Professional Documents
Culture Documents
Website: https://journal.ilininstitute.com/index.php/IJoLEC
Vol X, No X, April 2020, pp xx-xx
p-ISSN:2460-1497 dan e-ISSN: 2477-3840
DOI: https://doi.org/10.31960/IJoLEC.v1i1
Artikel info
Abstract. Self-regulation in learning (self-regulated learning) is a
Artikel history: way of active student learning individually to achieve academic goals
Received; xx-xx by monitoring behavior, motivating themselves, and using cognitive
Revised:xx-xx functions in learning. There are three things that affect a person in
Accepted;xx-xx conducting self-regulation in learning (self-regulated learning),
including individuals, behavior and environment, environmental
factors can be either the physical environment or social environment,
such as the family environment, peers and so forth. Peers have a
significant role in developing students' ability to process information
and increase learning motivation. This study aims to determine the
influence of peers with self-regulation in learning for students at the
Faculty of Medicine, Malahayati University. The research method
uses a quantitative approach with cross sectional design. The
population in this study were all 2018 students of the Faculty of
Medicine, University of Malahayati. Obtained a sample of 123
students using the calculation of Slovin formula. How to take samples
through Simple Random Sampling. A study of 123 respondents found
a p-value of 0,000 (p-value <α = 0.05) which means that there is a
significant relationship between peer influence and self-regulation in
learning of students at the Faculty of Medicine at Malahayati
University. Obtained correlation coefficient (r) = 0.504 shows that
the direction of the resulting relationship shows a positive direction
with a strong enough correlation strength. Conclusion : There is the
influence of peers with self-regulation in learning at student medical
faculty of Malahayati University.
1
Pengaruh Teman Sebaya | 2
perilaku antara lain behavior self-reaction, regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa
personal self-reaction serta environment self- Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
reaction. Sedangkan faktor lingkungan dapat Desain yang digunakan dalam penelitian ini ada
berupa lingkungan fisik maupun lingkungan Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk
sosial, seperti lingkungan keluarga, lingkungan mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
sekolah, teman sebaya dan lain sebagainya. faktor risiko dengan efek, dengan cara
Tidak hanya orang dewasa seperti orang tua dan pendekatan, observasi atau pengumpulan data
keluarga saja yang berperan dalam pembentukan sekaligus pada suatu saat.
diri, teman sebaya pun memiliki peran menjadi
agen sosialisasi yang membantu mahasiswa Waktu penelitian adalah bulan
dalam membentuk perilaku dan keyakinan diri November 2019- Janurai tahun 2020 yang
(Ormrord, 2008). dlakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati. Subjek penelitian ini adalah
Pada penelitian oleh Kartika puspita Mahasiswa fakultas kedokteran Universitas
tahun 2018 diperoleh kesimpulan bahwa ada Malahayati angkatan 2018 Bandar Lampung.
pengaruh dukungan teman sebaya terhadap
regulasi diri dalam belajar siswa. Dukungan Populasi dalam penelitian ini adalah
teman sebaya memberikan sumbangan efektif mahasiswa angkatan 2018 Fakultas Kedokteran
sebesar 13,9% terhadap regulasi diri dalam Universitas Malahayati sebanyak 177 orang.
belajar siswa. Semakin baik tingkat dukungan Didapatkan Jumlah sampel 123 mahasiswa
teman sebaya yang didapatkan siswa maka menggunakan perhitungan rumus slovin. Cara
regulasi diri dalam belajar siswa akan semakin pengambilan sampel melalui Simple Random
tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah Sampling Data yang diambil merupakan data
tingkat dukungan teman sebaya yang didapatkan primer. Analisis data menggunakan uji Spearman
siswa maka regulasi diri dalam belajar siswa pada aplikasi SPSS 20 dengan tingkat
akan semakin rendah pula. kemaknaan pada penelitian ini ditetapkan dengan
nilai p < 0,05. Adapun uji statistic yang
digunakan adalah uji koreasi spearmans jika
tidak terdistribusi normal dan uji korelasi
METODE pearson jika terdistribusi normal.
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Pengaruh Teman Sebaya Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati
Dari tabel di atas menunjukan bahwa distribusi frekuensi Pengaruh Teman Sebaya pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati sebanyak 11 mahasiswa (8,90%) dengan
tingkat rendah, sebanyak 65 mahasiswa (52,80%) dengan tingkat sedang dan sebanyak 47 mahasiswa
(38,20%) dengan tingkat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian di atas Pengaruh teman sebaya pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati pada hasil penelitian ini diketahui bahwa
memiliki nilai tengah 106,44 dengan pengaruh teman sebaya yang tinggi, untuk nilai minimum
Pengaruh Teman Sebaya | 4
sebanyak 63 dengan pengaruh teman sebaya rendah dan nilai maksimum 130 dengan pengaruh teman
sebaya yang tinggi. Selain itu berdasarkan kategori pengaruh teman sebaya, dalam penelitian ini
sebagian besar mahasiswa angkatan 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati memiliki
pengaruh teman sebaya sebanyak 47 mahasiswa (38,20%) memiliki pengaruh teman sebaya tinggi
yang artinya reponden tersebut mendapatkan perasaan nyaman, penghargaan, perhatian, dan
kesenangan dari teman sebayanya yang mengakibatkan ia termotivasi untuk berusaha menggapai
tujuan belajarnya. Kepercayaan diri mahasiswa pun meningkat karena adanya dukungan yang diterima
dari teman sebaya yang meyakinkan dirinya bahwa mahasiswa tersebut mampu dalam mencapai target
belajar. Hal ini yang membuat mahasiswa mampu merencanakan, memonitor, mengevaluasi tujuan
dan strategi belajar serta mampu menentukan lingkungan belajar yang diinginkan.
Ditemukan juga mahasiswa dengan pengaruh teman sebaya yang sedang sebanyak 65
mahasiswa (52,80%) dimana responden mendapatkan pengaruh teman sebaya yang cukup baik
walaupun belum tinggi, dan mahasiswa yang memiliki pengaruh teman sebaya rendah sebanyak 11
mahasiswa (8,90%). Hal ini sejalan dengan Zastrow & Ashman (dalam Hikmah, 2012) yang
menjelaskan bahwa mahasiswa dengan teman sebayanya saling memberikan dukungan emosional dan
memberikan informasi penting yang dapat dijadikan referensi dalam membandingkan keyakinan, nilai,
sikap, dan kemampuan mereka dengan mahasiswa lainnya. Omrord (2008) juga menyatakan salah satu
hal yang menyebabkan teman sebaya berperan penting bagi seorang mahasiswa, karena remaja
cenderung memilih teman sebaya yang serupa dengan mereka dalam hal aktivitas, motif berperilaku,
gaya berperilaku maupun prestasi akademis. Teman sebaya mampu memberikan gagasan dan
perspektif baru yang tidak didapatkan dari orangtua. Leka (2015) juga berpendapat bahwa dukungan
teman sebaya terutama dari teman sekelas memiliki dampak positif berupa prestasi belajar.
Dari tabel 2 di atas menunjukan bahwa distribusi frekuensi regulasi diri dalam belajar pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati sebanyak 11 mahasiswa (8,9 %) dengan
tingkat rendah, sebanyak 67 mahasiswa (54,5%), dengan tingkat sedang, sebanyak 45 mahasiswa
(36,6%) dengan tingkat tinggi. Menurut hasil penelitian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati, di dapatkan 11 mahasiswa (8,9 %) dengan tingkat rendah, sebanyak 67
mahasiswa (54,5 %) dengan ingkat sedang, sebanyak 45 mahasiswa (36,6 %) dengan tingkat tinggi.
Didapatkan nilai median 102.16, nilai minimum 54, dan nilai maksimum 131. Dengan hasil penelitian
tersebut, disebutkan bahwa rata-rata mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati memiliki
regulasi diri dalam belajar tingkat sedang.
Pintrich memaparkan bahwa regulasi diri dalam belajar sebagai usaha keras untuk mengontrol
perilaku, motivasi dan affect, kognisi, serta usaha keras untuk mencapai tujuan tertentu maka individu
harus mengendalikan tindakannya. Thoresen dan Mahoney memaparkan dari perspektif sosial-
kognitif, bahwa keberadaan regulasi diri dalam belajar ditentukan oleh tiga wilayah yakni wilayah
person, wilayah perilaku, dan wilayah lingkungan (Zimmerman, 1989). Mahasiswa yang melakukan
regulasi diri dalam belajar akan memiliki prestasi belajar yang baik (Fasikhah dan Fatimah, 2013).
Apabila mahasiswa tidak melakukan regulasi diri dalam belajar, maka mahasiswa dapat mengalami
stress dan melakukan prokrastinasi akademik. Mahasiswa yang melakukan regulasi diri dalam belajar
menurut Pintrich (2003) yaitu mahasiswa yang menetapkan tujuan dan merencanakan kegiatannya,
melakukan monitor dan kontrol terhadap aspek kognitif, motivasi serta tingkah lakunya dalam
5 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling
mencapai tujuan tersebut. Mahasiswa yang melakukan regulasi diri dalam belajar ini adalah
mahasiswa yang dapat berhasil dalam pendidikannya.
Dari tabel 3 di atas Uji hipotesa menggunakan uji Spearman Rank Correlation pada
responden, diperoleh hasil significancy p-value = 0.000 (p-value < α= 0,05), maka hipotesa nihil (Ho)
yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh teman sebaya
dengan regulasi diri dalam belajar. Karena hipotesa nihil ditolak, dengan demikian hipotesis alternatif
(Ha) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh teman sebaya
dengan regulasi diri dalam belajar. Kemudian diperoleh koefisien korelasi (r)= 0,504 menunjukan
bahwa arah hubungan yang dihasilkan menunjukan arah positif dengan kekuatan korelasi cukup kuat.
Hasil penelitian disajikan dengan lengkap dan sesuai ruang lingkup penelitian. Hasil penelitian dapat
dilengkapi dengan tabel, grafik (gambar), dan/atau bagan. Tabel dan gambar diberi nomor dan judul.
Hasil analisis data dimaknai dengan benar.
yang menyatakan bahwa hubungan positif yang sebanyak 47 mahasiswa (38,20%) dengan
dimiliki siswa dengan kawan sebaya tingkat tinggi.
memberikan dampak yang positif terhadap 2. Diketahui bahwa dari 123
regulasi diri dalam belajar siswa. Dukungan responden menunjukan regulasi diri dalam
teman sebaya yang diterima mahasiswa akan belajar pada mahasiswa Fakultas
mampu menumbuhkan keyakinanan diri Kedokteran Universitas Malahayati
mahasiswa atas kemampuannya dalam mengatur sebanyak 11 mahasiswa (8,90%) dengan
kegiatan belajarnya sesuai dengan kebutuhan diri tingkat rendah, sebanyak 67 mahasiswa
mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa (54,50%) dengan tingkat sedang, sebanyak
memiliki regulasi diri dalam belajar yang tinggi. 45 mahasiswa (36,60%) dengan tingkat
Hal ini didukung pula oleh penelitian dari Estell tinggi.
& Perdue (2013) yang menjelaskan bahwa 3. Dari hasil penelitian kepada
dukungan teman sebaya memiliki keterlibatan 123 responden didapatkan p-value 0,000
pada kegiatan pembelajaran mahasiswa. (p-value <α= 0,05) yang artinya terdapat
Mahasiswa yang melakukan regulasi diri dalam hubungan yang signifikan antara pengaruh
belajar akan memiliki prestasi belajar yang baik teman sebaya dengan regulasi diri dalam
(Fasikhah & Fatimah, 2013). Apabila mahasiswa belajar pada mahasiswa Fakultas
tidak melakukan regulasi diri dalam belajar, Kedokteran Universitas Malahayati.
maka mahasiswa dapat mengalami stress dan Diperoleh koefisien korelasi (r)= 0,504
melakukan prokrastinasi akademik. Tidak hanya menunjukan bahwa arah hubungan yang
itu, regulasi diri dalam belajar memberikan dihasilkan menunjukan arah positif dengan
sumbangan sebanyak 53,2% terhadap kecemasan kekuatan korelasi cukup kuat.
akademis mahasiswa yang dapat mengakibatkan
mahasiswa mengalami stress (Etiafani & SARAN
Listiara, 2015). Dengan demikian, dukungan dari
teman sebayanya sangat diperlukan dalam proses Bagi Peneliti Selanjutnya
belajar, karena dapat berpengaruh pada regulasi
diri dalam belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi salah satu sumber referensi bagi
UCAPAN TERIMAKASIH peneliti lain yang hendak melakukan
penelitian selanjutnya yang terkait degan
Terima kasih kepada Ibu Vira Sandayanti, S.Psi, regulasi diri dalam belajar dengan
M.Psi selaku pembimbing I dan Ade Utia Detty, menambahkan variabel yang lebih banyak
dr., M.Kes selaku pembimbing II dan Marisa agar menjadi pelengkap dalam penelitian ini.
Anggraini, dr., M.Pd.Ked selaku penguji yang Peneliti menyarankan agar dilakukan
telah meluangkan waktunya untuk membimbing penelitian lebih lanjut mengenai faktor-
dalam penyusunan proposal ini. faktor lain yang mempengaruhi tingkat
regulasi diri dalam belajar dan pengaruh
SIMPULAN DAN SARAN teman sebaya, serta melakukan penelitian
dalam cakupan yang luas. Serta disarankan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan untuk memilih waktu yang tepat saat
penelitian, maka dapat diambil kesimpulan mengambilan data.
mengenai pengaruh teman sebaya dengan
regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa Bagi Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Univeristas Malahayati
tahun 2018 sebagai berikut: Diharapkan Mahasiswa Kedokteran
dapat menggukan strategi belajar
1. Diketahui bahwa dari 123 berdasarkan aspek regulasi diri dalam belajar
responden menunjukan bahwa Pengaruh agar dapat membantu mengembangkan
Teman Sebaya pada mahasiswa Fakultas kemampuan pemecahan masalah yang
Kedokteran Universitas Malahayati dibutuhkan dengan kondisi apapun sebagai
sebanyak 11 mahasiswa (8,90%) dengan dokter yang kompeten
tingkat rendah, sebanyak 65 mahasiswa
(52,80%) dengan tingkat sedang dan Bagi Peneliti Selanjutya
7 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling
Hasil penelitian ini diharapkan dapat edisi keenam jilid 1. Jakarta: Penerbit
menjadi dorongan bagi penyelenggara Erlangga.
Fakultas maupun Universitas untuk Pintrich, P. R., 2003. A Motivational science
melakukan berbagai upaya meminimalisir perspective on the role of student
regulasi diri dalam belajar yang rendah dan
mengingkatkan prestasi belajar pada motivation in learning and teaching
mahasiswanya. Program studi juga dapat contexts. Journal of educational
menyelenggarakan program dengan Psychology, 95(4), 667.
melakukan pemilihan mahsiswa berprestasi Puspitasari, K., 2018. Pengaruh Dukungan
setiap tahunnya agar mahasiswa terpacu Sosial Kawan Sebaya Terhadap Regulasi
untuk berprestasi. Diri Dalam Belajar Siswa Sekolah
Berasrama (Boarding School) (Doctoral
DAFTAR RUJUKAN
dissertation, University of Muhammadiyah
Etiafani & Anita L., 2015. Self-regulated Malang).
learning dan kecemasan akademik pada
siswa SMK. Jurnal Empati, 4, (4), 144- Rahayu, Risa., 2017 . Hubungan Antara Regulasi
149. Diri Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa
Farley, J. P., & Kim-Spoon, J. 2014. The Kelas X SMA Negri Seputih Raman
development of adolescent self- Lampung Tengah Tahun Ajaran
regulation: Reviewing the role of parent, 2016/2017 (skripsi). Universitas
peer, friend, and romantic Lampung.
relationships. Journal of Zimmerman, B. J., & Pons, M. M. 1986.
adolescence, 37(4), 433-440. Development of a structured interview
Fasikhah, S, S & Siti F., 2013. Self regulated for assessing student use of self-
learning dalam meningkatkan prestasi regulated learning strategies. American
akademik pada mahasiswa. Jurnal Ilmiah educational research journal, 23(4),
Psikologi Terapan, 1, (1). 614-628.
Hikmah, N., 2012. Hubungan antara dukungan Zimmerman, B. J., 1989. A social cognitive view
sosial kawan sebaya dengan motivasi of self-regulated academic learning.
berprestasi alumni siswa-siswi SMAN 38 Journal of Educational Psychology, 4,
Jakarta lulusan tahun 2011. Skripsi. (2), 22-63.
Universitas Indonesia. Zimmerman, B. J., 1990. Self regulated learning
Leka, I., 2015. The impact of peer relations in and academic achievement: An
the academic process among adolescents. overview. Educational Psychologist.
Mediterranean Journal of Social Sciences, Lawrence Erlbaum Associates.
6, (1).
Lisiswanti, R., 2016. Pembelajaran di Fakultas
Kedokteran: Pengenalan bagi Mahasiswa
Baru. JK UNILA, jurnal kedokteran
universitas lampung, vol 1 no 2, oktober
2016, 1(2), 399-403.
Malahayati, Universitas. 2017. Profesi Dokter
Evaluasi Diri. Di Download di
unimal_profesi dokter_evaluasi
diri_komponen E.docx diakses 02
September 2019.
Ormrod, J. E., 2008. Psikologi pendidikan:
Membantu siswa tumbuh dan berkembang