You are on page 1of 9

‫وذ بِاهللِ ِمنْ‬ ‫ستَ ْغفِ ُر ْه َونَ ُع ُ‬ ‫ستَ ِع ْينُهُ َونَ ْ‬ ‫إِنَّ ا ْل َح ْم َد هلل نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْ‬

‫ت أَ ْع َمالِنَ ا‪َ ،‬منْ يَ ْه ِد هللاُ فَالَ‬ ‫س يِّئَا ِ‬ ‫س نَا َو ِمنْ َ‬ ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنفُ ِ‬ ‫ُ‬
‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلَ هَ إِالَّ‬ ‫ي لَ هُ‪َ .‬وأَ ْ‬ ‫ضلِ ْل فَالَ َه ا ِد َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َمنْ يُ ْ‬ ‫ُم ِ‬
‫س ْولُهُ‬ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫ش ِر ْي َك لَهُ َوأَ ْ‬ ‫هللاُ َو ْح َدهُ الَ َ‬
‫ين‬ ‫س لِ ْي ًما‪ .‬أَ َّما بَ ْع ُد؛ ‪ :‬يَاأَ ُّي َه ا الَّ ِذ َ‬ ‫س لَّ َم تَ ْ‬ ‫ص لَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫ون‬ ‫س لِ ُم َ‬ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموتُنَّ إِالَ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْ‬ ‫َءا َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬
‫واعلموا فان هللا امركم بالصالة والسالم علي رسوله إِنَّ‬
‫ص لُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَ ا أَيُّه ا َ الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُ ْوا‬ ‫هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫سلِ ْي ًما‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫سلِّ ُم ْوا تَ ْ‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َك‬ ‫ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫صلَّ ْي َ‬‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َم ا‬ ‫َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي دٌ‪َ .‬وبَ ا ِركْ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي دٌ‪.‬‬ ‫ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫بَا َر ْك َ‬
‫ان َوالَ تَ ْج َع ْل‬ ‫سبَقُ ْونَا ِباْ ِإل ْي َم ِ‬‫َربَّنَا ا ْغفِ ْر لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْي َن َ‬
‫فِ ْي قُلُ ْوبِنَا ِغالًّ لِّلَّ ِذ ْي َن َءا َمنُ ْوا َربَّنَا إِنَّ َك َر ُء ْوفٌ َّر ِح ْي ٌم‪َ .‬ربَّنَ ا‬
‫س نَا َوإِنْ لَّ ْم تَ ْغفِ ْر لَنَ ا َوتَ ْر َح ْمنَ ا لَنَ ُك ْونَنَّ ِم َن‬ ‫ظَلَ ْمنَ ا أَ ْنفُ َ‬
‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّيَانَ ا‬ ‫اس ِر ْي َن‪َ .‬ربَّنَا ا ْغفِ ْر لَنَا َولِ َوالِ َد ْينَا َو ْ‬ ‫ا ْل َخ ِ‬
‫س نَةً‬ ‫س نَةً َوفِي ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫ص َغا ًرا‪َ .‬ربَّنَ ا آتِنَ ا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ‬ ‫ِ‬
‫اب النَّا ِر‪ِ .‬عبَ ا َد هللاِ‪ ،‬إِنَّ هللاَ يَ أْ ُم ُر ُك ْم بِا ْل َع د ِْل‬ ‫َوقِنَ ا َع َذ َ‬
‫ش آ ِء‬ ‫آئ ِذي ا ْلقُ ْربَى َويَ ْن َهى َع ِن ا ْلفَ ْح َ‬ ‫ان َوإِيتَ ِ‬ ‫س ِ‬ ‫َو ْا ِإل ْح َ‬
‫َوا ْل ُمن َك ِر َوا ْلبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪ .‬فَ ْاذ ُك ُروا هللاَ‬
‫ضلِ ِه يُ ْع ِط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ‬ ‫سأَلُ ْوهُ ِمنْ فَ ْ‬ ‫ا ْل َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْ‬
Khilafah & Masa Depan Dunia
September 21, 2010 — M. Taufik N.T

Oleh: Muhammad Taufik N.T

(Insya Allah disampaikan pada Liqa Syawwal, 18 Syawwal 1431 H/26 September 2010,
dengan tema : “Menjadi Khairu ‘Ummah dengan Menegakkan Khilafah”)

***

"Until a few years ago, most Islamist groups considered the notion of establishing a new
Caliphate a utopian goal. Now, an increasing number of people consider it a serious
objective"

"Hingga beberapa tahun yang lalu, sebagian besar kelompok Islam menganggap upaya
penegakan Khilafah yang baru adalah tujuan yang utopis. Sekarang, semakin bertambah
orang yang mempertimbangkan pendirian kembali Khilafah sebagai tujuan yang serius"
(Zayno Baran, direktur the International Security and Energy Programs Nixon Center)
-dipublikasikan Foreign Affair November/Desember 2005.

***

1. Roda Sejarah Senantiasa Berputar

Kejayaan suatu kaum, tidak peduli betapa pun tingginya kejayaan tersebut, pasti akan
menurun dan jatuh, termasuk kejayaan kita sendiri. Sejarah akan bergerak secara siklis, ibarat
roda yang berputar, kadang diatas dan kadang di bawah. Saat roda sejarah suatu kaum
menuju ke titik bawah, pastilah pada saat itu ada kaum lain yang roda sejarahnya bergerak
naik keatas. Allah SWT berfirman:

ِ ‫س ا ْلقَ ْو َم قَ ْر ٌح ِم ْثلُهُ َوتِ ْل َك اأْل َيَّا ُم نُدَا ِولُ َها بَيْنَ النَّا‬
‫س َولِيَ ْعلَ َم هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َويَت َِّخ َذ ِم ْن ُك ْم‬ َّ ‫س ُك ْم قَ ْر ٌح فَقَ ْد َم‬ ْ ‫س‬
َ ‫إِنْ يَ ْم‬
َّ ‫هَّللا‬
َ‫ش َهدَا َء َو ُ اَل يُ ِح ُّب الظالِ ِمين‬ ُ

Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun
(pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran)
itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya
Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya
sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-
orang yang lalim (Ali ‘Imran 140).

Berkaitan dengan pergiliran masa kejayaan dalam ayat diatas, Al Hafidz Ibnu Katsir (wafat
774 H) menyatakan:

‫ي نُ ِديل َعلَ ْي ُك ْم اأْل َ ْعدَاء تَا َرة َوإِنْ َكانَتْ لَ ُك ْم ا ْل َعاقِبَة لِ َما لَنَا فِي َذلِ َك ِمنْ ا ْل ِح ْك َمة‬
ْ َ‫أ‬

Yaitu Kami pergilirkan kemenangan itu bagi musuh kalian atas diri kalian dalam sesekali
waktu, sekalipun pada akhirnya kalian memperoleh akibat yang baik, (Kami lakukan
demikian itu) karena kebijaksanaan Kami yang mengandung hikmah (buat kalian).(QS Ali
‘Imran : 140)
Karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan:

‫َولِيَ ْعلَ َم هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا‬

dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)

Ibnu Abbas r.a mengatakan bahwa dalam kondisi seperti itu kita dapat melihat siapa yang
bersabar dan teguh dalam menghadapi musuh-musuh[1].

Sedangkan Al Hafidz As Suyuthi (wafat 911 H) dalam Tafsir Jalâlain menyatakan:

"‫ص ِّرف َها "بَ ْين النَّاس" َي ْو ًما ِلفِ ْرقَ ٍة َويَ ْو ًما أِل ُ ْخ َرى ِليَتَّ ِعظُوا‬
َ ُ‫َوتِ ْل َك اأْل َيَّام نُدَا ِول َها" ن‬

“Dan hari-hari itu Kami pergilirkan” Kami mengedarkannya (silih berganti) “di antara
manusia” suatu hari/waktu (masa kejayaan) bagi satu golongan dan hari/waktu yang lain
(masa kejayaan) untuk suatu golongan yang lainnya agar mereka sama-sama menarik
pelajaran.

Sejarah kehidupan manusia telah membuktikan pergiliran kekuasaan diantara manusia, Bani
Israel yang berkuasa sejak 975 SM, 250 tahun kemudian berhasil diruntuhkan oleh raja
`Asyur namanya Syanharib, Oleh karena kejahatan Bani Israel ini tidak juga berhenti, maka
Allah mengerahkan tentara Babilonia di bawah pimpinan rajanya Bukhtanassar
(Nebukadnezar), yang menawan dan menjadikan mereka sebagai budak. Allah kemudian
memberikan giliran bagi orang-orang Bani Israel untuk berkuasa kembali, maka sesudah
Cyrus, Kisra Persia yang pertama dari keluarga Sasan dapat mengalahkan Babilonia, dia
memerdekakan para tawanan dari Bani Israel yang berada di Babilonia itu, dan mengirimkan
mereka kembali ke Palestina pada tahun 536 SM sehingga orang-orang Bani Israel itu
menguasai negerinya kembali [2]. Begitu juga sejarah mencatat kejayaan Persia dan Romawi
digantikan oleh kejayaan Khilafah Islam selama lebih dari 1000 tahun, kemudian digantikan
kejayaan Inggris, Perancis dan Jerman, lalu diganti kejayaan Amerika Serikat dan Uni
Soviyet yang akhirnya Uni Soviyet juga runtuh, sehingga praktis saat ini Amerika Serikat-lah
yang menguasai dunia.

2. Kemunkaran & Kekufuran; Sebab Kehancuran

Negeri Saba, suku bangsa yang hidup di Yaman yg berdiri dan berkembang kira-kira 1000
SM, menjadi salah satu contoh bagaimana kekufuran telah menghancurkan mereka. Allah
gambarkan kemakmuran mereka dalam firman-Nya:

ُ‫ش ُك ُروا لَه‬ ِ ‫ال ُكلُوا ِمنْ ِر ْز‬


ْ ‫ق َربِّ ُك ْم َوا‬ ٍ ‫ش َم‬
ِ ‫ين َو‬ ِ ‫س َكنِ ِه ْم آيَةٌ َجنَّت‬
ٍ ‫َان عَنْ يَ ِم‬ َ ِ‫… لَقَ ْد َكانَ ل‬
ْ ‫سبَإٍ فِي َم‬

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka
yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan):
"Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu
kepada-Nya. (QS. Saba’ : 15 )

Di negeri saba ini kiri kanan jalan penuh kebun-kebun menghijau, dihiasi pohon-pohon
berbuah lebat. Sehingga yang berjalan di seluruh negeri Saba tak pernah merasakan lelah,
haus, dan lapar. Jika ingin makan, tinggal memetik aneka macam buah yang terdapat di
sepanjang jalan. Maka sejauh apa pun perjalanan, selalu terasa dekat dan ringan.[3]
Air juga tak kurang. Mengalir dan memancar di mana-mana. Air tersebut, bersumber dari
bendungan Ma’rib. Sebuah bendungan besar yang mampu menampung curahan air hujan satu
kali musim hujan, cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua tiga tahun musim kemarau.

Beratus tahun, bangsa dan negeri Saba menempuh kehidupan bahagia lahir batin. Hanya saja,
suatu ketika, bangsa dan negeri Saba terkena penyakit kufur nikmat. Generasi-generasi baru
bangsa Saba mulai terlena dengan kenikmatan-kenikmatan semu yang muncul dari impian
hawa nafsu. Mulailah timbul pertentangan dan benturan aspirasi.

Bendungan Ma’rib yang dulu terpelihara,mulai terabaikan, penduduk Saba mejadi sibuk oleh
berbagai kepentingan masing-masing, orang-orang yang dipercaya mengelola bendungan
Ma’rib, tak lagi tekun bekerja. Malah banyak fasilitas umum yang disalahgunakan. Dikorupsi
untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Kondisi bendungan Ma’rib tak lagi terperhatikan.

Keadaan semakin memuncak, yakni dg mereka mencampakkan aturan Allah SWT. Akhirnya
Allah mengazab mereka melalui bobolnya bendungan Ma’rib, Allah menimpakan azab banjir
bandang. Kebun-kebun indah dan subur, berubah seketika menjadi hamparan tanah kering
yang tak dapat ditumbuhi tanamam selain pohon-pohon berduri, berkulit pahit, dan tak
berbuah. Yaitu sejenis pohon atsl (cemara) dan sidr (dadap liae/bidara). Allah menyatakan:

ٍ ِ‫س ْد ٍر قَل‬
‫يل‬ ْ ‫س ْي َل ا ْل َع ِر ِم َوبَ َّد ْلنَا ُه ْم بِ َجنَّتَ ْي ِه ْم َجنَّتَ ْي ِن َذ َوات َْي أُ ُك ٍل َخ ْم ٍط َوأَ ْث ٍل َوش‬
ِ ْ‫َي ٍء ِمن‬ َ ‫ضوا فَأ َ ْر‬
َ ‫س ْلنَا َعلَ ْي ِه ْم‬ ُ ‫فَأ َ ْع َر‬

Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami
ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah
pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. (QS. Saba’: 16)

Kisah bangsa dan negeri Saba sangat baik untuk berkaca. Mengapa kemajuan dan
kemakmuran bangsa dan negara tersebut hancur berantakan? Berdasarkan data-data sejarah
dan tafsir Alquran, kemajuan negara dan bangsa Saba dimulai oleh keimanan kepada Allah
SWT yang dipelopori wanita yg akhirnya disunting oleh nabi Sulaiman a.s . Sejak itu, rakyat
Saba meninggalkan kepercayaan kepada berhala-berhala dan sembahan buatan manusia
lainnya, seperti harta, pangkat, jabatan, dll., yang mengandung kedzaliman kepada diri
pribadi (kebodohan moral dan intelektual), dzalim kepada orang lain (mengajak kepada
kejahilan dan kemaksiatan), dan dzalim kepada Allah SWT (tidak menghargai nikmat
anugerah akal dan pikiran untuk membedakan yang hak dan batil, yang halal dan haram).

Dalam konteks keadaan mereka. Allah berfirman:

‫َذلِ َك َج َز ْينَا ُه ْم بِ َما َكفَ ُروا َو َه ْل نُ َجا ِزي إِاَّل ا ْل َكفُو َر‬

Demikianlah kami memberi balasan kepada mereka disebabkan kekufuran (kengganan


bersyukur) mereka. kami tidak menjatuhkan siksa yang demikian kecuali kepada orang-
orang yang kufur (QS. Saba [34]: 17).

Begitu juga dengan Bani Isreal, Allah berfirman:

‫سأْتُ ْم فَلَ َها‬


َ َ‫س ُك ْم َوإِنْ أ‬
ِ ُ‫س ْنتُ ْم أِل َ ْنف‬
َ ‫س ْنتُ ْم أَ ْح‬
َ ‫… إِنْ أَ ْح‬

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri (Al Isra’ : 7)
ِ ‫سى َربُّ ُك ْم أَنْ يَ ْر َح َم ُك ْم َوإِنْ ُع ْدتُ ْم ُع ْدنَا َو َج َع ْلنَا َج َهنَّ َم لِ ْل َكافِ ِرينَ َح‬
‫صي ًرا‬ َ ‫َع‬

Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat (Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu
kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan
neraka Jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al Isra :

Dan berkaitan dengan umat manusia secara umum, Allah katakan:

َ ‫َوإِنْ ِمنْ قَ ْريَ ٍة إِاَّل نَ ْحنُ ُم ْهلِ ُكوهَا قَ ْب َل يَ ْو ِم ا ْلقِيَا َم ِة أَ ْو ُم َع ِّذبُوهَا َع َذابًا‬
‫ش ِديدًا‬

Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya
sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. (Al Isra
: 58)

3. Amerika Serikat: Bangkrut !

Kebangkrutan Amerika Serikat menandai berawalnya babak baru akan munculnya sebuah
kekuatan baru yang akan memimpin dunia. Penerima Nobel bidang Ekonomi, Paul Krugman
menulis bahwa "Cahaya akan menjauh dari seluruh Amerika." Bahkan, Amerika Serikat,
yang saat ini tenggelam dalam krisis utang besar di atas 90% dari PDB (Produk Domestik
Bruto), terancam oleh Zaman Es sosial yang lebih parah daripada apa pun yang negara itu
pernah alami sejak era The Great Depression (malaise, 1930). Departemen Pertanian AS
menekankan bahwa sekitar 50 juta orang Amerika tidak mampu membayar makanan yang
cukup di tahun 2009. Hanya satu persen saja dari rakyat Amerika sendiri yang menikmati
total kekayaan negara. Menurut Kapten William Finley, kepala cabang lokal dari Salvation
Army, orang-orang yang dulunya kaya, yang telah kehilangan rumah mereka, kini terpaksa
tidur di mobil mahal mereka yang diparkir di sudut-sudut kota [4].

Adapun negara-negara lain juga mengalami nasib yang serupa, kalaupun ada yang
ekonominya bertahan namun dari sisi hancurnya generasi seperti kematian karena narkoba,
bunuh diri maupun alkohol sudah seperti tidak tertangani lagi. Belum lagi kalau bicara
hampir punahnya kehidupan mereka akibat banyak warganya yang tidak mau punya anak,
memilih homo seksual ataupun yang hamil namun diaborsi. Oleh sebab itu, adalah sebuah hal
yang sangat na’if kalau umat masih percaya dengan mengikuti pola hidup dan aturan mereka.

Hanya saja, kalaupun Amerika hancur, bukan berarti masa depan otomatis berada ditangan
umat Islam. Umat Islam hanya akan benar-benar berjaya kembali jika mereka benar-benar
memperbaiki dan meningkatkan keikhlasan dan ketaatan mereka kepada Allah SWT, yakni
dengan menerapkan aturan-aturan-Nya dalam seluruh aspek kehidupan, baik individu,
maupun dalam berbangsa dan bernegara.

Umar bin al-Khaththab r.a pernah berwasiat kepada Sa’ad Bin Abi Waqqas dan pasukannya
saat mau berangkat menuju Kisra:

… ،‫ فإذا استوينا في المعصية كان لهم الفضل علينا في القوة‬،‫ وطاعتنا له‬،‫وإنما ننتصر بمعصية عدونا هلل‬
]5 [‫وإن لم نغلبهم بطاعتنا لم نغلبهم بقوتنا‬

Sesungguhnya kita hanya ditolong karena kemaksiatan musuh-musuh kita kepada Allah, jika
kita juga sama dalam melakukan maksiat maka adalah mereka lebih utama dari pada kita
dalam hal kekuatan, jika kita tidak mengalahkan mereka dengan ketaatan kita, kita tidak
akan dapat mengalahkan mereka dengan kekuatan kita.

Umar ibnu Abdil Aziz pernah berwasiat kepada sebagian pekerjanya, “Hendaklah engkau
bertaqwa kepada Allah di tempat mana saja Engkau berada. Sesungguhnya taqwa kepada
Allah adalah persiapan yang paling baik, makar yang paling sempurna, dan kekuatan yang
paling dahsyat. … Dan janganlah karena permusuhan seseorang dari manusia menjadikan
kalian lebih perhatian padanya daripada dosa-dosa kalian. Janganlah kalian katakan bahwa
musuh-musuh kita lebih jelek keadaannya daripada kita dan mereka takkan pernah menang
atas kita sekalipun kita banyak dosa. Berapa banyak kaum yang dihinakan dengan sesuatu
yang lebih jelek dari musuh-musuhnya karena dosa-dosanya. Mintalah kalian pertolongan
kepada Allah atas diri-diri kalian, sebagaimana kalian minta pertolongan pada-Nya atas
musuh-musuh kalian…”[6]

4. Respon Umat Terhadap Tawaran Syariah dan Khilafah

Saat ini, Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, geliat dakwah kepada Islam, yakni dengan
seruan dan ajakan kepada syariah yang akan diterapkan dalam sistem khilafah sudah semakin
menggelora, masyarakat juga semakin merindukan tegaknya syari’ah. Hal ini tergambar dari
Survei oleh PPIM – UIN Syahid Jakarta, menunjukkan masyarakat yang menginginkan
syariah pada tahun 2001 sebesar 61%, tahun 2002 sebesar 71%, dan pada tahun 2003
meningkat menjadi sebesar 75%. Selain itu, pernah dilakukan sebuah survei oleh GMNI
(Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia) pada tahun 2006 untuk mengetahui pandangan
hidup apa yang dipilih mahasiswa bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Respondennya adalah para mahasiswa perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, yaitu
Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada
(UGM), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (Unibraw). Hasilnya
menunjukkan sebagian besar mahasiswa memilih Syariah Islam (80 %), sementara 15,5 %
mahasiswa memilih Sosialisme, dan hanya 4,5 % mahasiswa yang memilih Pancasila.
(Kompas, 4 Maret 2008).

Survei lain pernah dilakukan SEM Institute (Shariah Management and Economic Institute),
Jakarta, pada bulan Maret 2008. Survei dilakukan di 26 kota Indonesia dengan 1052 orang
responden. Ketika kepada para responden ditanyakan, "Setujukah Anda dengan penerapan
Syariah Islam?" ternyata sebagian besar masyarakat (83 %) menyetujui penerapan Syariah
Islam. Mereka juga ditanya,"Yakinkah Anda bahwa Syariah Islam dapat membawa
kemaslahatan dan satu-satunya solusi bagi masalah bangsa?" Jawabannya adalah sebagian
besar (84 %) menyatakan yakin. Kepada responden juga ditanyakan, "Setujukah Anda
dengan pernyataan,’Khilafah adalah bentuk sistem politik dan pemerintahan dalam Islam?"
Jawabannya, sebagian besar responden (74 %) menyatakan setuju. (Survei Syariah, SEM
Institute, Jakarta : 2008).

Dalam sebuah hasil survey yang dilakukan YouGov terungkap hasil yang cukup
mengejutkan, dua perlima (40%) dari mahasiswa Muslim yang disurvei (1400 mahasiswa)
mendukung diterapkannya Syariah menjadi undang-undang bagi Muslim Inggris. Sementara
itu sepertiga (33%) dari mahasiswa Muslim yang disurvei mendukung diterapkannya
kekhalifahan di seluruh dunia yang didasarkan pada hukum Syari’ah. Mayoritas (58%) dari
anggota aktif Masyarakat Islam kampus mendukung ide ini.
Oleh karena itu, tidak berlebihan kalau Ketua Dewan Duma (Parlemen Rusia), Mikael
Boreyev, dalam buku Rusia Imperium Ketiga memprediksikan bahwa pada tahun 2020
mayoritas negara-negara di dunia akan mengalami kehancuran, dan nanti hanya akan ada
lima negara besar yakni: Rusia, yang telah menggabungkan Eropa kedalamnya; Cina, yang
akan mendominasi negara-negara Asia Timur dengan kekuatan militer dan ekonominya;
Khilafah Islamiyah, yang akan membentang dari Jakarta hingga Tangier dan mayoritas
daerah Afrika; dan Konfederasi yang menggabungkan benua Amerika Utara dan Amerika
Selatan. Boreyev memprediksi India juga mungkin menjadi negara besar jika ia mampu
menghadapi kekuatan Islam yang meliputinya[7]. NIC (National Inteligent Council) yang
berpusat di Washington dalam The Global Future Mapping 2020, diantaranya
memperkirakan akan berdirinya The New Islamic Chaliphate (Khilafah Islam yang Baru).

5. Berita & Janji Allah & Rasul-Nya tentang Masa Depan Umat

Dalam Surat An Nûr ayat 55, Allah berfirman:

َّ‫ست َْخلَفَ الَّ ِذينَ ِمنْ قَ ْبلِ ِه ْم َولَيُ َم ِّكنَن‬


ْ ‫ض َك َما ا‬ ْ ‫ست َْخلِفَنَّ ُه ْم فِي‬
ِ ‫األر‬ ْ َ‫ت لَي‬ِ ‫صالِ َحا‬َّ ‫َو َع َد هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا ال‬
َ َ
‫ش ْيئًا َو َمنْ َكف َر بَ ْع َد ذلِ َك‬ َ ‫ش ِر ُكونَ بِي‬ َ
ْ ُ‫ضى لَ ُه ْم َولَيُبَ ِّدلَنَّ ُه ْم ِمنْ بَ ْع ِد َخ ْوفِ ِه ْم أ ْمنًا يَ ْعبُدُونَنِي ال ي‬ ْ ‫لَ ُه ْم ِدينَ ُه ُم الَّ ِذي‬
َ َ‫ارت‬
)55 :‫اسقُونَ (النور‬ ِ َ‫فَأُولَئِ َك ُه ُم ا ْلف‬
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya
untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

Al Hafidz Ibnu Katsir dalam Tafsirnya [8]menyatakan:

َ‫ أئمةَ الناس والوالة‬:‫ أي‬،‫ بأنه سيجعل أمته خلفاء األرض‬. ‫هذا وعد من هللا لرسوله صلى هللا عليه وسلم‬
‫ وتخضع لهم العباد‬،‫ وبهم تصلح البالد‬،‫عليهم‬،…

"Ini adalah janji dari Allah swt kepada Rasulullah saw, bahwasanya Dia akan menjadikan
umatnya (umat nabi Muhammad saw) sebagai khulafa` al-ardl, yakni: pemimpin-pemimpin
manusia dan penguasa atas mereka; dan dengan mereka negeri-negeri diperbaiki dan
seluruh manusia tunduk kepada mereka, …

Dari Abdullah bin ‘Amru, beliau berkata:

ُّ َ‫سلَّ َم أ‬
‫ي ا ْل َم ِدينَتَ ْي ِن‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫سئِ َل َر‬ ُ ‫سلَّ َم نَ ْكت ُُب إِ ْذ‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫ول هَّللا‬
ِ ‫س‬ ُ ‫بَ ْينَ َما نَ ْحنُ َح ْو َل َر‬
‫سلَّ َم َم ِدينَةُ ِه َر ْق َل تُ ْفت َُح أَ َّواًل يَ ْعنِي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫سطَ ْن ِطينِيَّةُ أَ ْو ُرو ِميَّةُ فَقَا َل َر‬
ْ ُ‫تُ ْفت َُح أَ َّواًل ق‬
َ‫سطَ ْن ِطينِيَّة‬ْ ُ‫ق‬

Suatu ketika kami berada bersama Rasulullah saw sedang menulis, yaitu di saat beliau
ditanya tentang dua kota, manakah yang lebih dahulu dibuka; Qostantinopel atau Rum? Maka
Rasulullah SAW pun menjawab: "Kotanya Hiroclus yang lebih dahulu dibuka yakni
Qostantinopel"
Hadit ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Muhson,
Abu Amr Ad-Dani di dalam As-Sunanul Wâridah fil-Fitan (hadits-hadits tentang fitnah), Al-
Hakim dan Abdul Ghani Al-Maqdisi dalam Kitabul Ilmi. Abdul Ghani menyatakan bahwa
hadits ini hasan sanadnya. Sedangkan Imam Hakim dalam al Mustadrak menilai hadits ini
shahih menurut syarat Bukhory & Muslim. Penilaian Al-Hakim itu disetujui oleh Imam Adz-
Dzahabi.

Kata Rûmiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibu kota Italia sekarang ini,
sebagaimana bisa kita lihat di dalam Mu’jamul Buldan. Upaya real untuk melakukan futuhat
ke Qostantinopel ini juga dilakukan oleh kaum muslimin setelahnya, yakni Abu Ayyub al-
Anshari (44 H) pada Khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan, Sulaiman bin Abdul Malik (98
H) masa Kekhalifahan Umayyah, Khalifah Harun al-Rasyid (190 H) masa Kekhalifahan
Abasiyyah, Khalifah Beyazid I (796 H) masa Kekhalifahan Utsmanityyah, dan berhasil saat
Khalifah Murad II (824 H) pada masa Kekhalifahan Utsmaniyyah, dibawah komando sulthan
Muhammad Al Fatih, 824 tahun setelah Hijrah. Adapun Roma, ibu kota Italia sekarang ini
sampai saat ini, futuhat belum pernah sampai kesana. Insya Allah dalam waktu dekat,
kemenangan pertama (pembukaan Qostantinopel) akan segera diikuti oleh kemenangan
kedua (pembukaan kota Roma) sebagaimana sabda Rasulullah SAW diatas, dan ini
meniscayakan akan tegaknya kembali khilafah.

Dalam hadits lain Rasulullah menegaskan bahwa Khilafah akan tegak kembali sebelum hari
kiamat, bahkan sebelum munculnya Al Mahdi, adapun Imam Mahdi adalah khalifah
pengganti setelah khalifah sebelumnya wafat. Imam as Syaukani menyatakan bahwa terdapat
lima puluh hadits yang terdiri atas hadits shahih, hasan, dan dha’if yang berbicara tentang al
Mahdi, salah satunya dari Tsauban r.a :

‫ق‬
ِ ‫ش ِر‬ْ ‫سو ُد ِمنْ قِبَ ِل ا ْل َم‬ ُّ ‫اح ٍد ِم ْن ُه ْم ثُ َّم تَ ْطلُ ُع ال َّرايَاتُ ال‬
ِ ‫صي ُر إِلَى َو‬ ِ َ‫يَ ْقتَتِ ُل ِع ْن َد َك ْن ِز ُك ْم ثَاَل ثَةٌ ُكلُّ ُه ْم ابْنُ َخلِيفَ ٍة ثُ َّم اَل ي‬
ُ‫ج فَإِنَّهُ َخلِيفَة‬ ِ ‫ش ْيئًا اَل أَ ْحفَظُهُ فَقَا َل فَإِ َذا َرأَ ْيتُ ُموهُ فَبَايِ ُعوهُ َولَ ْو َح ْب ًوا َعلَى الثَّ ْل‬َ ‫فَيَ ْقتُلُونَ ُك ْم قَ ْتاًل لَ ْم يُ ْقتَ ْلهُ قَ ْو ٌم ثُ َّم َذ َك َر‬
ُّ ‫هَّللا ِ ا ْل َم ْه ِد‬
‫ي‬

…"Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera
khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian
muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka memerangi kamu dengan
suatu peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. " Kemudian beliau
Saw menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal , lalu beliau SAW bersabda: "Maka jika
kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah
khalifah Allah Al-Mahdi" [Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Khurujil Mahdi 2: 1467;
Mustadrak Al-Hakim 4: 463-464. Dan dia berkata, "Ini adalah hadits shahih menurut syarat
Syaikhain." Perkataan Hakim ini juga disetujui oleh adz-Dzahabi].

6. Khatimah

Yang terpenting dari semua hal diatas adalah bagaimana kita berperan dalam membangun
masa depan umat yg lebih baik tersebut, yakni dengan tegaknya syari’ah dalam bingkai
khilafah, karena kalaupun kita tidak mau berperan maka dengan mudah Allah akan
menjadikan orang lain yang berperan aktif dalam usaha ini. Kalau kita terjun dalam
perjuangan ini, maka pujian maupun cacian dari manusia akan menambah kebaikan kita
asalkan kita mampu bersabar dan ikhlas meniti jalan-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
‫صبِ ُر َعلَى أَ َذا ُه ْم‬ ْ ‫صبِ ُر َعلَى أَ َذا ُه ْم َخ ْي ٌر ِمنْ ا ْل ُم‬
َ َّ‫سلِ ِم الَّ ِذي اَل يُ َخالِطُ الن‬
ْ َ‫اس َواَل ي‬ َ َّ‫سلِ ُم إِ َذا َكانَ ُم َخالِطًا الن‬
ْ َ‫اس َوي‬ ْ ‫ا ْل ُم‬

"Jika seorang muslim bergaul (berinteraksi dalam amar ma’ruf nahi munkar[9]) dengan
orang lain dan bersabar atas gangguan mereka, adalah lebih baik daripada seorang muslim
yang tidak bergaul (berinteraksi dalam amar ma’ruf nahi munkar) dengan orang lain dan
tidak bersabar atas gangguan mereka." [HR. At Tirmidzi, no 2431, dari Ibnu ‘Umar, Ahmad,
Juz 10/hal 316]. Allahu Ta’ala A’lam.

You might also like