You are on page 1of 16

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI


PERNAPASAN

Disusun Oleh :

 Alisah
 Aprilliana Khamidah
 Fendi Bagus
 Nor Hidayah Ayumi
 Risa Yustisa
 Wahyu Ambarwati

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


Prodi DIII Keperawatan
TAHUN AJARAN 2010/2011
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan Puji syukur kehadiarat Allah SWT karena atas
limpahan karunia, taufik dan hidayahnya kami masih di beri kesempatan untuk
menyumbangkan pikiran khususnya melalui bidang pendidikan.
Dalam penyusunan makalah ini kami mengacu pada bidang kesehatan bagi para
mahasiswa untuk mengetahui anatomi dan fisiologi pernapasan khususnya di indonesia.
Semoga makalah kami bermanfaat bagi semuanya dan dapat memberikan
wawasan pengetahuan bagi mahasiswa yang lain. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna oleh karena itu saran, dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Kudus, 28 Desenber 2010

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pernapasan merupakan proses ganda, terjadinya pertukaran gas didalam jaringan
atau pernapasan dalam dan yang terjadi didalam paru-paru bernama pernapasan luar.
Udara ditarik ke dalam paru-paru pada waktu menarik napas dan didorong keluar paru-
paru pada waktu mengeluarkan napas. Udara masuk melalui jalan pernapasan.

B. Tujuan
1. Mengetahui Anatomi Pernafasan
2. Mengetahui Fisisologi Pernafasan

C. Rumusan Masalah
Dari adanya pemaparan latar belakang di atas kami dapat menyimpulkan suatu
rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
a) Bagaimana Anatomi Pernafasan itu?
b) Bagaimana Fisiologi pernafasan itu?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Pernafasan

Dengan bernafas setiap hari setiap sel dalam tubuh menerima persendian
oksigennya pada saat yang sama melepaskan produk oksigensinya. Oksigen yang
bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-
sendiri melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil
buangan dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O) dihilangkan.

Pernafasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan
atau pernafasan dalam dan yang terjadi didalam paru-paru bernama pernafasan luar.
Udara ditarik kedalam paru-paru pada waktu menarik nafas dan didorong keluar
paru-paru pada waktu mengeluarkan nafas. Udara masuk melalui jalan pernafasan yang
akan diterangkan dibawah. Bagian pernafasan dari hidung merupakan bagian atas saluran
pernafasan.
SALURAN PERNAFASAN

Nares anterior adalah saluran-saluran didalam lubang hidung. Saluran-saluran itu


bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini
dilapisi dengan epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior
memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi oleh bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu
bermuara kedalam rongga hidung.

Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang saangat kaya akan pembuluh darah dan
bersambung dengan lapisan faring dan dengan selaput lendir semua sinus yang mempunyai
lubang masuk kedalam rongga hidung. Daerah pernafasan dilapisi dengan epitelium silinder
dan sel spitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lendir. Sekresi dari sel
itumembuat permukaan nares basah dan berlendir diatas septumnasalis dan konkha selaput
lendir ini paling tebal, yang diuraikan dibawah. Adanya tiga tulang kerang (konkhae) yang
diselaputi epitelium pernafasan dan menjorok dari dinding lateral kedalam rongga, sangat
memperbesar permukaan selaput lendir. Sewaktu udara masuk melalui hidung udara disaring
oleh bulu-bulu yang terdapat didalam vestibulum, dan karena kontak dengan permukaan
lendir yang dilaluinya maka udara menjadi hangat, dan oleh penguapan air dari permukaan
selaput lendir menjadi lembab.

Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan osufagus pada ketinggian tulang rawan krikoit. Maka letaknya
dibelakang hidung (naso-faring), dibelakang mulut (oro-faring) dan dibelakang laring
(faring-laringeal). Nares posteriol adalah muara rongga-rongga hidung kenasofaring.
Laring (tenggorok) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya
dari kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk kedalam trakhea dibawahnya.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan
membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depanya
terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun yaitu disebelah depan leher.
Laring terdiri atas dua lempeng atu lamina yang bersambung digaris tengah. Ditepi atas
terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, bentuknya
seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang. Tulang rawan lainnya
ialah kedua tulang krawan aritenoid yang menjulang disebelah belakang trikoid, dan
kanan kiri tulang rawan kuneform dan tulang rawan kornikulata, yang sangat kecil terkait
dipuncak tulang rawan tiroid terdapat epiglottis, yang berupa katup tulang rawan yang
membantu menutup laring waktu menelan. Laring dilapisi oleh jenis selaput lendir yang
sama dengan yang trakea, kecuali pita suara dan epiglottis yang dilapisi sel epitelium
berlapis. Pita suara terletak disebelah dalam laring.
Trakhea. Trakhea atau batang tenggorok kira-kira 9 cm panjangnya. Trakhea
berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini
bercabang menjadi 2 bronkus. Trakhea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak lengkap
berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaring-jaring vibrosa dan yang
melengkapi lingkaran disebelah belakang trakhea, selain itu juga memuat beberapa
jaringan otot.
Trakea servikalis yang berjalan melalui leher, disilang oleh istmus kelenjar tiroid
yaitu belahan dari kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakhea.
Kedua bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakhea pada ketinggian kira-kira
vertebra korakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh
jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan kebawah dan kesamping kearah
tampuk paru-paru. Bronkhus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada yang kiri
sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut
bronkus lobus atas, cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri,
disebut bronkhus lobus bawah. Bronkhus lobus tengah keluar dari bronkhus lobus bawah.
Bronkhus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan yang berjalan
kebawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjaln
kelobus atas dan bawah.
RONGGA TORAKS
Batas-batas yang membentuk rongga dalam toraks ialah :
Sternum dari tulang rawan iga-iga didepan, kedua belas ruas punggung beserta cakram
antar ruas (diskus intervertebralis) yang terbuat dari tulang rawan belakang, iga-iga
beserta otot interkostal disamping, diafragma dibawah, dan dasar leher diatas.
Isi :
Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta
pembungkus leuranya.
Mediastinum ialah ruang didalam rongga dada antara kedua paru-paru. Isinya
jantung dan pembuluh darah besar, usofagus, duktustorasika, aorta desendens, dan vena
kava superior, saraafagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.
B. PARU-PARU
Paru-paru ada dua, merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga
dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung beserta
pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum . Paru-
paru adalah orgaan yang berbentuk kerucut dengan apex (puncak) diatas dan muncul
sedikit lebih tinggi daari klavikula didalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk diatas
landai rongga torax, diatas diafragma.
Lobus paru-paru (belahan paru-paru). Paru-paru dibagi menjadi beberapa
belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri
dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkhial kecil masuk kedalam
setiap lobula dan semakin ia bercabang, semakin ia tipis dan akhirnya menjadi kantong
kecil yang merupakan kantong udara paru-paru. Jaringan paru-paru adalah elastik,
berpori seperti spons.

Bronkhus pulmonaris. Trakhea terbelah menjadi dua bronkhus utama. Bronkhus


ini bercabang lagi sebelum masuk ke paru-paru. Bronkhus terminalis masuk kedalam
saluran agak lain dan disebut vestibula dan disini kelapisan mulai berupah sifatnya,
lapisan epitelium bersilia diganti sel epitelium yang pipih.
Pembuluh darah dalam paru-paru. Arteri pulmonalis membawa darah yang
sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung keparu-paru, cabang-
cabangnya menyentuh saluran bronkhial, bercabang dan bercabang lagi sampai arteriola
halus, arteriola itu membelah-belah membentuk jaringan kapiler dan kapiler itu
menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.
Kapiler paru-paru bersatu dan bersatu lagi membentuk pembuluh darah yang
lebih besar dan akhirnya vena pulmonalis meninggalkan setiap paru-paru yang membawa
berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan keseluruh tubuh melalui aorta.
Hilus (tampuk) paru-paru dibentuk oleh struktur berikut :
Arteri pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen kedalam paru-paru
untuk diisi oksigen,
Vena pulmonalis, yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru-paru
kejantung,
Bronkhus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkhial merupakan
jalan udara utama,
Arteri bronkhialis, keluar dari aorta dan mengantarkan darah arteri kejaringan
paru-paru,
Pembuluh limfe, yang masuk keluar paru-paru, sangat banyak,
Persarafan. Paru-paru mendapat pelayanan dari saraf fagus dan simpati,
Kelenjar limfe. Semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru-paru dapat
menyalurkan kedalam kelenjar yang ada ditampuk paru-paru.

Pleura. Setiap paru-paru dilapisi oleh membran serosa rangkap dua yaitu pleura.
Pleura vriseralis erat melapisi paru-paru masuk kedalam visura dan dengan demikian
memisahkan lobus satu dengan yang lainnya. Pleura melapisi iga-iga ialah pleura
kostalis, bagian yang menutupi diafragma pleura diaframatika, dan bagian yang terletak
dileher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama
membran suprapleuralis (fasiasibson) dan diatas membran ini terletak arteri suklasia.

C. Fisiologi Pernafasan
1. Volume paru-paru
Volume paru dapat ditentukan ,baik volume vital maupun volume totl. Bila paru-
paru mengadakan ekspirasi (mengeluarkan udara) maksimal , pada paru-paru masih
tersisa 1000cc udara yang disebut udara sisa (residu). Dalam keadaan normal , paru-paru
berisi 3500cc udara. Jadi, bila dikurangi udara sisa (residu) tinggal 2500cc yang disebut
udara suplementer.
Pada waktu inspirasi normal udara yang dapat masuk 500cc, udara ini disebut
udara pernafasan . Bila mengadakan inspirasi secara maksimal selain udara pernapasan
terdapat tambahan udara sebanyak 1000 cc. Udara ini merupakan udara komplementer .
Volume vital paru-paru adalah 4000 cc. Udara ini terdiri atas : residu 1000 cc,
udara pernapasan 5000 cc, dan udara suplementer 2500 cc. Volume total paru-paru
sebanyak 5000 cc. Volume total merupakan gabungan antara volume total (4000 cc) dan
udara komplementer (1000 cc).

Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada


pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung
dan mulut, pada waktu bernafas : oksigen masuk melalui trakea dan pipa broskhial ke
alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapis membrane, yaitu membrane alveoli kapiler, memisahkan oksigen
dari darah. Oksigen menembus membran ini dan di pungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan di bawa ke jantung. Dari sini di pompa di dalam arteri kesemua bagian tubuh.
Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini
heglobinnya 95% jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru, karbondioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,
menembus membrane alveolar kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui
pipa bronkahial dan trachea, di napaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan Eksterna :
1. Ventilasi Pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dari alveoli dengan
udara luar.
2. Arus Darah melalui paru-paru.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya
dapat mencapai semua bagian tubuh.
4. Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kepiler. CO2 lebih mudah
berdifusi daripada oksigen.

Semua proses ini di atur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah dating
di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2 ; Jumlah CO2 itu
tidak dapat di keluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini
merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya
pernafasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian terjadi menegeluarkan CO2 dan
memungut lebih banyak O2.

Pernafasan Jaringan atau Pernafasan Interna

Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxihemoglobin),


mengintari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat
lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen
berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya hasil buangan oksidasi, yaitu
karbodioksida.

Perubahan-perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli yang


di sebabkan pernafasan eksterna dan pernafasan interna atau pernafasan jaringan.

Udara yang di hembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama
dengan badan (20% panas badan hilang untuk pemanasan udara yang di kelurkan).

Daya Muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru-paru ialah
4.500 ml – 5.000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari Negara ini,
kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang di hirup
masuk dan di hembuskan keluar pada pernafasan biasa dengan tenang.

Kapasitas Vital. Volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru
pada penarikan nafas dan pengeluaran nafas paling kuat, disebut kapasitas vital paru-
paru. Di ukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki normal 4-5 liter dan ada
seorang perempuan normal 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru,
pada penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan otot
pernafasan.

KECEPATAN DAN PENGENDALIAN PERNAFASAN

Mekanisme pernafasan diatur dan di kendalikan oleh dua factor utama, (a)
kimiawi, dan (b) pengendalian oleh syaraf. Beberapa factor tertentu merangsang pusat
pernafsan yang gterletak di dalam medulla oblongata, dan kalau di rangsang maka pusat
itu mengeluarkan impuls yang di salurkan oleh syaraf spinalis ke otot pernafasan yaitu
otot diafragma dam otot interkostalis.

Pengendalian oleh syaraf. Pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam
medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernafasan. Melalui
beberapa radix saraf servikalis impuls ini di antarkan diafragma oleh syaraf frenikus dan
di bagian yang lebih rendah pada sumsum belakang, impulsnya berjalan dari daerah torax
melalui syaraf interkostalis untuk merangsang otot interpostalis. Impuls ini menimbulkan
kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang kecepatan kira kira lima belas
kali setiap menit.

Impuls aferen yang di rangsang oleh pemekaran gelembung udara,di antarkan


oleh syaraf vagus ke pusat pernafasan di dalam medula.

Pengendalian secara kimiawi. Factor kimiawi ialah factor utama dalam


pengendalian dan pengaturan frekuensi, dan kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan.
Pusat pernafasan di dalam sumsum sangat peka pada reaksi kadar alkali darah harus
dipertahankan. Karbondioksida adalah produk asam dari metabolism, dan bahan kimia
yang asam ini merangsang pusat pernafasan untuk mengirim keluar impuls syaraf yang
bekerja atas otot pernafasan.

Kedua pengendalian, melaui syaraf dan secara kimiawi, adalah penting. Tanpa
salah satunya orang tak dapat bernafas terus dalam hal paralisa otot pernafasan
(interkostal, afragna), di gunakan fentilaasi paru-paru atau suatu alat pernafasan buatan
lainnya untuk melanjutkan pernafasan, sebab dada harus bergerak supaya udara dapat di
keluar masukan paru-paru.

Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan dalamnya


pernafasan. Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk
member energy yang diperlukan untuk pekerjaan, akan menimbulkan kenaikan pada
jumlah karbondioksida didalam darah dan akibatnya pembesaran ventilasi paru-paru.

Emosi, rasa sakit dan takut misalnya, menyebabkan siklus yang merangsang pusat
pernafasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat, hal yang kita ketauhi
semua.

Impuls aferen dsari kulit menghasilkan efek serupa, bila badan dicelup dalam air
dingin atau menerima guyuran air dingin, maka penarikan nafas kuat menyusul.

Penendalian secara sabar atas gerakan pernafasan mungkin, tetapi tidak dapat
dijalankan lama, oleh sebab geraknya adalah otomtik. Suatu usaha untuk menahan nafas
untuk waktu lama akan gagal karena pertambahan karbondioksida yang melebihi normal
didalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.

Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Kalau bernafas
secara normal maka ekspirasi menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar.
Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbaik dan
urutannya menjadi: inpirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini di sebut pernafasan terbalik.

Kecepatan normal setiap menit:

Bayi baru lahir………………………………………………………………………… 30-40

Dua belas bulan……………………………………………………………………….. 30

Dari Dua sampai lima tahun ………………………………………………………….. 24

Orang Dewasa ………………………………………………………………………… 10-20

Gerakan Pernafasan. Dua saat terjadi sewaktu pernafasan:

a. Inspirasi
Inspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang di selenggarakan oleh kerja otot.
Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vartikal.
Kenaikan iga-iga dan sternum, yang di timbulkan oleh kontraksi otot interkostalis,
meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat
elastic menggembung untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara di tarik masuk
ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna di beri peran sebagai otot tambahan,
hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
b. Ekspirasi
Pada ekspirasi, udara di paksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru
kempes kembali di sebabkan sifat elastic paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.
Ketika pernafasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu
menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga di bawa
bergerak dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang kempis.

Kebutuhan tubuh akan oksigen. Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah di
sebut, oksigen dapat diatur menurut keperluan. Orang bergantung pada oksigen untuk
hidupnya; kalau tidak mendapatkannya selama lebih dari 4 menit akan mengakibatkan
kerusakan otak yang tak dapat di perbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan
genting timbul bila misalnya seorang anak menudungi kepala dan mukanya dengan
kantong plastic dan menjadi mati lemas. Tetapi bila penyediaan oksigen hanya
berkurang, maka pasien menjadi kacau pikiran, ia menderita anoxia serebralis. Hal ini
terjadi pada orang yang bekerja dalam ruangan sempit tertutup seperti dalam ruang kapal,
di dalam tank dan ruang ketel uap; oksigen yang ada, mereka habiskan dan kalau mereka
tidak di beri oksigen untuk pernafasan atau tidak dipindahkan ke udara yang normal,
maka mereka kan meninggal karena anoxemia atau di singkat anoxsia. Istilah lainnya
ialah hypoxemia atau hipoksia.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigen nya dan pada saat
yang sama melepas produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan
hydrogen dari jaringan, memungkinkan setip sel sendiri-sendiri melangsungkan proses
metabilismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk
karbondioksida (CO2) dan air (H2O) di hilangkan.
2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran dari
pembanca untuk menyempurnakan makalah ini, agar dapat bermanfaat bagi pembaca.
Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C. Pearce. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT


GRAMEDIA

You might also like