You are on page 1of 9

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1): 107 - 115

ISSN : 0852-3681
E-ISSN : 2443-0765
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Fertilitas Spermatozoa Ayam Buras dengan Penambahan Antioksidan


Glutathione dalam Pengencer Ringer’s Selama Simpan Dingin
Iswati1, Nurul Isnaini2, Trinil Susilawati2
1)
STPP Malang dan Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya Malang
2)
Bagian Produksi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang

Corresponden author : ibuke.lintang@gmail.com dan trinil_susilawati@yahoo.com

ABSTRACT : Testing of spermatozoa fertility in vivo is needed to find out the extent
of the ability of spermatozoa fertilization in the female reproductive tract. The fertility
ability of spermatozoa in fertilizing the ovum is indicated by the number of fertile eggs
from the number of eggs incubated resulting from the mating with Artificial
Insemination (AI). The aim of this research is to know the percentage of fertility of eggs
from AI using semen which has been stored cold for 8 hours on Ringe's diluent with the
addition of antioxidant glutathione. Collection semen with teaser female method is
done in Poultry Breeder Installation of Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
(STPP) Malang. The 30 female chickens were divided into 3 groups of treatment P0: AI
using fresh semen with Ringer's diluent, P1: AI using cold semen with Ringer's Diluent
(8 hours duration storage) and P2: AI using cold semen with 0.5 mM addition in
Diluent Ringe's (8 hours duration storage). Experiment design using Complete
Randomized Design (CRD) and nonparametric data analysis with chi-square. The
observed variable was egg fertility calculated based on egg fertility percentage. The
results showed that the dilution treatment had a significant effect (P <0,05) on fertility
egg, with the best result indicated by P0 that is 76% fertility, followed by P2 with
fertility 42% and P1 which showed the lowest fertility was 34%. AI with cold semen
has not demonstrated a good percentage of fertility despite 0.05 mM glutathione added
as an antioxidant. It is recommended that AI in domestic poultry using
fresh semen with Ringe's diluent, is done as soon as possible to obtain optimum fertility.

Keywords: fertility, domestic chicken, Artificial Insemination, glutathione, teaser


female

PENDAHULUAN pengenceran semen, kesuburan betina,


Keberhasilan IB pada ayam dan keterampilan inseminator. Hal ini
tergantung pada beberapa faktor, antara diperjelas oleh Alkan, et al., (2002)
lain: strain ayam, umur ayam, bahan bahwa keberhasilan IB sangat
pengencer dalam penyimpanan semen, ditentukan oleh kualitas semen yang
derajat pengenceran atau dosis dikoleksi.Hal senada dilaporkan oleh
inseminasi, kualitas semen, deposisi Modupe et al.,(2013) bahwa kualitas
semen, dan waktu inseminasi (Ridwan, semen berpengaruh penting terhadap
2008; Danang dkk., 2012,). Wiyanti dkk fertilitas spermatozoa, konsentrasi
(2013), juga menyatakan bahwa faktor spermatozoa 50 x10 dilaporkan cukup
6

keberhasilan IB dipengaruhi oleh untuk mencapai fertilitas yang baik


penampungan, penyimpanan, pada ayam dan kalkun. Donoghue and

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.010 107


J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):107 – 115

Wishart (2000) menjelaskan pula bahwa oviduct hendaknya memperhatikan


beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan unggas
fertilitas dalam program IB adalah sehingga mencapai tingkat kesuburan
kualitas semen yang dipengaruhi oleh yang tinggi. Volume semen yang
hal-hal sebagai berikut : pejantan, dibutuhkan umumnya 0,1 ml, dengan
pencahayaan, musim, berat badan, diet konsentrasi minimal 100 - 200 juta
pakan dan koleksi semen. spermatozoa per inseminasi, yang
Pada unggas, uji kualitas sperma dimasukkan ke dalam vagina unggas
mempunyai hubungan yang signifikan betina. Hal senada diperjelas oleh
terhadap kemampuan fertilisasi. Prinsip Hopkins dan Evans (2003) dosis semen
umum uji kualitas sperma yang direkomendasikan untuk ayam
menggambarkan beberapa fungsi adalah 0,1 ml dengan konsetrasi 300
sperma yang ditunjukkan selama juta spermatozoa. Syringe inseminasi
interaksinya di dalam saluran dimasukkan ke dalam vagina ayam
reproduksi betina dan ovum. Pada dengan kedalaman sekitar 3 cm dan
experimen yang lain uji fertilitas semen dideposisikan pada posisi
dikatakan memiliki hubungan yang tersebut. Waktu yang direkomendasikan
rendah dengan uji kualitas spermatozoa. untuk IB adalah sore hari untuk
Hal yang menyebabkan rendahnya menghindari adanya telur dalam uterus.
hubungan antara uji kualitas sperma dan Kualitas spermatozoa secara in
kemampuan fertilisasi karena interaksi vitro dapat digunakan sebagai dasar
tersebut melibatkan banyak faktor dalam memperkirakan kemampuan
sedangkan pengujian hanya fertilisasi spermatozoa, namun
memeperhatikan sedikit variabel keberhasilan dalam membuahi ovum
(Wishart, 2009).Meskipun demikian penting untuk diuji secara in vivo.
fertilitas adalah suatu hal yang pertama Ukuran keberhasilan IB pada ayam
dan paling penting dalam usaha adalah persentase fertilitas telur.
pengembangan breeding pada unggas. Fertilitas ini menandakan terjadinya
Jumlah telur yang fertil yang dihasilkan pembuahan antara spermatozoa dan
pada penetasan menentukan ovum dalam saluran reproduksi betina
profitabilitas dari seekor ayam. ayam. Fertilitas telur merupakan jumlah
Meskipun pejantan dan betina keduanya telur yang fertil dari sejumlah telur yang
memberikan pengaruh pada penurunan diinkubasi hasil inseminasi buatan
fertilitas, namun angka fertilitas yang (Saleh dan Isyanto, 2011).
rendah dianggap sebagai masalah besar Inseminasi Buatan dengan
pada pejantan (Khan, 2011). menggunakan semen segar telah banyak
Habibullah (2015) menjelaskan dilakukan, penelitian Irastuti (2011)
bahwa IB pada unggas adalah proses menyebutkan bahwa fertilitas telur
koleksi semen dari unggas jantan ayam buras dengan interval IB 3 hari
kemudian memasukkan semen ke dalam sekali sebesar 70,83 (%). Perkembangan
saluran reproduksi betina untuk metode penyimpanan semen ayam
mendapatkan telur yang fertil. Proses IB dalam bentuk simpan dingin maupun
pada unggas seperti yang dikemukakan simpan beku menuntut adanya evaluasi
oleh Getachew (2016), semen dari kualitas spermatozoa melalui uji
unggas jantan dikoleksi kemudian fertilitas. Penelitian Saleh dan Isyanto
dimasukkan ke oviduct unggas betina (2011) menyatakan bahwa persentase
untuk mendapatkan fertilitas telur. fertilitas telur menurun seiring lama
Dosis semen yang dideposisikan di simpan semen pada suhu 10°C, pada

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.010 108


J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):107 – 115

lama simpan 3 jam persentase fertilitas Materi penelitian


telur sebesar 56,18%. Penelitian ini mengguankan
Penambahan bahan pengencer ayam jantan sebanyak 2 ekor dengan
yang dapat meningkatkan kemampuan umur 1 tahun dan 13 bulan, memiliki
fertilisasi telah dilakukan oleh bobot badan 2,5 kg. Ayam buras betina
Thananurak et al., (2015) yaitu dengan sebanyak 30 ekor, dengan umur 40
penambahan antioksidan glutathione minggu dan berat badan 1,7–2,2 kg.
yang mampu menghambat kerusakan Ayam akseptor IB dibagi ke dalam 3
membran akibat peroksidasi lipid kelompok perlakuan sehingga masing-
selama pembekuan semen ayam,namun masing perlakuan sejumlah 10 ekor
angka fertilitas masih rendah yaitu dengan perlakuan sebagai berikut:
62,08% pada penambahan 0,5 mM semen segar dengan pengencer Ringers
glutathionepada media thawing semen (P0), semen dingin dengan pengencer
beku ayam selama 1 jam pada suhu 5°C. Ringer dengan lama simpan 8 jam pada
Penyimpanan yang lebih lama pada sugu 3-5°C(P1), dan semen dingin
suhu 3-5°C dengan penambahan dengan penambahan gutathione 0,5mM
antioksidan glutathione dalampengencer dalam pengencer Ringer’s yang telah
semen ayam diharapkan mampu disimpan pada suhu 3-5°C selama 8 jam
mempertahankan kualitas seprmatozoa (P2).
sehingga mampu meningkatkan Peralatan yang digunakan untuk
kemampuan fertilisasi, namun sejauh ini penampungan semen metode betina
masih sebatas evaluasi invitro. pemancingantara lain: spuit 1ml, tabung
Pengujian kualitas sepermatozoa secara plastik untuk menampung semen
invitro pada penelitian Danang dkk., kapasitas 10 cc, tabung plastik dengan
(2012) memperlihatkan bahwa pada tali karet sebagai artificial cloaca,
pengencer Ringer’s spermatozoa ayam aluminium foil, spidol permanen, kertas
dapat bertahan selama penyimpanan label. Alat untuk pembuatan pengencer
dingin selama 18 jam, namun belum antara lain: erlenmeyer, magnetic strirer,
dilakukan uji fertilitas spermatozaoa kertas saring, timbangan analitik,
secara in vivo. Penelitiansebelumya tabung ukur, aluminium foil. Bahan
tentang penambahan glutathione pada pengencer yang digunakan antara lain:
pengencer Ringer’s selama simpan bahan pengencer berupa larutan
dingin menghasilkan kualitas Ringer’s laktat yang mempunyai
spermatozoa mampu bertahan pada komposisi per 1000 ml yaitu: Sodium
konsentrasi 0,5 mM selama 8 jam klorida 6,0 g, Sodium Laktat 3,1 g,
dengan motilitas individu, viabilitas dan Potassium Klorida 0,3 g dan Kalsium
abnormalitas berturut-turut sebesar Klorida 2H2O 0,2 g (Danang dkk., 2012)
62±9,19%, 79,26±8,49% dan dan bahan antioksidan Glutathione
13,66±0,31%.Berdasarkan hal tersebut (Jincheng Pharm; CAS 70-18-8).
perlu dilakukan pegujian fertilitas Peralatan IB ayam antara lain :
spermatozoa ayam buras dengan tabung tempat semen, spuit 1cc (spuit
pengencer Ringer’s yang ditambahkan tuberculine) dengan bagian ujung
0,5mM glutathione setelah dipasang selang karet steril dengan
penyimpanan suhu 3-5°C selama 8 jam panjang ± 2-3 cm. Perlatan penetasan
untuk mengetahui persentase fertilitas adalah 1 unit mesin tetas otomatis dan 1
telur ayam buras. unit lampu peneropong (candling).

MATERI DAN METODE

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.010 109


J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):107 – 115

Metode penelitian vagina. Inseminasi Buatan dilakukan


Metode penelitian yang pada sore hari jam 16.00 WIB, untuk
digunakan adalah eksperimental yaitu menghindari adanya telur dalam uterus
perlakuan IB menggunakan tiga (Dononghue dan Wishart, 2000;
pengencer terhadap masing-masing 10 Gethachew, 2016).
ekor ayam buras betina.
Pengumpulan telur hasil inseminasi
Penampungan Semen Koleksi telur dilakukan hari ke-2
Penampungan semen dengan sampai hari ke-6 setelah IB. Telur yang
menggunakan metode betina pemacing telah dikoleksikemudian dibersihkan
(teaser female). Metode penampungan darikotoran, telur diberi kode sesuai
tersebut mengadopsi dari penelitian dengan tanggalbertelur, nomor ayam
Chelmonska (2008) yang melakukan dan kelompok perlakuan.Telur yang
penampunagn semen pada burung telah ditandai dimasukan kedalammesin
puyuh tanpa pijat urut pada daerah tetas yang telah difumigasi sebelumnya,
abdomen hingga kloaka namun dengan suhu 38°C (100°F). Pada hari ke
menggunakan rangsangan ayam tujuh inkubasi, telur diperiksa
betina.Penampung semen dilakukan fertilitasnya dengan metode candling
dengan cara sebagai berikut : terlebih (peneropongan telur) untuk menentukan
dahulu bulu disekitar kloaka dicukur, fertilitas telur (Tabatabaei, 2010).
bagian sekitar bibir dan kloaka tersebut
dibersihkan dari kotoran yang Parameter yang diamati
menempel dengan tissu yang dibasahi Parameter yang diamati adalah
dengan alokol 70%. Selanjutnya persentase fertilitas telur. Telur yang
dipasang tabung sebagai artificial dianggap fertil ditandai dengan adanya
cloaca (Malecki and Martin, 2002)yang tunas dengan cabang-cabang urat darah
diikatkan pada punggung ayam, dan telur infertil yang ditandai dengan
kemudian pejantan didekatkan pada titik atau lingkaran berwarna kehitaman.
betina pemancing dan pejantan akan Persentase fertilitas menurut Modupe et
muncul respon untuk menaiki betina, al., (2013) dihitung dengan rumus
dalam beberapa detik ejakulasi akan sebagai berikut:
terjadi dan semen tertampung dalam
tabung artificial cloaca. Tali pengikat
tabung dilepaskan dan semen yang
tertampung di sedot dengan spuit 1 ml
untuk mengetahui valume semen, Rancangan Ppercobaan dan analisis
selanjutnya dituang dalam tabung yang statistik
berisi bahan pengencer. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Inseminasi Buatan (IB) dengan 3 Perlakuan dan 10 ulangan.
Ayam betina diinsemiansi Perlakuan yang dicobakan adalah
dengan semen yang telah diencerkan sebagai berikut :
sesuai dengan perlakuan. Inseminasi P0 = semen segar dengan pengencer
Buatan dilakukan 2 kali seminggu, dosis Ringer’s
semen 0,2 ml per ekor dengan P1 = semen dingin dengan pengencer
konsentrasi spermatozoa 200 juta/ dosis Ringer’s (8 jam)
IB. Ayam betina diinseminasi dengan
metode intravaginal yaitu 2-4 cm dalam

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.010 110


J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):107 – 115

P2 = semen dingin dengan pengencer berturut-turut sebesar 80,80%, 60,50%,


Ringer’s + 0,5 mM glutathione (8 57,68%, dan 56,18%. Perbedaan hasil
jam) dari penelitian karena beberapa faktor
Data yang diperoleh di analisis antara lain strain ayam, umur, deposisi
dengan uji chi square untuk melihat semen, konsentrasi semen, jumlah
apakah nilai pengamatan sesuai dengan spermatozoa yang diinsemiansikan,
nilai harapan dari fertilitas telur pada 3 jenis pengencer dan lama koleksi telur
perlakuan tersebut. (Modupe et. al., 2013).
Inseminasi Buatan
HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan semen segar dengan
Fertilitas telur dihitung dari total pengencer Ringer’s pada penelitian ini
telur yang fertil di bagi dengan total menghasilkan fertilitas 76%, lebih
telur yang diinkubasi dikalikan 100% tinggi daripada penelitian Ridwan dan
(Modupe et al., 2013). Hasil rataan Rusdin (2008) yang melakukan IB
fertilitas spermatozoa ayam buras dari menggunakan semen segar dengan
ketiga perlakuan terterapada Tabel 1. pengencer Ringer’s menghasilkan
fertilitas 74,73%. Hasil peenelitian ini
Tabel 1. Rataan Fertilitas Spermatozoa juga menunjukkan fertilitas telur yang
Ayam Buras pada Tiap Perlakuan lebih tinggi dari penelitian Tabatabaei
Perlakuan Rataan (2010) yang melakukan IB
Fertilitas (%) menggunakan semen segar dengan
P0 76,0 pengencer Ringer’s pada dosis 100 juta
P1 34,0 per inseminasi yang menghasilkan
persentase fertilitas optimum yaitu
P2 42,0
72,37±5,28% sedangkan IB dengan
dosis 200 juta per inseminasi
Berdasarkan Tabel 5, persentase
menghasilkan fertilitas 89,12±3,74%.
fertilitas tertinggi ditunjukkan oleh
Hal ini karena pengencer Ringer’s
semen segar dengan pengencer Ringer’s
mengandung Na-laktat diperlukan
(P0) yaitu 76%. Persentase fertilitas dari
untuk mempertahankan keasaman
semen dingin pada pengencer Ringer;s
larutan dan tekanann osmotik larutan
setelah penyimpanan 8 jam pada suhu
(Danang, dkk., 2012). Pelaksanaan IB
3-5°C menunjukkan penurunan fertilitas
dilakukan paling lama 30 menit setelah
yaitu 34 % (P1) dan penambahan
koleksi semen sehingga belum terjadi
glutathione dalam penyimpanan 8 jam
metabolisme dan stress oksidatif yang
pada suhu 3-5°C menunjukkan fertilitas
berlebihan dibandingkan semen yang
sebesar 42 % (P2). Hal ini sesuai hasil
dilakukan penyimpanan dingin. Hal ini
penelitian Solihati et al., (2006) bahwa
diperjelas oleh Getachew (2016) bahwa
fertilitas menurun pada IB dengan
semen unggas akan kehilangan
semen yang telah disimpan pada suhu 4-
viabilitas setelah lebih dari 1 jam
5°C pada lama simpan 1 jam (43,24%),
penampungan, sehingga inseminasi
24 jam (21,68%) dan 48 jam (10,32%).
harus dilakukan sesegera mungkin
Hasil penelitian yang dilaporkan Saleh
setelah koleksi semen.
dan Isyanto (2011) menunjukkan bahwa
pada penyimpanan 10°C menghasilkan Hasil analisis antara
fertilitas yang semakin menurun yaitu pengenceran dengan persentase fertilitas
pada lama simpan 0 jam, 1 jam, 2 jam dilakukan dengan uji non parametrik chi
dan 3 jam dengan hasil fertilitas square. Berdasarkan nilai chi square

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.010 111


J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):107 – 115

yang lebih besar dari pada nilai tabel chi Hidrogen peroksida, Superoksid anion,
square, menunjukkan bahwa terdapat dan hydroxyl radical yang pada
perbedaan yang nyata antara frekuensi akhirnya menyebabkan kerusakan
yang teramati dengan frekuensi struktur membran seprmatozoa selama
harapanpada perlakuan pengenceran penyimpanan aerobic (Donoghue and
terhadap persentase fertilitas telur. Wishart, 2000; Zeitoun and Aldamegh.,
Persentase fertilitas yang diharapkan 2015). Cold shock selama penyimpanan
dari IB pada ayam adalah 89% semen memicu terjadinya stress pada
(Tabatabaei, 2010). Pada penelitian membran sel spermatozoa melalui
ini,IB yang dilakukan menggunakan radikal bebas sehingga menyebabkan
konsentrasi spermatozoa yang sama, kerusakan spermatozoa (Sanocka and
tempat deposisi semen, inseminator dan Kupisz, 2004; Thuwanut el al., 2011).
waktu IB yang sama namun pengencer Kerusakan pada membran spermatozoa
dan penyimpanan semen yang berbeda berdampak pada rendahnya kemampuan
meghasilkan angka fertilitas yang fertilisasi dari spermatozoa yang secara
berbeda. Hal ini sesuai pendapat invivo ditunjukkan dengan rendahnya
Donoghue and Wishart (2000) bahwa angka fertilitas telur.
variasi hasil analisis fertilitas Upaya dalam melindungi
disebabkan oleh pengencer yang spermatozoa selama penyimpanan dari
berbeda, waktu insemiansi, kedalaman kerusakan fisik maupun kimia
deposisi semen pada vagina, dosis antaralain adalah penambahan
spermatozoa dan frekuensi IB. antioksidan enzymatic secara exogen
Penyimpanan semen bisa berkisar atau penambahan dalam pengencer
anatar 6-48 jam, namun fertilitas nya semen. Salah satu antioksidan itu adalah
menurun setelah penyimpanan 6 jam, glutathione. Antioksidan memiliki
bahkan penyimpanan lebih dari 24 jam mekanisme pertahanan dalam melawan
akan semakin menurunkan angka lipid peroksidase dari semen dan
fertilitas, karena diperkirakan lebih dari memelihara motilitas dan viabilitas
30% spermatozoa yang hidup setelah spermatozoa (Maia et al., 2009).
penyimpanan 24 jam tidak mampu Penambahan antioksidan glutathione
bertahan mencapai oviduct (Donoghue dalam pengencer semen diharapkan
andWishart , 2000). menurunkan tingkat kerusakan
Persentase Fertilitas telur pada membran spermatozoa sehingga
IB dengan semen yang telah disimpan kemampuan fertilisasi spermatozoa
selama 8 jam padasuhu 3-5°C pada dapat dipertahankan.
pengencer Ringe’s hanya sebesar 34% Hasil penelitian ini
hal ini diperkirakan karena selama menunjukkan bahwa persentase
simpan dingin spermatozoa mengaami ferrtilitas telur dari pengencer semen
stress oksidatif dan cold shock. Semen ayam yang telah ditambah dengan
ayam mengandung berbagai macam antioksidan glutathione 0,5Mm sebesar
asam lemak tak jenuh yang teroksidasi 42%, hasil ini belum mampu
selama penyimpanan menghasilkan menunjukkan fertilitas yang tinggi
Reactive Oxygen Species (ROS). seperti IB dengan semen segar tanpa
Oksigen spesies sangat aktive dalam penyimpanan. Penambahan antioksidan
level seluler menghasilkan berbagai glutathione diharapkan dapat
derajat kerusakan sel spermatozoa. Sel menangkal reaksi peroksidase lipid
spermatozoa rentan terhadap lipid sehingga mampu bertahan selama
peroksidase oleh radikal bebas seperti penyimpanann dingin. Berdasarkan

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.010 112


J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):107 – 115

hasil evaluasi spermatozoa selama infundibulum juga memerlukan


penyimpanan dingin 8 jam, secara kontraksi uterus. Setelah sampai pada
visual masih menunjukkan kualitas tempat fertilisasi membutuhkan
spermatozoa yang layak untuk IB yang pengikatan antara bagian inner
dilihat dari parameter motilitas individu periviteline (Wishart., 2009).
62%, viabilitas 79,26% dan
abnormalitas spermatiozoa 13,66%. KESIMPULAN
Akan tetapi uji in vivomelalui aplikasi Pengenceran dan penyimpanan
IB belum mampu menunjukkan semen ayam pada suhu 3-5°C
fertilitas yang lebih baik dibandingkan menunjukkan pengaruh yang nyata
IB dengan semen segar.Hal senada terhadap fertilitas spermatozoa ayam
dilaporkan pula oleh Thananurak (2015) buras. Inseminasi Buatan dengan
bahwa penambahan glutathione 0,5mM menggunakan semen segar
pada post thawing semen beku ayam menunjukkan hasil yang terbaik pada
selama 1 jam, persentase fertilitasnya persentase fertilitas telur, sedangkan IB
mencapai 62,08 ±1,23% dan lebih dengan semen yang telah disimpan
rendah dibandingkan IB tanpa selama 8 jam pada suhu 3-5°C belum
penambahan glutathione dalam memberikan hasil yang lebih baik
pengencer semen. Menurut Donoghue meskipun telah ditambahkan
and Wishart (2000), kemampuan antioksidan glutathione dalam
fertilisasi dari semen beku unggas pengencer dasar Ringer’s. Penggunaan
setelah di thawing dipengaruhi oleh semen segar ayam yang telah diberi
dosis spermatozoa, frekuensi inseminasi pengencer Ringe’s untuk aplikasi IB
dan deposisi semen dalam saluran sebaiknya dilakukan sesegera mungkin
reproduksi betina. Deposisi semen untuk memperoleh fertilitas yang
dilakukan pada bagian intravaginal, iptimum.
spermatozoa akan menuju daerah DAFTAR PUSTAKA
uterovagina sebagai Sperm Storage
Alkan, S., A. Baran, O.B. Ozdas dan, M.
Tubules (SSTs) yang selanjutnya akan Evecen 2002. Morfological
melakukan pergerakan menuju
defects in turkey
infundibulum untuk melakukan
semen.Turk.J.Vet. Animal
fertilisasi. Akan tetapi hanya
Science. 26:1087-1092.
spermatozoa yang potensial dan Chelmonska, B., A. Jerysz, E. L
terseleksi yang dapat mencapai tempat
Ukaszewicz, A. Kowalczyk,
fertilisasi (Ridwan dan Rusdin, 2008). I. Malecki. 2008. Semen
Spermatozoa dapat kehilangan fertilitas
Collection from Japanese
walaupun secara visual masih hidup Quail (Coturnix japonica)
karena untuk mencapai tempat fertilisasi
Using a Teaser
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara Female.Turk.J. Vet. Anim.
lain adalah transport melewati vagina
Sci.32(1): 19-24
masuk ke dalam Sperm Storage Tubules Danang, D.R, N. Isnaini dan
(SSTs) yang memerlukan motilititas
P.Trisunuwati. 2012.
spermatozoa. Akan tetapi Motilitas Pengaruh Lama Simpan
yang tepat tidak cukup untuk
Semen Terhadap Kualitas
memastikan pembuahan, karena sperma
Spermatozoa Ayam
harus melewati proses fisiologis
Kampung Dalam Pengencer
kapasitasi dalam saluran reproduksi
Ringer’s pada suhu
betina. Transport dari SSTs menuju

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.010 113


J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):107 – 115

4°C.Jurnal Ternak Tropika . Oxidants. Small Ruminant


13 (1): 47-57 Research. 85: 85-90.
Donoghue. A.M., and G.J.Wishart Malecki, I., and G.B Martin. 2002.
(2000). Storage of poultry Semen collection in the emu
semen. Animal and ostrich.Proceedings of
Reproductive Science, 62: the World Ostrich Congress.
213-232. Warsaw, Poland: 38-43.
Getachew, T. 2016. A Review Article of Modupe, O., A. C Livinus and N.B.
Artificial Insemination in Ifeany. 2013. Semen
Poultry. World’s Veterinary Quality Characteristic and
Journal. 6 (1):26-35. Effect of Mating Ratio on
Habibullah, M., M. A. Hashem, M. S. Reproductive Performance
Rana and M. H. Islam. 2015. of Hubbarrd Broiller
Effect of Artificial Bredders. Journal of
Insemination on different Agriculture Science. 5(1)
production parameter in 154-159.
Hubbard classic broiler Ridwan dan Rusdin. 2008. Konservasi
parent stock. J. Bangladesh Semen Ayam Buras
Agril. Univ. 13(1): 71–77. Menggunakan Berbagai
Hopkins, S.M. and L.E.Evans. 2003. Pengencer Terhadap
Artificial Inseminations in Fertilitas Dan Periode Fertil
McDonald’s Veterinary Spermatozoa Pasca
Endocrinology and Inseminasi Buatan.J.
Reproduction.Edited by Agroland 15 (1) : 63 – 67.
Mauricho H. Pineda and Saleh D.M., dan A.Y. Isyanto . 2011.
Michael P.Dooley. Pengaruh Lama
5thedition. Iowa statePress. Penyimpanan terhadap
USA: 366-368. Motilitas dan Fertilitas
Irastuti. 2011. Pengaruh Bangsa Spermatozoa Ayam Kate
Pejantan dan Interval Lokal. Ckrawala Galuh.
Deposisi Sementerhadap 1(6): 1-6.
Keberhasilan Inseminasi Sanocka, D.M. and Kurpisz, M. 2004.
Buatan pada ayam. Jurnal Reactive Oxygen Species
Sains dan Teknologi and Sperm Cells.
Tadulako. 1(1): 13-25. Reproductive Biology and
Khan, R.U. 2011. Antioxidant and Endocrinology. 2: 12-18.
Poultry Semen
Quality.World’s Poultry Solihati, N., A. Pinnezak R. Idi, R.
Science Journal.67: 298- Setiawan, I.Y. Asmara, B.I.
308. Sujana., 2006. Pengaruh
Maia, M.S., S.D. Bicudo, H.C. Azevedo, Lama PenyimpananSemen
C.C. Sicherle, D.B. Sousa, Cair Ayam Buras pada Suhu
and L. Rodello. 2009. 5°C terhadap Periode Fertil
Motility and Viability of dan Fertilitas Sperma.Jurnal
Ram Sperm Cryopreserved Ilmu ternak. 6(1):7-11
in a Tris-Egg Yolk Extender Surai, P.F., N. Fujihara, B.K. Speake, J-
Supplemented with Anti- P.Brillard, G.J. Wishart and
N.H.C.Sparks. 2001.

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.010 114


J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):107 – 115

Polyunsaturated Fatty Acids,


Lipid Peroxidation and Thuwanut, P., K. Chatdarong, A.S
Antioxidant Protection in Bergqvist, L. Söderquist, K.
Avian semen. Review. Thiangtum, D Tongthainan,
Asian-Aust,J.Animal science. and E. Axnér. 2011. The
14 (7): 1024-1050. Effects of Antioxidants on
Tabatabaei, S. 2010. The effec Semen Traits and in Vitro
Spermatozoa Number on Fertilizing Ability of Sperm
Fertility Rate of Chicken in from Flat-Headed Cat
Artificial Insemination (Prionailurus planiceps).
Programs. Journal of Theriogenology. 76: 115-
Animal and Veterinary 125.
Advances. 9(12): 1717-1719. Zahariev Z., R. Stefanof., M. Sabev., K.
Thananurak, P.,C. Sittikasamkit, T. Miteva., and I.
Vongpralub and K. Nikolav.,2007. Cytochrome
Sakwiwatkul. 2015. Effects Affect Viability and Fertility
of Addition of Reduced of Bull Semen, am-Euras. J.
Glutathione to Thawing Agric and Environ.2(1): 48-
media on Motility 50
Parameters, Lipid
Peroxidation and Fertility
Rate in Frozen-Thawed
Chicken Spermatozoa. Khon
Kaen Agr Journal. 43
(suplement 2): 98-102.

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.010 115

You might also like