan
14 responden mengalami depresi berat. untuk menciptakan pelayanan
3. Hasil analisis data menggunakan uji lansia yang lebih baik, lebih
Chi-Square penelitian didapatkanAda meningkatkan hubungan lansia
hubungan antara tingkat kesepian yang sudah terjalin dengan baik,
dengan tingkat depresi lansia di UPT peningkatan SDM di UPT
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Magetan di Ponorogo dengan hasil Magetan Cabang Ponorogo karena
menunjukkan dari 33 responden hanya 2 perawat, agar lansia
terdapatlansia dengan tingkat kesepian dmerasa selalu diperhatikan dan
ringanmemiliki tingkat depresi yang adanya dukungan sehingga tidak
ringan sebanyak 18 responden mengakibatkan kesepian dan
(54,5%), lansia dengan tingkat depresi. Dukungan keluarga sangat
kesepian ringanmemiliki tingkat dibutuhkan oleh lansia.
depresi yang berat sebanyak 3 2. Bagi lansia
responden (9,1%), lansia dengan Hasil dari penelitian ini lansia
tingkat kesepian beratmemiliki tingkat diharapkan bisa menjadi sumber
depresi yang ringan sebanyak 1 untuk mengurangi kesepian dan
responden (3,0%), dan lansia dengan depresi dengan lebih aktif lagi
tingkat kesepian beratmemiliki tingkat dalam melakukan kegiatan
depresi yang berat sebanyak 11 terutama untuk berinteraksi dengan
responden (33,3%). Pada data banyak orang dan untuk lansia yang
demografi ditemukan bahwa belum lama di panti harus lebih
keberadaan orang terdekat, ada memahami dan jangan putus asa
pengaruh terhadap tingkat kesepian atau bersedih dan segera
dan faktor yang mempengaruhi tingkat
15
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

berinteraksi agar hubungan saling Hidayat, A.A.A. (2010). Metode Penelitian


Kesehatan : Paradigma Kuantitatif.
percaya cepat terjalin.
Surabaya. Health Books Publishing
DAFTAR PUSTAKA Hidayati, Diana Savitri. (2015). Self
Compassion Dan Loneliness. Fakultas
Ai, Kholifah.(2013). Gambaran Tingkat Stress Psikologi. Jurnal Ilmiah Psikologi
Pada Anak Usia Sekolah Menghadapi Terapan Vol. 3 No. 1
Menstruasi Pertama (Menarche) Di
Sekolah SD Gegerkalong Girang 2. Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan
Universitas Pendidikan Indonesia. analisis lanjut usia. Jakarta:
Skripsi di Publikasikan. Kementrian Kesehatan RI 2014

Aspiani, Reny Yuli.(2014). Asuhan Kholifah, Siti Nur. (2016). Keperawatan

Keperawatan Gerontik. Jakarta: Tim Gerontik.Edisi Pertama: E-Book

Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Kurniawan, Angga. (2016). Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Tingkat
Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu Depresi Pada Lanjut Usia Di
Panti Graha Werdha Marie
BPS.(2015). Pusat Data Dan Informasi Yoseph Pontianak. Fakultas
Kedokteran. Universitas
Kementrian Kesehatan Ri. Ponorogo
Tanjungpura. Skripsi publikasi
Fazerini, Nur Ayu. (2016). Studi Komparasi Moniung, Inri dkk. (2015). Hubungan lama
Kejadian Depresi Lansia Tinggal Di tinggal dengan tingkat depresi pada
Rumah Dan Di Panti Sosial Di Rt. 02 lanjut usia di panti sosial tresna
Rw 02 Dusun Gadel Desa Sidorejo werdha ‘Agape tondano. Fakultas
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kedokteran. Universitas Sam
Ponorogo Dan Upt Pelayanan Sosial Ratulangi Manado. Jurnal e-
Lanjut Usia Magetan Di Kabupaten Clinic(eCi) Vol. 3 No. 1
Ponorogo. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Skripsi Mulyadi, A. Dkk. (2017). Gambaran Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Hawari, Dadang. (2011). Manajemen Stress Kesepian Pada Lansia Di Aceh.
Cemas Dan Depresi. Edisi 2. Jakarta: Fakultas Keperawatan. Universitas
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Indonesia
Notoatmojo, S. (2010). Metodelogi Peneltian
Hayati, Nur dkk. (2018). Hubungan Antara Kesehatan. Ed Revisi. Jakarta.
Reneka Cipta.
Interaksi Sosial Dengan Tingkat
Depresi Pada Lansia Di Desa Notoatmojo, S. (2012). Metodelogi Peneltian
Kesehatan. Ed Revisi. Jakarta.
Purworejo Kecamatan Bonang Reneka Cipta
Kabupaten Demak. Program Studi Ilmu
Nursalam. (2015). Metedologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Pendekatan PraktikEdisi
Kesehatan Cendekia Utama Kudus.
4. Jakarta : Salemba Medika
Karya Ilmiah
16
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol (No) (2019): Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Tingkat
Depresi Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Cabang Ponorogo

Parasari, Gusti ayu dkk. (2015). Hubungan Suardiman, S.P. (2011). Psikologi Usia Lanjut.
Dukungan Sosial Keluarga Dengan Yogyakarta : Gajah Mada University
Tingkat Depresi Pada Lansia Di Press.
Kelurahan Sading. Fakultas
Kedokteran. Universitas Udayana. Suardiman, S.P. (2016). Psikologi Usia Lanjut
Jurnal Psikologi Udayana Vol. 2 No. 1 Edisi Kedua. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Pitri, Warliyah Hasanah. (2013). Gambaran
Tingkat I (satu) Dalam Proses Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian
Belajar Mengajar Di Program Studi Kualitatif. Bandung. Alfabeta
Diploma III Keperawatan.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Universitas Pendidikan Indonesia.
Kualitatif Kuantitatif Dan Research &
Skripsi di Publikasikan
Development. Bandung. Alfabeta
Rezki, Murtiani Dan Muh Ilyas. (2014).
Suherlin, adelya. (2013). Hubungan Lama
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tinggal Di Panti Dengan Depresi Pada
Tingkat Depresi Terhadap Pasien
Lanjut Usia Di Rumoh Seujahtera
Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha
Geunaseh Sayang Ulee Kareng Kota
Gau Mabaji Gowa. Jurnal Ilmiah
Banda Aceh. Fakultas Kedokteran.
Kesehatan Diagnosis. Vol 5 No. 1
Universitas Syiah Kuala
Rohmawati, Wahyu Nur. (2017). Hubungan
Sulistyaningsih. (2011). Metodelogi Penelitian
Interaksi Sosial Dengan Tingkat
Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Kesepian Dan Depresi Pada Lansia Di
Graha Ilmu
Balai Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Unit Budi Luhur Yogyakarta. Supriani, Anik. (2011). Tingkat Depresi Pada
Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Lansia Ditinjau Dari Tipe Kepribadian
Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Dan Dukungan Sosial. Surakarta:
Achmad Yani Yogyakarta. Skripsi di Program Pascasarjana Universitas
Publikasikan Sebelas Maret Surakarta
Rosmanawati, Maya. (2009). Hubungan
Ksepian Dengan Depresi Pada Lanjut
Usia Di Rw V Kebroan Kelurahan
Pandeyan Kecamatan Umbulharjo V
Yogyakarta.Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ‘Aisyiyah.Skripsi Publikasi.
Russel, D.W. (1996). Ucla Loneliness Scale
(Varsion 3):Reliability, Validity, And
Factor Structure. Journal Of
Personality Assessment, 66, 20-40.
Sari, Gustina. (2016). Hubungan Kesepian
Dengan Depresi Pada Lansia Di Balai
Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay Kabupaten Bandung. Stikes
Bhakti Kencana Bandung
Solihin, Hidayatus. (2017). UCLA versi 3.
Http://www.scribd.com. Diakses 30
Desember 2018

You might also like