Professional Documents
Culture Documents
Indah Risnawati PDF
Indah Risnawati PDF
Indah Risnawati
Jurusa n Kebidanan, STIKES Muhammadiyah Kudus
email: indahrisnawati@stikes muhkudus.ac. id
ABSTRACT
Adolescence is a time of transition which is accompanied by physical and psychological changes as
well as social. ease of access to media information from various sources related to sexual problems
can lead to the rapid effects of media exposure that can affect negatively toward premarital sexual
behavior. In this study aims to determine the factors that may affect the premarital sexual behavior
in adolescents. The study was conducted in SMK Muhammadiyah Kudus by the number of
respondents 36, consisting of 24 male students and 12 female students. This research method is
quantitative method with cross sectional study using questionnaires instrument, with chi-square
design. Results from this study were gender, most students with kelaim types of men, and most
never do premarital sexual behavior. The education level of parents also influences premarital
sexual behavior in adolescents. ease of access to media information for the negative impact
adolescent behavior. The role of parents and adolescent milieu into things that need attention in
order to prevent adolescent sexual behavior toward deviant behavior. The conclusions in this study
is the social environment and the role of parents is needed to prevent premarital sexual behavior
committed by juveniles. Adolescent reproductive health education of health workers into things that
are needed by adolescents in order to get the correct information on adolescent reproductive
health.
343
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
Indones ia yang menca pai 2,3 juta per tahun. dewasa muda yang terlibat dalam perilaku
Di Jawa tengah ada sekitar 60 perempuan seksual berisiko tinggi. Pendidikan seks dan
yang melakukan aborsi perbulan atau se kitar program pencegahan HIV harus membekali
720 per tahun. Tragisnya 15-30% dari mereka dengan pengetahuan yang memadai
perilaku aborsi itu adalah remaja yang tentang kontrasepsi dan penggunaan kondom.
berstatus siswi SMP (Sekolah Menengah Program intervensi dapat dimulai dengan
Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah sikap mereka terhadap se ks. (Yip, dkk.2013)
Atas), hal ini menunjukkan rentannya remaja Perilaku seksual di kalangan kaum muda
terhadap masalah seks bebas (BKKBN , yang belum menikah berkorelas i dengan
2007) perilaku berisiko non-se ksual. tetapi dengan
Remaja semakin lekat dengan kehidupan pola yang berbeda di tiga pengaturan.
seks bebas pada usia 15-24 tahun. Masa Intervensi yang bertujuan untuk mengurangi
remaja atau adolescence merupakan sa lah hubungan seks tanpa kondom umumnya
satu fase penting bagi perkembangan pada berfokus hanya pada perilaku seksual;
tahap-tahap kehidupan se lanjutnya. Namun, mengingat korelas i ditemukan di sini
Berdasarkan se nsus penduduk tahun 2000, antara perilaku seksual berisiko dan non-
jumlah remaja di Indones ia adalah seksual, mereka harus menargetkan perilaku
62.594.200 jiwa atau sekitar 30,41 % dari berisiko ganda. (Tu dkk,2012)
total se luruh penduduk Indones ia (Dirjen Perilaku seksual pada remaja ini pada
P2PL Kemenkes RI, 2011). akhirnya dapat mengakibatkan berbagai
Penelitian Soetjiningsih (2007) dampak yang merugikan remaja itu sendiri.
menunjukan bahwa faktor–faktor yang Berdasarkan survey yang dilakukan oleh
mempengaruhi perilaku seks pranikah BKKBN 63% remaja SMP dan SMA di
remaja adalah hubungan orang tua dengan Indonesia pernah berhubungan seks.
remaja, tingkat pemahaman agama Sebanyak 21% Di antaranya melakukan
(religiusitas), tekanan negatif teman aborsi. Menurut Direktur Remaja dan
sebaya, dan eksposur media pornografi Perlindungan Ha k-Hak Reproduksi BKKBN,
memiliki pengaruh yang signifikan M Masri Muadz, data itu merupakan hasil
terhadap perilaku se ks pranikah remaja. survei oleh sebuah lembaga survei yang
Penelitian-penelitian lain di Indones ia mengambil sampel di 33 provinsi di
juga memperkuat gambaran adanya Indonesia pada 2008. Angka ini naik
peningkata n risiko pada perilaku seksual dibandingkan dengan tahun-tahun
kaum remaja. Temuan-temuan tersebut sebelumnya. Berdasarkan penelitian 2005-
mengindikas ikan bahwa 5%-10% pria muda 2006 di kota-kota besar mulai Ja botabek,
usia 15-24 tahun yang tidak/belum menikah, Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan
telah melakukan aktifitas seksual yang Makassar, ditemukan sekitar 47% hingga 54
berisiko Selanjutnya has il dari penelitian % remaja mengaku melakukan hubungan
mengenai kebutuhan akan layanan kesehatan seks sebelum nikah. Perilaku seks bebas
reproduksi di 12 kota di Indonesia pada tahun remaja saat ini sudah cukup para h. Peranan
1993, menunjukkan bahwa pemahaman agama dan keluarga sangat penting
mereka akan seksualitas sa ngat terbatas. mengantisipas i perilaku remaja tersebut.
.(Minah danTrisnawati. 2014) BKKBN melansir data para remaja
Pengetahuan diperoleh melalui suatu rentan dengan risiko gangguan kesehatan
proses yang mempengaruhi dan perilaku seperti penyakit HIV dan AIDS, penggunaan
yang didasari pengetahuan akan lebih narkoba, serta penyakit lainnya. Data gaya
langgeng dari pada perilaku yang tidak hidup “ngesek pranikah” ini se kaligus
didasari pengetahuan (Notoatmojo, 2006). mengkonfirmas ikan data dari departemen
Seks pranikah menjadi lebih umum di kesehatan per September 2008. Data
kalangan pemuda yang belum menikah di menyebutkan, dari 15.210 penderita AIDS
Hong Kong, dan sebagian kecil dari orang
344
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
atau orang yang hidup dengan HIV dan Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36
AIDS 54 % adalah remaja. responden.
Dari bebera pa penelitian tentang Jenis data dalam penelitian ini adalah
perilaku reproduksi remaja yang telah data primer, dengan menggunakan
dilakukan, menunjukkan tingkat permisivitas instrument kues ioner didapatkan jawaban dan
remaja di Indones ia cukup memprihatinkan. hasil dari data tersebut melalui proses entry
Faturochman (1992) merujuk beberapa dan olah data dengan menggunakan
penelitian yang hasilnya dianggap komputerisasi. has ilnya akan dianalisis
mengejutkan, seperti penelitian Eko seorang dengan menggunakan chi-square.
remaja di Yogyakarta (1983). Penelitian
SAHAJA di Medan (1985) dan di Kupang 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
(1987), dan penelitian yang dilakukan oleh
Unika Atmajaya Ja karta dengan Perguruan Hasil
Ilmu Kepolisian. Semua penelitian tersebut Penelitian dilakukan di SMK
menunjukkan bahwa remaja di daerah Muhammadiyah Kudus kelas 11 dengan
penelitian yang bersangkutan telah jumlah res ponden 36 siswa , . mas ing-mas ing
melakukan hubungan seksual. berusia sekitar 15-18 tahun.
Menurut sebuah penelitian, remaja yang
gemar melakukan sexting tujuh kali lebih Tabel 1. Tabel Distribusi Sampel
aktif secara seksual dan cenderung berdasarkan jenis kelamin
berhubungan seksual tanpa pengaman. Hasil
penelitian ini merujuk pada pengamatan Frekuensi Persentase
perilaku terhadap 1.800 siswa di Los Valid
Angeles , AS, berusia 12 sa mpai 18 tahun. Laki-laki 24 66,7
Para peneliti menemukan, 15 persen Perempuan 12 33,3
responden mengaku menggunakan Total 36 100,0
handphone untuk sexting dan 54 persen
responden mengetahui siapa pengirim Berdasarkan jenis kelamin, dari 36
sexting. Responden jara ng yang mengetahui responden, yang terdiri dari 24 laki-laki dan
bahwa sexting berpengaruh pada perilaku 12 perempuan Dari 24 siswa laki-laki, 21 di
seksual yang berisiko. antaranya sudah pernah berperilaku seksual
Peneliti di University of Southern pranikah, mulai dengan membuka situs porno
California menyatakan tingkat partisipas i sampai dengan berc iuman bibir. Laki-laki
pada remaja menunjukkan has il yang sama. lebih banyak berperilaku se ksual pranikah
Kala itu, penelitian ini mencermati para dibandingkan perempuan.
responden yang sebagian besar remaja Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
keturunan latin hispanik. Sebanyak 87 persen laki-laki lebih sering membuka dan
diidentifikas i normal dan hampir tiga menonton situs porno, baik dengan se ngaja
perempatnya dilaporkan memiliki ponsel dan maupun tidak sengaja, laki-laki juga lebih
menggunakannya setiap hari. banyak yang sudah pernah melakukan
hubungan ata u berperilaku seksual dengan
1. METODE PENELITIAN perempuan mulai memegang tangan,
Populas i dalam penelitian ini adalah mencium bibir, memegang payudara, sampai
siswa menengah Atas yang berada di SMK dengan memegang a lat kelamin lawan jenis.
Muhammadiyah Kudus, kelas 11 yang Penelitian yang dilakukan di Malaw i
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jenis menunjukkan bahwa Pria lebih sering
penelitian kuantitatif dengan disa in melakukan seks pranikah dibanding
penelitiannya adalah analitik korelatif dengan perempuan, sedangkan pere mpuan lebih
menggunakan pendekatan cross sectional. jara ng melakukannya, dengan tingkat
pendidikan yang rendah, perempuan dengan
345
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
tingkat status sosial yang tinggi dan seksual pranikah terjadi pada orang tua
mempunyai pendidikan lebih tinggi akan dengan tingkat pendidikan SMA-PT
lebih susah diterima secara cenderung lebih banyak, yaitu 10 anak
sosial.(Hampejsek,dkk.2013) melakukan perilaku seksual pranikah,
Sementara penelitian di Hongkong sedangkan paling sedikit yaitu 4 anak dari
menyatakan bahwa Pemuda yang belum orang tua dengan pendidikan SD.
menikah di Hongkong memiliki pengetahuan Dari has il analisis bahwa tingkat
seks yang memadai, tetapi pengetahuan pendidikan orang tua mempengaruhi perilaku
kontrasepsi kurang, Mayoritas remaja yang seksual pranikah pada remaja, uji statistik
belum menikah (63,8%) yang mempunyai diperoleh nilai p 0,031 atau kurang dari 0,05.
sikap libera l terhadap seks pranikah dan Hal ini sesuai dengan penelitian yang
sekitar setengahnya melakukan aktivitas menyatakan bahwa Pendidikan orang tua
seksual dan kehamilan pranikah. Pria memainkan peran yang sangat penting dalam
cenderung memiliki sikap libera l lebih ke mengurangi praktek se ks pranikah se perti
arah perilaku se ks berisiko tinggi daripada yang terungkap dalam penelitian ini 81,76%
perempuan muda. Sekitar 41,5% dari remaja dari remaja telah berlatih se ks yang aman dan
yang belum menikah melaporkan telah bekas kondom dan 22,32% dari mereka benar
melakukan hubungan se ks pranikah, dibuang setelah digunakan, dari penelitian ini
sedangkan kurang dari 10% yang terlibat menunjukkan bahwa sebagian besar remaja
dalam perilaku se ksual berisiko tinggi. Pria menggunakan kondom dengan benar. (Sing,
juga dilaporkan jumlahnya lebih tinggi 2006).
melakukan seks pranikah, hubungan seks Penduduk Indones ia membutuhkan
bebas , dan banyak pasangan suatu pendidikan seksual serta bimbingan
seks.(Chiao,2012) pada masa puber. Pendidikan ini harus
Seks pranikah menjadi lebih umum di diperketat di kalangan orang tua dan remaja.
kalangan pemuda yang belum menikah di Bagaimanapun juga orang tua berperan besar
Hong Kong, dan sebagian kecil dari orang dalam pembentukan karakter anak.
dewasa muda yang terlibat dalam perilaku Tabel 3. Hubungan antara pekerjaa n
seksual berisiko tinggi. Pendidikan seks dan orang tua dengan perilaku seksual pranikah
program pencegahan HIV harus membekali Variabel Perilaku seksual pranikah
mereka dengan pengetahuan yang memadai pekerjaan Perna % Tidak %
tentang kontrasepsi dan penggunaan kondom. orang tua h pernah
Program pencegahan dapat dimulai dengan PNS 4 11,1 1 2,8
sikap mereka terhadap seks.(Yip,dkk. 2013) Non PNS 19 52,8 12 33,
Tabel 2. Hubungan antara tingkat 3
Total 23 63,9 13 36,
pendidikan orang tua dengan perilaku seksual 1
pranikah
Hasil penelitian dari iran menunjukkan
bahwa terdapat 5 konsep yang terlibat dalam
membentuk perilaku seksual pranikah, yaitu
Variabel Perilaku seksual pranikah
cara membesarkan anak, intera ksi orangtua
Tingkat Pernah % Tidak %
pendidikan pernah
dan anak, dukungan ekonomi terhadap anak,
orang tua keyakinan agama dan kesadaran tentang
SD 4 11,1 4 11,1 seksual. keluarga mempunyai peran yang
SMP 9 25 4 11,1 penting dalam membentuk karakter anak-
SMA-PT 10 27,8 5 13,9 anak, dukungan dan pendidikan dari orang
Total 23 63,9 13 36,1 tua sangat penting untuk mengurangi
konskuensi dari hubungan seksual pranikah.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa (Noroozi,2014)
dari 23 anak yang melakukan perilaku
346
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
347