You are on page 1of 13

CRITICAL REVIEW

Judul Jurnal : Pengaruh Proporsi Komisaris Independen Dan


Komposisi Komite Audit Terhadap Internal Control

Penulis : Makhdalena
Fakultas Ekonomi, Universitas Riau.
Publikasi : Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 12 No. 1,
halaman: 1-14, Januari 2011
Riviewer : 1. IRFAN (2016122045)
2. Melina Firdiana (2016121483)
Tanggal Riview : 12 Mei 2020
ABSTRACT

Accounting manipulation that occurred in recent years makes accounting experts

to focus on internal control issues. The experts agree that internal control is an

important issue through a substance that can be given by the internal control.

Internal control can be effective if supported by the proportion of independent

commissioners and audit committee composition are adequate. Based on that

idea, the researchers interested in conducting research that aims to find out: the

influence of the proportion of independent commissioners and audit committee

composition of the internal control eithersimultaneously or partially. Research

conducted by the survey in 48 listed companies in Jakarta Stock Exchange

manufacturing drawn at random from the population. Data used in this study are

primary data from the questionnaire and secondary data from the annual report.

Data were analyzed using path analysis. The results showed that: the proportion

of independent commissioners and audit committee composition has a significant

influence on the internal control eithersimultaneously or partially.

Keywords: Board of Commissioners, Independent Commissioner, Audit

Committee,Internal Control.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendalian internal yang sering juga disebut sebagai pengendalian

manajemen dalam pengertian yang paling luas mencakup lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi,

dan pemantauan. Pengendalian internal berfungsi sebagai lini depan untuk

menjaga aktiva dan mendeteksi terjadinya kesalahan, kecurangan, penyimpangan

dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangan-undangan (Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara, 2007:72). Sistem pengendalian intern meliputi

struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk

menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (S.P.

Hariningsih, 2006:129). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem

pengendalian internal sangat penting dalam menjaga asset perusahaan dan

mencegah terjadinya kecurangan yang disengaja oleh pihak tertentu.

Dalam buku Auditing dan Jasa Assurance jilid I (Alvin A. Arens, 2008:370)

menyebutkan bahwa manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang

sistem pengendalian internal yang efektif yaitu: (1) reliabilitas pelaporan

keuangan; (2) efesiensi dan efektivitas operasi. (3) ketaatan pada hukum dan

peraturan. Manajemen merancang sistem pengendalian internal untuk mencapai

ketiga tujuan tersebut. Dalam hal ini, untuk membantu dan menciptakan
manajemen mencapai ketiga tujuan tersebut agar pengendalian internal dapat

berjalan dengan baik perlu diperlukan seorang komisaris indpenden. Komisaris

independen merupakan anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan

direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta

bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen. Dalam rangka menunaikan tugasnya,

dewan komisaris dibantu oleh komite audit. Sawyer etal (2005) menyatakan

bahwa tanggungjawab utama komite audit adalah membantu dewan komisaris

dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang berhubungan dengan kebijakan

akuntansi, internal control dan praktik pelaporan keuangan dari organisasi.

Oleh karena itu. dewan komisaris ikut bertanggung jawab atas desain dan

implementasi internal control perusahaan. Dewan komisaris harus memperoleh

keyakinan bahwa internal control cukup efektif dalam meminimalkan risiko dan

peran manajemen. Dalam memenuhi tanggung-jawabnya, manajemen harus

mengidentifikasikan dan mengevaluasi risiko yang dihadapi perusahaan untuk

memperoleh perhatian dewan komisaris dalam mendesain, melaksanakan dan

memantau sistem agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kebijakan dewan

komisaris (Turnbull, 2001).

1.2 Fenomena

Manipuksi akuntansi yang menyebabkan bangkrutnya perusahaan raksasa

dunia pada awal tahun 2000an telah merugikan pemegang saham, kreditur,

pemasok dan karyawan perusahaan di berbagai negara. Perusahaan raksasa yang

bangkrut pada saat itu antara lain adalah Peregrine Investment Ltd di Hongkong,
Baring Futures di Singapore, Enron Corporation Consesco, Global Crossing,

WorldCom dan Tyco di Amerika Serikat, perusahaan asuransi raksasa HIH

Insurance Ltd dan perusahaan telkom One-Tell Ltd di Australia, Maxwell

Communication Corporation dan Mirror Group Newspaper di Inggris (Aldrige,

2005). Bangkrutnya perusahaan raksasa dunia menurut Justice Owen, Jill, aris dan

Solomon, Stephen Cheung dalam Aldrige (2005), disebabkan sistem internal

control perusahaan tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan begitu juga dengan

Dewan Komisaris serta Komite Audit tidak berfungsi sebagai mana mestinya.

Kasus PT Indofarma Tbk pada tahun 2001, kasus PT Kimia Farma Tbk pada

tahun 2002 dan kasus PT Davomas Abadi Tbk, pada press release tanggal 19

Maret 2003 disebabkan karena lemahya internal control perusahaan (Bapepam,

2004).

1.3 Critical Review

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Proporsi komisaris independen dan


Komposisi komite audit pada Internal control. Pada bab ini penulis sudah
memberikan data dan sampel yang akan dilakukan penelitian hanya saja sumber
penelitian yang dilakukan tidak dijelaskan oleh penulis. selain itu, penulis juga
tidak menjelaskan secara keseluruhan isi dari latar belakang tersebut sehingga
sulit untuk memahami maksud dari judul yang dibuat dan juga penulis harus
menambahkan bahasa indonesia pada abstraknya, agar lebih dipahami oleh
pembaca.

BAB II
LITERATUR

2.1 Grand Theory


Internal control didefinisikan oleh COSO (1992) sebagai suatu proses

yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lainnya yang

didisain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian ketiga

golongan tujuan sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi kegiatan, dapat

dipercayainya pelaporan keuangan, dan ketaatan terhadap peraturan dan

perundang-undangan. Internal control hanya dapat berfungsi dengan baik jika

didukung oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap internal control.

Internal control ada dalam proses manajemen, baik perencanaan, pelaksanaan dan

pemantauan yang melibatkan dewan komisaris, manajemen dan personal lainnya

untuk mencapai: 1) tujuan operasi dengan memanfaatkan sumber daya yang

dimiliki secara efisien dan efektif; 2) penvajian dan pengungkapan pelaporan

keuangan yang dapat dipercaya; dan 3) mendorong kepatuhan terhadap peraturan

perundang- undangan yang berlaku (Root, 1998).

2.2 Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Variabel

1 Rindova V. P, What Corporate


1999 Boards
Have to do with
Strategy: a
Cognitive
Perspective.
2 Zaman (2001) Turnbull-
Generating in
Due Expectations
of the Corporate
Governance Role
of
Audit
Committees.
3. Jayanthi Internal Control
Krisnan, Quality and Audit
2005. Committee
Quality:
An Empirical
Analysis.

2.3 Critical Review


Pada bab ini peneliti hanya menjelaskan pengertian berkaitan dengan
variable seperti pengertian Internal control, proporsi komisaris independen dan
komite audit. Akan lebih baik jika peneliti menyertakan teori yang berkaitan
dengan variabel-variabel yang digunakan.

Pada bab ini penulis mencantumkan penelitian terdahulunya, akan tetapi


alangkah baiknya penulis tersebut membuat tabel penelitian terdahulu dan
mengambil penelitian terdahulu sesuai dengan variabel Y yang terdapat pada
judul tersebut. Serta hipotesis penelitian yang dibuat hanya 1 yang menjelaskan
hasil dari Proporsi komisaris independen dan komposisi komite audit berpengaruh
terhadap internal control. Seharusnya penulis menambahkan hasil hipotesis yang
lain yang menjelaskan pengaruh dari internal control tersebut.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan sumber

data berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder dilihat dari laporan

tahunan manufaktur tahun 2004 dan 2005 yang telah diaudit sedangkan data

primer menggunakan kuesioner.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah Emiten sektor industri manufaktur yang

menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember tahun

2004-2005. Dan perusahaan yang memiliki data mengenai komisaris independen,

komposisi komite audit dan internal control. Teknik penarikan sampel dalam

penelitian ini menggunakan sampling acak sederhana (simple random sampling).

3.3 Variabel

Variabel independen dalam penelitian ini adalah variable Proporsi komisaris

independen dan komposisi komite audit yang diperoleh dari laporan tahunan

(Annual report) emiten manufaktur tahun 2004 dan 2005 yang telah diaudit.

Sedangkan variabel dependen, yaitu Internal control yang diperoleh dengan

menggunakan kuesioner.

3.4 Critical Review


Pada bab ini isi dan penjelasan yang di sajikan peneliti cukup lengkap, Jenis
penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian dan Pengukuran, Teknik
pengumpulan data serta Metode Analisis Data di sajikan cukup baik dan
menyertakan tabel untuk memperjelas. Dalam jurnal tersebut juga telah dijelaskan
bagaimana mencari data dengan mengunakan analisis lajur untuk menguji
hipotesis dari variabel X1 dan X2 terhadap Y.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Antar Variabel

Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis). Struktur

penelitian mengidentifikasikan pengaruh dari variabel X, dan X2 terhadap Y

sejalan dengan bunyi hipotesis. Pengaruh variabel ditentukan melalui koefisien

jalur Pyx; (i= 1,2) seperti tertulis dalam persamaan struktural berikut:

Y = Pyx1X1 + Pyx2X2 + Py1

Nilai Pyxi adalah nilai koefisien jalur yang ditaksir atau dihitung berdasarkan data

hasil pengamatan dan perhitungan dilakukan dengan menggunakan paket program

SPSS.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang

dirumuskan bahwa proporsi komisaris independen dan komposisi komite audit

berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap internal

control'. Hal ini, disebabkan karena komisaris independen (X1) dan komposisi

komite audit (X2) terhadap internal control (Y) adalah sebesar 23,10% sedangkan

sisanya sebesar 76,90% (1-R2) dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang

diteliti. Interpretasi penelitian ini adalah bahwa proporsi komisaris independen

bersinergi dengan komposisi komite audit sangat menentukan keberhasilan dari


internal control pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Dengan adanya

poroporsi komisaris independen dan komposisi komite audit yang memadai, maka

internal control akan semakin baik. Jadi dengan adanya dewan komisaris yang

terdiri dari komisaris independen dan komite audit yang independensi serta

pemahaman yang mendalam tentang laporan keuangan dapat berperan dalam

memberikan pengarahan dan pengawasan dalam mendesain dan

mengimplementasikan internal control.

4.3 Critical Review

Pada bab ini semua hasil dan pembahasan dari penelitian dijelaskan secara
jelas dan rinci serta dilampiri dengan tabel, sehingga pembaca dapat benar-benar
memahami hasil dari penelitian ini. Peneliti juga menyertakan hasil dari penelitian
terdahulu sehingga memperkuat hasil penelitian ini.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibangun serta analisis

dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa proporsi komisaris

independen dan komposisi komite audit berpengaruh signifikan terhadap internal

control.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, disarankan :

1. untuk penelitian selanjutnya, disarankan jika memakai variabel komposisi

komite audit, disarankan untuk memperhatikan indikator komposisi

komite audit selain latar belakang keuangan, juga pengalaman keuangan

dan aktivitas komite audit seperti frekuensi rapat bersama internal auditor,

external auditor dan direksi serta dewan komisaris dalam satu periode.

2. hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan

sumbangan pemikiran dalam melengkapi dan menyempurnakan mutu

kurikulum bidang akuntansi dengan menambahkan mata kuliah Corporate

Governance.
3. diharapkan bagi perusahaan kesadaran akan pentingnya keberadaan

internal control yang cukup memadai dan efektif, komisaris independen

dan komite audit yang efektif. Karena hal ini dapat memberikan nilai

tambah bagi perusahaan. Dan juga, para investor akan mempercayai

penanaman modalnya pada perusahaan yang memiliki internal control

yang baik dan memiliki komisaris independen serta komite audit yang

efektif.

You might also like