You are on page 1of 18
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS DINAS KESEHATAN Jl. Diponegoro No. 15 438152 Fax. (0291) 435030 KUDUS - 59314 SEE Nomor Sifat Lampiran Perihal Kudus, 20 Juli 2020 : Ade 2) 801] 111.04/2020 KEPADA Segera Yth. 1. Direktur Rumah Sakit se Kab. Kudus. 4 (satu) berkas 2. Kepala UPT Puskesmas se Kab. Kudus Resume Penanganan 3. Ketua PKFI Kab. Kudus Covid -19 di- kKuDUS Menindaklanjuti ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 ( Covid-19) Pada tanggal 13 Juli 2020. Bersama ini kami sampaikan resume Penanganan Covid-19 yang dapat digunakan sebagai acuan pemberian Pelayanan kasus Covid-19 pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama serta Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon untuk dapat menerapkan dalam pelayanan di fasilitas kesehatan Saudara serta menyebarluaskan informasi tersebut kepada jejaring yang -menjadi kewenangan Saudara. Demikian atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terimakasih. ‘SH bina Utama Muda NIP.19600816 199202 1 001 DEFINISI OPERASIONAL STATUS KASUS COVID-19 a. Org dg SPA dan pd 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memil atau tinggal riwayat perjalanan \egara/wilayah Indonesia yg melaporkan transmisi lokal b. Org dg salah satu gejala/tanda ISPA dan pd 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memi covip-19 riwayat kontak dg kasus konfirmasi/ probable . Org dg ISPA berat/pneumonia berat yg perlu perawatan di RS dan jak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinik yang meyakinkan asus suspek dg ISPA berat/ARDS/meninggal dg gambaran klinis yg meyakinkan COVID-19 dan belum ada hasil pemeriksaan RT PCR seseorang yg dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 ve dibuktikan dg pemeriksaan RT PCR Terbagi menjadi 2: a. Konfirmasi dengan gejala (simptomatik) 'b._Konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) rg ve memiliki riwayat kontak dg kasus probable atau konfirmasi COVID-19 Riwayat kontak yg dimaksud : a. Kontak tatap muka/berdekatan dg kasus probable atau konfirmasi dalam radius 1 meter dalam jangka waktu 15 menit atau lebih b. Sentuhan fisik langsung dg kasus probable atau konfirmasi (bersalaman, brpegangan tangan, dll) Org ygmemberikan perawatan langsung thd kasus probable atau konfirmasi ‘tanpa menggunakan APD yg sesuai standar 4. _Situasilainnya yg mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yg ditetapkan oleh tim PE setempat Penentuan Periode Kontak asus probable atau konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yaitu 2 hari sebelum sd 14 hari setelah kasus timbul gejala Kasus probable atau konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yaitu 2 hari sebelum sd 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi ‘Seseorang yg melakukan perjalanan dari dalam negeri maupun luar negeri pada 14 hari terakhir Bila memenuhi salah satu kriteria berikut a, Seseorang dg status kasus suspek dg hasil RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dg selang waktu > 24 jam b. Seseorang dg status kontak erat yg menyelesaikan masa karantina selama 14 hari Memenuhi kriteria : a. Kasus konfirmasi tanpa gejala ve tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dg ditambah 10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi b. Kasus probable atau konfirmasi dengan gejala ye tidak dilakukan perneriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan c. Kasus probable atau konfirmasi dengan gejala Yg mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan kasus konfirmasi atau probable COVID-19 yang meninggal, (definisi operasional untuk kepentingan surveilans) Kriteria Gejala Klinis dan Manifestasi Klinis yang Berhubungan dengan COVID-19 Kriteria Manifestasi Penjelasan Gejala Klinis ‘Tanpa Gejala. Tidak ada Pasien tidak menunjukkan gejala apapun. {asimptomatik) _| gejala klinis Sakit ringan Sakit ringan tanpa komplikasi Pasicn dengan gejala non-spesifik seperti demam, batuk, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot. Perlu waspada pada usia lanjut dan imunocompromised karena gejala dan tanda tidak khas. Sakit Sedang Pneumonia ringan Pasien Remaja atau Dewasa dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, dyspnea, napas cepat) dan tidak ada tanda pneumonia berat. Anak dengan pneumonia ringan mengalami batuk atau kesulitan bemnapas + napas cepat: frekuensi napas: <2 bulan, >60x/menit; 2-11 bulan, >50x/menit; 1-3 tahun, 240x/menit dan tidak ada tanda pneumonia berat. Sakit Berat Pneumonia berat / ISPA berat Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan infeksi saluran napas, ditambah satu dari: frekuensi napas >30 x/menit, distress pernapasan berat, atau saturasi oksigen (SpO2) <90% pada udara kamar. Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, \ditambah setidaknya satu dari berikut ini = sianosis sentral atau SpO2 <90%; = distres pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan dinding dada yang berat); - tanda pneumonia berat: ketidakmampuan menyusui atau minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang. ‘Tanda lain dari pneumonia yaitu: tarikan dinding dada, takipnea : <2 bulan, 260x/menit; 2-11 bulan, 250x/menit; 1-5 tahun, 240x/menit; >5 tahun, >30x/menit Diagnosis ini berdasarkan —_klinis;__pencitraan dada dapat membantu penegakan diagnosis dan dapat menyingkirkan komplikasi. Sakit Kritis Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) Onset: baru terjadi atau perburukan dalam waktu satu minggu. Pencitraan dada (CT scan toraks, atau ultrasonografi paru): opasitas bilateral, efusi pluera yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, kolaps paru, kolaps lobus atau nodul. Penyebab edema: gagal napas yang bukan akibat gagal jantung atau kelebihan cairan. Perlu pemeriksaanobjektif (seperti ekokardiografi) untuk menyingkirkan bahwa penyebab edema bukan akibat hidrostatik jika tidak ditemukan faktor risiko. Manifestasi Penjelasan Klinis KRITERIA ARDS PADA DEWASA\ * ARDS ringan: 200 mmHg 5 cmH20, atau yang tidak diventiasi + ARDS sedang: 100 mmHg 5 cmH20, atau yang tidak diventilasi) + ARDS berat: Pa02 / FiO2 < 100 mmHg dengan PEEP =5 emH20, atau yang tidak diventilasi) Ketika PaO2 tidak tersedia, SpO2/Fi02_<315 mengindikasikan ARDS (termasuk pasien yang tidak diventilasi) KRITERIA ARDS PADA ANAK: Usia Eksklusi pasien dengan penyakit paru perinatal Waktu Dalam 7 hari sejak onset penyakit Penyebab Gagal napas yang tidak dapat dijelaskan oleh gagal jantung edema atau kelebihan cairan (fluid overload) Radiologis Infiltrat baru konsisten dengan penyakit paru akut Oksigenasi Ventilasi mekanis non Ventilasi mekanis invasive | invasive PARDS —Ringan —Sedang-——Berat Masker full 4 2 mmol/L. Pasien anak: hipotensi (TDS < persentil 5 atau >2 SD di bawah normal usia) atau terdapat 2-3 gejala dan tanda_—berikut:—perubahan status mental/kesadaran; takikardia atau bradikardia (HR <90 x/menit atau >160 x/menit pada bayi dan HR <70x/menit atau >150 x/menit pada anak); waktu pengisian kembali kapiler yang memanjang (>2 detik) atau vasodilatasi hangat dengan bounding pulse; takipnea; mottledskinatau ram petekie atau purpura; peningkatan laktat; oliguria; hipertermia atau hipotermia.” MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT PADA KASUS COVID-19 Isolasi sejak dinyatakan suspek smp dg memenuhi kriteria discarded Test Pengambilan spesimen oleh petugas lab setempat yg kompeten di faskyankes atau lokasi pemantauan Pemantauan Sejak timbul gejala berkala selama menunggu hasil pemeriksaan lab via telp atau kunjungan berkala Pemantauan dim btk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian Pemantauan dihentikan bila hasil RT PCR 2 hari berturut-turut dengan selang waktu>24 jam menunjukkan hasil negatif Komunikasi risiko Petugas kesehatan member’ info kepada kasus dan kontak eratnya berupa info ttg COVID-19, pencegahan, penularan, tatalaksana lanjut, dll. Suspek melakukan protokol isolasi mandiri PE Dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai suspek termasuk mengidentifikasi kontak erat sesuai kriteria dilakukan selama belum dinyatakan selesai isolasi Pemantauan berkala oleh FKRTL Pemulasaraan bila meninggal maka dg protokol pemulasaraan jenazah kasus konfirmasi COVID-19 PE tetap dilakukan terutama utk identifikasi kontak erat Komunikasi Risiko Petugas kesehatan member’ info kepada kontak eratnya berupa info ttg COVID-19, pencegahan, penularan, tatalaksana lanjut, dil. Suspek melakukan protokol isolasi mandiri sesuai kriteria dilakukan selama belum dinyatakan selesatisolasi Test Pengambilan spesimen kasus gejala berat/kritis utk follow up RT-PCR dilakukan di RS Pada kasus tanpa gejala, gejala ringan, dan gejala sedang tidak dilakukan follow up RT-PCR Pengambilan spesimen oleh petugas lab setempat yang berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankes maupun lokasi pemantauan Pemantauan berkala selama belum dinyatakan selesai isolasi pada kasus isolasi mandiri maka pemantauan oleh FKTP/FKRTL dg berkoordinasi dg dinkes setempat Via telp atau kunjungan berkala dicatat di formulir pemantauan harian Pemantauan berupa suhu tubh dan skrining gejala harian Komunikasi Risiko Petugas kesehatan memberi info kepada kontak eratnya berupa info ttg COVID-19, pencegahan, penularan, tatalaksana lanjut, dll. Suspek melakukan protokol isolasi mandir PE tetap dilakukan terutama utk identifikasi kontak erat, sesuai kriteria sejak dinyatakan sebagai ontak erat selama 14 hari sejak kontak terakhir dg kasus probbable atau konfirmasi COVID-19 dapat dihentikan bila selama karantina tidak menunjukkan gejala (discharded) Pemantauan selama masa karantina berkala untuk memantau timbulnya gejala via telp atau kunjungan berkala dicatat di formulir pemantauan harian Pemantauan berupa suhu tubh dan skrining gejala harian Bila sudah selesai masa karantina maka dapat dikeluarkan surat pernyataan Bila petugas kesehatan memenul kontak erat yang tidak menggunakan APD standar maka direkomendasikan untuk segera dilakukan pemeriksaan RT-PCR sejak kasus dinyatakan probable atau konfirmasi 1) Bila hasil positif, maka isolasi mandiri selam 10 hari. bila selama isolasi mandiri timbul gejala maka dilakukan tata laksana sesuai kriteria kasus konfirmasi simptomatik 2) Bila hasil negatif, maka tetap melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Bila selama karantina ‘mandir timbul gejala dilakukan tata laksana sesuai kriteria suspek. Komunikasi Risiko Petugas kesehatan member info kepada kontak eratnya berupa info ttg COVID-19, pencegahan, penularan, tatalaksana lanjut bila muncul gejala, dll. PE dilakukan ketika kontak erat mengalami perkembangan muncul gejala sesuai kriteria kasus suspek/konfirmasi Patuhi protokol kesehatan dan peraturan are undongen| ‘yang berlaku. PROTOKOL TATA LAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI INFEKSI COVID-19 Konfirmasi (Tanpa gejala) Isolasi dan Pemantauan * Isolasi mandiri di rumah selama 10 hari isolasi sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi ‘© Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP © Kontrol di FKTP setelah selesai isolasi ‘Non-farmakologis Berikan edukasi terkait tindakan yang perlu dikerjakan (leaflet untuk dibawa ke rumah) : Bersihkan sesering mungkin daerah yg mungkin tersentuh pasien misalnya gagang pintu dil Pasien : ~ Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari = Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat berinteraksi dengan anggota keluarga = Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin. - Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing) - Upayakan kamar tidur sendiri /terpisah = Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis) - Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun - Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya - Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong plastik / wadah tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor keluarga yang lainnya sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cuci - Ukur dan catat suhu tubuh tiap jam 7 pagi dan jam 19 malam. = Segera berinformasi ke petugas pemantau/FKTP atau kkeluarga jika terjadi peningkatan suhu tubuh > 38°C Lingkungan/kamar: - Pethatikan ventilasi, eahaya dan udara - Membuka jendela kamar secara berkala = Bila memungkinkan — menggunakan APD saat membersihkan kamar (setidaknya masker, dan bila memungkinkan sarung tangan dan goggle. = Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin - Bersihkan kamar setiap hari , bisa dengan air sabun atau bahan desinfektasn lainnya Keluarga: - Bagi anggota keluarga yang berkontak erat dengan pasien nya memeriksakan diri ke FKTP/Rumah Sakit. - Anggota keluarga senanitasa pakai masker - Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien - Senantiasa mencuci tangan ~ Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih = Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara tertukar Farmakologi + Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi, Apabila pasien rutin meminum terapi obat ‘antihipertensi_ dengan golongan obat ACE-inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam ATAU Dokter Spesialis Jantung, + Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink Untuk anak: Perawatan suportif Tsolasi dan Pemantauan © Isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi ‘menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan ‘+ Ditangani oleh FTP, contohnya Puskesmas, sebagai pasien rawat jalan +_Kontrol di FKTP setelah selesai isolasi ‘Non Farmakologi : Edukasi terkait tindakan yang haras Sakit ringan dilakukan (sama dengan edukasi tanpa gejala) Farmakologis : + Pengobatan suportif * Pengobatan simtomatis seperti paracetamol bilademam * Bila diperlukan dapat diberikan Antivirus Untuk Anak: + Perawatan suportif (obat-obatan simtomatis) Perawatan simptomatis Tsolasi dan Pemantauan © Rujuk ke Rumah Sakit ke Ruang Perawatan COVID-19/ Rumah ‘Sakit Darurat COVID-19 * Isolasi di Rumah Sakit ke Ruang Perawatan COVID-19/ Rumah Sakit Darurat COVID-19 * Isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan ‘Non Farmakologis * Istirahat total, intake kalori adekuat, control elektrolit, status hidrasi, saturasi oksigen Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, ‘Sakit Sedang fungsi ginjal, fungsi hati dan ronsen dada secara berkala. Farmakologis * Pengobatan suportif © Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan lain-lain), * Antivirus * Antibiotik bila diperlukan Untuk Anak: ‘+ Perawatan suportif ‘+ Antibiotik bila diperlukan + Pemberian Vit C * Zink 20mg/hari atau ‘obat suplemen lain dapat dipertimbangkan untuk diberikan meskipun evidence belum menunjukkan hasil yang meyakinkan Tsolasi dan Pemantauan * Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan atau rawat secara kohorting See Non Farmakologis + Istirahat total, intake kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi (terapi eairan), dan oksigen © Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap beriku dengan hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, Hemostasis, LDH, D- dimer. + Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan ‘+ Monitor tanda-tanda sebagai berikut; - Takipnea, frekuensi napas > 30x/min, ~ Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry <93% (dijari), = Pa02/Fi02 <300 mmHg, - Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan area paru- paru pada pencitraan thoraks dalam 24-48 jam, = Limfopenia progresif, - Peningkatan CRP progresif, - Asidosis laktat progresif. ‘+ Monitor keadaan kritis = Gagal napas yg membutuhkan ventilasi mekanik, shock atau gagal Multiorgan yang memerlukan perawatan ICU. = Bila terjadi gagal napas disertai ARDS pertimbangkan penggunaan ventilator mekanik (alur gambar 1) 3 langkah yang penting dalam pencegahan perburukan penyakit, yaitu sebagai berikut * “Gunakan high flow nasal canulla (HFNC) atau non- invasive mechanical ventilation (NIV) pada pé dengan ARDS atau efusi paru luas. HFNC lebih disarankan dibandingkan NIV. (alur gambar 1) * Pembatasan resusitasi cairan, terutama pada pasien dengan edema paru. + Posisikan pasien sadar dalam posisi_ tengkurap (awake proneposition). + Prinsip terapi oksigen: - NRM:15 liter per menit. - HENC + Jika — dibutubkan, tenaga —_kesehatan —_harus ‘menggunakan respirator (PAPR,N95). * Batasi flow agar tidak melebihi 30 liter/meni + Lakukan pemberian HFNC selama I jam, kemudian lakukan evaluasi. Jika pasien mengalami perbaikan dan mencapai kriteria ventilasi aman (indeks ROX 24.88 pada jam ke-2, 6, dan 12 menandakan bahwa pasien tidak membutuhkan ventilasi invasif, sementara ROX <3.85 menandakan risiko tinggi untuk kebutuhan intubasi). Indeks ROX = (SpO-/ FiO.) / laju napas - NIV * Jika dibutubkan, tenaga —_kesehatan—harus menggunakan respirator (PAPR,N95).. * Lakukan pemberian NIV selama I jam, kemudian lakukan evaluasi. Jika pasien mengalami perbaikan dan mencapai kriteria ventilasi aman (volume tidal [VT] <8 ml/kg, tidak ada gejala_kegagalan pernapasan atau peningkatan Fi0:/PEEP) maka lanjutkan ventilasi dan lakukan penilaian ulang 2 Jam kemudian, * Pada kasus ARDS berat, disarankan untuk dilakukan ventilasi invasif. ‘*__Jangan gunakan NIV pada pasien dengan syok. Kombinasi AwakePronePosition++ HFNC/NIV 2jam 2kalisehari dapat memperbaiki oksigenasi dan mengurangi kebutuhan akan intubasi pada ARDS ringan hingga sedang. Hindari penggunaan strategi ini pada ARDS berat.'? Farmakologis © Antivirus * Pengobatan suportif * Pengobatan simtomatis seperti paracetamol bila demam * Bila terdapat kondisi sepsis yang diduga kuat oleh karena ko-infeksi bakteri, pemilihan antibiotik disesuaikan dengan kondisi klinis, fokus infeksi dan faktor risiko yang ada pada pasien. Pemeriksaan Kultur darah harus dikerjakan dan pemeriksaan kultur sputum (dengan Kehati-hatian khusus) patut dipertimbangkan. Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada ‘Keterangan + Terapi farmakologi pada anak, sbb.: ~ diterapkan pada pasien konfirmasi dan Suspek = dosis pada anak harus disesuaikan + Pasien dengan komorbid kardiovaskular perlu diberikan penjelasan informasiterkait indikasi dan efek samping yang dapat terjadi pada pengobatan + Untuk gejala ringan, bila terdapat kemorbid terutama yang terkait jantung sebaiknya pasien dirawat + Pemilihan obat disesuaikan pada : 1, ketersediaan obat 2._Kemampuan Pemantauan efek samping obat ALUR MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT ee (cvula kembali dari alu suspek) *clvitung sek kontak terakhir dengan kasus RINGKASAN MANAJEMEN KESMAS BERDASARKAN KRITERIA KASUS, ~ = er ‘SESUAI DENGAN BERAT-RINGAN SAKIT, RISIKO PENULARAN, DAN KEMAMPUAN FASILITAS PELAVANAN MASING-MASING DAERAH FORMULIR PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19) Apakeh pesien Girewat diramah yg ae Bila Ya, Nama RS terakhir Tanggal masuk RS Ruang rawat Vika ada, nama-nama RS ‘sebelumnya, Status pasien teralchir Laboratorium koafirmasi | (NE) Sab ‘Oropharyngeal (NP) Swab | Sputum Dalam 14 hart sebelum salt, apakah menalhi 1: desi tor i? Ya Ték = Tdk Tahu Dalam 14 han sebek ah i rienyat petjlannn dari area tranvenin lke ? - Ya Tdk Td Tahu pala 14 bari sebelum salot, spakeh memibla it tinggal ke ares transmisi okal ? f Ya dk = Tdk Tahu “Apaicah pasion termawuk cluster ISPA borat (demam dan pocuceia membutubkan : Ya > Tdk Tk Tahu perawatan Rumah Salat} yang tidak didcetahui peryebabaya? panen menuia bewan pelbaraan? Ya Tdk ~~ Tdk Tahu Ya sebutiean: anjing — keucing hewan Iain. eebutkan. Apakash pasien snarang petagne keaehatan? 7 Ya Tak Tak Taha Jidca Ya, olat pelindung diri APD) ops yang Gown Masker medis Sarung tangan dipokas soat melakukan perawatan pads pasion Masker NIOSIL- N95, AN EU STANDARD PFP2 suspelc/ protabel konfirmasi? reps. Kocamata pelindung (gogae) Tidak eeeakar APD Apakah melakukan peosedur yang menimbulkan : Ya Tdi, sebutkan .. efoust? “ey pnts sanpeke t dan peobabel, INSTRUKSE: + Semua pertanyaan dalam Sormmulir ins hurus hind, idk boleh ade pertunyaan apapun yang koma) tid texjawab. + Untuk pertaryaan degen phan jawalan “Yu /Tidak Tike Tau", pill wala satu jawabar aja CONTOH SURAT PERNYATAAN SELESAI PEMANTAUAN LOGO INSTANSI* ‘SURAT KETERANGAN PEMERIKSAAN, Yang bertanda tangan di bawah ini, dokter menerangkan bahwa: Nama ‘Tanggal lahir Alamat Pekerjaan : Selama masa observasi, tidak ditemukan gejala dan tanda infeksi Coronavirus Disease (COVID- 19), dan selanjutnya pada saat dinyatakan SEHAT. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dan mohon dipergunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui, Dokter Pemeriksa, Pejabat Instansi (Fasyankes) *Surat Ini dikeluarkan oleh Instansi yang merawat atau melakukan pemantauan RINGKASAN MANAJEMEN KLINIS BERDASARKAN KRITERIA KASUS ==: ‘Isolasi Mandin/ RS Daruret_

You might also like