You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330184483

Studi Literatur Kepemimpinan Wirausaha Dalam Menghadapi Tantangan


Global

Article · January 2019


DOI: 10.30998/jmil.v1i2

CITATIONS READS

0 2,118

1 author:

Safuan Dr
Universitas Jayabaya
15 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Human Resource Management View project

Logistic Management View project

All content following this page was uploaded by Safuan Dr on 07 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1 NO. 2 NOVEMBER 2018

Available online at : http://jurnal.poltekapp.ac.id/

Jurnal Manajemen Industri dan Logistik


| ISSN (Print) 2622-528X | ISSN (Online) 2598-5795 |

Industrial Marketing

STUDI LITERATUR KEPEMIMPINAN WIRAUSAHA DALAM


MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL

Safuan
E-mail: safuan777@gmail.com
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510

Abstract

The progressions have raises new standards and every organization is required to roll out
improvements quick, right and adaptable, in light of the fact that generally the organization will be
hard to contend all around later on. The ramifications of worldwide ecological change expects
organization to change the methodology of the organization that initially situated to nearby all
inclusive arranged, to the organization without bounds should dependably be inviting to future
hierarchical changes keeping in mind the end goal to have the capacity to be leaders of progress later
on. It takes entrepreneurial leadership to react to difficulties of worldwide change with the goal that
the organization can adjust and still exist in zone of worldwide rivalry.

Keywords: Leadership, Global, Entrepreneurship

Abstrak

Perubahan telah memunculkan aturan baru dan setiap organisasi dituntut untuk melakukan
perubahan dengan cepat, tepat serta fleksibel, karena jika tidak demikian maka organisasi akan sulit
untuk bersaingan secara global di masa yang akan datang. Implikasi dari perubahan lingkungan
global menuntut organisasi untuk merubah strategi organisasi yang semula local oriented menjadi
global oriented, untuk itu organisasi kedepannya harus selalu bersahabat dengan perubahan agar
kedepan organisasi dapat menjadi pemimpin perubahan dimasa yang akan datang. Dibutuhkan
pemimpin yang berjiwa entrepreneur untuk menghadapi tantangan perubahan global tersebut
sehingga organisasi dapat beradaptasi serta tetap eksis dikancah persaingan global.

Kata Kunci : Kepemimpinan, Global, Wirausaha

1. PENDAHULUAN
Dalam kondisi di atas, maka diperlukan
Tahun 2018 merupakan tantangan berat yang kehadiran seorang leader yang memiliki visi
harus dihadapi Indonesia dalam menghadapi jauh ke depan, kepemimpinan yang memiliki
era persaingan global. Era persaingan global sense of change yang tinggi, pemimpin yang
yang tanpa batas yang ditandai dengan sadar akan posisinya di tengah-tengah
cepatnya perubahan dalam lingkungan bisnis, lingkungan yang terus berubah, pemimpin
kemajuan teknologi komunikasi dan yang memiliki jiwa dan semangat
informasi, serta teknologi lainnya menjadi entrepreneurship. Pemimpin yang dapat
kenyataan yang harus disikapi dengan bijak berkomunikasi, mempunyai semangat dan
dan cermat agar organisasi dapat tetap eksis berani mengambil risiko (McKinney Rogers
dalam kancah persaingan global. Consultant, 2007).[1]

Page | 171
Safuan / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2017

budaya birokrasi menjadi corporate culture,


Pemimpin yang tidak hanya menjadi agen membenahi tata kelola organisasi yang
perubahan tetapi sekaligus memimpin transparan dan bebas korupsi. Serta
perubahan itu sendiri. Kepemimpinan mendayagunakan dan menyelaraskan seluruh
strategis yang memiliki sense of business dan organ dari seluruh organisasi dengan strategi
sense of change yang tinggi, mampu utama sehingga organisasi memiliki daya
bertindak proaktif, kreatif dan inovatif. saing serta menerapkan budaya
Sebagai seorang agen perubahan pada pembelajaran.
dasarnya harus memiliki tiga karakter utama,
yaitu: (1) kreatif dan inovatif; (2) mampu Untuk itu, perlu dikembangkan sistem
bersikap sebagai intrapreneurship dan pembentukan karakter bagi sumber daya
entrepreneurship bagi organisasinya, dan (3) manusia di Indonesia yang memiliki sifat
memiliki kapasitas dan networking yang entrepreneurial leadership sehingga mampu
memadai. Ketiga karakter ini secara menjawab tantangan seperti terungkap pada
bersama-sama akan menjadi dasar seorang paragraf sebelumnya. Pertanyaan selanjutnya
pemimpin mengambil sikap untuk proactive adalah apakah kemampuan entrepreneurship
to change (Edi Prasetyo Nugroho dan Rina pada seseorang dapat dikembangkan atau
Elisaprapti, 2002). Kepemimpinan yang bawaan dari lahir? Menurut hasil survey
mampu menciptakan kondisi yang dapat yang dilakukan oleh McKinney Rogers
menumbuhkan motivasi seluruh elemen Consultant bahwa 51 persen persepsi
organisasi untuk terus belajar dan pengusaha adalah kewirausahaan dapat
berkembang.(Purhantara, 2010).[2] dikembangkan dan mayoritas responden
sebesar 69 persen melihat pentingnya
Tantangan global mulai terasa berat di saat kewirausahaan dalam organisasi (McKinney
ekspor Indonesia pada bulan Juli 2014 Rogers Consultant, 2007).
mengalami penurunan sebesar hingga 6,03
persen di bandingkan Juli 2013, atau sebesar
US$ 15,41 miliar (Suryamin, 2014).[3] 1. Tinjauan Pustaka
Belum lagi akan diberlakukannya era pasar
bebas yaitu Masyarakat Ekonomi Asean 1.1 Pengertian Kepemimpinan
(MEA) dan AFTA yang menjadi tantangan
sekaligus peluang yang ada didepan mata.
Menurut Rost (Rost, 1993)[5],
Dalam menghadapi realita ini, dibutuhkan kepemimpinan adalah hubungan pengaruh
pemimpin yang dapat menjawab tantangan antara pemimpin dan pengikut yang berniat
dan peluang tersebut. Bukan pemimpin yang perubahan yang nyata yang mencerminkan
merasa nyaman dengan keadaan sekarang tujuan bersama mereka. Sedangkan menurut
atau comfort zone dan tidak mau berpindah Robbins dan Judge (Robbins dan Judge,
dari keadaan ini. Bukan pemimpin yang 2013)[6], kepemimpinan adalah kemampuan
hanya wait and see atau melakukan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah
transformasi konvensional namun pemimpin pencapaian visi atau serangkaian tujuan.
yang bisa melihat celah dan kesempatan serta Masih menurut Robbins dan Judge
dapat mengadaptasi perubahan secara Organisasi membutuhkan kepemimpinan
radikal, membongkar comfort zone di dalam yang kuat dan manajemen yang kuat untuk
maupun di luar. Pemimpin seperti ini biasa efektivitas optimal. Saat ini organisasi perlu
disebut crackers (Suyatno, 2014).[4] pemimpin untuk menantang status quo,
menciptakan visi masa depan, dan
Pemimpin tersebut juga harus merubah mengilhami anggota organisasi agar mau
paradigma berfikir menghadapi perubahan mencapai visi. Organisasi juga membutuhkan
lingkungan bisnis yang sangat cepat, dari manajer untuk merumuskan rencana rinci,
Page | 172
Safuan / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2017

menciptakan struktur organisasi yang efisien, masyarakat, serta melayani


dan mengawasi operasi sehari-hari. kepentingan umum.

Menurut Armstrong (Armstrong, 2009)[7],


kepemimpinan adalah Kapasitas untuk Menurut Lussier dan Achua (Lussier dan
menginspirasi individu untuk memberikan Achua, 2010)[11], Kepemimpinan adalah
kemampuan terbaik mereka untuk mencapai proses yang berpengaruh dari pemimpin dan
hasil yang diinginkan dan untuk menjaga pengikut untuk mencapai tujuan organisasi
hubungan yang efektif dengan individu dan melalui perubahan.
tim secara keseluruhan. Menurut Wilkins dan
Carolin (Wilkins dan Carolin, 2013)[8]
mengutip pernyataan Eisenhower 1.2 Pengertian Entrepreneurship
kepemimpinan adalah seni mendapatkan (Wirausaha)
orang lain untuk melakukan sesuatu yang
ingin Anda lakukan karena dia ingin Wirausaha menurut Choo dan Bontis (Choo
melakukannya. dan Bontis, 2002) didefinisikan sebagai
proses menemukan, mengenali, dan
Kepemimpinan menurut Bass [9] adalah
memanfaatkan peluang-peluang baru.
interaksi antara dua atau lebih anggota
kelompok yang sering terlibat untuk Sedangkan menurut Baron dan Shane,
penyusunan penataan kembali situasi dari wirausaha sebagai bidang bisnis, berusaha
persepsi dan harapan para anggota. untuk memahami bagaimana peluang untuk
kepemimpinan telah dipahami sebagai fokus menciptakan sesuatu yang baru (misalnya,
proses kelompok, sebagai atribut produk atau jasa baru, pasar baru, proses
kepribadian, sebagai seni merangsang produksi baru atau bahan baku, cara-cara
kepatuhan, sebagai latihan pengaruh, sebagai
baru pengorganisasian teknologi yang sudah
jenis tertentu kegiatan, sebagai bentuk
persuasi, sebagai relasi kekuasaan, sebagai ada) muncul dan ditemukan atau diciptakan
instrumen dalam pencapaian tujuan, sebagai oleh individu tertentu , yang kemudian
akibat dari interaksi, sebagai peran yang menggunakan berbagai cara untuk
berbeda, dan sebagai inisiasi struktur. mengeksploitasi atau mengembangkan
Sedangkan menurut Drucker seperti yang mereka, sehingga menghasilkan berbagai
dikutip oleh Hesselbein dan Goldsmith dampak.
(Hesselbein dan Goldsmith, 2006)[10],
kepemimpinan berkaitan dengan
menciptakan organisasi yang memiliki Wirausaha menurut Reynolds (Reynolds,
semangat kinerja yang tinggi. Untuk 2007)[12] adalah tentang melakukan sesuatu
mencapai semangat kinerja, pemimpin harus; yang berbeda menciptakan bisnis yang tidak
ada, menghasilkan produk baru,
a. dengan bukti integritas tinggi dalam memodifikasi kegiatan yang ada. Drucker
perilaku moral dan etika mereka.
(Drucker, 2002)[13] menggambarkan
b. fokus pada hasil.
c. membangun sendiri kekuatan-satu dan pengertian dari entrepreneurship dengan
lainnya. mencontohkan McDonald sebagai
d. memimpin dengan di luar batasan perusahaan yang menerapkan konsep
untuk memenuhi setidaknya manajemen dan teknik manajemen (bertanya,
persyaratan minimum dari semua Apa arti nilai kepada pelanggan?),
pemangku kepentingan, termasuk Standardisasi produk, merancang proses dan
pelanggan, pemegang saham, dan
perangkat, dan dengan mendasarkan
Page | 173
Safuan / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2017

pelatihan tentang analisis pekerjaan yang 1.4 Pengembangan Kepemimpinan


harus dilakukan dan kemudian menetapkan Wirausaha (Entrepreneurial
standar yang diperlukan, McDonald secara Leadership)
drastis dapat meningkatkan hasil dari sumber
Pengembangan SDM berjiwa Kepemimpinan
daya, dan menciptakan pasar baru dan
Wirausaha di Indonesia dapat ditempuh
pelanggan baru. Ini adalah wirausaha.
dengan 2 pendekatan yaitu pendekatan
Makro dan Mikro. Pada tahap makro ini
Wirausaha menurut Hisrich, Peter dan merupakan ranah pemerintah dalam
Shepherd yang dikutip oleh Wijatno mengembangkan SDM secara global melalui
(Wijatno, 2011)[14] adalah proses perencanaan program pendidikan dan
menciptakan sesuatu yang baru, yang pelatihan dalam skala nasional. Pada tahap
bernilai, dengan memanfaatkan usaha dan mikro ini merupakan ranah organisasi seperti
waktu yang diperlukan, dengan perusahaan dimana setiap perusahaan
memperhatikan risiko sosial, fisik, dan melakukan pendidikan dan pelatihan
keuangan, dan menerima imbalan dalam Leadership dan Entrepreneurship kepada
bentuk uang dan kepuasan personal dan karyawan sehingga perusahaan nantinya akan
indepedensi. dapat mencetak karyawan dengan jiwa
Kepemimpinan Wirausaha yang berguna
bagi perusahaan kelak dikemudian hari,
1.3 Kepemimpinan Wirausaha sekaligus menjawab tantangan bagi
(Entrepreneurial Leadership) perusahaan untuk bersaing secara global.

Menurut Greenberg et al. (Greenberg et al, Dalam pengembangan SDM berjiwa


2011)[15] kepemimpinan wirausaha kepemimpinan wirausaha dapat di lihat dari 3
melibatkan model baru pemikiran dan prinsip kepemimpinan wirausaha (Greenberg
tindakan, yang dimulai dengan pandangan
et al., 2011) yaitu :
dunia yang berbeda secara fundamental dari
bisnis dan menerapkan pengambilan
keputusan yang tidak logis.
a. Cognitive Ambidexterity
Sedangkan menurut Afiff (Afiff, 2012)[16],
Perusahaan berbasis kewirausahaan Kepemimpinan wirausaha melibatkan kedua
memiliki kelebihan dimana kinerja
logika prediksi dan logika kreasi dalam
kepemimpinan memiliki ruang gerak yang
lebih leluasa. Berbeda dengan perspektif pendekatan pengambilan keputusan mereka.
organisasi secara umum dimana aspek
kepemimpinan lebih dibatasi oleh pengaturan b. SEER (Social, Environmental, and
organisasi, maka beberapa aspek perusahaan Economic Responsibility and
berbasis kewirausahaan lebih memungkinkan Sustainability)
memfasilitasi kemampuan pemimpin untuk
mempengaruhi perubahan dan kinerja.
Ternyata ukuran perusahaan merupakan Tanggung jawab dan berkesinambungan,
faktor penting dalam melaksanakan Kepemimpinan wirausaha harus tahu
kebijakan manajerial. bagaimana untuk mengarahkan penciptaan
nilai sosial, lingkungan, dan ekonomi dan
Page | 174
Safuan / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2017

ketegangan yang melekat dan potensi sinergi Selanjutnya yang harus dikembangkan
di dalamnya. Selain itu mereka harus belajar adalah cara berfikir kepemimpinan wirausaha
untuk terlibat penciptaan nilai sosial, tentang bagaimana dan kapan dibutuhkan
menggunakan pendekatan analistis. Logika
lingkungan, dan ekonomi secara simultan
prediksi, penggunaan pendekatan analitis
daripada secara berurutan. Diluar SEER, tradisional, merupakan perpanjangan dari
kepemimpinan wirausaha juga metode ilmiah untuk berpikir, mengevaluasi,
memanfaatkan pemahaman mereka tentang dan kemudian bertindak untuk merubah
diri mereka sendiri dalam konteks sosial sebuah organisasi ke arah tujuan yang telah
untuk memandu tindakan yang efektif. ditetapkan.

Kemudian dasar pemikiran yang mendasari


prediksi logika adalah bahwa seseorang dapat
c. SSA (Self and Social Awareness) melindungi atau mengontrol masa depan
melalui analisis rinci. Bagaimana cara
mempraktekkan data mining, riset pasar, dan
Melalui pemahaman otentik dan mendalam alat statistik tradisional untuk
dari kesadaran akan tujuan dan identitas mengidentifikasi dan mengembangkan
mereka sendiri dan bagaimana mereka peluang. Pendekatan prediksi yang paling
dipengaruhi oleh konteks sekitar mereka, berlaku untuk situasi ini di mana tujuan yang
para pemimpin wirausaha membuat telah ditentukan, masalah yang jelas,
penyebab dan efek dipahami, dan data yang
keputusan yang lebih efektif dalam keadaan dapat diandalkan dan tersedia. Pendekatan
tidak pasti dan tidak dapat diketahui. prediksi mengasumsikan bahwa masa depan
yang pasti dapat diprediksi dan bahwa
keputusan dapat dibuat berdasarkan prediksi
Setelah mengetahui 3 prinsip kepemimpinan tersebut.
wirausaha maka selanjutnya adalah
bagaimana langkah pengembangan SDM ke Namun pemimpin wirausaha juga
arah 3 prinsip kepemimpinan wirausaha menemukan bahwa diri mereka dalam situasi
tersebut? Berikut ini langkah pengembangan di mana hal-hal baru atau kompleksitas
SDM berjiwa kepemimpinan wirausaha membatasi kemampuan prediktif mereka.
mengacu kepada ke-3 prinsip di atas, antara Dalam keadaan fundamental baru atau
lain: kompleks di mana hubungan sebab-akibat
tradisional tidak diketahui, tidak selalu bisa
a. Sebuah Cara Baru dalam Berpikir dan untuk mengumpulkan data yang sesuai atau
Bertindak: Mengembangkan Cognitive menggunakan trend historis untuk terlibat
Ambidexterity. prediksi pendekatan analitis. Dalam situasi
yang tidak jelas ini, pemimpin wirausaha
harus belajar untuk menerapkan logika yang
Bagaimana mengembangkan pola pikir ini
berbeda yang didasarkan dengan tindakan,
dalam kepemimpinan wirausaha? Prinsip di
penemuan, dan penciptaan. Pendekatan ini
balik ambidexterity kognitif adalah bahwa
disebut logika kreasi (creation logic).
para pemimpin wirausaha harus bergantung
pada pendekatan analistis yang bervariasi
Dari pengembangan pendekatan ini
dengan melengkapi pikiran dan tindakan
diharapkan semua pemimpin wirausaha perlu
menciptakan dan menerapkan solusi secara
menggunakan kedua logika kreasi dan
sosial, lingkungan, dan ekonomi
prediksi dan menjadi terampil dalam siklus
berkelanjutan.
antara keduanya karena mereka
Page | 175
Safuan / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2017

memperkenalkan ide-ide dan inisiatif baru. juga harus belajar bagaimana menilai
Secara bergantian menggunakan pendekatan kepentingan, hak, dan kekuasaan dari
antara kreasi dan prediksi memungkinkan kelompok yang sangat beragam dari
individu dan organisasi untuk secara efektif pemangku kepentingan. Pemimpin wirausaha
berinovasi dalam mengelola perubahan. perlu belajar bagaimana mengembangkan,
melaksanakan, dan mengukur dampak dari
solusi yang bertanggung jawab dan
b. Sebuah Pandangan dunia Baru: Sosial, berkelanjutan.
Lingkungan, dan Tanggung Jawab
Ekonomi dan Kebersinambungan. c. Kesadaran Diri dan Sosial
memberikan Panduan untuk Tindakan
Salah satu prinsip yang membuat pemimpin
wirausaha yang unik adalah bahwa cara baru Bagaimana mengembangkan kesadaran diri
pengambilan keputusan didasarkan pada pemimpin wirausaha dan kesadaran sosial
pandangan dunia yang berbeda secara serta mengajar mereka untuk memimpin dari
fundamental. Selanjutnya adalah bagaimana semangat diri mereka. Prinsip ketiga
mengembangkan pemimpin wirausaha yang kepemimpinan kewirausahaan ini melibatkan
memiliki pandangan dunia yang unik, dengan pengembangan pemahaman kritis dari diri
fokus khusus pada konsep tanggung jawab mereka sendiri dan konteks sosial dari
sosial, lingkungan, dan ekonomi secara peluang bisnis. Pemahaman ini memberikan
keberlanjutan dan cara-cara inovatif untuk dasar untuk melakukan cara baru untuk
membantu para pemimpin wirausaha mengetahui berdasarkan pandangan yang
memahami pentingnya pandangan unik dari lebih luas dari bisnis. Dengan memulai
bisnis dan masyarakat . dengan pemahaman kritis dari perspektif
mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka,
Muncul realitas global, sosial, lingkungan, para pemimpin wirausaha lebih siap untuk
dan ekonomi mengharuskan kita untuk menerapkan perspektif beragam seperti
mengajarkan para pemimpin untuk mereka menanggapi situasi yang tidak pasti
mempertimbangkan isu-isu di luar dan tidak diketahui. Mereka juga lebih siap
maksimalisasi penciptaan laba dan nilai untuk secara efektif menciptakan program
pemegang saham. Pemimpin wirausaha perlu tindakan yang sedang berlangsung dan untuk
mengembangkan pemahaman yang lebih menegosiasikan hasil yang tidak pasti dan
kompleks hubungan antara penciptaan nilai tidak jelas yang dapat timbul dari
sosial, lingkungan, dan ekonomi. Paradigma pengambilan keputusan mereka.
bisnis tradisional yang memfokuskan secara
eksklusif pada penciptaan nilai ekonomi, atau Akhirnya, pemimpin wirausaha yang telah
yang menggambarkan penciptaan nilai sosial mengembangkan pemahaman ini akan kaya
dan lingkungan sebagai bagian sekunder perspektif dapat melibatkan pemahaman
untuk penciptaan nilai ekonomi, hal ini tidak yang lebih canggih dari satu dunia yang
berlaku lagi. Individu dan organisasi semakin memungkinkan mereka untuk melihat
sering bertanggung jawab atas hasil-hasil implikasi tindakan sosial, lingkungan, dan
sosial, lingkungan, dan ekonomi dari ekonomi. Untuk mengembangkan hal ini,
tindakan mereka. pemimpin wirausaha harus mampu menggali
pertanyaan-pertanyaan kritis: Siapa saya?
Pemimpin wirausaha harus beroperasi dari Apa konteks di mana saya berada? apa yang
pandangan dunia yang berbeda dari bisnis di saya ketahui, dan siapa yang dapat
mana mereka memahami ketegangan yang memberikan saya akses? Memahami
melekat dan potensi sinergi yang ada antara pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan
penciptaan nilai sosial, lingkungan, dan pemimpin wirausaha untuk membuat pilihan
ekonomi. Untuk melakukan hal ini mereka yang bertanggung jawab karena mereka
Page | 176
Safuan / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2017

memilih jalan tindakan dalam kedua situasi 5) Mempunyai kemampuan manajerial untuk
yang tidak bisa diketahui dan tidak pasti. dapat merubah dan menggerakkan
organisasi, (bukan bertahan pada status
1.5 Pemimpin yang Berkualitas quo dengan sistem dan kondisi yang ada),
“Entrepeneurship Leadership” sesuai dengan pilihan strategi perencanaan
organisasi (Frinces, 2009).
Dari hasil pengembangan kepemimpinan
wirausaha di atas dan menyikapi adanya 6) Secara terus menerus melakukan
tuntutan dan tantangan yang berkembang perubahan dalam usaha menciptakan
dalam era globalisasi ini, maka diharapkan keunggulan mutlak walaupun kondisinya
tercipta generasi pemimpin yang berkualitas sudah di depan. Keenam jenis kualitas
‘entrepreneurial leadership’ antara lain seorang pemimpin dalam era global
(Purhantara. 2010): memberikan kesan kepada kita bahwa
yang dibutuhkan dari sosok seorang
1) Kepemimpinan (leadership) yang pemimpin adalah mereka yang sangat
dinamis dan efektif. Kepemimpinan ini (Frinces, 2004) :
bisa diartikan sebagai suatu upaya
menanamkan pengaruh bukan paksaan a) Dinamis - kerja keras
untuk memotivasi dan menggerakkan b) Visioner - berpandangan perspektif
(pihak lain seperti) : karyawan, bawahan, c) Berpengaruh - membawa tim untuk
dan masyarakat sehingga mereka bekerja kerja keras
sesuai dengan kehendak pimpinan yaitu d) Kompetensi (keahlian) - kemampuan
pencapaian tujuan (strategis) organisasi. menyelesaikan tugas.
Dalam menjalankan fungsi pimpinan ini e) Inovatif - entrepreneur,
(untuk menggerakkan para anggota melakukan perubahan
organisasi) diperlukan ketrampilan atau f) Profesional - mampu mencapai tujuan
pengetahuan tentang komunikasi serta strategis
faktor-faktor yang mendorong seseorang
untuk bekerja (motivasi).
1.6 Dampak Positif dari Entrepreneurial
2) Mempunyai profesionalisasi Leadership
kepemimpinan yaitu mau dan mampu
membawa teamwork untuk selalu kreatif,
inovatif, dan mencari berbagai alternatif Dampak positif dari prinsip-prinsip
peluang dengan keberanian mengambil kepemimpinan kewirausahaan menurut
risiko. Roebuck seperti yang dikutip oleh Zwilling
(Zwilling, 2014)[17] yang dimuat oleh
3) Memiliki keahlian (expertise) dan Majalah Forbes adalah :
kompetensi dalam satu atau beberapa
bidang dan menjadi seorang pemikir yang a. Fokus total terhadap pelayanan
intuitif (pencari peluang) bukan pemikir kepada pelanggan.
sistemik (pengatur kerja).
Setiap anggota tim diaktifkan dekat ke garis
4) Mempunyai jiwa dan semangat
kewirausahaan yang tinggi untuk mampu depan pelanggan, sehingga mereka melihat
melihat, mengindentifikasi, bagaimana setiap fungsi berjalan atau tidak
mendayagunakan, dan menciptakan dalam memberikan nilai tambah layanan
peluang mempunyai nilai lebih. yang mereka berikan kepada pelanggan.
Orang-orang pada organisasi yang lebih
Page | 177
Safuan / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2017

besar malah menjauh dari hari ke hari e. Memahami gambaran yang lebih luas.
melakukan kontak dengan konsumen, dan
akhirnya fokus perusahaan menjadi internal Untuk mendapatkan kinerja individu dan tim
ke level tertinggi, setiap orang harus
dan terisolasi.
berkomitmen untuk visi, nilai-nilai, dan
strategi organisasi, seperti halnya tujuan
pribadi mereka. Sikap tidak bertanggung
b. Mengoptimalkan risiko, tidak jawab di luar tujuan individu hampir selalu
meminimalkannya. merugikan perusahaan.

f. Menjaga hal-hal sederhana.


Resiko yang diperhitungkan harus diambil
untuk memungkinkan perubahan, untuk Seiring waktu, orang-orang dalam organisasi
memperbaiki, dan memenuhi kebutuhan besar cenderung membuat hal-hal yang lebih
pelanggan baru. Meminimalkan risiko pada rumit dari yang mereka butuhkan untuk
akhirnya akan menyebabkan setiap memulai. mungkin Ini untuk mengesankan
perusahaan menjadi gagal. Kesalahan akan orang lain dengan keahlian mereka, atau
terjadi, sehingga tujuan tidak harus untuk keinginan mereka untuk meminimalkan
menghilangkan semua kesalahan, tetapi risiko. Pemimpin wirausaha tahu bahwa
untuk menangkap mereka sebelum mereka kompleksitas sebenarnya dapat
menciptakan bencana, dan menjadi berulang. meningkatkan risiko, serta kesalahan, dan
akhirnya mengurangi kepuasan pelanggan.
c. Terus-menerus menjadi kreatif dan
inovatif untuk mendapatkan yang g. Memberikan inspirasi kepada Orang
lebih baik. sekitar Anda dengan visi yang jelas
dan sasaran.

Organisasi matang lupa bahwa perubahan Orang-orang membutuhkan visi berbasis


adalah kesempatan, bukan ancaman. Namun pelanggan dan beberapa bentuk tujuan akhir
tidak ada yang masih menyadari. Perubahan untuk memberikan makna mengapa mereka
memungkinkan setiap orang untuk melakukan hal-hal tersebut, dan melibatkan
mendorong batas-batas dalam menanggapi, mereka di luar pandangan internal mereka.
untuk meningkatkan peluang mereka untuk Mereka juga perlu selangkah-demi-langkah
pertumbuhan diri, meningkatkan posisi membuat target untuk membantu mereka
kompetitif perusahaan dan peluang untuk memvisualisasikan perjalanan ke tujuan itu,
sukses jangka panjang. dan melihat bagaimana untuk mencapainya.

d. Mengambil tanggung jawab pribadi 2. Metodologi Penelitian


untuk hasil organisasi.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
adalah studi literatur.
Sikap yang menjangkiti di dalam perusahaan-
perusahaan besar adalah bahwa individu 2.1 Teknik Pengumpulan Data
karyawan tidak memiliki bertanggung jawab
hasil di luar tujuan mereka sendiri. Hal ini Dalam pengumpulan data, penulis
menyebabkan seluruh perusahaan inefisiensi, mengumpulkan data referensi yang terkait
komunikasi yang buruk, dan tidak selaras, dengan kepemimpinan wirausaha.
dan juga cenderung mengurangi efektivitas
setiap pemimpin individu. 2.2 Analisis Data

Page | 178
Safuan / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2017

Dalam penulisan kualitatif, penyajian data tersebut menunjukkan diantaranya


bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, kepemimpinan kewirausahaan memiliki
bagan, hubungan antar kategori dan pengaruh positif dan signifikan langsung
sejenisnya, tetapi yang paling sering pada motivasi karyawan dan
digunakan adalah teks yang bersifat naratif kepemimpinan kewirausahaan memiliki
Sugiyono (2005).[18] pengaruh positif dan signifikan langsung
pada kinerja organisasi.[21]

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4. Kesimpulan

Para praktisi maupun akademisi melakukan Lingkungan bisnis yang cepat berubah dan
berbagai penelitian tentang Entrepreneurship persaingan global yang semakin ketat
Leadership. Adapun hasil dari penelitian membutuhkan pemimpin yang kreatif,
tersebut antara lain: inovatif serta memiliki kemampuan
komunikasi yang baik untuk menjawab
a. Chheda dan Banga (Chheda dan Banga, tantangan tersebut. Selain itu diperlukan juga
2013) melakukan studi dampak pemimpin yang visioner dan berani
kepemimpinan kewirausahaan terhadap mengambil risiko dari tindakan yang diambil.
kinerja Usaha Kecil dan Menengah di
India. Hasil penelitian tersebut Berdasarkan tinjauan literatur, seperti yang
menunjukkan bahwa Continuous diungkapkan oleh Fernald et al. (Fernald et
Improvement, Innovativeness, proaktif al. 2005)[22] baik pemimpin dan pengusaha
dan Alokasi Sumber Daya adalah empat yang sukses adalah:
komponen penting dalam kepemimpinan
kewirausahaan yang memiliki dampak a. Kepemimpinan strategis (visi dan
positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil tujuan jangka panjang);
ini memiliki implikasi yang berharga bagi b. Kemampuan pemecahan masalah;
para pemimpin kewirausahaan, c. Tepat waktu dalam pengambilan
pengusaha masa depan dan keputusan;
akademisi.[19] d. Kesediaan untuk menerima risiko;
dan
b. Wijaya dan Harjanti (Wijaya dan e. kemampuan negosiasi yang baik.
Harjanti, 2013) melakukan studi
Enterpreneurial Leadership dan
Hubungannya dengan Kinerja Bisnis Pengembangan kepemimpinan wirausaha
pada Usaha Mikro Kecil di Wilayah Jawa baik tingkat makro maupun mikro mutlak
Timur. Hasil penelitian menunjukkan diperlukan dan terus diupayakan
bahwa adanya hubungan antara pelaksanaannya serta di evaluasi agar
entrepreneurial leadership dengan program pengembangan tersebut dapat
kinerja bisnis pada usaha mikro dan kecil berjalan dengan semestinya dan siap
di wilayah Jawa Timur.[20] menghadapi tantangan global yang ada di
depan mata.
c. Lisdiantini (Lisdiantini, 2013) melakukan
studi Pengaruh Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan Kewirausahaan terhadap DAFTAR PUSTAKA
Motivasi Karyawan dan Dampaknya
pada Peningkatan Kinerja Organisasi Paper dalam jurnal
(Studi Pada PT Industri Kereta [1] McKinney Rogers Consultant. (2007).
Api/INKA Madiun). Hasil dari penelitian Entrepreneurship and the Corporate
Page | 179
Safuan / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2017

Environment. A study by McKinney Transformative Leaders Create Winning


Rogers into the role of entrepreneurship Organizations. USA: McGraw-Hill.
in the boardrooms of large global
organizations. [9] Bass, Bernard. M., Bass, Ruth. The Bass
Handbook of Leadership: Theory,
[2] Purhantara, Wahyu. (2010). Research, and Managerial Applications.
KEPEMIMPINAN BISNIS INDONESIA USA: The Free Press.
DI ERA PASAR BEBAS. Jurnal Ekonomi
& Pendidikan, Volume 7 Nomor 1, April [10] Hesselbein, Frances., Goldsmith,
2010. Marshall. (2006). The leader of the
future 2: visions, strategies, and
[19] Chheda, Kavan., Banga, Charu. 2013. practices for the new era. San Fransisco:
Impact of Entrepreneurial Leadership on Jossey Bass.
Performance of Small and Medium
Enterprises in India. Journal of Asia [11] Lussier, Robert N., Achua, Christopher
Entrepreneurship and Sustainability Vol F. (2010). LEADERSHIP Theory,
XI Iss 2 December 2013, RossiSmith Application, & Skill Development 4th
Academic Publications, Oxford, UK edition. USA: South-Western Cengage
www.publicationsales.com. Learning.

[20] Wijaya, Yohan Hadi., Harjanti, Dhyah. [12] Reynolds, Paul Davidson. (2007).
2013. Enterpreneurial Leadership dan Entrepreneurship in the United States:
Hubungannya dengan Kinerja Bisnis The Future Is Now. New York: Springer.
pada Usaha Mikro Kecil di Wilayah
[13] Drucker, Peter F. (1985). Innovation and
Jawa Timur. AGORA Vol. 1, No. 3,
Entrepreneurship, Practice and
(2013). Principles. New York: HarperCollins
[21] Lisdiantini, Netty. 2013. Pengaruh Publishers, Inc.
Budaya Organisasi dan Kepemimpinan
[14] Wijatno, Serian. 2011. Pengantar
Kewirausahaan terhadap Motivasi
Entrepreneurship. Jakarta: Grasindo.
Karyawan dan Dampaknya pada
Peningkatan Kinerja Organisasi (Studi [15] Greenberg, Danna., Sweet, Kate
Pada PT Industri Kereta Api/INKA McKone., Wilson, H. James. (2011). The
Madiun). Widya Warta No. 02 Tahun New Entrepreneurial, Leader
XXXV II/ Juli 2013. ISSN 0854-1981. Developing Leaders Who Shape Social
and Economic Opportunity. California:
Buku
Berrett-Koehler Publishers, Inc.
[5] Rost, Joseph., C. (1993). Leadership for
the twenty-first century. USA: Praeger [18] Sugiyono. (2005) Memahami Penelitian
Publishers. Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
[6] Robbins, Stephen P., Judge , Timothy A. [22] Fernald, Lloyd W, Jr.,Solomon, George
(2013). Organizational behavior 15th ed. T., Tarabishy, Ayman. 2005. A New
New Jersey: Prentice Hall. Paradigm: Entrepreneurial Leadership.
Southern Business Review. Spring.
[7] Armstrong, Michael. (2009). Handbook
of Human Resource Management Makalah seminar, lokakarya
Practice 11th edition. London : Kogan [4] Suyatno, Thomas. 2014. Cracking Zone
Page. Management. Bahan Kuliah ke-7
Kepemimpinan. S3 MSDM Universitas
[8] Wilkins, David., Carolin, Greg. (2013).
Negeri Jakarta.
Leadership Pure & Simple, How
Page | 180
Safuan / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2017

Artikel dari internet


[3] Suryamin. 2014. Nilai Ekspor Juli 2014
Melorot 8 Persen. www.tempo.co
Diakses Tanggal 9 November 2014.
Jam. 10.43.
[16] Afiff, Faisal. 2012. Kepemimpinan
Berbasis Kewirausahaan.
http://fe.unpad.ac.id/id/arsip-fakultas-
ekonomi-unpad/opini/2368 kepem
impinan-berbasis-kewirausahaan.
Diakses Tanggal 12 November 2014.
[17] Zwilling, Martin. 2014. Entrepreneurial
Leadership Can Save Any Business.
http://www.forbes.com/sites/martinzwilli
ng/2014/09/17/entrepreneurial-leadership-can-
save-any-business/. Diakses tanggal 13
November 2014.

Page | 181

View publication stats

You might also like