You are on page 1of 6
Modul MATEMATIKA EKONOMI-L PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTEMUAN KE- 6 POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET A. TUJUAN PEMBELAJARAN : Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat: 1.1. Membedakan pengertian barisan dan deret, 1.2. Menentukan suku ke-n deret hitung (Aritmetika), 1.3. Menentukan jumlah sampai suku ke-n deret hitung (Aritmetika) B. URAIAN MATERI BARISAN DAN DERET Barisan (sequences) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan fertentu, Bilangan yang tersusun tersebut disebut suku. Perubahan di antara suku-suku yang berururtan ditentukan oleh suatu ketambahan bilangan tertentu atau suatu kelipatan bilangan tertentu. Suatu barisan bila dilihat dari segi perubahan di antara suku-suku yang berurutan mempunyai dua jenis, yaitu : Barisan aritmatika dan barisan geometri. Bila dilihat dari banyaknya suku, barisan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : barisan terhingga (finite) dan barisan tak terhingga (infinite). Deret (series) adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan. Bila dilihat dari perubahan di antara suku suku berurutan, maka deret dapat dibagi menjadi dua yaitu : deret aritmatika dan deret geometri. Deret geometri bila dilihat dari banyaknya suku maka deret tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitr : deret geometri terhingga (finite geometric series) dan deret geometrik tak terhingga (infinite geometric series). Deret geometric terhingga adalah deret yang mempunyai kelompok bilangan tertentu, sedangkan deret geometrik tak terhingga adalah deret yang mempunyai kelompok bilangan yang tidak terbatas. ‘1 MANAJEMEN 44) Modul MATEMATIKA EKONOMI-L PROGRAM STUDI MANAJEMEN Deret tak terhingga (infinite) dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu deret geometrik tak tentu konfergen dan deret geometrik tak tentu divergen. Deret tak tentu konvorgen adalah deret yang mempunytai nilai bilangan nyata, sedangkan deret tak tentu divergen adalah suatu deret yang tidak maenghasilkan nilai bilangan nyata, Untuk membedakan diantara deret tak tentu kovergen dan divergen not: berikut ini. jika Si mewakili suatu bilangan dalam barisan dan b adalah bilangan nyata, maka deret tertentu konvergen adalah : De Dan suatu deret geometri tak tentu divergen adalah : > tak didefinisikan ro b DERET HITUNG (ARITMATIKA) Deret hitung adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan tethadap sebuah bilangan tertentu, Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung, ini dinamakan pembeda, yang tak lain merupakan selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan, Contoh: 1) 7,12, 17, 22,27, 32 (Pembeda = 5) 2) 93,83, 73, 63, 53,43 (Pembeda = -10) SUKU Ke-n (Un) DERET HITUNG Suatu barisan (sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut urutan tertentu, Misalnya: 7, 12, 17, 22, 27, 32 ,. Masing-masing suku dalam barisan setelah suku pertama diperoleh dengan cara menambahkan nilai 5 pada suku sebelumnya atau suku yang mendahuluinya, as7 U2=74+5=12 ‘1 MANAJEMEN 1435) Modul MATEMATIKA EKONOMI-L PROGRAM STUDI MANAJEMEN Us=1245=17 U.=17+5=22 dan seterusnya sampai suku ke-n (Us). Barisan diatas menyatakan bahwa selisih atau perbedaan nilai diantara dua suku yang berurutan mempunyai beda yang konstan, Barisan seperti ini disebut barisan aritmatika (arithmetic sequence). Barisan aritmatika adalah suatu barisan dimana selisih di antara dua suku yang berurutan mempunyai nilai yang konstan, Nilai Konstan ini biasanya dilambangkan dengan huruf b, barisan aritmatika ini ditentukan nilai suku ke-n jika suku pertama a dan beda yang sama b deketahui sebagai berikut, a, U2,Us, Us, Us,...5 Un Dimana: U) =a=suku pertama Ur=a+b=suku kedua Us= Ur b=(a+b)+ b= a + 2b = suku ketiga Us= Us + b= (a+ 2b) + b=a + 3b=suku keempat Us= Us +b = (a+ 3b) + b=a + 4b =suku kelima Koefisien dari b dalam suku-suku tertentu adalah lebih besar dari satu. Suku ke-n atau suku terakhir dalam suatu barisan aritmatika adalah : Un=a+(n-1)b Dimana: U)= Suku ke-n a= Suku pertama b= beda yang sama banyaknya suku Contoh in 3000, 3500, 4000, . Tentukan suku ke-10 (Uio) dari ba Jawab a= Suku Pertama = 3.000 b=Pembeda — = Up-U; = 3500-3000 500 n = 10 Nilai dari Us adalah : ‘S-T MANAJEMEN, [46] Modul MATEMATIKA EKONOMI-L PROGRAM STUDI MANAJEMEN Us =a+(n—1)b 3.000 + (10-1) 500 3.000 + 4.500 = 7.500 Contoh 2: Carilah suku ke-21 dalam suatu barisan aritmatika jika diketahui suku ke -5 dan suku ke-I1 adalah 41 dan 23. Penyelesaian : Jika a adalah suku pertama dan b adalah bda yang sama maka Us=at+4b=41 a) Una 10b=23 Q Eliminasi persamaan (1) dan persamaan (2), diperoleh: Us=a+ 4b=41 Up=a+t 10b = 23 (-) -6b= 18, b=18/6=-3 Substitusi b = -3 ke persamaan (1), diperoleh: 41 41 +12=53 Jadi suku ke 21 (U2) = a+(n—1)b =53+20(b) = 53 +20(-3) =53-60=-7 JUMLAH SAMPAI SUKU Ke-n (Dn) DERET HITUNG: Selanjutnya, yang dimaksud dengan deret aritmatika adalah jumlah dari suku- suku dalam suatu barisan aritmatika, Bentuk deret aritmatika ini adalah sebagai berikut. + (a+ (n= 1)b) atau Da=at(a+b)+(at 2b). Dy =U; + Uz+ U3 +..... + Un Hal tersebut dapat dinyatalan secara umum sebagai berikut ‘1 MANAJEMEN 147) Modul MATEMATIKA EKONOMI-L PROGRAM STUDI MANAJEMEN Da= Die Ui Untuk memperoleh jumlah suku-suku ke-n atau Dy dari suatu barisan aritmatika dengan a sebagai suku pertama dan b sebagai beda yang sama, maka rumusnya adalah : De=3[2a+(n—-1)b Contoh 3: Tentukan jumlah bilangan sampai suku ke-10 (Uo) dari barisan 3000, 3500, 4000, Jawab: Dp =3{ 2a +(n—1 Jb] Dy =~[ 2000) +(10-1) 500] = 5 [ 6000 + 4500] =5 (10.500) = 52.500 C. LATIHAN SOAL/TUGAS 1. Dari sebuah deret hitung yang suku pertamanya 200 dan pembeda antar suku- sukunya 25, hitunglah : a. Suku ke 15 (Uis). b. Jumlah sampai suku ke 15 (Dis) 2. Hitunglah Us , Urs dan Dio dari suatu deret hitung yang suku pertamanya 1000 dan pembeda antar sukunya -50. 3. Jika Suku pertama deret hitung 100 dan suku ke tujuh 160, Tentukanlah nilai : a. Beda antar suku (b) b. Suku ke 20 (U20) cc. Suku ke-n untuk Un = 250 4, Deret hitung X mempunyai nilai a = 180 dan b = -10, sedangkan dei Y mempunyai nilai a = 45 dan b = 5. Pada suku berapa kedua deret ‘mempunyai nilai yang sama? hitung ‘1 MANAJEMEN 148) Modul MATEMATIKA EKONOMI-L PROGRAM STUDI MANAJEMEN D. DAFTAR PUSTAKA Badrudin, R. & Algifari. 2003, Matematika Bisnis, Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. Dumairy, 2010. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta, Danang Sunyoto, Matematika Ekonomi, Ardana, Yogyakarta, 2007 Kalangi, JB. 2005, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Jilid 1. Cetakan kelima. Jakarta: Salemba Empat. Silaen, S.. 2011, Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Mitra Wacana Media. Supranto. J, Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, 2002. ‘1 MANAJEMEN 149)

You might also like