You are on page 1of 8

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI DAN NAFAS DALAM

TERHADAP PENURUNAN DISMENORE

Sri Ramadina1, Sri Utami 2, Jumaini 3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: dina_tertia@yahoo.com

Abstract

The purpose of this research was to determine effectiveness of relaxation techniques of handheld finger and deep breathing to
decrease dysmenorrhea. The method of this research was quasi - experimental and used non - equivalent control group as the
research design. This research was conducted at SMP 3 Pekanbaru that consist of 30 people, 15 people were experimental
group and 15 people were control group. The sampling method was purposive sampling. Measuring instruments was the
observation sheet. The analysis that was used in this research were univariate and bivariate analysis with used t - dependent
and t-independent test. The results showed significant differences in the changes of dysmenorrhea intensity in the experimental
group after being given a handheld finger relaxation techniques and deep breathing and the control group were not given a
handheld finger relaxation techniques and deep breathing with a p-value (0,000) < α (0,05). The results of this research
recommends the provision of finger relaxation techniques and deep breathing in young women who got dysmenorrhea as a
alternative therapy that was effective in reducing dysmenorrhea.

Keywords : Deep breathing,dysmenorrhea, handheld fingers

PENDAHULUAN Penanganan yang dapat diberikan untuk


mengurangi dismenore adalah dengan pemberian
Dismenore adalah nama medis untuk terapi farmakologi seperti pemberian obat
menstruasi yang disertai dengan kram dan rasa analgetik, terapi hormonal, terapi dengan obat
sakit yang berlebihan. Kejadian dismenore non steroid anti prostaglandin dan dilatasi
merata pada 40 - 80 % wanita dan 5 – 10% kanalis servikalis (Mitayani, 2011). Selain itu
wanita mengalami dismenore yang berat dan terapi non farmakologis juga diperlukan untuk
tidak tertahankan (Morgan & Hamilton, 2009). mengurangi dismenore. Salah satunya dengan
French (2005, dalam Ningsih, 2011) menyatakan menggunakan teknik relaksasi. Teknik ini
di Amerika prevalensi dismenore paling tinggi didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh
pada usia remaja dengan estimasi 20-90% berespon pada ansietas yang merangsang pikiran
dengan nyeri haid berat sebanyak 15%. karena nyeri atau kondisi penyakitnya (Asmadi,
Sedangkan di Malaysia prevalensi dismenore 2008).
pada remaja sebanyak 62,3% ( Liliwati, Verna & Dalam penatalaksanaan dismenore, akan
Khairani, 2007, dalam Ningsih, 2011). lebih efektif jika mengkombinasikan dua atau
Dismenore primer terjadi akibat lebih metode non-farmakologis yang ada. Salah
endometrium mengandung prostaglandin dalam satu jenis kombinasi metode non-farmakologis
jumlah yang tinggi selama fase luteal dalam yang dapat kita terapkan yaitu kombinasi
siklus menstruasi. Hal ini menyebabkan relaksasi genggam jari dan napas dalam. Kedua
kontraksi miometrium yang kuat dan mampu metode ini merupakan metode yang sederhana
menyempitkan pembuluh darah yang dan dari beberapa penelitian mengatakan bahwa
mengakibatkan iskemia, disintegrasi metode ini efektif dalam mengurangi nyeri.
endometrium, perdarahan dan nyeri. Dismenore Teknik mengenggam jari merupakan
primer muncul berupa serangan ringan, kram bagian dari teknik Jin Shin Jyutsu. Jin Shin
pada perut bagian bawah, bersifat spasmodik Jyutsu adalah akupresur Jepang. Bentuk seni
yang dapat menyebar kepunggung atau paha yang menggunakan sentuhan sederhana tangan
bagian dalam. Umumnya ketidaknyamanan dan pernafasan untuk menyeimbangkan energi
dimulai 1-2 hari sebelum menstruasi, namun didalam tubuh. Tangan (jari dan telapak tangan)
nyeri paling berat selama 24 jam pertama adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk
menstruasi (Morgan & Hamilton, 2009). menyelaraskan dan membawa tubuh menjadi
1
seimbang. Setiap jari tangan berhubungan METODE
dengan sikap sehari-hari. Ibu jari berhubungan Penelitian ini menggunakan desain
dengan perasaan khawatir, jari telunjuk penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan
berhubungan dengan ketakutan, jari tengah non equivalent control group design. Rancangan
berhubungan dengan kemarahan, jari manis ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok
berhubungan dengan kesedihan, dan jari eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian
kelingking berhubungan dengan rendah diri dan dilakukan dengan memberikan intervensi pada
kecil hati (Hill, 2011) kelompok eksperimen berupa teknik relaksasi
Perasaan yang tidak seimbang, seperti genggam jari dan nafas dalam, sedangkan pada
khawatir, takut, marah, kecemasan, dan kelompok kontrol tidak diberikan. Kedua
kesedihan dapat menghambat aliran energi yang kelompok sama-sama dilakukan pengukuran
mengakibatkan rasa nyeri. Relaksasi genggam sebelum (pre-test) dan pengukuran setelah (post-
jari digunakan untuk memindahkan energi yang test).
terhambat menjadi lancar (Hill, 2011). Perlakuan Penelitian ini dilakukan di SMP 3
relaksasi genggam jari akan menghasilkan Pekanbaru. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
impuls yang dikirim melalui serabut saraf aferen yang dilakukan dari 92 orang siswi, sebanyak
non nosiseptor. Serabut saraf non nosiseptor 81,52% mengalami dismenore dengan tingkat
mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup nyeri dismenore yang ringan dan sedang. Dari
sehingga stimulus nyeri terhambat dan berkurang 62,19% siswi yang mengalami dismenore
(Pinandita, Purwanti, & Utoyo, 2011). mengatakan mengalami kesulitan untuk
Pada studi pendahuluan yang dilakukan di berkonsentrasi saat belajar serta merasa malas,
SMP Negeri 3 Pekanbaru, dari 92 orang siswi, risih, dan sulit beraktifitas. Sebanyak 61,95%
sebanyak 81,52% mengalami dismenore dengan siswi mengatakan tidak meminum apa-apa,
tingkat nyeri dismenore yang ringan dan sedang. hanya dibiarkan saja.
Dari 62,19% siswi yang mengalami dismenore Populasi dalam penelitian ini adalah
mengatakan mengalami kesulitan untuk seluruh siswi yang mengalami dismenore yaitu
berkonsentrasi saat belajar serta merasa malas, siswi kelas VIII dan kelas IX yang bersekolah di
risih, dan sulit beraktifitas. Sebanyak 61,95% SMP Negeri 3 Pekanbaru. Pengambilan sampel
siswi mengatakan tidak meminum apa-apa, menggunakan teknik purposive sampling yaitu
hanya dibiarkan saja dan sebanyak 18,47% suatu teknik penetapan sampel dengan cara
menggunakan terapi farmakologis seperti memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
penggunaan analgetik yang mudah diperoleh kriteria penelitian (Nursalam, 2008). Teknik
diwarung-warung atau apotik. Sedangkan terapi pengambilan sampel ini berdasarkan
non farmakologis dengan menggunakan minyak pertimbangan tempat, biaya, dan waktu (Burn &
kayu putih, daun papaya, kunyit, memakan tape, Grove,2005). Dalam penelitian ini peneliti
meminum minuman bersoda, kompres air panas menetapkan 30 orang sampel dengan rincian 15
dan meminum teh hangat. Sedangkan relaksasi orang sebagai kelompok eksperimen dan 15
genggam jari dan nafas dalam belum pernah sebagai kelompok kontrol.
dilakukan oleh remaja putri untuk mengatasi Semua sampel yang terdapat dalam
dismenore, penelitian ini memenuhi kriteria inklusi, yaitu
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis remaja perempuan yang berusia 12 sampai 16
tertarik untuk mengetahui tentang efektifitas tahun, siswi yang mengalami dismenore dengan
teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam skala nyeri 3 sampai 9, dan bersedia untuk
terhadap penurunan dismenore pada siswi SMP dijadikan responden penelitian. Alat untuk
Negeri 3 Pekanbaru. melakukan pengumpulan data tentang nyeri pada
penelitian ini dengan menggunakan lembar
TUJUAN observasi yang berisikan biodata responden dan
Penelitian ini bertujuan untuk untuk Numeric pain intensity scale (0 – 10).
memperoleh gambaran efektifitas teknik Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
relaksasi genggam jari dan nafas dalam terhadap dengan tiga tahap, yaitu tahap pretest,
penurunan dismenore. pelaksanaan, dan posttest. Pada tahap pretest
peneliti mengukur skala nyeri yang dirasakan
siswa ketika dismenore pada kelompok
2
eksperimen dan kelompok kontrol dengan Kelompok Kelompok
menggunakan Numeric pain intensity scale (0 – Karakteristik Eksperimen Kontrol
10). Pada kelompok eksperimen, siswi yang N % N %
mengalami dismenore diberikan teknik relaksasi Menarche
9 1 6,7
genggam jari dan nafas dalam selama 20 menit. 11 2 13,3 3 20,0
Pada kelompok kontrol tidak diberikan teknik 12 11 73,3 8 53,3
relaksasi genggam jari dan nafas dalam tetapi 13 2 13,3 3 20,0
menggunakan kebiasaan responden dalam Jumlah 15 100 15 100
mengurangi nyeri selama 20 menit. Pada tahap Lama Menstruasi
5 1 6,7 3 20,0
posttest peneliti mengukur kembali skala nyeri
6 1 6,7 3 20,0
yang dirasakan oleh kelompok eksperimen dan 7 13 86,7 9 60,0
kelompok kontrol. Jumlah 15 100 15 100
Analisa yang digunakan adalah analisa Suku
univariat dan bivariat. Analisa univariat Minang 5 33,3 7 46,7
digunakan untuk menjelaskan/mendeskripsikan Melayu 4 26,7 3 20,0
Jawa 4 26,7 1 6,7
tentang karakteristik responden (data umum) Batak 2 13,3 4 26,7
yaitu umur, menarche, lama menstruasi dan Jumlah 15 100 15 100
suku untuk memperoleh gambaran dari variabel
yang diteliti yaitu variabel intensitas nyeri. Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa
Analisa bivariat dilakukan dengan mayoritas responden yang mengalami dismenore
menggunakan uji beda dua mean atau T pada kelompok eksperimen berumur 14-16 tahun
dependent (Paired Sample Test) untuk sebanyak 13 orang (86,7%) dan kelompok
menganalisa selisih antara dua mean pada subjek kontrol juga berumur 14-16 tahun sebanyak 13
sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi orang (86,7%), mayoritas responden yang
genggam jari dan nafas dalam. Setelah itu mengalami menarche pada kelompok
dilakukan uji T Independent untuk menganalisa eksperimen pada umur 12 tahun yaitu sebanyak
perbedaan mean antara kelompok eksperimen 11 orang (73,3%) dan pada kelompok kontrol
dengan kelompok kontrol setelah diberikan menarche sebagian besar terjadi pada umur 12
teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam tahun yaitu sebanyak 8 orang (53,3%).
Mayoritas lama menstruasi responden pada
HASIL kelompok eksperimen adalah 7 hari yaitu
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada sebanyak 13 orang (86,7%) sedangkan pada
bulan Desember 2013 sampai Januari 2014 kelompok kontrol sebagian besar lama
dengan melibatkan 30 responden tentang menstruasi adalah 7 hari yaitu sebanyak 9 orang
efektifitas teknik relaksasi genggam jari dan (60,0%) dan sebagian besar responden pada
nafas dalam terhadap penurunan dismenore. kelompok eksperimen bersuku minang yaitu
Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai sebanyak 5 orang (33,3%) dan pada kelompok
berikut: kontrol sebagian besar bersuku minang yaitu
A. Analisa Univariat sebanyak 7 orang (46,7%).

Tabel 1 Tabel 2
Distribusi responden berdasarkan Distribusi intensitas dismenore sebelum dan
karakteristik setelah mendapatkan teknik relaksasi genggam
jari dan nafas dalam pada kelompok
Kelompok Kelompok
Karakteristik Eksperimen Kontrol eksperimen
N % N %
Variabel Mean Minimum Maksimum
Umur (Tahun)
Intensitas Pretest 5,47 4 7
10-13 2 13,3 2 13,3
dismenore Posttest 1,80 0 6
14-16 13 86,7 13 86,7
Jumlah 15 100 15 100
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa rata-
rata intensitas dismenore pada kelompok
eksperimen sebelum diberi perlakuan adalah
5,47. Namun setelah diberikan teknik relaksasi
3
genggam jari dan nafas dalam selama 20 menit, membuktikan bahwa terjadi perbedaan rata-rata
rata-rata intensitas dismenore menurun menjadi intensitas dismenore pada kelompok eksperimen,
1,80. Sebelum perlakuan diberikan, intensitas dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
dismenore responden kelompok eksperimen yang signifikan antara rata-rata intensitas
yang paling tinggi adalah 7 dan yang paling dismenore sebelum dan setelah pemberian teknik
rendah adalah 4. Setelah pemberian teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam selama
relaksasi genggam jari dan nafas dalam, 20 menit.
intensitas dismenore responden kelompok
eksperimen yang paling tinggi adalah 6 dan yang Tabel 5
paling rendah adalah 0. Perbedaan intensitas dismenore sebelum dan
setelah tanpa diberikan teknik relaksasi
Tabel 3 genggam jari dan nafas dalam pada kelompok
Distribusi intensitas dismenore sebelum dan kontrol
setelah 20 menit tanpa diberikan teknik
relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada Dismen P
Kelompok N Mean SD SE
kelompok kontrol ore Value
pretest 5,20 1,146 0,296 0,164
Kontrol 15
Variabel Mean Minimum Maksimum posttest 5,07 1,223 0,316
Intensitas Pretest 5,20 3 7
dismenore Posttest 5,07 3 7 Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa pada
kelompok kontrol diperoleh nilai SD pretest =
Dari tabel 3 terlihat bahwa rata-rata 1,146 dan nilai SD posttest = 1,223 dengan nilai
intensitas dismenore pada kelompok kontrol P = 0,164 dimana nilai P>α (0,05) dan
pada saat pretest adalah 5,20. Kemudian setelah membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang
20 menit rata-rata intensitas dismenore yaitu signifikan antara rata-rata intensitas dismenore
5,07. Pada saat pretest, intensitas dismenore sebelum dan setelah tanpa pemberian teknik
responden kelompok kontrol yang paling tinggi relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada
adalah 7 dan yang paling rendah adalah 3. Pada kelompok kontrol.
saat post-test intensitas dismenore responden Untuk melihat perbedaan penurunan
pada kelompok kontrol yang paling tinggi tetap 7 dismenore antara kelompok eksperimen dan
dan yang paling rendah tetap 3. kelompok kontrol dengan menggunakan uji T
independen hasilnya sebagai berikut:
B. Analisa Bivariat
Untuk melihat perbedaan intensitas nyeri Tabel 6
sebelum dan setelah tindakan teknik relaksasi Perbandingan rata-rata penurunan intensitas
genggam jari dan nafas dalam pada kelompok dismenore setelah diberikan teknik relaksasi
eksperimen dan tanpa tindakan teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada kelompok
genggam jari dan nafas dalam pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
kontrol dilakukan uji T dependent (Paired
Sample Test) Kelompok N Mean SD SE Sig (2-
tailed)
Tabel 4 Eksperimen 15 1,80 1,612 0,416 0,000
Perbedaan intensitas dismenore sebelum dan Kontrol 15 5,07 1,223 0,316
setelah diberikan teknik relaksasi genggam jari
dan nafas dalam pada kelompok eksperimen Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa rata-rata
(mean) pada kelompok eksperimen setelah
Dismen P pemberian teknik relaksasi genggam jari dan
Kelompok N Mean SD SE nafas dalam adalah 1,80, sedangkan mean untuk
ore Value
Eksperime
15
pretest 5,47 1,125 0,291 0,000 kelompok kontrol 5,04 dengan nilai p = 0,000.
n posttest 1,80 1,612 0,416 Ini berarti p value < α (0,05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa pada kelompok signifikan antara rata-rata penurunan dismenore
eksperimen diperoleh nilai SD pretest = 1,125 pada kelompok eksperimen dan kelompok
dan nilai SD posttest = 1,612 dengan nilai P = kontrol.
0,000 dimana nilai P<α (0,05) yang
4
PEMBAHASAN Dismenore
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
remaja putri yang bersekolah di SMPN 3 bahwa rata-rata intensitas nyeri sebelum
Pekanbaru diperoleh umur responden terbanyak diberikan teknik relaksasi genggam jari dan
pada kelompok eksperimen berada pada rentang nafas dalam pada kelompok eksperimen sebesar
14-16 tahun sebanyak 13 orang (86,7%) dan 5,47 dimana nyeri tersebut dikategorikan sebagai
pada kelompok kontrol umur responden nyeri sedang. Sedangkan rata-rata intensitas
terbanyak juga berada pada rentang 14-16 tahun nyeri pada kelompok kontrol adalah 5,20 dimana
sebanyak 13 orang (86,7%). Hasil penelitian ini nyeri tersebut masih kategori nyeri sedang. Rata-
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh rata intensitas nyeri setelah diberikan teknik
Sophia, Muda, dan Jemadi (2010) dengan judul relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada
faktor-faktor yang berhubungan dengan kelompok eksperimen sebesar 1,80 dimana nyeri
dismenore pada siswi SMK Negeri 10 Medan tersebut dikategorikan sebagai nyeri ringan.
tahun 2013 dengan hasil terdapat hubungan yang Sedangkan rata-rata intensitas nyeri pada
bermakna antara umur dengan kejadian kelompok kontrol adalah 5,07 dimana nyeri
dismenore. Dismenore pada umumnya terjadi tersebut masih kategori nyeri sedang.
pada usia 15-17 tahun, karena pada usia tersebut Data diatas menunjukkan bahwa seluruh
terjadi perkembangan organ-organ reproduksi responden mengalami nyeri sedang pada saat
dan perubahan hormonal yang signifikan. sebelum diberikan intervensi pada kelompok
Menarche responden terbanyak pada eksperimen maupun kelompok kontrol. Setelah
kelompok eksperimen umur 12 tahun yaitu diberikan intervensi nyeri pada kelompok
sebanyak 11 orang (73,3%) dan pada kelompok eksperimen dikategorikan sebagai nyeri ringan
kontrol menarche responden terbanyak pada sedangkan pada kelompok kontrol nyeri tetap
umur 12 tahun yaitu sebanyak 8 orang (53,3%). berada pada katagori nyeri sedang. Hal ini sesuai
Lama menstruasi responden terbanyak pada dengan pernyataan Prasetyo (2010) yang
kelompok eksperimen adalah 7 hari yaitu menyatakan bahwa nyeri ringan berada pada
sebanyak 13 orang (86,7%) dan pada kelompok rentang skala 1 sampai 3 dan nyeri sedang
kontrol lama menstruasi responden terbanyak sedang berada pada rentang skala 4 sampai 6.
adalah 9 orang atau (60,0%). Hasil penelitian ini Pada kelompok eksperimen dan kelompok
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh kontrol terjadi penurunan nyeri. Hal ini
Utami, Ansar, dan Sidik, (2012) yang disebabkan karena pada kelompok eksperimen
menyatakan bahwa usia menarche dan lama diberikan teknik relaksasi genggam jari dan
menstruasi tidak mempengaruhi kejadian nafas dalam, dengan menggenggam jari akan
dismenore. Berdasarkan hasil uji statistik menghasilkan impuls yang dikirim melalui
menunjukkan bahwa responden yang memiliki serabut saraf aferen non nosiseptor. Serabut saraf
usia menarche yang normal pun masih menderita non nosiseptor akan mengakibatkan tertutupnya
dismenore meskipun semua responden yang pintu gerbang di thalamus sehingga stimulus
menarche dini mengalami dismenore. yang menuju korteks serebri terhambat sehingga
Suku terbanyak responden adalah suku intensitas nyeri dapat berkurang (Pinandita,
minang yaitu sebanyak 12 orang (40,0%). Purwanti, & Utoyo, 2012). Sedangkan pada
Menurut Zatzick dan Dimsdale (1990, dalam kelompok kontrol hanya dianjurkan untuk
Smeltzer & Bare, 2002) budaya dan etniksitas istirahat dan melakukan apa yang biasa mereka
mempunyai pengaruh pada cara seseorang untuk lakukan. Menurut Smeltzer dan Bare (2002)
bereaksi terhadap nyeri (bagaimana nyeri faktor-faktor yang dapat meredakan nyeri
diuraikan atau seseorang berperilaku dalam misalnya dengan gerakan, pengerahan tenaga,
berespon terhadap nyeri). Setiap orang istirahat dan apa saja yang dipercaya seseorang
mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap yang dapat membantu mengatasi nyerinya.
nyeri yang dialaminya, hal ini sesuai dengan Menurut Bobak, Lowdermilk, dan Jensen
suku dan kultur seseorang, karena kultur akan (2005) nyeri menstruasi atau dismenore
mengajarkan orang tersebut dalam merespon disebabkan karena pelepasan prostaglandin F2
nyeri. alfa (PGF2 α) yang berlebihan meningkatkan
amplitudo dan frekuensi kontraksi uterus dan
5
menyebabkan vasospasme arteriol uterus, Efektifitas pemberian teknik relaksasi
sehingga mengakibatkan iskemia dan kram genggam jari dan nafas dalam terhadap
abdomen bawah yang bersifat siklik. penurunan dismenore
Hasil uji t-independen untuk
Pengaruh relaksasi genggam jari dan nafas membandingkan intensitas dismenore setelah
dalam terhadap penurunan dismenore diberikan perlakuan teknik relaksasi genggam
Perbandingan rata-rata intensitas jari dan nafas dalam pada kelompok eksperimen
dismenore antara sebelum dan setelah diberikan dengan tidak diberikan teknik relaksasi genggam
teknik relaksasi genggam jari pada kelompok jari dan nafas dalam pada kelompok kontrol
eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji menunjukkan nilai p-value 0,000 < α (0,05),
Paired Sample T Test (Dependent Sample T artinya teknik relaksasi genggam jari dan nafas
Test) dengan hasil nilai p-value 0,000 atau nilai dalam efektif dalam menurunkan intensitas
P<α (0,05). Artinya ada perbedaan yang dismenore. Sesuai dengan penelitian yang
signifikan rata-rata intensitas dismenore sebelum dilakukan oleh Pinandita, Purwanti, dan Utoyo
dan setelah diberikan teknik relaksasi genggam (2012) tentang pengaruh teknik genggam jari
jari dan nafas dalam pada kelompok eksperimen. terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien
Pengaruh relaksasi genggam jari dan nafas post operasi laparotomi. Penelitian tersebut
dalam terhadap penurunan dismenore menurut dilakukan pada 34 pasien post operasi laparatomi
teori disebabkan karena dengan mengenggam hari pertama, dengan melakukan relaksasi
jari akan membebaskan energi-energi yang genggam jari selama 15 menit, menunjukkan
terkunci yang disebut dengan safety energy locks bahwa responden yang melakukan relaksasi
sehingga aliran energi menjadi lancar (Hill, genggam jari mengalami penurunan intensitas
2011). Potter dan Perry (2009) menyatakan nyeri yang signifikan.
bahwa teknik relaksasi efektif menurunkan Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa
denyut jantung dan tekanan darah, menurunkan dengan menggenggam jari akan menghasilkan
ketegangan otot, meningkatkan kesejahteraan, impuls yang dikirim melalui serabut saraf aferen
dan mengurangi tekanan gejala pada individu non nosiseptor. Serabut saraf non nosiseptor
yang mengalami berbagai macam situasi. akan mengakibatkan tertutupnya pintu gerbang
Pada kelompok, perbandingan rata-rata di thalamus sehingga stimulus yang menuju
intensitas dismenore antara sebelum dan setelah korteks serebri terhambat sehingga intensitas
tanpa diberikan teknik relaksasi genggam jari nyeri dapat berkurang. Menurut Hill (2011)
dengan menggunakan uji Paired Sample T Test dengan mengenggam jari dipercaya dapat
(Dependent Sample T Test) dengan hasil nilai p- membuka aliran energi yang terkunci yang
value 0,164 > α (0,05), artinya tidak ada disebut safety energy locks sehingga aliran
perbedaan yang signifikan rata-rata intensitas energi menjadi lancar.
dismenore sebelum dan setelah tanpa diberikan Kombinasi relaksasi genggam jari dan
teknik relaksasi genggam jari dan nafas dalam nafas dalam akan menghasilkan rasa nyaman
pada kelompok kontrol. Hal ini terjadi karena karena dapat membebaskan mental dan fisik dari
tidak ada yang menghambat stimulus nyeri ketegangan dan stress, sehingga dapat
sehingga nyeri dipersepsikan. Menurut Prasetyo meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan tubuh
(2010) apa bila impuls yang dibawa serabut meresponnya dengan penurunan denyut jantung,
nyeri yang berdiameter kecil melebihi impuls penurunan respirasi dan penurunan ketegangan
yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta maka otot (Prasetyo, 2010). Hal ini sesuai dengan
gerbang akan terbuka sehingga perjalanan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati, Hartiti,
impuls nyeri tidak terhalangi sehingga impuls dan Hadi (2010) yang berjudul Terapi relaksasi
akan sampai keotak. Sebaliknya, apabila impuls terhadap nyeri dismenore pada mahasiswa
yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta lebih Universitas Muhammadiyah Semarang, dengan
mendominasi, gerbang akan menutup sehingga hasil menunjukkan bahwa nafas dalam dapat
impuls nyeri akan terhalangi. menurunkan nyeri dismenore, teknik relaksasi
nafas dalam yang dilakukan secara berulang
akan menimbulkan rasa nyaman. Adanya rasa
nyaman inilah yang akhirnya akan meningkatkan
toleransi seseorang terhadap nyeri.
6
Sesuai dengan penelitian Fitria (2010) SARAN
yang berjudul efektifitas kombinasi aromaterapi Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk:
dan teknik napas dalam terhadap nyeri fase aktif 1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
kala 1 persalinan menyatakan bahwa dengan Bagi perkembangan ilmu keperawatan
dikombinasikan bersama teknik napas dalam khususnya tenaga pengajar dan pelajar
aromaterapi akan lebih efektif mengeluarkan disarankan untuk dapat memakai hasil
hormon endorphin dan enkefalin yang penelitian ini sebagai salah satu sumber
merupakan inhibitor terhadap transmisi nyeri. informasi mengenai efektifitas teknik
Menurut Smelzer dan Bare (2002) endorphin relaksasi genggam jari dan nafas dalam
adalah neurotransmitter yang menghambat terhadap penurunan dismenore sehingga dapat
pengiriman rangsang nyeri sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu terapi alternatif.
menurunkan sensasi nyeri 2. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan demikian pada penelitian ini dapat Hasil penelitian ini diharapkan dapat
disimpulkan bahwa teknik relaksasi genggam memberikan informasi dan masukan
jari dan nafas dalam terbukti dapat menurunkan mengenai pengunaan teknik relaksasi
dismenore, dengan mengenggam jari dapat genggam jari dan nafas dalam sebagai salah
melancarkan aliran energi yang terkunci satu cara untuk mengurangi dismenore.
3. Bagi Mahasiswa
sehingga nyeri dapat berkurang.
Mahasiswa keperawatan khususnya yang
akan melaksanakan tahap profesi hendaknya
KESIMPULAN dapat mengaplikasikan teknik relaksasi
Setelah dilakukan penelitian tentang genggam jari dan nafas dalam terhadp
efektifitas teknik relaksasi genggam jari dan penangana nyeri disamping penggunaan
nafas dalam terhadap penurunan dismenore. terapi farmakologis.
Maka dapat ditarik kesimpulan: rata-rata 4. Bagi Peneliti Lain
intensitas dismenore sebelum dilakukan teknik Bagi peneliti lain hendaknya dapat meneliti
relaksasi pada kelompok eksperimen adalah 5,47 dengan judul efektifitas teknik relaksasi
dan intensitas dismenore pada kelompok kontrol genggam jari dan nafas dalam terhadap
adalah 5,20. Dan rata-rata intensitas dismenore penurunan tingkat kecemasan.
setelah dilakukan teknik relaksasi genggam jari
dan nafas dalam pada kelompok eksperimen 1
Sri Ramadina, Mahasiswa Program Studi
adalah 1,87 dan intensitas dismenore tanpa Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
diberikan relaksasi genggam jari dan nafas Indonesia
dalam pada kelompok kontrol adalah 5,07. 2
Sri Utami, Staf Akademik Departemen
Hasil uji T dependent (paired sampel test) Keperawatan maternitas-anak Program Studi
untuk kelompok intervensi menunjukkan nilai p Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
(0,000) < α (0,05) atau ada perbedaan yang Indonesia
signifikan antara rata-rata intensitas dismenore 3
Jumaini, Staf Akademik Departemen
sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi Keperawatan Jiwa Komunitas Program
genggam jari dan nafas dalam selama 20 menit, Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
sedangkan hasil uji T dependent (paired sampel Indonesia
test) pada kelompok kontrol menunjukkan nilai p
(0,164) > α (0,05) yang artinya tidak ada DAFTAR FUSTAKA
perbedaan yang signifikan antara rata-rata Asmadi. (2008). Teknik prosedural
intensitas dismenore sebelum dan setelah tanpa keperawatan: Konsep dan aplikasi
diberikan teknik relaksasi genggam jari. Hasil uji kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba
T independent menunjukkan nilai p (0,000) < α Medika.
(0,05) atau teknik relaksasi genggam jari dan Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jense, M. D.
nafas dalam efektif dalam menurunkan (2005). Buku ajar keperawatan maternitas.
dismenore. Edisi 4. Jakarta: EGC
Burn, N., & Grove, S. K. (2005). The pratice of
nursing research: Conduct, critique, and

7
utilization. (5th ed). Missouri: Elsevier Utami, A. N.R., Ansar, J., & Sidik, D. (2012).
Saundersa. Faktor yang berhubungan dengan kejadian
Ernawati, Hartiti, T., & Hadi, T. (2010). Terapi dismenore pada remaja putrid di SMAN 1
relaksasi terhadap nyeri dismenore pada Kahu Kabupaten Bone. Fakultas
mahasiswi Universitas Muhammadiyah Kesehatan Masyarakat. UNHAS, Makasar.
Semarang. Prosiding Seminar Nasional. Diperoleh tanggal 20 Januari dari
UNIMUS. Diperoleh tanggal 23 Januari http://www.repository.unhas.ac.id
2014 dari http://www.jurnal.unimus.ac.id
Fitria, D. (2010). Efektifitas kombinasi
aromaterapi dan teknik napas dalam
terhadap nyeri fase aktif kala 1 persalinan.
Skripsi PSIK UR.
Hill, R. Y. (2011). Nursing from the inside-out:
Living and nursing from the highest point
of your consciousness. London: Jones and
Barlett Publishers.
Mitayani. (2011). Asuhan keperawatan
maternitas. Jakarta : Salemba Medika.
Morgan, G., & Hamilton, C. (2009). Obstetri &
ginekologi panduan praktik. Jakarta: EGC.
Ningsih, R. (2011). Efektifitas paket pereda
terhadap intensitas nyeri pada remaja
dengan dismenore di SMAN Kecamatan
Curup. Diperoleh tanggal 4 September
2013 dari http://www.lontar.ui.ac.id
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Pinandita, I., Purwanti, E., & Utoyo, B. (2012).
Pengaruh teknik relaksasi genggam jari
terhadap penurunan intensitas nyeri pada
pasien post operasi laparatomi. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Vol 8. No
1. Diperoleh tanggal 4 September 2013
dari http://www.digilib.stikesmuhgombong
.ac.id
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Fundamental
of nursing fundamental keperawatan
(Adrina Ferderika, Penerjemah). Vol 1.
Jakarta: Salemba Medika.
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan proses
keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku ajar
keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC.
Sophia, F., Muda, S., & Jemadi. (2013). Faktor-
faktor yang berhubungan dengan
dismenore pada siswi SMK Negeri 10
Medan. FKM USU. Medan. Diperoleh
tanggal 30 Januari 2014 dari
http://www.Jurnal.usu.ac.id.

You might also like