You are on page 1of 16

EFEKTIVITAS KEUANGAN INKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN

UMKM DI SURABAYA : PENDEKATAN FENOMENOLOGI

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi

OLEH :
HERMUDA MANUSTAMA SARJANA BUDI SANTOSO
2013310158

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2017
EFEKTIVITAS KEUANGAN INKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN UMKM DI
SURABAYA : PENDEKATAN FENOMENOLOGI

Hermuda Manustama Sarjana Budi Santoso


STIE Perbanas Surabaya
Email : hermuda.msbs@gmail.com
Jl. Wonorejo Permai Utara III No. 16 Surabaya 60296, Jawa Timur

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine how effective financial programs inclusive as a
program that seeks the introduction of financial services banking to MSMEs in Surabaya,
analyzing developments perceived SME users financial services banking or not, find out the
reason and perception SME service users or not the banking financial services. This
research is a qualitative research with phenomenological approach. Data collection
techniques or information is by way of interviews, and observation. Limitations in this study
are some of the SMEs in Surabaya good conduct in banking and finance is not, as well as
SMEs in all sectors. The conclusions of this study, that some programs that are inclusive
finance in Boost by the government have applied but have not been effective. Evident of
some SMEs that have not been funded by a loan and stating that the lack of approach
between the banks and SMEs. Development of a business is not determined where the
capital gain, rather than good management, as well as some things that make small
businesses are reluctant to make loans in bank capital is the perception complicated and
difficult when using a loan from a bank (the lack of education on financial services).

Key Words: Inclusive Finance Program, Development of SMEs

PENDAHULUAN dokumentasi legal (Ismawati, 2016).


Hanya sekitar 19% masyarakat di Keuangan inklusif dapat dilakukan dengan
Indonesia yang mampu untuk melakukan peningkatan peran perbankan dalam
akses layanan keuangan secara tepat dan memberikan layanan keuangan secara
benar. Sedangkan jasa layanan keuangan lebih kepada sektor mikro. Keuangan
merupakan salah satu faktor untuk inklusif memberikan manfaat kepada
meningkatkan kehidupan masyarakat dan semua sektor seperti kepada masyarakat,
perekonomian di Indonesia (Sari, 2014). regulator, swasta, maupun pemerintah.
Usaha untuk mewujudkan kemudahan Keuangan inklusif memberikan manfaat
dalam akses layanan untuk setiap lapisan karena keuangan inklusif dapat
masyarakat biasanya disebut dengan meningkatkan keefektivan dan keefesienan
keuangan inklusif. Keuangan inklusif ini ekonomi, mendukung kestabilitasan
lebih dipergunakan atau ditujukan kepada keuangan, meningkatkan index
masyarakat in bottom pyramid agar lebih pertumbuhan manusia, memiliki kontribusi
muda untuk memanfaatkan jasa keuangan. yang positif terhadap pertumbuhan
Yang termasuk dalam in bottom pyramid ekonomi lokal, serta dapat mengurangi
meliputi masyarakat dengan kesenjangan dan penurunan pendapatan
berpendapatan rendah dan tidak teratur, yang nantinya akan berujung pada
tinggal didaerah terpencil, masyarakat pengurangan tingkat kemiskinan dan
pinggiran dan buruh yang tidak memiliki secara otomatis akan meningkatkan

1
kesejahteraan bagi masyarakat (Khotimah, di Indonesia. Dengan potensi yang dimliki
2016). Program keuangan inklusif dapat UMKM, diharapkan mampu untuk sedikit
tercapai jika anggota G20 atau kelompok membantu permasalahan mengenai
dua puluh menteri keuangan dan gubernur ekonomi dan pengangguran yang ada di
bank sentral sepakat untuk melakukan Indonesia. Namun, salah satu kendala atau
peningkatan akses keuangan inklusif tantangan yang di hadapi oleh UMKM
dengan mengeluarkan 9 prinsip untuk baru adalah masalah permodalan. Dari
inovasi keuangan inklusif. Kesembilan berbagai produk yang ditawarkan oleh
prinsip tersebut meliputi kepemimpinan, perbankan baik itu bank Konvensional
keragaman, inovasi, perlindungan, maupun bank Syariah akan memberikan
pemberdayaan, kerjasama, pengetahuan, kemudahan bagi nasabah yang ingin
proposionalitas, dan kerangka aturan. membuka suatu usaha agar dapat
Dalam menjalankan strateginya, terdapat 6 menggunakan pembiayaan atau kredit
pilar strategi keuangan inklusif. Keenam sesuai dengan yang dibutuhkannya.
pilar tersebut meliputi edukasi keuangan, Sehingga akan timbul kemandirian bagi
fasilitas keuangan publik, pemetaan usaha-usaha kecil yang nantinya dapat
informasi keuangan, kebijakan atau membantu perekonomian Indonesia
peraturan pendukung, fasilitas intermediasi dengan cara pengurangan tingkat
dan distribusi, serta perlindungan pengangguran
konsumen.
Keuangan inklusif tidak akan KERANGKA TEORISTIS DAN
terlepas dari sektor perbankan. Hal ini KERANGKA PEMIKIRAN UMKM
terkait karena sektor perbankan merupakan (Usaha Mikro Kecil Menengah)
sektor yang menguasai industri keuangan Pasal 1 ayat 2 Undang – Undang
yang kurang lebih sebesar 80% dari nomor 20 menyatakan bahwa UMKM
sektor-sektor lainnya (Sari, 2014). Sektor memiliki pengertian suatu usaha produktif
perbankan juga dapat berperan sebagai yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
distributor atau perantara antara pihak seorang atau badan dan bukan merupakan
yang berkelebihan dana dengan pihak yang cabang atau anak perusahaan, baik
kekurangan dana. Dengan berbagai macam dikuasai langsung maupun tidak langsung
produk yang ditawarkan oleh pihak dari usaha menengah atau besar yang telah
perbankan baik itu bank konvensional sesuai dengan persyaratan undang-undang.
maupun bank syariah akan memberikan Sedangkan pasal 1 ayat 3 mengemukakan
kemudahan bagi masyarakat dalam UMKM yaitu:
memilih produk yang sesuai dengan 1. Usaha Mikro
kebutuhannya tidak terkecuali UMKM Usaha produktif milik sendiri atau badan
(Usaha Mikro Kecil Menengah). yang memenuhi persyaratan sesuai dengan
UMKM merupakan salah satu faktor ketentuan undang-undang.
yang menunjang kesejahteraan masyarakat 2. Usaha kecil
di Indonesia. Maka dari itu, saat ini Usaha ekonomi produktif perorangan atau
UMKM sangat digencarkan oleh badan, bukan termasuk anak perusahaan
pemerintah untuk pemberdayaan atau cabang dan menjadi bagian langsung
masyarakat. Sektor UMKM dianggap maupun tidak langsung dari usaha
mampu untuk bertahan dalam krisis menengah atau besar yang sesuai dengan
ekonomi sehingga UMKM dianggap persyaratan undang-undang.
sebagai tulang punggung perekonomian 3. Usaha menengah
Indonesia (Anggraini, 2013). Selain itu, Usaha ekonomi produktif yang berdiri
sektor UMKM juga memiliki potensi sendiri atau badan, bukan termasuk anak
untuk menyerap tenaga kerja serta perusahaan atau cabang dengan
memberikan kontribusi bagi perekonomian penghasilan atau pendapatan perbulan

2
sesuai dengan peraturan undang-undang atau dapat secara maksimal dalam
yang telah ditentukan. memanfaatkan lembaga keuangan yang
Suatu usaha dapat dikatakan UMKM nantinya diharapkan akan memberikan
jika memenuhi kriteria yang telah dampak positif berupa penurunan tingkat
ditentukan oleh undang-undang. kemiskinan dan juga peningkatan
Kriteria yang termasuk dalam kategori kesejahteraan masyarakat (www.bi.go.id).
UMKM menurut undang-undang Atau dengan kata lain keuangan Inklusif
nomor 20 tahun 2008 adalah merupakan upaya yang dilakukan oleh
1. Usaha mikro Pemerintah yang bersinergi dengan pihak
a. Memiliki kekayaan terhitung bersih lainnya dengan tujuan untuk meniadakan
tanpa tanah dan bangunan sebesar hambatan baik yang bersifat harga maupun
Rp 50.000.000 (Lima Puluh Juta non harga demi kemudahan seluruh
Rupiah) lapisan masyarakat untuk mengakses jasa
b. Serta hasil penjualan selama setahun layanan keuangan sehingga strategi
paling banyak Rp 300.000.000 (tiga nasional untuk meningkatkan pertumbuhan
Ratus Juta Rupiah) ekonomi melalui pemerataan pendapatan,
2. Usaha kecil pengentasan kemisinan dan stabilitas
a. Memiliki kekayaan terhitung bersih keaungan dapat tercapai (Bank Indonesia,
tanpa tanah dan bangunan miniman 2014:04). Agar strategi keuangan inklusif
Rp 50.000.000 (Lima Puluh Juta dapat terlaksana, dibuatlah enam pilar
Rupiah) dan paling banyak sebesar strategi keuangan Inklusif. Keenam pilar
Rp 500.000.000 (Lima Ratus Juta strategi keuangan Inklusif meliputi
Rupiah) Edukasi Keuangan, Fasilitas Keuangan
b. Serta memiliki penjualan selama Publik, Pemetaan Informasi Keuangan,
setahun minimal Rp 300.000.000 Kebijakan / Peraturan Pendukung, Fasilitas
(Tiga Ratus Juta Rupiah) dan Intermediasi dan Distribusi, serta
maximal sebesar Rp 2.500.000.000 Perlindungan Konsumen.
(Dua Milyar Lima Ratus Juta 1) Edukasi Keuangan
Rupiah) Memiliki tujuan untuk meningkatkan
3. Usaha menengah edukasi atau pengetahuan dan kesadaran
a. Memiliki kekayaan terhitung bersih masyarakat mengenai produk dan jasa
tanpa tanah dan bangunan lebih dari layanan keuangan yang dapat
Rp 500.000.000 (Lima Ratus Juta dimanfaatkan, aspek perlindungan
Rupiah) sampai dengan maximal Rp konsumen, dan menejemen resiko.
10.000.000.000 (Sepuluh Milyar Lingkup edukasi keuangan insklusf
Rupiah) meliputi :
b. Memiliki pendapatan dalam setahun a) Edukasi dan pemahaman tentang
lebih dari Rp 2.500.000.000 (Dua berbagai produk dan jasa keuangan
Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) b) Pemahaman dan kesadaran mengenai
sampai dengan maximal Rp manfaat dan resiko produk keuangan
50.000.000.000 (Lima Puluh Milyar c) Perlindungan nasabah
Rupiah) d) Ketrampilan pengelolaan keuangan
2) Fasilitas Keuangan Publik
Keuangan Inklusif Peran Pemerintah dalam menyediakan
Kebijakan keuangan Inklusif memiliki pembiayaan bagi masyarakat baik secara
definisi suatu pendalaman mengenai langsung maupun secara bersyarat demi
lembaga layanan keuangan yang memotivasi pemberdayaan ekonomi
diperuntukkan untuk masyarakat golongan masyarakat. Lingkup fasilitas keuangan
rendah atau sering disebut dengan in publik meliputi :
bottom pyramid agar dapat secara leluasa a) Subsidi dan bantuan social

3
b) Pemberdayaan masyarakat b) Sinergi antara lembaga keuangan untuk
c) Pemberdayaan UMKM peningkatan skala usaha
3) Pemetaan Informasi Keuangan c) Mengekplorasi berbagai produk,
Memiliki tujuan untuk meningkatkan layanan, jasa, dan saluran distribusi
kapasitas masyarakat yang awalnya inovasi dengan tetap
unbankable menjadi bankable terlebih memperhatikan prinsip kehati-
bagi kaum miskin namun produktif usaha hatian
mikro kecil. Lingkup pemetaan informasi 6) Perlindungan Konsumen
keuangan meliputi : Memiliki tujuan untuk menciptakan rasa
a) Peningkatan kapasitas dengan aman serta menjamin perlindungan bagi
menyediakan pelatihan dan bantuan masyarakat yang berhubungan dengan
teknis lembaga keuangan dalam memanfaatkan
b) Sistem jaminan alternatif (lebih produk dan jasa yang disediakan.
sederhana dan namun masih Komponen pilar Perlindungan Konsumen
memperhatikan resiko terkait) ini meliputi :
c) Penyediaan layanan kredit yang lebih a) Transparasi produk
sederhana b) Penampungan dan penanganan
d) Mengidentifikasi nasabah yang keluhan masyarakat
potensial c) Mediasi
4) Kebijakan / Peraturan Pendukung d) Edukasi konsumen
Agar program keuangan nklusif ini dapat Keuangan Inklusif dapat memberikan
dicapai dan dilaksanakan dengan baik, berbagi manfaat bagi masyarakat, pihak
maka perlu adanya dukungan dan Pemerintah, maupun pihak Swasta. Itulah
kejasama antara berbagai pihak seperti alasan mengapa keuangan Inklusif ini
Pemerintah maupun bank Indonesia serta perlu dilakukan atau diterapkan di
sektor yang lain. Lingkup Indonesia. Berbagai manfaat menurut bank
Kebijakan/Peraturan Pendukung meliputi : Indonesia ialah:
a) Kebijakan memotivasi sosialisasi a. Tingkat efesien ekonomi di Indonesia
masyarakat produk dan jasa layanan dapat di tingkatkan
yang sesuai dengan kebutuhan b. Mendukung stabilnya sistem keuangan
masyarakat c. Menciptkan potensi pasar baru di dunia
b) Menyusun skema produk yang sesuai perbankan
dengan kebutuhan masyarakat d. Mendukung index pertumbuhan
c) Menyusun peraturan penyaluran dana manusia di Indonesia
melalui perbankan e. Berperan positif dalam perekonomian
d) Menegakkan dan memperkuat lokal
perlindungan hukum untuk konsumen f. Dapat mengurangi kesenjangan dan
jasa keuangan jebakan pendapatan rendah yang
5) Fasilitas Intermediasi dan Distribusi nantinya akan mengurangi kemiskinan
Memiliki tujuan untuk meningkatkan dan meningkatkan kesejahteraan
kesadaran lembaga jasa keuangan tentang masyarakat miskin.
adanya potensial masyarakat dan perluasan Kelancaran dan keberlangsungan
jangkauan jasa layanan keuangan. Lingkup Keuangan Inklusif ini tidak hanya menjadi
Fasilitas Intermesiasi dan Distribusi tanggung jawab dari bank Indonesia saja
meliputi : melainkan harus adanya sinergi atau kerja
a) Fasilitas forum untuk memertemukan sama antar berbagai pihak terkait misalnya
lembaga keuangan dengan masyarakat Pemerintah, Legulator, Kementrian dan
produktif untuk mrngurangi informasi lainnya agar usaha pelayanan keuangan
asimetri bagi masyarakat umum ini dapat tercapai.
Keuangan Inklusif dapat diterapkan

4
dengan menggunakan pendekatan strategi Bank Konvensional, Menghimpun dana
nasional. Pendekatan ini menjangkup 3 hal merupakan kegiatan yang biasanya disebut
yakni penyediaan sarana untuk layanan dengan funding. Funding atau kegiatan
yang sesuai, penyediaan produk yang membeli dana dapat dilakukan dengan
cocok bagi konsumen, serta responsible berbagai penawaran jenis simpanan.
finance melalui pembelajaran atau edukasi Menyalurkan dana adalah kegiatan yang
keuangan dan perlindungan konsumen. menjual dana dari penghimpunan dana
Adapun visi dan misi dari keuangan atau sering disebut dengan lending
Inklusif yakni : (Kasmir, 2012:35) lending dilakukan
Visi : dengan cara memberikan pinjaman kepada
Mewujudkan kemudahan akses dalam masyarakat atau biasa dikenal dengan
sistem keuangan bagi setiap lapisan kredit. Sedangkan perbankan Syariah
masyarakat agar dapat mendorong merupakan lembaga keuangan yang tata
pertumbuhan ekonomi, mengatasi cara pengoperasiannya didasarkan pada
kemiskinan, pemerataan pendapatan, serta tata cara ber-muamalat secara Islam,
dapat terciptanya stabilitas sistem maksudnya mengacu pada ketentuan-
keuangan di Indonesia ketentuan hadist dan Al-Qur’an (Sumar’in,
Misi : 2012:49). Dalam pengoperasiannya,
1. Menjadikan strategi yang ada pada Perbankan Syariah maupun seluruh entitas
keuangan inklusif sebagai bagian dari harus menetapkan tujuan agar motivasi
strategi besar pemerintah dalam entitas atau perusahaan tersebut terbangun.
mengatasi kemiskinan, mendorong Arti lain dari bank Syariah merupakan
pertumbuhan ekonomi, pemerataan suatu lembaga yang menampung dana dari
pendapatan serta kestabilan sistem pihak yang memeiliki dana lebih kemudian
keuangan di Indonesia menyalurkannya kepada pihak yang
2. Memberikan produk dan jasa membutuhkan dana untuk keperluan usaha
keuangan yang sudah sesuai dengan atau produksi. Karena secara umum,
kebutuhan konsumen fungsi bank adalah menghimpun dana dari
3. Meningkatkan edukasi masyarakat masyarakat dan menyalurkannya kepada
mengenai layanan keuangan yang membutuhkan. Setelah fungsi dari
4. Memberikan kemudahan kepada Perbankan Syariah atau entitas jelas, maka
masyarakat dalam hal akses layanan tujuan harus ditetapkan.
keuangan Dari fungsi dan tujuan diatas dapat
5. Mengeratkan dan memperkuat disimpulkan bahwa Perbankan Syariah
sinergi atau kerja sama dari berbagai memiliki peranan yang penting bagi Usaha
pihak baik bank maupun nonbank agar Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk
terciptanya kestabilan sistem keuangan permodalan sehingga dapat menciptakan
Memaksimalkan teknologi dan informasi pintu usaha bagi setiap masyarakat
untuk memperluas jangkauan layanan terutama bagi golongan rendah dan dapat
keuangan. membantu mengangkat perekonomian di
Perbankan Indonesia dengan cara menyerap tenaga
Bank merupakan lembaga keuangan kerja. Bank Syariah memiliki beberapa
yang kegiatan dari usahanya yaitu produk yang bervariasi bagi pembiayaan
menghimpun dana dari masyarakat lalu modal untuk UMKM, diantaranya :
menyalurkannya kembali kepada 1. Mudharabah
masyarakat serta memberikan jasa-jasa 2. Musyarakah
layanan bank lainnya (Kasmir, 2012:03). 3. Ijarah
Berdasarkan cara menentukan harga, bank 4. Murabahah
diklasifikasikan menjadi bank 5. Salam
Konvensional dan bank Syariah. Menurut 6. Isthisna’

5
Hubungan Keefektivan Program dapat dimanfaatkan oleh nasabah.
Keuangan Inklusif Terhadap Berdasarkan kebutuhannya, bank
Perkembangan UMKM di Surabaya Konvensional juga menyediakan berbagai
Keuangan Inklusif merupakan simpanan, kredit, dan jasa-jasa lainnya.
upaya menghilangkan hambatan yang Produk simpanan pada bank Konvensional
dilakukan oleh pihak bank maupun meliputi simpanan giro, simpanan
nonbank terhadap kemudahan akses dan tabungan dan simpanan deposito. Kredit
memaksimalkan pemanfaatan layanan pada bank Konvensional terdiri dari kredit
keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. investasi, kredit modal kerja, kredit
Dengan adanya atau diterapkannya perdagangan, kredit produktif, kredit
keuangan Inklusif ini, diharapkan konsumtif, dan kredit profesi. Untuk jasa,
penurunan angka kemiskinan yang drastis bank Konvensional memberikan jasa
serta peningkatan kesejahteraan bagi berupa transfer, kliring, inkaso, kartu
masyarakat miskin. Agar strategi keuangan kredit, bank notes, bank garansi, bank draf,
Inklusif dapat tercapai, diperlukan adanya letter of credit, cek wisata dan jasa-jasa
sinergi antara Pemerintah maupun sektor lainnya (Kasmir, 2012:37). Sedangkan
bank serta sektor lainnya. Keuangan pada Perbankan Syariah, produk
Inklusif merupakan agenda yang sedang pembiayaannya meliputi mudharabah,
dibahas oleh pihak Internasional maupun musyarakah, murabahah, ijarah, salam,
pihak Nasional. Mengingat keuangan istina dan lain-lain (Umam, 2016:102).
Inklusif memiliki banyak manfaat bagi Pembiayaan dengan prinsip jual beli terdiri
semua sektor. Maka dari itu, pihak dari murabahah, ijarah, salam, istina.
internasional seperti G20, ASEAN, AFI Sedangkan mudharabah, musyarakah
dan sebagainya mengeluarkan 9 prinsip merupakan pembiayaan dengan prinsip
untuk inovasi keuangan inklusif. bagi hasil. Berbagai macam produk dan
Kesembilan prinsip tersebut meliputi jasa yang ditawarkan oleh Perbankan baik
Kepemimpinan, Keragaman, Inovasi, itu bank Konvensional maupun bank
Perlindungan, Pemberdayaan, Kerjasama, Syariah akan memberikan kemudahan bagi
Pengetahuan, Proposionalitas, dan seluruh lapisan masyarakat untuk memilih
Kerangka Aturan. Dalam menjalankan jasa dan produk yang sesuai dengan
strateginya, terdapat 6 pilar strategi kebutuhannya. tidak terkecuali juga untuk
keuangan Inklusif. Keenam pilar tersebut usaha kecil menengah sebagai
meliputi Edukasi Keuangan, Fasilitas pembiayaannya. Seperti yang diketahui,
Keuangan Publik, Pemetaan Informasi UMKM juga merupakan unsur penting
Keuangan, Kebijakan atau Peraturan dalam penyerapan tenaga kerja dan dapat
Pendukung, Fasilitas Intermediasi dan membantu perekonomian Indonesia.Dari
Distribusi, serta Perlindungan Konsumen. uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
Bila berbicara mengenai keuangan seharusnya dengan adanya program
Inklusif, maka peran Perbankan sangat keuangan Inklusif dengan keenam pilar
dibutuhkan. Karena sektor Perbankan atau strategi Nasional keuangan Inklusif,
merupakan sektor yang menguasai masyarakat lebih terbuka dan mau
keuangan sebesar 80% bila dibanding memanfaatkan secara maksimal layanan
dengan sektor-sektor lain. Perbankan keuangan yang telah disediakan, terutama
dinilai dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat kecil yang produktif dan
pembiayaan bagi masyarakat yang ingin potensial. Karena dengan pemanfaatan
membuka suatu usaha mikro atau UMKM. yang maksimal masyarakat miskin dapat
Di Indonesia, sektor Perbankan dibagi secara mandiri membuka suatu usaha dan
menjadi bank Konvensional dengan bank pastinya akan berdampak yang baik pada
Syariah. Pada bank Konvensional, terdapat penyerapan tenaga kerja sehingga ekonomi
berbagai macam produk dan jasa yang di Indonesia dapat membaik serta angka

6
kemiskinan akan menurun dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
biasanya sering disebut dengan penelitian
investigasi karena dalam melakukan
penelitian ini, peneliti harus terjun secara
langsung kelapangan dan berhadapan
dengan informan untuk memperoleh data
yang dibutuhkan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi. Fenomenologi
merupakan suatu pendekatan yang
mencoba untuk mengungkapkan atau
menjelaskan gambaran atau fenomena
Gambar 1.1 yang terjadi pada beberapa individu.
Kerangka Pemikiran Pendekatan ini dilakukan secara alami,
sehingga tidak memiliki batasan untuk
Penelitian ini dilakukan pada beberapa memahami dan memaknai fenomena yang
pemilik UMKM di Surabaya baik itu yang sedang diujikan.
menggunakan jasa layanan keuangan Batasan Penelitian
maupun tidak, dengan menganalisa Setiap penelitian perlu adanya batasan
efektivitas program keuangan Inklusif penelitian agar hal-hal yang diteliti sesuai
yang sedang digencarkan oleh pemerintah dengan tujuan awal atau dengan kata lain
terkait dengan perkembangan UMKM di subyek dan objek yang dibahas dalam
Surabaya. Adanya program keuangan penelitian tidak melebar kemana-mana.
Inklusif diharapkan dapat membuat Penelitian ini diadakan untuk mengetahui
masyarakat yang awalnya unbanked dampak perkembangan serta keefektivan
menjadi banked serta dapat membantu program keuangan inklusif terhadap
permasalahan yang banyak dihadapi oleh perkembangan UMKM di Surabaya. Jadi
UMKM baru maupun UMKM yang batasan dalam penelitian ini adalah
hendak mengembangkan usahanya. beberapa UMKM yang ada di Surabaya
Permasalahan yang sering dihadapi oleh baik yang melakukan pembiayaan di
UMKM yaitu berupa permodalan. perbankan maupun tidak, serta UMKM
Program keuangan Inklusif tidak akan disegala bidang.
terlepas dari sektor perbankan. Adanya Unit Analisis
berbagai macam produk yang diberikan Unit analisis merupakan serangkaian hal-
oleh perbankan akan memberikan hal yang akan dibahas dalam penelitian
kemudahan bagi masyarakat untuk sehingga peneliti dapat memfokuskan
memilih produk perbankan sesuai dengan perhatian terhadap objek yang akan diuji.
kebutuhannya. Untuk itu, peneliti Unit analisis berisi tentang apa yang
melakukan wawancara dan observasi hendak diujikan atau bagian apa yang akan
kepada narasumber guna memperoleh data dianalisa. Penelitian ini menggunakan
yang dibutuhkan, kemudian menganalisa objek UMKM yang ada di Surabaya baik
data yang diperoleh dari narasumber. yang melakukan pembiayaan di perbankan
Tahap terakhir, peneliti dapat menarik maupun tidak. Unit analisis yang hendak
kesimpulan dari hasil yang diperoleh. diujikan ialah keefektivan program
keuangan inklusif yang telah di gencarkan
METODE PENELITIAN oleh pemerintah demi kesejahteraan dan
Rancangan Penelitian perkembangan UMKM.
Penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

7
Data dan Metode Pengumpulan Data objektiv yang dimaksud adalah
Data primer memiliki definisi suatu data keefektivan program keuangan inklusif
yang diambil atau diperoleh secara yang telah di gencarkan oleh
langsung ditempat kejadian atau pemerintah untuk perkembangan
dilapangan dengan melibatkan peneliti UMKM.
sehingga data tersebut dapat dikatakan 2. Noesis artinya suatu sisi subyektif dari
data segar dalam penelitian ini, data primer pendekatan fenomenologi atau dengan
yang difokuskan oleh peneliti adalah kata lain tindakan yang dimaksud.
beberapa UMKM dengan berbagai bidang Dalam penelitian ini, sisi subjektifnya
yang ada di Surabaya baik yang ialah beberapa pemilik UMKM di
melakukan pembiayaan perbankan Surabaya yang menilai bagaimana
maupun tidak. Dalam penelitian ini, data dampak program keuangan inklusif
primer diperoleh dengan cara wawancara, yang telah digencarkan oleh pemerintah
dan observasi. serta efektivitas program keuangan
inklusif bagi pemilik usaha mikro
Teknik Analisis Data 3. Intentional analysis merupakan
Teknik analisis data dalam penelitian hubungan antara noema dan noesis. Jadi
merupakan salah satu hal penting yang pada penelitian ini, hubungan antara
harus ada dan dilakukan. Penelitian baru noema dan noesis adalah hubungan
akan berjalan dan dikatakan memperoleh antara perkembangan UMKM dengan
kesimpulan jika teknik analisis telah keefektivan program keuangan inklusif
ditentukan dan sudah diterapkan. tujuan yang telah di gencarkan oleh
dari teknik analisis data adalah untuk pemerintah.
menguji atau menganalisis data yang telah 4. Epoche yaitu menunda keputusan dari
dikumpulkan sehingga nantinya data fenomena yang nampak tanpa
tersebut dapat disimpulkan atau memberikan suatu keputusan apapun
diintepretasikan. Penelitian kualitatif terlebih dahulu. Sehingga penelitian
dilakukan secara alamiah atau asli tanpa dengan pendekatan fenomenologi ini
dibuat-buat serta bersifat researched atau bersifat natural tanpa campur tangan
penemuan. Dalam penlitian kualitatif, peneliti.
instrument paling penting ialah peneliti. 5. Organisasi Data, pada langkah ini
Maka dari itu, seorang peneliti harus peneliti mulai mengorganisasikan data
memiliki pengetahuan serta wawasan yang serta gambaran secara menyeluruh
luas dalam hal apapun terlebih pada objek mengenai fenomena yang telah
yang hendak diteliti. Teknik analisis yang dikumpulkan,serta membaca data lalu
digunakan dalam penelitian ini adalah membuat catatan pinggir mengenai data
analisis diskripsi. Analisis diskripsi yang diperkirakan perlu dan penting
memiliki definisi suatu analisis dengan kemudian dilakukan pengkodean data
cara menggambarkan atau menerangkan 6. Horizonaliting, pada tahap ini peneliti
kondisi dari objek penelitian dengan tujuan menemukan dan mengelompokkan
untuk menguji masalah yang dihadapi peryataan responden dengan cara
serta menarik kesimpulan dari pengujian mempresepsikan bahwa semua
tersebut. Langkah atau proses dari teknik pernyataan pada awalnya diperlakukan
analisis kualitatif dengan pendekatan dengan nilai yang sama. pada tahap ini
fenomenologi dijelaskan sebagai berikut : peneliti menghilangkan atau membuang
1. Noema memiliki arti suatu sisi yang pertanyaan dan pernyataan yang tidak
bersifat objektif dari pendekatan relevan dengan topik, yang tersisanya
fenomenologi. Maksud dari objektif hanya fenomenon yang tidak
ialah sesuatu dapat dilihat, dirasakan, mengalami penyimpangan. Selanjutnya
dan sebaginya. Pada penelitian ini, sisi pernyataan yang benar dikumpulkan

8
dan peneliti mengembangkan uraian catering serta warung makan yang ada di
pernyataan tersebut secara keseluruhan kantin. Lalu untuk bidang kesehatan
7. Membangun Makna dan Penjelasan, terdapat produsen jamu. Selain dibidang
pada tahap ini peneliti memberikan manufaktur, kuliner, dan jamu peneliti
penjelasan secara naratif mengenai juga mengkaji UMKM berupa toko
fenomena yang diteliti dan melakukan sembako dan warung kopi.
refleksi atas esensi berdasarkan 1. Bapak Heroe adalah seorang
pengalaman dan pengetahuan peneliti. pemilik usaha bengkel las “Karya Muda”.
Beliau menggunakan pinjaman kredit
8. Membuat Laporan dan Kesimpulan, sebagai sumber modalnya. Nasabah bank
pada tahap ini peneliti membuat laporan BRI. Wawancara dilakukan pada tanggal
tertulis berdasarkan temuan-temuan 08 Desember 2016
dilapangan dengan memberikan catatan 2. Pak Feri selaku pemilik usaha
lapangan tentang kondisi si responden warung kopi “Loro Ati” yang
atau informan serta suasana lingkungan menggunakan kredit bank sebagai sumber
ketika dilakukannya wawancara modal. Nasabah bank Anglomas.
terhadap responden tersebut. Wawancara dilakukan pada tanggal 14
Desember 2016 pukul 14.30 WIB
Kriteria Pengambilan Responden 3. Ibu Lis, pemilik usaha sembako
Dalam Kriteria perlu ditetapkan dalam “Toko Lis”. Beliau menggunakan
pengambilan responden. Karena dengan pinjaman kredit sebagai sumber modalnya.
adanya kriteria yang telah ditentukan, Nasabah bank BRI. Wawancara dilakukan
maka peneliti memiliki batasan untuk pada tanggal tanggal 14 Desember 2016
menentukan responden atau narasumber pukul 15.30 WIB
mana yang dapat dijadikan sebagai 4. Ibu Dian, pemilik usaha catering
perwakilan data untuk suatu penelitian. dan warung makan “stan 08”. Beliau
Berikut ini adalah kriteria atau alasan yang menggunakan tabungannya sendiri sebagai
harus dipenuhi oleh responden yaitu : modal usaha. Wawancara dilakukan
1. Usaha merupakan milik sendiri dan tanggal 14 Desember 2016 pukul 11.00
bukan cabang. WIB
2. Berkriteria UMKM sesuai dengan 5. Pak Amin adalah pemilik usaha
ketentuan Undang-Undang. “Jamu Herbal An-Nahl”. Beliau
3. Usia UMKM minimal 2 tahun karena menggunakan modal sendiri dari tabungan.
sudah memiliki pengalaman berbisnis. Wawancara dilakukan tanggal 09
4. Pemilik UMKM yang menggunakan Desember 2016 pukul 19.30 WIB
jasa layanan keuangan maupun tidak. 6. Ibu Luluk adalah pemilik usaha
5. Pemilik UMKM yang bersedia sembako yang menggunakan tabungan
memberikan informasi terkait observasi sebagai sumber modal usahanya.
wawancara dilakukan tanggal 09
ANALISIS DATA DAN Desember 2016 pukul 18.00 WIB.
PEMBAHASAN
Gambaran Subyek Penelitian Analisis Data dan Pembahasan
Informan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini memiliki tujuan untuk
beberapa UMKM dengan bidang yang mengetahui perkembangan UMKM yang
berbeda yang ada di Surabaya. Dalam ada di Surabaya setelah adanya program
penelitian ini, UMKM yang digunakan keuangan Inklusif yang sedang
adalah usaha yang bergerak dibidang digencarkan oleh pemerintah saat ini atau
manufaktur seperti bengkel las yang dapat dikatakan mengukur efektivitas
membuat pagar, trails, canopy dan lainnya. program keuangan inklusif. Data
Sedangkan untuk kuliner meliputi usaha dikumpulkan dengan cara melakukan

9
wawancara terhadap beberapa UMKM Fasililitas Keuangan Publik yang berfokus
diberbagai bidang yang ada di Surabaya pada pemberdayaan UMKM ini masih
serta melakukan pengamatan disetiap belum diketahui oleh sebagian besar
objek yang sedang diteliti. Pertanyaan masyarakat. Ini merupakan tugas rumah
yang digunakan untuk wawancara bersifat yang harus dikerjakan oleh perbankan.
semi struktur sehingga peneliti harus Pasalnya program ini merupakan program
terlebih dahulu mempersiapkan pertanyaan yang banyak memberikan manfaat dan
yang akan di ajukan. bagus untuk mengambil hati masyarakat.
Semakin banyak usaha mikro kecil yang
Keuangan Inklusif melalui Edukasi mengetahui program pemberdayaan
Keuangan UMKM ini, akan semakin besar juga
Program Edukasi Keuangan merupakan peluang untuk menarik hati masyarakat
fasilitas yang diberikan perbankan kepada agar mau menggunakan jasa layanan
Usaha Mikro Kecil Menengah mengenai keuangan atau berkontribusi di dalamnya
pengetahuan dan keterampilan dalam
mengelola keuangan misalnya seperti Keuangan Inklusif melalui Pemetaan
membuat pencatatan dan pembukuan. Informasi Keuangan
Dalam beberapa wawancara yang Program Pemetaan Informasi Keuangan
dilakukan dengan beberapa informan baik yang mana akan terwujud jika usaha kecil
itu yang menggunakan jasa layanan mendapatkan layanan kredit yang lebih
keuangan bank maupun tidak, peneliti sederhana. Dalam beberapa wawancara
menemukan kesimpulan jika program yang dilakukan dengan beberapa informan
edukasi keuangan berupa keterampilan dan baik itu yang menggunakan jasa layanan
pengetahuan akan pencatatan dan keuangan bank maupun tidak, peneliti
pembukuan yang seharusnya diterapkan menemukan kesimpulan jika Ketidak
oleh pihak perbankan kepada Usaha Mikro tahuan usaha mikro kecil ini lah salah satu
Kecil Menengah masih belum efektif. hal yang menyebabkan mereka enggan
Namun, pihak perbankan masih untuk menggunakan jasa layanan
memberikan kemudahan agar usaha kecil keuangan dari perbankan. Mereka masih
mendapatkan haknya berupa pinjaman menganggap bahwa pengajuan kredit di
kredit untuk usahanya dengan cara bank sangat rumit dengan menggunakan
dibuatkannya laporan keuangan oleh pihak jaminan. Sedangkan pada realitanya tidak
bank. sedikit perbankan yang menawarkan
kreditnya dengan bunga yang kecil atau
Keuangan Inklusif melalui Fasilitas bahkan tanpa menggunakan anggunan atau
Keuangan Publik jaminan. Hal ini merupakan pekerjaan
Program yang harus dijalankan oleh rumah yang harus diselesaikan oleh
perbankan diantaranya Fasilitas Keuangan perbankan. Pihak bank harus lebih gencar
Publik. Program Fasilitas Keuangan lagi dalam mengedukasi usaha mikro kecil
Publik yang mana akan tercapai jika Usaha mengenai produk perbankan yang
Mikro Kecil Menengah mendapatkan sesungguhnya.
bantuan berupa pemberdayaan UMKM.
pemberdayaan UMKM meliputi pelatihan Keuangan Inklusif melalui Kebijakan
kewirausahaan, teknologi, informasi serta yang Mendukung
akses pemasaran. Dalam beberapa Program berikutnya ialah program
wawancara yang dilakukan dengan kebijakan yang mendukung akan tepat
beberapa informan baik itu yang sasaran jika Usaha Mikro Kecil Menengah
menggunakan jasa layanan keuangan bank mendapatkan sosialisasi produk jasa
maupun tidak, peneliti menemukan layanan keuangan sesuai dengan
kesimpulan bahwasanya program kebutuhannya. Dalam beberapa

10
wawancara yang dilakukan dengan Keuangan Inklusif melalui Perlindungan
beberapa informan baik itu yang Nasabah
menggunakan jasa layanan keuangan bank Keuangan Inklusif melalui Perlindungan
maupun tidak, peneliti menemukan Nasabah dapat tercapai jika nasabah
kesimpulan jika sosialisasi mengenai mendapatkan perlindungan berupa
produk dan jasa perbankan memang belum pemantauan serta penampungan saran oleh
optimal. Hal ini terbukti dengan minimnya pihak perbankan. Dalam beberapa
pengetahuan dari kebanyakan pemilik wawancara yang dilakukan dengan
usaha mikro yang belum menggunakan beberapa informan baik itu yang
jasa layanan keuangan. bahkan ketika menggunakan jasa layanan keuangan bank
ditanya mengenai kredit sederhana yang maupun tidak, peneliti mene mukan
ditawarkan oleh perbankan, kebanyakan kesimpulan jika perindungan berupa
dari pemilik usaha nonbanked tidak pemantauan yang dilakukan oleh perbankan
mengetahuinya. Strategi nasional masih belum maksimal namun sudah
keuangan inklusif memiliki keterkaitan diterpakan serta penampugan saran juga
diantara setiap pilar. Sehingga pihak bank telah diberikan namun dari pihak nasabah
harus menjlankan dan menerapkan strategi kebanyakan enggan untuk memanfaatkan
tersebut dengan optimal agar lapisan fasilitas tersebut.
masyarakat yang belum menggunakan jasa
layanan keuangan dapat dengan yakin dan Keuangan Inklusif sebagai Imbas
tidak takut untuk menjadi masyarakat yang Perkembangan Usaha
banked. Dari beberapa pernyataan informan di atas,
baik yang menggunakan jasa layanan
Keuangan Inklusif melalui Fasilitas keuangan maupun tidak, mengungkapkan
Forum Intermediasi bahwasanya perkembangan usaha mereka
Program fasilitas intermedisi dan saluran tidak bergantung dari sumber mana modal
distribusi akan tercapai jika usaha kecil yang digunakan namun dari pengelolaan
mendapatkan fasilitas forum intermediasi yang baik. Hal ini didukung oleh
yang mempertemukan kelompok pernyataan informan yang mana ada
masyarakat produktif dengan lembaga beberapa umkm dari informan yang
keuangan. Dalam beberapa wawancara menggunakan bank sebagai sumber modal,
yang dilakukan dengan beberapa informan namun perkembangan usaha beliau tidak
baik itu yang menggunakan jasa layanan terjamin selalu berkembang. Ada juga
keuangan bank maupun tidak, peneliti informan yang mana belum menggunakan
menemukan kesimpulan jika beberapa jasa layanan keuangan namun usahanya
program dari keuangan inklusif telah selama tiga tahun terakhir ini mengalami
diterapkan oleh perbankan, namun peningkatan.
jangkauannya belum luas. Kebanyakan
umkm masih belum merasakan program KESIMPULAN, SARAN, DAN
yang sedang digencarkan oleh perbankan KETERBATASAN
ini. Sehingga tidak sedikit umkm yang 1. Beberapa program keuangan inklusif
memutuskan untuk enggan menggunakan yang sedang di gencarkan oleh
jasa layanan keuangan. jika seandainya pemerintah telah diterapkan namun
program dari keuangan inklusif ini dapat masih belum efektif. Terbukti dari
diterapkan oleh perbankan secara beberapa UMKM yang belum maupun
maksimal dan menyeluruh, kemungkinan sudah menggunakan pinjaman modal
untuk membuat masyarakat unbanked yang menyatakan bahwa kurangnya
untuk tertarik pun semakin besar. pendekatan antara pihak bank dengan
UMKM. Alasan dari beberapa informan
yang belum menggunakan jasa layanan

11
keuangan dari perbankan adalah karena 1. Situasi dimana wawancara berlangsung
takut tidak bisa membayar angsuran. kadang kurang kondusif atau ramai
Hal ini harus diantisipasi oleh pihak sehingga proses wawancara sedikit
bank untuk meyakinkan masyarakat terganggu
agar tidak perlu khawatir. Ada berbagai 2. Adanya pembeli atau konsumen saat
strategi yang harus diterapkan oleh proses wawancara berlangsung
perbankan seperti memberikan sehingga wawancara harus ditunda
keterampilan dan pelatihan pembukuan untuk beberapa menit
sehingga keuangan usaha akan terkelola 3. Tidak diperkenankannya menggunakan
dengan baik. Selain itu bank juga recorder saat wawancara oleh informan,
memiliki produk kredit yang lebih sehingga wawancara dilakukan secara
sederhana. Yang mana bunga dari manual menggunakan peralatan tulis
kredit tersebut jauh lebih kecil atau 4. Dalam menjawab pertanyaan, terkadang
bahkan produk kredit berupa tanpa informan kurang detail dalam
anggunan. Bank juga memberikan menjelaskannya atau bahkan
fasilitas berupa pemberdayaan UMKM menyimpang dari topic yang dibahas.
dan perlindungan nasabah yang mana
harus diterapkan secara optimal untuk Saran
menarik simpati masyarakat agar mau Bagi Peneliti Selanjutnya
berkontribusi dalam jasa layanan 1. Diharapkan mempertimbangakan untuk
keuangan dari perbankan melakukan penelitian mengenai
2. Rata-rata alasan UMKM yang keuangan Inklusif, karena kurangnya
menggunakan pinjaman modal pada referensi yang didapat.
perbankan hanya karena butuh bukan 2. Menambah 3 sampai 5 Informan
karena adanya program keuangan penelitian agar hasil lebih akurat dan
inklusif lebih bervariasi
3. Perkembangan suatu usaha tidak 3. Diharapkan mencari referensi mengenai
ditentukan dari mana memperoleh pertanyaan sesuai topik yang lebih
modal, melainkan dari pengelolaan menarik, yang akan diajukan kepada
yang baik informan.
4. Beberapa hal yang membuat usaha Bagi Perbankan
kecil enggan melakukan pinjaman 1. Pihak perbankan sebaiknya melakukan
modal di bank yaitu persepsi rumit dan sosialisasi dalam rangka pemahaman
sulit bila menggunakan pinjaman modal serta pengetahuan kepada masyarakat
dari bank (kurangnya edukasi mengenai luas mengenai program keuangan
jasa layanan keuangan). inklusif yang seharusnya disalurkan
5. Perbankan kurang menerapkan strategi oleh perbankan.
nasional keuangan inklusif secara Bagi Pemerintah
menyeluruh kepada usaha mikro kecil 1. Melakukan pengawasan kepada pihak
perbankan serta UMKM terkait
Keterbatasan Penelitian diterapkannya program keuangan
Setiap penelitian, pasti terdapat beberapa inklusif.
keterbatasan. Keterbatasan dalam
penelitian ini meliputi :

12
DAFTAR PUSTAKA Lis. Wawancara Pribadi di Jl. Kebraon gg
Mangga. Surabaya, 14 Desember
Anggriani, Dewi. 2013. “Peranan KUR 2016 pukul 15.30 WIB.
(Kredit Usaha Rakyat) Bagi Luluk. Wawancara Pribadi Jl. Kedurus gg
Perkembangan UMKM (Usaha 3B. Surabaya, 09 Desember 2016
Mikro Kecil Menengah) di Kota Medan pukul 18.00 WIB.
(Studi Kasus Bank BRI)”. Jurnal Muhammad. 2015. Manajemen Dana
Ekonomi dan Keuangan Vol. 1. Bank Syariah. Jakarta: Rajawali
Ascarya. 2012. Akad & Produk Bank Pers.
Syariah. Jakarta: Rajawali Pers. Murwanti, Sri dan Muhammad,
Bank Indonesia. 2014. Booklet Keuangan Sholehudin. 2013. ”Peran
Inklusif Departemen Keuangan Lembaga Mikro Syariah
Perkembangan Akses Keuangan Untuk Usaha Mikro di Wonogiri”.
dan UMKM. Jakarta: Bank ISBN: 978‐979‐636‐147‐2.
Indonesia. Nengsih, Novia. 2015. “Peran Perbankan
Dian. Wawancara Pribadi di Jl. Wonorejo Syariah Dalam
Permai Utara III NO16, Wonorejo Mengimplementasikan Keuangan
Rungkut. Surabaya, 14 Desember Inklusif di Indonesia”. Jurnal
2016 pukul 11.00 WIB. Etikonomi Volume 14 (2)
Ghandiar, Novan. 2013. “Peran Kredit Njoora, Livingstoon. 2014. “Effects of
yang Disalurkan oleh BPR Bank Microfinance Credits on SMEs in
Pasar Terhadap Perkembangan Ngong of Kajiado County in
Usaha Debitur Usaha Mikro, Kecil, Kenya”. International Journal of
dan Menengah di Kota Pontianak” Social Sciences and
Jurnal Ekonomi. Entrepreneurship.
Haras, Emad ., et al. 2014. “The Influence Putrina, Aisya. 2014. “Strategi Yang
of Finance on Performance of Dilakukan Oleh Perbankan Syariah
Small and Medium Enterprises Dalam Mendukung Program
(SMES)”. International Journal of Keuangan Inklusif Untuk
Engineering and Innovative Perkembangan UMKM”. Jurnal
Technology (IJEIT). ekonomi.
Kara, Muslimin. 2013. “Konstribusi Setiawan, Feri. Wawancara Pribadi di Jl.
Pembiayaan Perbankan Syariah Kebraon gg 2. Surabaya, 14
Terhadap Pengembangan Usaha Desember 2016 pukul 14.30.
Mikro, Kecil, dan Menengah”. Shomad dan Usanti. 2014. Transaksi bank
Jurnal Ahkam: Vol. XIII, No. 2, syariah. Jakarta: Bumi Aksara.
Juli 2013. Soebagyo, Heroe. Wawancara Pribadi di Jl
Kasmir. 2012. Dasar-dasar Perbankan. Kebraon Mastrip. Surabaya, 08
Jakarta: Rajawali Pers. Desember 2016.
Khajidini, Kladiola. 2014. “Small and Sodiq, Ali Amin. Wawancara Pribadi Jl.
Medium Sized Entreprises: Growth Kedurus gg 3b no. 39. Surabaya,
Factors". European Scientific 08 Desember 2016.
Journal. Sugiono. 2014. Metode Penelitian
Khatimah, Khusunul. 2016. “Strategi Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Implementasi Inklusi dan Literasi Bandung: Alfabeta.
Keuangan Pada BMT Syariah Umam. 2016. Perbankan Syariah. Jakarta:
Riyal Kota Bekasi.”. Jurnal Raja Grafindo Persada.
Ekonomi. Undang-undang No 20 pasal 1 ayat 2
Yaya. 2013. Akuntansi Perbankan
Syariah: Teori dan Praktik

13
Kontemporer. Jakarta: Salemba
Empat.
Yusuf, Basir. 2014. “Islamic Financing: A
Panacea to Small and Medium
Scale Enterprises Financing
Problems in Nigeria” European
Scientific Journal.
Yusuf dan Wiroso. 2012. Bisnis Syariah.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Wiroso. 2010. Produk Perbankan Syariah:
Dilengkapi UU Perbankan Syariah
dan Kodefikasi Produk Bank
Indonesia. Jakarta: LPFE Usakti
www.bi.go.id

14

You might also like